BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
|
|
- Doddy Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2.1 Metoda Pembahasan Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Master Plan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Konsultan akan melaksanakan kegiatan dengan metode/alur pikir secara keseluruhan sebagai berikut: Gambar 2.1. Skema Alur Pikir Studi Kelayakan dan Master Plan PIP Semarang 2.2 Sistematika Pelaksanaan Kegiatan II- 1
2 Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu Kegiatan Persiapan, Penyusunan Studi Kelayakan dan Penyusunan Master Plan, sebagaimana digambarkan pada diagram Gambar 2.1 di atas. Ketiga tahapan pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat dipisahkan rangkaiannya karena pada Tahap Persiapan adalah untuk mempersiapkan kebutuhan dasar berupa data sekunder dan literatur untuk bahan pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan dan Penyusunan Master Plan. Sementara itu hasil daripada Penyusunan Studi Kelayakan dipergunakan sebagai bahan analisis dan proyeksi kebutuhan yang harus disediakan dalam kurun waktu hingga Tahun Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP Semarang terdiri dari Data Sekunder dan Data Primer. A. Data Sekunder, meliputi: a. Literatur yang dibutuhkan terdiri dari: 1) standar-standar pelayanan pendidikan pelayaran, 2) standar penataan ruang, 3) standar perencanaan arsitektur dan perencanaan ruang luar, 4) standar perencanaan mekanikal, elektrikal dan utilitas, 5) standar perencanaan struktur di Indonesia (SNI), 6) standar perencanaan kesehatan lingkungan, 7) dan lainnya yang diperlukan. b. Data peraturan/ketentuan tentang penyelenggaraan pendidikan pelayaran. c. Data kondisi eksisting luasan lahan dan bangunan yang ada. d. Data struktur organisasi dan besaran eksisting organisasi PIP Semarang saat ini. e. Data rencana induk pengembangan jangka menengah PIP Semarang. f. Data rencana kegiatan tahunan pembangunan PIP Semarang. g. Data komposisi taruna/taruni, peserta diklat, dosen dan karyawan PIP Semarang saat ini. II- 2
3 h. Data kurikulum penyelenggaraan perkuliahan dan diklat. i. Data ketersediaan jenis ruang pada setiap bangunan. j. Data ketersediaan peralatan laboratorium yang ada. k. Data lokasi sumber air. l. Data sumber dan jaringan listrik. m. Data jaringan telekomunikasi. n. Data jaringan internet. o. Data sistem pengkondisian udara buatan. p. Data sistem pemadaman kebakaran. q. Data curah hujan dan sistem drainase. r. Data sistem prasarana sampah. s. Data sistem prasarana air limbah. B. Data Primer Data Primer yang dibutuhkan merupakan data yang diperoleh melalui metoda wawancara melalui metoda expert choice, dimana perencana akan mendatangi dan mewawancarai nara sumber yang memiliki dan dapat dipercaya sebagai sumber data langsung (primer). Di Indonesia pada umumnya ketersediaan data sekunder sangat terbatas pendokumentasiannya. Oleh karena itu untuk memperoleh data ini melalui metoda wawancara dapat dikategorikan ke dalam kelompok Data Primer. Data primer meliputi: a. Data peraturan tata ruang dan persyaratan intensitas bangunan pada Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, dilanjutkan dengan pengukuran intensitas bangunan di dalam lokasi lahan. b. Data penggunaan air setiap bulan dan debit air yang dapat disediakan. c. Data kapasitas terpasang dan yang dipakai untuk sumber listrik dan besaran back-up nya. d. Data jumlah dan jenis prasarana telekomunikasi. e. Data jumlah dan jenis penggunaan jaringan internet. f. Data jumlah dan jenis unit pengkondisian udara buatan. g. Data jumlah sarana pemadaman kebakaran. h. Data dimensi dan jenis drainase. II- 3
4 i. Data data jumlah dan jenis prasarana sampah. j. Data jumlah dan jenis prasarana air limbah. Dimana data tersebut diatas dapat diperoleh melalui metoda wawancara khususnya kepada Bagian Rumah Tangga. a. Data jumlah dan jenis penyakit yang terbanyak diderita, diperoleh dari Poliklinik. b. Data tingkat kenyamanan, kepuasan, dan gangguan penggunaan ruang bangunan pada Bangunan Asrama Taruna/Taruni. c. Data tingkat kenyamanan kepuasan, dan gangguan penggunaan ruang kelas, tata usaha dan lain-lain. d. Data interaksi sosial Antara pengguna di dalam kawasan PIP dengan masyarakat sekitarnya melalui metoda wawancara random sampling. 2.4 Teknik Pengolahan Data A. Kompilasi Data Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan data dan survai kemudian dikompilasikan. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan dengan cara mentabulasi dan mengsistematisasi data - data tersebut dengan menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh sehingga akan mempermudah pelaksanaan tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis. Metoda pengolahan dan kompilasi data yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Mengelompokan data dan informasi menurut kategori aspek kajian seperti data fisik dan penggunaan lahan, data transportasi, data kependudukan dll. Menyortir data-data setiap aspek tersebut agar menjadi sederhanadan tidak duplikasi. Mendetailkan desain pengolahan dan kompilasi data dari desain studi awal sehingga tercipta form-form isian berupa tabel-tabel, konsep isian, peta tematik dll. II- 4
5 Mengisi dan memindahkan data yang telah tersortir ke dalam table-tabel isian dan peta isian tematik. Melakukan pengolahan data berupa penjumlahan, pengalian, pembagian, prosentase dsb baik bagi data primer maupun sekunder. Setelah seluruh tabel dan peta terisi, maka langkah selanjutnya adalah membuat uraian deskriptif penjelasannya ke dalam suatu laporan yang sistematis per aspek kajian. Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian kebijaksanaan dan program setiap aspek. B. Metoda Proyeksi Data yang diperoleh baik berupa data sekunder maupun data primer yang telah dikompilasikan yang dibutuhkan untuk bahan analisis kelayakan kondisi eksisting dilakukan dengan metoda proyeksi regresi. Data untuk keperluan proyeksi ini yaitu populasi taruna, peserta diklat, jumlah dosen dan karyawan. Data kebutuhan pelayanan utilitas juga dilakukan proyeksi terhadap hasil kompilasi data primer dan sekunder untuk: kebutuhan penerangan di setiap ruangan, kebutuhan pendinginan udara di dalam ruangan, kebutuhan air bersih, jumlah air buangan/limbah yang harus dikelola, jumlah air yang harus disediakan untuk kebutuhan pemadaman kebakaran, jumlah sampah yang dihasilkan dan harus dikelola, dengan menggunakan standar pelayanan minimal/kebutuhan perorang per-hari. Data penyaluran air hujan diramalkan dengan menggunakan pendekatan proyeksi perioda ulang hujan pada lokasi untuk mendapatkan curah hujan tertinggi dan penampang drainase yang harus dibuat, dan penentuan sistem penyaluran air hujan ke peresapan yang dapat ditampung. 2.5 Teknik Analisis A. Analisis Tata Ruang Analisis terhadap tata ruang mempergunakan: 1) Pengukuran intensitas bangunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku setempat apakah kepadatan bangunan dan ketinggian yang direncanakan sesuai dengan ketentuan setempat. 2) Pengukuran kapasitas dan daya tampung ruang parkir dengan standar luasan ruang parkir sesuai peraturan Menteri Perhubungan. II- 5
6 3) Kesesuaian ketinggian ruang terhadap KKOP bandara setempat. B. Analisis Arsitektur dan Ruang Luar Analisis terhadap arsitektur dan ruang luar mempergunakan: 1) Analisis zoning pengelompokan kegiatan dengan hubungan paling dekat dan penting (terkait erat). 2) Analisis penentuan main gate, dengan mempertimbangkan kepadatan dan keselamatan lalu-lintas. 3) Analisis sirkulasi kendaraan dan orang untuk menghindari terjadinya intensitas crossing yang tinggi, dan pemisahan sirkulasi kendaraan dan orang. 4) Analisis ketercukupan penyediaan RTH dan RTNH sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri PU. 5) Analisis penyediaan fasilitas setiap bangunan sesuai dengan standar kebutuhan. 6) Analisis ketinggian ruang dan bangunan serta kebutuhan luasan ruang sesuai dengan proyeksi kegiatan yang ingin dicapai. 7) Analisis kenyamanan terhadap gangguan kebisingan, panas matahari, hujan dan polusi udara. C. Analisis Struktur Analisis terhadap kemampuan bangunan eksisting dengan: 1) Analisis pondasi struktur bawah (sub-structure) dengan melakukan pengolahan analisis tes tekan hasil tes kemampuan tanah (sondir/booring) untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis pondasi yang dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan ketinggian bangunan. 2) Analisis upper structure dengan menganalisa adanya crack atau tidak terhadap keadaan struktur atas (kolom dan balok). 3) Analisis keandalan struktur untuk infrastruktur seperti drainase dan jalan. D. Analisis Mekanikal II- 6
7 Analisis terhadap rencana kebutuhan mekanikal yang meliputi: 1) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis peggunaan pengkondisian udara buatan; 2) Analisis sistem proteksi dan pemadaman kebakaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan bangunan dan kawasan yang direncanakan; 3) Analisis sistem penyediaan air bersih di dalam bangunan dan pendistribusiannya; 4) Analisis sistem penyaluran dan pengolahan air buangan dari dalam bangunan. E. Analisis Elektrikal Analisis terhadap rencana kebutuhan elektrikal yang meliputi: 1) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis penggunaan energi listrik; 2) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis penggunaan jaringan telekomunikasi; 3) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis peggunaan jaringan internet; F. Analisis Utilitas Lingkungan Analisis terhadap rencana kebutuhan utilitas lingkungan yang meliputi: 1) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem distribusi air bersih; 2) Analisis jumlah dan sistem pengolahan air limbah lingkungan; 3) Analisis sistem penyaluran air hujan di dalam site dan diluar site; 4) Analisis sistem pengumpulan, pemilahan dan pengangkutan sampah; G. Analisis Kesehatan Masyarakat Analisis terhadap rencana pengelolaan kesehatan masyarakat yang meliputi: 1) Analisis pengaruh gangguan lingkungan PIP terhadap masyarakat sekitarnya pada aspek sanitasi dan kesehatan masyarakat sebagai dampak pengembangan PIP dalam kurun 5 tahun terakhir dilihat dari II- 7
8 rekaman keluhan penyakit pada poliklinik dan puskesmas terdekat serta hasil wawancara dengan masyarakat terdekat. H. Analisis Sosial Masyarakat Analisis terhadap sosial masyarakat yang meliputi: 1) Analisis interaksi sosial di dalam kegiatan asrama menurut perbedaan penyediaan ruangnya; 2) Analisis gangguan sosial pada taruna dan peserta diklat; 3) Analisis gangguan eksternal terhadap aktivitas internal lingkungan PIP. I. Analisis Ekonomi Analisis terhadap aspek ekonomi meliputi: 1) Analisis pertumbuhan populasi taruna, peserta diklat, SDM dosen dan karyawan. Analisis pertumbuhan kebutuhan taruna dan peserta diklat didasarkan pada supply and demand daripada pelaut secara internasional, output yang dihasilkan dari pendidikan pelaut di Indonesia dan proyeksi pertambahan populasi taruna setap tahunnya. Selanjutnya kelayakan daya tampung di dalam site diukur daripada kemampuan penyediaan ruang kegiatan untuk para taruna dan peserta diklat menurut standar kelayakan hunian dan aktivitasnya; 2) Analisis alokasi anggaran dan kemampuan pembiayaan kegiatan PIP Semarang, untuk mengetahui trend pertambahan anggaran setiap tahunnya yang dialokasikan oleh APBN; 3) Analisis rencana pembiayaan pembangunan pada setiap tahapan pembangunan. J. Analisis Hukum Analisis terhadap aspek hukum meliputi: 1) Analisis pengembangan kelembagaan pelayanan pendidikan pelayaran sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada. K. Analisis Pelayanan Pendidikan Pelayaran II- 8
9 Analisis terhadap aspek penyelenggaraan kurikulum meliputi: 1) Analisis pengembangan kurikulum untuk pendidikan regular dan vokasi (diklat), serta kemungkinan pengembangan PIP ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. L. Analisis Nautika Analisis terhadap aspek nautika yang direncanakan sebagai fasilitas laboratorium meliputi: 1) Analisis tata letak model peralatan nautika dan kemungkinan pengembangan dan penataannya di dalam laboratorium. M. Analisis Teknika Analisis terhadap aspek teknika yang direncanakan sebagai fasilitas laboratorium meliputi: 1) Analisis tata letak model peralatan penggerak kapal dan pesawat bantunya dan kemungkinan pengembangan dan penataannya di dalam laboratorium. 2.6 Penyusunan Rencana A. Konsep Pengembangan Konsep ini sebagai tindak lanjut dari hasil analisis, dimana di dalamnya terdapat pemahaman terhadap karakter-karakter PIP Semarang. Dari pemahaman tersebut dibuat usulan-usulan yang didalamnya berisi tentang : a. Modelling Blok Plan menyeluruh, yang didalamnya membahas fungsi dan peranan unit-unit pelayanan kesehatan, hierarki tata ruang tapak, sistem pencapaian yang efisien, sistem utilitas yang memadai dan memenuhi standar kelayakan dan operasional. b. Usulan mengenai pentahapan pembangunan komplek PIP Semarang c. Hasil perhitungan perkiraan anggaran biaya pembangunan B. Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pembangunan Rencana pengembangan dan pembangunan PIP Semarang disusun dalam jangka pendek, menengah dan panjang, dengan mempertimbangkan skenario II- 9
10 pengembangan dan pembangunan fisik agar tidak mengganggu aktivitas eksisting yang ada, dan memperhitungkan rencana ketersediaan pembiayaan pembangunan setiap tahunnya. 2.7 Hasil Yang Diharapkan Berdasarkan ruang lingkup kegiatan diatas hasil yang diharapkan dari Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan RSU PIP Semarang adalah: a. Teridentifikasinya potensi dan masalah yang ada di PIP Semarang b. Adanya analisa pemecahan masalah dan pengembangan PIP Semarang c. Adanya kesimpulan kelayakan pengembangan PIP Semarang dari aspek planning, arsitektur, struktural, ME dan utilitas, lingkungan, sosial budaya, ekonomi, kesehatan masyarakat, dan persyaratan teknika dan nautika. d. Konsep pengembangan dari aspek tata tapak, arsitektural, program ruang, kesehatan lingkungan, utilitas, dan konstruksi e. Rencana pengembangan yang terintegrasi dan komprehensif sesuai dengan visi, misi dan motto PIP Semarang f. Adanya pentahapan pembangunan yang menjadi acuan pengembangan komplek bangunan PIP Semarang. II- 10
11 FAKTOR EKSTERNAL: Demografi Posisi Geografis Tingkat Pendidikan Pelayanan Pendidikan Sosial Ekonomi Dan Budaya FAKTOR INTERNAL: Kebijakan Pemerintah Kemampuan PIP Semarang PROGRAM INDUK (MASTER PROGRAM) Status Struktur Organisasi Visi dan Misi Rencana Strategi Pengembangan Program 20 Tahun Mendatang STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PIP Semarang ASPEK KEBUTUHAN (DEMAND) PELAYANAN Proyeksi Jumlah Peminat Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kepelautan ASPEK PELAYANAN (SERVICE) Proyeksi Jenis dan Jumlah Pelayanan Proyeksi Kebutuhan Sarana Utama dan Sarana Penunjang Proyeksi Kebutuhan Peralatan Proyeksi Jumlah dan Kualifikasi SDM ASPEK TEKNIS (SARANA, ME dan UTILITAS) ASPEK EKONOMIS ASPEK LINGKUNGAN (LEGAL, SOSIAL EKONOMI, BUDAYA, KESEHATAN MASYARAKAT) Layak KESIMPULAN REKOMENDASI Tidak Layak II- 11
12 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PIP Kebutuhan Organisasi Kebutuhan Ruang Zoning, Sirkulasi, Pembentukan Blok Massa, RTH dan RTNH, Struktur, ME dan Utilitas, Eksterior dan Interior, Lingkungan Konsep Pengembangan RTH dan RTNH Konsep Pengembangan Bangunan RENCANA INDUK (MASTER PLAN) PIP Semarang Rencana Fisik Rencana Non Fisik (Fungsi) Site Plan Jenis dan Jumlah Pelayanan Block Plan Pemeliharaan Arsitektur Bangunan Pengelolaan dan Distribusi Material Sarana/Prasarana Fisik Struktur Organisasi Sarana Fisik Penunjang Proyeksi Pembiayaan Gambar 2.2. Skema Keterkaitan Studi Kelayakan dan Master Plan II- 12
BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian yang dilakukan, dan disertai dengan teori-teori serta data-data yang diperoleh dari
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari
BAB III METODE PERANCANGAN Kajian perancangan ini adalah berupa penjelasan dari proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide/gagasan dasar perancangan kembali pondok pesantren Lirboyo ini, yakni : 1. Ide desain didasarkan pada fakta dan isu yang digali dari lokasi perancangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernataan Orisinalitas... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman PersetujuanPublikasi... iv Abstrak... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Kantor PT. Angkasa Pura 1 Semarang
TUGAS AKHIR Laporan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur (LP3A) Kantor PT. Angkasa Pura 1 Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Teknik Oleh : AULIA
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan penjelasan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perancangan pusat rehabilitasi medis pasca stroke di Malang. Sebelum melakukan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung
BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan
Lebih terperinciHalaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita diperlukan suatu metode yang sistematis. Perancangan ini diawali dengan identifikasi sebuah masalah yang akan dipecahkan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Orisinalitas... ii Halaman pengesahan... iii Abstrak... iv Halaman Publikasi... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xi BAB
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah
Lebih terperinciKata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.
Kata Pengantar Buku laporan interim ini merupakan laporan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Ciptakarya Kabupaten Asahan yang merupakan kerja sama
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan
BAB III METODE PERANCANGAN Sebuah Perancangan Pusat Rehabiltasi Pengguna Narkoba membutuhkan sebuah metode agar ide sebuah perancangan dapat diaplikasikan dengan baik. Berbagai sumber yang didapatkan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11
BAB I PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Dalam upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya sarana penunjang kesehatan yang lengkap.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Dalam metode perancangan ini banyak proses yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka
BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode
BAB 3 METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Pusat Olahraga Aeromodelling di Malang ini, metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode ini berisi tentang paparan atau
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR BAGAN... xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012
KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Kajian Rencana Zonasi Kawasan Industri ini dapat diselesaikan. Penyusunan Laporan
Lebih terperinciSMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut
Lebih terperinciMASTER PLAN RSUD BELITUNG TIMUR. KATA Pengantar
KATA Pengantar Buku Master Plan RSUD Kabupaten Belitung Timur ini merupakan perencanaan hingga 10 tahun mendatang dengan melihat kecenderungan baik eksternal maupun internal yang akan dilakukan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Proses Perancangan dan Metode Umum 3.1.1. Identifikasi Masalah Pencarian idea tau gagasan tentang rumah sakit yang dibutuhkan di Kota Malang Menggunakan pola berfikir deduktif
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan diperoleh dari permasalahan terhadap usaha mebel di Kota Pasuruan yang kurang mendapatkan tempat atau
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk
BAB III METODE PERANCANGAN Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk dijadikan metode serta acuan dasar perancangan arsitektur, baik secara umum maupun khusus terkait dengan rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Perancangan adalah adalah aktivitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya (http://ocw.gunadarma.ac.id). Terdapat bermacam-macam
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan
BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. menguraikan, menjabarkan, dan menjelaskan latar belakang dan tujuan bangunan
103 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Ide Perancangan Ide penyajian perancangan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan, menjabarkan, dan menjelaskan latar belakang dan tujuan bangunan ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia merupakan kota megapolitan yang sibuk dan berkembang cepat, dalam satu hari menghasilkan timbulan sampah sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan rumah singgah dakwah ini memiliki tahapan dan proses kajian yang digunakan. Secara Umum, proses kajian dilakukan secara paparan/deskriptif serta secara kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III MTOD PRANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drainase merupakan sarana dan prasarana untuk mengalirkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah kondisi dari keadaan
Lebih terperinci1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal ini, salah satu caranya adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. diskriptif yang mengenai pada langkah-langkah proses perancangan. Metode
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam redesain Terminal Arjosari Malang ini, menggunakan metode diskriptif yang mengenai pada langkah-langkah proses perancangan. Metode diskriptif yaitu menggambarkan suatu
Lebih terperinci2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita
BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan, dan tahapan tersebut memburtuhkan proses dalam jangka waktu yang tidak singkat. Menurut Booker perancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu
79 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ide Gagasan Ide gagasan perancangan balai riset kelautan dan perikanan di dasar kan atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAS SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciGedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada zaman globalisasi sekarang ini sudah sangat berkembang dengan pesat jauh dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Perkembangan yang begitu pesat ini memberikan dampak
Lebih terperinciRUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT
RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI SULAWESI TENGGARA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pengadaan Jasa Konsultan PERENCANAAN RENOVASI TOTAL GEDUNG ASRAMA UNIT
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Lampiran
DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Lampiran i iii iv vi vii xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1 1.2 Latar Belakang 2 1. Kondisi
Lebih terperinciPERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.
PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009
ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciRUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak Universitas Diponegoro diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri pada tanggal 13 Oktober 1960, Fakultas Teknik sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011
PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Lebih terperinciAKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : NUR SAWITRI
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan
BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan masalah dan tujuan perancangan hingga menghasilkan suatu produk (hasil rancangan). Dengan metode perancangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 IDENTIFIKASI MASALAH
BAB 3 METODOLOGI Tempat parkir memegang peranan cukup penting dalam pengoperasian terminal. Keinginan untuk membuat gedung parkir pada Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Majalengka perlu ditanggapi
Lebih terperinciTERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata perekonomian, perdagangan, pariwisata, pendidikan khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan ini berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses perancangan. metodeanalisa data yang digunakan dalam proses perancangan adalah dengan
Lebih terperinciBAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode
BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xv BAB 1 PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan
BAB III METODE PERANCANGAN Sebelum menuju pada sebuah output perancangan berupa hasil rancangan Pondok Pesantren Enterpreneur, harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu. Tahap-tahap tersebut sebagai
Lebih terperinciBAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciSTASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin pesat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Sasaran...
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG
V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metoda perancangan dalam Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan
3.1. Metode Perancangan BAB III METODE PERANCANGAN Metoda perancangan dalam Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan Prasarana Perikanan samudera di Brondong Kabupaten Lamongan ini banyak dilakukan dengan
Lebih terperinciUTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di
Lebih terperinciMTs Al Munawaroh Kupu Sebagai Boarding School di Kabupaten Tegal DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR DIAGRAM... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.2.1.Tujuan...
Lebih terperinci