SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA
|
|
- Lanny Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA
2 MANUSIA MAKHLUK BUDAYA: HAKEKAT MANUSIA Manusia Makhluk ciptaan Tuhan, terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan utuh. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak. Akal adalah alat berpikir, sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal manusia menilai mana yang benar dan yang salah. Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni. Dengan perasaan manusia menilai mana yang indah dan yang jelek sebagai sumber nilai keindahan.
3 HAKIKAT MANUSIA Kehendak adalah alat untuk menyatakan pilihan, sebagai sumber kebaikan. Dengan kehendak manusia menilai mana yang baik dan yang buruk sebagai sumber nilai moral. Dalam kehidupan manusia disadari bahwa yang benar dan yang indah dan yang baik itu menyenangkan, membahagiakan, menenteramkan dan memuaskan manusia. Sebaliknya, yang salah, yang jelek, dan yang buruk itu menyengsarakan, menyusahkan, mengelisahkan dan membosankan manusia. Dari dua sisi yang bertolak belakang ini, manusia adalah sumber penentu yang menimbang, menilai, memutuskan untuk memilih yang paling menguntung baik ditinjau dari segi agama atau moral
4 PERASAAN Perasaan merupakan sumber daya jasmani dan rohani. Daya rasa jasmani berkenaan dengan tubuh. Sedangkan daya rasa rohani berkenaan dengan moral, yang hanya ada pada manusia.contoh daya rasa rohani yaitu Daya rasa intelektual Daya rasa estetis Dya rasa etis Daya rasa sosial Daya rasa religius.
5 DAYA RASA Daya rasa intelektual Berkenaan dengan pengetahuan. Manusia merasa senang, bahagia, puas apabila dapat mengetahui sesuatu, Sebaliknya manusia merasa sengsara, susah, kesal apabila tidak berhasil mengetahui sesuatu Daya rasa estetis Berkenaan dengan seni. Manusia merasa senang, bahagia, puas apabila dapat melihat, mendengar, merasakan sesuatu yang indah. Sebaliknya, manusia merasa sengsara, kesal, bosan apabila mengalami sesuatu yang jelek. Daya rasa etis Berkenaan dengan kebaikan. Manusia merasa senang, bahagia, puas apabila dapat memilih sesuatu yang baik. Sebaliknya, manusia merasa sengsara, menyesal, kesal dan benci apabila terpilih pada atau mengalami sesuatu yang jahat atau buruk
6 DAYA RASA: LANJUTAN Daya rasa sosial Berkenaan dengan masyarakat kelompok atau korp. Manusia ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, dia ikut senang, dan apabila orang gagal atau memperoleh musibah dia ikut sedih. Daya rasa religius Berkenaan dengan agama. Manusia merasa bahagia, tenteram jiwanya apabila mendekatkan diri atau bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebaliknya.manusia merasa gelisah, frustasi dalam hidupnya apabila menjauhkan diri atau lupa kepada Tuhan.
7 TUGAS-TUGAS MANUSIA Tugas Manusia terhadap Tuhannya, yakni sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga oleh manusia, yang berupa mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, serta menggunakan alat-alat potensialnya dan anggota badannya dalam berbagai aktivitas yang bisa menimbulkan kemanfaatan baginya dan dapat mendekatkan diri kepada Tuhannya, sehingga bila manusia melanggarnya, maka berarti dia berkhianat kepada Tuhannya; Tugas Manusia terhadap terhadap sesama manusia, yakni mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya dan tidak mau menipu, serta menjaga rahasia seseorang yang tidak pantas dipublikasikan; dan Tugas Manusia terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan agama dan dunianya, tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya baik untuk kepentingan akhirat maupun dunianya, serta berusaha menjaga dan memelihara kesehatan dirinya.
8 TUGAS-TUGAS MANUSIA Tugas Manusia terhadap Tuhannya, yakni sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga oleh manusia, yang berupa mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, serta menggunakan alat-alat potensialnya dan anggota badannya dalam berbagai aktivitas yang bisa menimbulkan kemanfaatan baginya dan dapat mendekatkan diri kepada Tuhannya, sehingga bila manusia melanggarnya, maka berarti dia berkhianat kepada Tuhannya; Tugas Manusia terhadap sesama manusia, yakni mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya dan tidak mau menipu, serta menjaga rahasia seseorang yang tidak pantas dipublikasikan; dan Tugas Manusia terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan agama dan dunianya, tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya baik untuk kepentingan akhirat maupun dunianya, serta berusaha menjaga dan memelihara kesehatan dirinya.
9 MANUSIA DAN KEBUTUHAN Sebagai makhluk hidup manusia mempunyai kebutuhan. Kebutuhan adalah segala yang diperlukan manusia untuk menyempurnakan kehidupannya. Kebutuhan merupakan perwujudan budaya manusia yang berdimensi cipta, rasa dan karsa. Pada umumnya kebutuhan manusia diklasifikasikan menjadi empat jenis. Kebutuhan ekonomi Kebutuhan psikhis Kebutuhan biologis Kebutuhan pekerjaan
10 MANUSIA DAN KEBUTUHAN:LANJUTAN Kebutuhan ekonomi Bersifat material, untuk kesehatan dan keselamatan jasmani seperti pakaian, makanan dan perumahan Kebutuhan psikhis Bersifat imaterial, untuk kesehatan dan keselamatan rohani seperti pendidikan, hiburan, perhargaan Kebutuhan biologis Bersifat seksual, untuk membentuk keluarga dan kelangsungan hidup generasi secara turun temurun seperti berumah tangga Kebutuhan pekerjaan Bersifat praktis, untuk mewujudkan ketiga jenis kebutuhan diatas, seperti perumahan atau profesi.
11 MANUSIA DAN KEBUTUHAN:LANJUTAN Empat jenis kebutuhan tadi merupakan kebutuhan dasar yang diusahakan terpenuhi secara wajar meskipun belum berimbang Apabila dirinci, kebutuhan dasar terdiri dari: Pakaian ( sandang) Makanan ( pangan) Perumahan ( papan) Pendidikan ( keahlian) Hiburan (rekreasi) Perkawinan ( rumah tangga) Perkerjaan ( profesi)
12 Manusia dan Kebutuhan:Lanjutan Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan sempurna apabila manusia itu berhubungan dengan lingkungan alam dan masyarakat serta didukung oleh faktor: Kemampuan kerja keras ( nilai moral) Kemampuan intelektual ( nilai kebenaran) Sarana penunjang ( nilai kegunaan ) Bekerja keras dan berkarya mempunyai arti manusiawi, karena cerminan mutu dan martabat manusia individual dalam hubungannya dengan alam dan manusia individual lain dalam masyarakat. Melalui dimensi budaya, manusia berjuang untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.
13 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA Manusia sebagai makhluk budaya Mempunyai berbagai ragam kebutuhan yang dapat dipenuhi apabila berhubungan dengan manusia lain di masyarakat. Hubungan tersebut dilandasi oleh ikatan moral yang mewajibkan setiap pihak mematuhinya. Berdasarkan hubungan moral tersebut ada ikatan hak dan kewajiban dalam keadaan yang seimbang. Pemenuhan hak dan kewajiban yang seimbang ini akan menyenangkan, membahagiakan, menentramkan dan memuaskan setiap pihak. Inilah sebenarnya hakikat tujuan hidup manusia, yaitu terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani secara seimbang
14 KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI Kebutuhan jasmani dapat dicapai melalui kebutuhan ekonomi berupa pemilikan dan penggunaan harta kekayaan yang memuaskan. Untuk memperolah harta kekayaan manusia harus bekerja keras. Harkat dan martabat manusia ditunjukkan oleh kemampuannya bekerja keras dan berkarya ( nilai etis moral) dan ini sebagai kodrat manusia. Manusia malas, tidak mau bekerja keras adalah bertentangan dengan kodratnya. Supaya manusia bekerja efektif, perlu didukung oleh kerja sama dan sarana ( nilai kegunaan) serta keahlian ( nilai kebenaran).
15 KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI:LANJUTAN Kebutuhan rohani dapat dicapai karena terpenuhinya kebutuhan rohani berupa hubungan serasi, tertib, damai, tanpa sengketa antara manusia dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi ( kebutuhan jasmani). Semua berjalan menurut kaidah moral, dalam arti saling menghargai dalam suasana, tertib, damai dan serasi ( nilai etis dan moral). Kaidah moral ini kemudian dijelmakan ke dalam kaidah sosial yang menjadi cermin setiap perbuatan bermasyarakat yang selanjutnya menjadi hukum kebiasaan atau perilaku yang berkembang di masyarakat. Hukum kebiasaan ini dihargai dan dipatuhi secara sadar oleh setiap anggota masyarakat sehingga terpelihara ketertiban, kestabilan, dan kebahagian masyarakat.
16 KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI:LANJUTAN Disadari atau tidak, setiap manusia ingin hidup bahagia. Untuk mencapai kebahagian manusia bekerja keras dengan menggunakan segala jenis sarana. Konsekuensinya ialah ukuran kebahagian itu tidak sama antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Dengan demikian, ada manusia yang mencapai kebahagian jasmani karena terpenuhi kebutuhan ekonomi, ada manusia yang mencapai kebahagian rohani karena terpenuhi kebutuhan psikhis dan ada manusia yang mencapai kebahagian jasmani dan rohani karena terpenuhi kebutuhan ekonomi, kebutuhan psikhis dan kebutuhan biologis sekali gus walaupun dalam keadaan tidak berimbang. Yang ideal adalah kebahagian jasmani dan rohani tercapai secara berimbang baik dilihat dari segi subjeknya (manusia) maupun objeknya (kebutuhan).
17 APAKAH TUJUAN HIDUPKU SEBENARNYA? ETIKA DAN TUJUAN HIDUP Setiap perbuatan manusia selalu memandang dua hal yaitu sumber perbuatan dan tujuan perbuatan. Sumber perbuatan adalah kecendrungan batin, kecendrungan baik atau kecendrungan buruk. Sedangkan tujuan perbuatan adalah sesuatu yang diharapkan timbul atau terjadi setelah dilakukan perbuatan itu. Etika tujuan adalah etika yang memandang objek petimbangan moral bukan sumber perbuatan melainkan tujuan perbuatan. Etika tujuan banyak dianut dalam berbagai bentuk. Hal ini tidak mengherankan karena kenyataan bahwa setiap manusia tentu pernah bertanya
18 ETIKA DAN TUJUAN HIDUP:LANJUTAN Apakah tujuan hidupku untuk mencapai kebahagian, membuat orang lain bahagia, meningkatkan kesejahteraan umum, mengabdi kepada manusia-manusia lain, menyempurnakan diri sendiri, memperkembangkan kepribadian ataupun hal-hal lain? Dengan kata lain, manusia mempertanyakan makna hidup, dengan demikian mempertanyakan juga tujuan hidup. Hasrat ini didasarkan pada kenyataan yang lebih mendasar, yaitu manusia yang dalam kebulatannya merupakan objek pertimbangan moral adalah manusia yang melakukan perbuatan. Melakukan perbuatan merupakan usaha, dan selalu terarah untuk mencapai tujuan. Sifat tujuan menentukan sifat usaha, yang akhirnya dapat menyingkapkan sifat manusia.
19 ETIKA DAN TUJUAN HIDUP:LANJUTAN Dengan cara demikian, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan moral seseorang berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan yang hendak dicapai memang harus baik. Tetapi norma-norma moral menentukan tujuan yang baik itu. Sering tidak mudah untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai seseorang. Kelihatannya dia hendak mencapai tujuan tertentu, tetapi setelah diselidiki lebih dalam ternyata semu belaka. Pada kenyataannya, dia hendak mencapai sesuatu yang lain sama sekali.
20 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA Manusia mempunyai keterbatasan, kelemahan, seperti berbuat khilaf, keliru maka tidak mustahil suatu ketika terjadi penyimpangan atau pelanggaran kaidah sosial yang menimbulkan keadaan tidak tertib, tidak stabil yang perlu dipulihkan kembali. Untuk menegakkan ketertiban dan menstabilkan keadaan diperlukan sarana pendukung yaitu organisasi masyarakat atau organisasi negara. Dalam organisasi masyarakat dan negara terdapat pedoman bermasyarakat berupa kode etik atau hukum negara. Melalui kode etik dan hukum negara kehidupan bermasyarat dapat berjalan dengan tertib dan stabil.
21 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA; LANJUTAN Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai golongan dan aliran yang beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan sendiri. Akan tetapi, kepentingan bersama itu mengharuskan adanya ketertiban dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk peraturan yang disepakati bersama, yang mengatur tingkah laku dalam masyarakat yang disebut peraturan hidup. Peraturan hidup menjadi pedoman bagi segala pergaulan kehidupan sehari-hari sehingga kepentingan masing-masing anggota masyarakat terpelihara dan terjamin Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing sesuai dengan tata peraturan. Tata itu lazim disebut kaidah dan norma atau ukuranukuran yang menjadi pedoman.
22 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA: LANJUTAN Dalam pergaulan hidup terdapat empat kaidah atau norma, yaitu: Norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum. Dalam pelaksanaannya, norma terbagi lagi menjadi normanorma umum dan norma hukum. Pemberlakuan norma-norma itu dalam aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam dua macam kaidah yaitu: 1. Aspek kehidupan pribadi Kaidah kepercayaan dan kaidah kesusilaan 2. Aspek kehidupan antar pribadi Kaidah sopan santun, tata krama, etiket dan kaidah hukum
23 MANUSIA DAN SISTEM NILAI Manusia sebagai makhluk budaya Selalu melakukan penilaian terhadap keadaan yang dialaminya. Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan sesuatu itu benar atau salah, baik atau buruk, indah atau jelek, berguna atau tidak berguna. Hasil penilaian itu disebut nilai, yaitu sesuatu yang benar, yang baik, yang indah, yang berguna atau yang sebaliknya. Manusia selalu cenderung menghendaki nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai keindahan karena berguna bagi kehidupan manusia. Nilai- nilai yang hidup dalam pikiran anggota masyarakat membentuk sistem nilai yang berfungsi sebagai pedoman atau acuan perilaku. Sistem nilai dan sistem hukum manjadi dasar kehidupan masyarakat.
24 MANUSIA DAN HAK ASASI Dua jenis hak yang terdapat pada manusia yaitu Hak manusia Hak undang-undang Hak manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia sebab berkaitan dengan realitas hidup manusia itu sendiri. Hak tersebut dinamakan hak manusia sebab manusia harus dinilai menurut martabatnya. Hak manusia tidak dapat direbut atau dicabut karena sudah ada sejak manusia itu ada, tidak tergantung dari persetujuan orang karena merupakan bagian dari eksistensi manusia di dunia. Jadi hak manusia mempunyai sifat dasar, asasi sehingga disebut juga hak asasi manusia. Hak asasi manusia mendasari seluruh organisasi masyarakat,dan menjadi asas undang-undang.
25 HAK ASASI Hak asasi manusia dibagi menjadi hak asasi individual dan sosial. Hak asasi yang melekat pada pribadi manusia inividual adalah hak hidup dan perkembangan hidup yaitu: Kebebasan batin Kebebasan beragama Kebebasan hidup pribadi Nama baik Melakukan pernikahan Emansipasi wanita
26 HAK UNDANG-UNDANG Hak undang-undang adalah hak yang melekat pada manusia karena diberikan oleh undang-undang. Hak tersebut tidak langsung berhubungan dengan martabat manusia, melainkan karena tertampung didalam undang-undang. Hak tersebut timbul lebih kemudian dari manusia, jadi bukan sebagai bagian dari eksistensi manusia. Karena diberikan oleh undang-undang, maka pelanggaran hak undang-undang dapat dituntut didepan pengadilan berdasarkan undang-undang. Hak manusia yang diberikan oleh undang-undang antara lain, Menjadi PNS atau anggota ABRI Memilih dan dipilih dalm pemilu Pensiun hari tua Santunan ansuransi, dll
27 KEBENARAN FILOSOFIS Kebenaran filosofis penopang sistem etika adalah Tuhan, kehendak dan tujuan. Tuhan adalah pencipta manusia, menjadi tujuan akhir perjuangan manusia. Tuhan memberikan hukum mutlak, hukum moral yang dapat menuntun apa yang harus dilakukan Tuhan memberikan kebahagian tertinggi dan menjadi hakim yang maha Agung Tuhan adalah sumber etika yang mengharuskan manusia berbuat baik sesuai dengan tuntunan Nya. Kebahagian dunia dan akhirat adalah tujuan akhir manusia.
28 PERBUATAN MANUSIA Manusia untuk mencapai tujuan hidupnya Harus bekerja keras dalam arti berbuat sesuatu yang bermanfaat. Perbuatan manusia berdasarkan unsur budaya yaitu akal (ratio), rasa ( estetis) dan karsa (kehendak). Manusia yang mengfungsikan ketiga unsur tersebut disebut manusia seutuhnya (manusia kodrat). Perbuatan manusia seutuhnya adalah perbuatan yang dilandasi olah akal yang menyatakan benar atu salah, rasa yang menyatakan baik atau buruk, dan karsa yang menyatakan pilihan berdasarkan kehendak bebas. Kehendak bebas adalah kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani. Hati nurani selalu menyuarakan yang baik, benar dan bermartabat.
29 PERBUATAN MANUSIA:LANJUTAN Perbuatan yang memenuhi ketiga unsur ini disebut perbuatan moral yaitu perbuatan yang bersumber pada hati nurani yang selalu baik, benar dan bermartabat. Perbuatan moral mempunyai nilai moral, yaitu nilai manusia seutuhnya (manusia kodrat). Perbuatan moral menuntun manusia menuju kebahagian, ketertiban, kestabilan dan kemajuan. Kebalikan dari perbuatan moral adalah perbuatan amoral, yaitu perbuatan tidak baik, tidak benar, tidak bermanfaat karena tidak memenuhi ketiga unsur manusia seutuhnya. Perbuatan amoral adalah perbuatan jahat yang tidak mempunyai nilai moral. Karena perbuatan itu jahat, maka pelakunya disebut penjahat. Penjahat adalah musuh masyarakat orang baik-baik.
30 PERBUATAN MANUSIA:LANJUTAN Manusia seutuhnya ( manusia kodrat) disebut juga manusiawi. Perbuatan manusia seutuhnya ( perbuatan manusia kodrat) disebut perbuatan manusiawi. Perbuatan manusiawi mempunyai nilai manusiawi. Sebaliknya, perbuatan yang tidak memenuhi unsur-unsur kodrat manusia yaitu tidak baik, tidak benar, tidak bermartabat, tidak menyuarakan hati nurani disebut perbuatan tidak manusiawi, dan tidak mempunyai nilai manusiawi. Untuk menentukan perbuatan moral/manusiawi dan perbuatan amoral/tidak manusiawi menggunakan norma moral. Norma moral adalah aturan, patokan, ukuran manusiawi untuk mempertimbangkan perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk, bermanfaat atau merugikan diri sendiri atau orang lain.
31 PERBUATAN MANUSIA:LANJUTAN Moralitas perbuatan artinya segi baik buruknya perbuatan. Moralitas adalah keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik atau buruk. Moralitas merupakan kualitas perbuatan manusiawi dalam arti perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah. Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir dan lingkungan perbuatan itu baik. Apabila salah satu faktor penentu tersebut tidak baik, maka perbuatan manusia itu tidak baik. Ciri norma moral ialah menggunakan kesadaran manusia, artinya tidak berbuat semaunya sendiri. Norma moral adalah norma kesusilaan, norma hukum dan norma agama. Menurut kodratnya manusia ingin selalu berbuat baik, benar dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
32 Nilai Dalam Kehidupan Nilai dalam kehidupan meliputi: Kebaikan, Kebajikan dan kebahagiaan Kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai ( value) apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi konkrit. Manusia menentukan tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalan yang ditempuh. Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya.
33 NILAI DALAM KEHIDUPAN;LANJUTAN Kebiasaan dari sudut kesusilaan baik dinamakan kebajikan, sedangkan yang jahat, buruk dinamakan kejahatan. Kebajikan adalah kebiasaan yang menyempurnakan manusia. Kebajikan adalah pengetahuan, kejahatan ketidaktahuan. Kebajikan budi menyempurnakan akal menjadi alat yang baik untuk menerima pengetahuan Kebahagiaan. Manusia merasa kosong, tidak puas, gelisah selama keinginannya tidak terpenuhi. Kepuasaan yang sadar, yang dirasakan seseorang karena keinginannya memiliki kebaikan sudah terlaksana disebut kebahagiaan. Manusia mencari kebahagiaan karena setiap orang berusaha memenuhi keinginannya. Kebahagiaan merupakan dasar alasan, seluruh perbuatan manusia. Namun kebahagiaan setiap orang adalah tidak sama.
Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012
Nur Hidayat http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id TIP FTP UB Pengertian Etika Berasal dari Yunani -> ethos artinya karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi etika: Sebagai subjek : Untuk menilai apakah
Lebih terperinciPANCASILA Sebagai Etika Politik
Modul ke: 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA Sebagai Etika Politik Panti Rahayu, SH, MH Program Studi Manajemen Pancasila Sebagai Etika Politik Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hukum, moral maupun norma
Lebih terperinciOleh: Regina Tamburian Gita Nur Istiqomah
Tugas Ringkasan Oleh: Regina Tamburian Gita Nur Istiqomah Imelda Polii Pracecilia Damongilala Anastania Maria Stephanie Bokong Pontoh UNIVERSITAS SAM RATULANGI TEKNIK ARSITEKTUR MANADO 2006 PANCASILA SEBAGAI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis
Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan etika dengan moral Hubungan
Lebih terperinciTiga macam nilai menurut Noto Negoro, antara lain: 1) Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.
1. Nilai. Nilai merupakan sesuatu yang mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia dalam melaksanakan sesuatu hal. Nilai bersumber pada budi pekerti manusia. Tiga macam nilai menurut Noto Negoro,
Lebih terperinciBAB I Tinjauan Umum Etika
BAB I Tinjauan Umum Etika Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan
Lebih terperinciMANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP. Nama : Musafak NPM :
Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas : 1ID08 A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP 1 Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia berdasarkan
Lebih terperinciMANUSIA, NILAI DAN MORAL
MANUSIA, NILAI DAN MORAL HAKIKAT NILAI-MORAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Nilai dan Moral Sebagai Materi Pendidikan Ada beberapa bidang filsafat yang berhubungan dengan cara manusia mencari hakikat sesuatu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk budaya mempunyai berbagai ragam kebutuhan. Kebutuhan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan sempurna apabila berhubungan dengan manusia lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciPEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA
PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986 KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n
Lebih terperinci2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
C. Lembaga Sosial 1. Pengertian Lembaga Sosial dan Norma Lembaga Sosial suatu sistem norma yg bertujuan utk mengatur tindakan tindakan maupun kegiatan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan
Lebih terperinciKODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
Lebih terperinciETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO
ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat.
Lebih terperinci2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan
Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,
Lebih terperinciKODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS
BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS I. PENGERTIAN A. ETIKA YUNANI ETHOS KEBIASAAN/KESUSILAAN INGGRIS ETHIS ETIKA Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
Lebih terperinciPertemuan ke-1 dan ke-2
Pertemuan ke-1 dan ke-2 ETIKET dan ETIKA Etiket berasa dari bahasa Perancis (Sopan santun). Dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan pada cara-cara yang sopan, misalnya ; cara berpakaian, cara
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR KAJIAN FILOSOFIS DAN TEORITIS TENTANG PEMBELAJARAN BERBASIS HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA INDONESIA Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed Staf Sekretariat Daerah
Lebih terperinciModul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi
Modul ke: Teori Etika Teori etika Etika deskriptif Etika normatif Fakultas Psikologi Amy Mardhatillah Program Studi Psikologi Pengertian etika Berasaldarikata ethicus (yunani) yang berarti kebiasaan Ilmu
Lebih terperinciPENGERTIAN ETIKA PROFESI
PENGERTIAN ETIKA PROFESI Kuliah ke 1 MK: Etika Profesi Sumber materi: Syailendra Reza IR,. S.Sos; dan Dr. I Wayan S. Wicaksana PENGERTIAN ETIKA Etika merupakan falsafah moral dan pedoman cara hidup yang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA I. UMUM Hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI Pertemuan ke 6 suranto@uny.ac.id 1 Pengertian Nilai Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Nilai
Lebih terperinciHERU SASONGKO, S.FARM.,APT.
HERU SASONGKO, S.FARM.,APT. PROFESI FARMASI DI MASYARAKAT 4/1/2013 2 SWOT ANALYSIS KEKUATAN : KECENDERUNGAN MAYORITAS WANITA BASIC KNOWLEDGE YANG DAPAT DIANDALKAN REGULASI YANG MENYANGKUT PROFESI FARMASI
Lebih terperinci2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika
Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1 1.1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan
Lebih terperinciMUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.
MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH
KODE ETIK DOSEN KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 Akademi Keperawatan (AKPER) HKBP Balige adalah perguruan
Lebih terperinciNOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/2004-2005 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciModul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA
Modul ke: 11 ETIK UMB Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER AFIYATI SSi., MT. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Materi 11 Etiket Pribadi ETIKA & ETIKET Pengertian ETIKA Dari segi etimologis, etika berasal dari
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan pengertian nilai dengan nilai social. 2. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK
BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK A. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma 1. Pengertian Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN NILAI ETIKA
ETIKA PROFESI (di-copy-paste bulat-bulat dari: http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/ ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI.ppt Copyright 2011-2015 marnotanahfpub Theme by NeoEase, modified by DataQ.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi
Lebih terperinciSANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA
SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. PNS. Kementerian. Hukum. HAM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.KP.05.02
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA Menimbang Mengingat REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, : a. bahwa dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan kerakyatan adalah bersifat cita-cita kefilsafatan, yaitu bahwa negara adalah untuk keperluan rakyat. Oleh karena itu maka
Lebih terperinciBAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA A. PENGANTAR Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang
Lebih terperinciPENGERTIAN ETIKA PROFESI
PENGERTIAN ETIKA PROFESI Mata Kuliah: Etika Profesi Sarjana Magister Teknik Mesin Semester 5 & 7 Kampus F1 (F144) Jl. Kol. Pol. Pranoto Kelapa Dua Depok Disampaikan oleh: Yunus Triyonggo, PhD., CAHRI.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,
UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang : a. bahwa Anggota Senat Akademik sebagai wakil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan
1 BAB I PENDAHULUAN Pada hakekatnya manusia diciptakan untuk hidup berpasang-pasangan oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan melangsungkan perkawinan. Perkawinan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciE t i k a P r o f e s i. Pendahuluan
S i g i t P r i y a n t a E t i k a P r o f e s i seagatejogja@ugm.ac.id Pendahuluan ETIKA Bagian dari filsafat Filsafat berasal dari bahasa Yunani filosofia Filo berarti cinta dalam arti yang seluasluasnya,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.345, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 008 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPENTINGNYA ETIKA PROFESI
Apakah etika, dan apakah etika profesi itu PENTINGNYA ETIKA PROFESI Muhammad Sholeh Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dibawah Umur Pengertian anak menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dapat disimpulkan ialah keturunan yang kedua yang berarti dari seorang pria dan seorang wanita yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN
Lebih terperinciNilai dan Norma Sosial
Nilai dan Norma Sosial Manusia tercipta sebagai mahluk pribadi sekaligus sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya agar dapat bertahan hidup. Dalam memenuhi
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciKODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA
KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 01 November 2014; disetujui: 01 Desember 2014 Terselenggaranya tata pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang peranan Bidang Pembinaan Hukum Polda Jawa Tengah terhadap Provos dalam menangani tindak pidana kekerasan dalam rumah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciMODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D
MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2 Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 1 2
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
PENGERTIAN ETIKA ETIKA Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi Etika Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1647, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Manusia dilahirkan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain,
Lebih terperinciKETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID
KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 85 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah
Lebih terperinciMEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA
Artikel MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA Mardiya Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan perjuangan hidup, diakui atau tidak, perhatian kita terhadap pentingnya penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak mereka akan menjadi aset bangsa dan negara, yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara,
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO PENGERTIAN NILAI Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang
Lebih terperinciK E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG
K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 7 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 7 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian norma sosial, terbentuknya norma sosial, ciri-ciri
Lebih terperinciINFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA. Disampaikan dalam : PEMBEKALAN PKPM 2016 Bandar Lampung, Juli 2016
INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA ETIKA BERMASYARAKAT Disampaikan dalam : PEMBEKALAN PKPM 2016 Bandar Lampung, 18 20 Juli 2016 Muprihan Thaib, S.Sos., M.M. Dosen Tetap Jurusan Manajemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebebasan dasar dan hak dasar itu yang dinamakan Hak Asasi Manusia (HAM), yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan kepada setiap manusia akal budi dan nurani, dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya, yang dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling
Lebih terperinciRUANG LINGKUP ETIKA, DAN ETIKA BISNIS
RUANG LINGKUP ETIKA, DAN ETIKA BISNIS 1 2 3 4 Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu 5 atau kelompok mengenai apa yang benar dan salah berdasarkan standar moral. Standar moral ialah standar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
Lebih terperinciPERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG
PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinci01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance
Modul ke: Fakultas 01FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagian yang terkecil dan yang pertama kali digunakan manusia sebagai sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga inilah kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciNilai, Norma dan Moral. Oleh Rendy Sueztra Canaldhy, S.IP., MPA
Nilai, Norma dan Moral Oleh Rendy Sueztra Canaldhy, S.IP., MPA Pengertian Nilai Pengertian nilai menurut para ahli (Sofyan Sauri, dan herlan Firmansyah: 2010: 3-5): 1. Menurut Fraenkel (1977) A Value is
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciTentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT,
SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 008.A / STIE-YA.K/X/2012 Tentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT,
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016
SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin
A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci