SUMBER HUKUM A. Pendahuluan
|
|
- Veronika Muljana
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUMBER HUKUM A. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sumber hukum? Dalam bahasa Inggris, sumber hukum itu disebut source of law. Perkataan sumber hukum itu sebenarnya berbeda dari perkataan dasar hukum, landasan hukum, ataupun payung hukum. Dasar hukum ataupun landasan hukum adalah legal basis atau legal ground, yaitu norma hukum yang mendasari suatu tindakan atau perbuatan hukum tertentu sehingga dapat dianggap sah atau dapat dibenarkan secara hukum. Sedangkan, perkataan sumber hukum lebih menunjuk kepada pengertian tempat dari mana asal-muasal suatu nilai atau norma tertentu berasal. Dalam Pasal 1 Ketetapan MPR No. III/MPR/ 2000 ditentukan bahwa: (1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan; (2) Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis; (3) Sumber hukum dasar nasional adalah (i) Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan (ii) batang tubuh Undang-Undang Dasar Akan tetapi, dalam pandangan Hans Kelsen dalam bukunya General Theory of Law and State, istilah sumber hukum itu (sources of law) dapat mengandung
2 banyak pengertian, karena sifatnya yang figurative and highly ambiguous. Pertama, yang lazimnya dipahami sebagai sources of law ada 2 (dua) macam, yaitu custom dan statute. Oleh karena itu, sources of law biasa dipahami sebagai a method of creating law, custom, and legislation, yaitu customary and statutory creation of law. Kedua, sources of law juga dapat dikaitkan dengan cara untuk menilai alasan atau the reason for the validity of law. Semua norma yang lebih tinggi merupakan sumber hukum bagi norma hukum yang lebih rendah. Oleh karena itu, pengertian sumber hukum (sources of law) itu identik dengan hukum itu sendiri (the source of law is always itself law). Ketiga, sources of law juga dipakai untuk hal-hal yang bersifat non-juridis, seperti norma moral, etika, prinsip-prinsip politik, ataupun pendapat para ahli, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi pembentukan suatu norma hukum, sehingga dapat pula disebut sebagai sumber hukum atau the sources of the law. Nilai dan norma agama dapat pula dikatakan menjadi sumber yang penting bagi terbentuknya nilai dan norma etika dalam kehidupan bermasyarakat, sementara nilai-nilai dan norma etika itu menjadi sumber bagi proses terbentuknya norma hukum yang dikukuhkan atau dipositifkan oleh kekuasaan negara. Dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, ketiga jenis nilai dan norma itu pada pokoknya sama-sama berfungsi sebagai sarana pengendalian dan sekaligus sistem referensi mengenai perilaku ideal dalam setiap tatanan sosial (social order). Sebab, jika ketiga jenis norma tersebut saling menunjang, maka ketiga sistem referensi perilaku itu dapat bekerja secara simultan dan saling mendukung. Akan tetapi, jika ketiganya saling bersitegang atau saling bersaing satu sama lain, niscaya akan timbul konflik antar norma yang justru tidak sehat bagi ketiga sistem norma itu sendiri. Jika demikian, maka pada gilirannya fungsi ketiga jenis norma itu dalam menuntun manusia ke arah perilaku ideal tidak akan bekerja dengan
3 efektif. Oleh karena itu, ketiganya harus dapat saling mengisi satu sama lain secara sinergis. Norma etika dapat menjadi sumber nilai bagi norma hukum, sementara norma agama dapat menjadi sumber bagi norma etika. Dalam konteks ini, pengertian sumber dapat dikatakan sebagai tempat dari mana sesuatu nilai atau norma berasal. B. SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA 1. Pengertian Sumber Hukum Menurut P.J.P. Tak, mengatakan bahwa Pertanyaan mengenai sumber-sumber hukum tidak dapat dijawab dengan sederhana, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : a) pengertian sumber hukum digunakan dalam beberapa arti; b) masing-masing orang berbeda memberikan pengertian karena perbedaan latar belakang pendidikan dan keilmuannya Mempelajari sumber hukum perlu kehati-hatian, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bagir Manan, bahwa Tanpa kehati-hatian dan kecermatan yang mendalam mengenai apa yang dimaksud dengan sumber hukum dapat menimbulkan kekeliruan, bahkan menyesatkan. Sudikno Mertokusumo, kata sumber hukum sering digunakan dalam beberapa arti, yaitu : sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya menunjukkan hukum yang terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku, seperti hukum Perancis, hukum Romawi, dan sebagainya sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa, masyarakat)
4 sebagai sumber darimana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-undang, lontar, batu bertulis, dan sebagainya sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum Sumber hukum digunakan orang dalam 2 (dua) arti, yaitu : 1. untuk menjawab pertanyaan, mengapa hukum itu mengikat? (apa sumber atau kekuatan hukum hingga mengikat atau dipatuhi). Disebut sumber hukum dalam arti materiil 2. Untuk menjawab pertanyaan, dimanakah kita dapatkan atau temukan aturan-aturan hukum yang mengatur kehidupan kita itu? Disebut sumber hukum dalam arti formal a) Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukannya aturan-aturan hukum. Kesimpulan : a. Hakekat sumber hukum : tempat dimana kita dapat menemukan atau menggali hukumnya, atau tempat dimana dapat ditemukan hukum, yakni hukum yang mempunyai kekuatan mengatur dan memiliki sifat memaksa untuk ditaati (Sudikno Mertokusumo); b. Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata; c. Sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum (Zevenvergen). d. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan (Tap MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan).
5 e. Sumber hukum adalah tempat dimana terdapat suatu aturan yang dapat digunakan sebagai dasar hukum dan mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat untuk dipatuhi. f. Sumber hukum administrasi adalah tempat dimana landasan hukum yang mengatur hal ikhwal tentang administrasi (pemerintahan) diketemukan atau digali. Sumber hukum administrasi ditelusuri dan ditemukan melalui kewenangan pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. g. Sumber hukum administrasi ada 2, yaitu A. Sumber hukum administrasi materiil : sesuatu yang dapat mempengaruhi isi atau materi dalam pembentukan aturan-aturan hukum administrasi, yang meliputi nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan masyarakat, seperti Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan, Pidato Kenegaraan dan sebagainya. Sumber hukum administrasi formil : sumber hukum yang dikenal dari bentuknya, karena bentuknya itu menyebabkan hukum administrasi berlaku umum, diketahui, dan ditaati. C. Macam-macam Sumber Hukum a) Sumber Hukum Materiil Adalah faktor-faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, tempat darimana aturan hukum itu diambil, sumber hukum yang dilihat dari segi isinya/materinya. Sumber hukum materiil merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum. Sumber hukum materiil terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu : 1. Sumber hukum historis (rechtsbron in historische zin) 2. Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in socologische zin) 3. Sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofische zin) Sumber hukum historis
6 Mempunyai 2 (dua) arti, yaitu : a. Als kenbron (vindplaats) van het recht op een bepaald moment, sebagai sumber pengenalan, tempat menemukan hukum pada saat tertentu. Sumber hukum ini meliputi : undang-undang, putusanputusan hakim, tulisan-tulisan para ahli hukum, tulisan-tulisan yang tidak bersifat yuridis sepanjang memuat pemberitahuan mengenai lembaga-lembaga hukum; b. Als bron waaruit de wetgever geput heeft bij de samenstelling van een wettelijke regeling (sebagai sumber dimana pembuat undangundang mengambil bahan dalam membentuk peraturan perundangundangan). Sumber hukum ini meliputi : sistem hukum masa lalu yang pernah berlaku pada tempat tertentu, seperti sistem hukum Romawi, sistem hukum Perancis, dsb. Sumber hukum sosiologis Meliputi faktor-faktor sosial yang mempengaruhi isi hukum positif, artinya peraturan hukum tertentu mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Dalam pengertian sumber hukum ini, pembuatan peraturan perundangundangan harus memperhatikan situasi sosial ekonomi, hubungan sosial, situasi dan perkembangan politik serta perkembangan internasional. Sumber hukum filosofis Memiliki 2 (dua) arti, yaitu : 1. Sebagai sumber untuk isi hukum yang adil; 2. Sebagai sumber untuk mentaati kewajiban terhadap hukum. Ada 3 pandangan : a. Pandangan teokratis, bahwa isi hukum berasal dari Tuhan; b. Pandangan hukum kodrat, bahwa isi hukum berasal dari akal manusia;
7 c. Pandangan madzab historis, bahwa isi hukum berasal dari kesadaran hukum. b) Sumber Hukum Formal Yaitu berbagai bentuk peraturan hukum yang ada, tempat atau sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum (bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu berlaku). Sumber hukum administrasi dalam arti formal, meliputi : Peraturan perundang-undangan Praktik administrasi negara atau hukum tidak tertulis Yurisprudensi Doktrin 1) Peraturan Perundang-undangan Tidak semua peraturan dapat dikategorikan sebagai peraturan hukum Suatu peraturan adalah peraturan hukum apabila peraturan itu mengikat setiap orang dan karena itu ketaatannya dapat dipaksakan oleh hakim Untuk mengetahui peraturan itu sebagai peraturan hukum digunakan kriteria formal, yaitu sumber dari peraturan itu Peraturan hukum dalam pengertian formal disebut peraturan perundang-undangan. Bagir Manan : peraturan perundang-undangan sebagai hukum positif tertulis yang dibuat, ditetapkan atau dibentuk pejabat atau lingkungan pejabat atau lingkungan jabatan yang berwenang atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
8 undangan tertentu dalam bentuk tertulis yang berisi tingkah laku yang berlaku atau mengikat secara umum. Menurut penjelasan pasal 1 angka 2 UU No.5/1986 tentang PTUN, peraturan perundang-undangan adalah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, yang juga mengikat umum. Berdasar pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa peraturan perundang-undangan terdiri dari 2 macam, yakni : undang-undang/peraturan daerah; dan keputusan pemerintah/pemerintah daerah Undang-undang merupakan sumber hukum yang paling penting dalam hukum administrasi negara (UU dalam pengertian materiil : peraturan tingkat rendah {peraturan daerah} termasuk pula dalam pengertian undang-undang). Dalam negara hukum demokratis (democratische rechtsstaat), UU dianggap sumber hukum paling penting karena UU merupakan pengejawantahan aspirasi rakyat yg diformalkan dan berdasarkan UU ini pemerintah memperoleh wewenang utama (wewenang atributif) untuk melakukan tindakan hukum atau wewenang untuk membuat peraturan perudang-undangan tertentu (keputusan pemerintah, ketetapan). Dengan wewenang yang diberikan oleh undang-undang/peraturan daerah, pemerintah/pemerintah daerah dapat membentuk keputusan pemerintah/kepala daerah, yang termasuk sebagai peraturan perundang-undangan dan dapat menjadi dasar bagi pemerintah/pemerintah daerah untuk mengeluarkan ketetapan. 2) Praktek Administrasi negara/hukum tidak tertulis
9 UU dianggap sebagai sumber hukum administrasi negara yang paling penting mempunyai kelemahan : a. Menurut Bagir Manan, sebagai ketentuan tertulis (written rule), peraturan perundang-undangan mempunyai jangkauan terbatas, mudah aus dibandingkan dengan pesatnya perkembangan masyarakat; b. UU tidak akan mampu dan tidak mungkin mencakup semua persoalan yang dihadapi oleh administrasi negara Oleh karena itu, administrasi negara dapat mengambil tindakantindakan penting dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, meskipun belum ada aturannya dalam undang-undang Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh administrasi negara akan melahirkan hukum tidak tertulis (konvensi) jika dilakukan secara teratur dan tanpa keberatan (bezwaar) atau banding (beroep) dari warga masyarakat. Hukum tidak tertulis yang lahir dari tindakan administrasi negara menjadi sumber hukum formal dalam rangka pembuatan perturan perudang-undangan di bidang hukum administrasi negara (berwujud AAUPB). 3. Yurisprodensi Berasal dari bahasa latin jurisprudentia, yang berarti pengetahuan hukum Dalam pengertian teknis, yurisprudensi berarti putusan badan peradilan (hakim) yang diikuti secara berulang-ulang dalam kasus yang sama oleh para hakim lainnya. Yurisprudensi dapat disebut pula sebagai Rechtersrecht (hukum ciptaan hakim/peradilan). Menurut Algra dan Janssen, yurisprudensi secara khusus begitu penting untuk pembentukan hukum (hukum buatan hakim).
10 Yurisprudensi dapat menjadi sumber hukum bagi hukum administrasi negara A.M. Donner menganggap hukum administrasi memuat peraturanperaturan yang dibentuk oleh pembuat UU, juga dibentuk oleh hakim Keberadaan yurisprudensi dalam hukum administrasi negara jauh lebih banyak dibandingkan dengan hukum yang lain karena dianutnya asas hakim aktif dan ajaran pembuktian bebas dalam hukum acara PTUN. 4. Doktrin Ajaran hukum atau pendapat para pakar hukum yang berpengaruh Sudikno Mertokusumo : Pendapat para sarjana yang merupakan doktrin adalah sumber hukum, tempat hakim menemukan hukumnya. Ilmu hukum adalah sumber hukum, tetapi ilmu hukum bukanlah hukum karena tidak mempunyai kekuatan mengikat sebagai hukum seperti UU. Meskipun tidak mempunyai kekuatan mengikat sebagai hukum, namun tidak berarti bahwa ilmu hukum itu tidak mempunyai wibawa. Ilmu hukum mempunyai wibawa karena mendapat dukungan dari para sarjana. Ilmu hukum, kecuali mempunyai wibawa, juga obyektif sifatnya. Putusan pengadilan harus obyektif dan berwibawa juga. Oleh karena itu, tidak jarang ilmu hukum digunakan oleh hakim dalam putusannya sebagai dasar pertimbangan untuk mempertanggungjawabkan putusannya. Kalau ilmu hukum itu dimuat dan dipertahankan dalam putusan pengadilan, ilmu hukum itu adalah hukum. Oleh karena itu ilmu hukum adalah sumber hukum. Mochtar Kusumaatmadja dan B.Arief Sidharta : Karena bukan merupakan sumber langsung bagi keputusan, melainkan membantu hakim dalam mengambil keputusan, pendapat para
11 sarjana hukum terkemuka atau doktrin itu merupakan sumber tambahan. SF. Marbun dan Moch.Mahfud : Doktrin atau pendapat para ahli dapat menjadi sumber hukum formal hukum administrasi negara sebab pendapat para ahli itu dapat melahirkan teoriteori dalam lapangan hukum administrasi negara yang kemudian dapat mendorong timbulnya kaidah-kaidah hukum administrasi negara.
BAB III KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
31 BAB III KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG A. Hak Inisiatif DPD dalam Membuat Rancangan Undang-Undang Di dalam UUD 1945 Pasal 22D ayat (1); dijelaskan bahwasanya
Lebih terperinciPengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan
Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan Sebelum membahas Sumber-sumber hukum, ada baiknya perlu memahami bahwa ada tiga dasar kekuatan berlakunya hukum (peraturan
Lebih terperinciSumber-sumber Hukum Tata Negara - KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan makalah Mata Kuliah Hukum Tata Negara dengan judul Sumbersumber Hukum Tata Negara dapat penulis selesaikan sesuai
Lebih terperinciSUMBER HUKUM TATA NEGARA
SUMBER HUKUM TATA NEGARA 1. Pengertian Sumber Hukum 2. Sumber Hukum Materiil dan formil 3. Sumber Hukum Formiil Hukum Tata Negera 4. Sumber Hukum Tata Negara Indonesia PENGERTIAN SUMBER HUKUM 1. Tempat
Lebih terperinciSUMBER HUKUM. A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT
SUMBER HUKUM A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT Pengertian Tentang Sumber Hukum dan jenisnya Sumber Hukum ialah segala sesuatu yang
Lebih terperinciBENTUK-BENTUK PERBUATAN PEMERINTAH
BENTUK-BENTUK PERBUATAN PEMERINTAH Maisara Sunge Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Pemerintah atau administrasi negara sebagai subjek hukum, atau pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban.
Lebih terperinciSUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH
SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara Dibawah bimbingan dosen Bpk. EKO WAHYUDI, SH., MH. Oleh : KELOMPOK 3 KELAS C PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciUUD sebagai Sumber Utama Hukum Tata Negara
UUD sebagai Sumber Utama Hukum Tata Negara R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 4 September 2008 Pokok Presentasi Pengertian Sumber
Lebih terperinci3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag
3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SUMBER HUKUM TATA NEGARA
LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SUMBER HUKUM TATA NEGARA Disusun Oleh: Nama : Yudhistiro Asdi Nim : 11.02.7962 Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STMIK AMIKOM
Lebih terperinciSumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2
Sumber-Sumber Hukum ÉÄx{ Joeni Arianto Kurniawan 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 1 Sumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2 Beberapa arti Sumber
Lebih terperinciSumber Hukum: Sumber hukum dalam arti materiil. Sumber hukum dalam arti formil
Sumber Hukum: Sumber hukum dalam arti materiil Sumber hukum dalam arti formil Sumber hukum dalam arti material yaitu: Faktor-faktor yang turut serta menentukan isi hukum. Faktor-faktor kemasyarakatan yang
Lebih terperinciHUKUM ADMINISTRASI NEGARA. Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Hukum Administrasi Negara (Prof.Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo) Dalam arti luas, Hukum Administrasi Negara meliputi: Hukum Tata Pemerintahan Hukum
Lebih terperinci1
1 MEWUJUDKAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK Politik Hukum Proses Pembentukan Materi Muatan Asas Hukum Menjawab Kebutuhan 2 POLITIK HUKUM PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN UUD 1945 UU 12 TAHUN 2011 PERATURAN
Lebih terperinciImplementasi Kewenangan Kepala Daerah Dalam Pembuatan Perda Dan Peraturan Lainnya. Yusdiyanto Dosen Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Unila
Implementasi Kewenangan Kepala Daerah Dalam Pembuatan Perda Dan Peraturan Lainnya Yusdiyanto Dosen Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Unila Abstrak Pasal 18 ayat (6) UUD 1945, mengatakan pemerintah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Norma Hukum dan Hierarki Norma Hukum dalam Masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat ada banyak macam-macam norma baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Norma Hukum dan Hierarki Norma Hukum dalam Masyarakat 1. Norma Hukum Dalam kehidupan masyarakat ada banyak macam-macam norma baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151
Lebih terperinciBerkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental
Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah
Lebih terperinciHUKUM PERBANKAN INDONESIA
HUKUM PERBANKAN INDONESIA Oleh: Irdanuraprida Idris HUKUM Dalam Pandangan Masyarakat Ketika seseorang berhadapan dengan Hukum pada saat kondisi sedang normal, orang cenderung berpandangan bahwa Hukum adalah
Lebih terperinciBAB III SUMBER HUKUM
BAB III SUMBER HUKUM A. Pengertian Sumber Hukum Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law (Eropa Continental) yang diwarisi selama ratusan tahun akibat penjajahan Belanda. Salah satu karakteristik
Lebih terperinciBAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK
BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK A. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma 1. Pengertian Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan
Lebih terperinciPERANTURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM HUKUM TATA NEGARA INDONESIA. Abdul Basid ABSTRACT
PERANTURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM HUKUM TATA NEGARA INDONESIA Abdul Basid ABSTRACT Pancasila as a way of which later became the philosophy Of the state is a source of law in Indonesia in terms of material
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.
Lebih terperinciDIAZ RATNA DEWY EA32
DIAZ RATNA DEWY 12213413 2EA32 2014/2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Pendahuluan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Norma hukum yang berlaku di Indonesia berada dalam sistem berlapis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Norma hukum yang berlaku di Indonesia berada dalam sistem berlapis dan berjenjang sekaligus berkelompok-kelompok dimana suatu norma berlaku, bersumber pada norma yang
Lebih terperinciHUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA
HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA PENGERTIAN HUKUM E. UTRECHT : Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup yang berisi perintahperintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
Lebih terperinciFilsafat. Filsafat Hukum. Aturan Hukum (Hukum In Abstracto) Putusan Hakim (Hukum In Concreto)
Filsafat Filsafat Hukum Teori Hukum Politik Hukum Asas-asas Hukum General Norm Individual Norm Aturan Hukum (Hukum In Abstracto) Putusan Hakim (Hukum In Concreto) Praktek Hukum Teori Hukum Pendapat yang
Lebih terperinciProf. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H.
Prof. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H. Lahir di Surabaya, 7 Desember 1924 Wafat di Yogyakarta, 1 Desember 2011 Guru besar FH UGM Yogyakarta, Hakim di pengadilan negeri di Yogyakarta dan Bandung. Karya-
Lebih terperinciPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum Tujuan Hukum Sumber Hukum Teori Etis Teori Utilitis Teori Campuran Tujuan Hukum adalah keadilan Keadilan menurut Aristoteles terdiri atas: Justitia distributiva Bahwa setiap orang
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan
PENGANTAR ILMU HUKUM Henry Anggoro Djohan Mengatur hubungan antara manusia secara perorangan dengan suatu masyarakat sebagai kelompok manusia. Beberapa definisi hukum dari sarjana hukum 1. E. Utrech memberikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut :
158 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut : 1. Berdasarkan hukum positif di Indonesia, penyelesaian sengketa
Lebih terperinciMATERI UUD NRI TAHUN 1945
B A B VIII MATERI UUD NRI TAHUN 1945 A. Pengertian dan Pembagian UUD 1945 Hukum dasar ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan perundangan dalam suatu Negara. Hukum dasar merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI
Materi Kedua PENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA - 2011 1 Hukum Komunikasi Sistem Hukum Indonesia Sistem Komunikasi Indonesia 2 Sistem Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum pidana, ditandai oleh perubahan peraturan perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh dinamika doktrin dan ajaran-ajaran
Lebih terperinciMEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)
MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**) I Pembahasan tentang dan sekitar membangun kualitas produk legislasi perlu terlebih dahulu dipahami
Lebih terperinciPengertian Sumber Hukum. Sumber Hukum Adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali hukum. Menurut Algra Menurut Van Apeldoorn
Pengertian Sumber Hukum Sumber Hukum Adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali hukum. Menurut Algra Menurut Van Apeldoorn Sumber Hukum Menurut Algra SUMBER HUKUM MATERIIL Artinya tempat dari mana
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945
TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 Di susun oleh : Nama : Garna Nur Rohiman NIM : 11.11.4975 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Tahajudin Sudibyo, Drs Untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Materi Pokok : Makna manusia, bangsa, dan negara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2x 45 menit) - Memahami hakikat bangsa dan negara kesatuan Republik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTA, NORMA, MORAL,DAN DOKTRIN HUKUM DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM
HUBUNGAN ANTARA FAKTA, NORMA, MORAL,DAN DOKTRIN HUKUM DALAM PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM I. LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 1945 mengatur Kekuasaan Kehakiman, merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
Lebih terperinciSEB E U B A U H H MAT A A T KULIAH
SEBUAH MATA KULIAH PENGANTAR PENGANTAR HUKUM INDONESIA Pengantar Hukum Indonesia HUKUM SEBAGAI PRANATA SOSIAL sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi
Lebih terperinciDinamika Pembangunan dan Pengembangan Hukum di Indonesia sejak masa kolonial hingga era kemerdekaan
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia Bobot : 4 SKS Tujuan : Mahasiswa dapat menguraikan hukum positif di Indonesia, yang meliputi Tata Hukum Indonesia, Sistem Hukum Indonesia, Lapangan lapangan hukum
Lebih terperinciMASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN. Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1. Abstrak
MASALAH KEWARGANEGARAAN DAN TIDAK BERKEWARGANEGARAAN Oleh : Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H, M.H. 1 Abstrak Masalah kewarganegaraan dan tak berkewarganegaraan merupakan masalah yang asasi, dan menyangkut perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Mochtar Kusumaatmadja mengatakan
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR I. UMUM Peraturan daerah merupakan alat utama dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN
Lebih terperinciPANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan
Modul ke: 14Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan Panti Rahayu, SH, MH Program Studi Manajemen Pancasila sebagai Paradigma Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan cara bermasyarakat. Namun dalam kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekangesekan diantara
Lebih terperinciPOLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)
A. Pengertian Politik POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI) Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian
Lebih terperinciRANGKUMAN / KESIMPULAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL
RANGKUMAN / KESIMPULAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL Melalui perjalanan panjang negara Indonesia sejak merdeka hingga saat ini, Pancasila ikut berproses pada kehidupan bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA A. PENGANTAR Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang
Lebih terperinciRINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold I. PEMOHON Partai Nasional Indonesia (PNI) KUASA HUKUM Bambang Suroso, S.H.,
Lebih terperinciPancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia. Selly Rahmawati, M.Pd.
Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia Selly Rahmawati, M.Pd. 1 Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia Pancasila sebagai dasar Negara merupakan asas kerokhanian atau dasar filsafat
Lebih terperinciSILABI MATAKULIAH. Alokasi Waktu (Menit) Mahasiswa mampu. Strategi Pembelajaran. Brainstorming Concept
SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Jurusan Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Matakuliah : Hukum SKS/JS : 2 Kode Matakuliah :21209 Standar Kompetensi : Mahasiswa konsep/ dan asas dalam ilmu serta menyadari
Lebih terperinciNAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : KELOMPOK : I (NUSA) DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
MAKALAH RANCANGAN PANCASILA MENYANGKUT `HAM` NAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : 11.12.5850 KELOMPOK : I (NUSA) PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Latar Belakang
Lebih terperinciRANCANGAN ACARA PERKULIAHAN
UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS HUKUM RANCANGAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : 1. Pengantar Ilmu Hukum (HID 10103) 2. Pengantar Hukum Indonesia (HID 10104) Jumlah Semester : Masing-masing 4 SKS : Gasal
Lebih terperinciIMPLIKASI YURIDIS LEGALITAS KEWENANGAN (RECHTMATIGHEID) MAJELIS KEHORMATAN DALAM PEMBINAAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK
IMPLIKASI YURIDIS LEGALITAS KEWENANGAN (RECHTMATIGHEID) MAJELIS KEHORMATAN DALAM PEMBINAAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK TIM PENELITI Prof. DR. I WAYAN PARSA, SH., M.Hum. (19591231 198602 1 007) KADEK
Lebih terperinciWarganegara dan Negara
Warganegara dan Negara 5 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mengetahui dan menghargai kedudukan dan peranan setip warganegara dalam negara hukum indonesia Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa
Lebih terperinciBerikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MASYARAKAT Menurut Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Glosarium
Glosarium Daftar Pustaka Glosarium Deklarasi pembela HAM. Pernyataan Majlis Umum PBB yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak secara sen-diri sendiri maupun bersama sama untuk ikut serta dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana penegasannya dalam penjelasan umum Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara hukum yang diidealkan oleh para pendiri bangsa sebagaimana penegasannya dalam penjelasan umum Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) tentang
Lebih terperinciHak Asasi Manusia Dalam Pancasila
Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila DISUSUN OLEH: NAMA : LUCKY WAHYU P NIM : 11.11.4996 JURUSAN : S1 TI DOSEN : Tahajudin Sudibyo,Drs DISUSUN UNTUK MEMENUHI SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK
Lebih terperinciBAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Modul ke: Mengapa mempelajari? Agar memahami Pancasila yang hidup dalam setiap tata peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia Fakultas Rina Kurniawati, SHI,
Lebih terperinci* Dasar negara merupakan suatu norma dasar bagi negara / menjadi sumber bagi perundangan suatu negara
Negara hrs mendasarkan/berpedoman pd dasar negara Karena dlm dasar negara terkandung nilai-nilai yang bersumber dari tata kehidupan masyarakat negara dan budayanya * Dasar negara merupakan suatu norma
Lebih terperinci-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 29) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciNEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA
NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA Angga Setiawan P.U Ari Widido Bayu Gilang Purnomo Arsyadani Hasan Binabar Sungging L Dini Putri P K2510009 K2510011 K2510019 K2111007 K2511011 K2511017 N E G A R
Lebih terperinciImplementasi Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Perundang-Undangan Dan Kebijaksanaan Negara Fakultas TEKNIK
Modul ke: Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Perundang-Undangan Dan Kebijaksanaan Negara Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok
Lebih terperinciMacam-macam konstitusi
Macam-macam konstitusi C.F Strong, K.C. Wheare juga membuat penggolongan terhadap konstitusi. Menurutnya konstitusi digolongkan ke dalam lima macam, yaitu sebagai berikut: 1. 1. 1. konstitusi tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Peradilan administrasi merupakan salah satu perwujudan negara hukum, peradilan administrasi di Indonesia dikenal dengan sebutan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Lebih terperinciMAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DISUSUN OLEH Nama : Brian kristover NIM : 11.11.5282 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika Dosen Pembimbing : Dr Abidarin
Lebih terperinciKajian Yuridis Tindakan Nyata Pemerintah.Anak Agung Putu Wiwik Sugiantari 63
KAJIAN YURIDIS TINDAKAN NYATA PEMERINTAH (FEITELIJKEHANDELINGEN) DALAM PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH ABSTRAK ANAK AGUNG PUTU WIWIK SUGIANTARI Staf Pengajar Fak. Hukum Universitas 45 Mataram Tindakan nyata
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal
Lebih terperinciPancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara
Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional
Lebih terperinciBAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Istilah perundang-undangan (legislation, wetgeving) dalam beberapa
16 BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan Istilah perundang-undangan (legislation, wetgeving) dalam beberapa kepustakaan mempunyai dua pengertian yang berbeda. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum artinya meniscayakan hukum menjadi pedoman/landasan oleh pemerintah dalam menjalankan pemerintahan negara. Makna
Lebih terperinciPENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Disusun oleh : Nama : Oky Prasetya Aji P. NIM : 11.11.4984 Program Studi : Pancasila Jurusan : S1 Teknik Informatika Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo
Lebih terperinciHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KELOMPOK 2: 1. Hendri Salim (13) 2. Novilia Anggie (25) 3. Tjandra Setiawan (28) SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG 2015/2016 Hakikat Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Warga Negara
Lebih terperinciPengujian Peraturan Daerah
Pengujian Peraturan Daerah I. Latar Belakang Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
Lebih terperinciHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KEDUDUKAN HAN DALAM ILMU HUKUM Charlyna S. Purba, S.H.,M.H Email: charlyna_shinta@yahoo.com Website:
Lebih terperinciEksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi
Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi DISUSUN OLEH : Nama : Siska Nanda Devi Pratiwi NIM : 11.12.6103 Kelompok : J Dosen pembimbing : Junaidi, M.hum SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam praktik sehari-hari, hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain maupun hubungan antara manusia dengan badan hukum atau badan hukum dengan badan
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 37 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI
Lebih terperinciSISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Makalah NI & CIVIC SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA Disusun oleh : Shofi Khaqul Ilmy (105070200131010) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN K3LN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciPenjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA
Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara Modul ke: 06 Fakultas HUMAS Setelah membaca modu ini mahasiswa diharapkan menguasai pengetahuan tentang : hubungan Pancasila dengan Pembukaan
Lebih terperinciTugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM
Tugas Akhir STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 11.12.6036 Taufik Rizky Afrizal Kelompok I S1 Sistem Informasi Drs. Muhammad Idris P, MM HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA ABSTRAK Dalam makalah yang membahas abstrak
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI
TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI Nama : Devit Surtianingsih NIM : 11.01.2851 Kelompok : B Program Studi : Pancasila Jurusan : D3-TI Dosen : Irton. SE., M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIII/2015 Pembentukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Pengusungan Pasangan Calon oleh Partai Politik, Sanksi Pidana Penyalahgunaan Jabatan dalam Penyelenggaraan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 membawa perubahan mendasar terhadap konstitusi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi tahun 1998 membawa perubahan mendasar terhadap konstitusi Republik Indonesia. Amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali (1999-2002) berdampak pada perubahan perundang-undangan
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. Peraturan Perundang-undangan sebagai produk hukum, bukan merupakan produk
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Peraturan Perundang-undangan Peraturan Perundang-undangan sebagai produk hukum, bukan merupakan produk politik semestinya ditempatkan sebagai norma yang digali bersumber
Lebih terperinciIDEOLOGI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN GBHN Oleh : Made Emy Andayani Citra, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati
118 IDEOLOGI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN GBHN Oleh : Made Emy Andayani Citra, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Abstract The direction of the state is a guideline for state officials to
Lebih terperinciPANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.
PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1. A. PANCASILA DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM 1. Penegakan Hukum Penegakan hukum mengandung makna formil sebagai prosedur
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK. A. Sejarah Kelahiran Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
BAB III TINJAUAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK A. Sejarah Kelahiran Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik Sejak dianutnya konsepsi welfare state, yang menempatkan pemerintah sebagai pihak yang
Lebih terperinciKEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA Tugas Akhir Pendidikan Pancasila NAMA :YULI NURCAHYO NIM : 11.11.5420 KELOMPOK : E JURUSAN : S1 TEKNIK INFORMATIKA DOSEN : Dr. Abidarin Rosyidi M.Ma JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinci