PENERAPAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KOPERASI UNTUK MENGETAHUI KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS XII AK 3 DI SMK NEGERI 2 BLITAR

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Sri Sukiyani

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh SISWANTI A

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

ABSTRACT. Key Words: Learning achievement, Small group discussion/buzz group strategies

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009.

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Nina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

121 Penerapan Metode Mind Mapping Dan Model Student Facilitator...

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: FITRI NUR FATHONAH A

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Yeni Andriyani 1, M. Rifa at Hamdy 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PENJASKESREK Tahun 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Strategi Meningkatkan Motivasi.I Putu Darma Putra 71

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

Transkripsi:

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KOPERASI UNTUK MENGETAHUI KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS XII AK 3 DI SMK NEGERI 2 BLITAR Wahyu Dwinda Waskito Fakultas Ekonomi, UNESA, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Penggunaan metode mengajar yang dilakukan untuk memberikan materi pelajaran Akuntansi Koperasi dengan memakai metode ceramah dan tanya jawab pada siswa kelas XII AK 3 SMK Negeri 2 Blitar belum memberikan hasil yang memuaskan bagi peningkatan prestasi belajar siswa tersebut. Untuk menggantikan metode yang sudah lama ada maka perlu digunakan metode baru yaitu metode diskusi pada mata pelajaran Akuntansi Koperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Koperasi kelas XII AK 3 SMK Negeri 2 Blitar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Teknik analisis yang digunakan ada analisis tes belajar siswa, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode diskusi menunjukkan bahwa model pembelajaran ini belum bisa mencapai ketuntasan kelas yaitu nilai minimal 80 sebanyak 85% dari jumlah siswi. Akan tetapi hal tersebut belum cukup untuk dijadikan sebuah keputusan bahwa metode diskusi tidak bisa meningkatkan ketuntasan belajar siswi kelas XII AK 3 SMKN 2 pada mata pelajaran akuntansi koperasi. Kata kunci : ketuntasan belajar, diskusi. Pendidikan pada saat ini menunjukkan suatu ketidaksinambungan antara cara atau metode yang digunakan dengan materi yang diajarkan. Jika suatu materi pelajaran dijelaskan maka metode yang digunakan hendaknya sejalan dengan materi tersebut. Seorang pengajar harus mampu membaca kondisi kelas sehingga dapat memilih metode pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi ajar. Pengembangan metode pembelajaran juga mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran, karena tidak dipungkiri lagi seorang pengajar memiliki jiwa kreativitas yang ditujukan untuk memodifikasi cara-cara dalam pengajaran. Adapun metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran memang membutuhkan waktu yang singkat dalam penyampaian materi, tetapi sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah murid mampu memahami semua materi yang disampaikan oleh pengajar?, dari pertanyaan itu sudah jelas bahwa penggunaan metode ceramah lebih ditujukan pada berhasilnya materi disampaikan semuanya kepada siswa, bukan untuk menjadikan siswa paham terhadap semua materi yang diajarkan. Pada mata pelajaran Akuntansi Koperasi yang mempunyai kedudukan sebagai muatan lokal, dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah. Hal ini membuat siswi-siswi kelas XII AK 3 SMKN 2 Bitar, dalam mendapatkan materi pelajaran akuntansi koperasi mengalami kesulitan. Adapun tingkat kesulitannya sangat berpengaruh terhadap ketuntasan belajar siswi 1

terahdap mata pelajaran tersebut. Metode diskusi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan ketidak tuntasan siswi dalam memahami mata pelajaran akuntansi koperasi. Diskusi merupakan bagian dari teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Menurut Sudjana (2000:79) diskusi pada dasranya adalah tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara taratur dengan maksud untuk mendaptakan pengertian bersamayang lebih jelas dan teliti tentang sesuatu untuk,mempersiapkan dan menampung keputusan bersama. Maka pada penelitian ini akan dibahas penerapan metode diskusi di dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi koperasi dan diharapkan penerapan metode diskusi ini mampu mendorong siswi untuk mencapai ketuntasan belajanya pada mata pelajaran akuntansi koperasi. Berdasarkan pada latar belakang di atas, peneliti mengambil judul penelitian yaitu Penerapan Metode Diskusi pada Mata Pelajaran Akuntansi Koperasi untuk Mengetahui Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XII AK 3 SMK Negeri 2 Blitar. Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk engetahui pencapaian ketuntasan siswi dalam memperoleh mata pelajaran Akuntansi Koperasi dengan menggunakan metode diskusi. Metode Pembelajaran Diskusi Diskusi merupakan bagian dari teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Pada kegiatan diskusi terjadi interaksi antar anggota untuk menyampaikan dan menerima ide atau gagasan yang dibicarakan. Dengan menenggunakan teknik diskusi, selain mencapai kesepakatan materi yang dibicarakan juga melatih keterampilan berbahasa khususnya berbicara. Peserta diskusi yang tidak terbiasadalam berbicara, maka dengan teknik diskusi akan terlatih untuk mengemukakan gagasan mengenai materi yang didiskusikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diskusi salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara para siswa maupun siswi, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah. Hal yang paling menonjol dalam kegiatan diskusi adalah tukar-menukar informasi antara dua orang atau lebih. Kegiatan tukar menukar informasi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh satu kesepakatan bersama. Menurut Sudjana (2000:79) diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang jelas dan teliti tentang sesuatu, untuk mempersiapkan dan menampung keputusan bersama. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudirman dkk. (1992:150) yakni cara penyajian pelajaran di mana siswa siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Berdasarkan hal tersebut, diskusi adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh 2

beberapa orang untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam pelaksanaan diskusi semua anggota memberikan sumbangan pemikiran atas masalah yang dibahas. Sumbangan demi sumbangan ditampung yang akhirnya menghasilkan satu kesimpulan dan kesepakatan bersama. Adapun teknik diskusi dalam pembelajaran yaitu melaksanakan diskusi dalam menguasai pokok bahasan atau subpokok bahasan yang disajikan oleh guru untuk mencapai kesepakatan bersama atas dasar hasil sumbang saran setiap anggota diskusi. Soetomo (1993 : 153) menyebutkan bahwa metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan murid diberikan kesempata secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya. Dalam kelompok diskusi siswa saling tukar informasi tentang permasalahan yang sedang dibahas. Perbedaan pendapat sering terjadi. Semakin banyak yang beda pendapat, maka keadaan diskusi semakin hidup. Slameto (1991 : 101) menyebutkan bahwa diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan diantara tiga orang siswa atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin. Percakapan diartikan sebagai adanya pendapat dari masing-masing anggota kelompok dalam ikut memberikan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan pemikirannya masingmasing. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa metode diskusi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Terdiri dari beberapa orang, bisa lebih dari tiga orang b. Ada permasalahan yang sedang dicarikan solusi pemecahannya c. Ada yang menjadi pemimpin d. Ada proses tukar pendapat atau informasi e. Menghasilkan rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang dibahas Dengan melaksanakan metode diskusi yang dilaksanakan dengan benar, maka suasana kelas akan menjadi semakin hidup. Semakin banyak yang berpendapat maka kegiatan diskusi semakin baik. Dalam diskusi, peran guru adalah mengatur jalannya diskusi, memberi bimbingan kepada kelompok yang merasa menemukan kebuntuan, dan menjadi penengah apabila kegiatan diskusi tidak dapat menemukan kesimpulan. Agar pelaksanaan diskusi berjalan dengan baik, maka guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Menentukan masalah (topik) yang dapat dijangkau oleh taraf berfikir siswa b. Mengemukakan masalah dengan memberi penjelasan cara-cara pemecahannya, dan menjelaskan hasil apa yang ingin dicapai dalam diskusi c. Dalam pembentukan kelompok hendaknya diperhatikan kemampuan masing-masing siswa 3

d. Menjelaskan tentang aturan-aturan yang digunakan dalam diskusi e. Diupayakan agar guru dapat menumbuhkan ide-ide yang baik dari siswa f. Masing-masing siswa harus mencatat hasil diskusi dan menyerahkan kepada guru. Agar siswa dapat secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi, maka dia harus memiliki ketrampilan untuk bekerjasama dengan teman anggota kelompoknya. Ketuntasan Belajar Setiap kegiatan pembelajaran selalu memiliki tujuan. Tujuan yang diharapkan juga harus mengarah pada perubahan tingkah laku peserta didik. Sehingga semua kegiatan instruksional selalu diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, dan kegiatan itu belum dapat dikatakan selesai atau berhasil sebelum dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai wujud dari pencapaian tujuan pembelajaran bagi siswa adalah ketuntasan belajar. Poerwadarminta (1978 : 768) menyatakan bahwa ketuntasan belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu. Hasil yang diperoleh siswa tidaklah sama antara yang satu dengan yang lain. Ketuntasan belajar yang diperoleh oleh siswa disebut nilai. Sehingga ada yang menyebutkan bahwa ketuntasan belajar merupakan nilai yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketuntasan belajar sebagai hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat dijaring dari kegiatatn evaluasi. Evaluasi atau penilaian digunakan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa tes. Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dapat digolongkan kedalam tiga golongan atau segi, yaitu : segi kognitif, segi afektif, dan segi psikomotor. Penggolongan tersebut berdasarkan Taksonomi Bloom. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan evaluasi, dilakukan analisis hasil evaluasi. Analisis hasil evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar, baik secara individu maupun secara klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 80. Sedangkan secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila minimal 85% dari siswa dalam kelas tersebut memperoleh nilai minimal 80. Hubungan Antara Ketuntasan Belajar dengan Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang menyangkut kognitif (pengetahuan), efektif (nilai dan sikap), dan keterampilan (psikomotor). Pembelajaran melalui metode diskusi adalah pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar berpendapat dan menyampaikan materi sesuai dengan 4

pemahamannya serta belajar untuk bekerja sama dalam berkelompok. Keterkaitan antara pembelajaran menggunakan metode diskusi dengan kualitas pembelajaran siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan model tersebut membuat siswa lebih antusias dan aktif dalam menerima mata pelajaran, selain itu dalam pembelajaran tersebut ditekankan pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih siap berbicara dan bertukar ide dengan tujuan memahami materi mata pelajaran. Hipotesis Tindakan Tingkat keberhasilan siswa kelas XII AK 3 SMK Negeri 2 Blitar dalam ketuntasan belajar pada mata pelajaran akuntansi koperasi dipengaruhi oleh keaktivan dan motivasi siswa untuk memahami mata pelajaran tersebut. Model pembelajaran diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa XII AK 3 SMK Negeri 2 Blitar dalam memahami mata pelajaran akuntansi koperasi. METODE PENELITIAN Subyek Penelitian, penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Blitar. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas XII AK 3 SMK Negeri 2 Blitar, jumlah siswa 35 dengan proporsi siswa laki-laki sejumlah 0 dan siswa perempuan sejumlah 35 Diambilnya subyek penelitian ini atas dasar pertimbangan bahwa siswa kelas tersebut adalah kelas yang dipegang oleh penulis dan merupakan kelas yang kurang antusias dalam mata pelajaran akuntansi koperasi. Setting Penelitian, penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Blitar. SMK Negeri 2 Blitar terletak di JL. Tanjung no. 111 Blitar. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan jarak yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian. Desain Penelitian, penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Tim peneliti terdiri dari dua orang mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Koperasi UNESA dan satu orang guru mata pelajaran kompetensi dasar kejuruan dari SMK Negeri 2 Blitar. Model rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Menurut Aqib (2006:30) Siklus penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan : (1) tahap penyusunan rencana tindakan (planning); (2) tahap pelaksanaan tindakan (action); (3) tahap pengamatan; (4) tahap refleksi (reflecting). Instrumen Penelitian, lembar Observasi, digunakan untuk mengetahui kegiatan dan keaktifan, baik guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model student facilitator and explaining. Dan tes yang diberikan kepada siswa dalam bentuk presentasi dan tanya jawab. Teknik Analisis Data, analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yakni memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Menurut Hariwijaya (2008: 85) Tahap Analisis data merupaka Tes nyata dari rencana penelitian yang menuntut hasil belajar peneliti. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai 80% atau setara dengan 5

nilai 80 dan suatu kelas tersebut dikatakan tuntas belajar apabila di kelas tersebut telah terdapat 85% dari siswa yang mencapai daya serap 80% untuk menyatakan bahwa siswa Analisis Data Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran akuntansi koperasi yang mengfokuskan pada keaktifan dikatakan tuntas belajar adalah sebagai berikut siswa-siswi dalam menyampaikan : pendapatnya yang dilakukan pada penelitian Skor Penguasaan materi + presentasi ini, yang pada awal pembelajaran Siswa Tuntas Belajar = diemplementasikan pada pengajaran di kelas 2 Jumlah Siswa yang tuntas Ketuntasan Klasikal = XII AK 3 SMKN 2 Blitar. Menunjukan adanya masalah yang didiskusikan oleh kelompok dan diambil solusinya. Dari X hasil 100% diskusi tersebut Jumlah Keseluruhan Siswa maka siswa-siswi mampu memahami materi Prosentase skor yang diperoleh dapat yang disampaikan oleh pengajar. Berdasarkan data yang sudah disajikan diinterprestasikan sebagai berikut: di atas, terdapat analisis terhadap nilai ulangan A = jika diperoleh skor antara 80-100 (sangat harian siswa-siswi yang dalam proses tinggi) B = jika mempeoleh skor antara 60-79 (tinggi) C = jika memperoleh skor antara 30-59 (sedang) D = jika memperoleh skor antara 10-29 (rendah) pembelajaran menggunakan meode diskusi. Dengan hasil analisis yaitu adanya ketidak tuntasan pada siswa berjumlah 6 anak, yang mengakibatkan ketuntasan kelas berdasarkan analisis klasikal dengan nilai ketuntasan kelas 83%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA pengunaan metode diskusi membutuhkan Penyajian Data pemahaman secara keseluruhan terhadap Hasil evaluasi siswa secara klasikal materi yang diajarkan. Karaktristik Nilai Jumlah siswa yang tidak 0 masuk N 35 Σ Siswa yang tuntas ( 80 29 ) Σ Siswa yang tidak tuntas 6 ( 80 ) Ketuntasan kelas (%) 83 % SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode diskusi, menunjukkan bahwa model pembelajaran ini belum bisa mencapai ketuntasan kelas yaitu nilai minimal 80 sebanyak 85% dari jumlah siswi. Akan tetapi hal tersebut belum cukup untuk dijadikan sebuah keputusan bahwa metode diskusi tidak bisa meningkatkan 6

ketuntasan belajar siswi kelas XII AK 3 SMKN 2 pada mata pelajaran akuntansi koperasi. Akan tetapi masih memerlukan adanya pengimplementasian ulang dalam penyampaian materi dengan menggunakan metode diskusi. Saran 1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa, maka guru perlu memberi stimulus yang dapat memancing siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. 2. Disarankan saat guru menerapkan metode diskusi, perlu diperhatikan kemampuan siswa, sebab model ini menuntut siswa yang dapat membaca, berbicara, bertanggung jawab, memiliki kemampuan individu untuk menjadi fasilitator dan membelajarkan siswa. DAFTAR RUJUKAN Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya. Hariwijaya, M. 2008. Cara Mudah Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Pararaton. Iman, Muis. S. 2004. Pendidikan Partisipatif. Jakarta: Safira Insahi Press. Parera, Jos Daniel. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta : Erlangga. Sudirman, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung : Rosdakarya Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dsar Proses Belajar mengajar. Bandung : Sinar baru Algensindo 7