= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

BAB IV OSILATOR HARMONIS

MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI

FUNGSI GELOMBANG. Persamaan Schrödinger

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI

BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

Mesin Carnot Kuantum Berbasis Partikel Dua Tingkat di dalam Kotak Potensial Satu Dimensi

PARTIKEL DALAM BOX. Bentuk umum persamaan orde dua adalah: ay" + b Y' + cy = 0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V MOMENTUM ANGULAR Pengukuran Simultan Beberapa Properti Dalam keadaan stasioner, momentum angular untuk elektron hidrogen adalah konstan.

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Relativitas Umum Einstein

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

LAMPIRAN A OSILATOR HARMONIK

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08

BAB I PENDAHULUAN (1-1)

Chap 7. Gas Fermi Ideal

Pembimbing : Agus Purwanto, D.Sc.

KB 2. Nilai Energi Celah. Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

INFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

LAMPIRAN. Hubungan antara koordinat kartesian dengan koordinat silinder:

Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah Abstrak

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

Silabus dan Rencana Perkuliahan

Perumusan Ensembel Mekanika Statistik Kuantum. Part-1

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

MODUL MATEMATIKA TEKNIK

SOAL DAN JAWABAN TENTANG NILAI MUTLAK. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

SASARAN PEMBELAJARAN

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

Teori Atom Mekanika Klasik

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Chap. 8 Gas Bose Ideal

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( )

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( )

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi Gelombang Radial dan Tingkat Energi Atom Hidrogen

BAB I PENDAHULUAN. (konsep-konsep fisika) klasik memerlukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini

III. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Apa itu Atom? Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

SIFAT GELOMBANG PARTIKEL DAN PRINSIP KETIDAKPASTIAN. 39. Elektron, proton, dan elektron mempunyai sifat gelombang yang bisa

MODUL 05 SPEKTRUM ATOM

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

Metode Koefisien Tak Tentu untuk Penyelesaian PD Linier Homogen Tak Homogen orde-2 Matematika Teknik I_SIGIT KUSMARYANTO

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Kriptografi Kuantum dengan gagasan Bennet dan Bassard

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

Simulasi Struktur Energi Elektronik Atom, Molekul, dan Nanomaterial dengan Metode Ikatan Terkuat

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Mekanika Kuantum dalam Koordinat Bola dan Atom Hidrogen

Jurnal MIPA 39 (1)(2016): Jurnal MIPA.

Untai Elektrik I. Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I.

ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN KLEIN-GORDON PADA ELEKTRON DALAM SUMUR POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATIC 10

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015

TEORI GANGGUAN UNTUK MENENTUKAN KOREKSI ENERGI ELEKTRON PADA ATOM BERUKURAN INTI TERTENTU

Penentuan Spektrum Energi dan Fungsi Gelombang Potensial Morse dengan Koreksi Sentrifugal Menggunakan Metode SWKB dan Operator SUSY

Transkripsi:

2. Osilator Harmonik Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik adalah sistem pegas massa, yaitu suatu beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas dengan konstanta pegas k. Persamaan gerak beban adalah = = = = (2) dengan adalah frekuensi anguler osilasi Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah =sin+cos (3) dan energi potensial sistem adalah = 2 = 2 (4) Lalu bagaimana tinjauan osilator harmonik dalam mekanika kuantum? Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang dari osilator harmonik diperoleh dengan memecahkan persamaan Schrödinger dengan potensial berbentuk = 2 Oleh karena tidak bergantung waktu, maka kita dapat menggunakan persamaan Schrödinger tak bergantung waktu bentuk satu dimensi, yaitu ħ " 2 +"=# "

ħ " 2 + 2 "=#" (5) Gambar. Potensial osilator harmonik Untuk menyelesaikan persamaan (5), kita gunakan metode aljabar, bentuk persamaan (5) dapat ditulis menjadi 2 %ħ & ' "+ 2 "=#" 2 (%ħ & ' + )"=#" (6) dengan menggunakan sifat aljabar bahwa ++ = ( &+)(+&+) maka ruas kiri persamaan (6) kita nyatakan dalam bentuk perkalian dua faktor, yaitu 2 (%ħ & 2 (%ħ & ' + )" 2 %ħ & ' + )" 2 %ħ & 2 (%ħ & ' + )". / " &'%ħ & &' 2 %ħ & +&'" dengan. dan / adalah suatu operator yang didefinisikan sebagai berikut +&'"

. 2 %ħ &' (7) & / 2 %ħ +&' (8) &. dan / adalah operator, dan bukan bilangan biasa. Pada umumnya operator tidak bersifat komut (a op b op b op a op ) sehingga perlu dicek produk dari. / jika bekerja pada suatu fungsi, misalnya 3.. / 3= 2 %ħ &. / 3= 2 %ħ & &' 2 %ħ & &'4ħ & +&'3 3 +&35. / 3= 2 3 & '2 2 +ħ 738 ħ 3 +2 39. / 3= 2 3 & '2 2 +ħ3+ħ 3 3 ħ + 2 3:. / 3= 2 3 & '2 + 2 2 3+ħ39. / 3= 2 & ' + 2 +ħ93 dengan mengeliminasi 3 maka didapatkan produk dari. /, yaitu. / = & ' 2 + 2 9+ ħ 2 + & ' 9= + ħ 2 (9) (0) dengan mensubstitusikan persamaan (9) ke persamaan (6), didapatkan bentuk persamaan Schrödinger baru, yaitu %. / ħ '"=#" 2

. / "=%#+ ħ 2 '" (2) Persamaan dapat dituliskan dengan = >? "=#" (3) dengan = >? =. / ħ@, adalah bentuk satu dari operator Hamiltonian untuk osilator harmonik. Persamaan (3) merupakan persamaan nilai eigen, dengan " adalah fungsi eigen (yaitu solusi dari persamaan Schrödinger) dan nilai eigennya #. Perhatikan kembali uraian untuk mendapatkan produk dari. /! Dengan cara serupa, akan didapatkan produk dari /., yaitu /. = + & ' 9 ħ 2 + & ' 9= + + ħ 2 (4) (5) dengan mensubstitusi persamaan (5) ke persamaan (6), diperoleh bentuk persamaan Schrödinger lain, yaitu % /. + ħ 2 '"=# " (6) /. "=%# ħ 2 ' " (7) Persamaan (6) dapat dituliskan dengan = >? "=#" (8) dengan = >? = /. + ħ@, adalah bentuk dua dari operator Hamiltonian untuk osilator harmonik Selanjutnya kita lihat bagaimana sifat dari operator. jika bekerja pada fungsi eigen ". Misalkan suatu fungsi, A. " maka jika = >? =. / ħ 2 bekerja pada A, menghasilkan

= >? A == >?. " = >? A =%. / ħ 2 '." = >? A =. /. " ħ 2." dengan mensubstitusikan persamaan (7), diperoleh = >? A =. %# ħ 2 ' " ħ 2." = >? A =%# ħ 2 '." ħ 2." = >? A =%# ħ 2 ħ 2 '." = >? A =(# ħ)a (9) Bandingkan persamaan (9) dengan persamaan (3)! Persamaan (9) adalah juga persamaan nilai eigen. Jika fungsi eigen " adalah solusi bagi persamaan Schrodinger dengan nilai eigen # maka fungsi eigen A juga merupakan solusi dari persamaan Schrödinger dengan nilai eigen # ħ. Namun, nilai eigen dari A turun sebesar ħ dibandingkan dengan nilai eigen dari ". Hal ini menunjukkan bahwa operator. menurunkan energi sebesar ħ. Demikian juga jika operator.. bekerja pada " maka akan menurunkan energi sebesar 2ħ, dan seterusnya. Jika Φ= " Φ= D " maka = >? Φ =(# Dħ)Φ (20)

Lalu bagaimana sifat dari operator / jika bekerja pada fungsi eigen "? Misalkan suatu fungsi, A / " maka jika = >? = /. + ħ 2 bekerja pada A, menghasilkan = >? A == >? / " = >? A =% /. + ħ 2 ' /" = >? A = /. / "+ ħ 2 /" dengan mensubstitusikan persamaan (2), menghasilkan = >? A= / %# + ħ 2 '"+ħ 2 /" = >? A =%# + ħ 2 +ħ 2 ' /" = >? A=(# +ħ)a (2) Terlihat bahwa A memiliki nilai eigen #+ħ. Hal ini menunjukkan bahwa operator / bersifat menaikkan energi sebesar ħ. Demikian juga jika operator / / bekerja pada " maka akan menaikkan energi sebesar 2ħ, begitu seterusnya. Sehingga jika Φ= + + + + " Φ= E / " maka = >? Φ =(# +Dħ)Φ (22) Sampai saat ini, kita belum memperoleh bentuk spesifik dari ". Untuk itu, kita perhatikan kembali persamaan (9). Jika kita operasikan. berkali-kali pada " maka suatu saat akan dicapai suatu keadaan dengan energi terendah. Keadaan dengan energi terendah biasa disebut dengan keadaan dasar (ground state). Misalkan " F adalah solusi untuk keadaan dasar maka pengoperasian

operator. pada " F akan menghasilkan nol karena tidak ada lagi keadaan dengan energi yang lebih rendah.. " F =0 2 %ħ & &'" F=0 2 4ħ " F &" F 5=0 & ħ" 0 =&" & 0 " 0 = " 0 ħ " 0 " 0 = ħ G " 0 " 0 = ħ G ln" F = 2ħ 2 +I " F =J. 2ħ 2 +I " F = F J. 2ħ 2 (23) Persamaan (23) merupakan fungsi gelombang dari osilator harmonik pada keadaan dasar yang belum ternormalisasi. Setelah fungsi gelombang untuk keadaan dasar diperoleh maka kita dapat menentukan fungsi gelombang pada keadaan tereksitasi ke n, " E dengan bantuan operator /, yaitu " E =( / ) E " F " E =( / ) E K E J. 2ħ 2 L " E = E ( / ) E J. 2ħ 2 (24)

Selanjutnya kita cari berapa energi osilator harmonik pada keadaan dasar. Caranya adalah dengan memecahkan persamaan Schrödinger pada persamaan (6) untuk " sama dengan " F. % /. + ħ 2 '" F=# F " F /. " F + ħ 2 " F=# F " F oleh karena. " F =0 maka ħ 2 " 0 =# 0 " 0 # F = ħ 2 (25) Ternyata energi pada keadaan dasar dari osilator harmonik juga tidak nol sama seperti kasus partikel dalam sumur potensial tak hingga. Kemudian untuk mendapatkan energi pada keadaan tereksitasi ke n, # E kita diturunkan dari persamaan (22), diperoleh # E = # F +Dħ # E = Dħ+ ħ 2 # E = %D+ 'ħ (26) 2 Akhirnya kita peroleh solusi umum dari persamaan Schrödinger yang bergantung waktu, yaitu Ψ(,) = OP E " E J.QR ST/ħ EWX Ψ(,) = OP E E ( / ) E J. 2ħ 2 J.QKE+ 2 LħT/ħ EWX Contoh

Tentukan fungsi gelombang ternormalisasi bentuk tak bergantung waktu dari osilator harmonik yang berada pada keadan dasar! Solusi Fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik yang berada pada keadan dasar adalah " F = F J. 2ħ 2 Syarat normalisasi adalah G " F. = G " F " F =. G F J. 2ħ 2 F J.. 2ħ 2 F G J. ħ 2 =. F 2G J. ħ 2 = F = F 2 [ 2 \]ħ ^ = F = K ]ħ LX/_ Dengan demikian, fungsi gelombang ternormalisasinya adalah " F =K LX/_ J. ]ħ 2ħ 2 Contoh 2

Tentukan fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik pada keadaan tereksitasi pertama, kemudian lakukan normalisasi terhadap fungsi gelombang tersebut! Solusi Fungsi gelombang tak bergantung waktu untuk keadaan tereksitasi ke n adalah " E = E ( / ) E J. 2ħ 2 maka untuk keadaan tereksitasi pertama, n = sehingga " X = X / J. 2ħ 2 " X = X 2 %ħ & +&'J. " X = X 2 %ħ & J. 2ħ 2 2ħ 2 +&J. 2ħ 2 ' " X = X 2 %ħ & K ħ J. 2ħ 2 L+&J. " X = X 2 K&J. 2ħ 2 +&J. " X = 2& X 2 KJ. 2ħ 2 L " X =& X 2 J. 2ħ 2 2ħ 2 L " X =IJ. 2ħ 2,ddengan I & X 2 Melakukan normalisasi terhadap " X G " X. = G " X " X =. G KIJ.. 2ħ 2 L IJ. 2ħ 2 = 2ħ 2 '

I G 2 J. ħ 2 =. I (2G 2 J. ħ 2 F ) = G 2 J.2 F = 4 ] I d2 ħ 4 \]ħ e = I \ ] 4 % ħ ' f = I = \ 4 f ] K ħ L I =g 4 f X/_ ] K ħ L h Dengan demikian, " X ternormalisasinya adalah " X =g 4 f ] K ħ L h X/_J. 2ħ 2