SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH
|
|
- Siska Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara Dibawah bimbingan dosen Bpk. EKO WAHYUDI, SH., MH. Oleh : KELOMPOK 3 KELAS C PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM SURABAYA i
2 TIM PENYUSUN Vina Angelina ( ) Randy Nova Satria ( ) ii
3 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Makalah yang kami buat ini berisi tentang bagaimana sumber hukum administrasi Negara yang ada di Indonesia. Yang terkadang masih banyak kesalahan manusia di dalam hukum administrasi di Indonesia. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi menambahkannya atau membetulkan isi makalah ini. Kami menyadarii bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan sebagai motifator untuk kami agar dapat menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan sertab dalam penyusunan makalah ini dari awal saampai akhir. Surabaya, 18 September 2013 Penyusun iii
4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i TIM PENYUSUN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rumusan masalah Tujuan... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian sumber hukum Sumber hukum administrasi Negara Sumber Hukum Materil Hukum Administrasi Negara Sumber hukum Formil hukum Administrasi Negara... 5 BAB III 3.1 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA iv
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hukum administrasi Negara adalah cabang ilmu hukum yang mempelajari tentang hubungan antara Negara dengan masyarakat dan komponen lainya. Dalam arti sempit Hukum administrasi Negara yakni hukum tata pengurusan rumah tangga Negara baik secara intern dan ekstern. Hukum administrasi Negara melihat Negara dalam keadaan bergerak.sumber hukum administrasi Negara ada 2 yaitu yang bersifat formil dan materil. Dalam sumber Hukum materil hukum Administrasi Negara terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi isi dari aturan2 hukum.faktor- faktor tersebut: 1. Sejarah/historis 2. Sosiologis 3. Filosofis Ada beberapa sumber hukum formil hukum administrative Negara: 1. Undang undang (dalam arti luas 2. Kebiasaan/praktek alat tata usaha Negara 3. Yurisprodensi 4. Doktrin 5. Traktat 1.2 Rumusan masalah 1. Pengertian sumber Hukum 2. Sumber hukum Administrasi Negara 3. Sumber Hukum materil hukum administrasi negara 4. Sumber hukum formil hukum administrasi negara 1
6 1.3 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah administrasi Negara dan supaya kami mahasiswa lebih dapat memahami dan mempelajari sumber hukum administrasi (administrative law). 2
7 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sumber Hukum Istilah sumber hukum digunakan dalam berbagai macam makna, alasannya ialah bahwa hukum dapat ditinjau dari berbagai cara. Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Aktivitas Hukum Administrasi Negara yang mencakup kegiatan administrasi negara yang bersifat nasional dan juga internasional sebagai perkembangan global saat ini, tentunya menjadikan bahwa sumber hukum administrasi negara dapat berasal dari sumber hukum nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan sumber hukum internasional seperti perjanjian internasional antara Indonesia dengan negara lain dan juga berupa konvensi internasional yang telah diratifikasi. 2.2 Sumber Hukum Administrasi negara Sumber hukum, dapat dibagi atas dua yaitu: Sumber Hukum Materiil dan Sumber Hukum Formil. Sumber Hukum Materiil yaitu faktor - faktor yang membantu isi dari hukum itu, ini dapat ditinjau dari segi sejarah, filsafat, agama, sosiologi, dll. Sedangkan Sumber Hukum Formil yaitu sumber hukum yang dilihat dari cara terbentuknya hukum, ada beberapa bentuk hukum yaitu undang-undang, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, traktat. Menurut Algra sebagaimana dikutip oleh Sudikno (1986: 63), membagi sumber hukum menjadi dua yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. 1) Sumber Hukum Materiil, ialah tempat dimana hukum itu diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial politik, situasi sosial ekonomi, pandangan keagamaan dan kesusilaan, hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan geografis. Contoh: Seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulna hukum. Sedangkan bagi seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat. 3
8 2) Sumber Hukum Formal, ialah tempat atau sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu berlaku secara formal. 2.3 Sumber Hukum Materil Hukum Administrasi negara Dimaksudkan dengan sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat diketemukannya hukum. Sumber hukum materiil Hukum Administrasi Negara adalah meliputi faktor-faktor yang ikut mempengaruhi isi/materi dari aturan-aturan hukum. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Sejarah/historis : a) UU dan system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau di suatu tempat b) Dokumen-dokumen; surat-surat serta keterangan lain dari masa itu sehingga dapat diperoleh gambaran tentang hukum yang berlaku dimasa itu yang mungkin dapat diterima untuk dijadikan hukum positif disaat ini. 2) Sosiologis/Antropologis Menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apa yang dirasakan sebagai hukum oleh lembaga-lembaga itu. Berdasarkan pengetahuan dari lembagalembaga sosial itu dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataankenyataan yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain secara sosiologis, sumber hukum adalah faktor-faktor dalam masyarakat yang ikut menentukan materi hukum positif. Antara lain : pandangan ekonomis, agamis dan psikologis. 4) Filosofis Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara filosofis : a) Ukuran untuk menentukan sesuatu itu bersifat adil b) Faktor-faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum. Oleh karena hukum diciptakan untuk ditaati maka seluruh faktor yang dapat mendukung seseorang taat pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif, di antaranya adalah faktor kekuasaan penguasa dan kesadaran hukum masyarakat. 4
9 2.4 Sumber hukum Formil hukum Administrasi Negara Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu agar beerlaku umum suatu kaedah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat mempertahankannya. Sumber hukum dalam arti formil, dapat dilihat dari sudut bentuknya (form) dapat berupa tertulis dan tidak tertulis. Ada beberapa sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara : a) Undang-undang (dalam arti luas) b) Kebiasaan/praktek Alat Tata Usaha Negara; c) Yurisprudensi; d) Doktrin/pendapat para ahli; e) Traktat. Pengertian : a. Undang-Undang Undang-undang yang dimaksudkan sebagai sumber hukum formil HAN adalah Undang-undang dalam arti materiil atau UUdalam arti yang luas. Buys menyatakan bahwa yang dimaksud dengan UU dalam arti materiil adalah setiap keputusan pemerintah yang berdasarkan materinya mengikat langsung setiap penduduk pada suatu daerah.dengan demikian yang dimaksud dengan UU dalam arti materiil adalah semua peraturan perundangundangan dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah yang isinya mengikat setiap penduduk. Di Indonesia yang dimaksudkan dengan UU dalam arti materiil atau UUdalam arti yang luas meliputi semua peraturan perundang-undangan yang tertuang Dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 sebagaimana telah disempurnakan dengan TAP MPR No.II Tahun 2000mengenai Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, yaitu : 1. UUD 1945; 2. Ketetapan MPR; 3. UU; 4. Peraturan Pemerintah pengganti UU (Perpu); 5. Peraturan Pemerintah; 6. Keputusan Presiden; 7. Peraturan Daerah; 8. Dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. 5
10 Mengenai perundang-undangan ini, pemerintah mengeluarkan UU No.10 Tahun 2004 yang mengatur tentang tata urutan perundang-undangan di Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan UU dalam arti sempit atau UU dalam arti fomil adalah setiap keputusan pemerintah yang merupakan UU disebabkan oleh cara terjadinya, jadi dilihat dari segi bentuk. Di Indonesia yang dimaksudkandengan UU dalam arti formil adalah semua keputusan pemerintah yang ditetapkan oleh presiden dengan persetujuan wakil-wakil rakyat. b. Kebiasaan/Praktek Administrasi Negara Alat Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan apa yang menjadi tujuan Undang-undang dan menyelenggarakan kepentingan umum. Di dalam rangka melaksanakan tugasnya alat Administrasi Negara menghasilkan atau mengeluarkan keputusankeputusan/ketetapan-ketetapan guna menyelesaikan suatu masalah konkrit yang terjadi berdasarkan peraturan hukum (Undang-undang dalam arti yang luas atau Undang-undang dalam arti materiil) yang abstrak sifatnya. Keputusan-keputusan alat Administrasi Negara ini sering dikenal dengan istilah beschikking atau UU Peradilan Tata Usaha Negara menyebutnya dengan istilah Keputusan Tata Usaha Negara.Di dalam mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan inilah timbul praktek administrasi negara yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau HAN yang tidak tertulis. Sebagai sumber hukum formil, sering terjadi praktek administrasi negaraberdiri sendiri di samping Undang-undang sebagai sumber hukum formil HAN.Bahkan tidak jarang terjadi praktek administrasi negara ini dapatmengesampingkan peraturan perundangundangan yang telah ada.hal initerutama terjadi pada suatu negara yang sedang berkembang dan membangun seperti Indonesia, karena sangat dibutuhkan suatu gerak cepat dan lincah darialat Administrasi Negara untuk mensukseskan tujuan pembangunan. Kita sadari bahwa sering kali terjadi pembangunan lebih cepat dari pada lajunya peraturan perundang-undangan yang dibuat olah pemerintah, sehingga kadang-kadanguntuk menyelesaikan masalah konkrit peraturan perundang-undangannya belum ada.ataupun kalau ada peraturan tersebut sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.untuk mengatasi keadaan yang demikian ini maka kepada alat Administrasi Negara diberikan suatu kebebasan bertindak yang sering kita kenal dengan asasfreies ermessen atau pouvoir discretionnaire, yaitu kebebasan untuk bertindak dengan tidak berdasarkan pada peraturan perundang-undangan. 6
11 Alat Administrasi Negara melaksanakan tugas dan fungsinya berlandaskan pada praktek administrasi negara atau sering dikenal dengan hukum kebiasaan yang telah dilakukan dalam praktek administrasi negara tanpa berdasarkan peraturan perundangundangan yang telah ada, karena mungkin juga peraturan-peraturan itu sudah ketingalan zaman sehingga tidak cocok lagi dengankeadaan, situasi dan kondisi pada saat pengambilan keputusan. Oleh karena itu dasar dari pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah konkrit yang harus dilakukan oleh alat Administrasi Negara yang terdahulu, yang tugas dan fungsinya sama. Dengan demikian akhirnya tindakan atau praktek alat Administrasi Negara terdahulu itu dijadikan sumber hukum bagi tindakan alat Administrasi Negara yang lain. Namun perlu diketahui bahwa keputusan alat Administrasi terdahulu (praktek administrasi negara) yang dapat dijadikan sumber hukum formil HAN adalah keputusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. c. Yurisprudensi Yurisprudensi adalah salah satu sumber hukum yang kita dalam perkuliahan Pengantar Hukum Indonesia. Sebagai sumber hukum, yurisprudensi biasanya disebut bersama sama dengan hukum tertulis, tidak tertulis dan doktrin. Secara umum yang dimaksudkan dengan yurisprudensi adalah ajaran hukum yang tersusun dari dan dalam peradilan, yang kemudian dipaki sebagai landasan hukum. Selain pengertian diatas, yurisprudensi juga diartikam sebagai himpunan putusan putusan pengadilan yang disusun secara sistematik. Bahwa putusan badan pengadilan dapat dijadikan landasan hukum dengan jelas dapat dibaca dari bunyi pasal 26 Undang Undang No. 14 tahun 1970 tentang ketentuan ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman jo Pasal 31 Undang Undang No. 14 thun 1985 tentang Mahkamah Agung. Dalam kedua Undang Undang itu ditentukan bahwa Mahkamah Agung berwenang menyatakan tidak sah semua peraturan perundang undangan yang tingkatnya lebih rendah daripada undang undang dengan alasan bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi. Putusan tentang pernyataan tidak sahnya peraturan perundang undangan tersebut dapat diambil oleh Mahkamah Agung dalam pemeriksaan tingkat kasasi. Ini berati bahwa putusan yang menyatakan tidak sahnya peraturan Pemerintahan ke bawah baru dapat dilakukan apabila ada perkara yang diadili oleh Pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan tingkat banding. Setelah adanya putusan Mahkamah Agung itu, peraturan yang telah dinyatakan tidak sah itu harus dicabut dengan segera instansi yang membuat dan mengeluarkan peraturan itu. Dari uraian di atas jelas bahwa putusan Mahkamah Agung itu merupakan landasan hukum bagi pencabutan suatu peraturan yang telah dinyatakan tidak sah. 7
12 d. Doktrin/Pendapat para ahli HAN Alasan mengapa doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum formil HAN, adalah karena doktrin/pendapat para ahli tersebut dapat melahirkan teori-teori baru dalam lapangan HAN, yang kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-kaidah HAN. Sebagai contoh ajaran functionare de fait,yaitu suatu ajaran yang menyatakan dianggap sah keputusan-keputusan yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh seorang alat Administrasi Negara yang sebetulnya secara yuridis formil kewenangannya untuk mengeluarkan atau menrbitkan keputusan-keputusan dianggap tidak sah. Doktrin sebagai sumber hukum formil HAN, berlainan dengan sumber-sumber hukum yang lain karena doktrin ini diakui sebagai sumber hukum formil HAN memerlukan waktu yang lama dan proses yang panjang. Undang-undang begitu diundangkan (sudah mengikat umum), langsung dapat dipakai sebagai sumber hukum. Yurisprudensi begitu mempunyai kekuatan hukum yang tetap langsung bisa menjadi sumber hukum.begitu juga kebiasaan/praktek administrasi negara, setelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap langsung bisa dipakai sebagai sumber hukum.akan tetapi doktrin atau pendapat para ahli HAN, baru dapat dipakai sebagai sumber hukum HAN apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh umum. e. Traktat Traktat sebagai sumber hukum formal dari sumber hukum administrasi negara ini berasal dari perjanjian internasional yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk dilaksanakan di negara yang telah meratifikasi perjanjian Internasional tersebut.namun demikian perjanjian internasional yang dapat dijadikan sumber hukum formal hanyalah perjanjian internasional yang penting, lazimnya berbentuk traktat atau traty.kalau tidak dibatasi demukian menurut Sudikno Mertokusumo pemerintah tidak mempunyai cukup keleluasaan bergerak untuk menjalankan hubungan internasional dengan sewajarnya.apalagi untuk berlakunya traktat di suatu negara ini diharuskan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari wakil-wakil rakyat. 8
13 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya Sumber hukum administrasi Negara, dapat dibagi menjadi dua yaitu Sumber Hukum Materiil dan Sumber Hukum Formil. Sumber Hukum Materiil yaitu faktor-faktor yang membantu isi dari hukum itu, ini dapat ditinjau dari segi sejarah, filsafat, agama, sosiologi, dll. Sedangkan Sumber Hukum Formil, yaitu sumber hukum yang dilihat dari cara terbentuknya hukum, ada beberapa bentuk hukum yaitu undang-undang, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, traktat. SARAN. Kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar sempurnanya makalah ini, Makalah ini semoga menjadi bacaan yang bermanfaat bagi pembaca dan yang lainnya. Kami sebagai penyusun memohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih. 9
14 4.1 DAFTAR PUSTAKA Website: Buku: Muchsan, SH, 1998, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta; Gajah Mada University Press, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta. 10
Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan
Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan Sebelum membahas Sumber-sumber hukum, ada baiknya perlu memahami bahwa ada tiga dasar kekuatan berlakunya hukum (peraturan
Lebih terperinciBAB III SUMBER HUKUM
BAB III SUMBER HUKUM A. Pengertian Sumber Hukum Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan
Lebih terperinciSumber-sumber Hukum Tata Negara - KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan makalah Mata Kuliah Hukum Tata Negara dengan judul Sumbersumber Hukum Tata Negara dapat penulis selesaikan sesuai
Lebih terperinciSUMBER HUKUM TATA NEGARA
SUMBER HUKUM TATA NEGARA 1. Pengertian Sumber Hukum 2. Sumber Hukum Materiil dan formil 3. Sumber Hukum Formiil Hukum Tata Negera 4. Sumber Hukum Tata Negara Indonesia PENGERTIAN SUMBER HUKUM 1. Tempat
Lebih terperinciSumber Hukum: Sumber hukum dalam arti materiil. Sumber hukum dalam arti formil
Sumber Hukum: Sumber hukum dalam arti materiil Sumber hukum dalam arti formil Sumber hukum dalam arti material yaitu: Faktor-faktor yang turut serta menentukan isi hukum. Faktor-faktor kemasyarakatan yang
Lebih terperinciHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara Pertemuan XI & XII Malahayati, S.H., LL.M. (c) 2014 Malahayati 1 Topik Istilah dan Pengertian Hubungan HAN dengan HTN Sumber HAN Ruang Lingkup HAN Asas Pemerintahan Yang Baik
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian analisa terhadap judul dan topik pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengesahan perjanjian internasional
Lebih terperinciSUMBER HUKUM. A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT
SUMBER HUKUM A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT Pengertian Tentang Sumber Hukum dan jenisnya Sumber Hukum ialah segala sesuatu yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEDUDUKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG SEBAGAI DASAR HUKUM DALAM MEMUTUS PERKARA PERDATA DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA
BAB IV ANALISIS KEDUDUKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG SEBAGAI DASAR HUKUM DALAM MEMUTUS PERKARA PERDATA DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA Pembahasan mengenai analisis data mengacu pada data-data sebelumnya,
Lebih terperinciSUMBER HUKUM A. Pendahuluan
SUMBER HUKUM A. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sumber hukum? Dalam bahasa Inggris, sumber hukum itu disebut source of law. Perkataan sumber hukum itu sebenarnya berbeda dari perkataan dasar hukum,
Lebih terperinciHUKUM PERBANKAN INDONESIA
HUKUM PERBANKAN INDONESIA Oleh: Irdanuraprida Idris HUKUM Dalam Pandangan Masyarakat Ketika seseorang berhadapan dengan Hukum pada saat kondisi sedang normal, orang cenderung berpandangan bahwa Hukum adalah
Lebih terperinciHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KEDUDUKAN HAN DALAM ILMU HUKUM Charlyna S. Purba, S.H.,M.H Email: charlyna_shinta@yahoo.com Website:
Lebih terperinciPengertian Sumber Hukum. Sumber Hukum Adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali hukum. Menurut Algra Menurut Van Apeldoorn
Pengertian Sumber Hukum Sumber Hukum Adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali hukum. Menurut Algra Menurut Van Apeldoorn Sumber Hukum Menurut Algra SUMBER HUKUM MATERIIL Artinya tempat dari mana
Lebih terperinciSumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2
Sumber-Sumber Hukum ÉÄx{ Joeni Arianto Kurniawan 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 1 Sumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2 Beberapa arti Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum pidana, ditandai oleh perubahan peraturan perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh dinamika doktrin dan ajaran-ajaran
Lebih terperinciProf. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H.
Prof. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H. Lahir di Surabaya, 7 Desember 1924 Wafat di Yogyakarta, 1 Desember 2011 Guru besar FH UGM Yogyakarta, Hakim di pengadilan negeri di Yogyakarta dan Bandung. Karya-
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:
34 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Judicial Review Kewenangan Judicial review diberikan kepada lembaga yudikatif sebagai kontrol bagi kekuasaan legislatif dan eksekutif yang berfungsi membuat UU. Sehubungan
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 119/PUU-XII/2014 Pengujian Formil Perppu 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dan Perppu 2/2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER HUKUM dalam TATA HUKUM INDONESIA
SUMBER-SUMBER HUKUM dalam TATA HUKUM INDONESIA pertanyaan yang timbul. Apa pertimbangan hakim dalam memutus perkara yang datang kepadanya? Bagaimana pembentuk peraturan merumuskan peraturannya? Apa landasan
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim I. PEMOHON Teguh Satya Bhakti, S.H., M.H. selanjutnya disebut
Lebih terperinciPengujian Peraturan Daerah
Pengujian Peraturan Daerah I. Latar Belakang Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
Lebih terperinciBAHAN KULIAH HAN BAB I PENDAHULUAN
BAHAN KULIAH HAN BAB I PENDAHULUAN BERBAGAI ISTILAH DAN PENGERTIAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Ada berbagai istilahdi dalam penyebutan Hukum Administrasi Negara yang merupakan terjemahan dari Administratiefrecht
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 75/PUU-XII/2014 Status Hukum Ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 dan Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 75/PUU-XII/2014 Status Hukum Ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 dan Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 I. PEMOHON Yayasan Maharya Pati, diwakili oleh Murnanda
Lebih terperinciPERAN HAKIM DALAM PENEMUAN HUKUM DAN PENCIPTAAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN. Drs. ARPANI, S.H., M.H. (Hakim PA Bontang- Kaltim)
PERAN HAKIM DALAM PENEMUAN HUKUM DAN PENCIPTAAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN Drs. ARPANI, S.H., M.H. (Hakim PA Bontang- Kaltim) A. Pendahuluan Kekuasaan Kehakiman dengan para Hakimnya
Lebih terperinciProf. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.
Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H. Lahir : Solo, 14 Juni 1949 Alamat Rumah : Jl. Margaguna I/1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Alamat Kantor : Mahkamah Konstitusi Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris I. PEMOHON 1. DR. Raden Mas Soenarto, S.H., SpN, M.H., M.Kn, sebagai Pemohon I; 2. H. Teddy Anwar, S.H., SpN., sebagai Pemohon II;
Lebih terperinciPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum Tujuan Hukum Sumber Hukum Teori Etis Teori Utilitis Teori Campuran Tujuan Hukum adalah keadilan Keadilan menurut Aristoteles terdiri atas: Justitia distributiva Bahwa setiap orang
Lebih terperinciHUKUM ADMINISTRASI NEGARA. Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Hukum Administrasi Negara (Prof.Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo) Dalam arti luas, Hukum Administrasi Negara meliputi: Hukum Tata Pemerintahan Hukum
Lebih terperinciDinamika Pembangunan dan Pengembangan Hukum di Indonesia sejak masa kolonial hingga era kemerdekaan
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia Bobot : 4 SKS Tujuan : Mahasiswa dapat menguraikan hukum positif di Indonesia, yang meliputi Tata Hukum Indonesia, Sistem Hukum Indonesia, Lapangan lapangan hukum
Lebih terperinciKUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 106/PUU-XII/2014 Larangan Rangkap Jabatan di Lembaga Negara Lain dan Menjadi Anggota Partai Politik bagi Anggota BPK I. PEMOHON 1. Ai Latifah Fardhiyah 2. Riyanti,
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama I. PEMOHON Haji Agus Ali, sebagai Direktur Utama PT. Igata Jaya Perdania.
Lebih terperinciII. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 111/PUUXII/2014 Pengesahan dan Persetujuan UndangUndang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota I. PEMOHON 1. T. Yamli; 2. Kusbianto, SH,
Lebih terperinciSUMBER HUKUM INTERNASIONAL
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL a. Pengertian Sumber Hukum Internasional Sumber hukum dibedakan menjadi dua yaitu sumber hukum formal dan sumber hukum materiil. Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUUXIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya UndangUndang Aparatur Sipil Negara I. PEMOHON Rochmadi Sularsono II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil UndangUndang
Lebih terperincimemperhatikan pula proses pada saat sertipikat hak atas tanah tersebut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
101 kepemilikannya, bertujuan untuk memberikan kepastian hukum terhadap sertipikat hak atas tanah dan perlindungan terhadap pemegang sertipikat hak atas tanah tersebut. Namun kepastian hukum dan perlindungan
Lebih terperinciRESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006
RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006 I. PEMOHON Yandril, S.Sos. dkk KUASA PEMOHON M. Luthfie Hakim. dkk II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG Undang-undang Nomor 32
Lebih terperinciPHI 5 ASAS HUKUM ACARA PERDATA
PHI 5 ASAS HUKUM ACARA PERDATA Oleh Herlindah, SH, M.Kn 1 Sub Pokok Bahasan: 1. Istlah dan Pengertan Hukum Acara Perdata 2. Sumber Hukum Acara Perdata 3. Ruang Lingkup Hukum Acara Perdata 4. Asas-Asas
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : RANTI SUDERLY
SKRIPSI PENGUJIAN TERHADAP UNDANG - UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III. Hukum positif atau bisa dikenal dengan istilah Ius Constitutum, yaitu
BAB III PRAKTEK OPERASI HYMEN DITINJAU DARI HUKUM POSITIF A. Pengertian Hukum Positif Hukum positif atau bisa dikenal dengan istilah Ius Constitutum, yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 I. PEMOHON Chandra Furna Irawan, Ketua Pengurus Yayasan Sharia
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 I. PEMOHON 1. Herdiansyah, S.H., M.H. 2. Ali Hakim Lubis,
Lebih terperinciMASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN. Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1. Abstrak
MASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1 Abstrak Masalah kewarganegaraan dan tak berkewarganegaraan merupakan masalah yang asasi, dan menyangkut perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 diperbaharui dan dirubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris yang untuk selanjutnya dalam penulisan
Lebih terperinciMAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA EKSISTENSI PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG DALAM SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN UNDANGAN DI INDONESIA MATERI DISAMPAIKAN OLEH: HAKIM KONSTITUSI MARIA FARIDA
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM POLEMIK DALAM ORGANISASI ADVOKAT DAN DESKRIPSI SURAT KETUA MAHKAMAH AGUNG NO. 73/HK.01/IX/2015 TENTANG ADVOKAT
BAB III GAMBARAN UMUM POLEMIK DALAM ORGANISASI ADVOKAT DAN DESKRIPSI SURAT KETUA MAHKAMAH AGUNG NO. 73/HK.01/IX/2015 TENTANG ADVOKAT A. Latar Belakang Dikeluarkannya Surat Ketua Mahkamah Agung Nomor 73/HK.01/IX/2015
Lebih terperinci11/16/2015 F A K U L T A S HUKUM ADMINISTRASI NEGARA INSTRUMEN PEMERINTAH. By. Fauzul H U K U M FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR
F A K U L T A S H U K U M HUKUM ADMINISTRASI NEGARA INSTRUMEN PEMERINTAH By. Fauzul FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR 2 November 2015 1 POKOK BAHASAN: PENGERTIAN INSTRUMEN PEMERINTAH MACAM-MACAM INSTRUMEN
Lebih terperinciHukum, Negara dan Pemerintahan
Hukum, Negara dan Pemerintahan Hukum Hukum peraturan yang memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang di buat oleh badan resmi yang berwajib, apabila melakukan pelanggaran
Lebih terperinciKEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH
KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA Oleh : Sumaidi, SH.MH Abstrak Aparat penegak hukum mengalami kendala dalam proses pengumpulan alat-alat bukti yang sah
Lebih terperinciRingkasan Putusan.
Ringkasan Putusan Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 140/PUU-VII/2009 tanggal 19 April 2010 atas Undang- Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciPENGAJUAN PUTUSAN BEBAS PADA TINGKAT BANDING DAN KASASI
PENGAJUAN PUTUSAN BEBAS PADA TINGKAT BANDING DAN KASASI Oleh : Putu Giska Ari Kusumadewi Nyoman Satyayudha Dananjaya, S.H., M.Kn Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Acquittal
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XIII/2015 Syarat Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Penjara 5 (lima) Tahun atau Lebih Bagi Calon Kepala Daerah
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUUXIII/2015 Syarat Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Penjara 5 (lima) Tahun atau Lebih Bagi Calon Kepala Daerah I. PEMOHON 1. Drs. Ismeth Abdullah (Pemohon I) 2. Prof.
Lebih terperinciTentang Permohonannya.
P U T U S A N No. 42 P/HUM/TH.2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa dan memutus perkara permohonan keberatan Hak Uji Materiil dalam tingkat pertama
Lebih terperinciHeru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa
Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa... 473 Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga
Lebih terperinciINSTRUMEN PEMERINTAH
INSTRUMEN PEMERINTAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara KELOMPOK 8 KELAS A PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR
Lebih terperinciOLEH: DR. WICIPTO SETIADI, S.H., M.H. PENDAHULUAN. law as a tool of social engineering
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN HUKUM DAN IMPLIKASI PERSETUJUAN MENTERI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN OLEH: DR. WICIPTO SETIADI, S.H., M.H.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V, BINTARO JAYA - TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Anak merupakan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kedua orang tuanya. Setiap anak tidak hanya tumbuh dan berkembang dalam sebuah
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal
Lebih terperinciPERANTURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM HUKUM TATA NEGARA INDONESIA. Abdul Basid ABSTRACT
PERANTURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM HUKUM TATA NEGARA INDONESIA Abdul Basid ABSTRACT Pancasila as a way of which later became the philosophy Of the state is a source of law in Indonesia in terms of material
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama) I. PEMOHON 1. Damian Agata Yuvens, sebagai Pemohon I; 2. Rangga sujud Widigda, sebagai Pemohon II; 3. Anbar
Lebih terperinci1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciP E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
S A L I N A N P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, lebih khusus lagi agar mereka bisa
Lebih terperinciKUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 15/PUU-XIII/2015 Hak Interpelasi, Hak Angket, Hak Menyatakan Pendapat, dan komposisi jabatan wakil komisi Dewan Perwakilan Rakyat I. PEMOHON Abu Bakar. KUASA HUKUM Munathsir
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.
SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung telah memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Persamaan dan perbedaan putusan ijin poligami No. 0258/ Pdt. G/ 2011/ No. 0889/ Pdt. G/2011/ PA. Kds. ditinjau dari hukum
101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Persamaan dan perbedaan putusan ijin poligami No. 0258/ Pdt. G/ 2011/ PA. Kds dan No. 0889/ Pdt. G/2011/ PA. Kds. ditinjau dari hukum materiil adalah sebagai berikut
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN
MATA KULIAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN DOSEN : HASTORO WIDJAJANTO, SH. MH. SKS : 2 ( DUA ) TUJUAN : - MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA PEKERJA/BURUH DAN PEMILIK PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu
Lebih terperinciPengujian Peraturan. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Pengujian Peraturan R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Pokok Bahasan Dasar Hukum Pengujian Peraturan Memahami pengujian peraturan di Mahkamah
Lebih terperinciALASAN PERCERAIAN DAN PENERAPAN PASAL 76 UU NO.7 TAHUN 1989 YANG DIUBAH OLEH UU NO.3 TAHUN 2006 DAN PERUBAHAN KEDUA OLEH UU NOMOR 50 TAHUN 2009
ALASAN PERCERAIAN DAN PENERAPAN PASAL 76 UU NO.7 TAHUN 1989 YANG DIUBAH OLEH UU NO.3 TAHUN 2006 DAN PERUBAHAN KEDUA OLEH UU NOMOR 50 TAHUN 2009 Oleh Drs. H. Jojo Suharjo ( Wakil Ketua Pengadilan Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepakatan-kesepakatan di bidang ekonomi. Kesepakatan-kesepakatan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Transaksi bisnis, dewasa ini sangat berkembang di Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi untuk melakukan suatu transaksi yang
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 126/PUU-XIII/2015 Yurisprudensi Mahkamah Agung Mengenai Bilyet Giro Kosong
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 126/PUU-XIII/2015 Yurisprudensi Mahkamah Agung Mengenai Bilyet Giro Kosong I. PEMOHON Henky Setiabudhi Kuasa Hukum Wahyudhi Harsowiyoto, SH dan Mario Tanasale, SH., para
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:
363 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga kesimpulan, yakni: 1. Pasca amandemen konstitusi kekuasaan presiden terdiri dari tiga pola sebagaimana
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal) I. PEMOHON 1. Whisnu Sakti Buana, S.T. -------------------------------------- sebagai Pemohon
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Formatted: Left: 3,25 cm, Top: 1,59 cm, Bottom: 1,43 cm, Width: 35,56 cm, Height:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBUATAN HUKUM
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBUATAN HUKUM A. Pengertian Dan Tujuan Hukum A.1. Pengertian Hukum Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, Hukum Agama dan Hukum Adat. Sebagian besar
Lebih terperinciPEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN YANG OBJEKNYA HAK GUNA BANGUNAN (Studi pada Bank Internasional Indonesia, Tbk Cabang Medan)
PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN YANG OBJEKNYA HAK GUNA BANGUNAN (Studi pada Bank Internasional Indonesia, Tbk Cabang Medan) S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan
Lebih terperinciKEABSAHAN KONTRAK PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI E-TENDERING
KEABSAHAN KONTRAK PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI E-TENDERING OLEH: 031111200 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya kehidupan manusia dalam bermasyarakat, banyak sekali terjadi hubungan hukum. Hubungan hukum tersebut, baik peristiwa hukum maupun perbuatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama
Lebih terperinciBola Panas Putusan Pengujian Undang-Undang Pengesahan Piagam ASEAN oleh: Ade Irawan Taufik *
Bola Panas Putusan Pengujian Undang-Undang Pengesahan Piagam ASEAN oleh: Ade Irawan Taufik * Penantian panjang hampir dua tahun, terjawab sudah pada hari Selasa, tanggal 26 Februari 2013 kemarin. Mahkamah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG DIMILIKI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS UNDANG-UNDANG DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG DIMILIKI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS UNDANG-UNDANG DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA Oleh : Arfa i, S.H., M.H. [ ABSTRAK Undang-undang yang dibuat oleh Lembaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk terlaksananya suatu putusan terdapat 2 (dua) upaya yang dapat ditempuh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Upaya Paksa Untuk terlaksananya suatu putusan terdapat 2 (dua) upaya yang dapat ditempuh yaitu : 1) Upaya paksa langsung(directe middelen), yaitu penggugat memperoleh prestasi
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan
PENGANTAR ILMU HUKUM Henry Anggoro Djohan Mengatur hubungan antara manusia secara perorangan dengan suatu masyarakat sebagai kelompok manusia. Beberapa definisi hukum dari sarjana hukum 1. E. Utrech memberikan
Lebih terperinciPENGUNDANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENGUNDANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Johny Koynja, SH., MH Ph.D Candidate, Utrecht University Faculty of Law, Economics and Governance Institute of Constitutional and Administrative Law E-mail : johny_unram@yahoo.com
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan I. PEMOHON PT. Bandung Raya Indah Lestari.... selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebuah deklarasi bahwa negara ini berdiri dan berjalan berdasar pada ketentuan hukum. Pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 tersebut sekaligus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA
BAB II TINJAUAN TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA A. Arti Kekuasaan Kehakiman Di Indonesia Ketentuan Tentang Kekuasaan Kehakiman Diatur Dalam Bab IX, Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-undang Dasar 1945.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, matipun manusia masih memerlukan tanah. berbagai persoalan dibidang pertanahan khususnya dalam hal kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah atau sebidang tanah dalam bahasa latin disebut ager. Agrarius berarti perladangan, persawahan, pertanian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agraria berarti
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017 Persentase Presidential Threshold Pada Pemilihan Umum I. PEMOHON Habiburokhman, SH., MH. Kuasa Hukum: Kris Ibnu T Wahyudi, SH., Hisar Tambunan, SH., MH.,
Lebih terperinciMateri Ke-2 : RUANG LINGKUP ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
Materi Ke-2 : RUANG LINGKUP ILMU PERUNDANG-UNDANGAN A. Tujuan Instruksional Umum B. Tujuan Instruksional KhususB C. Isi Kuliah Definisi Ilmu perundang-undangan (Burkhadt Krems- 1979) Ilmu pengetahuan perundang
Lebih terperinciHUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN
HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN 1. Istilah dan pengertian - Hukum perdata materiil : hukum yang mengatur hak dan kewajiban pihak-pihak dalam hubungan perdata - Hukum perdata formil : hukum acara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk dalam lapangan atau bidang hukum perdata. Semua cabang hukum yang termasuk dalam bidang
Lebih terperinciI. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 114 /PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Pembatasan pengajuan permomohonan pemilu 3 x 24 jam I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif
Lebih terperinciFUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2
FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah utnuk mengetahui bagaimana prosedur pengajuan Peninjauan
Lebih terperinciMASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)
MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK I. PEMOHON 1. Dr. Harun Al Rasyid, S.H., M.Hum sebagai Pemohon I; 2. Hotman Tambunan, S.T., MBA.sebagai Pemohon II; 3. Dr.
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan bersama bangsa-bangsa dewasa ini semakin tidak mengenal batas
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kehidupan bersama bangsa-bangsa dewasa ini semakin tidak mengenal batas negara dan cenderung pada terbentuknya suatu sistem global sehingga mendorong semakin
Lebih terperinciHUKUM DAN SUMBER- SUMBERNYA
HUKUM DAN SUMBER- SUMBERNYA By. Fauzul FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR 7 Oktober 2011 MATERI BAHASAN Sumber Formal Sumber Materiil HIKMAH HARI INI Bila subuh utuh...pagi tumbuh, hati kan teduh, pribadi
Lebih terperinci