BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

Geometri (bangun ruang)

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya

BAB II LANDASAN TEORI

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA Ruas garis PQ Ruas garis QR Garis PQ = garis QR (karena bila diperpanjang akan mewakili garis yang sama)

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK

VIII. Bangun Ruang, Simetri, dan Pencerminan BAB. Peta Konsep. Kata Kunci. Tujuan Pembelajaran

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. optimal serta bersifat eksternal yang disengaja, direncanakan, dan bersifat

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. matematika siswa khususnya pada materi kubus dan balok. Pada proses

LAMPIRAN 1 RPP SIKLUS 1 DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian

SETYONINGRUM. N. Untuk Kelas VIII SMP dan MTS

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

3. Berdasarkan gambar soal nomor 2, alas balok tersebut berbentuk bangun datar... A. Persegi B. Persegi panjang C. Belah ketupat D.

Oleh: Dyah Padmi NIM

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan

PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMP (KODE A) TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Bangun Ruang (2)_soal Kelas 4 SD. 1. Unsur pada bangun ruang kubus yang berjumlah 8 adalah... A. Titik sudut B. Bidang sisi C. Rusuk D.

Bangun Ruang. 2s = s 2. 3s = s 3. Contoh Soal : Berapa Volume, luas dan keliling kubus di bawah ini?

LKS 1. Unsur-unsur & Sifat-sifat Kubus dan Balok. Kelompok :

MODUL MATEMATIKA. Geometri Dimensi Tiga. Maylisa Handayani,S.Pd. Penyusun: MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo. No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) : SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Kelas / Semester : VIII / 2 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd. Disusun Oleh:

PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMP 2010 KODE B P48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DATA NAMA SISWA SMP NEGERI 1 BAWEN KELAS

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

Pedoman Observasi. 1. Letak geografis dan keadaan SMP Islam Al-Ma rifah Darunnajah Kelutan

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP!

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61

Matematika Semester V

BAB II KAJIAN TEORI. berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara

ANGKET SEBELUM VALIDITAS ANGKET AKTIVITAS BELAJAR

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SEBELUM MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD 1 GAMONG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN WINGEOM 3-DIM

NO NO INDUK NAMA SISWA Nikmatul Yuliana Fitria Afifatu R Nur Luthfiyani F M Astri Khoirul Anas 76

C. 9 orang B. 7 orang

Lampiran 1.Surat Izin Uji Coba Instrumen Dan Penelitian

Materi W9c GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. C. Menggambar dan Menghitung Sudut.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Bangun Ruang dan Bangun Datar

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

Bangun Ruang Sisi Datar

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima,

Bangun Ruang dan Unsur-unsurnya (1)

Geometri. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

SILABUS PEMBELAJARAN

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Observasi dan Penelitian Skripsi

Dimensi Tiga (Sudut Pada Bangun Ruang)

LAMPIRAN I. Surat-Surat

Geometri. Bab. Titik Garis Bidang Ruang Jarak Sudut Diagonal A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAMPIRAN C PERANGKAT PEMBELAJARAN

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i

(Dengan Pendekatan Vektor) Oleh: Murdanu, M.Pd.

DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV. No Nama Siswa Nilai

BAB II LANDASAN TEORI

MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga

Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N)

Antiremed Kelas 12 Matematika

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) I. Standar Kompetensi Menentukan sifat bangun ruang dan hubungan antar bangun.

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII

Menghitung Volume Kubus dan Balok dan Menggunakannya dalam Pemecahan Masalah

Sisi-Sisi pada Bidang Trapesium

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JURNAL. Oleh LUSIANA NUSI NIM

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

Lampiran 1 80

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Belajar Matematika Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai belajar yaitu: Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a resut of practice or experience.. Hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku itu relatif permanen. Di samping itu juga dikemukakan bahwa perubahan itu sebagai akibat belajar karena latihan atau karena pengalaman. Pada pengertian latihan dibutuhkan usaha dari individu yang bersangkutan, sedangkan pada pengertian pengalaman usaha tersebut tidak tentu diperlukan. Ini mengandung arti bahwa dengan pengalaman seseorang atau individu dapat berubah perilakunya, disamping perubahan itu dapat disebabkan oleh latihan. Menurut Suparno (2000: 2) belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan, kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan proses yang tidak henti-hentinya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan individu sebagai akibat dari pengalaman dan latihan yang akan membawa pada perubahan tingkah laku. Menurut Uno dan Umar (2010: 109) Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan 1

2 berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis. Cockroft (dalam Abdurrahman 2003: 253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Berdasarkan definisi matematika di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan secara sederhana, bahwa matematika adalah suatu cara yang digunakan seseorang untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perhitungan serta hubungan tentang konsep-konsep antara satu dengan yang lainnya berkesinambungan. Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas yang digunakan untuk memahami arti dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan simbol-simbol. 2.2 Penguasaan Matematika Kata penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pemahaman sedangkan pemahaman memiliki kata dasar paham yang berarti tahu benar. Pemahaman adalah (a) menerima arti, menyerap ide; (b) mengetahui 2

3 secara betul, memahami sifat dasar karakter; (c) mengetahui arti kata-kata seperti dalam bahasa; dan (d) menyerap dengan jelas atau menyadari fakta. Menurut Ernawati (dalam Harja, 2012) mengemukakan pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikan. Berdasarkan uraikan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penguasaan matematika adalah suatu kemampuan siswa untuk dapat memahami maupun menjelaskan pemikiran abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasi atau mengelompokkan suatu objek-objek, dan mampu menyusun kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama. 2.3 Objek Matematika Menurut Begle (dalam Ismail, 1996) mengemukakan bahwa objek matematika berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Fakta merupakan kenyataan yang tidak bebas nilai. Hubungan 4 < 5 adalah fakta, namun a < b bukan fakta, karena a dan b bersifat bebas nilai. Konsep yaitu suatu ide atau gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan objek tertentu. segitiga adalah suatu konsep. Suatu bangun geometri disebut segitiga atau bukan sebelumnya harus diperhatikan jumlah sisi, kelurusan sisi, bagaimana sisi itu saling terpadu dan lainnya. Operasi adalah fungsi yang menghubungkan objek-objek matematika dan menghasilkan objek matematika yang lainnya. Simbol kali (x) dalam pernyataan 2 x 3 = 6 yang menunjukkan perkalian bilangan 2 dan bilangan 3 3

4 menghasilkan 6. Prinsip menyatakan hubungan antara dua atau lebih objek matematika tersebut berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip yang lain. Menurut Soedjadi (2000: 13) mengemukakan bahwa dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut objek mental. Objek dasar itu meliputi (1) fakta, (2) konsep, (3) operasi ataupun relasi, (4) prinsip. Adapun objek dasar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu. Simbol bilangan 3 secara umum sudah dipahami sebagai bilangan tiga. Jika disajikan angka 3 orang sudah dengan sendirinya menangkap maksudnya yaitu tiga. Sebaliknya kalau seseorang mengucapkan tiga dengan sendirinya dapat disimbolkan dengan 3. 2) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. 3) Operasi (abstrak) adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain. Sebagai contoh misalnya penjumlahan, perkalian, gabungan, irisan. Unsur-unsur yang dioperasikan juga abstrak. 4) Prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, sifat dan sebagainya. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 146) mengemukakan bahwa jenisjenis materi pembelajaran diklasifikasikan sebagai fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap. Fakta yaitu segala hal yang terwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian, atau komponen suatu benda. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertianpengertian baru yang timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti/isi dan sebagainya. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, 4

5 pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus dan teorema. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong dan kerja sama. Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi perlunya penguasaan matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Untuk megetahui bahwa siswa sudah memahami tentang penguasaan fakta yaitu siswa harus mampu mengidentifikasi fakta-fakta yang terdapat dalam masalah tersebut. Misalnya siswa bisa membedakan unsur-unsur yang ada pada kubus dan balok. Jika siswa dihadapkan pada soal mampu menyebutkan pengertian, mampu menggolongkan ataupun mengklasifikasikan sekumpulan objek tersebut maka siswa dikatakan sudah mampu memahami penguasaan konsep yang terdapat pada masalah. Contohnya, dalam menggunakan rumus untuk kubus dan balok. Sedangkan untuk penguasaan operasi dimana siswa mampu menggunakan perhitungan atau bentuk operasi seperti penjumlahan pengurangan, perkalian dan pembagian, akan lebih mudah siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya untuk penguasaan prinsip yaitu siswa mampu mengungkapkan hubungan antara beberapa objek matematika, sehingga siswa dapat menyebutkan fakta-fakta yang ada, siswa juga mampu membedakan konsep, mampu menggunakan rumus antara volume kubus dan balok. Setelah itu akan dilanjutkan dengan cara operasi. Oleh karena itu pada penguasaan prinsip disini terdapat fakta, konsep, dan operasi. 5

6 2.3 Tinjauan Materi Kubus dan Balok 2.3.1 Kubus Kubus adalah sebuah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang (Agus, 2008: 184). Padaa gambar 2.1 menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGH yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: Gambar 2.1 Kubus (Nuharini dan Wahyuni, 2008: 201) a. Sisi/bidang Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan). b. Rusuk Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan terlihat seperti kerangkan yang menyusun kubus. Pada Gambar 2.1 kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH. 6

7 c. Titik Sudut Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari Gambar 2.1 kubus ABCD.EFGH memiliki 8 buah titik sudut yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H. Perhatikan Gambar berikut ini. Gambar 2.2 Titik Sudut Kubus (Nuharini dan Wahyuni, 2008: 205) d. Diagonal Bidang Pada Gambar 2.2 kubus PQRS.TUVW terdapat garis TV dan UW yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Ruas garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang. e. Diagonal Ruang Pada Gambar 2.2 kubus PQRS.TUVW terdapat ruas garis PV dan TR yang menghubungkann dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang. f. Bidang Diagonal Pada Gambar 2.2 kubus PQRS.TUVW yaitu TV dan UW. Ternyata, diagonal bidang TV dan UW beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu TU dan 7

8 VW membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang pada kubus PQRS.TUVW. Bidang TVUW disebut sebagai bidang diagonal. Perhatikan Gambar berikut ini. Gambar 2.3 Kubus (Agus, 2008: 186) Perhatikan pada Gambar 2.3 Untuk memahami sifat-sifat kubus, yaitu sebagai berikut. a. Semua sisi kubus berbentuk persegi. Pada Gambar 2.3 sisi ABCD, EFGH, ABFE, dan seterusnya memiliki bentuk persegi dan memiliki luas yang sama. b. Semua rusuk kubus berukuran sama panjang. Rusuk-rusuk kubus AB, BC, CD dan seterusnya memiiki ukuran yang sama panjang. c. Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang. Perhatikan Gambar 2.3 ruas garis BG dan CF merupakan diagoanal bidang kubus ABCD.EFGH yang memiliki ukuran sama panjang. d. Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang. Dari kubus ABCD..EFGH pada Gambar 2.3 terdapat dua diagonal ruang, yaitu HB dan DF yang keduanya berukuran sama panjang. 8

9 e. Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi panjang. Pada Gambar 2.3 bidang diagonal ACGE terlihat jelas bahwa bidang diagonal tersebut memiliki bentuk persegi panjang. Perhatikan Gambar berikut ini: s s s s s s s (a) (b) Gambar 2.4 (a) kubus dan (b) jarring-jaring kubus (Agus, 2008: 189) Dari Gambar 2.4 terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya. Untuk jaring kubus tersebut. mencari luas permukaan kubus, berarti sama saja dengan menghitung luas jaring- Oleh karena jaring-jaring kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen maka luas permukaan kubus = luas jarring-jaring kubus 6 s s 6 s 6 s L 6 s Jadi, luas permukaan kubus = 6s 9

10 Perhatikan Gambar berikut ini: (a) (b) Gambar 2.5 Kubus Satuan (Agus, 2008: 190) Untuk membuat kubus satuan pada Gambar 2.5 (b), diperlukan 2 x 2 x 2 = 8 kubus satuan, Dengann demikian, volume kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tesebut sebanyak tiga kali. Sehingga Volume kubus = panjang rusuk panjang rusuk panjang rusuk s s s s Jadi, volume kubus = s s. Dengan s merupakan panjang rusuk kubu us. 2.3.2 Balok Balok adalah bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya, dimana setiap sisinya berbentuk persegi panjang (Agus, 2008: 184). Perhatikan Gambar berikut ini: Gambar 2.6 Balok (Nuharini dan Wahyuni, 2008: 201) 10

11 Pada Gambar 2.6 menunjukkan sebuah Balok PQRS.TUVW yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: a. Sisi/bidang Sisi balok adalah bidang yang membatasi balok. Dari Gambar 2.6 terlihat bahwa balok memilikii 6 buah sisi yang semuanya berbentuk persegipanjang, yaitu PQRS (sisi bawah), TUVW (sisi atas), PQTU (sisi depan), RSVW (sisi belakang), QRVU (sisi samping kiri), dan PSTW (sisi samping kanan). b. Rusuk Rusuk balok sama dengan rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Pada Gambar 2.6 balok PQRS.TUVW memiliki 12 buah rusuk, yaitu PQ, QR, RS, SP, TU, UV, VW, WT, PT, QU, RV, dan SW. c. Titik Sudut Titik sudut balok adalah titik potong antara dua rusuk. Dari Gambar 2.6 balok PQRS.TUVW memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik P, Q, R, S, T, U, V, dan W. Perhatikan Gambar berikut ini: Gambar 2.7 Balok 11

12 d. Diagonal Bidang Pada Gambar 2.7 balok PQRS.TUVW terdapat garis TV dan UW yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Ruas garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang. e. Diagonal Ruang Pada Gambar 2.7 balok PQRS.TUVW terdapat ruas garis PV dan TR yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang. f. Bidang Diagonal Pada Gambar 2.9 balok PQRS.TUVW yaitu TV dan UW. Ternyata, diagonal bidang TV dan UW beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu TU dan VW membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang pada kubus PQRS.TUVW. Bidang TVUW disebut sebagai bidang diagonal. Perhatikan Gambar berikut ini: Gambar 2.8 Balok (Agus, 2008: 193) Perhatikan pada Gambar 2.8 Untuk memahami sifat-sifatt balok, sebagai berikut: 12

13 a. Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang. Pada Gambar 2.8 sisi ABCD, EFGH, ABFE, dan seterusnya. Sisi-sisi tersebut memiliki bentuk persegipanjang. Dalam balok, minimal memiliki dua pasang sisi yang berbentuk persegipanjang. b. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang. Rusuk-rusuk balok yang sejajarseperti AB, CD, EF, dan GH memiliki ukuran yang sama panjang. Begitu juga dengan rusuk AE, BF, CG, dan DH memiliki ukuran yang sama panjang. c. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama panjang. Dari Gambar 2.8 panjang diagonal sisi yang berhadapan yaitu ABCD dengan EFGH, ABFE dengan DCGH dan BCFG dengan ADHE memiliki ukuran yang sama panjang. d. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang. Diagonal ruang pada balok ABCD.EFGH yaitu AG, EC, DF, HB memiliki panjang yang sama. e. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang. Pada Gambar 2.10 bidang diagonal EDFC memiliki bentuk persegipanjang. 13

14 Perhatikan Gambar berikut ini: Gambar 2..9 (a) Balok (b) Jarring-jaring balok (Agus, 2008: 195) Misalkan rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t (tinggi) seperti pada Gambar 2.9. Luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas persegipanjangg 6 = (p x l) + (p x t) + (l x t) + (p x l) + (p x t) ) + (l x t) = (p x l) + (p x l) + (l x t) + (l x t) + (p x t) + (p x t) = 2 (p x l) + 2 (l x t) + 2 (p x t) = 2 (pl +l t + p t) Jadi, luas permukaan balok = 2 (pl +l t + p t) Perhatikan Gambar dibawah ini: (a) (b) Gambar 2.10 Balok Satuan (Agus, 2008: 197) 14

15 Untuk mencari volume balok caranya sama dengan volume kubus. Perhatika Gambar 2.10 yaitu diperlukan 2 x 1 x 2 = 4 balok satuan. Dengan demikian, volume balok dapat ditentukan dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. Volume kubus = panjang lebar tinggi = l t Jadi, volume balok =. 15