Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

dokumen-dokumen yang mirip
TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

A. KRITERIA AUDIT SMK3

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

AUDIT SML SML

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

BAB III LANDASAN TEORI

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

Kepemimpinan & Komitmen

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

Elemen 3 ORGANISASI & PERSONIL

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap risiko, terlalu percaya diri, kurang kesungguhan dan berkelakar di tempat

Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SML

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012. Nurlathifah

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB II LANDASAN TEORI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Hukum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Landasan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Persyaratan Dokumentasi

Persyaratan Dokumentasi

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

Pendahuluan 12/17/2009

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

MONITORING KEAMANAN DAN KESELAMATAN FASILITAS RUMAH SAKIT (K3RS)

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

Transkripsi:

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 1

SNI Standar Nasional Indonesia Dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI SNI 19-14001 14001-1997: 1997: Sistem manajemen lingkungan - Spesifikasi dengan panduan penggunaan SNI SNI 19-14004 14004-1997: 1997: Sistem manajemen lingkungan -Pedoman umum prinsip - Sistem dan teknik pendukung SNI SNI 19-14010 14010-1997: 1997: Pedoman audit lingkungan - Prinsip umum SNI SNI 19-14011 14011-1997: 1997: Pedoman untuk pengauditan lingkungan - Pengauditan sistem manajemen lingkungan SNI SNI 19-14012 14012-1997: 1997: Pedoman audit untuk lingkungan Kriteria kualifikasi untuk auditor lingkungan 2

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) SML merupakan bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan Penyempurnaan berkelanjutan Kebijakan Lingkungan Pengkajian manajemen Pemeriksaan dan Tindakan koreksi Perencanaan Penerapan dan operasi Model sistem manajemen lingkungan 3

ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu Sistem manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu Berkaitan dengan: a. Mutu b. Manajemen c. Organisasi d. Proses dan produk e. Karakteristik f. Kesesuaian g. Dokumentasi h. Pemeriksaan i. Audit j. Pemastian mutu untuk proses pengukuran 4

ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 merupakan satu seri dari lima standard, yaitu ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004. ISO 9000 dan ISO 9004 berupa advisory standards. ISO 9003 yaitu standar kontraktual yang paling terbatas yg dimaksudkan untuk bisnis yang mengerjakan inspeksi akhir dan testing saja. ISO 9002 terdiri dari seluruh unsur dari ISO 9003 ditambah dg unsur lain dari sistem kualitas. ISO 9002 dapat diterapkan untuk setiap bisnis baik berupa manufaktur suatu produk atau jasa layanan. ISO 9001 adalah yang paling komprehensif dengan tambahan dua unsur lagi yaitu desain dan layanan purna jual yang merupakan bagian integral dari bisnis. ISO 9001 ISO 9000 Series ISO 9002 ISO 9003 5

Audit lingkungan Adalah suatu proses verifikasi secara sistematis dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan apakah sistem manajemen lingkungan dari organisasi sesuai dengan kriteria audit sistem manajemen lingkungan yang dibuat oleh organisasi, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil proses ini kepada manajemen Laporan audit sebaiknya sedikitnya meliputi: a. Identifikasi org yang diaudit dan klien b. Tujuan dan lingkup audit yg disepakati c. Kriteria pembanding yg disepakati d. Perioda dan waktu pelaksanaan audit e. Identifikasi anggota tim audit f. Identifikasi wakil pihak auditee yg terlibat g. Pernyataan sifat kerahasiaan isi laporan audit h. Daftar distribusi laporan audit i. Ringkasan proses audit dan hambatan j. Kesimpulan audit Catatan: Tindakan koreksi thd temuan audit merupakan tanggung jawab auditee. 6

ISO 14000 Sistem Manajemen Lingkungan Bagian dari sistem manajemen keseluruhan yg meliputi struktur org, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan. Kebijakan Lingkungan: : Manajemen puncak harus menentukan kebijakan lingkungannya dan menjamin bahwa kebijakan ini: a. Sesuai dengan sifat, skala dan dampak dari kegiatan, produk dan jasanya. b. Mencakup komitmen utk mematuhi perundangan dan peraturan lingk yg relevan dan persyaratan lain yg biasa dilakukan org c. Memberikan kerangka utk menyusun dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan d. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara serta dikomunikasikan kepada karyawan e. Menyediakan informasi utk umum. 7

ISO 14000 Sistem Manajemen Lingkungan Perencanaan: Meliputi aspek lingk, persyaratan perund dan lainnya, tujuan dan sasaran dan program manajemen. Penerapan dan operasi: Terdiri dari struktur dan tanggung jawab, pelatihan-kepedulian kepedulian- kompetensi, komunikasi, dokumentasi sistem manajemen lingkungan, pengendalian dokumen, pengendalian operasional dan kesiagaan dan tanggap darurat. Pemeriksaan dan tindakan koreksi: Terdiri dari pemantauan-pengukuran, pengukuran, ketidaksesuaian- tindakan koreksi-pencegahan, rekaman dan audit sistem manajemen lingkungan Pengkajian manajemen: Pengkajian sebaiknya meliputi a. Hasil audit b. Pencapaian tujuan dan sasaran c. Kesesuaian terhadap SML d. Kepedulian diantara pihak-pihak terkait 8

ISO 14000 Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14010: Guidelines for environmental auditing General principles ISO 14011: Guidelines for environmental auditing Audit procedures ISO 14012: Guidelines for environmental auditing qualification criteria for environmental auditors ISO 14013: Guidelines on environmental auditing-management of environmental management system audit program ISO 14014: Guidelines for initial environmental reviews ISO 14015: Guidelines for environmental site assessments 9

Environmental Labeling (EL) Disebut juga product labeling, eco-labeling atau green product Konsep ini muncul utk mempromosikan produk dengan dampak lingkungan yang lebih kecil. Standar ISO dalam EL bertujuan utk mendapatkan keseragaman dalam kriteria yang dipakai dalam memutuskan eco-friendliness dan memberikan informasi yang akurat dan jelas kepada konsumen. Terdiri dari ISO 14020: Principles of all environmental labeling ISO 14021: Environmental labeling-self declaration of environmental claims: Terms and definition ISO 14022: Environmental labeling symbols ISO 14023: Environmental methodologies ISO 14024: Dokumen ini diterapkan kepada program-program labeling pihak ketiga atau program-program seal. Seal diberikan kpd produk-produk yang ditinjau dari sisi lingkungan paling layak 10

OHSAS 18001 (Occupational Health and Safety Assessment Series) OHSAS 18001 dibuat sbg respons thd kebutuhan sistem utk manajemen kesehatan dan keselamatan di tempat kerja yg secara universal dapat diterapkan dan secara eksternal dapat diverifikasi. Keuntungan dari sertifikasi OHSAS 18001 adalah: a. Pendekatan thd kesehatan dan keselamatan yg terencana dan terdokumentasikan. b. Struktur manajemen OH&S yg mendefinisikan wilayah dan tanggung jawab dg jelas. c. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan d. Menyediakan lingkungan kerja yg lebih sehat dan aman e. Mengurangi resiko kecelakaan dan sakit akibat pekerjaan f. Mengurangi kehilangan waktu akibat sakitnya pegawai g. Pemenuhan thd peraturan yg mengurangi kecenderungan pembayaran pengaduan dan kompensasi. 11

INTERPRETASI PERSYARATAN OHSAS 18001 Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 12

OHSAS 18001 Struktur OHSAS 18001 selaras dengan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 OHSAS 18001 juga selaras dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan ILO OSHMS Terdiri Atas 17 elemen yang harus dipenuhi untuk mencapai conformance; ke-17 elemen tersebut bersifat auditable 13

Struktur OHSAS 18001 Penyempurnaan Berkelanjutan Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Act Plan Check Do Perencanaan 4.3.1 Perencanaan untuk Mengidentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko. dan Pengendalian Risiko 4.3.2 Perundangan dan Persyaratan Lain 4.3.3 Tujuan 4.3.4 Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 4.6 Tinjauan Manajemen 4.5 Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi 4.5.1 Pengukuran dan Pemantauan Kinerja 4.5.2 Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Koreksi dan Pencegahan 4.5.3 Rekaman dan Pengeklaan Rekaman 4.5.4 Audit 4.4 Penerapan dan Operasi 4.4.1 Struktur dan Tanggung Jawab 4.4.2 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi 4.4.3 Konsutasi dan Komunikasi 4.4.4 Dokumentasi 4.4.5 Pengendalian Dokumen dan Data 4.4.6 Pengendalian operasional 4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat 14

Kebijakan OHS Sesuai dengan sifat dan skala risiko organisasi Mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan tentang keselamatan dan kesehatan kerja Didokumentasi, diterapkan, dan dipelihara Dikomunikasikan kepada seluruh karyawan; dengan tujuan agar karyawan menjadi peduli terhadap kewajiban keselamatan dan kesehatan kerja dari organisasinya Terbuka bagi pihak-pihak yang terkait Dikaji ulang secara periodik untuk memastikan kebijakan masih relevan dan sesuai dengan organisasi 15

Identifikasi Risiko Membuat dan memelihara prosedur untuk Mengidentifikasi hazard Menilai risiko Menerapkan upaya pengendalian Mencakup Kegiatan rutin dan non-rutin Kegiatan yang setiap orang memiliki akses ke tempat tersebut Fasilitas di tempat kerja, baik yang disediakan oleh organisasi maupun oleh pihak lain Hasil penilaian risiko dan pengendaliannya harus dipertimbangkan dalam menetapkan sasaran OHS 16

Metodologi Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Ditetapkan dengan mempertimbangkan lingkup, sifat, dan waktu untuk menjamin bahwa pendekatan lebih bersifat proaktif dari pada reaktif Konsisten dengan pengalaman operasi dan kemampuan upaya pengendalian risiko yang dilakukan Mengklasifikasi risiko dan mengidentifikasi risiko yang akan dihilangkan dan akan dikendalikan Menyediakan input untuk menetapkan persyaratan fasilitas, identifikasi kebutuhan pelatihan, dan/atau pengendalian operasi Menyediakan kebutuhan pemantauan dari kegiatan yang dipersyaratkan untuk memastikan keefektivan dan waktu penerapannya 17

Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lain Membuat dan memelihara prosedur untuk: mengidentifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja mengakses peraturan perundangan dan persyaratan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja Memelihara informasi peraturan perundangan dan persyaratan lain agar tetap mutakhir Mengkomunikasikan peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan kepada karyawan dan pihak terkait yang relevan 18

Tujuan OHS Membuat dan memelihara tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang terdokumentasi pada setiap tingkat dan fungsi organisasi yang relevan Dikuantifikasi bila memungkinkan Harus mempertimbangkan: Peraturan perundangan dan persyaratan lain Bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja Pilihan teknologi Persyaratan bisnis, operasional, dan keuangan Pandangan dari pihak terkait Konsisten dengan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan 19

Program OHS Membuat dan memelihara program keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencapai tujuan Harus mencakup dokumentasi tentang: Penetapan tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai tujuan pada setiap tingkat dan fungsi organisasi yang relevan Cara dan kerangka waktu untuk mencapai tujuan Harus dikaji ulang secara berkala dan dalam interval yang terencana Bila diperlukan progam keselamatan dan kesehatan kerja harus diubah untuk menyesuaikan perubahan kegiatan, produk, jasa atau kondisi operasi dari organisasi 20

Struktur dan Tanggung Jawab Menetapkan, mendokumentasi, dan mengkomunikasikan peran, wewenang, dan tanggung jawab bagi siapa yang: Mengelola, Menerapkan, dan Memeriksa Aktivitas yang memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja Tanggung jawab utama keselamatan dan kesehatan kerja berada di tangan manajemen puncak Organisasi harus menunjuk salah satu anggota dari manajemen puncak dengan tanggung jawab utama untuk memastikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan dengan 21

Struktur dan Tanggung Jawab Menyediakan sumberdaya yang penting (SDM, kemampuan, teknologi, dan finansial) untuk menerapkan, mengendalikan dan memperbaiki sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Manajemen organisasi yang ditunjuk harus memiliki peran, tanggung jawab, dan wewenang untuk: Memastikan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah dibentuk, diterapkan, dan dipelihara sesuai dengan persyaratan OHSAS Memastikan bahwa laporan kinerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja disampaikan kepada manajemen puncak Tanggung jawab manajemen tersebut harus menunjukkan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan terhadap kinerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja 22

Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Personel yang melakukan tugas yang memiliki dampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus kompeten Kompetensi harus ditetapkan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai Membuat dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk memastikan bahwa karyawan yang bekerja pada setiap fungsi dan tingkat yang relevan peduli terhadap: Arti penting kesesuaian terhadap kebijakan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dan terhadap persyaratan-persyaratan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Konsekuensi kesehatan dan keselamatan kerja, aktual maupun potensial, dari kegiatan kerja mereka; dan manfaat keselamatan dan kesehatan kerja 23

Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dan kesesuaian dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk persyaratan kesiagaan dan tanggap darurat Konsekuensi potensial bila tidak memenuhi prosedur operasi tertentu Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan tingkat: Tanggung jawab, kemampuan, dan pengetahuan Risiko 24

Konsultasi dan Komunikasi Memiliki prosedur untuk memastikan bahwa informasi yang berhubungan lagsung dengan keselamatan dan kesehatan kerja diinformasikan kepada dan dari karyawan dan pihak lain yang terkait Keterlibatan dan konsultasi karyawan harus didokumentasi dan pihak terkait diinformasikan Karyawan harus: Dilibatkan dalam pembentukan dan mengkaji kebijakan dan prosedur untuk menegelola risiko Berkonsultasi saat terjadi perubahan yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja dari tempat kerja Memiliki wakil dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja Diinformasikan tentang wakil karyawan dalam keselamatan dan kesehatan kerja dan manajemen yang ditunjuk (sesuai pasal 4.4.1) 25

Dokumentasi Membuat dan memelihara informasi dalam media yang sesuai (kertas atau elektronik), yang Menjelaskan elemen inti dari sistem manajemen dan interaksinya, dan memberikan petunjuk dokumentasi yang terkait Dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga minimal dapat mencapai keefektivan dan keefisienan 26

Pengendalian Dokumen dan Data membuat dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen dan data yang dipersyaratkan oleh standar ini untuk menjamin bahwa dokumen: dapat ditemukan ditinjau secara berkala, direvisi bila perlu, dan disahkan kecukupannya oleh personel yang berwenang mutakhir dan data yang relevan tersedia di seluruh lokasi operasi yang penting bagi berfungsinya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif kadaluwarsa segera disingkirkan dari semua tempat penerbitan dan pemakaian, atau dengan cara lain dipastikan terhadap penggunaan yang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan kadaluwarsa yang disimpan untuk tujuan hukum dan atau pemeliharaan pengetahuan harus diberi diidentifikasi dengan sesuai. 27

Pengendalian Operasional Mengidentifikasi kegiatan dan operasi yang berkait dengan risiko yang perlu dikendalikan. Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk mengatasi situasi ketiadaan prosedur yang dapat menyebabkan penyimpangan dari kebijakan dan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja Menetapkan kriteria operasi dalam prosedur 28

Pengendalian Operasional Menetapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang telah diidentifikasi, dari barang atau jasa yang dipakai oleh organisasi, dan menyampaikan prosedur dan persyaratan yang relevan kepada pemasok dan kontraktor Menetapkan dan memelihara prosedur untuk merancang tempat kerja, proses, instalasi, mesin, prosedur operasi dan organisasi kerja, termasuk adaptasi kemampuan manusia untuk menghilangkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada sumbernya 29

Kesiagaan dan Tanggap Darurat menetapkan dan memelihara rencana dan prosedur untuk mengidentifikasi dan menanggapi potensi insiden dan situasi darurat mencegah dan meredakan (mitigate) penyakit dan cedera yang terkait dengannya meninjau dan merevisi, bila perlu, prosedur dan rencana kesiagaan dan tanggap darurat, khususnya setelah terjadi insiden atau keadaan darurat bila dapat dilakukan, prosedur harus diuji secara berkala 30

Pengukuran dan Pemantauan Kinerja membuat dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk memantau dan mengukur secara berkala kinerja keselamatan da kesehatan kerja,, yang mencakup: Ukuran kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kebutuhan organisasi Memantau pencapaian tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Pengukuran proaktif dari kinerja yang memantau kesesesuaian dengan program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, kriteria operasi dan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan Pengukuran reaktif terhadap kinerja untuk memantau kecelakaan, penyakit, insiden, dan bukti historis lain tentang kurang baiknya kinerja keselamatan da kesehatan kerja Perekaman data dan hasil pemantauan dan pengukuran harus memadai untuk mempermudah analisis tindakan perbaikan dan pencegahan mengkalibrasi peralatan pemantauan; rekaman dari proses ini harus disimpan sesuai dengan prosedur organisasi 31

Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi dan Pencegahan Membuat dan memelihara prosedur untuk menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk: Menangani penyelidikan atas kecelakaan, insiden, ketidaksesuian Melakukan tindakan untuk mengurangi setiap dampak yang timbul dari kecelakaan, insiden, atau ketidaksesuaian Memulai dan menyelesaikan tindakan koreksi dan pencegahan Memastikan keefektivan dari tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan Prosedur tersebut harus mensyaratkan bahwa seluruh tindakan pencegahan yang dilakukan haws dikaji melalui proses penilaian risiko sebelum diterapkan 32

Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi dan Pencegahan tindakan koreksi dan pencegahan yang diambil harus sesuai dengan besarnya masalah dan sepadan dengan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi menerapkan dan merekam setiap perubahan kedalam prosedur terdokumentasi yang disebabkan oleh tindakan koreksi dan pencegahan 33

Rekaman dan Pengelolaan Rekaman membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifkasi, memelihara, dan menempatkan rekaman keselamtan dan kesehatan kerja mencakup rekaman pelatihan & hasil audit dan pengkajian mudah dibaca dan dimengerti dan dapat ditelusuri ke kegiatan, produk, atau jasa yang terkait disimpan dan dipelihara agar mudah dicari dan dilindungi dari kerusakan dan kehilangan jangka waktu penyimpanan harus ditentukan dan direkam dipelihara sesuai dengan kebutuhan sistem dan organisasi,untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan OHSAS 34

Audit membuat dan memelihara program dan prosedur untuk melaksanakan audit keselamatan dan kesehatan kerja secara periodik untuk menentukan apakah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah : memenuhi pengaturan manajemen keselamatan dan kesehatna kerja sesuai dengan persyaratan OHSAS diterapkan dan dipelihara Efektif dalam memenuhi kebijakan dan tujuan Mengkaji hasil dari audit sebelumnya memberikan informasi tentang hasil audit kepada manajemen 35

Audit program dan jadwal audit harus didasarkan pada perkiraan risiko dari kegiatan organisasi dan didasarkan pada hasil audit sebelumnya prosedur audit harus meliputi: lingkup audit, frekuensi, metodologi, kompetensi, termasuk tanggung jawab dan persyaratan untuk melaksanakan audit, dan pelaporan hasil audit Bila memungkinkan audit harus dilakukan oleh personel yang independen terhadap tanggung jawab atas kegiatan yang diperiksa 36

Pengkajian Manajemen menentukan interval pengkajian manajemen mengkaji sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk menjamin kesesuaian, kecukupan, dan keefektifannya secara berkelanjutan menjamin bahwa informasi penting yang diperlukan sudah dikumpulkan untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi pengkajian manajemen harus didokumentasikan pengkajian manajemen harus membahas kemungkinan perlunya perubahan kebijakan, tujuan, dan unsur-unsur lain dari sistem manajemen lingkungan, berdasarkan hasil audit K3, perubahan keadaan dan komitmen, dan komitmen untuk melakukan penyempurnaan berkelanjutan 37

INTERPRETASI PERSYARATAN OHSAS 18001 Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 38