BAB I BESARAN DAN SATUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

BESARAN VEKTOR B A B B A B

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN DAN PENGUKURAN

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

Pentalogy BIOLOGI SMA

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Standar Kompetensi Lulusan. Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Pengukuran Besaran Fisika

BAB II BESARAN VEKTOR

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8.

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari

MENJUMLAH VEKTOR. No Besaran Skalar Besaran Vektor

B a b 2. Vektor. Sumber:

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENGUKURAN DAN BESARAN

Di unduh dari : Bukupaket.com

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN

BESARAN DAN SATUAN. tindakan MKS. angka pasti CGS. angka taksiran. dimensi. notasi ilmiah BESARAN SATUAN. besaran pokok. besaran turunan.

BAB BESARAN DAN SATUAN

Pengukuran. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : Besaran dan Pengukuran

Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya

Kompetensi Fisika Kelas X

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

MENGUKUR BESARAN DAN MENERAPKAN SATUANNYA

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor.

Bab 1 : Skalar dan Vektor

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

SILABUS PEMBELAJARAN

Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN.

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan

MENGUKUR: membandingkan sesuatu dengansesuatu lain yang sejenisyang ditetapkan sebagai satuan

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Angka Penting dan Notasi Ilmiah

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

BAB I BESARAN & PENGUKURAN --- alifis.wordpress.com

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

MODUL MATA PELAJARAN IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Tri Widodo FISIKA untuk SMA/MA Kelas X

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

FIsika USAHA DAN ENERGI

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

FISIKA. Untuk SMA dan MA Kelas X. Sri Handayani Ari Damari

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

DR Ibnu Mas ud Guru Fisika SMK Negeri 8 Malang Owner drimbajoe_foundation

Pengukuran Besaran Fisis

SILABUS ALOKASI WAKTU KOMPETENSI DASAR KEGIATAN PEMBELAJARAN TM PS PI

Uji Kompetensi Semester 1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

Transkripsi:

BAB I BESARAN DAN SATUAN A. STANDAR KOMPETENSI :. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan dan menyatakannya dalam satuan dengan baik dan benar (meliputi lambang, nilai dan satuan). B. Kompetensi Dasar : 1. Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan menggunanakan aturan angka penting. Indikator : a. Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian (presisi) dan kepekaan (sensitivitas). b. Membaca nilai yang ditunjukan alat ukur secara tepat, serta menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat. c. Mendefinisikan angka penting dan menerapkannya. d. Menjelaskan pengertian tentang kesalahan sistematik dan acak serta memberikan contohnya. e. Menghitung kesalahan sistematik dalam pengukuran ) f. Mengolah data hasil pengukuran dan menyajikannya dalam bentuk grafik dan mampu menarik kesimpulan tentang besaran fisis yang diukur berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk grafik, serta mampu memberikan rumusan matematis sederhana (linier) untuk besaran fisis yang disajikan dalam bentuk grafik.. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya. Indikator : a. Membandingkan besaran pokok dan besaran dan besaran turunan serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. b. Menerapkan satuan besaran pokok dalam sistem internasional. 3. Memprediksi dimensi suatu dimensi suatu besaran dan melakukan analisis. Indikator : a. Menentukan dimensi suatu besaran pokok. b. Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah *) C. Kompetensi Dasar : 4. Melakukan penjumlahan dan perkalian dua buah vektor. ) Pengayaan 1

a. Merumuskan dua vektor atau lebih dengan metoda jajaran genjang dan poligon b. Menjumlahkan dua vektor yang segaris atau membentuk sudut secara grafis dan menggunakan rumus cosinus. c. Menguraikan sebuah vektor dalam bidang datar menjadi dua vektor komponen yang saling tegak lurus. d. Menghitung hasil perkalian dua buah vektor dengan cara perkalian titik *) e. Menghitung hasil perkalian dua buah vektor dengan cara perkalian silang. *) D. MATERI : MOTIVASI Ukurlah waktu yang diperlukan kereta dinamik (trolly) untuk bergerak dari A ke B, lakukan beberapa kali. Samakah waktu yang diperlukan setiap kali pengukuran? Jadi waktu manakah yang benar? Bagaimana cara yang benar untuk menentukan waktu yang diperlukan kereta dinamik dari A ke B? 1. PENGUKURAN Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran yang dinyatakan dengan angka dan ditetapkan sebagai satuan. Misalnya untuk pengukuran panjang suatu benda dapat menggunakan mistar, mikrometer, mikro ulir dan jangka sorong. Dalam melakukan pengukuran suatu besaran fisis dengan menggunakan alat ukur tidak mungkin mendapatkan nilai yang tepat (akurasi), ini

disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan adalah perbedaan antara suatu nilai yang diukur dengan nilai yang sebenarnya, sehingga terjadi penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang benar. Kesalahan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak. 1. Kesalahan umum lebih disebabkan karena pengamatan, kurang terampil dalam penggunaan alat dan pembacaan pada skala yang kecil.. Kesalahan sistematis dapat timbul karena oleh beberapa faktor antara lain: kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen yang terkait, dan kesalahan pada pembacaan nilai skala dan lingkungan sekitarnya. 3. Kesalahan acak disebabkan oleh adanya fluktuasi-fluktuasi pada kondisi-kondisi pengukuran, misalnya perubahan tekanan udara disekitar tempat memanaskan air. a. Teori Akurasi Pengukuran Dalam pengukuran ada kesalahan batas atau kesalahan garansi yaitu batas-batas penyimpangan dari nilai yang ditetapkan. Contoh : Hambatan: 500 Ω ± 10 % Berarti hambatan tersebut adalah 490 Ω sampai dengan 510 Ω Dari hasil percobaan diperoleh nilai pengukuran X = (X 0 ± X) [satuan besaran yang diukur] X = Laporan hasil Xo = Hasil pengukuran X = Ketidakpastian b. Ketidakpastian Pada Pengukuran Tunggal Adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Dalam pengukuran ini sebagai pengganti Xo adalah hasil pengukuran itu sendiri yaitu X. Sedangkan ketidakpastiannya pada pengukuran tunggal sama dengan setengah skala terkecil. X = ½ x skala terkecil 3

ketidakpastian pada pengukuran berulang dalam pengukuran ini dilakukan berkali-kali sehingga harus dicari rata-rata sample (X ) X rata-rata = Χ = N X i N = X + X +... N i + = banyaknya pengukuran X N Sehingga ketidakpastian X dapat dinyatakan oleh simpangan baku nilai rata-rata sample. X = S X = 1 N N xi ( xi ) N 1. ANGKA PENTING Adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (diragukan). a. Aturan Angka Penting 1) Semua angka bukan nol adalah angka penting. ) Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. 3) Angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di bekalang koma desimal termasuk angka penting. 4) Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka penting. 5) Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut adalah angka penting atau bukan. Contoh : menentukan banyaknya angka penting 1. 345,5 gram memiliki empat angka penting. 35,006 kilogram memiliki lima angka penting 3. 0,007 centimeter memiliki satu angka penting 4

4. 0,0080 meter memiliki dua angka penting Mempelajari fisika diperlukan pengukuran-pengukuran baik dari angka kecil sampai yang besar, seperti misalnya massa elektron dan massa bumi. Oleh karena itu diperlukan notasi untuk mempermudah dalam menulis yaitu : a,..x 10 n dimana : a = adalah bilangan asli dan bilangan penting n = adalah eksponen dan bilangan bulat dan 10 n orde besar Contoh : 1. massa elektron kira-kira 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg dapat ditulis 9,11 x 10-31 kg. massa bumi kira-kira 6,000 000 000 000 000 000 000 000 kg dapat ditulis 6 x 10 4 kg b) Penjumlahan dan Pengurangan Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya mempunyai satu angka yang diragukan. Contoh soal : 1. Jumlahkan 8.500 kg + 7.950 kg. Jumlahkan 16,8 g + 0,418 g + 4, g 3. Kurangi 630 m 365 m Penyelesaian : Lakukanlah operasi penjumlahan atau pengurangan seperti biasa, kemudian bulatkan hingga memiliki satu angka taksiran. 1. 8.500 kg 5 merupakan angka taksiran 7.950 kg 0 merupakan angka aksiran 36.450 kg 36.400 kg (dibulatkan karena hanya satu angka taksiran) 5

. 16,8 g 0,418 g 4, g 58,898 g 58,9 g (dibulatkan karena hanya boleh satu angka taksiran) 3. 630 m 365 m - 65 m 60 m (dibulatkan karena hanya boleh satu angka taksiran) Latihan : 1. Hitunglah penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting berikut ini : a. Jumlahkan 363,37 dan 35,571 b. Kurangi 576,8 dengan 3. Hitunglah penjumlahan 5,566 m dan,01 3. BESARAN FISIS Adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka. Besaran fisis dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Besaran Pokok Adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan sebagai landasan terbentuknya besaran-besaran lain. Ada tujuh besaran pokok fisika dalam satuan internasional adalah : panjang (L), massa (M), waktu (T), suhu (θ), kuat arus listrik (I), intensitas cahaya (J), jumlah zat (N). 6

b. Besaran Turunan Adalah besaran yang dibentuk dan diturunkan dari besaran pokok misalnya luas (A), volume (V), massa jenis (ρ), kecepatan (ν), percepatan (a), gaya (F). c. Dimensi Adalah suatu besaran yang menunjukkan cara besaran itu terbentuk oleh besaran pokok. Volume balok adalah hasil kali panjang, lebar dan tinggi, sebenarnya merupakan besaran-besaran yang sama. Dengan lambang dimensi di bawah ini, dapat ditentukan besaran turunan dan dimensinya. Tabel 1.1. Besaran Pokok, satuan, dan dimensinya No Besaran Pokok satuan Dimensi 1 Massa kg [M] Panjang m [L] 3 Waktu s [T] 4 Arus listrik I [I] 5 Suhu K [θ] 6 Jumlah zat mol [N] 7 Intensitas cahaya Cd [J] Contoh : Dimensi dari : 1. Volume V = panjang x lebar x tinggi V = L x L x L V = L 3 jadi dimensi dari volume adalah L 3. Kecepatan v = perpindahan per satuan waktu = L/T atau LT -1 7

3. Gaya F = massa x percepatan F = M x L x T - atau MLT - 4. BESARAN VEKTOR Adalah besaran yang selain mempunyai besar tapi juga mempunyai arah. Contoh : Perpindahan, gaya, berat, kecepatan, percepatan Cara menggambar vektor OA O Gambar 1.1 A O = titik tangkap vektor A = ujung (terminus) vektor OA = panjang vektor OA = arah dari vektor Dua buah vektor dikatakan sama, jika kedua vektor itu besar dan arahnya sama, dua buah vektor dikatakan saling berlawanan jika kedua buah vektor itu besarnya sama tapi arahnya saling berlawanan. a. Menjumlahkan Vektor Dua buah vektor masing-masing v 1 dan v mengapit sudut θ R V 1 θ V Gambar. 1. Melukis jumlah (resultan) antara dua vektor masing v 1 dan v dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: Penjumlahan dengan cara jajaran genjang dan penjumlahan dengan cara Poligon atau segi banyak (gunakan simulasi berikut ini) 8

b. Pengurangan Vektor Pada prinsipnya, pengurangan vektor sama dengan penjumlahan vektor negatif. b 0 a -b R Pengurangan vektor pada gambar di atas dilakukan dengan cara membuat vektor b (vektor yang besarnya sama dengan b, segaris kerja, tetapi arahnya berlawanan). Selisih vektor a dan b adalah R = a b = a + (-b) Harga dari resultannya adalah R = a + b +. a. b.cos. α Contoh soal : Dua vektor kecepatan v 1 dan v masing-masing besarnya 8 m/s dan 3 m/s. Kedua vektor tersebut bertitik tangkap sama dan saling mengapit sudut 60 o. Tentukan selisih kedua vektor tersebut! Penyelesaian : Diketahui : V 1 V α = 8 m/s = 3 m/s = 60 o Ditanyakan: R =.? 9

v 1 -v R = v 1 - v R = 1 + v v v v1..cosα R = 8 + 3 x8x3xcos60 o R = 64 + 9 4 R = 49 R = 7 m/s 5. PENGAYAAN a. Vektor Satuan Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. 1. Vektor Satuan dalam Bidang Telah kita ketahui sebagaimana gambar di bawah, bahwa vektor dalam bidang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen vektor pada sumbu x dan sumbu y. Vektor satuan ke arah sumbu x dilambangkan i dan vektor satuan ke arah sumbu y dilambangkan j. Jadi, i = j = 1 y j i x 10

Komponen vektor v ke arah sumbu x dan ke arah sumbu y dari gambar di atas adalah V x = v x i V y = v y j Sehingga, jika vektor v ditulis dalam vektor satuan, hasilnya adalah V = v x i + v y j Besarnya vektor v adalah V = x v y v +. Vektor Satuan dalam Ruang Sebuah vektor dalam ruang dapat diuraikan menjadi komponen vektor pada sumbu x (dari kiri ke kanan), sumbu y (dari atas ke bawah), dan sumbu z dari depan ke belakang). Vektor satuan ke arah sumbu x dilambangkan i, ke arah sumbu y dilambangkan j, dan ke arah sumbu z dilambangkan k. Jadi, i = j = k = 1 y j i x k Jika vektor v dalam ruang maka komponen-komponen v adalah v x = v x i v y = v y j v z = v z k Sehingga, jika vektor v dinyatakan dalam vektor satuan, hasilnya adalah 11

v = v x i + v y j + v z k y v y v x v z 0 x z B esar vektor v adalah V = x v y v + + v z 3. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Satuan Jika a = a x i + a y j + a z k b = b x i + b y j + b z k maka (?) Contoh soal : Dua vektor a = i +3j + k b = i - j - k Tentukan : a. a + b b. a - b d. Besar vektor b e. Besar vektor a + b c. Besar vektor a b. Perkalian Vektor 1

Perkalian antara dua vektor dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian titik atau dot product dan perkalian silang atau cross product. 1) Perkalian Titik (Dot Product) Perkalian titik antara dua vektor a dan b yang ditulis a b (dibaca a dot b) menghasilkan skalar yang biasa disebut perkalian skalar. Selanjutnya, harganya ditulis : a. b = a.b.cosα Keterangan : A B = harga vektor a = harga vektor b α = sudut apit terkecil antara vektor a dan b Contoh besaran fisika yang merupakan hasil perkalian skalar adalah usaha dan energi potensial gravitasi. Sebuah vektor gaya F = 0 N bekerja pada benda, sehingga benda berpindah sejauh m. Jika arah gaya membentuk sudut 60 o terhadap horizontal maka besarnya usaha dapat dihitung sebagai berikut. Usaha merupakan hasil perkalian titik antara dua vektor gaya dengan vektor perpindahan. W = F. s = F. s. cos α = 0 x x cos 60 o = 40 x 1 / = 0 Joule Pada perkalian titik, berlaku hukum komutatif : a.. b = b. a Perkalian titik (perkalian skalar) antara vektor-vektor satuan ialah sebagai berikut : i.i = i i cos 0 o j.j = j j cos 0 o k.k = k k cos 0 o Jadi, i.i = j.j = k.k =1 = 1x1x1=1 = 1x1x1=1 = 1x1x1=1

i.j = i j cos 90 o = 1x1x0=0 i.k = i k cos 90 o = 1x1x0=0 j.k = j k cos 90 o = 1x1x0=0 Jadi, i.j = i.k = j.k = 0 ) Perkalian Silang (Cross Product) Perkalian silang antara dua vektor a dan b yang ditulis a x b (dibaca a cross b ) menghasilkan sebuah vektor yang besarnya dirumuskan : a x b = a.b.sin α Keterangan : a b α = harga vektor a = harga vektor b = sudut apit terkecil antara vektor a dan b Dari gambar 1. Kedua garis tadi berpotongan di R, sehingga OR adalah diagonal jajaran genjang yang terjadi dan merupakan besarnya OR jadi OR = v 1 +v Sehingga diperoleh satu vektor yaitu R c. Metode analitis Dua buah vektor mengapit sudut θ masing-masing v 1 dan v,untuk menghitung resultan kedua vektor tersebut adalah 1 1F Maka resultan nya R = F + F + F cosθ 3

6. PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING a. Tujuan : 1) Mempelajari cara mengukur panjang, massa, dan waktu ) Menerapkan penulisan hasil pengukuran dengan angka penting b. Alat dan bahan yang digunakan 1) Mistar ) Jangka sorong 3) Mikrometer sekrup 4) Neraca Ohause 5) Stop Watch 6) Satu set kubus c. Dasar teori Pengukuran yang akurat merupakan bagaian yang penting dalam fisika. Pada saat melakukan pengukuran digunakan alat ukur yang sesuai dengan obyek yang akan diukur. Misalnya mengukur panjang, menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup. Untuk mengukur massa digunakan neraca Ohause, dan untuk mengukur waktu digunakan stopwatch. Dengan demikian mengukur dapat diartikan membandingkan suatu benda yang akan diukur dengan alat ukur. d. Cara dan langkah 1) Ukurlah panjang kubus dengan menggunakan mistar kemudian menggunakan jangka sorong dan selanjutnya menggunakan mikrometer. ) Ukurlah massa macam-macam kubus dengan menggunakan neraca Ohause dan neraca pegas. 3) Ukurlah waktu yang diperlukan oleh suatu benda yang jatuh bebas dari ketinggian 1 meter, 1,50 meter dan,00 meter. 4

e. Data pengamatan dan pengukuran Data I. Pengukuran panjang kubus Alat Ukur l (cm) l (cm) Mistar Jangka Sorong Micrometer Data II. Pengukuran massa dengan neraca pegas Nama Alat m (gr) m (gr) Kubus Kayu Kubus Besi Kubus Aluminium Pengukuran dengan neraca Ohause Nama Alat m (gr) m (gr) Kubus Kayu Kubus Besi Kubus Aluminium Data III. Pengukuran waktu Tinggi t (sekon) t (sekon) 1 m 1,5 m 1,50 m f. Kesimpulan dan analisa Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan dan analisa hasil masing-masing pengukuran. 5

LEMBAR KERJA SISWA VEKTOR A. Tujuan 1. Menggambarkan vektor perpaduan gaya-gaya. Menghitung resultan gaya-gaya B. Alat yang digunakan 1. Satu set anak timbangan. Papan statif 3. Dua buah katrol 4. Busur derajat 5. Neraca Ohauss 6. Tali C. Dasar Teori Perpaduan dua buah vektor F 1 dan F yang dilukiskan di bawah ini dalam sistem jajaran genjang. F 1 dan F adalah komponen-komponen gaya, dan θ sudut yang dibentuk oleh F 1 dan F sedangkan R adalah resultan gaya. Besar resultan gaya dapat dihitung dengan persamaan matematis sbb : R = 1 + F F1 F F + cosθ Arah R ditentukan dengan persamaan dalil sinus R F1 F = = Sin( 180 θ ) Sinθ Sinθ 1 F θ 1 R O θ θ R : sin (180-θ) = F180-θ 1 : sin θ = F : sin θ 1 F 1 6