I. PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang

ASAS TANGGUNG RENTENG PADA BENTUK USAHA BUKAN BADAN HUKUM DAN AKIBAT HUKUM BAGI HARTA PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor

BAB I PENDAHULUAN. Komanditer atau sering disebut dengan CV (Commanditaire. pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam Kitab Undang-Undang

DAFTAR PUSTAKA. AbdulKadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan III, PT. Citra Aditua Bakti, Bandung.

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN

MUHAMMAD REZA ABSTRACT. Keywords: Bankruptcy, Limited Partnership, Legal Consequences

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Alasan Permohonan Kasasi atas Putusan Pernyataan Pailit Pengadilan Niaga

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Krisis ekonomi yang telah berlangsung mulai dari tahun 1997, cukup

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer

TANGGUNG JAWAB SEKUTU TERHADAP COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV ) YANG MENGALAMI PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan hukum nasional dalam rangka mewujudkan. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

Pengantar Hukum Bisnis Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai kata sifat. Istilah failliet sendiri berasal dari Perancis yaitu faillite yang

III. METODE PENELITIAN. yang benar ( right answer) dan/atau jawaban yang tidak sekali-kali keliru ( true

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut tidak lagi sanggup melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

2016, No Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Pedoman Imbalan Jasa bagi

(SKRIPSI) Oleh: Anik Suparti Ningsih

A. PENDAHULUAN. persekutuan firma terhadap yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.

KESALAHAN PENERAPAN HUKUM OLEH HAKIM TERHADAP KEDUDUKAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PENANAMAN MODAL ASING VI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemakmuran masyarakat. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

BAB V KESIMPULAN, KETERBATAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang telah penulis

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di

Bentuk-Bentuk Usaha. Dosen : Anna Fitria

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

BAB I PENDAHULUAN. utang-utangnya pada umumnya dapat dilakukan dengan cara dua hal, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. piutang. Debitor tersebut dapat berupa orang perorangan (natural person) dan. terhadap kreditor tak dapat terselesaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 37 tahun 2004,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA PERSEORANGAN DAN BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terbukti secara sederhana bahwa persyaratan permohonan

BAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan beserta dengan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,

UU 37/2004, KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG *15705 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDINESIA (UU) NOMOR 37 TAHUN 2004 (37/2004)

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

ORGANISASI PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN WISHNU KURNIAWAN SEPTEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pinjam meminjam uang. Akibat dari perjanjian pinjam meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, istilah hukum perusahaan berasal dari hukum dagang dan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan hidupnya. Demikian halnya dengan setiap perusahaan juga. memerlukan dana yang besar untuk menjalankan kegiatan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi dengan musyawarah dan mufakat, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian

BAB III AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL APABILA ON GOING CONCERN GAGAL DALAM PELAKSANAANNYA. apabila proses On Going Concern ini gagal ataupun berhasil dalam

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 5

Penundaan Pembayaran Utang bagi Debitor yang dinyatakan Pailit dalam Kasus Kepailitan Oleh : Umar Haris Sanjaya 1 ABSTRAKSI

PENGERTIAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang menyokong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kendatipun

BAB IV ANALISIS Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama keterpurukan negara Indonesia dewasa ini. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

HUKUM BISNIS (Perusahaan) Oleh : Asnedi, SH, MH

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan kapan akan terjadinya. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia usaha dewasa ini telah menimbulkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari sebelumnya.

BAB II PENGAJUAN PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG KEPADA PENGADILAN NIAGA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan merupakan suatu sitaan umum atas harta kekayaan debitor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam utang-piutang, kreditor bersedia menyerahkan sejumlah uang

TANGGUNG JAWAB PENANGUNG TERHADAP DEBITOR YANG DINYATAKAN PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi perubahan-perubahan yang begitu cepat di masyarakat ditandai

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Tanggungjawab terbatas..., Ronald U.P. Sagala, FH UI, 2010.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan. meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional.

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 007/I/KIP-PS-A/2014 X. IDENTITAS

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai pendukung pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi yang bertujuan menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pembangunan nasional dan perkembangan kegiatan ekonomi menyebabkan berkembangnya dunia usaha dan perusahaan. Semakin banyak usaha yang dibangun menjadi sebuah perusahaan, maka perekonomian negara menjadi semakin maju. Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan-kegiatan dalam bidang perekonomian secara terus menerus, bersifat tetap dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba yang dibuktikan dengan catatan (pembukuan). 1 Perusahaan dilihat dari bentuk hukumnya diklasifikasikan menjadi perusahaan badan hukum dan perusahaan bukan badan hukum. Perusahaan badan hukum adalah perusahaan yang dimiliki oleh negara, namun ada pula yang dimiliki oleh pihak swasta yaitu Perseroan Terbatas (PT) dan koperasi. Perusahaan badan hukum memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pengurus atau pendirinya sehingga tanggung jawab pengurus sebatas pada harta kekayaan 1 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia (Cetakan Keempat Revisi), Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010, hlm. 13.

2 perusahaan. Sebagai perusahaan badan hukum akta pendirian yang memuat anggaran dasar disahkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri Hukum dan HAM. Perusahaan bukan badan hukum adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara kerja sama. 2 Persekutuan komanditer adalah bentuk perusahaan bukan badan hukum. Persekutuan komanditer disebut dengan Commanditaire Venootschap yang sering disingkat CV. 3 Berbeda dengan perusahaan badan hukum, pada persekutuan komanditer (selanjutnya disebut CV) akta pendirian hanya didaftarkan pada kepaniteraan pengadilan negeri setempat. Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM tidak diperlukan. Sebagai perusahaan bukan badan hukum tidak ada pemisahan harta kekayaan pada CV dengan harta kekayaan pribadi para sekutu. CV adalah firma yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer (silent partner) adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang, barang, atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan, dan tidak ikut campur dalam pengurusan atau penguasaan persekutuan. 4 Dasar hukum pengaturan persekutuan komanditer diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya disebut KUHD). 5 CV mempunyai dua macam sekutu, yaitu sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer adalah sekutu aktif yang juga disebut sekutu 2 Ibid., hlm. 83. 3 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis di Era Global, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2008, hlm. 44. 4 Ibid., hlm. 93. 5 I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan (Undang-Undang dan Peraturan Pelaksana Undang-Undang di Bidang Usaha), Bekasi: Mega Poin, 2005, hlm. 1-2.

3 pengurus atau sekutu pemelihara yang menjalankan perusahaan serta mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Sekutu komanditer adalah sekutu pasif yang tidak berwenang menjalankan perusahaan, tetapi hanya mempunyai kewajiban memberi pemasukan modal kepada perusahaan. 6 Sekutu komanditer bertanggungjawab kepada CV hanya sebatas modal yang diberikan. Hal tersebut berbeda dengan sekutu komplementer yang bertanggungjawab atas utang perusahaan terhadap pihak ketiga sampai dengan harta pribadi. Sehingga apabila CV berutang dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar utangnya maka sekutu komplementer bertanggungjawab dengan cara mengikutsertakan harta kekayaan pribadi yang dimilikinya. CV sebagai perusahaan dalam menjalankan usahanya memerlukan modal. Sumber modal CV dalam menjalankan usahanya dapat ditinjau dari segi internal maupun eksternal CV itu sendiri. Sumber modal internal yaitu pemasukan modal (inbreng) dari para pengurus dan sumber modal eksternal melalui pinjaman dari lembaga keuangan maupun perorangan dengan jaminan tertentu. 7 Sekutu komplementer sebagai sekutu aktif yang menjalankan CV dapat melakukan pinjaman uang kepada pihak ketiga untuk mengembangkan usahanya. Selama menjalankan usaha, suatu perusahaan terkadang tidak mencapai tujuan dalam mencari keuntungan sesuai harapan yang mengakibatkan perusahaan itu mengalami kerugian. Akibat yang ditimbulkan dari kerugian tersebut adalah perusahaan tidak dapat mengembalikan utang-utangnya. 6 Sentosa Sembiring, Hukum Dagang,Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004, hlm. 23. 7 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2: Bentuk- Bentuk Perusahaan, Jakarta: Djambatan, 2005, hlm. 76.

4 Sekutu komplementer yang tidak dapat mengembalikan utangnya dan memenuhi syarat menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut UUK-PKPU) yaitu debitor yang memiliki dua kreditor atau lebih dan salah satu pinjaman tersebut ternyata tidak dapat dikembalikan saat jatuh waktu dan telah dapat ditagih maka dapat diajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga oleh dirinya sendiri maupun oleh kreditornya. Pinjaman yang tidak dapat dikembalikan tersebut menjadi tanggung jawab sekutu komplementer sampai dengan harta pribadinya. Namun demikian, timbul masalah dalam hal sekutu komplementer telah menikah dan memiliki isteri yang kemudian terjadi persatuan harta, maka harta tersebut dapat dijadikan jaminan atas utang. Sebagai sekutu kompelementer harus bertanggung jawab secara pribadi atas kepailitan CV sebagaimana diatur dalam KUHD. Berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) Undang -Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UUP) ditentukan bahwa harta kekayaan yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, selanjutnya Pasal 23 UUK- PKPU merumuskan bahwa apabila seseorang dinyatakan pailit maka yang pailit tersebut termasuk juga isteri atau suaminya yang kawin atas dasar persatuan harta. Ketentuan pasal ini membawa konsekuensi yang cukup berat terhadap harta kekayaan suami dan isteri yang menikah dalam persatuan harta, sehingga isteri dari sekutu komplementer dapat diajukan dalam permohonan pailit dikarenakan adanya harta bersama dalam perkawinan. Fakta hukum atas kepailitan terhadap CV yang berakibat sekutu komplementer harus bertanggung jawab sampai harta pribadi termasuk sampai harta bersama

5 dalam perkawinan telah diputus oleh hakim Pengadilan Niaga Surabaya dalam perkara pailit Putusan No. 08/Pailit/2008/PN.Niaga.Sby sampai putusan kasasi Mahkamah Agung No. 702/PK/Pdt.Sus/2008 antara Sdr. Oei Keng Hien dan Sdr. Troy Haryanto terhadap CV Delima. CV Delima merupakan suatu usaha dibidang percetakan. CV Delima dalam menjalankan usahanya dipimpin oleh seorang direktur bernama Sdr. Gunawan Ali yang telah memiliki istri bernama Sdri. Ang Fanny Angelina. Sdr. Gunawan Ali melakukan peminjaman uang kepada Sdr. Oei Keng Hien sebesar Rp. 924.501.000 (sembilan ratus dua puluh empat juta lima ratus satu ribu rupiah) dan Sdr. Troy Haryanto sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta rupiah) yang masing-masing merupakan wiraswasta. Uang pinjaman tersebut digunakan sebagai dana operasional dalam menjalankan usaha percetakan CV Delima. Sesuai kesepakatan, utang tersebut akan dibayar dengan menggunakan Bilyet Giro. Namun ketika para kreditor akan mencairkan Bilyet Giro tersebut, para kreditor tidak dapat mencairkan dana dalam rekening Bilyet Giro dikarenakan tidak ada dana. Bilyet Giro yang tidak dapat dicairkan tersebut menyebabkan kerugian bagi para kreditor. Sejak pengeluaran Bilyet Giro tersebut Sdr. Gunawan Ali tidak pernah membayar utangnya. Sdr. Gunawan Ali berusaha memberikan kesepakatan baru mengenai jatuh tempo pembayaran utang kepada para kreditor, namun kesepakatan tersebut ditolak oleh para kreditor. Para kreditor memutuskan untuk melakukan upaya hukum terhadap Sdr. Gunawan Ali dengan mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga Surabaya. Permohonan pailit tersebut dikabulkan oleh majelis hakim dengan Putusan No. 08/Pailit/2008/PN.Niaga.Sby yang kemudian menyatakan Sdr. Gunawan Ali dan

6 CV Delima pailit, serta menyatakan isteri dari Sdr. Gunawan Ali sebagai Turut Termohon dikarenakan harta bersama dalam perkawinan. Sdri. Ang Fanny Angelina yang tidak menerima putusan Pengadilan Niaga Surabaya tersebut mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung RI, namun alasan keberatan dalam permohonan kasasi yang diajukan tersebut ditolak oleh Majelis Hakim Mahkamah Agung RI dengan Putusan No. 702/K/Pdt.Sus/2008. Putusan Pengadilan Niaga Surabaya yang dikuatkan oleh Putusan Mahkamah Agung RI tersebut menyatakan CV Delima dan Sdr. Gunawan Ali pailit dan harus bertanggungjawab terhadap utang para kreditor. Namun, hal yang menarik pada kasus ini adalah pada isteri dari sekutu komplementer yang ikut serta menjadi Turut Termohon yang dikarenakan harta bersama dalam perkawinan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus putusan kasasi atas perkara kepailitan yang berakibat sekutu komplementer harus bertanggung jawab secara pribadi yang membawa konsekuensi terhadap harta bersama dalam perkawinan. Untuk itu judul penelitian ini adalah Akibat Hukum Kepailitan Persekutuan Komanditer terhadap Harta Bersama dalam Perkawinan (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 702/K/Pdt.Sus/2008). B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apa akibat hukum kepailitan CV terhadap harta bersama dalam perkawinan. Untuk itu, pokok bahasan dalam penelitian ini adalah: a. Pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung RI terhadap sekutu komplementer yang terikat perkawinan dalam kepailitan CV;

7 b. Akibat hukum harta bersama sekutu komplementer yang terikat perkawinan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini meliputi lingkup pembahasan dan lingkup bidang ilmu. Lingkup pembahasan adalah pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung RI terhadap kepailitan CV bagi sekutu komplementer yang terikat perkawinan dan akibat hukum harta bersama sekutu komplementer yang terikat perkawinan dengan studi kasus terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 702/K/Pdt.Sus/2008. Sedangkan lingkup bidang ilmu adalah hukum keperdataan (ekonomi), khususnya hukum kepailitan. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Menganalisis dan memperoleh deskripsi mengenai pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung RI terhadap sekutu komplementer yang terikat perkawinan dalam kepailitan CV. b. Menganalisis dan memperoleh deskripsi mengenai akibat hukum harta bersama sekutu komplementer yang terikat perkawinan. 2. Manfaat Penelitian Menurut Abdulkadir Muhammad, manfaat atau kegunaan penelitian setidaktidaknya ada 2 (dua) macam yaitu: 8 2002, hlm. 66. 8 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti,

8 a. Manfaat Teoritis Kegunaan teoritis penelitian ini berguna sebagai dasar pemikiran dalam upaya pengembangan secara tertulis dalam bidang disiplin ilmu hukum, khususnya hukum keperdataan, dalam hal ini adalah mengenai hukum kepailitan. b. Manfaat Praktis Kegunaan penelitian ini secara praktis adalah: (1) Sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan hukum bagi peneliti, khususnya mengenai akibat hukum kepailitan CV terhadap harta bersama dalam perkawinan. (2) Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan, khususnya bagi mahasiswa Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung. (3) Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Hukum Universitas Lampung.