APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Prosiding Matematika ISSN:

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Lingkup Metode Optimasi

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

komputasi dan memori yang rendah), mampu memecahkan permasalahan dengan area fasilitas yang sama atau tidak sama (equal and unequal area), dan

Penyelesaian Puzzle Sudoku menggunakan Algoritma Genetik

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

STUDI PERBANDINGAN ANTARA ALGORITMA BIVARIATE MARGINAL DISTRIBUTION DENGAN ALGORITMA GENETIKA

ALGORITMA GENETIK PADA MASALAH TATA LETAK MESIN DENGAN PENGKODEAN KROMOSOM UNTUK UKURAN MESIN YANG BERBEDA-BEDA

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Denny Hermawanto

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Bab II Konsep Algoritma Genetik

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB III. Metode Penelitian

OPTIMASI JALUR TRANSPORTASI PRODUK HOUSING CLUTCH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAK

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

LAMPIRAN A PERHITUNGAN SIMPLE CASE SECARA MANUAL E

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai pedoman perawatan adalah sebuah panduan sebagaimana

PENGARUH ELISTM DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENJADWALAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BEREVOLUSI

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Transkripsi:

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id, cicie@fti.uii.ac.id ABSTRACT Facility layout has very important relation with material handling systems. One of the most problem in production systems is caused by unsystematic material handling. In this research, we will try to implement genetic algorithm to layout machines. Input of this research are machine number, each machine dimension (length and width), sequence of machines in each part, production volume in each part, and batch size in each part. Output of this research is machine layout with minimum total flow cost. This research solved the case with 5 machines and 25 parts. The result on this case is sequence of machines 5, 3,,, 8, 6, 4, 2, 9, 4, 3, 5, 7, 0 and 2 with total flow cost 6255.5. Keywords: genetic algorithm, machine layout. PENDAHULUAN Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasiltas industri yang akan dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai sarana untuk perbaikan layout fasilitas yang digunakan dalam penanganan material (material handling), penentuan peralatan dalam proses produksi, dan perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada 2 hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistim penanganan material []. Pengaturan fasilitas pabrik memegang peranan penting dalam kelancaran proses produksi, sehingga akan tercapai suatu aliran kerja yang teratur, aman dan nyaman. Keberhasilan perusahaan secara profit salah satunya merupakan refleksi langsung dari kelancaran proses produksi dan pemindahan bahan yang ditangani secara bijaksana, sehingga akan menghasilkan output yang optimal. Tata letak pabrik berhubungan dengan perencanaan dan pengaturan tata letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja [6]. Pengaturan fasilitas memegang peranan penting dalam kelancaran proses produksi agar tercapai suatu aliran yang teratur, aman dan nyaman. Kesalahan dalam pengaturan fasilitas akan berdampak negatif secara terus menerus yang berakibat ketidak beraturan pada sistem produksi. II-203

Pada penelitian ini, algoritma genetika akan diimplementasikan untuk menentukan tata letak mesin (5 mesin yang digunakan oleh 25 part) untuk mendapatkan total flow cost yang minimum. 2. DASAR TEORI 2. Konsep Dasar Algoritma Genetika Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Keberagaman pada evolusi biologis adalah variasi dari kromosom antar individu organisme. Variasi kromosom ini akan mempengaruhi laju reproduksi dan tingkat kemampuan organisme untuk tetap hidup. Pada algoritma ini, teknik pencarian dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin yang dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom. Kromosom ini merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Pada setiap generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Generasi berikutnya dikenal dengan istilah anak (offspring) terbentuk dari gabungan 2 kromosom generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator penyilangan (crossover). Selain operator penyilangan, suatu kromosom dapat juga dimodifikasi dengan menggunakan operator mutasi. Populasi generasi yang baru dibentuk dengan cara menyeleksi nilai fitness dari kromosom induk (parent) dan nilai fitness dari kromosom anak (offspring), serta menolak kromosom-kromosom yang lainnya sehingga ukuran populasi (jumlah kromosom dalam suatu populasi) konstan. Setelah melalui beberapa generasi, maka algoritma ini akan konvergen ke kromosom terbaik [5]. Misalkan P(generasi) adalah populasi dari satu generasi, maka secara sederhana algoritma genetika terdiri-dari langkah-langkah [4]:. Generasi=0 (generasi awal). 2. Inisialisasi populasi awal, P(generasi), secara acak. 3. Evaluasi nilai fitness pada setiap individu dalam P(generasi). 4. Kerjakan langkah-langkah berikut hingga generasi mencapai maksimum generasi: a. generasi = generasi+ (tambah generasi). b. Seleksi populasi tersebut untuk mendapatkan kandidat induk, P (generasi). c. Lakukan crossover pada P (generasi). d. Lakukan mutasi pada P (generasi); mutasi ini bersifat optional. e. Lakukan evaluasi fitness setiap individu pada P (generasi). f. Bentuk populasi baru: P(generasi) = {P(generasi-) yang survive, P (generasi)} 2.2 Metode Seleksi dengan Roda Roulette Seleksi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan reproduksi yang lebih besar bagi anggota populasi yang memiliki fitness tinggi untuk melakukan reproduksi. [5] Algoritma seleksi roda roulette:. Hitung total fitness (F): II-204

ο TotFitness = F k ; k=,2,,popsize. 2. Hitung fitness relatif tiap individu: ο p k = F k /TotFitness 3. Hitung fitness komulatif: ο q = p ο q k = q k- + p k ; k=2,3,...,popsize 4. Pilih induk yang akan menjadi kandidat untuk di-crossover dengan cara: ο Bangkitkan bilangan random r. ο Jika q k r dan q k+ > r, maka pilih kromosom ke (k+) sebagai kandidat induk. 2.3 Crossover Crossover (penyilangan) dilakukan atas 2 kromosom untuk menghasilkan kromosom anak (offspring). Kromosom anak yang terbentuk akan mewarisi sebagian sifat kromosom induknya. Metode crossover yang akan digunakan untuk kasus ini adalah Metode Order (OX). Pada metode ini, offspring dibentuk dengan cara memilih sebagian jalur dari suatu induk, kemudian menata ulang jalur berdasarkan urutan tertentu dari induk yang lainnya [3]. Misalkan ada 2 induk: p = p 2 = 2 3 4 5 6 7 8 5 7 3 8 2 4 6 Pertama-tama kita pilih 2 bilangan bulat positif pada range sampai jumlah fasilitas secara acak untuk menentukan posisi persilangan. Misalkan: r =2 dan r 2 =5. p = p 2 = 2 3 4 5 6 7 8 5 7 3 8 2 4 6 Kemudian kita copy-kan bagian tengah (antara kedua titik persilangan) ke setiap kromosom anak (o dan o 2 ). o = o 2 = x x 3 4 5 x x x x x 3 8 x x x Kemudian, dimulai dari titik persilangan kedua pada suatu induk, copy-kan fasilitasfasilitas dengan urutan yang sama dari induk yang lain. Apabila sudah sampai pada fasilitas terakhir, lanjutkan mulai dari fasilitas pertama. Sehingga urutan fasilitas untuk induk kedua adalah: 2 4 6 5 7 3 8 II-205

Fasilitas ke-3, 4, dan 5 sudah ada pada anak pertama (o ), sehingga hapus fasilitas ini dari urutan induk kedua, hasilnya: 2 6 7 8 Letakkan urutan ini ke anak pertama (o ) dimulai dari titik persilangan kedua, sehingga anak pertama (o ) menjadi: o = 8 3 4 5 2 6 7 Dengan cara yang sama, urutan fasilitas untuk induk pertama adalah: 6 7 8 2 3 4 5 Fasilitas ke-, 3, dan 8 sudah ada pada anak kedua (o 2 ), sehingga hapus fasilitas ini dari urutan induk pertama, hasilnya: 6 7 2 4 5 Letakkan urutan ini ke anak kedua (o 2 ) dimulai dari titik persilangan kedua, sehingga anak kedua (o 2 ) menjadi: O 2 = 4 5 3 8 6 7 2 Pada crossover ada satu parameter yang sangat penting yaitu peluang crossover (p c ). Peluang crossover menunjukkan rasio dari anak yang dihasilkan dalam setiap generasi dengan ukuran populasi. Metose seleksi dalam algoritma genetika dilakukan secara random, sehingga ada kemungkinan bahwa kromosom yang sebenarnya sudah baik tidak bisa turut serta pada generasi berikutnya karena tidak lolos seleksi. Untuk itu perlu kiranya ada pelestarian kromosom-kromosom terbaik, sehingga kromosom-kromosom yang sudah baik tersebut bisa lolos seleksi. Mühlenbein mengusulkan adanya perbaikan pada algoritma genetika yang dikenal dengan nama Breeder GAs (BGA). Pada BGA ini digunakan parameter kept best (kb) yang menunjukkan peluang kromosom-kromosom terbaik yang akan dilestarikan dan kromosom-kromosom yang akan digantikan. Misalkan probabilitas kromosom terbaik yang akan dilestarikan adalah 0,2 yang berarti bahwa paling tidak 20% kromosom dalam populasi yang telah terjadi akan diganti dengan kromosom terbaik pada populasi awal generasi yang bersangkutan. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan variabel-variabel input properti sistem, yang meliputi: jumlah mesin, dimensi setiap mesin (panjang dan lebar), mesin-mesin yang digunakan pada setiap part, volume produksi, dan ukuran batch; b. Merepresentasikan solusi dan inisialisasi populasi awal c. Menentukan parameter-parameter Algoritma Genetika, yang meliputi: maksimum generasi, ukuran populasi (popsize), peluang crossover (pc), peluang pelestarian kromosom terbaik setiap generasi. d. Mengaplikasikan algoritma genetika. II-206

4. HASIL PENELITIAN 4. Input Sistem Input data yang dibutuhkan oleh sistem adalah jumlah mesin, dimensi setiap mesin, dan urutan mesin yang digunakan dalam setiap part. Misalkan terdapat 5 mesin dengan dimensi seperti terlihat pada Tabel. Tabel Dimensi mesin. Mesin Panjang (unit) Lebar (unit) 6 5 2 5 3 3 5 4 4 7 6 5 0 8 6 4 2 7 2 5 8 3 4 9 8 0 0 9 7 4 2 2 5 5 3 7 0 4 4 8 5 6 2 Ada 25 part, dengan urutan pengerjaan mesin, volume produksi, dan ukuran batch, seperti terlihat pada Tabel 2. Part Tabel 2 Part dan urutan mesin yang digunakan. Urutan Mesin Volume Produksi Ukuran Batch 2 3 4 200 0 2 3 0 5 9 8 6 300 60 3 3 5 7 8 80 20 4 4 7 5 60 80 5 6 4 2 5 300 00 6 8 3 2 7 200 40 7 5 3 3 50 50 8 3 5 2 6 4 2 350 50 9 9 6 6 2 220 0 0 4 7 5 5 60 30 6 3 9 2 20 60 2 7 5 4 50 50 3 0 20 40 4 2 3 8 200 00 5 7 3 0 5 4 550 50 6 4 4 2 400 00 7 3 300 25 8 5 6 3 220 20 9 0 9 30 0 20 2 2 2 6 450 90 2 5 0 4 750 75 22 2 0 3 3 2 600 30 II-207

23 0 3 5 2 200 20 24 4 7 7 400 40 25 5 0 50 5 4.2 Membentuk Matriks Jarak dan Matriks Aliran (Rate) Pembentukan matriks jarak (D) dilakukan dengan menghitung jarak antar mesin i dengan mesin j secara rectilinear: D ij = x i x j + y i y j dengan (x i, y i ) adalah koordinat pusat mesin ke-i. Pembentukan matriks aliran (M) didapat dari volume produksi dengan ukuran batch pada setiap mesin yang dilalui. Sebagai contoh aliran dari mesin ke mesin 3 atau sebaliknya adalah 38 didapat part-, 3,, dan 7 (Tabel 2); dengan perhitungan berikut : 200 80 20 300 M 3 = + + + = 38 0 20 60 25 Dengan cara yang sama aliran seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks aliran (rate). i= 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 j= 0 20 38 2 0 5 9 0 22 3 0 0 3 0 0 2 20 0 27 7 0 34 5 0 0 0 0 5 0 0 0 3 38 27 40 20 4 0 7 2 36 0 0 3 0 0 4 2 7 20 8 0 2 0 0 0 0 7 0 0 0 5 0 0 4 0 9 0 5 6 0 0 0 2 6 5 34 0 0 44 0 5 22 0 5 0 0 0 7 9 5 2 9 0 20 4 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 7 0 0 5 4 0 5 0 0 0 0 0 0 9 22 0 2 0 5 22 0 5 0 3 0 2 0 0 0 0 3 0 36 0 6 0 0 0 3 0 0 20 0 0 20 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 5 0 7 0 0 0 0 2 20 0 0 0 0 0 3 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 2 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 4.3 Representasi solusi Solusi yang diharapkan dari permasalahan ini adalah tata letak mesin sedemikian rupa sehingga: a. Lokasi yang ditempati mesin memiliki dimensi yang cukup untuk mesin tersebut. b. Tata letak meminimumkan total flow cost. Diasumsikan bahwa area yang akan ditempati oleh semua mesin berbentuk empat persegi panjang. Banyaknya mesin yang akan disusun adalah n mesin. Banyaknya mesin yang diperbolehkan dalam setiap kolom adalah p, dan banyaknya mesin yang diperbolehkan II-208

dalam setiap baris adalah q. Dengan demikian p x q = n [6]. Gambar menunjukkan layout tata letak untuk n mesin. q M M 2 M q M (q+) M (q+2) M (2q) p M ((p-)q+) M ((p-)q+2) M pq = M n Gambar Layout tata letak mesin. Satu kemungkinan solusi direpresentasikan sebagai suatu barisan: M M 2 M 3 M n Kemudian barisan itu disusun dengan urutan seperti pada Gambar. Sehingga hanya dengan mengambil nomor mesinnya saja, barisan tersebut dapat diimplementasikan sebagai barisan bilangan integer positif: 2 3 n Total flow cost dicari dengan menggunakan formula [6]: n C (L) = M D(L(i),L(j () i= n i ij )) dengan: C(L) = total flow cost. M ij = aliran dari mesin ke-i ke mesin ke-j. D(L(i),L(j)) = jarak antara mesin ke-l(i) dengan mesin ke-l(j) (rectilinear). 4.4 Penentuan Fungsi Fitness Nilai fitness untuk suatu barisan L ditetapkan sebagai: II-209

= f (L) = (2) n n C(L) M i= i ij D(L(i),L(j)) 4.5 Penetapan Parameter Algoritma genetika yang diaplikasikan dengan menggunakan metode seleksi dengan roda rolet, dan crossover dengan Metode Order (OX), dan tidak dilakukan mutasi. Pada penelitian ini digunakan Breeder GA s, yang akan melestarikan kromosom-kromosom terbaik dari setiap generasi. Parameter-parameter ditetapkan: a. Popsize : 00 b. Peluang Crossover (pc) : 0,75 c. Maksimum Generasi : 3000 d. Peluang pelestarian : 0, 4.6 Hasil Penelitian Pemrosesan dengan menggunakan algoritma genetika dengan parameter-parameter di atas sampai pada generasi ke-3000 terlihat pada Gambar 2. Hasil.7 x 0-4 Pemrosesan Algoritma Genetika (Generasi ke-3000) ---> Cost = 6255.5.6.5.4 Fitness.3.2. Terbaik Terburuk Rata-rata 0.9 0 500 000 500 2000 2500 3000 Generasi ke- Gambar 2 Hasil pemrosesan dengan algoritma genetika di setiap generasi. Layout tata letak fasilitas seperti pada Gambar 3, dengan urutan mesin: 5 3 8 6 4 2 9 4 3 5 7 0 2 dan total flow cost sebesar. 6255,5. II-20

Gambar 3 Hasil layout tata letak fasilitas. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:. Breeder GA s dapat dan cocok apabila digunakan untuk menentukan tata letak fasilitas. 2. Pada penelitian diperoleh barisan mesin: 5 3 8 6 4 2 9 4 3 5 7 0 2; dengan total flow cost sebesar 6255,5. PUSTAKA [] Apple, JM. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB. 990. [2] Heragu, S. Facilities Design. Boston: PWS Publishing Company. 997. [3] Michalewicz, Zbigniew. Genetic Algorithms + Data Structures = Evolution Programs. Springer-Verlag. 996. [4] Pohlheim, Hartmut. GEA Toolbox: Genetic and Evolutionary Algorithms: Principles, Methods, and Algorithms. http://www.geatbx.com/docu/ algindex.html [5] Sri Kusumadewi. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003. [6] Tompkins, JM. Facilities Planning. New York: John Wiley & Sons Inc. II-2