MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS V SD NEGERI 188/III SUNGAI BETUNG MUDIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Arnot Pakpahan Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis penelitian yang telah dilakukan, maka

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH: -----CONTOH-----

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Indonesia. Karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII SMPN-2 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh individu/kelompok tertentu melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB I PENDAHULUAN. sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

Penggunaan Media Kongkrit Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Tatura Pada Materi Proses Pembentukan Tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN. Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SD Negeri 2 Teluk Betung

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN Jambangan tahun. pelajaran 2013/2014. pemilihan penelitian ini didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

PENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN ZAENUDIN SDN SUKARESMI ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Role Playing di Kelas IV SD Inpres Cendanapura

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

Ninda Beny Asfuri, S.Pd, M.Pd ABSTRAK. Kata Kunci : Keterampilan Berbicara, Bahasa Jawa, Role Playing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan alam (IPA). Pendidikan IPA dihararapkan bisa menjadi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dulamayo Barat. Pada saat itu sebagai pimpinan sekolah adalah Bapak Usman Harun.

Transkripsi:

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS V SD NEGERI 188/III SUNGAI BETUNG MUDIK Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Secara umum tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa, dan sebagai pengelola pembelajaran yang bertugas menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Siswa terkadang menganggap kurang penting terhadap penyelenggaraan mata pelajaran ini, perilaku kebanyakan dari

mereka yang tampak adalah datang duduk diam. Siswa SD Negeri 188/III Sungai Betung Mudik lebih sering asal hadir dari pada berusaha menguasai kompetensi yang di bentuk melalui mata pelajaran ini. Setelah di analisis ditemukan bahwa penyebab belum optimalnya aktivitas belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam antara lain: 1) rendahnya aktivitas dan motivasi belajar siswa, dan 2) kurang efektifnya model pembelajaran yang digunakan guru. Ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa disebabkan antara lain, (a) kondisi kelas kurang kondusif, (b) sajian materi tidak menantang, (c) rendahnya tuntutan interpersonal, (d) tidak adanya insentif berupa ganjaran atau hukuman, dan (e) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran. Dari pihak guru, ditemukan antara lain kurangnya upaya guru untuk: (a) membangkitkan perhatian, (b) menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, (c) marangsang ingatan (misalnya tidak memberikan pre test), (d) tidak memberikan umpan balik dari penilaian unjuk kerja (misalnya tidak mengembalikan hasil penilaian tugas, tes formatif maupun tes sumatif), dan (e) tidak memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar diluar kegiatan tatap muka. Setelah mempelajari berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran role playing, atau sering disebut juga dengan istilah sosiodrama

(bermain peran). Model pembelajaran role playing dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk praktek menempatkan diri mereka didalam peran-peran dan situasi yang dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap diri sendiri dan alam sekitar. Bermain peran (role playing) merupakan suatu model pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran dan situasi-situasi yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu pertunjukan peran didalam kelas, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadapnya. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain peran. Role playing adalah sejenis permaianan yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang, selain itu roleplaying dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana siswa membayangkan dirinya seolah-olah berada diluar kelas. Dalam role playing mengelola situasi bermain peran dengan cara yang sebaik-baiknya untuk mendorong timbulnya spontanitas dan belajar dan mengajarkan keterampilan-keterampilan mengobservasi dan mendengarkan sehingga siswa mengobservasi dan mendengarkan satu sama lain secara efektif dan kemudian menfsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan. Model role playing melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan memberikan suasana yang menggembirakan sehingga siswa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian kesan yang didapat

siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui model pembelajaran role playing kelas V SD Negeri 188/III Sungai Betung Mudik Kecamatan Gunung Kerinci, begitu juga keaktifan dan minat siswa saat pembelajaran berlangsung. Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran role playing ini berpusat pada kegiatan siswa dengan cara komunikasi sendiri (penyelidikan sederhana), yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran role playing. Semua langkahlangkah yang ditempuh jelas membimbing siswa untuk menggunakan pendekatan ilmiah dan berpikir secara objektif dalam memecahkan masalah model pembelajaran role playing ini diusahakan agar tercipta dikusi secara bebas dan terbuka serta memiliki rasa tanggung jawab untuk berusaha. Implementasi prinsip belajar dan pembelajaran diwujudkan melalui terciptanya interaksi edukatif yang mendorong rasa ingin mencoba dan bersikap mandiri dengan cara memunculkan permasalan-permasalan faktual yang membutuhkan jawaban. pembelajaran yang dikembangkan melalui model pembelajaran role playing berpusat pada kegiatan siswa dikatakan berhasil. Dimana guru hanya menggunakan metode ceramah yang dianggap motode yang tepat dan gampang dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

Untuk menghindari dari bias/subjektifitas dalan kevalidan penelitian ini, maka peneliti mengikutsertakan teman sejawat yang bertindak sebagai observasi pengamat disamping sosok guru (peneliti) tentu ikut andil dalam keberhasilan penelitian tindakan kelas ini. Selama proses pembealajaran yang menggunakan model pembelajaran role playing ini guru harus berperan sebagai pendamping yaitu memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan kedudukan mereka dalam proses belajarnya, cara-cara belajarnya dan dalam setiap penyusunan rencana yang akan mereka lakukan. Demikian pula guru harus dapat membantunya dalam merumuskan dan menjelaskan setiap istilah yang ada pada hipotesis maupun masalah, digunakan serta cara berpikir yang efektif dan objektif. Peran utama guru dalam model pembelajaran role playing adalah sebagai fasilitator bukan instruktur. Belajar melalui pemeranan sesuai dengan bentuk-bentuk belajar pemecahan masalah dapat meningkatkan keaktifan siswa, dengan meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data-data perilaku keikutsertaan tindak belajar pada pembelajaran siklus I ada 10 orang siswa (55,56%) dikategorikan cukup aktif dengan ketuntasan 56%. Siklus II ada 13 orang siswa (72,22%) dikategorikan cukup aktif dengan ketuntasan 72% dan pada siklus III ada 16 orang siswa (88,89%) dikategorikan sangat aktif dengan ketuntasan 89%. Hasil evaluasi siswa pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata siswa 61 dikategorikan baik, pada siklus II nilai rata0rata siswa 67

dikategorikan cukup baik dan pada siklus III nilai rata-rata siswa 76 dikategorikan baik sekali.