d-aljabar Farida Widiawati dan Suryoto Program Studi Matematika, Universitas Diponegoro

dokumen-dokumen yang mirip
KELAS-KELAS BCI-ALJABAR DAN HUBUNGANNYA SATU DENGAN YANG LAIN. Winarsih 1, Suryoto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR. Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2. Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275

Fahmi Ulfa Nur Hidayati dan Suryoto Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

K-ALJABAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

PRA A*-ALJABAR SEBAGAI SEBUAH POSET

TM-ALJABAR DAN ASPEK-ASPEK TERKAIT

Restia Sarasworo Citra 1, Suryoto 2. Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

0. Diperoleh bahwa: Selanjutnya dibuktikan tertutup terhadap perkalian skalar:

KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

KETERKAITAN RG-ALJABAR DAN STRUKTUR GRUP

Karakterisktik Elemen Satuan Pada Semiring Pseudo-Ternary Matriks Atas Bilangan Bulat Negatif

BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) )

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

TEORI IDEAL PADA SEMIRING FAKTOR DAN SEMIRING TERNARY FAKTOR

SUATU KAJIAN PADA BCI-ALJABAR YANG TERKAIT DENGAN SIFAT DERIVASI KIRI

SUB KS-SEMIGRUP FUZZY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT. Tessa Danty Fajriyah 1, Suryoto 2, Widowati 3

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

untuk setiap x sehingga f g

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

R-SUBGRUP NORMAL FUZZY NEAR-RING

Prosiding ISSN:

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

Relasi Kongruensi Fuzzy pada Grup dan Grup Hasil Bagi

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

1 SISTEM BILANGAN REAL

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Saman Abdurrahman, Na imah Hijriati, Thresye

Semigrup Legal Dan Beberapa Sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

Syarat Perlu Dan Cukup Subaljabar Merupakan Ideal di Dalam Aljabar BCI

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

KAJIAN BENTUK-BENTUK IDEAL PADA SEMIRING

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

Definisi 1. Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B. A x B = {(a, b) a A dan b B}.

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK DALAM PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR (The Logical Identification Approach on the Subject of Abstract Algebra)

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

SIFAT-SIFAT BI- -IDEAL PADA -SEMIGRUP Romi Setiawardi 1, Y.D. Sumanto 2, Suryoto 3

Saman Abdurrahman Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani km 36 Banjarbaru

Eksistensi Dan Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Kontraktif Pada Ruang Metrik-G Komplit

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK UNTUK MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DEFINISI DAN TEOREMA PADA STRUKTUR ALJABAR LANJUT 1

PRA A -MODUL ATAS PRA A -ALJABAR DAN ALJABAR IF-THEN-ELSE ATAS PRA A -ALJABAR

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

Syarat Perlu dan Cukup Struktur Himpunan Transformasi Linear Membentuk Semigrup Reguler 1

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

TEORI HEMIRING ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

URUTAN PARSIAL PADA SEMIGRUP DAN PADA KELAS- KELAS DARI SUATU SEMIGRUP

Definisi 1. Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B. A x B = {(a, b) a A dan b B}.

SIFAT SUB RUANG TOPOLOGI HASIL KALI RUANG METRIK KERUCUT

FUNGTOR KONTRAVARIAN DAN KATEGORI ABELIAN

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

INTERVAL KEKONTRAKTIFAN PEMETAAN PADA RUANG BANACH. Badrulfalah 1, Khafsah Joebaedi. 2.

Semiring Pseudo-Ternary. Pseudo-Ternary Semiring

Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

METODA PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

1 SISTEM BILANGAN REAL

KAJIAN OPERASI ARITMETIKA INTERVAL DAN SIFAT-SIFATNYA

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

Transkripsi:

d-aljabar Farida Widiawati dan Suryoto Program Studi Matematika, Universitas Diponegoro fardzidaawdite@gmailcom ABSTRAK Dalam makalah ini akan dikaji mengenai d-aljabar Di dalam d-aljabar terdapat konsep edge d-aljabar dan konsep d-transitif Setiap d-aljabar disebut edge d-aljabar apabila memeuhi sifat terntentu Kemudian setiap d-aljabar yang memenuhi sifat transitif disebut d- transitif Kata kunci: d-aljabar, edge d-aljabar, sifat transitif, d-transitif I PENDAHULUAN Pada Tugas Akhir yang disusun oleh Deffyana Prastya Arifani mahasiswa matematika Universitas Diponegoro pada tahun 2010 telah dikaji mengenai BCKaljabar, sedangkan dalam makalah ini akan dikaji mengenai d-aljabar yang merupakan generalisasi dari BCK-aljabar Himpunan tak kosong X dengan 0 sebagai elemen khusus dan dilengkapi operasi biner serta memenuhi aksiomaaksioma tertentu akan membentuk struktur aljabar yang disebut d-aljabar Di dalam d-aljabar dibahas mengenai definisi d-aljabar dan beberapa hal yang terkait dengan d-aljabar seperti edge d-aljabar dan d-transitif II HASIL DAN PEMBAHASAN Misalkan X himpunan tak kosong dengan operasi biner dan 0 sebagai elemen khusus, serta memenuhi aksioma-aksioma tertentu maka akan membentuk struktur aljabar yang disebut d-aljabar Berikut akan diberikan definisi dari d- aljabar Definisi 21 Misalkan X himpunan tak kosong dengan operasi biner dan 0 sebagai elemen khusus, himpunan X disebut d-aljabar jika untuk setiap memenuhi aksioma-aksioma berikut ini,

, jika dan maka Berikut akan diberikan contoh dari Definisi 21 Contoh 21 Misalkan X = { 0, 1, 2 } dan didefinisikan suatu operasi biner sebagaimana diberikan oleh tabel berikut ini Tabel 1 Pendefinisian operasi biner pada pada X * 0 1 2 0 0 0 0 1 2 0 2 2 1 1 0 Akan ditunjukkan bahwa X = { 0, 1, 2 } merupakan d-aljabar (I) Untuk memperlihatkan dipenuhinya aksioma, dilakukan dengan membuktikan bahwa untuk setiap Dari Tabel 1 tampak bahwa,, dan (dapat dilihat dari diagonal utama tabel) dengan kata lain untuk setiap Jadi aksioma terpenuhi (II) Untuk memperlihatkan terpenuhinya aksioma, dilakukan dengan membuktikan bahwa untuk setiap Dari Tabel 1 tampak bahwa, dan (dapat dilihat dari baris pertama tabel) dengan kata lain untuk setiap Jadi aksioma terpenuhi (III) Untuk memperlihatkan terpenuhinya aksioma, diambil sebarang Pembuktian terpenuhinya aksioma diperlihatkan pada tabel berikut ini

Tabel 2 Pembuktian aksioma pada dengan operasi biner 0 0 0 0 0 1 0 2 0 2 0 1 1 0 2 0 1 1 0 0 1 2 2 1 2 0 1 0 2 1 1 2 2 2 0 0 Dari Tabel 2 di atas tampak bahwa aksioma terpenuhi Karena semua aksioma d-aljabar terpenuhi maka X = { 0, 1, 2 } yang dilengkapi operasi * seperti yang didefinisikan pada Tabel 1 merupakan d-aljabar Setiap d-aljabar yang memenuhi syarat tertentu dapat disebut sebagai edge d- aljabar sebagaimana diberikan oleh definisi berikut ini Definisi 22 [5] Misalkan (X, *, 0) adalah d-aljabar Untuk suatu didefinisikan, X disebut edge d-aljabar jika untuk setiap Berikut akan diberikan contoh dari Definisi 22 Contoh 22 Berdasarkan Contoh 21 telah diperlihatkan bahwa adalah suatu d- aljabar dengan operasi biner pada X yang telah diberikan pada Tabel 1 Selanjutnya akan dilihat apakah X merupakan edge d-aljabar Misalkan diambil dari Tabel 1 nampak bahwa,, dan (dapat dilihat dari baris kedua tabel) Ini berarti bahwa Dengan kata lain terdapat suatu sehingga Sehingga dapat

disimpulkan bahwa X dengan operasi biner pada X yang telah diberikan pada Tabel 1 bukan merupakan edge d-aljabar Kemudian akan diberikan contoh edge d-aljabar sebagai berikut Contoh 23 Misalkan dan didefinisikan suatu operasi * pada X sebagaimana diberikan oleh tabel berikut ini Tabel 3 Pendefinisian operasi biner pada 0 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 2 2 2 0 Dengan cara yang sama dengan Contoh 21 dapat dibuktikan bahwa X = { 0, 1, 2 } yang dilengkapi operasi * seperti didefinisikan pada Tabel 3 merupakan d-aljabar Selanjutnya akan dibuktikan bahwa X adalah edge d-aljabar yaitu untuk setiap Untuk memperlihatkan bahwa X adalah edge d- aljabar, diambil sebarang dan perhitungan selengkapnya akan diberikan pada tabel berikut Tabel 4 Pembuktian edge d-aljabar pada X x a x * a 0 0 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 1 1 0 1 2 1 x a x * a 2 0 2 2 1 2

2 2 0 Dari Tabel 4 tampak bahwa untuk setiap Jadi X = { 0, 1, 2 } yang dilengkapi operasi biner seperti didefinisikan pada Tabel 3 merupakan edge d-aljabar Berikut diberikan sifat yang pada edge d-aljabar sebagaimana diberikan pada lemma dan proposisi berikut ini Lemma 23 Jika (X; *, 0) adalah edge d-aljabar, maka untuk setiap Bukti: adalah edge d-aljabar Akan ditunjukkan bahwa Diketahui untuk setiap Diambil sebarang Terdapat dua kasus yaitu a Untuk dan, maka b Untuk Mengingat bahwa (X, *, 0) adalah edge d-aljabar maka untuk setiap atau Andaikan Dilain pihak, dengan mengingat bahwa menurut aksioma haruslah haruslah (bertentangan dengan maka ) Jadi Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika (X, *, 0) adalah edge d-aljabar maka untuk setiap Proposisi 24 Jika (X, *, 0) adalah edge d-aljabar, maka untuk setiap Bukti: Diketahui adalah edge untuk setiap d-aljabar Akan ditunjukkan bahwa

Diambil sebarang Ada dua kasus yaitu untuk a Untuk dan, diperoleh karena b Untuk Mengingat bahwa X adalah edge d-aljabar maka Untuk atau, maka karena dengan Lemma 34 karena Untuk maka karena Jadi dapat disimpulkan bahwa jika (X, *, 0) adalah edge d-aljabar maka untuk setiap Setiap d-aljabar yang memenuhi syarat tertentu disebut d-transitif Berikut diberikan definisi dari d-transitif sebagaimana diberikan oleh definisi berikut ini Definisi 25 Setiap d-aljabar (X,, 0) disebut d-transitif asalkan untuk setiap jika dan maka Untuk memperjelas definisi diatas akan diberikan contoh sebagai berikut Contoh 24 Berdasarkan Contoh 21 telah diperlihatkan bahwa -aljabar dengan suatu operasi biner pada adalah suatu yang telah diberikan pada Tabel 1

Selanjutnya akan diperlihatkan bahwa X merupakan d-transitif Untuk memperlihatkan bahwa X adalah d-transitif, dilakukan dengan membuktikan bahwa jika dan maka untuk setiap Diambil sebarang dan pembuktian selengkapnya diberikan pada tabel berikut Tabel 5 Pembuktian d-transitif pada X 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 2 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 2 1 0 2 0 0 2 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 2 2 1 0 2 2 1 2 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 2 2 1 0 1 2 0 2 0 2 1 2 1 0 2 2 1 2 2 2 0 2 2 0 0 1 0 1 2 0 1 1 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 1

2 1 1 1 0 1 2 1 2 0 1 1 2 2 0 1 0 0 2 2 1 1 2 0 2 2 2 0 0 0 Dari Tabel 5 nampak bahwa jika dan maka Jadi X merupakan d-transitif III KESIMPULAN Himpunan tak kosong X dengan 0 sebagai elemen khusus dan tunggal kemudian dilengkapi operasi biner serta memenuhi aksioma-aksioma tertentu akan membentuk struktur aljabar yang disebut d-aljabar Setiap d-aljabar disebut sebagai edge d-aljabar apabila untuk setiap elemen di dalam d-aljabar dioperasikan dengan semua elemen dalam d-aljabar tersebut akan menghasilkan elemen khusus atau elemen itu sendiri Sedangkan setiap d-aljabar disebut d- transitif apabila untuk setiap dimana X adalah sebuah d-aljabar akan jika dan maka IV DAFTAR PUSTAKA [1] Chandramouleeswaran, M and N Kandaraj 2011 Derivations On d-algebras International Journal Of Mathematical Sciences And Applications, vol 1, no 1 http://ijmsayolasitecom/resources/13pdf ( 12 Oktober 2011) [2] Neggers, J and Hee Sik Kim 1999 On d-algebras Math Slovaca, vol49, no1, hal:19-26 http://dmlcz/bitstream/handle/10338dmlcz/129981/mathslov_49-1999-1_3pdf ( 13 Oktober 2011)