Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN OPERASI dan MARKETING

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

MANAJEMEN PERSEDIAAN BSP MANAJEMEN PERSEDIAAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

Bab 8 Manajemen Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Persediaan. by R.A.H

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

APLIKASI SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS KEUANGAN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

COST ACCOUNTING. Material : Controlling, Costing, and Planning. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

Pengelolaan Persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui proses penyusunan anggaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

Manajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Stok yang disimpan untuk. mendatang. Pertanyaan: barang atau jasa?

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Manajemen Persediaan

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

Manajemen Operasi. Manajemen Persediaan.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Evaluasi Pengendalian Persediaan di PT XYZ

CHAPTER 22 Other Topics in Working Capital Management Brigham & Daves (2006)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

BAB 2 LANDASAN TEORI

menghitung EOQ Menghitung EOQ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang

Transkripsi:

MANAJEMEN OPERASI 1

POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Inventori Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2

BAB III MANAJEMEN INVENTORI 3

1. Pendahuluan Manajemen inventori berkaitan dengan proses perolehan, penggunaan, dan distribusi inventori secara efektif dan efisien. Suatu perusahaan membutuhkan inventori karena sulitnya memprediksi jumlah, waktu, dan lokasi penawaran/permintaan inventori. Harga perolehan inventori sangat substansial, sehingga dengan melakukan manajemen yang baik terhadap inventori diharapkan akan menghasilkan penghematan yang signifikan. 4

1. Pendahuluan (lanjutan) Salah satu tujuan dari pengendalian inventori adalah untuk menetapkan tingkat inventori yang optimal yang diperlukan untuk meminimalkan biaya. Inventori yang besar menyebabkan biaya memiliki (carrying cost) yang besar. Sebaliknya, inventori yang rendah menimbulkan risiko timbulnya stockout cost yang akan menimbulkan hilangnya opportunity income akibat hilangnya kesempatan menjual karena ketiadaan inventori. 5

Biaya Inventori Biaya inventori meliputi: Carrying costs meliputi sewa gudang, asuransi, pajak, keamanan, penyusutan, keusangan, kerusakan dan biaya oportunitas (opportunity cost). Biaya ini bersifat variabel. Ordering cost meliputi seluruh biaya yang berhubungan dengan penempatan suatu order kepada supplier atau suatu order produksi kepada pabrik. Misalnya: biaya administrasi dan komunikasi. Biaya ini bersifat tetap. 6

Tambahan: Sifat VC & FC Jml biaya Jenis biaya Biaya Variabel (VC) Biaya Tetap (FC) Per unit Tetap berapapun jumlah produksi Berubah-ubah tergantung jumlah produksi Secara total Berubah-ubah tergantung jumlah produksi Tetap berapapun jumlah produksi 7

Ukuran pada Inventori Average aggregate inventory value (nilai ratarata inventori) yaitu nilai rata-rata seluruh inventori yang ada di tangan. Weeks of supply yaitu ukuran jumlah minggu yang dapat disupply (dipasok) oleh persediaan yang ada. Inventory Turnover (perputaran inventori) merupakan ukuran tentang berapa kali dalam setahun inventori perusahaan (di gudang) berputar. 8

Formula WoS dan IT Saldo awal + Saldo Akhir Rata2 Persediaan = ---------------------------------- 2 Nilai rata-rata persediaan Weeks of supply = ------------------------------------------------ Harga pokok penjualan per minggu Harga pokok penjualan per tahun Inventory turnover = --------------------------------------------- Nilai rata-rata persediaan 9

2. Pembelian Pembelian adalah fungsi dalam manajemen inventori yang berkaitan dengan proses perolehan. Proses pembelian dimulai dari permintaan pembelian (purchase requisition). Fungsi pembelian ini meliputi kegiatan-kegiatan: a) Analisis nilai (value analysis). b) Memutuskan apakah pembelian akan dilakukan secara terpusat atau lokal. c) Pemilihan pemasok d) Negosiasi kontrak 10

a) Pemilihan Pemasok Pemilihan pemasok dilakukan berdasarkan harga, kualitas, kinerja pengiriman, biaya pengiriman, fasilitas kredit, dan pelayanan. Pemilihan pemasok dapat dilakukan dengan: Pendekatan kompetitif: pemasok yg dipilih adalah yg paling menguntungkan. Pendekatan kooperatif: pemasok dan pembeli sebagai mitra jangka panjang utk peningkatan kualitas. 11

b) Negosiasi Kontrak Cara-cara pembelian: Penawaran kompetitif (competitive bidding) Satu sumber pemasok (sole-source supplier) Memesan melalui katalog Negosiasi kontrak tergantung sifat barang yang dibeli: Utk barang standar digunakan penawaran kompetitif (competitive bidding). Utk barang customized serta utk menekan lamanya lead time digunakan satu sumber pemasok (solesource supplier) atau memesan langsung melalui katalog. 12

b) Negosiasi Kontrak (lanjutan) Apabila jumlah barang yang diperlukan bersifat standar dan jumlahnya cukup banyak, kontrak dapat dibuat untuk jangka panjang yang dapat bersifat sebagai: blanket contract yaitu kontrak yang meliputi sejumlah barang yang sudah tertentu jumlahnya atau; open-ended contract yaitu kontrak yang memungkinkan isi perjanjian/jumlah barang yang dibeli ditambah atau periode perjanjian diperpanjang. 13

c) Pembelian Tepusat vs Lokal Pembelian terpusat: Dilakukan oleh kantor pusat untuk menaikkan posisi tawar perusahaan dalam bernegosiasi dengan pemasok. Cocok untuk pembelian yang dilakukan dari pemasok luar negeri. Pembelian lokal: Dilakukan oleh unit-unit bisnis untuk barang-barang yang bersifat khusus bagi unit tersebut; Digunakan apabila perusahaan menerapkan sistem just-in-time (JIT); Digunakan apabila perusahaan ingin menghindarkan waktu tunggu (lead time) yang panjang. 14

Pembelian dg sistem EDI Pembelian dg sistem electronic data interchange yaitu sistem pembelian di mana perusahaan pemasok dan pembeli terhubung melalui sistem komputer. Order yang diberikan dapat dipantau melalui fasilitas pemantauan pembelian (tracking purchases). 15

d) Analisis Nilai (Value Analysis) Tujuan analisis nilai adalah untuk: Menetapkan apakah barang tersebut memang diperlukan Menetapkan apakah terdapat barang standar yang lebih murah namun mempunyai fungsi yang sama dapat ditemukan di pasar. Menetapkan apakah barang tersebut dapat disederhanakan atau spesifikasinya diubah untuk mengurangi biaya. Menetapkan apakah kinerja barang dapat ditingkatkan atau biayanya dapat diturunkan. Analisis nilai ini merupakan tanggung jawab bersama dari fungsi pembelian, produksi, dan teknik. 16

3. Economic Order Quantity (EOQ) EOQ adalah: Model kuantitatif yang dirancang untuk mengendalikan biaya inventori dengan menentukan waktu yang optimal untuk melakukan order (atau memulai produksi) dan kuantitas order (atau jumlah yang akan diproduksi) yang optimal. Waktu pengorderan dapat dilakukan secara: Periodic: Order dilakukan setiap x hari. Keuntungan: Pencatatan inventori mudah. Kerugian: Risiko kekurangan dan kelebihan inventori besar Perpetual: Order dilakukan apabila inventori telah turun mencapai x unit. Perlu dibuat kartu inventori. 17

WAKTU: Formula menghitung reorder point: Gambar EOQ: R = DL + B Quantity/Rp R = Reorder point (level inv) DL = Permintaan selama lead time B = Safety/buffer/iron stock Over buying Inv rata2 EOQ (Jml) R (wkt) Time DL B Reorder time Lead Time Normal usage time stockout Sumber : Gleim, diolah 18

Model EOQ bertujuan meminimalkan total biaya inventory yang terdiri dari cost per order dan unit carrying cost. Asumsi EOQ: - Jumlah permintaan (D) diketahui dan pemakaiannya stabil selama satu periode -Cost per order (a) & unit carrying cost (k) konstan Formula EOQ: EOQ = 2 a D k Dimana: a = ordering cost per order D = jumlah unit permintaan selama satu periode (setahun) k = carrying cost per unit 19

Contoh EOQ Permintaan akan suatu produk adalah konstan sebesar 10.000 unit per tahun. Ordering cost per order adalah sebesar Rp. 2.000.000,- dan carrying cost per unit adalah sebesar Rp.250.000,- Berapa EOQ-nya? EOQ = 2 (2.000.000) (10.000) 250.000 = 400 unit 20

Formula turunan dari model EOQ: Jumlah inventori rata-rata = EOQ/2 Jumlah order per periode = D/EOQ Total cost selama satu periode = total ordering cost + total carrying cost = (D/EOQ * a) + ((EOQ/2)*k) 21

4. The ABC System Model EOQ memperlakukan setiap item dalam inventori mempunyai tingkat kepentingan yang sama. Sistem ABC membagi inventori menjadi 3 kelompok, yaitu: Kelompok A, yaitu item-item yang mempunyai nilai rupiah yang tinggi. (Proporsi kecil +/- 10%) Kelompok B, yaitu item-item yang mempunyai nilai rupiah yang menengah. (Proporsi sedang +/- 20%) Kelompok C, yaitu item-item yang mempunyai nilai rupaih yang rendah. (Proporsi besar +/- 70%) Dengan pengelompokkan ini maka tingkat pengendalian yang dilakukan terhadap setiap kelompok dapat dibedakan.: Kelompok A: pengendalian secara reguler Kelompok B: pengendalian tidak sesering kel A tetapi lebih sering dari kel C. Kelompok C: tidak memerlukan pengendalian yang tinggi. 22

5. Materials Requirements Planning (MRP) MRP adalah sistem informasi berbasis komputer yang dibuat untuk merencanakan dan mengendalikan bahan baku yang digunakan dalam produksi. MRP dikategorikan sebagai push-through system karena produksi diaktifkan dengan meramal permintaan, bukannya kebutuhan konsumen yang aktual. MRP akan menghasilkan daftar lengkap semua komponen yang diperlukan dan kapan komponen tersebut akan digunakan. Apabila komponen tidak tersedia atau telah mencapai level tertentu, komputer akan menerbitkan order pembelian secara otomatis. 23

6. Manufacture Resource Planning (MRP-II) MRP-II adalah sistem informasi manufaktur berbasis komputer dan bersifat lingkaran tertutup yang menghubungakan seluruh aspek bisnis manufaktur, termasuk fungsi produksi, penjualan, inventori, skedul, dan arus kas. Sistem ini digunakan baik untuk keperluan pelaporan keuangan maupun untuk manajemen operasi. MRP merupakan bagian dari MRP-II 24

7. Just in Time (JIT) Sistem JIT dirancang untuk menghasilkan atau mengirimkan barang dan jasa pada waktu diperlukan dengan menggunakan inventori yang minimal. Di dalam sistem JIT terkandung konsep-konsep: Perbaikan terus menerus (continuous improvement) Pengendalian kualitas secara total (total quality control) Pelibatan dan pemberdayaan karyawan (employee involvement and empowerment) Penurunan inventori (inventory reduction) Tujuan paling tinggi (ultimate objective) dari sistem ini adalah meningkatkan competitiveness dan menghasilkan laba yang lebih besar. 25

Metode dalam JIT JIT menggunakan metode tarik (pull method): inventori ditarik ke produksi berdasarkan permintaan yang ada, bukan didorong oleh permintaan yang direncanakan. Cocok untuk perusahaan yang memiliki proses manufaktur yang sangat repetitif dan arus material yang telah terdefinisi dengan baik. 26

Tujuan JIT Meningkatnya produktivitas. Menurunnya ordering cost dan juga carrying cost. Setup yang lebih cepat dan lebih murah. Semakin singkatnya waktu siklus manufaktur. Kinerja ketepatan waktu yang lebih baik. Meningkatnya kualitas. Proses yang lebih fleksibel. 27

Keuntungan penerapan metode JIT: Menurunnya kebutuhan dana investasi pada inventory Menurunnya kebutuhan ruang penyimpanan Menurunnya risiko kerusakan dan keusangan Untuk keberhasilan sistem JIT diperlukan: Hubungan yg erat dengan sedikit pemasok terpilih. Pembuatan kontrak jangka panjang dengan pemasok. Penerapan teknologi EDI. 28