BAB I PENDAHULUAN. prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama untuk rnemproduksi dan merebut pasar di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. Di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, yang diikuti dengan semakin berkembangnya gaya hidup

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaaraan pemerintah yang menjadi kewajiban aparatur. pemerintah. Berdasarkan PERMENPAN No. 38 Tahun 2012 pengertian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dari

BAB I PENDAHULUAN. mendatang. Dinamika yang terjadi di sektor jasa terlihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan aktivitasnya setiap perusahaan berusaha. hendaknya benar-benar berhubungan langsung pada standar kepuasan yang

BAB l PENDAHULUAN. memiliki pegawai cukup banyak sehingga data-data pegawai tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kinerja perusahaannya agar dapat bersaing di pasar. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang dramatis dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi setiap saat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kinerja yang baik. Pengelolaan kinerja karyawan yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam akibat perkembangan dan keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkualitas adalah sebuah perusahaan yang memiliki

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan dan loyalitas anggota dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dibentuknya pemerintah pada awalnya adalah untuk melindungi sistem

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB I PENDAHULUAN. atau tugas umum, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi

HARFI FAHRUDIAWAN NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974 dengan memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

SAWITRI DAN SOFIA ACHNES

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada perkembangan ekonomi. Persaingan antar bank saat ini semakin marak ditandai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK Latar Belakang Pemilihan Bidang Dan Objek Kuliah Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TELEPON PADA PT. TELKOMSEL SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. dan di Bali pada khususnya. Banyak industri-industri bisnis pariwisata menjamur

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

Bab 1 Pendahuluan 1-6

BAB I PENDAHULUAN. saja dalam jangka panjang dapat menaikkan tingkat kepuasan, oleh karena

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian baik industri, perdagangan maupun jasa. Ditengah situasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penjualan merupakan puncak dari kegiatan pemasaran secara

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, sehingga kelangsungan perusahaan atau organisasi sangat bergantung

I. PENDAHULUAN. Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. pada loyalitas penggunaan produk Nissan sendiri. Seperti dapa t dilihat pada tabel dibawah ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang

I. PENDAHULUAN. adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang

I. PENDAHULUAN. untuk terus mengoptimalkan kegiatan usahanya sebagai upaya memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan di prima swalayan nganjuk, hal: 3 2 Erlando, Analisis Pengaruh Pelayanan Prima (Service Excelence) Terhadap Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang

I. PENDAHULUAN. Layanan pelanggan merupakan bentuk pemberian layanan atau servis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk senantiasa berusaha menambah dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

meter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah Kota Bandung yang melayani penyediaan air bersih kepada warganya, yang dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendasar bagi masyarakat. Hal ini kemudian membuat posisi PDAM sangat peka terhadap perlakuan pelanggan, sehingga pihak perusahaan dituntut untuk mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, yaitu layanan prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat Kota Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, namun dalam perjalannya sering mendapat keluhan dari masyarakat tentang semakin sulitnya untuk mendapat air bersih tampaknya masih menjadi kendala yang sepenuhnya belum dapat diatasi oleh pemerintah daerah untuk itu PDAM Kota Bandung, sangat berusaha untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya dalam segala hal. Peningkatan kualitas pelayanan adalah merupakan salah satu isu yang sangat krusial pada saat ini, baik dalam lingkup sektor publik maupun sektor swasta. Hal ini terjadi karena disatu sisi tuntutan masyarakat terhadap perbaikan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar. Sementara pada 1

2 kenyataannya, praktek penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan yang signifikan. Dalam perkembangan dunia jasa dewasa ini dikenal istilah pelayanan prima (service excellence). Swastika (2005:3), mengatakan Definisi pelayanan prima mengandung tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian kepada pelanggan, upaya melayani dengan tindakan yang terbaik dan ada tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan tertentu. Pelayanan prima ini dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggannya, agar tetap menjadi pelanggan yang setia. Pelayanan Prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan/masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi. Jika ditinjau dari fungsinya, air bersih PDAM selain berkewajiban menyediakan layanan air bersih bagi masyarakat, juga dituntut untuk mencapai tingkat keuntungan yang optimal dan sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah. Untuk memberikan pelayanan prima kepada seluruh pelanggan/masyarakat maka PDAM Tirtawening Kota Bandung harus memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan. Memuaskan pelanggan berarti bahwa setiap keinginan orang yang menerima pelayanan merasa puas, berkualitas, tepat waktu dan biaya terjangkau.

3 Adapun kepuasan pelanggan atau yang diharapkan pelanggan dari pelayanan yang diberikan oleh PDAM selayaknya memuaskan pelanggan, misalnya: mendapatkan air bersih sesuai dengan standar kesehatan yang sudah ditetapkan, air seharusnya lancar (jangan kadang ada kadang tidak), ukuran penggunaan air harus tepat sesuai dengan yang digunakan. Kepuasan pelanggan PDAM ditentukan oleh kualitas air yang dikehendaki pelanggan, agar jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi perusahaan, yang pada saat ini dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan pelayanan. Sebagaimana pelanggan, tentu mengharapkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air dapat didistribusikan oleh pihak PDAM kepada setiap pelanggan, namun seringkali kenyataannya tidak demikian sehingga mengecewakan dan akan menimbulkan rasa tidak puas. Sekarang ini pelanggan semakin pintar dan sangat kritis, sehingga perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan para pelanggan. Sedikit saja penyimpangan, misalnya pelayanan PDAM yang ada di Kota Bandung tidak sesuai dengan yang diharapkan. Diantaranya pelanggan yang mengeluhkan kualitas air yaitu Neneng Tiarni (dalam Pikiran Rakyat Online, 2012:1), mengungkapkan mengeluhkan kualitas air PDAM yang keruh bahkan berwarna hitam dan berbau padahal selalu membayar tagihan tepat waktu, jadi seharusnya pelayanan yang didapat harusnya lebih baik. Kebocoran Air PDAM Tirtawening Masih Tinggi, tingkat kehilangan air PDAM Tirtawening Kota Bandung dinilai masih tinggi, menurut bussines plan (dalam Pikiran Rakyat Online, 2011:1), bahwa seharusnya bisa menekan hingga

4 26% tapi kenyataannya masih diatas 36%. Kemudian cakupan pelayanan air bersih di Kota Bandung juga masih dibawah harapan dari seharusnya 80%, kini baru 67%. Menurut Pian Sopian (dalam Pikiran On Line, 2011:1) bahwa pelayanan PDAM memang belum menjangkau seluruh wilayah Kota Bandung. Berdasarkan data, PDAM baru menjangkau 68% (153.653 saluran) dari seluruh warga Kota Bandung. Itu pun masih banyak problem yang harus dibenahi agar air bisa sampai ke pelanggan dengan baik, ucapnya. Ditilik dari durasi, saat ini baru empat puluh persen pelanggan yang dapat menikmanti aliran air selama 24 jam. Porsi terbesar pelanggan dipaksa memperoleh air dalam durasi yang berbeda-beda, bahkan ada yang hanya dua jam sehari. Problem lain yang dihadapi PDAM adalah tingginya tingkat kehilangan air, yakni mencapai 36 persen. Secara umum, hal itu terjadi karena dua faktor, yaitu teknis (pipa bocor, pecah) dan administrasi (pencurian air, ketidakakuratan pencatatan meteran, dan human error). Pian Sopian (dalam Pikiran On Line, 2011:1) mengatakan faktor teknis bisa dideteksi karena kasat mata, tetapi faktor administrasi sulit sekali,. Celakanya, faktor administrasi justru menyumbang porsi besar dalam tingkat kehilangan air. Uraian di atas menunjukkan bahwa pelayanan prima, khususnya penyaluran air bersih yang diberikan PDAM Tirtawening kota Bandung belum sepenuhnya memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena masih ada pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Hal ini dengan data yang diperoleh penulis dari Bagian Hubungan Langganan PDAM Tirtawening Kota

5 Bandung, yang menginventarisir adanya berbagai bentuk keluhan ataupun pengaduan dari masyarakat. Berikut disajikan tabel data jumlah persentase pengaduan di Wilayah Bandung Utara. Tabel 1.1 Jumlah Persentase Pengaduan di Wilayah Bandung Utara Bulan Januari s/d Desember 2011 Bulan Jumlah Pengaduan Kondisi Meter Salah Catat Stand Kumulatif Kel Taksasi Januari 320 66 67 106 125 Februari 311 59 67 120 114 Maret 393 67 72 140 114 April 328 61 69 108 126 Mei 257 59 65 94 98 Juni 185 44 60 77 68 Juli 106 53 29 46 40 Agustus 116 53 60 115 121 September 393 68 54 148 139 Oktober 362 61 58 121 126 November 351 53 77 108 146 Desember 392 68 54 148 139 Jumlah 3514 712 732 1331 1356 Persentase 20.26% 20.83% 37.87% 38.58% Sumber : Bagian Hubungan Langganan PDAM Kota Bandung, 2011 Dari data presentase pengaduan tersebut terlihat bahwa 20,26% berkaitan dengan ketidakpuasan pelanggan atas kondisi meter, 20,83% salah catat, 37,87% stand kumulatif, 38,58% mengadu tentang kel. Taksasi. Dari jumlah persentase tersebut masih belum optimalnya pelayanan PDAM Kota Bandung ditunjukkan oleh ketidakpuasan pelanggan terhadap kualitas layanan yang diterima pelanggan. Berkaitan dengan itu, Perusahaan PDAM seharusnya segera ditangani dengan mencari faktor-faktor yang menyebabkan pelayanan PDAM masih belum optimal dan masih terus menerus dibiarkan terjadi. Oleh karena itu, kondisi ini

6 memberikan peluang bagi peneliti untuk mengkaji bagaimana gambaran pelayanan prima. Menurut Barata (2004 : 27) Pelayanan prima adalah kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada organisasi/perusahaan. Pelayanan prima adalah faktor kunci dalam keberhasilan suatu perusahaan jika bisnis tumbuh dan berkembang dan tetap bisa bertahan dalam persaingan maka keuntungan dan pendapatan juga meningkat. Pelayanan prima berarti memelihahara dan mempertahankan pelanggan dan menambah pelanggan baru. Pelayanan prima tidak hanya memberikan suatu layanan, tetapi memerlukan ekstra yang sesuai dengan harapan pelanggan. Hal ini membuat perusahaan harus melakukan pilihan, langkah, sikap dalam berhubungan dengan pelanggan yang tepat. Josep M. Juran (dalam Tjiptono Fandy dan Anastasia Diana, 2001:1) menyatakan bahwa : Strategi perbaikan kualitas Juran menekankan implementasi proyekperproyek dan rangkaian tahap terobosan. Ia juga menegaskan pentingnya identifikasi dan pemecahan/eliminasi penyebab suatu masalah. Menurutnya, langkah ini sangat krusial, karena bila mencari jalan pintas dari gejala langsung diberikan solusi, maka sumber persoalan sesungguhnya belum diatasi dan sewaktu-waktu bisa terulang lagi. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan. Sedangkan menurut Edwards Deming (dalam Tjiptono Fandy dan Anastasia Diana, 2001:2) bahwa : Strategi Deming didasarkan pada alat-alat statistik. Strategi ini cenderung bersifat bottom-up. Penekanan utama strategi ini adalah perbaikan dan pengukuran kualitas scara terus-menerus. Strategi Deming berfokus pada proses untuk mengeliminasi variasi, karena sebagian besar

7 variasi (kurang lebih 92%) dapat dikendalikan manajemen. Deming sangat yakin bahwa bila karyawan diberdayakan untuk memecahkan masalah (dengan catatan manajemen menyediakan alat-alat yang cocok), maka kualitas dapat disempurnakan terus-menerus. Dari kedua pendapat di atas bahwa definisi-definisi tersebut merupakan Program kualitas perbaikan terus-menerus menempatkan pelanggan sebagai pihak terpenting. Program yang kerapkali disebut pula program customer-based ini sangat menekankan aspek kesinambungan (terus-menerus), karena unsur-unsur yang terdapat dalam kualitas selalu mengalami perubahan. Apa yang saat ini dipandang telah berkualitas, dalam waktu tidak terlalu lama bisa saja sudah tidak lagi memadai. Adapun teori tersebut merupakan usaha mereka untuk menunjukkan bahwa setiap orang memerlukan definisi operasional mengenai kualitas. Definisi operasional merupakan deskripsi dalam ukuran-ukuran yang dapat diskuantifikasikan mengenai apa yang diukur dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengukurnya secara konsisten. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menentukan kinerja aktual proses tersebut. Di satu pihak permintaan masyarakat akan air bersih semakin meningkat, namun kualitas pelayanan yang diberikan belum sebanding dengan pemenuhan permintaan masyarakat tersebut Kotler et al. yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono (2000:70) menyatakan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Jelas ini adalah definisi kualitas yang berpusat pada pelanggan. Pelanggan memiliki kebutuhan dan pengharapan tertentu. Suatu kualitas pelayanan merupakan kualitas yang harus dihubungkan dengan harapan pelanggan dan memuaskan pelanggan, dengan

8 kata lain adalah penting mendengarkan suara pelanggan kemudian mendengarkan suara pelanggan dan memuaskan pelanggan, dengan kata lain adalah penting mendengarkan suara pelanggan kemudiaan membantunya untuk memformulasikan kebutuhannya. Kemampuan profesional para pemberi jasa diuji pada bagian ini, sehingga unit layanan dalam menghasilkan produk jasa harus sesuai dengan harapan pelanggan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini dengan mengambil judul : Pengaruh Pelayanan Prima terhadap Kepuasan Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung (Penelitian pada Pelanggan PDAM Wilayah Bandung Utara). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan prima di PDAM karena tingginya jumlah pengaduan ke PDAM dari Wilayah Bandung Utara. Hal ini dibuktikan dengan adanya masalah sebagai berikut: 1. Kualitas air PDAM yang keruh bahkan berwarna hitam dan berbau 2. Kebocoran Air PDAM Tirtawening Masih Tinggi 3. Pelanggan dipaksa memperoleh air dalam durasi yang berbeda-beda, bahkan ada yang hanya dua jam sehari 4. Tingginya tingkat kehilangan air, yakni mencapai 36 persen terjadi karena dua faktor, yaitu teknis (pipa bocor, pecah) dan administrasi (pencurian air, ketidakakuratan pencatatan meteran, dan human error)

9 Untuk meminimalkan kondisi di atas tersebut, maka perlu memperbaiki kualitas pelayanan prima yang ada di PDAM sehingga dapat memuaskan dan harapan pelanggan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan prima adalah mengembangkan dan melaksanankan pelayanan prima dengan menyelaraskan faktor-faktor kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggung jawab. Berdasarkan uraian yang telah diutarakan sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas pelayanan prima yang diberikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung? 3. Adakah pengaruh tingkat efektivitas pelayanan prima terhadap tingkat kepuasan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku perkuliahan dan untuk menambah pengalaman peneliti dalam mengamati objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian yang akan penulis teliti ini diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:

10 1. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat efektivitas pelayanan prima yang diberikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat efektivitas pelayanan prima terhadap tingkat kepuasan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti yang tertarik pada pembahasan yang dibahas, baik manfaat secara teoritik maupun manfaat praktis seperti dijelaskan berikut ini. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bidang manajemen sumber daya manusia dan ilmu manajemen, khususnya mengenai pelayanan prima, serta pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala, dan peristiwa yang terjadi untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.

11 2. Bagi program studi manajemen perkantoran, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk memperoleh konsep baru mengenai pelayanan prima dan kepuasan pelanggan. 3. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu data ataupun rujukan melalui pelayanan prima di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan