PENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 30 menit)

HUKUM PERBANKAN INDONESIA

SEB E U B A U H H MAT A A T KULIAH

Sumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2

Pengantar Ilmu Hukum

Sumber Hukum: Sumber hukum dalam arti materiil. Sumber hukum dalam arti formil

SUMBER-SUMBER HUKUM dalam TATA HUKUM INDONESIA

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

Prof. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H.

BAB I. PENDAHULUAN. Advendi Simangunsong, Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, Jakarta, PT Gramedia Widiasrana Indonesia. halaman 2.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :

POKOK-POKOK HUKUM PERDATA

PENGGOLONGAN HUKUM. Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03)

PENGERTIAN HUKUM DAN HUKUM EKONOMI ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

II. Istilah Hukum Perdata

Pengertian Sumber Hukum. Sumber Hukum Adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali hukum. Menurut Algra Menurut Van Apeldoorn

Materi Ke-2 : RUANG LINGKUP ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

Warganegara dan Negara

PERBUATAN MELANGGAR HUKUM OLEH PENGUASA

Hukum, Negara dan Pemerintahan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBUATAN HUKUM

PERTEMUAN KE 7 POKOK BAHASAN

HUKUM BISNIS (Pengantar) Untuk Manajemen FE UNY Oleh : Iffah Nurhayati

HUKUM PERDATA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI.

C. HUKUM MENURUT TEMPAT BERLAKUNYA

AGENDA & ARENA KEBIJAKAN NASIONAL

PERADILAN: PROSES PEMBERIAN KEADILAN DI SUATU LEMBAGA YANG DISEBUT PENGADILAN:

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-1 Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

RPP PPKn Kurikulum 2013 Kelas VII

SUMBER HUKUM A. Pendahuluan

Hukum Perdata, Hukum Pidana Dan Hukum Administrasi Negara

Daftar Pustaka. Glosarium

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Pendapat Umum, yang dimaksud dengan Hukum adalah:

NORMA-NORMA YANG BERLAKU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA

FHUP PENGANTAR ILMU HUKUM

1. Plato, dilukiskan dalam bukunya Republik. Hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat.

Norma Dalam Kehidupan Masyarakat

PENGGOLONGAN HUKUM H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2

mens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru

RANGKUMAN MATERI PKn Kelas 7 Semester 1

Pengantar Ilmu Hukum. Yudi Kornelis, SH, M.Hum Selasa, Wib Kamis Wib. Hakikat PIH. Hakikat PIH

BAB III SUMBER HUKUM

ILMU HUKUM BAB I PENDAHULUAN

KUMPULAN SOAL-SOAL UTS HUKUM ADAT

Pertemuan ke-1 dan ke-2

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

Nur Ro is, S.H.,M.H.

TENTIR UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR ILMU HUKUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM 2012

Session 1 Pengantar Ilmu Hukum Tata Hukum Bermasyarakat

Pengertian Hukum Menurut Para Ahli

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PELAYARAN DI INDONESIA. A. Pengaturan Tindak Pidana Pelayaran Di Dalam KUHP

HUKUM EKONOMI DALAM SISTEM HUKUM 1

Pengantar Ilmu Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani R, SH,M.Kn

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1

BAB III. Hukum positif atau bisa dikenal dengan istilah Ius Constitutum, yaitu

BAB I Tinjauan Umum Etika

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA

12/13/2009 HUKUM EKONOMI DEFINISI ILMU EKONOMI HUKUM EKONOMI 2 MASALAH DALAM MATA KULIAH HUKUM EKONOMI POKOK POKOK PIKIRAN DARI DEFINISI EKONOMI

Hukum Dalam Arti Sempit

DALAM PRESPEKTIF HUKUM ACARA PERDATA INDONESIA. Efa Laela Fakhriah. Hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh

PENGERTIAN PAJAK INTERNASIONAL

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1960 (2/1960) Tanggal: 7 JANUARI 1960 (JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah warga negara Indonesia yang

PRANATA HUKUM. Mariyani. A. Pengertian Hukum dan Pranata Hukum

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

HABIB ADJIE - MAGISTER ILMU HUKUM - UNIV. NAROTAMA SURABAYA

RANCANGAN ACARA PERKULIAHAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN [LN 1983/49, TLN 3262]

Hukum Administrasi Negara

HUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :

Kewirausahaan, Etika dan Hukum Bisnis. Modul ke: HUKUM BISNIS. 13Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dr. Achmad Jamil M.Si. Program Studi Magister Akuntansi

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Beberapa Pertanyaan Mendasar

STATUS PERKAWINAN INTERNASIONAL DAN PERJANJIAN PERKAWINAN. (Analisis Kasus WNI Yang Menikah Dengan Warga Negara Prancis di Jepang)

PENGANTAR HUKUM PERBURUHAN. copyright by Elok Hikmawati

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

1. Perbedaan PIH dan PHI 2. Hukum dalam masyarakat 3. Pengetian dasar sistem hukum 4. Sumber Hukum 5. Klasifikasi/Pembedaan Hukum 6.

SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIIL DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Respon terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi)

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

B. Rumusan Masalah 1. Apa tujuan hukum sebagai kaidah sosial? 2. Sebutkan empat kaidah sosial?

SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH

Sistem Hukum dan Peradilan Nasional


KONSEP DASAR ILMU HUKUM

MATERI KOMPETENSI DASAR II : HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil suatu pengamatan dan analisis mengenai suatu penerbitan

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

Transkripsi:

Materi Kedua PENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA - 2011 1

Hukum Komunikasi Sistem Hukum Indonesia Sistem Komunikasi Indonesia 2

Sistem Hukum Indonesia Pengertian Hukum Perangkat Kaidah Lembaga Proses Sumber: Mochtar Kusumaatmadja, 1976 3

Pengertian Hukum Secara etimologis, kata hukum berasal dari bahasa Arab {al hukmu}, recht (Belanda}, droit {Perancis}, recht {Jerman}, Jus {latin}, diritto {Itali}, derecho (Spanyol} yang pada intinya mempunyai arti: tuntunan, bimbingan, pedoman hidup bagi manusia. Prof. Van Apeldoorn, hukum itu banyak seginya dan demikian luasnya sehingga tidak mungkin menyatakanya dengan rumusan yang memuaskan Prof. E.M. Meyers, hukum adalah aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksankan tugasnya. Soerojo Wignjodipoero, hukum adalah himpunan peraturan2 hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau perizinan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat. J.C.T. Simorangkir, SH & Woerjono Sastroparnoto, Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturanperaturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu hukuman tertentu. 4

Unsur-unsur hukum : Berdasarkan pengertian dalam beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa hukum itu terdiri dari beberapa unsur, yaitu: 1. Kaidah atau norma-norma kehidupan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. 2. Kaidah atau norma-norma kehidupan tersebut dibuat oleh badan badan resmi yang berwajib. 3. Kaidah atau norma-norma kehidupan tersebut bersipat memaksa. 4. Adanya sanksi bagi si pelanggar peraturan atau kaidah-kaidah hukum yang dinyatakan secara tegas. 5

Isi kaidah hukum Pada prinsipnya kaidah- kaidah hukum itu berisi tentang: 1. Perintah, artinya kaidah hukum tersebut mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati, mis: ketentuan syarat sahnya suatu perkawinan, ketentuan wajib pajak dsb. 2. Larangan, yaitu ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak boleh dilakukan, mis: mengambil barang milik orang lain, menghukum seseorang tanpa salah, dsb. 3. Perkenan atau kebolehan, yaitu ketentuan yang tidak mengandung kata perintah dan larangan, melainkan suatu pilihan boleh digunakan atau tidak. 6

Sumber Hukum Formal 1. Undang-undang 2. Kebiasaan (Custom) 3. Yurisprudensi 4. Traktat 5. Doktrin 7

Sistem Hukum Keseluruhan kaidah-kaidah hukum positif yang tersusun sebagai suatu sistem, yang saling bertautan antara satu dengan lainnya, dan tertata berdasarkan asas-asas tertentu dalam rangka tercapainya tujuan hukum. 8

Sistem Hukum Nasional Indonesia Sistem hukum nasional Indonesia adalah sistem hukum yang berlaku di seluruh Indonesia yang meliputi unsur hukum (seperti isi, struktur, budaya, sarana peraturan perundang-undangan dan semua sub unsurnya) yang antara yang satu dengan yang lain saling bergantung dan yang bersumber dari Pembukaan dan Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945 (Moh. Mahmud MD., 2006). 9

Klasifikasi Kaidah/Norma Hukum Norma Agama: kaidah yang berisi tentang perintah atau larangan yg bersumber dari ajaran Tuhan. Pelanggran terhadap norma ini akan mendapat sanksi di akhirat. Norma Kesusilaan: Kaidah yang bersumber dari suara hati sanubari manusia Norma ini bersifat umum dan universil bagi seluruh ummat manusia. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan ini bersifat perasaan penyesalan. Norma Kesopanan: Norma ini disebut juga norma sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma ini bersumber dari keyakinan masyarakat berupa kepatutan atau kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat mendapat celaan dari masyarakat. Norma Hukum: Peraturan-peraturan yang dibuat oleh lembaga kekuasaan negara yang isinya mengikat setiap orang. Pelaksanaannya dapat dipertahankan dan dipaksakan melalui alat-alat kekusaan negara. Keistimewaan dari norma hukum ini adalah terletak pada sifatnya yang bersifat memaksa, dengan sanksi berupa hukuman pidana atau denda. 10

PENGGOLONGAN HUKUM Penggolongan hukum dapat dilakukan dengan mempergunakan ukuran-ukuran: 1) Sumber-sumber hukum 2) Bentuk kaidah hukum 3) Waktu/masa berlaku kaidah hukum 4) Cara mempertahankan kaidah hukum 5) Sifat kaidah hukum 6) Isi kaidah hukum 11

SUMBER-SUMBER HUKUM Secara sederhana, sumber hukum adalah tempat dimana kita dapat menemukan hukum. Kata sumber hukum juga dapat juga dipakai dalam beberapa arti, yaitu: - Sebagai asas atau permulaan dari mana hukum itu berasal. - Menunjukan adanya hukum yang terdahulu yang memberi bahan kepada hukum yang sekarang berlaku. - Sebagai sumber berlakunya yang memberi kekuatan secara formal berlakunya hukum, dan - Sebagai sumber dari mana kita mengenal terjadinya hukum. 12

2. Kebiasaan (custom) Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu sudah diterima oleh masyarakat, maka tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum. Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan beberapa syarat : 1. Adanya perbuatan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang dalam masyarakat tertentu (syarat materiil) 2. Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan (opinio necessitatis = bahwa perbuatan tsb merupakan kewajiban hukum atau demikianlah seharusnya) = syarat intelektual 3. Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar. Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Selanjutnya berarti kebiasaan adalah sumber hukum. Kebiasaan adalah bukan hukum apabila UU tidak menunjuknya (pasal 15 AB = (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia = ketentuan2 umum tentang peraturan per UU an untuk Indonesia Disamping kebiasaan ada juga peraturan yang mengatur tata pergaulan masyarakat yaitu adat istiadat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah sejak lama ada dan merupakan tradisi serta lebih banyak berbau sakral, mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu. Adat istiadat hidup dan berkembang di masyarakat tertentu dan dapat menjadi hukum adat jika mendapat dukungan sanksi hukum. Contoh Perjanjian bagi hasil antara pemilik sawah dengan penggarapnya. Kebiasaan untuk hal itu ditempat atau wilayah hukum adat tertentu tidak sama dengan yang berlaku di masyarakat hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat istiadat itu kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tertentu. 13

1. Undang-Undang : Undang-undang adalah suatu peraturan yang dibuat oleh lembaga negara yang sah. Undang-Undang mulai berlaku setelah diundangkan dalam LN (Staatsblad). Dahulu oleh Mensesneg. Sekarang oleh Menkuhham (UU No. 10 Tahun 2004). Kekuatan berlakunya undang-undang. Secara operasional. kekuatan berlakunya uu harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu: Kekuatan berlaku yuridis, sosiologis dan fiolosofis. Kekuatan berlaku yuridis (Juristische Geltung). Uu mempunyai kekuatan juridis apabila persyaratan formal terbentuknya uu itu telah terpenuhi. Menurut Hans Kelsen, kaidah hukum mempunyai kekuatan berlaku apabila penetapannya didasarkan pada kaedah hukum yang lebih tinggi tingkatannya secara hierarchies. Kaidah hukum itu merupakan norma dasar (Grundnorm) berlakunya system tata hukum. Kekuatan berlaku sosiologis (Soziologische Geltung). Pada intinya kekuatan berlakunya hukum dimasyarakat sudah merupakan kenyataan, lepas dari kenyataan apakah peraturan hukum itu terbentuk menurut persyaratan formal atau tidak. Menuurut teori (Machtstheorie), hukum mempunyai kekuatan berlaku secara sosiologis apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa, terlepas dari diterima atau tidak oleh warga masyarakat. Kekuatan berlaku filosofis (Filoshofissche Geltung). Hukum mempunyai kekuatan berlaku secara filosofis apabila kaedah hukum itu sesuai dengan cita-cita hukum (rechtsidee) sebagai nilai positif yang tertinggi. 14

Asas-asas dalam Peraturan Perundang-undangan Lex specialis derogat legi generali, artinya: Asas hukum yang menyatakan peraturan atau UU yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan atau UU yang umum. Kalau terjadi konflik/pertentangan antara undang-undang yang khusus dengan yang umum maka yang khususlah yang berlaku. Lex superior derogat legi inferior artinya: kalau terjadi konflik/pertentangan antara peraturan perundangundangan yang tinggi dengan yang rendah maka yang tinggilah yang harus didahulukan. Lex posteriori derogat legi priori artinya: Asas hukum yang menyatakan peraturan atau UU yang terbaru mengesampingkan peraturan atau UU yang lama. 15

2. Kebiasaan (custom) Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu sudah diterima oleh masyarakat, maka tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum. Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan beberapa syarat : 1. Adanya perbuatan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang dalam masyarakat tertentu (syarat materiil) 2. Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan (opinio necessitatis = bahwa perbuatan tsb merupakan kewajiban hukum atau demikianlah seharusnya) = syarat intelektual 3. Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar. Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Selanjutnya berarti kebiasaan adalah sumber hukum. Kebiasaan adalah bukan hukum apabila UU tidak menunjuknya (pasal 15 AB = (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia = ketentuan2 umum tentang peraturan per UU an untuk Indonesia Disamping kebiasaan ada juga peraturan yang mengatur tata pergaulan masyarakat yaitu adat istiadat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah sejak lama ada dan merupakan tradisi serta lebih banyak berbau sakral, mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu. Adat istiadat hidup dan berkembang di masyarakat tertentu dan dapat menjadi hukum adat jika mendapat dukungan sanksi hukum. Contoh Perjanjian bagi hasil antara pemilik sawah dengan penggarapnya. Kebiasaan untuk hal itu ditempat atau wilayah hukum adat tertentu tidak sama dengan yang berlaku di masyarakat hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat istiadat itu kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tertentu. 16

3. Yurisprudensi. Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu yang dijadikan dasar keputusan hakim lain terhadap suatu persoalan atau peristiwa hukum tertentu (perkara yang sama). Ada 2 jenis yurisprudensi : Yurisprudensi tetap keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian keputusan yang serupa dan dijadikan dasar atau patokan untuk memutuskan suatu perkara (standart arresten) Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim terdahulu yang bukan standart arresten. 17

4. TRAKTAT (Treaty) Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang mengikat tidak saja kepada masing-masing negara itu, melainkan mengikat pula kepada warga negara-negara dari negara-negara yang berkepentingan. Macam-macam Traktat : a. Traktat bilateral, yaitu traktat yang diadakan hanya oleh dua negara, misalnya perjanjian internasional yang diadakan antara pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang Dwikewarganegaraan. b.traktat multilateral, yaitu perjanjian internaisonal yang diikuti oleh beberapa negara, misalnya perjanjian tentang pertahanan negara bersama negara-negara Erofa (NATO) yang diikuti oleh beberapa negara Erofa. 18

5. Doktrin Doktrin adalah pendapat para ahli hukum terkenal yang pendapatnya dapat dijadikan dasar atau pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusannya. 19

2) BENTUK KAIDAH HUKUM Secara umum bentuk kaidah hukum dapat dibedakan ke dalam: 1. Hukum Tertulis (geschreven recht), yaitu hukum yang mencakup perundang-undangan dalam berbagai bentuk yang dibuat oleh pembuat undang-undang, termasuk didalamnya traktat yang dihasilkan dari hubungan hukum internasional. 2. Hukum Tidak Tertulis, yaitu hukum kebiasaan atau adat istiadat yang mempunyai akibat hukum dalam masyarakat. Kebiasaan disini adalah kebiasaan yang diulang-ulang dengan cara dan tindak yang sama. Pada prinsipnya hukum kebiasaan ini adalah merupakan hukum yang tertua yang dipengaruhi oleh teori kesadaran hukum (Von Savigny).. 3) WAKTU BERLAKU KAIDAH HUKUM Waktu berlakunya kaidah hukum dibedakan menjadi: 1. Ius Constitutum: yaitu hukum positif yangg berlaku dalam suatu negara pada saat tertentu. 2. Ius Contituendum, yaitu hukum yang dicita-citakan berlakunya, belum merupakan undang-undang 20

4. CARA MEMPERTAHANKAN KAIDAH HUKUM A. HUKUM MATERIL, yaitu segala kaidah hukum yang menjadi patokan manusia untuk bersikap tindak, misalnya tidak boleh membunuh, harus melunasi hutang dan lain sebagainya. B. HUKUM FORMAL yaitu aturan main penegakkan hukum materiil tersebut, misalnya dalam mengajukan gugatan seorang penggugat (orang yang menggugat) harus mengajukan surat gugatan ke pengadilan tempat kediaman tergugat (orang yang digugat) sesuai asas actor sequitur forum rei, atau dalam menanggapi surat gugatan penggugat tergugat harus membuat surat jawaban dan lain sebagainya. 21

5) SIFAT KAIDAH HUKUM DAN KEKUATAN SANKSINYA 1. Kaidah Hukum yang Memaksa 2. Kaidah Hukum yang Mengatur 6) ISI KAIDAH HUKUM 1. Hukum Publik 2. Hukum Privat 22

ISI KAIDAH HUKUM 1. Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan warga negara dengan negara berkaitan dengan kepentingan umum, mis: Hukum Tatanegara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana dan termasuk didalamnya Hukum Acara. 2. Hukum Privat (Perdata), yaitu hukum yang mengatur tentang kepentingan orang-perseorangan, yang meliputi: Hukum Perorangan, Hukum Keluarga, Hukum Kekayaan dan Hukum Waris. 23

Sistem Komunikasi Indonesia Komunikasi Communicatio Communis Sama Sama Makna Sumber: Onong Uchyana Effendy, 2006 24

Sistem Komunikasi Sekumpulan unsur atau orang-orang, yang mempunyai pedoman dan media dalam melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, symbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi (Nurudin, 2004) 25

Formula Laswell Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect 26