BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN 1. Define Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah memenuhi OHSAS : 2007 klausul yaitu objektif dan program K3. Ada kemungkinan didapatkan temuan-temuan target. 2. Observe Observasi adalah salah satu bentuk memantau keadaan target-target yang telah didefinisikan. Hal ini merupakan pemenuhan OHSAS : 2007 klausul yaitu pemantauan dan pengukuran kinerja. Dalam pelaksanaannya observasi hanya dilakukan dilakukan secara incidental dan belum terdokumentasi. Maka dengan demikian perlu adanya sebuah prosedur untuk melakukan observasi yang terstruktur agar observasi menjadi efektif dan efisien 3. Intervene a. Pelaksanaan tool box meeting Toolbox Meeting berfungsi sebagai media komunikasi antara atasan dengan tenaga kerja dalam koordinasi daftar pekerjaan dan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan pada hari itu untuk masing-masing tenaga kerja sebelum memulai kerja. Pada pelaksanaannya, waktu toolbox meeting sebagian besar digunakan untuk membahas proses kerja yang akan dilakukan pada hari tersebut, namun kadang membahas juga masalah 51

2 52 safety dalam melaksanakan tugas yang telah dilakukan. Toolbox meeting memegang peranan penting sebagai media komunikasi para atasan (supervisor / foreman) dalam memberi arahan untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang aman kepada tenaga kerja. Dengan demikian, pelaksanaan safety toolbox di Line Rear Axle sesuai dengan OHSAS klausul Konsultasi dan komunikasi yaitu Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk memastikan informasi K3 yang sesuai dikomunikasikan ke dan dari tenaga kerja dan kepada pihakpihak terkait lain. Pengaturan informasi mengenai keterlibatan dan konsultasi harus didokumentasikan dan diberikan kepada pihak-pihak terkait. b. Perilaku penggunaan APD di area produksi Himbauan pemakaian APD sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Bab III tentang Syarat-syarat Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf m mengenai syarat keselamatan kerja adalah untuk memberi perlindungan pada para tenaga kerja. Sedangkan penyediaan APD oleh perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 / MEN / 1981 Pasal 4 ayat 3 bahwa: Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja. Intervensi pada pemakaian APD dengan pemasangan safety sign. sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 pasal 14 (b) mengenai kewajiban

3 53 dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan c. Pelaksanaan Training K3 Secara umum, pelaksanaan training K3 yang di intervensi melalui refreshing training ini sudah berjalan bagus dan terjadwal, sebaiknya refreshing training ini tidak hanya diperuntukkan untuk HSE Departement saja namun juga semua department. Pelaksanaan training K3 maupun refreshing training ini sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 pasal 9 ayat 3, semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada esuai dengan penerapan OHSAS : 2007 klausul Pelatihan, kepedulian dan kompetensi yaitu Personel harus kompeten untuk melakukan tugas-tugas yang mempunyai dampak pada K3 dalam pekerjaan. Kompetensi harus ditentukan sesuai atas dasar pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk memastikan semua tenaga kerja dari setiap fungsi dan tingkat peduli akan:

4 54 1) Peranan dan tanggung jawabnya dalam mencapai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur K3 dan dengan persyaratan sistem manajemen K3, termasuk persyaratan kesiagaan dan tanggap darurat 2) Konsekuensi K3, yang aktual atau berpotensi, dari kegiatan kerjanya serta manfaat K3 dari peningkatan kinerja perorangan 3) Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur K3, dan dengan persyaratan sistem manajemen K3 4) Konsekuensi potensial dari penyimpangan terhadap prosedur operasi yang ditentukan. Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan tingkat perbedaan dari: tanggung jawab, kemampuan, ketrampilan dan risiko d. Perilaku kepatuhan terhadap prosedur kerja. Pelaksanaan kepatuhan terhadap prosedur kerja yang diintervensi dengan pemberlakuan work permit dan pemasangan instruksi kerja, pemberlakuan Job Safety Analisis (JSA) dan Standart Operational Procedure (SOP) telah sesuai dengan OHSAS : 2007 klausul Pengendalian Operasi, dimaksudkan organisasi harus menetapkan operasi dan aktivitasnya yang berhubungan dengan hasil identifikasi bahaya dimana diperlukan pengendalian untuk mengelola risiko K3. Hal ini harus termasuk di dalamnya manajemen perubahan. Untuk operasi dan aktifitas tersebut, organisasi harus menjalankan dan memelihara:

5 55 1) Pengendalian berkaitan dengan kontraktor dan pengunjung lainnya ke tempat kerja. 2) Prosedur terdokumentasi, untuk meliput situasi dimana ketiadanya dapat mengarah terjadi penyimpangan dari kebijakan K3 dan objektif K3. 3) Pengendalian operation, yang sesuai bagi organisasi dan aktivitas, organisasi harus mengintegrasikan pengendalian operasi tersebut ke dalam sistem manajemen K3. 4) Pengendalian berkaitan dengan pembelian material, peralatan dan jasa. 5) Menentukan kriteria operasi, dimana ketiadaannya dapat mengarah terjadinya penyimpangan dari kebijakan dan objektif K3. e. Keikutsertaan pekerja dalam agenda K3. 1) General Safety Meeting Untuk plaksanaan agenda dan bulan K3 PT. Inti Ganda Perdana di area Rear Axle sudah terlaksana dan telah sesuai dengan OHSAS : 2007 klausul Konsultasi dan komunikasi yaitu Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk memastikan informasi K3 yang sesuai dikomunikasikan ke dan dari tenaga kerja dan kepada pihak-pihak terkait lain. Pengaturan informasi mengenai keterlibatan dan konsultasi harus didokumentasikan dan diberikan kepada pihak-pihak terkait.

6 56 2) Safety Campaign Lomba K3L yang diadakan dalam rangka menyambut bulan K3. Jenis lomba yang diadakan cukup bervariasi dan bermanfaat bagi para peserta. Sebaiknya di kesempatan yang akan datang ditambahkan lomba-lomba tentang skill K3, lomba housekeeping, lomba memakai hydrant, lomba cerdas cermat khusus K3, lomba membuat poster K3, lomba ide perbaikan khusus K3 dan pemilihan duta K3. Penilaian pemilihan duta K3 ini dapat dinilai dari penilaian pada saat lomba dan penilaian keseharian yang dapat terdeteksi lewat catatan catatan safety, misal tidak pernah tertulis mendapat teguran akibat unsafe act. Secara umum pelaksanaan lomba K3L ini telah sesuai dengan Kepmenaker No.Kep. 245 / Men / 1990 tentang Hari K3 Nasional, yang mewajibkan Peringatan hari K3 diisi dengan kegiatan-kegiatan yang terus meningkatkan pengenalan, kesadaran, penghayatan dan pengamalan K3 sehingga membudaya di kalangan masyarakat. 4. Test Dengan adanya test pada upaya penerapan Behavior Based Safety (BBS) berarti perusahaan sudah melakukan pemenuhan dari OHSAS : 2007 klausul yaitu Pemantauan dan Pengukuran Kinerja. Dalam hal ini organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara berkala.

7 57 Pengukuran dilakukan dalam penerapan BBS tergolong measurement of control yang bertujuan untuk mengukur upaya pencegahan atau pengendalian yang dilakukan organisasi. Ukuran kinerja ini dititikberatkan kepada upaya atau program K3 khususnya yang berkaitan dengan manajemen K3.