TATA KELOLA STI DAN PERENCANAAN STRATEGIS STI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD

IT Governance. 5 fokus area. Kelompok : Edelwys Apriliana Wawolumaya Marina Tri Milasari Maec Windy Ontiyusicha

BAB II LANDASAN TEORI

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

Taryana Suryana. M.Kom

Implementasi IT Governance Pada Sebuah Perusahaan

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN KUALITAS PENDIDIKAN (Studi Kasus pada MAN 1 Semarang)

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Developing IT Governance Through Establishment of R,G,S for The Integrated MIS (Studi Kasus : Institut Teknologi Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

Kata Kunci: Perencanaan Strategis, SI/TI, SWOT, Balance Scorecard, cascading, critical success factors,portofolio, McFarlan

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI 2 Titien S. Sukamto

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

Membangun Strategi SI/TI

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

ANALISIS INFORMATION TECHNOLOGY GOVERNANCE PADA PT. PERTAMINA (PERSERO)

DAFTAR ISI CHAPTER 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IT BALANCED SCORECARD BERDASARKAN VISI DAN TUGAS POKOK DEPARTEMEN ICT DI UNIVERSITAS X

Tata Kelola Teknologi Informasi

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI PT.INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA DOMAIN EDM DAN MEA

STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

Developing an IS/IT Strategy: Establishing Effective Process

ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN PENGEMBANG PERUMAHAN (Studi Kasus : PT. Swasakti Utama Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENGUKURAN TATA KELOLA TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.0 STUDI KASUS PT. SEMESTA TEKNOLOGI PRATAMA

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

ANALISA KESENJANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK DENGAN TUJUAN AKADEMIK UNIVERSITAS DI UNIVERSITAS 45 SURABAYA

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2

Pengaruh Tata Kelola Teknologi Informasi Dalam Keselarasan Proses Bisnis Perusahaan

Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS XYZ DOMAIN MONITOR AND EVALUATE (ME) FRAMEWORK COBIT 4.0

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

Bab II Tinjauan Pustaka

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV FRAMEWORK PENYUSUNAN TATA KELOLA TI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

Kebijakan Manajemen Risiko

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

TATA KELOLA STI DAN PERENCANAAN STRATEGIS STI DEFINISI 1 PENDAHULUAN Penggunaan sistem dan teknologi informasi (STI) sudah melekat pada organisasi, kebanyakan bahkan mungkin semua organisasi telah menerapkan STI. Kecepatan dan akurasi informasi merupakan satu hal yang dicari dengan menerapkan STI. Tetapi tidak semua penerapan STI memberikan kontribusi positif bagi organisasi. Sebagian dianggap hanya memboroskan anggaran dan tidak memberikan kontribusi pada pelayanan organisasi kepada stakeholder. Awalnya hanya sebuah keresahan dari setiap organisasi melihat kontribusi STI yang diterapkan masih belum optimal, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, organsasi sudah mulai terbuka bahwa STI harus dikelola bahkan harus direncanakan secara matang sebelum diterapkan. Pada tulisan ini, dibahas tentang bagaimana STI dikelola dan direncanakan. Ada dua perspektif, pertama dari sisi tata kelola STI dan kedua dari sisi perencanaan strategis. Tulisan ini masih sangat umum, belum begitu detil dan tajam membahas kedua perspektif tersebut. Tulisan ini lebih fokus sebagai pengantar untuk masuk kepada kedua perspektif tersebut. TATA KELOLA STI DEFINISI Dari beberapa literatur, definisi tata kelola STI bermacam-macam. Surendro (2009, h. 127) mendefinisikan tata kelola STI sebagai tanggung jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif organisasi yang merupakan bagian terintegrasi dari pengelolaan perusahaan yang mencakup kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang memastikan bahwa teknologi informasi (TI) perusahaan dapat dipergunakan untuk mempertahankan dan memperluas strategi dan tujuan organisasi. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh The IT Governance Institute (ITGI) (ITGI, 2003, h. 10). Weill dan Ross seperti dikutip oleh Jogiyanto dan Abdillah (2011) mendefinisikan tatakelola STI sebagai penspesifikasian hak keputusan dan rerangka akuntabilitas untuk mengarahkan perilaku yang diinginkan dalam penggunaan TI. Untuk memudahkan, dalam tulisan ini, definisi tatakelola STI menggunakan yang diungkapkan oleh Jogiyanto dan Abdillah (2011, h. 14) yaitu tatakelola STI sebagai suatu struktur dan proses pengambilan keputusan TI di tingkat korporat untuk mengarahkan perilaku yang diinginkan dari insan TI dan memastikan keberhasilan TI dalam rangka penciptaan nilai bagi para stakeholder. STAKEHOLDER Dalam tata kelola STI terdapat beberapa pemangku kepentingan (stakeholder). Setidaknya ada 5 stakeholder dalam tata kelola STI, seperti terlihat pada Gambar 1 berikut ini.

FOKUS AREA 2 Gambar 1 IT governance stakeholders (ITGI, 2007, h. 19) Bagi Board and executive, tata kelola STI memungkinkan menetapkan arahan untuk TI, memonitor hasil dan meminta perbaikan-perbaikan. Bagi Business management, menjamin sasaran bisnis dinyatakan dengan jelas sehingga dapat ditranslasikan menjadi tujuan bisnis bagi TI serta memastikan nilai tersampaikan (didapat) dan resiko dapat dikelola. Bagi IT Management, dapat mendefinisikan tujuan TI serta menjamin layanan TI diberikan dan diperbaiki sesuai yang diperlukan oleh bisnis dan diarahkan oleh direksi (board). Bagi IT audit, tata kelola STI dapat menyelaraskan proses audit dengan tujuan/sasaran bisnis. Selain itu juga memberikan jaminan independen agar TI memberikan sesuatu yang seharusnya diberikan. Bagi Risk and compliance, membantu mengukur apakah kebijakan telah dipatuhi, dan resiko-resiko baru dapat diantisipasi (Surendro, 2009). FOKUS AREA Terdapat 5 fokus area dalam tata kelola STI seperti terlihat pada Gambar 2, yaitu: Strategic alignment, Value delivery, Risk management, Resource management, dan Performance measurement (ITGI, 2007, h. 13-17). Gambar 2 Fokus area tata kelola STI (ITGI, 2007, h. 17) Strategi alignment, sebuah pemahaman yang jelas tentang lingkungan bisnis internal dan eksternal untuk memberikan masukan yang diperlukan untuk menetapkan misi fungsi TI, visi dan strategi, sekaligus memastikan bahwa layanan fungsi TI yang selaras dengan

FOKUS AREA 3 semua elemen lingkungan perusahaan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai umum dan arahan strategis dibagi dan diterima oleh seluruh komponen perusahaan. Proses penyelarasan strategis meliputi: Business strategy planning involving IT IT strategic planning IT operational planning Stakeholder analysis: services (current and future requirements), performance expectations and satisfaction, and risks Value delivery, prinsip-prinsip dasar IT value adalah tepat waktu, sesuai anggaran dan dengan manfaat yang dimaksudkan. Oleh karena itu, proses TI harus dirancang, digunakan dan dioperasikan dengan cara yang efisien dan efektif yang memenuhi harapan dan tujuan tersebut. Harapan dan tujuan ditentukan oleh business value driver, yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Nilai TI yang disampaikan harus sejalan dengan nilai yang menjadi fokus bisnis, dan diukur dengan cara yang transparan agar menunjukkan dampak dan kontribusi investasi TI dalam proses penciptaan nilai perusahaan. Tingkat efisiensi dan efektivitas proses TI tergantung pada tingkat kematangannya, yaitu, tingkat kemampuan dan, jika perlu, ditingkatkan ke tingkat yang sesuai atau diinginkan. Keberhasilan penyampaian nilai memerlukan kemitraan antara bisnis dan penyedia TI, dan berbagi tanggung jawab serta pengambilan keputusan oleh manajemen bisnis dan pengambil keputusan TI. Risk management, jika value delivery berfokus pada penciptaan nilai, manajemen risiko mencakup proses pelestarian nilai. Persyaratan pengendalian internal dan kebutuhan untuk menunjukkan tata kelola perusahaan yang sehat kepada pemegang saham, pelanggan dan stakeholder lainnya merupakan penggerak utama untuk kegiatan manajemen risiko di perusahaan. Manajemen risiko harus merupakan proses yang berkesinambungan, dimulai dengan identifikasi risiko (dampak pada aset, ancaman dan kerentanan). Setelah diidentifikasi, risiko harus dikurangi dengan penanggulangan (kontrol). Kinerja proses mitigasi risiko (termasuk penerimaan risiko) harus dikelola, yaitu, diukur dan dipantau. Resource management, pengelolaan sumber daya adalah tentang membangun dan menyebarkan kemampuan IT untuk kebutuhan bisnis. Hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia, termasuk pengetahuan, keterampilan dan infrastruktur. Masalah ini berkaitan cara untuk mengelolanya, dengan mempertimbangkan model inhouse dan outsourcing, dengan menggunakan kriteria evaluasi yang berasal dari tujuan strategis perusahaan dan faktor penentu keberhasilan (CSF). Dengan cara ini, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan internal maupun eksternal. Pengelolaan sumber daya menjamin bahwa infrastruktur TI yang ekonomis tersedia, memperkenalkan teknologi baru yang dibutuhkan oleh bisnis, dan sistem yang usang dapat diperbarui atau diganti. Pengelolaan sumber daya berkaitan dengan isu-isu seperti outsourcing pengembangan, pemasok yang handal, pelatihan dan kompetensi, pengembangan keterampilan dan retensi.

LIFE CYCLE 4 Performance measurement, tanpa menetapkan dan memantau ukuran kinerja, tidak mungkin bahwa fokus area akan mencapai hasil yang diinginkan. Tahap pengukuran kinerja meliputi audit dan kegiatan penilaian serta pengukuran kinerja yang berkesinambungan, dan menyediakan link back ke fase keselarasan. Hal ini juga menciptakan kesempatan untuk mengambil tindakan korektif tepat waktu, jika diperlukan. LIFE CYCLE Tata kelola STI merupakan sebuah siklus, untuk tujuan tertentu, kita dapat masuk pada titik manapun, namun yang paling baik dimulai dari keselarasan strategi bisnis dan TI. Kemudian, pelaksanaannya akan difokuskan pada strategi penyampaian nilai yang dijanjikan dan mengatasi risiko-risiko yang perlu dikelola. Untuk mendukung pelaksanaan ini, manajemen harus mengelola sumber daya TI sehingga perusahaan mampu memberikan hasil bisnis/nilai dengan biaya terjangkau dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Pada interval reguler (beberapa mengatakan terus menerus), strategi perlu dipantau dan hasilnya diukur, dilaporkan dan ditindaklanjuti. Strategi ini harus dievaluasi kembali dan disesuaikan sesuai kebutuhan (ITGI, 2007, h. 18). Gambar 3 IT governance life cycles (ITGI, 2007, h. 18) Siklus tata kelola STI seperti terlihat pada Gambar 3 terdiri atas 5 tahap yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu kelompok governance objective, IT Governance focus area, dan COBIT and Val IT contribution. Untuk memeriksa dan mengevaluasi implementasi tata kelola STI dapat dilakukan audit sistem informasi. Dalam hal ini auditor memegang peran penting dalam hal penilaian dan pengukuran terhadap dewan direksi dan manajemen eksekutif. Proses pemeriksaan dilakukan pada 5 fokus area, setiap area akan diukur dengan metode tersendiri (misalnya kinerja tata kelola STI diukur dengan metode balanced scorecard) dan auditor akan bekerjasama dengan pihak lain, misalnya manajer risiko (Jogiyanto dan Abdillah, 2011, h. 298). PERENCANAAN STRATEGIS STI Bagian awal dari siklus hidup tata kelola STI adalah tentang strategic alignment yang fokus pada penyelarasan strategi TI dan bisnis. Dengan demikian pengembangan STI perlu perencanaan agar dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan atau dengan kata lain bagaimana STI dapat mempertajam strategi organisasi dalam mencapai tujuannya. Jika

IT STRATEGIC ALIGNMENT 5 tujuan organisasi menyediakan layanan berkualitas bagi pelanggan maka STI harus dapat mendukungnya bahkan memberikan diferensiasi dengan adanya penggunaan STI (Tarigan dkk., 2010, h. 109). IT STRATEGIC ALIGNMENT Pertanyaan kuncinya adalah apakah investasi perusahaan di bidang TI selaras dengan tujuan strategis (niat, strategi saat ini dan tujuan perusahaan) dan dengan demikian membangun kemampuan yang diperlukan untuk memberikan nilai bisnis. Ini sebuah keadaan harmoni atau yang disebut sebagai "keselarasan", sangat kompleks, beragam, dan tidak pernah benar-benar tercapai. (ITGI, 2003, h. 22). Strategi TI mengartikulasikan niat perusahaan untuk menggunakan TI untuk beberapa atau semua area, tentunya berdasarkan kebutuhan bisnis. Keterkaitan dengan bisnis bertujuan sangat penting untuk IT agar memberikan nilai bagi perusahaan. Ketika merumuskan strategi TI, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal berikut ini. a. Business objectives and the competitive environment, b. Current and future technologies and the costs, risks and benefits they can bring to the business, c. The capability of the IT organisation and technology to deliver current and future levels of service to the business, and the extent of change and investment this might imply for the whole enterprise, d. Cost of current IT and whether this provides sufficient value to the business, e. The lessons learned from past failures and successes. Setelah permasalahan dipahami dengan jelas, strategi TI dapat dikembangkan untuk memastikan semua elemen dari lingkungan TI mendukung tujuan strategis, seperti ditunjukkan dalam Gambar 4. Gambar 4 IT Supporting Strategic Objectives (ITGI, 2003, h. 23) Adalah penting bahwa rencana untuk menerapkan strategi harus didukung oleh semua pihak terkait. Hal ini juga penting bahwa rencana pelaksanaan dipecah menjadi bagianbagian yang dapat dikelola, masing-masing dengan kasus bisnis yang jelas menggabungkan rencana untuk mencapai hasil dan manfaat yang diinginkan. Dewan (board) harus

STRATEGIC PLAN 6 memastikan bahwa strategi secara berkala di-review agar sesuai dan dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan operasional. Oleh karena itu board, atau komite strategi TI, harus mendorong penyelarasan bisnis dengan: a. Memastikan bahwa TI mendukung strategi (tepat waktu dan sesuai anggaran, dengan fungsi yang tepat dan manfaat jelas) melalui ekspektasi yang jelas dan pengukuran (misalnya, menggunakan balance score card), b. Menyeimbangkan investasi antar sistem yang mendukung perusahaan seperti mengubah perusahaan atau menciptakan infrastruktur yang memungkinkan bisnis untuk tumbuh dan bersaing di arena baru, c. Membuat keputusan yang fokus pada sumber daya TI yaitu, penggunaannya untuk masuk ke pasar baru, mendorong strategi yang kompetitif, meningkatkan pendapatan secara menyeluruh, meningkatkan kepuasan pelanggan dan/atau menjamin retensi pelanggan. Penyelarasan membutuhkan perencanaan dan proses pengelolaan yang jelas, yaitu: a. Membuat dan mempertahankan kesadaran peran strategis TI di tingkat manajemen puncak, b. Memperjelas peran apa yang harus dimainkan TI: utility vs enabler, c. Menciptakan prinsip panduan TI yang berasal dari bisnis. Misalnya, "mengembangkan kemitraan dengan pelanggan di seluruh dunia" dapat menyebabkan "mengkonsolidasikan database pelanggan dan proses pemrosesan order", d. Memantau dampak bisnis dari infrastruktur TI dan portofolio aplikasi, e. Mengevaluasi, pasca-pelaksanaan, manfaat yang diberikan oleh proyek TI. STRATEGIC PLAN Sederhananya, rencana strategis adalah roadmap formal yang menjelaskan bagaimana perusahaan mengeksekusi strategi yang dipilih. Rencana merinci di mana sebuah organisasi akan berada untuk sekian tahun ke depan atau lebih dan bagaimana untuk sampai ke sana. Biasanya, rencana mencakup keseluruhan organisasi atau difokuskan pada fungsi utama seperti divisi atau departemen. Sebuah rencana strategis adalah alat manajemen yang bertujuan membantu organisasi melakukan pekerjaan yang lebih baik, karena sebuah rencana memfokuskan pada energi, sumber daya, dan waktu dari setiap orang dalam organisasi ke arah yang sama (Olsen, 2007, h. 12). Perencanaan strategis (strategic plan) berbeda dengan perencanaan bisnis (business plan). Sebuah strategic plan adalah: a. Is for established businesses and business owners who are serious about growth b. Helps build your competitive advantage c. Communicates your strategy to staff d. Prioritizes your financial needs e. Provides focus and direction to move from plan to action

ELEMENT OF STRATEGIC PLAN 7 Di sisi lain, business plan adalah: a. Is for new businesses, projects, or entrepreneurs who are serious about starting up a business b. Helps define the purpose of your business c. Helps plan human resources and operational needs d. Is critical if you re seeking funding e. Assesses business opportunities f. Provides structure to ideas ELEMENT OF STRATEGIC PLAN Sebuah strategic paln memiliki 3 elemen seperti terlihat pada Gambar 5 yaitu: where are we now, where are we going, dan how are we going to get there (Olsen, 2007, h. 36-40). Where are we now Gambar 5 Elemen strategic plan (Olsen, 2007, H. 36) Ketika kita berpikir tentang di mana posisi organisasi kita sekarang, kita ingin melihat elemen dasar (misi dan nilai) untuk memastikan belum ada perubahan. Kemungkinan besar, tidak akan ada revisi sangat sering pada keduanya. Kemudian kita ingin melihat posisi saat ini atau posisi strategis kita, yang mana kita melihat apa yang terjadi secara internal dan eksternal untuk menentukan bagaimana kita perlu bergeser dan berubah. Berikut adalah elemen dasarnya: a. Mission statement, misi menjelaskan tujuan organisasi - tujuan mengapa organisasi didirikan dan mengapa organisasi ada. Beberapa pernyataan misi meliputi bisnis organisasi, lainnya menjelaskan tentang produk atau jasa yang dihasilkan atau pelanggan yang dilayani. b. Values and/or guiding principles, menjelaskan apa yang organisasi perjuangkan dan yakini. Nilai memandu organisasi dalam bisnis sehari-hari. c. SWOT, merupakan gabungan strengths, weaknesses, opportunities, dan threats, unsur-unsur ini sangat penting dalam menilai posisi strategis organisasi. Empat

ELEMENT OF STRATEGIC PLAN 8 faktor tersebut membangun kekuatan perusahaan, menopang kelemahan, memanfaatkan peluang, dan mengenali ancaman. Where are we going Sebuah elemen untuk membantu kita dalam menjawab bebereapa pertanyaan seperti: seperti apakah bentuk organisasi di masa depan?, kemana kita menuju?, masa depan seperti apa yang akan kita buat untuk perusahaan?. Hal ini karena masa depan sangat sulit untuk diprediksi, kita hanya bisa membayangkan. Beberapa elemen yang dapat membantu menentukan masa depan bisnis yaitu: a. Sustainable competitive advantage, menjelaskan tentang keunggulan perusahaan kita dibanding perusahaan pesaing. Setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan keunggulan dan mempertahankannya dalam waktu yang lama. Pertanyaan yang harus dijawab adalah: hal terbaik apa yang bisa kita berikan?, apa keunikan perusahaan?, apa yang dapat dilakukan perusahaan agar menjadi lebih baik dibanding perusahaan lain? b. Vision statement, merupakan gambaran organisasi di masa depan dan kemana organisasi akan menuju. Pertanyaan yang harus dijawab adalah: seperti apakah organisasi kita 5 hingga 10 tahun kedepan? How are we going to get there Untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan untuk mencapai rencana strategi yang telah ditetapkan, tetapi hal ini sangat membutuhkan waktu. Alasan mengapa sangat membutuhkan waktu karena banyak jalan yang harus dilalui untuk mencapai sasaran dari posisi kita saat ini. Memilih salah satu diantaranya akan menentukan seberapa cepat atau lambat kita mencapai sasaran. Beberapa bagian yang dapat membantu kita mencapai sasaran adalah: a. Strategic objectives, merupakan tujuan strategis jangka panjang yang menghubungkan misi kita kepada visi kita. Tujuan utamanya mancakup empat bidang, yaitu: keuangan, pelanggan, operasional, dan orang (people), b. Strategy, merupakan jalan yang mempertemukan keunggulan organisasi dengan peluang pasar sehingga organisasi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu merumuskan strategi adalah: Does your strategy match your strengths in a way that provides value to your customers? Does it build an organizational reputation and recognizable industry position?, c. Short-term goals/priorities/initiatives, tujuan jangka pendek mengubah tujuan strategis menjadi target kinerja spesifik. Kita dapat menggunakan tujuan, prioritas, atau inisiatif secara bergantian. Tujuan yang efektif dengan jelas menyatakan apa yang ingin dicapai, bila ingin mencapainya, bagaimana kita akan melakukannya, dan siapa yang akan bertanggung jawab. Setiap tujuan harus spesifik dan terukur. Pertanyaan yang dapat membantu merumuskannya adalah: What are the one- to three-year-goals you re trying to achieve to reach your vision? What are your specific, measurable, and realistic targets of accomplishment?, d. Action items, menetapkan tindakan-tindakan tertentu yang mengarah untuk melaksanakan tujuan. Termasuk di dalamnya adalah tanggal awal dan akhir serta menunjuk orang yang bertanggung jawab.

IS/IT STRATEGIC 9 e. Scorecard, mengukur dan mengelola rencana strategis. Apa saja indikator kinerja utama (KPI) yang dibutuhkan untuk melacak dan memantau apakah organisasi mencapai misinya? f. Execution, dalam melaksanakan rencana tersebut, identifikasi isu-isu yang mengelilingi, siapa yang mengelola dan memantau rencana tersebut, dan bagaimana rencana tersebut dikomunikasikan dan didukung. IS/IT STRATEGIC Pada dasarnya, sebuah strategi STI terdiri dari dua bagian: komponen SI dan komponen TI. Strategi SI mendefinisikan kebutuhan organisasi atau 'permintaan' (demand) untuk informasi dan sistem untuk mendukung strategi keseluruhan bisnis. Hal ini tegas didasarkan pada bisnis, dengan mempertimbangkan dampak kompetitif dan kebutuhan keselarasan STI. Dengan kata lain, mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai portofolio aplikasi yang 'ideal', sifat manfaat yang diharapkan dan perubahan yang diperlukan untuk memberikan manfaat, dalam batasan sumber daya dan saling ketergantungan sistem (Ward dan Peppard, 2002, h. 44). Gambar 6 Hubungan antara strategi bisnis, SI, dan TI (Ward dan Peppard, 2002, h. 41) Strategi bisnis menjadi acuan dalam merumuskan strategi STI seperti terlihat pada Gambar 6. Strategi TI berkaitan dengan menguraikan visi tentang bagaimana permintaan organisasi untuk informasi dan sistem yang didukung oleh teknologi, hal itu berkaitan dengan 'IT supply. Hal ini membahas penyediaan kemampuan TI dan sumber daya (termasuk perangkat keras, perangkat lunak dan telekomunikasi) dan layanan TI, pengembangan sistem dan dukungan bagi pengguna. Ward dan Peppard (2002, h. 44) dalam bukunya menggunakan istilah IS demand merujuk kepada strategi SI demikian pulan istilah IT demand yang merujuk pada strategi TI.

DAFTAR PUSTAKA 10 DAFTAR PUSTAKA ITGI. 2003. Board Briefing on IT Governance, 2nd Edition. 2 ed. Rolling Meadows, IL, USA: IT Governance Institute. ITGI. 2007. IT Governance Implementation Guide: Using COBIT and Val IT, 2nd Edition. Rolling Meadows, IL, USA. Jogiyanto, H., dan W. Abdillah. 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Olsen, E. 2007. Strategic Planning For Dummies. Indianapolis, Indiana: Wiley Publishing, Inc. Surendro, K. 2009. Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung: Informatika. Tarigan, J., O. Purbo, dan R. Sanjaya. 2010. Business-Driven Information Systems. 1 ed. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Ward, J., dan J. Peppard. 2002. Strategic Planning for Information Systems. West Sussex, England: John Wiley and Sons, Ltd.