HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang semakin maju ini, banyak bermunculan konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara. dan/atau perolehan lainnya yang sah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai fungsinya (Mulyandari & Saputra, 2011). Setiap bangunan membutuhkan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang.

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PUSAT BELANJA (STUDI KASUS CIHAMPELAS WALK BANDUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREVENTIVE MAINTENANCE

ESKURSI PRESERVASI, KONSERVASI, RENOVASI PADA PEMELIHARAAN BANGUNAN DI SINGAPURA DAN MALAYSIA Oleh : Dra. Rr. Tjahjani Busono, MT.

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (51-60)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA

PRESERVASI, KONSERVASI DAN RENOVASI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

Perhitungan volume standar dan teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

Trainer Agri Group Tier-2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENENTUAN PRIORITAS PERAWATAN GEDUNG PRODUKSI BISKUIT (STUDI KASUS PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA BISCUITS DIVISION GRESIK)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI


Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

Maintenance Management. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


CORRECTIVE MAINTENANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB III LANDASAN TEORI

: DINAR W KRA. (Delivery Investment to a New Arrival Result Wisma Krakatau)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK. Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat, untuk dapat berhasil atau sekedar

Manajemen Proyek Minggu 2

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. ASG bekerja keras untuk membangun kepercayaan para pembeli dan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. Konsep dan Teknik Pemeliharaan Perangkat Lunak

PEMBUATAN APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN UNTUK MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Universitas Nusa Cendana

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR


BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

KAJIAN MANAJEMAN PEMELIHARAAN GEDUNG (BUILDING MAINTENANCE) DI UNIVERSITAS LAMPUNG. Kristianto Usman 1, Restita Winandi 2

GAMBAR 1.1 LOGO TELKOM PROPERTY

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

BAB I PENDAHULUAN. semakin mahalnya biaya pembuatan suatu proyek konstruksi. Apalagi bila

V. Bab V Kajian Kinerja Supply Chain Proyek Bangunan Gedung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

DIVISI SUPPORT JOB DESCRIPTION ADMINISTRASI DIVISI SUPPORT

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

variasi produk mereka. Untuk proses PHK karyawan akan dilakukan pembayaran Untuk dampak lingkungan, perusahaan tidak memiliki masalah dengan

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat dengan Keputusan Mahkamah. Konstitusi No. 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Workload adalah beban kerja yang harus dipenuhi oleh

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

BAB 13 SISTEM INFORMASI

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Edutech Solution. Kawasan Niaga Metro Trade Center Blok I 15, Jl. Soekarno Hatta No.590 Bandung Jawa Barat 40286

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

Transkripsi:

HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG HAKEKAT PEMELIHARAAN BANGUNAN Maintenance 1 atau pemeliharaan pada bangunan dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan administratif, yang dimaksudkan untuk mempertahankan, dan memulihkan fungsi bangunan sebagai mana yang telah direncanakan sebelumnya. Keberhasilan suatu bangunan dinilai dari kemampuan bangunan untuk ada pada kondisi yang diharapkan, yang dipengaruhi oleh beberapa persyaratan, antara lain: 1. persyaratan fungsional Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi bangunan. Setiap bangunan memiliki persyaratan fungsional umum dan khusus yang perlu dipenuhi. Persyaratan umum contohnya adalah bahwa bangunan mampu melindungi pemakainya dari lingkungan luar. Sedangkan persyaratan khusus sangat tergantung pada jenis dan fungsi bangunan tersebut. 2. persyaratan performance Masing-masing bangunan memiliki persyaratan performance bangunan yang sangat spesifik. Persyaratan bangunan kampus akan sangat berbeda dengan bangunan kantor. Bahkan secara lebih spesifik, persyaratan bangunan kampus A mungkin berbeda dengan persyaratan bangunan kampus B. Performance bangunan mencakup banyak aspek, mulai dari performance fisik luar bangunan, sampai pada elemen-elemen Mechanical & Electrical (ME). 1 Lee How Son, George C. S. Yuen. Building maintenance technology. Halaman : 1-9.

Tindakan pemeliharaan bangunan sangat ditentukan oleh tuntutan performance yang terkait dengan fungsi bangunan. Namun seringkali terjadi perbedaan strandar performance bangunan menurut user dan menurut owner, terutama pada bangunan-bangunan sewa. 3. persyaratan menurut Undang-undang Persyaratan menurut undang-undang merupakan persyaratan bangunan yang tidak bisa diabaikan, karena menyangkut regulasi dan legalitas. Persyaratan ini diantaranya : persyaratan ketinggian maksimum bangunan, dll. 4. persyaratan menurut user Persyaratan menurut user biasanya berkaitan dengan kenyamanan. Kenyamanan user merupakan ukuran keberhasilan suatu bangunan. Biasanya bangunan yang memiliki persyaratan user adalah bangunanbangunan sewa dan bangunan-bangunan umum. Idealnya, pada tahap desain, perencana telah menyusun kriteria-kriteria untuk menghasilkan suatu performansi tertentu sehingga aktifitas pemeliharaan yang dilakukan selama masa operasi gedung akan lebih efektif. Namun seringkali kriteria-kriteria semacam itu tidak dibuat sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan program pemeliharaan sampai tahap pelaksanaannya. Kegiatan pemeliharaan bangunan meliputi berbagai aspek yang bisa dikategorikan dalam 4 kegiatan, yaitu: Pemeliharan rutin harian. Rectification (perbaikan bangunan yang baru saja selesai) Replacement (penggantian bagian yang berharga dari bangunan) Retrofitting (melengkapi bangunan sesuai kemajuan teknologi) Secara sederhana, pemeliharaan bangunan dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu: pemeliharaan rutin dan pemeliharaan remedial/perbaikan.

A. Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dengan interval waktu tertentu untuk mempertahankan gedung pada kondisi yang diinginkan / sesuai. (Chanter Barrie & Swallow Peter, 1996, h.119 ). Contohnya pengecatan dinding luar 2 tahunan, pengecatan interior 3 tahunan, pembersihan dinding luar dll. Namun Jenis pekerjaan pemeliharaan rutin juga bisa berupa perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Kerusakan-kerusakan tersebut bisa diakibatkan oleh proses secara alami (contoh : kerapuhan, kusam) atau proses pemakaian (contoh : goresan, pecah dll.). Pada pemeliharaan rutin sangat penting untuk menentukan siklus pemeliharaan. Siklus pemeliharaan bisa ditentukan berdasarkan data fisik gedung dan equipment yang cukup dalam bentuk dokumentasi, manual pemeliharaan maupun catatan pengalaman dalam pekerjaan pemeliharaan sebelumnya. Dalam suatu rencana program pemeliharaan, jika siklus kegiatannya sudah ditentukan, maka jenis pekerjaan dan anggaran dapat segera dibuat. Kendala-kendala yang terdapat pada pemeliharaan rutin adalah : Pemilik/owner Seringkali para pemilik gedung tidak melaksanakan program pemeliharaan yang sudah dibuat, bahkan cenderung memperpanjang interval pemeliharaan dengan tujuan mengurangi beban biaya pemeliharaan agar keuntungan yang didapat lebih besar. Padahal dengan tertundanya jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan bertumpuknya kualitas kerusakan ( multiplier effect ) yang akhirnya membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar. Kurangnya data dan pengetahuan

Seringkali pemeliharaan rutin tidak dapat dilakukan akibat kurangnya data baik manual, sejarah pemeliharaan maupun dokumentasi. Disamping itu juga kekurangan pengetahuan dari personil pengelola gedung baik tingkat manajerial maupun pelaksana mengakibatkan program pemeliharaan dan pelaksanaannya kurang optimal. B. Pemeliharaan Remedial Pemeliharaan remedial adalah pemeliharaan perbaikan yang dapat diakibatkan oleh: Kegagalan teknis/manajemen Kegagalan teknis atau manajemen bisa terjadi pada tahap konstruksi maupun tahap pengoperasian bangunan. Pada tahap konstruksi contohnya adalahkecerobohan dalam pemasangan suatu komponen bangunan. Pada tahap pengoperasian bangunan, kesalahan dalam merencanakan jadwal pemeliharaan bisa terjadi dan ini dapat berakibat pada kerusakan alat atau bahan bahan bangunan. Kegagalan konstruksi dan desain Dalam hal ini faktor desain dan konstruksi berhubungan erat. Contoh dari segi desain adalah kesalahan dalam pemilihan bahan bangunan sehingga usia pemakaiannya pendek atau tidak bertahan lama. Sedangkan dari segi konstruksi kesalahan dalam pelaksanaan finishing dapat menyebabkan usia pemakaiannyapun tidak bertahan lama. Kegagalan dalam pemeliharaan Faktor lain yang menyebabkan kegiatan pemeliharaan perbaikan selama periode pemakaian bangunan adalah akibat kegagalan pemeliharaan yang disebabkan oleh : - Program pemeliharaan rutin yang dibuat tidak memadai. - Program perbaikan yang tidak efektif. - Inspeksi-Inspeksi yang tidak dilaksanakan dengan baik.

- Data-data pendukung pemeliharaan yang tidak mencukupi. Secara lebih luas, ditinjau dari direncanakannya atau tidak, kegiatan pemeliharaan dapat diklasifikasikan menjadi: 1) Pemeliharaan terencana / planned 2) Pemeliharaan tidak terencana / unplanned Dibawah ini adalah diagram yang menunjukkan klasifikasi kegiatan pemeliharaan. MAINTENANCE PLANNED MAINTENANCE UNPLANNED MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE CORRECTIVE MAINTENANCE (including EMERGENCY MAINTENANCE) SCHEDULED MAINTENANCE CONDITION BASED MAINTENANCE CORRECTIVE MAINTENANCE (including EMERGENCY MAINTENANCE) Definisi : 1) Planned Maintenance : pemeliharaan yang diorganisasikan dan dilaksanakan dengan perencanaan, kontrol dan penggunaan laporanlaporan untuk suatu rencana yang ditentukan sebelumnya

2) Unplanned Maintenance : pemeliharaan yang dilaksanakan untuk rencana yang tidak ditentukan sebelumnya 3) Preventive Maintenance : pemeliharaan yang dilaksanakan pada interval yang ditentukansebelumnya atau yang sesuai untuk kriteria yang ditentukan dan ditujukan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan atau degradasi performansi suatu bangunan 4) Corrective Maintenance : pemeliharaan yang dilakukan setelah suatu kegagalan terjadi dan ditujukan untuk memperbaiki suatu item untuk suatu keadaan yang item tersebut dapat melakukan fungsinya yang diperlukan 5) Emergency Maintenance : pemeliharaan yang diperlukan dengan segera untuk menghindari akibat-akibat yang serius 6) Condition Based Maintenance : preventive maintenance yang dimulai dari suatu hasil pengetahuan kondisi suatu hal dari pemantauan rutin 7) Scheduled Maintenance : preventive maintenance yang dilaksanakan untuk suatu interval waktu yang telah ditentukan sebelumnya Pada dasarnya, tindakan pemeliharaan dilakukan berdasarkan atas laporan hasil pemeriksaan/survey terhadap kondisi bangunan. Untuk itu pemeriksaan yang dilakukan harus teliti dna menyeluruh, sehingga dapat ditentukan bentuk tindakan pemeliharaan yang tepat terhadap kegagalan tertentu. PEMELIHARAAN BANGUNAN BERLANTAI BANYAK Pada bangunan berlantai banyak yang disewakan, misalnya kantor sewa, ada 3 pihak yang berkepentingan dalam menentukan performance bangunan, yaitu: Owner / pemilik gedung Tenant / penyewa Building Management / pengelola bangunan

Masing-masing pihak bisa memiliki tuntutan performance bangunan yang berbeda. Hal ini bisa menyulitkan untuk menentukan standar sejauh apa kegiatan pemeliharaan bangunan perlu dilakukan. Mengingat kompleksitas pekerjaan yang sangat besar, maka manajemen pemeliharaan dalam gedung bertingkat tinggi biasanya dilakukan oleh sebuah organisasi pemeliharaan yang disebut ORGANISASI PEMELIHARAAN GEDUNG. Organisasi pemeliharaan gedung ini bertanggung jawab dalam perencanaan, pengawasan dan penentuan pelaksanaan/ operasi pemeliharaan. Organisasinya bisa in-house atau berasal dari lembaga diluar pemilik seperti konsultan atau kontraktor khusus bidang pemeliharaan. Dalam pembentukan organisasi pemeliharaan gedung ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu : a. Organisasi pemeliharaan harus memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan garis kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan. b. Organisasi pemeliharaan harus mampu bekerja secara efektif melalui pengamatan dan pengendalian terhadap performansinya. Organisasi pemeliharaan pada gedung perkantoran biasanya masuk dalam organisasi pengelola yang lebih besar yang disebut Building Management. Building Management dipimpin oleh seorang building manager dan dibantu oleh staff dan pelaksana. Organisasi Building Management pada gedung berlantai banyak bervariasi tergantung pada organisasi induk, fungsi gedung, luas lantai dan jumlah lantai. Fungsi-fungsi yang berada dibawah organisasi Building Management pada dasarnya terdiri dari fungsi keuangan ( Accounting ), fungsi administrasi (

General Affair ), fungsi security, fungsi operasional dan pemeliharaan teknik dan fungsi House Keeping. Dalam konteks pemeliharaan gedung, Building Management melaksanakan perawatan dan perbaikan gedung, fasilitas dan kelengkapan gedung dengan tujuan tercapainya : - Reliabilitas ( kehandalan ) - Availabilitas ( ketersediaan ) - Memperpanjang umur teknis - Memberikan nilai tambah Untuk mencapai hal diatas maka Building Management harus membuat jadwal pemeliharaan sesuai spesifikasinya baik fisik gedung maupun mekanikal dan elektrikalnya. Berikut ini adalah contoh struktur organisasi Building Management yang umum dipakai. BUILDING MANAGER HOUSE KEEPING MANAGER ADMINISTRATION MANAGER MECHANICAL& ELECTRICAL MANAGER SUPERVISOR CLEANING SERVICE SUPERVISOR LANDSCAPE SUPERVISOR FACILITY ADMINISTRATION MANAGER SUPERVISOR MECHANICAL SUPERVISOR ELECTRICAL

Personel organisasi pemeliharaan yang dibawahi house keeping manager, bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan: Cleaning service / kebersihan gedung baik interior maupun eksterior Landscape & gardening / kebersihan, keindahan taman dan tapak Pest Control / pembasmian hama dan serangga Rodent Control / pembasmian tikus Sedangkan personel organisasi pemeliharaan yang dibawahi Mechanical & Electrical Manager, bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan terhadap : AC Sistem pengadaan air bersih Sistem pembuangan air kotor Sistem pencegahan kebakaran Elevator dan Escalator Gondola Power Suply (PLN & Genset) Power Suply untuk setiap work station Penerangan, telekomunikasi, CCTV Sound System, Public Adress, dll. Tugas-tugas pokok masing-masing bidang 1. Building Manager : Menetapkan visi building management dengan berorientasi pada misi perusahaan/organisasi induk. Membuat planning, budgeting dan program tahunan. Melakukan supervisi total atas seluruh fungsi organisasi. Membuat laporan rutin dan insidentil.

2. Chief Membuat protap-protap Membuat Standar Operasi dan Maintenance. Mengatur jadwal dan penugasan pelaksana. Melakukan inspeksi. Memberikan laporan kepada Building Manager secara rutin. 3. Supervisor Membuat rencana kerja pemeliharaan dan penugasan bersama-sama Chief. Mengatur dan mengkoordinir pekerjaan harian sesuai dengan bidangnya. Mengatur penggunaan peralatan dan bahan. Membuat laporan kepada Chief secara rutin. 4. Teknisi/ Pelaksana/ Cleaner Melaksanakan pekerjaan pengoperasian, perbaikan, pembersihan, perawatan alat dan fisik gedung. Memberikan masukan perihal jadwal pemeliharaan rutin dan pemeliharaan perbaikan. Melakukan inspeksi dan pencatatan ( check list secara rutin ). Membuat laporan harian kepada supervisor. Tindakan pemeliharan yang sifatnya mendadak dan tidak direncanakan, biasa dilakukan atas dasar komplain dari pihak penyewa/tenant. Komplain ini akan disampaikan pada customer service dan kemudian akan disampaikan kepada organisasi pemeliharaan gedung untuk ditindak lanjuti. Setelah komplain ditindak lanjuti, maka pelaksana perbaikan perlu membuat laporan kepada manager, sehingga aktivitas pemeliharaan bisa dipantau dengan baik.

Berikut ini skema yang menggambarkan bagaimana komplain ditanggapi. KOMPLAIN CUSTOMER SERVICE/TENANT RELATION MECHANICAL ELECTRICAL WORK ORDER HOUSE KEEPING WORK ORDER TEKNISI PELAKSANA PERBAIKAN SELESAI...TTD TENANT LAPORAN