UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE MENGGUNAKAN BAHAN NON INSTANT DAN INSTANT

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III METODOLOGI PENELITIAN

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI BAKPAO DENGAN MENGGUNAKAN RAGI INSTAN DAN RAGI ALAMI

UJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS

Bab V ANALISA. V.1 Analisis waktu pengocokan telur (whipping time)

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM. Julian Wibowo

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Jenis Panelis. Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Panelis. Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

UJI KESUKAAN HASIL JADI BROWNIES MENGGUNAKAN MARGARIN DAN ALPUKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas Menurut Cabang Industri

UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SORGUM TERMODIFIKASI

Dewasa ini semakin banyak bermunculan roti-roti dengan isian yang. variatif. Namun kebanyakan adalah isi dengan citarasa barat.

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI OATMEAL COOKIES MENGGUNAKAN GULA PASIR DAN MADU KELENGKENG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX DAN TORTEN PADA PRAKTIK CAKE SHOP SISWA SMKN 3 BOGOR

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG KENTANG TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : SURYA FELIX NATANAEL K

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI BOLU KEMOJO MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SINGKONG MOCAF

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE PANDAN KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

UJI KESUKAAN BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KACANG HIJAU

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GANDUM UTUH

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

FORMULA RAGI DALAM PEMBUATAN TAPE DARI UMBI- UMBIAN UNTUK MENGHASILKAN CITA RASA BERKUALITAS

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

Disusun Oleh : J

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

Efisiensi Penggunaan Telur Dalam Pembuatan...( Ida Ayu Putu Hemy Ekayani)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI SCONE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KULIT TELUR

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE BALAPIS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA

LAMPIRAN HASIL OUTPUT PENILAIAN UJI HEDONIK. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Warna K. Overall K N

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN BAKERY. TIM PENGAMPU

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan makanan tambahan untuk melengkapi kekurangan gizi yang terdapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN CHOCOLATE BUTTER CAKE DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TALAS

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa

PENGARUH PENGURANGAN TELUR DAN PENAMBAHAN GUM XANTHAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEKSTUR CAKE BERAS RENDAH LEMAK

UJI KESUKAAN HASIL JADI SHUMAI MENGGUNAKAN AYAM DAN BELUT

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG LABU KUNING TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Brownies Kukus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK SPONGE CAKE Oleh : Elis Rumini

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

PEMANFAATAN TEPUNG SUKUN MENJADI CHIFFON CAKE

VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK MIE TEPUNG PISANG

Sifat Sensoris (Sensory Properties)

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

UJI HEDONIK PEMBUATAN MARTABAK MANIS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pembuatan Roti

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

DAYA TERIMA DAN MUTU GIZI COOKIES BEKATUL ACCEPTABILITY AND NUTRITIONAL QUALITY OF RICE BRAN COOKIES

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA ADONAN KUKUS BERBASIS TEPUNG BERAS YANG MENGANDUNG FIKOSIANIN SELAMA PENGUKUSAN

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS KIMIA PANGAN

Oatmeal Cheese Cookies

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS MARTABAK

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO (JAGUNG, KEDELAI, KACANG HIJAU) SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN DONAT

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PELATIHAN PEMBUATAN ANEKA CAKE DARI TEPUNG MOCAF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAGI MANTAN TKI (TENAGA KERJA INDONESIA) DI KABUPATEN SUBANG

KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM LAKTAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 PRODUK DAN JASA

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

UJI KESUKAAN HASIL JADI MACARON DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG ALMOND DAN TEPUNG KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru.

PENENTUAN JENIS DAN KOMPOSISI PRODUK

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PEMANFAATAN BEKATUL DAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KUE KERING (COOKIES) MAKALAH KOMPREHENSIF

STATISTIK DESKRIPTIF. Statistics. Strategi Membaca

Transkripsi:

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE MENGGUNAKAN BAHAN NON INSTANT DAN INSTANT Dianka Wahyuningtias Jurusan Hotel Management, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 ABSTRACT The process of making a cake in the modern era, demanding speed because of the time more valuable and more widely distribution coverage, which means greater production capacity. Then the process is made as efficient as possible. Busyness is high enough to make parents and family also eventually follow the diet and no hassle instant preparation. Now was enough just to buy one box of instant cake mix that is usually already included in the package, plus live eggs, and butter cake be desired. The process is also very clear instructions printed on the packaging of instant flour. From the results of analysis of Material Differences between Normal and Instant Ingredients (Paired Samples Correlations) then we can see the differences, views of significant value. If sig is smaller than 0:05, the materials A and B materials are different, but if the sig is greater than 0:05, the materials A and B, have same material. From the above table can be viewed texture and flavor of the cake A and B are different, while for the smell, taste, and colors have in common. So it can be concluded that between the two cakes A and B are same. Keywords: cake, paired samples correlations, organoleptic perception ABSTRAK Proses pembuatan kue di era modern, menuntut kecepatan karena waktu lebih berharga dan cakupan distribusi juga menjadi semakin luas, yang berarti kapasitas produksi yang lebih besar. Kemudian proses dibuat seefisien mungkin. Kesibukan yang cukup tinggi, membuat orang tua dan keluarga juga akhirnya lebih mencari kepraktisan dan persiapan yang tidak rumit bila dengan mengunakan bahan instan. Sekarang sudah cukup hanya untuk membeli satu kotak campuran kue instan yang biasanya sudah termasuk dalam paket, ditambah telur, dan mentega yang diinginkan. Proses pembuatan dan petunjuk yang sangat jelas, tercetak pada kemasan tepung instan. Dari hasil analisis Perbedaan Antara Bahan Bahan Normal dan Instan (Paired Samples Correlations) maka kita dapat melihat perbedaan, dilihat dari nilai yang signifikan. Jika sig lebih kecil dari 0:05, bahan A dan bahan B berbeda, tetapi jika sig lebih besar dari 0:05, materi A dan B, memiliki bahan yang sama. Dari tabel di atas dapat dilihat tekstur dan aroma kue A dan B berbeda, sedangkan untuk bau, rasa, dan warna memiliki kesamaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa antara dua kue bahan instant (A) dan bahan non instant (B) adalah sama Kata kunci: cake, panduan contoh korelasi, organoleptik persepsi 116 BINUS BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1 Mei 2010: 116-125

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kue merupakan salah satu jenis makanan ringan yang dapat dinikmati setiap saat. Baik sebagai makanan selingan atau sebagai makanan pelengkap pada rangkaian akhir menu yang dihidangkan sebagai dessert. Jenis kue pun sangat bermacam-macam, tergantung pada kreasi yang mengolahnya. Kue terbuat dari campuran adonan yang dikembangkan (dengan atau tanpa bahan pengembang) yang antara lain terdiri dari tepung terigu, mentega, telur, dan gula. Bahan pengembang kue yang biasa digunakan adalah baking powder atau baking soda. Proses pembuatan kue di jaman moderen, menuntut kecepatan karena waktu semakin berharga dan cakupan wilayah disribusi semakin luas, yang berarti kapasitas produksi semakin besar. Maka proses pengolahan dibuat seefisien mungkin. Kesibukan yang cukup tinggi membuat orang tua dan keluarga juga akhirnya mengikuti pola makan instan dan tidak repot persiapannya. Sebelum ada tepung instan, jika ingin membuat kue kita harus direpotkan dengan menimbang satu persatu bahanbahan yang digunakan. Walaupun terlihat sederhana, tapi akan sangat membuang waktu bagi tidak yang mempunyai banyak waktu. Dewasa ini cukup hanya dengan membeli satu kotak tepung kue instan yang biasanya sudah terdapat dalam kemasan, tinggal ditambah telur, serta margarine jadilah kue yang diinginkan. Petunjuk prosesnya pun sangat jelas tertera di kemasan tepung instan. Tepung kue instant komposisinya tidak sesederhana seperti terlihat pada penampakannya. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam tepung instan tersebut biasanya terdiri dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti bahan pengembang, bahan pelembut dan juga bahan yang memberikan cita rasa tertentu. Untuk tepung instan kue misalnya, bahan pengembang yang digunakan bisa saja golongan karbonat, selain juga digunakan ragi/yeast. Sedangkan bahan pelembut yang digunakan biasanya merupakan mono dan digliserida yang berasal dari lemak hewan ataupun tumbuhan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentisikasikan suatu kesimpulansebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kue yang proses pembuatan nya menggunakan bahan instant dengan dengan yang menggunakan bahan biasa. Studi Pustaka Pengertian Bahan Pokok Bahan pokok adalah bahan sebagai unsur utama yang harus dipergunakan dalam suatu proses pembuatan kue. Bahan pokok dalam pembuatan kue yaitu tepung terigu, telur, gula, dan mentega. Pengertian Bahan Penambah Rasa Bahan penambah rasa yaitu bahan yang ditambahkan pada bahan pokok agar produk kue yang dibuat mempunyai citarasa yang tinggi dan menambah kandungan gizi. Yang termasuk dalam bahan penambah rasa yaitu garam, lemak, dan susu. Pengertian Bahan Tambahan Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan dalam adonan kue bila diperlukan agar sama dengan nama kue yang akan dibuat. Contoh, skeju untuk kue keju, strawberry untuk kue strawberry, dan lain lain. Uji Organoleptik (Dianka Wahyuningtias) 117

Pengertian Dough Improver Dough improver yaitu bahan yang biasa digunakan untuk memperbaiki adonan dalam hal tekstur dan kelembutannya. Dough improver tidak harus digunakan, pemakaian rata-rata adalah 0.5% dari berat tepung yang dipakai. Yang termasuk dalam dough improver diantaranya yeast, quick 75, TBM, Ovalet, dll. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode factorial analisis dengan membandingkan dua perlakuan dengan setiap perlakuan dilakukan tiga pengulangan. Dua perlakuan yaitu mencari hasil pengolahan dengan menggunakan bahan biasa dan hasil pengolahan dengan menggunakan bahan instant. Dalam setiap perlakuan dilakukan tiga pengulangan, ini bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan bahwa dalam setiap pengulangan belum tentu mendapatkan hasil yang sama. Dari satu perlakuan maka harus dilakukan tiga pengulangan agar data yang ditampilkan dapat lebih valid. Uji Organoleptik Uji Organoleptik atau biasa disebut uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu Produk adalah: Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan; Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus; Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk; Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode perbandingan mean antara perlakuan biasa dan instant. Uji signifikasi yang dilakukan adalah paired sample t-test atau t-test sample berpasangan. Nilai signifikasi yang terjadi memiliki perbedaan signifikan antara kualitas organleptik biasa dan instant. 118 BINUS BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1 Mei 2010: 116-125

HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pembuatan Kue Proses pembuatan kue dengan menggunakan bahan biasa Gambar 1 Proses Pembuatan Kue dengan Bahan Biasa Proses pembuatan kue dengan menggunakan bahan instan Gambar 2 Proses Pembuatan Kue dengan Bahan Instan Deskripsi Penilaian Responden terhadap Kue Deskripsi penilaian didapat dari tes organoleptik yang dibagikan kepada responden. Organoleptik sendiri merupakan cakupan dari kueyang terdiri dari rasa, bau, warna, tekstur, dan penampakan. Responden sendiri ternagi menjadi tiga bagian: Responden Ahli, yang termasuk dalam responden Ahli, yaitu responden yang ahli dalam hal makanan, dalam hal ini mencakup dosen dan pekerja di bagian kitchen; Responden Setengah Ahli, yang termasuk dalam responden Setengah Ahli adalah mahasiswa Perhotelan, konsumen kue secara berkala, dan ibu rumah tangga yang suka membuat kue; Responden Tidak Ahli, yang termasuk dalam responden Tidak Ahli adalah mereka yang tidak ahli dan tidak mengerti tentang kue. Uji Organoleptik (Dianka Wahyuningtias) 119

Gambar 3 Data Responden Sumber: Hasil Penelitian Penulis (2003) Untuk pengisian data dalam analisis organoleptik, maka penyusunan nilai yang telah ditentukan sebagai berikut : Sangat Tidak Baik diberi nilai 1 Tidak Baik diberi nilai 2 Cukup diberi nilai 3 Baik diberi nilai 4 Sangat Baik diberi nilai 5 Setelah semua kuesioner tersebut diberi nilai, maka hasil dimasukkan dalam table untuk ditentukan prosentasenya, untuk setiap kategori yang telah ditentukan. Hasil prosentase berikut merupakan hasil pembagian rata-rata dari keseluruhan jawaban respond. Deskripsi Penilaian Bahan Biasa Tekstur Tabel 1 Rata-rata Tektur 2 8 16 20 3 15 30 86 4 22 44 14 5 5 10 198 Rata-rata 3.37 Hasil rata-rata penilaian tekstur dengan menggunakan bahan biasa yaitu 3.37, yang berarti tekstur pada kue dnegan mengunakan bahan biasa bernilai cukup. Aroma Tabel 2 Rata-rata Penilaian Aroma 2 2 4 4 3 2 42 102 4 22 44 214 5 5 10 198 Rata-rata 3.33 120 BINUS BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1 Mei 2010: 116-125

Hasil rata-rata penilaian aroma dengan menggunakan bahan biasa yaitu 3.33, yang berarti aroma pada kue dengan menggunakan bahan biasa bernilai cukup. Rasa Tabel 3 Rata-rata untuk Penilaian Rasa 5 10 18 18 36 104 19 38 222 8 16 198 Rata-rata 3.59 Hasil rata-rata untuk penilaian rasa dengan menggunakan bahan biasa yaitu 3.59, yang berarti tekstur pada kue dengan menggunakan bahan biasa bernilai baik. Penampakan Tabel 4 Rata-rata Penilaian Penampakan Rata-rata 3.54 5 10 16 27 54 120 13 26 240 5 10 198 Hasil rata-rata penilaian penampakan dengan menggunakan bahan biasa yaitu 3.54, yang berarti penampakan pada kue dengan menggunakan bahan biasa bernilai baik. Warna Tabel 5 Rata-rata Penilaian Warna 10 18 24 22 44 144 13 26 248 5 10 198 Rata-rata 3.60 Hasil rata-rata penilaian warna dengan menggunakan bahan biasa yaitu 3.60, yang berarti penampakan pada kue dengan menggunakan bahan biasa bernilai baik Uji Organoleptik (Dianka Wahyuningtias) 121

Tabel 6 Akumulasi Prosentase dengan Menggunakan Bahan Biasa Tekstur A Aroma A Rasa A Penampakan A Warna A N Valid 50 50 50 50 50 Missing 0 0 0 0 0 Mean 3.37 3.33 3.59 3.54 3.60 Dari tabel di atas, dapat diketahui hasil akumulasi prosentase tanggapan responden terhadap pendapat yang berkaitan dengan organoleptik pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa. Responden menyatakan cukup untuk tekstur dan aroma, sedangkan yang menyatakan baik untuk rasa, penampakan, dan warna. Deskripsi Penilaian Bahan Instan Tekstur Tabel 7 Rata-rata Tektur 6 12 22 20 40 116 18 36 160 5 10 198 Rata-rata 3.22 Hasil rata-rata penilaian tekstur dengan menggunakan bahan instan yaitu 3.22, yang berarti tekstur pada kue dengan menggunakan bahan instan bernilai cukup. Aroma Tabel 8 Rata-rata Penilaian Aroma 2 4 4 25 48 92 17 34 230 6 12 198 Rata-rata 3.61 Hasil rata-rata penilaian aroma dengan menggunakan bahan instan yaitu 3.61, yang berarti aroma pada kue dengan menggunakan bahan instan bernilai baik. Rasa Tabel 9 Rata-rata untuk Penilaian Rasa 2 4 4 25 50 92 17 34 230 122 BINUS BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1 Mei 2010: 116-125

6 12 198 Rata-rata 3.53 Hasil rata-rata penilaian rasa dengan mengunakan bahan instan yaitu 3.53, yang berarti rasa pada kue dengan menggunakan bahan instan bernilai baik Penampakan Tabel 10 Rata-rata Penilaian Penampakan 2 4 6 23 48 104 19 38 230 5 10 198 Rata-rata 3.42 Hasil rata-rata penilaian penampakan dengan menggunakan bahan instan yaitu 3.42, yang berarti tekstur pada kue dengan menggunakan bahan instan bernilai cukup. Warna Tabel 11 Rata-rata Penilaian Warna 5 10 16 16 32 78 22 44 228 7 14 198 Rata-rata 3.28 Hasil rata-rata penilaian warna dengan menggunakan bahan instan yaitu 3.28, yang berarti tekstur pada kue dengan menggunakan bahan instan bernilai cukup Tabel 12 Akumulasi Prosentase dengan Menggunakan Bahan Instan Tekstur A Aroma A Rasa A Penampakan A Warna A N Valid 50 50 50 50 50 Missing 0 0 0 0 0 Mean 3.22 3.61 3.53 3.42 3.28 Dari tabel di atas diketahui hasil akumulasi prosentase tanggapan responden terhadap pendapat yang berkaitan dengan organoleptik pengolahan kue dengan menggunakan bahan insant. Responden menyatakan cukup untuk tekstur, penampakan, dan warna. Sedangkan yang menyatakan baik untuk aroma dan rasa. Uji Organoleptik (Dianka Wahyuningtias) 123

Desripsi Penilaian Menurut Keahlian Tabel 13 Desripsi Penilaian Menurut Keahlian Keahlian 2 3 4 5 Frequency Jumlah Ahli 2 6 2 10 ½ Ahli 10 7 17 Tidak Ahli 9 12 2 23 Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil akumulasi prosentase tanggapan responden dilihat dari keahlian. Responden yang tidak ahli menjawab cukup sangat baik dengan mayoritas jawaban baik. Untuk responden yang setengah ahli menjawab cukup baik dengan mayoritas jawaban memilih cukup, dan untuk responden yang ahli menjawab tidak baik baik dengan mayoritas jawaban memilih cukup. Perbedaan Penilaian Uji Perbandingan Rata-rata skor A dan B Tabel 14 Descriptive Statistics Instant Biasa Rasa 3.2 3.59 Tekstur 3.6 3.37 Aroma 3.5 3.33 Penampakan 3.4 3.54 Warna 3.2 3.60 Rata-rata total 3.4 3.49 Analisis Perbedaan Antara Bahan Biasa dan Bahan Instan Tabel 15 Paired Samples Correlations N Correlation Sig Tekstur Kue A123 & TB123 50 0.512 0.000 AA123 & AB123 50 0.398 0.004 RA123 & RB123 50 0.247 0.084 PA123 & PB123 50 0.247 0.083 WA123 & WB123 50 0.245 0.153 Bahan Biasa & Bahan Instant 50 0.443 0.001 Dari tabel di atas, kita dapat melihat perbedaan yang ada, dilihat dari nilai signifikan. Bila nilai sig lebih kecil dari 0.05 maka bahan A dan bahan B berbeda, tetapi bila nilai sig lebih besar dari 0.05 maka bahan A dan bahan B sama. Dari tabel di atas dapat dilihat tekstur dan aroma dari kue A dan B memiliki perbedaan, sedangkan untuk bau, rasa, dan warna memiliki kesamaan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa antara kedua kue A dan B sama. 124 BINUS BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1 Mei 2010: 116-125

SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan organoleptik dalam pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa dan bahan instant, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: Aroma dari kue yang menggunakan bahan instant lebih disukai daripada aroma kue dengan menggunakan bahan biasa; Rasa dari kue yang menggunakan bahan biasa lebih disukai daripada kue dengan menggunakan bahan instant; Struktur kue yang menggunakan bahan biasa lebih lembut; Warna kue dengan menggunakan bahan instant lebih pucat, sedangkan yang menggunakan bahan biasa mempunyai warna yang cerah; Hasil pengolahan kue dengan menggunakan bahan instant tidak terlalu berbeda jauh dengan penggunaan bahan biasa. Setiap bahan mempunyai kekuatan masing-masing. Melihat kesimpulan yang ada, maka tidak mengherankan bila industri boga, khususnya dalam bidang kue dan roti menggunakan bahan instant dalam pengolahan produknya. Selain rasa yang tidak jauh berbeda dengan bahan biasa, bahan instant lebih praktis dan tidak memerlukan banyak waktu dalam pengolahan nya. DAFTAR PUSTAKA Berrini, J., and Amendola, J. (1975). Practical cooking and baking for school institute, 1 st ed. Budiharti, S., dan Tomasoa, C. (1991). Tehnik mengolah dan menyajikan hidangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Crocknell and Kaufman. (1981). Practical professional. Ditmer and Griffin. (1994). Principles of food beverage and labor cost. Kusmayadi dan Sugiato, E. (2000). Metode penelitian dalam bidang kepariwisataan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nicolello, L. G. (1981). Basic pastry work techniques, 2 nd ed. Sukowinarto. (1991). Seni mengolah pasteri Eropa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Uji Organoleptik (Dianka Wahyuningtias) 125