INFLASI BULAN JULI TERCATAT 0,93 % Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada beberapa andil penyebab inflasi bulan Juli yang mencapai 0,93%. BPS menyatakan angka tersebut lebih tinggi jika dibandingakan dengan bulan lalu (Juni) yang angkanya mencapai 0,43%. Adapun untuk inflasi tahun kalender mencapai 2,94%, inflasi komponen inti Juli 2014 mencapai 0,52%, dan inflasi inti tahun ke tahun 4,64%. Sedangkan inflasi tertinggi ada di kota Bengkulu, 2,92% Terendah Maumere, 0,13%. Untuk Inflasi bulan Juli 2014, jika dibandingkan dengan tahun lalu dengan sekarang berbeda yaitu dimana terletak pada kenaikan BBM. Inflasi yang rendah pada bulan Juli adalah berkat keberhasilan pemerintah yang berhasil menekan angka inflasi selama bulan ramadhan hingga hari raya lebaran. Hal ini menunjukan bahwa pada bulan puasa ini inflasi terkendali, memang ini merupakan salah satu keberhasilan pemerintah dalam menjalankan laju inflasi. Pengendaliannya jauh dilakukan sebelum bulan puasa. Tampilan 1. Tabel Inflasi Juni Juli 2014 NERACA PERDAGANGAN JUNI 2014 DEFISIT US$ 305,1 JT Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca Perdagangan Mengalami Defisit mencapai US$ 305,1 juta pada Juni 2014. Defisit nerca perdangangan dikarenakan impor masih tinggi dibandingkan ekspor. Meskipun, Neraca Perdangan defisit, volume perdagangan Juni 2014 surplus 32,2 juta ton. Saat ini, ekspor Indonesia pada Juni 2014 sebesar US$ 15,42 miliar, naik 4,45% dibanding Juni 2013. Dibanding bulan sebelumnya, ada kenaikan 4%. Sedangkan total ekspor sepanjang Januari - Juni tercatat US$88,83 miliar, turun 2,46%, serta ekspor non migas Januari - Juni mencapai US$73,14 miliar turun 2,14%. Sementara total impor sepanjang Januari - Juni adalah US$89,98 miliar atau turun 4,7% secara tahunan. Impor non migas sebesar US$68,18 miliar atau turun 5,7%. Barang impor non migas terbesar masih didominasi mesin dan peralatan mekanik atau US$3,05 miliar serta mesin dan peralatan listrik atau US$8,88 miliar. Tampilan 2. Tabel Ekspor - Impor Januari - Juni 2014
BANK INDONESIA TAHAN BI RATE 7,5% Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate atau suku bunga sebesar 7,5%. Merumuskan dari hasil rapat dewan gubernur, memutuskan untuk mempertahankan BI rate 7,5% dengan lending facility dan deposit facility masing-masing 7,5% dan 5,75%. Menurut Gubernur BI, kebijakan tersebut untuk mengarahkan sasaran inflasi agar sesuai dengan target. Kebijakan konsisten untuk mengarahkan inflasi tahun ini 4,5%+-1% dan inflasi 2015 sebesar 4%+-1%. Dengan mempertahankan BI rate memiliki tujuan menekan neraca transaksi berjalan ke bawah. Selain itu, dengan bertahannya suku bunga termasuk menjaga stabilitas makro ekonomi, menjaga pengelolaan utang luar negeri dengan koordinasi kebijakan pegendalian deficit current account. CADANGAN DEVISA JULI 2014 MENCAPAI US$ 110,5 M Posisi cadangan devisa Indonesa pada akhir Juli 2014 mencapai 110,5 miliar dolar AS, meningkat dari akhir Juni 2014 sebesar 107,7 miliar dolar AS. Peningkatan jumlah cadangan tersebut terutama berasal dari penerbitan Euro Bonds dan penerimaan devisa hasil ekspor migas pemerintah yang melampaui pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, penerimaan devisa sebagai dampak dari aliran masuk modal asing juga berpengaruh positif terhadap peningkatan posisi cadangan devisa Juli 2014. Posisi cadangan devisa per akhir Juli tersebut dapat membiayai 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai kenaikan cadangan devisa berdampak positif terhadap upaya memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. TRANSAKSI BERJALAN INDONESIA 2Q14 DEFISIT US$ 9,1 M Kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2Q14 membaik di tengah tekanan defisit transaksi berjalan yang meningkat. Surplus NPI meningkat dari USD 2,1 miliar pada 1Q14 menjadi USD 4,3 miliar pada 2Q14. Membaiknya kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi modal dan financial yang mencatat peningkatan surplus yang signifikan dibandingkan dengan 1Q14 sehingga dapat membiayai sepenuhnya defisit transaksi berjalan yang melebar sesuai pola musimannya. Peningkatan surplus NPI 2Q14 tersebut pada gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari USD 102,6 miliar pada akhir 1Q14 menjadi USD107,7 miliar pada akhir 2Q14. Jumlah cadangan devisa ini cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6,1 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada Juli 2014, posisi cadangan devisa kembali meningkat menjadi USD 110,5 miliar. Defisit transaksi berjalan 2Q14 mencapai USD 9,1 miliar (4,27% PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar USD 10,1 miliar (4,47% PDB) pada periode yang sama tahun 2013, sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh oleh BI dan Pemerintah. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring penurunan impor mengikuti pelemahan permintaan domestik.
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2Q14 TUMBUH 5,12% Badan Pusat Statistik ( BPS ) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2014 mencapai 5,12%. PDB Indonesia kuartal kedua tumbuh 5,12 persen untuk year on year, tumbuh 2,47% dibandingkan kuartal pertama," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin di Jakarta, Selasa (5/8/2014). Suryamin mengatakan sektor pendukung pertumbuhan kuartal pertama tahun ini sebesar 5,12% berasal dari perdagangan hotel dan restoran yang menyumbang 4,17% lalu sektor kontruksi dan industri pengolahan. Pertumbuhan tertinggi dari tiga sektor ekonomi yaitu perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 4,17%, lalu konstruksi 4,16% dan industri pengolahan 2,70%. Ia menambahkan untuk sektor pendukung pertumbuhan untuk YoY yaitu disumbang oleh pengangkutan, komunikasi sebesar 9,53% lalu disusul konstruksi dan keuangan, real estat serta jasa lainnya. Pertumbuhan YoY tertinggi disumbang oleh pengangkutan, komunikasi sebesar 9,53%, konstruksi 6,59% dan keuangan real estate, jasa lainya 6,18%. REALISASI PENANAMAN MODAL ASING 1Q14 TERCATAT US$ 6,9 M Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM) mencatat realisasi investasi Foreign Direct Investment (FDI) kuartal pertama (Januari-Maret) 2014 sebesar US$6,9 miliar. Angka tersebut meningkat sebesar 7,3% q-o-q dari US$7,4 miliar di kuartal keempat tahun 2014 atau turun 1,4% y-o-y dibanding US$7,0 miliar di kuartal yang sama tahun sebelumnya. NET BUY ASING MEI 2014 TERCATAT Rp 40,1 T Dari data yang terkumpul sejak 1998, investor asing tercatat melakukan net sell pada tahun 2005 dan tahun 2013 lalu. Pada 2005, kepercayaan investor, termasuk juga investor domestik, sempat hilang karena praktek pencatatan NAB reksa dana yang tidak "marked to market" dan investor tidak dapat melakukan pencairan reksa dananya. Tahun lalu, net sell asing tercatat sebesar Rp20,65 triliun dipicu oleh isu tapering stimulus The Fed dan defisit neraca berjalan (CAD). Memasuki tahun 2014, investor asing mulai memacu pembelian ekuitas di bursa Jakarta dan saat ini net buy asing telah mencapai Rp40,1 triliun hingga 20 Mei 2014.
Tampilan 3. Indikator Makro Ekonomi Indonesia 2008-2014F
Tim Manajemen Investasi Anugerah Sentra Investama : Ramdhan A Maruto Hendy Oktinal Firman Bachter Dimas Maramis Dani Patria Yusuf Nugraha Direktur Utama Direktur Operasi Manajer Investasi Akuntansi dan Keuangan Complaince Riset Investasi Head Office : Komplek Ruko Cempaka Mas Blok M1/48 Jl. Letjend. Suprapto Cempaka Putih Jakarta 10640 General: +62 21 428 Fax: +62 21 428 Disclaimer: The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. However, none of PT Anugerah Sentra Investama and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. All the information and opinions contained in this document have been collected by one of or derived from sources considered reliable and trustworthy. No under name or warranties, either directly or indirectly from the PT. Anugerah Sentra Investama or any other party from PT. Anugerah Sentra Investama, including the other side of the PT. Anugerah Sentra Investama of documents can be obtained, as to the accuracy or completeness of the information contained in this document all opinions and estimates in this report represents our consideration on the date indicated and may change at any time without notice. This document was not intended as an offer, or solicitation of an offer, a request to buy or sell securities and all matters relating to securities (such as securities mentioned herein, or from the same publisher, of the warrant or preemptive rights advance or other interests of such securities). PT Anugerah Sentra Investama in 2014.