SAWITRI DAN SOFIA ACHNES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SAWITRI DAN SOFIA ACHNES"

Transkripsi

1 Analisis Pelaksanaan Urusan Pemerintah Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pelayanan Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak) SAWITRI DAN SOFIA ACHNES FISIP UNIVERSITAS RIAU, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru whitri07@gmail.com Abstrack : Analysis of the Implementation of affairs municipal government Pekanbaru. The purpose of this study to determine of the implementation of affairs municipal government Pekanbaru for serve clean water with Local Water Company Tirta Siak as implementer instantion. This study uses quantitative methods through the deployment questionnaire. Once data is collected, the data were grouped and tabulated according to the type and range of data about the phenomena related to the implementation of affairs municipal government Pekanbaru for serve clean water. The results showed the implementation of affairs municipal government Pekanbaru is the stated defective in views of serve clean water in Local Water Company Tirta Siak. Key Word : Government, Service, Local Water Company Tirta Siak PENDAHULUAN Peran pemerintah daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagai suatu hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Urusan pemerintah daerah itu sendiri adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Penyelenggaraan pemerintah daerah adalah pemerintahan daerah dalam arti luas dalam menjalankan fungsinya, dan penyelenggaraan pemerintahan tersebut

2 meliputi tata cara penunjukan pejabat, penentuan kebijakan, pertanggungjawaban, pengawasan, dan lain-lain (Manan, 2005). Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Selain itu, peran pemerintah daerah juga dimaksudkan dalam rangka melaksanakan desentralisasi. Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 (Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 tahun 2008) terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib tersebut merupakan urusan pemerintah yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang berhubungan dengan pelayanan dasar. Sedangkan urusan Pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah baik yang bersifat wajib maupun pilihan berpedoman pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah dan berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada dasarnya penyelenggaraan pemerintah mengemban tiga fungsi hakiki, yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development). Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Di Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara agar memenuhi kebutuhan dasar setiap warganya demi kesejahteraannya, sehingga efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia adalah semua organ negara seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/ Daerah, instansi-instansi swasta dan lainlain. Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia adalah semua organ negara seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/ Daerah, instansi-instansi swasta dan lain-lain. Penyelenggara pelayanan harus memiliki standar pelayanan yang dipublikasikan sebagai jaminan kepastian bagi warga penerima layanan. Keseluruhan pelayanan yang harus dilakukan oleh daerah sebagai konsekuensi dari otonomi daerah mencakup pelayanan-pelayanan yang sangat penting. Salah satu pelayanan yang sangat penting yang harus dilakukan oleh daerah adalah proses penyediaan air bersih. Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan memahami cara yang profesional dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks pemerintahan, kebutuhan masyarakat menjadi tuntutan dan tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah perlu diselenggarakan secara dinamis, tanggap, cepat, dan tepat sasaran. Disadari bahwa kondisi penyelenggara pelayanan publik masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien

3 serta kualitas sumber daya aparatur yang belum memadai. Dalam hal ini penulis mencoba mengambil contoh dari pelaksanaan pelayanan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak, dimana peneliti menemukan masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa. Keberhasilan suatu pemerintahan ditentukan oleh pelaksanaan monitoring dan evaluasi, melaksanakan penyelenggaraan pelayanan yang transparan dan berkualitas serta melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial (Finer dalam Pramudji, 1993). Sedangkan pelayanan yang baik dapat diukur dengan indikator kesederhanaan, kejelasan, prosedur yang tidak berbelit-belit, kualitas produk, dan kelengkapan sarana dan prasarana (Darmanto, 2007). Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak dipilih sebagai objek kajian karena mengingat badan usaha milik pemerintah daerah ini merupakan sebuah lembaga yang penting untuk dapat melihat bagaimana pemerintah daerah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Keberhasilan maupun kegagalan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak dalam memberikan pelayanan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat kota Pekanbaru akan menunjukkan kinerja yang baik dari para personilnya, namun di sisi lain juga memperlihatkan upaya pemerintah Kota Pekanbaru dalam melaksanakan urusan-urusannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun pada kenyataannya, banyak timbul masalah di lapangan yang menjadi bukti bahwa pelayanan yang dibutuhkan masyarakat belum terpenuhi dengan baik. Contoh yang peneliti ambil di sini yaitu PDAM Tirta Siak hanya mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Pekanbaru sebanyak 10,7% dan pelanggan yang terlayani hanya 21% dari total pelanggan sebanyak jiwa pada tahun Sehingga kebutuhan air masyarakat kota Pekanbaru dipenuhi dari air tanah, padahal mayoritas air tanah di Pekanbaru kurang memenuhi standar kesehatan karena banyak mengandung zat besi dan asam. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan keterbatasan kemampuan pemerintah kota Pekanbaru dalam mengelola dan mengoptimalkan PDAM Tirta Siak untuk memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyediakan pelayanan air bersih kepada masyarakat yang diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak. METODE Pengumpulan data primer maupun data sekunder menggunakan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner. Setelah data terkumpul, data tersebut dikelompokkan dan ditabulasi menurut jenis dan macam data. Hal ini digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang fenomena yang berhubungan dengan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam memberikan pelayanan air bersih kepada

4 masyarakat melalui Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak. Melalui kuesioner diharapkan hasil penelitian dapat mengungkapkan dan mendapat pembenaran terhadap bagaimana pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat yang diselenggarakan dan menjadi tanggungjawab Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi sebagai sumber informasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian tentang pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyediakan pelayanan air bersih kepada masyarakat yang diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak. Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat pelayanan, Pemerintah Kota Pekanbaru serta pegawai PDAM Tirta Siak sebagai penyelenggara dan pelaksanan pelayanan. Teknik pengambilan sampel menggunkan sampling acak (simple random sampling) untuk menemukan sumber informasi yang paling tepat dalam memberikan tanggapan tentang pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyediakan pelayanan air bersih kepada masyarakat yang diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam memberikan pelayanan air bersih bagi masyarat digunakan teori mengenai pelaksanaan pemerintahan yang baik menurut Finer dalam Pramudji dan teori pelayanan menurut Darmanto. Adapun indikator untuk teori pelaksanaan pemerintahan yang baik menurut Finer yaitu : Monitoring dan Evaluasi Pemerintah yang baik dan bertanggungjawab dapat dilihat dari kemampuannya untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang masih menjadi tanggungjawabnya. Monitoring dan evaluasi dalam penelitian ini melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang telah diberikan dan membandingkan antara hasil kegiatan terhadap kriteria dan standar untuk melihat keberhasilan suatu program kegiatan. Dengan dilakukannya monitoring dan evaluasi hendaknya dapat mengetahui masalah dan gejala-gejala yang timbul pada kegiatan, dan kemudian berusaha menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran angket terhadap 50 responden, sebanyak 20 orang atau 40% menyatakan sub indikator pengawasan Pemerintah Kota Pekanbaru berada dalam kategori baik, karena pengawasan yang dilakukan tidak hanya pengawasan terhadap program kerja saja, tetapi juga meliputi pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada sub indikator evaluasi hasil kegiatan responden menanggapi dengan respon sangat baik,

5 yaitu 23 orang atau 46%, karena Pemerintah Kota Pekanbaru telah melakukan evaluasi di segala bidang, baik itu program kerja, kinerja pegawai, dan evaluasi hasil kegiatan. Dan pada kenyataannya program kerja yang telah ditetapkan belum dapat terlaksana dengan baik dan kurangnya profesionalisme pegawai. Sedangkan untuk sub indikator mencari tahu persoalan-persoalan yang terjadi mendapat respon baik, yaitu dengan jumlah 19 orang atau 38%, karena Pemerintah Kota Pekanbaru mengatahui permasalahan internal maupun eksternal yang terjadi di PDAM Tirta Siak. Rekapitulasi tanggapan responden pada indikator monitoring dan evaluasi adalah tanggapan baik, karena Pemerintah Kota Pekanbaru telah melakukan monitoring dan evaluasi pada segala bidang dan mengetahui hal-hal yang sedang terjadi di PDAM Tirta Siak. Menyelenggarakan pelayanan yang transparan dan berkualitas Dalam kegiatan pelayanan publik, katakter pelayanan yang transparan dan berkualitas sangatlah diperlukan agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan merasa puas dan tidak ada rasa kecurigaan. Pelayanan yang transparan dan berkualitas merupakan pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan, disediakan secara memadai dan pelayanan yang berorientasi pada mutu. Dari hasil penyebaran angket terhadap 50 responden, sebanyak 21 orang atau 42% menyatakan sub indikator pelaksanaan fungsi Pemerintah Kota Pekanbaru sebagai pelayan publik yaitu kurang baik, karena masih banyaknya jumlah pengaduan baik itu secara langsung maupun melalui media massa mengenai lemahnya pelayanan publik khususnya di PDAM Tirta Siak. Pada sub indikator bersikap terbuka, sebanyak 18 orang atau 36% responden memberikan tanggapan yang baik, karena Pemerintah Kota Pekanbaru tidak menutupi kekurangan dari aparaturnya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan juga menjelaskan masalah penyebab buruknya pelayanan yang terjadi di PDAM Tirta Siak. Sedangkan sub indikator kemampuan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam melaksanakan tugas dan urusanurusannya mendapat tanggapan kurang baik, yaitu 24 orang atau 48% karena Pemerintah Kota Pekanbaru belum mampu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat dan belum mampu menyelesaikan masalah-masalah pelayanan yang terjadi terutama dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat Kota Pekanbaru. Rekapitulasi tanggapan responden pada indikator menyelenggarakan pelayanan yang transparan dan berkualitas adalah tanggapan kurang baik, karena Pemerintah Kota Pekanbaru belum mampu memberikan pelayanan yang baik terutama pelayanan air bersih dan juga belum mampu mengatasi permasalahpermasalahan pelayanan.

6 Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial Upaya Pemerintah Kota Pekanbaru untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang merupakan bagian dari pembangunan sosial. Upaya meningkatkan kesejahteraan sosial merupakan kegiatan yang menyangkut program-program atau pelayananpelayanan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam lingkup masyarakat. Hasil penelitian menyatakan bahwa sub indikator upaya Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyelesaikan masalah pelayanan di PDAM Tirta Siak mendapatkan tanggapan kurang baik, yaitu sebanyak 23 orang atau 46% karena masih banyaknya jumlah pengaduan mengenai pelayanan air bersih di PDAM Tirta Siak selain itu Pemerintah Kota Pekanbaru juaga mengakui melalui media massa bahwa belum mampu menyelesaikan permasalah pelayanan air bersih di PDAM Tirta Siak. Kemudian untuk sub indikator memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi di PDAM Tirta Siak mendapat tanggapan baik, yaitu sebanyak 21 atau 42% karena Pemerintah Kota Pekanbaru telah mengupayakan untuk memberikan solusi mengenai perbaikan manajemen kerja dan mencari investor untuk memperbaiki keadaan PDAM Tirta Siak yang sudah di ambang kebangkrutan. Begitu juga dengan sub indikator Usaha Pemerintah Kota Pekanbaru dalam merekrut direksi PDAM Tirta Siak mendapat tanggapan kurang baik, yaitu 26 orang atau 52% karena hingga saat ini belum ada direksi PDAM Tirta Siak yang mampu membawa kemajuan dan menyelesaikan maslah-masalah yang ada pada setiap bagian dari PDAM Tirta Siak. Dan untuk saat ini Pemerintah Kota Pekanbaru sedang berusaha untuk merekrut Direksi PDAM Tirta Siak yang baru, namun tidak terlalu banyak peminat sihingga hingga saat ini PDAM Tirta Siak masih dipimpin oleh Direksi sementara. Berdasarkan hasil dari tanggapan dari seluruh indikator urusan Pemerintah maka rekapitulasi tanggapan responden terhadap pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru yaitu kurang baik, karena kurangnya dukungan dan masukan dari Pemerintah Kota Pekanbaru terhadap keadaan PDAM Tirta Siak dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat dan juga kurangnya pengawasan Pemerintah Kota Pekanbaru sehingga pelayanan PDAM Tirta Siak mendapat tanggapan yang kurang baik dari masyarakat. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan urusan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak (PDAM), perlu diketahui aspek-aspek yang menjadi indikator pelayanan tersebut menurut teori Darmanto yaitu : Kesederhanaan Kesederhanaan yaitu suatu prosedur atau tata cara pelayanan yang diselenggarakan secara mudah, lancar, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami,

7 dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat/pelanggan yang menerima pelayanan. Sehingga dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan yang mereka butuhkan dengan syarat dan prosedur mudah. Agar kesederhanaan dapat diterapkan dalam pelayanan publik, hendaknya pegawai/pemberi pelayanan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, ramah dan memberikan informasi yang mereka butuhkan dengan jelas dan tepat. Adapun sub indikator dari kesederhanaan adalah prosedur pelayanan yang di berikan kepada masyarakat tidak berbelit-belit, mudah dipahami oleh masyarakat/pelanggan, dan prosedur yang diberikan oleh pegawai kepada masyarakat mudah untuk dilaksanakan. Dari hasil penelitian dengan penyebaran angket terhadap 50 responden, sebanyak 33 orang atau 66% menyatakan sub indikator prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit mendapatkan tanggapan baik karena pegawai tidak terlalu mempersulit prosedur pelayanan yang mereka butuhkan dan persyaratan yang diminta mudah diperoleh. Pada sub indikator mudah dipahami mendapat tanggapan baik yaitu sebanyak 21 orang atau 42% karena masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam memahami prosedur dan alur pelayanan sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalah pahaman antara pegawai dan masyarakat. Sedangkan sub indikator mudah dilaksanakan mendapat tanggaan yang sangat baik, yaitu 24 orang atau 28% karena prosedur yang diberikan kepada masyarakat/pelanggan tidak berbelit-belit dan mudah dipahami sehingga mudah untuk dilaksanakan. Kejelasan Kejelasan yaitu tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif, unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan, rincian biaya atau tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya, jadwal waktu penyelesaian pelayanan harus memiliki kejelasan yang pasti. Berdasarkan hasil penyebaran angket, tanggapan terbanyak dari sub indikator persyaratan teknis administrasi pelayanan adalah baik yaitu sebanyak 17 orang atau 34% karena pegawai PDAM Tirta Siak telah memberikan persyaratan yang mudah dan sesuai dengan ketentuan. Sedangkan pada sub indikator bersikap terbuka mendapatkan respon kurang baik yaitu 25 orang atau 50% hal ini dikarenakan responden menganggap pegawai PDAM Tirta Siak belum transparan mengenai kejelasan penyelesaian keluhan-keluhan dari pelanggan. Oleh sebab itu, masyarakat/pelanggan merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pegawai PDAM Tirta Siak Pekanbaru. Namun pada sub indikator rincian biaya dan tata cara pelayanan mendapatkan respon sangat baik, yaitu sebanyak 24 orang atau 48% karena pegawai PDAM Tirta Siak telah menjelaskan secara keseluruhan dan jelas mengenai biaya/tarif yang berlaku. Meskipun demikian, pelanggan mengaku bahwa terkadang masih terjadi kekeliruan tarif yang tidak sesuai dengan ketentuan. Rekapitulasi tanggapan responden pada indikator kejelasan adalah tanggapan kurang baik, hal ini dikarenakan banyak masyarakat/pelanggan yang merespon bahwa kurangnya transparansi pada pegawai PDAM Tirta Siak dalam memberikan

8 pelayanan. Contohnya yaitu pelayanan mengenai komplain/pengaduan dari pelanggan yang sering tidak diberi kejelasan batas waktu penyelesaian. Kepastian Waktu Kepastian waktu merupakan proses pelaksanaan pelayanan publik yang diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam pelayanan, kepastian waktu sangatlah dibutuhkan agar masyarakat/pelanggan mendapat kepastian mengenai penyelesaian pelayanan yang mereka butuhkan. Adapun hasil penelitian mengenai indikator kepastian waktu yaitu sebanyak 24 orang atau 48% dari sub indikator pelayanan yang cepat adalah kurang baik, karena pegawai sering lambat dalam menangani komplain dari pelanggan atau bahkan ada yang tidak diselesaikan dalam waktu yang cukup lama. Begitu juga pada sub indikator tepat waktu yang mendapat tanggapan 29 orang atau 58% serta sub indikator adanya ketentuan waktu sebanyak 22 orang atau 44% mendapat tanggapan kurang baik dari responden, adapun alasannya yaitu pegawai dalam menyelesaikan pelayanan tidak tepat waktu sesuai dengan yang telah dijanjikan kepada pelanggan/masyarakat. Misalnya yaitu apabila masyarakat menanyakan kembali kejelasan penyelesaian, mereka selalu mengulur-ulur waktu dari jadwal yang sudah dijanjikan. Produk Produk yang dimaksud adalah produk yang dihasilkan oleh pegawai untuk masyarakat hendaknya dapat diterima dengan benar sesuai dengan ketentuan agar masyarakat merasa puas atas produk yang dihasilkan dan juga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Sehingga nantinya tidak ada kekecewaan dari masyarakat terhadap produk yang diberikan. Adapun produk yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Siak yaitu berupa jasa pelayanan penyediaan air bersih. Namun telah diketahui bersama baik itu melalui media massa maupun pengakuan langsung dari masyarakat bahwa kualitas air yang diberikan PDAM Tirta Siak masih dianggap buruk. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden, sebanyak 21 orang atau 42% menyatakan sub indikator kualitas produk mendapat respon kurang baik, karena pegawai PDAM Tirta Siak belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti contoh kualitas air yang buruk dan sering terjadinya kesalahan pencatatan meteran. Kemudian pada sub indikator pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat mendapat respon kurang baik, yaitu 28 orang atau 56% hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa PDAM Tirta Siak belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan air bersih yang mereka butuhkan karena air sering mati dan macet. Sedangkan untuk sub indikator kemudahan dalam mendapatkan pelayanan mendapat tanggapan baik yaitu sebanyak 22 orang atau 44%, karena untuk

9 mendapatkan pelayanan air bersih di PDAM Tirta Siak dianggap mudah oleh masyarakat meskipun buruknya kualitas pelayanan air bersih di PDAM Tirta Siak itu sendiri sering dikeluhkan oleh masyarakat. Rekapitulasi tanggapan responden pada indikator produk adalah tanggapan kurang baik, hal ini dikarenakan banyak masyarakat/pelanggan yang merespon bahwa pihak PDAM Tirta Siak sering tidak menanggapi komplain dari masalah yang mereka dapati dari pelayanan air bersih. Selain itu, banyaknya jumlah pengaduan yang masuk juga menandakan bahwa produk pelayanan dari PDAM Tirta Siak masih kurang baik dan juga kurangnya profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana adalah ketersediaan semua sarana dan prasarana kerja yang mendukung atau alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik agar dalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan sesuai dengan yang diinginkan. Namun terkadang sarana dan prasarana yang lengkappun belum menjamin keberhasilan suatu pelayanan karena kondisi dari sarana dan prasarana tersebut juga menjadi poin terpenting, misalnya keadaan peralatan yang kurang canggih, rusak ataupun berumur tua, dan hal inilah yang terjadi pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak yang kemudian menjadikan pelayanan yang tidak efektif. Hasil penelitian mengenai indikator kelengkapan sarana dan prasarana mendapatkan respon baik yaitu sebanyak 23 orang atau 46% dari sub indikator ketersediaan sarana dan prasarana, karena sarana dan prasarana yang disediakan PDAM Tirta Siak dalam rangka kegiatan pelayanan dapat dikatakan lengkap. Begitu juga dengan sub indikator peralatan kerja dan teknologi yang mendapat respon baik yaitu sebanyak 32 orang atau 46% meskipun pada kenyataannya masih banyak jumlah pengaduan mengenai buruknya kualitas air yang menandakan lemahnya teknologi untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Sedangkan sub indikator kondisi alat pendukung dan ruang kerja mendapat respon kurang baik, yaitu 31 orang atau 62% karena banyak alat pendukung yang disediakan oleh PDAM Tirta Siak sudah mulai tidak layak pakai dan rusak yang dikarenakan sudah berumur tua. Rekapitulasi tanggapan responden pada indikator kelengkapan sarana dan prasarana adalah tanggapan kurang baik, hal ini dikarenakan banyak masyarakat/pelanggan yang merespon bahwa alat-alat pendukung teknis dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat belum tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hasil tanggapan dari seluruh indikator pelayanan di PDAM Tirta Siak maka rekapitulasi tanggapan responden terhadap pelayanan PDAM Tirta Siak yaitu kurang baik, karena kurangnya profesionalisme pegawai PDAM Tirta Siak dalam menyelesaikan keluhan-keluhan dari pelanggan tanpa adanya kepastian waktu.

10 Selain itu juga sarana dan prasarana yang kurang memadai juga mengakibatkan buruknya produk yang dihasilkan PDAM Tirta Siak dan menghambat efektivitas pelayanan. SIMPULAN Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan kuesioner yang disebarkan serta dilihat dari indikator yang telah disajikan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaa urusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyediakan pelayanan air bersih masih kurang baik. Karena Pemerintah Kota Pekanbaru belum mampu menyediakan air bersih sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat secara merata yang disebabkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru yang belum mampu membenahi manajemen kerja dan permasalahan-permasalahan internal di PDAM Tirta Siak. Kemudian hal tersebut berdampak pada buruknya kualitas pelayanan air bersih di PDAM Tirta Siak yang dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah pengaduan dari masyarakat/pelanggan. DAFTAR RUJUKAN Barata, Atep Adya Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT.Gramedia Lestari, Sri Pendayagunaan Aparatur Daerah dalam Peningkatkan Mutu Pelayanan Publik. Jurnal Administratur Vol. 1 No. 1 Manan, Bagir Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Pusat Studi Hukum Pramudji Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Sitorus, Monang Manajemen Pelayanan Publik. Bandung: UNPAD Press Sugiono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Tjiptono, Fandy Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Penerbit Andi

Perbandingan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan

Perbandingan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan 16 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012, hlm. 1-57 Perbandingan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan RAJA ILYAS AMAN, ADIANTO, ENDANG SULISTIANINGSIH, DAN ZULKARNAINI FISIP Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 26 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PERANGKAT DAERAH PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Tahun 2015. Pelayanan Publik

Lebih terperinci

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat pada Kelurahan Blimbing Kecamatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 A. LATAR BELAKANG Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA PERIODE Januari Desember 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya mewujudkan Good Governance adalah memberikan pelayanan publik yang berkualitas, terukur serta serta senantiasa memperhatikan tuntutan dan dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP KATA PENGANTAR Salah satu indikasi kepemerintahan yang baik dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat dalam menentukan kebijakan publik yang akan diambil oleh pemerintah. Partisipasi masyarakat dibutuhkan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR DINAS BINA MARGA KOTA BANJARMASIN

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR DINAS BINA MARGA KOTA BANJARMASIN JIEB (ISSN : 2442-4560) available online at : ejournal.stiepancasetia.ac.id SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR DINAS BINA MARGA KOTA BANJARMASIN Denny Bayoe Zoeliansyah Dinas Bina Marga Kota Banjarmasin

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UPT STASIUN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dibentuknya pemerintah pada awalnya adalah untuk melindungi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dibentuknya pemerintah pada awalnya adalah untuk melindungi sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dibentuknya pemerintah pada awalnya adalah untuk melindungi sistem sketertiban di masyarakat sehingga seluruh masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupan

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY IKM BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN (BPPP) BANYUWANGI 2015

LAPORAN SURVEY IKM BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN (BPPP) BANYUWANGI 2015 2014 LAPORAN SURVEY IKM BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN (BPPP) BANYUWANGI 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Y.M.E. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode Survei. 2

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode Survei. 2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 2 1.3 Manfaat.. 2 1.4 Metode Survei. 2 BAB II DISKRIPSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) i SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA UPT PANGKALAN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE TAHUN 2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi mutu yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada sejumlah masyarakat yang berkepentingan sesuai dengan tata cara dan aturan pokok yang

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANJARMASIN. Abstract

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANJARMASIN. Abstract As Siyasah, Vol. 2, No. 1, Mei 2017 ISSN: 2549-1865 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANJARMASIN Normajatun 1), Murdiansyah Herman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING

PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING 223 PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING Fadil Muhammad Program Magister Ilmu Administrasi Fisip Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12.5 Simpang Baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hasil dari pelaksanaan otonomi daerah adalah menghasilkan birokrasi yang handal, profesional, efisien dan produktif yang mampu memberikan pelayanan

Lebih terperinci

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG PERIODE JANUARI - JUNI 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT di Unit Pelayanan Instansi Pemerintah nuklir untuk kesejahteraan Pokja Pelayanan Publik Reformasi Birokrasi BATAN Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Peraturan

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Pelayanan Pada Unit Donor Darah PMI Kota pekanbaru

Analisis Kualitas Pelayanan Pada Unit Donor Darah PMI Kota pekanbaru Analisis Kualitas Pelayanan Pada Unit Donor Darah PMI Kota pekanbaru Dra. Syofia Achnes, M.Si Ruby Sandi Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya KM 12,5 Simpang

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 A. LATAR BELAKANG Pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN CAPAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT Usan Rudiansyah 1 ; Miman Nurdiaman 2 1 Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Intan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA Jalan Basuki Rahmat No.78, Gedung Graha Tepian Samarinda 7512 Telp. (0541)739614, Fax. (0541)741286 SMS Center/SMS Pengaduan : 08115843555 Web:www.bpptsp.samarindakota.go.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

Bab BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bab BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Bab BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.215, 2012 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI PROPINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN HUKUM Dasar Hukum : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 3. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aparatur pemerintah sebagai abdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang berkelanjutan, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pelaksanaan tugas pokok untuk

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRATIF PT. PDAM TIRTA TAMAN KOTA BONTANG PADA KATEGORI RUMAH TANGGA

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRATIF PT. PDAM TIRTA TAMAN KOTA BONTANG PADA KATEGORI RUMAH TANGGA ejournal llmu Administrasi Negara, 2014, 3(2) : 770-783 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 SURVEI KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRATIF PT. PDAM TIRTA TAMAN KOTA

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 Jl. Pangeran Hidayatullah, No. 1 Martapura Telp. (0511) 4721358 Fax. (0511) 4721027 Kalimantan Selatan 70611 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAK Kinerja pelayanan publik selalu mengalami perbaikan dan koreksi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Bab ini memaparkan simpulan dan implikasi penelitian terkait elaborasi faktor empati dan daya tanggap untuk peningkatan kualitas layanan konsultasi psikologi di Lembaga Pengembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERIODE JULI S.D DESEMBER 207 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 186/KA/IX/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang prima untuk semua penduduknya sesuai dengan yang telah diamanatkan didalam undang

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Pelayanan Publik (Public Service) oleh birokrasi

Lebih terperinci

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN 91 BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN Raja Hasnizar Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan bersih (clean government) dan kepemerintahan yang baik (good governance) adalah melaksanakan reformasi birokrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut segala aspek kehidupan yang sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sipil Kota Medan, sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. Sipil Kota Medan, sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di daerah terjadi perubahan paradigma, bahkan perubahan paradigma tersebut hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prins (1976) Izin( vegunning) adalah keputusan administrasi Negara berupa peraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prins (1976) Izin( vegunning) adalah keputusan administrasi Negara berupa peraturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PengertianPelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu 2.1.1 Pengertian Perizinan Menurut Prins (1976) Izin( vegunning) adalah keputusan administrasi Negara berupa peraturan tidak

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA i LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PENGADILAN NEGERI BLORA Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei

Lebih terperinci

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMERDAYA KELAUTAN DAN PERIKAAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA PELAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) KAPAL PERIKANAN, SURAT

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU

LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai

Lebih terperinci

KAPABILITAS KERJA PEGAWAI, PROSEDUR KERJA, BUDAYA KERJA DAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

KAPABILITAS KERJA PEGAWAI, PROSEDUR KERJA, BUDAYA KERJA DAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 155 KAPABILITAS KERJA PEGAWAI, PROSEDUR KERJA, BUDAYA KERJA DAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Junaidi Program Studi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba No.723, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyusunan SOP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI BALI

PENGADILAN TINGGI BALI PENGADILAN TINGGI BALI Alamat : Jalan Tantular Barat No. 1 Denpasar 80000 Telp. (0361) 222952 Fax. (0361) 225761 Website : http://www.pt-denpasar.go.id e-mail : pt.denpasar@yahoo.co.id HASIL INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bernegara yang diorganisasi dalam bentuk republik,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bernegara yang diorganisasi dalam bentuk republik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bernegara yang diorganisasi dalam bentuk republik, yang mengisyaratkan adanya amanat agar kesejahteraan untuk ramai diwujudkan, negara berkewajiban

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah terkait pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat dalam pelaksanaanya masih

Lebih terperinci

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi Shinta Hadiyantina, Dr.,S.H., M.H. Pusat Jaminan Mutu Universitas Brawijaya Malang 2016 1 Apa pendapat Anda dengan kualitas layanan pada gambar berikut? 2 Dasar Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi Daerah merupakan salah satu upaya mewujudkan aparatur yang mampu mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintah negara dengan menerapkan prinsip Good Government

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara harus memiliki Good Governance (Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik). Untuk mencapai Good Governance tersebut harus dimulai dari terwujudnya

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI 7 REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI Andrizul dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Employee Recruitment and Placement. This study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah Kota Bandung yang melayani penyediaan air bersih kepada warganya, yang dirasakan

Lebih terperinci

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan Oleh: Marita Ahdiyana Abstrak Salah satu peran strategis aparatur pemerintah dalam mewujudkan good governance adalah memberikan pelayanan prima kepada

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis karena di dalamnya berlangsung interaksi yang cukup intensif antara warga negara dengan pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Muhammad Ichwan, FE UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Muhammad Ichwan, FE UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gelombang reformasi yang telah bergulir menuntut perubahan dalam segala tatanan kehidupan dan mendorong perubahan wacana publik dalam menanggapi berbagai realitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari kualitas suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ketetapan MPR-RI

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 UNIT KEMAHASISWAAN POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2015 1 DAFTAR ISI BAB

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Ruang Lingkup Yanlik [Pasal 5 ayat (6)]. Sistem Pelayanan Terpadu [Pasal 9 ayat (2)]. Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT BLH INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SURVEY TERHADAP PENGGUNA PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL SEMESTER I TAHUN 2017 [Type your address] [Type your phone number] [Type your e-mail address] DINAS

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT, SISTEM DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, TATA KERJA, SERTA TANGGUNG JAWAB DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOMISI APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa pelayanan publik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 95 telah mengamanatkan, bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 9 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA KANTOR KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KATINGAN Oleh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG PERIODE JULI - DESEMBER 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dalam manajemen publik, (Pollitt dalam Speklé dan Verbeeten,

BAB I PENDAHULUAN. internasional dalam manajemen publik, (Pollitt dalam Speklé dan Verbeeten, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja menjadi sorotan secara internasional dalam manajemen publik, (Pollitt dalam Speklé dan Verbeeten, 2014). Manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci