PEMBENTUKAN KALIMAT MAJEMUK BAHASA JEPANG THE CONCTRUCTION OF JAPANESE COMPOUND SENTENCES

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 2. Landasan Teori

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kehidupannya tentu saja memerlukan suatu alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

Berapa Harganya? いくらですか

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. Landasan Teori

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

Transkripsi:

1 PEMBENTUKAN KALIMAT MAJEMUK BAHASA JEPANG THE CONCTRUCTION OF JAPANESE COMPOUND SENTENCES Muhammad Nurahmad, Hamzah Machmoed, Ery Iswary Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Alamat Korespondensi: Muhammad Nurahmad Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 085242511170 Email: Mado.ahmad69@yahoo.com

2 Abstrak Semua bahasa di dunia sebagai alat komunikasi memiliki sistem, termasuk sistem sintaksis. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskipsikan ikhwal pembentukan kalimat majemuk bahasa Jepang, yaitu pembentukan kalimat majemuk setara dan pembentukan kalimat majemuk bertingkat, dan (2) merumuskan kaidah-kaidah transformasi dalam pembentukan kalimat majemuk bahasa Jepang. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sumber data diambil dari buku-buku pembelajaran bahasa Jepang yaitu buku Minna no Nihonggo, Tata Bahasa Jepang, Menguasai Bahasa Jepang 1 dan 2, dan Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. Pengumpulan data dilakukan melalui penggunaan metode simak dan teknik catat. Sampel yang diambil sebanyak tiga sampai lima kalimat yang terdapat dalam buku-buku pembelajaran bahasa Jepang, yaitu buku Minna no Nihonggo, Tata Bahasa Jepang, Menguasai Bahasa Jepang 1 dan 2, dan Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. Data dianalisis dengan menggunakan metode tata bahasa transformasi generatif. Hasil penelitian menunjukkan halhal berikut ini. (1) Proses pembentukan kalimat majemuk setara bahasa Jepang melibatkan dua kalimat tunggal atau lebih yang bertaraf setara atau sederajat kedudukannya. Dalam hal ini, kalimat majemuk setara ini dibagi menjadi tiga, yaitu kalimat majemuk setara menggabungkan, kalimat majemuk setara memilih, kalimat majemuk setara mempertentangkan. Konjungsi koordinatif yang digunakan ada tiga yaitu と to dan, またわ matawa atau, dan が ga tetapi. Kaidah transformasi yang berlaku pada transformasi kalimat majemuk setara terdiri atas kaidah transformasi pelesapan, transformasi penggantian, dan transformasi pertukaran. (2) Kalimat majemuk subordinatif dibentuk dari sebuah kalimat tunggal atau klausa bebas dan satu lagi klausa terikat yang dihubungkan dengan penggunaan konjungtor subordinatif, seperti konjungtor subordinatif から kara karena ( tujuan), こと koto (untuk), dan hasil ように youni (agar). Proses Transformasi yang berlaku adalah transformasi pelesapan, transformasi penggantian, dan transformasi pertukaran. Kata Kunci : Kalimat Majemuk Bahasa Jepang, Pembentukan Kalimat, Tata bahasa Transformasi, Generatif Abstract As a tool of communication, all languaes has a certain system including syntax system. This research aims (1) to describe the process in constructing Japanese compound sentences i.e. the coordinate and subordinate compound sentences, (2) to formulate the transformational rules used in constructing Japanese compound sentences. The research is a descriptive one. The data was taken from Japanese learning text books Minna no Nihonggo, Tata Bahasa Jepang, Menguasai bahasa Jepang 1 dan 2, and Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. The collection of the data is done through elicitation and observation methods. Population is all Japanese compound sentences, and three to five of sentences are taken as the sample of this research which is analyzed by using transformational generative grammar. The result of the research reveals that (1) The process of constructing Japanese compound sentence involves two or more sentences which have the same level. In this case, the Japanese compound sentence is devided into three types i.e., combining, optional, and contrasting compound sentences. There are three coordinative conjunctors identified in the data. They are to matawa, and go. (2) Japanese subordinate compound sentences involves a single independent clause plus a single dependent clause which are combined by using subordinate conjunctor kara, koto, and yauni. The transformational rules involved in both types of compound sentences are deletion, substitution, and permutation. Key words: Japanese Compound Sentences, The Conctruction, Transformational Generatif.

3 PENDAHULUAN Bahasa manusia adalah objek penelitian linguistik. Apakah bahasa itu? Bahasa ialah semua bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang tersistem sebagai alat komunikasi dalam interaksi sosial. Bunyi-bunyi lain yang dihasilkan bukan oleh alat ucap (organ of speech) manusia bukanlah objek linguistik meskipun juga berfungsi sebagai alat komunikasi, misalnya bunyi tepuk tangan. Berdasarkan sejarah perkembangannya, suatu bahasa dikaji berdasarkan tatarantatarannya. dan keterkaitannya antara satu sama lain dapat dibandingkan antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain dengan tujuan pengelompokan dan atau penelusuran masa lampau bahasa. Dalam hal ini, semua bahasa di dunia memiliki sistem kalimat. Misalnya, bahasa Jepang..Menurut Sutedi (1993) dalam buku Dasar-Dasar Linguistik, bahasa Jepang pada umumnya terdiri atas dua kelompok besar, yaitu berdasarkan pada struktur (kouzoujyo/ 構造 上 ) dan berdasarkan pada makna (imi-jou/ 意味 上 ). Penggolongan kalimat berdasarkan struktur mengacu pada peranan setiap setiap bagian (unsur pembentuk kalimat) dalam kalimat secara keseluruhan. Kalimat dalam bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata (hinshi) yang disusun berdasarkan pada aturan gramatikalnya sendiri. めいし Pada umumnya jenis kata pembentuk kalimat tersebut terdiri atas (1) 名詞 Meishi どうしけいようしじょどうし (nomina), (2) 同士 Doushi (verba), (3) 形容詞 Keiyoushi (adjektiva), (4) 助動詞 Jodoushi じょしせつこしふくし (kopula), (5) 女子 Joshi (partikel), (6) 節子氏 Setzukoshi (kata sambung), (7) 福祉, Fukushi かんどう (kata keterangan), dan (8) 感動し kandoushi (kata seru). Sedangkan menurut para ahli menyangkut pengertian kalimat, Moeliono (1988) mengatakan bahwa kalimat merupakan bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara keterbatasaan, menurut Samsuri (1985) k alimat ialah untai yang berstruktur dari kata-kata, keterangan tentang untai yang berstruktur itu diperlukan kalimat karena ada untai kata yang tidak berstruktur,dan untai seperti itu bukanlah kalimat. Menurut Ramlan (1981) kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik, sementara itu Chaer (2007) menyimpulkan bahwa yang dimaksud kalimat adalah gagasan yang dibangun oleh rangkaian konsep yang terkandung dalam kata-kata. Begitupun menurut Ba dulu (2005) mengemukakan tiga ciri kalimat yaitu: kalimat secara relatif dapat dipisahkan dan korpos apa saja dapat direduksi menjadi kalimat, kalimat mempunyai intonasi final yang dapat membantu memisahkan kalimat, kalimat terbentuk dari klausa. Dari

4 pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat ialah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh, Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkenal dengan nama tata bahasa transformasi generatif (transformational generatif grammar) atau tata bahasa generatif. Menurut Chomsky (1965), teori sintaksis TTG adalah teori tentang kompentensi dan performansi. Chomsky membedakan antara kompentensi dan performansi. Kompentensi adalah pengetahuan dari penutur asli mengenai bahasanya, sedangkan performansi adalah pemakaian bahasa yang sesungguhnya dalam situasi-situasi nyata. untuk menelaah performansi linguistik, kita harus mempertimbangkan interaksi berbagai faktor, salah satu di antaranya adalah kompentensi penutur asli yang sifatnya mendasar. Pengertian transformasi sendiri menurut Kridalaksana (2008) adalah kaidah untuk mengubah suatu struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal yang lain dengan mengubah, mengurangi, atau mengatur kembali konstituen-konstituennya. Kaidah transformasi memerikan tiga peranti kalimat, yaitu struktur batin, struktur lahir, dan transformasi itu sendiri. Struktur batin menurut Kridalaksana (2008 ) adalah (1) output dari kaidah struktur frasa dan leksikon dan input pada transformasi dan komponen semantik; (2) struktur yang dianggap mendasari kalimat atau kelompok kata yang mengandung semua informasi yang diperlukan untuk interpretasi sintaksis dan semantik kalimat dan yang tidak nyata secara langsung dari deret linier kalimat atau kelompok kata itu. Berbagai penelitian telah dilakukan sebelumnya antara lain, Penelitian yang pernah dilakukan oleh Gusnawaty (1994). Penelitian ini berjudul Klausa Relatif Bahasa Bugis. Suatu Analisis Transformasi Generatif. Hasil penelitian yang di dapatkan adalah kaidah struktur frasa KR sama saja dengan kaidah struktur frasa klausa dasar BB; bentuk KR BB ada tiga, yaitu: klausa relatif restriktif, klausa nonrestriktif, dan klausa bebas. Adapun strategi yang digunakan dalam membentuk KR BB dari segi urutan kata, menggunakan strategi nomina induk mendahului KR (postnominal), sedangkan dari segi bagaimana nomina induk diekspresikan digunakan strategi kekosongan. Selanjutnya penelitian oleh Kasim (2012). Analisis Kalimat Majemuk bahasa Jerman: Kajian Tata Bahasa Transformasi. Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan proses transformasi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran dalam bahasa Jerman..Penelitian ini bertujuan menerangkan cara-cara pembentukan kalimat majemuk bahasa Jepang dengan pendekatan tata bahasa Transformasi Generatif, dan merumuskan kaidah-kaidah transformasi yang berlaku dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang.

5 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini diadakan Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah Populasi penelitian ini ialah semua kalimat majemuk bahasa Jepang. Sampel dari penelitian ini adalah satu sampai dengan tiga kalimat majemuk bahasa Jepang Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan mengamati kalimat majemuk bahasa Jepang yang terdapat dalam buku-buku pembelajaran bahasa Jepang yaitu buku Minna no Nihonggo, Tata Bahasa Jepang, Menguasai Bahasa Jepang 1 dan 2, dan Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan mengamati kalimat majemuk bahasa Jepang yang terdapat dalam buku-buku pembelajaran bahasa Jepang yaitu buku Minna no Nihonggo, Tata Bahasa Jepang, Menguasai Bahasa Jepang 1 dan 2, dan Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik pengamatan (pembacaan secara saksama seluruh teks) karena data p enelitian berbentuk bahasa tulis.teknik catat yang dimaksud ialah mencatat kalimat majemuk bahasa Jepang yang terdapat dalam buku-buku pembelajaran bahasa Jepang yaitu buku Minna no Nihonggo, Tata Bahasa Jepang, Menguasai Bahasa Jepang 1 dan 2, dan Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. Analisis Data Proses analisis data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut ini: Mengidentifikasi jenis kalimat majemuk, mengklasifikasi kalimat majemuk, mendeskripsikan proses transformasi kalimat majemuk tersebut, menentukan kaidah transformasi yang berlaku pada setiap jenis kalimat majemuk. membuat diagram pohon (tree diagrams). HASIL Proses pembentukan kalimat majemuk setara bahasa Jepang melibatkan dua kalimat tunggal atau lebih yang bertaraf setara atau sederajat kedudukannya. Dalam hal ini, Kalimat majemuk koordinatif yang dibagi menjadi tiga, yaitu kalimat majemuk setara menggabungkan, kalimat majemuk setara memilih, kalimat majemuk setara

6 mempertentangkan, dan kalimat majemuk Subordinatif dibentuk dari sebuah kalimat tunggal atau klausa bebas dan satu lagi klausa terikat yang dihubungkan dengan penggunaan konjungtor subordinatif seperti kalimat Kalimat majemuk Subordinatif sebab から kara (karena), tujuan こと koto (untuk), dan hasil ように youni (agar). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembentukan kalimat majemuk bahasa Jepang, baik yang sifatnya koordinatif maupun yang sifatnya subordinatif, dijumpai kaidah-kaidah transformasi, yaitu (a) pelesapan, (b) penggantian, dan penambahan, (d) pertukaran PEMBAHASAN Dalam pasal ini akan diterangkan ikhwal pembentukan kalimat majemuk bahasa Jepang, yaitu pembentukan kalimat majemuk koordinatif dan kalimat majemuk subordinatif dalam bahasa Jepang. Kalimat Majemuk Koordinatif Kalimat majemuk koordinatif ialah kalimat majemuk yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih yang setara atau sederajat kedudukannya. Dalam hal ini, kalimat majemuk setara ini dibagi menjadi tiga, yaitu kalimat majemuk setara menggabungkan, kalimat majemuk setara memilih, kalimat majemuk setara mempertentangkan.uraian dan contoh masing-masing diberikan di bawah ini. Kalimat majemuk koordinatif menggabungkan Penggabungan pada fungsi subjek マルチ さんはごはんとさかなをたべます Mardiah san wa gohan to sakana wo tabemasu. Mardiah san wa gohan to sakana wo tabemasu. Mardiah part nasi konj ikan part makan (Mardiah makan nasi dan ikan). Penggabungan pada fungsi objek 私はりんっごとみかんが好きです Watashi wa ringgo to mikan ga suki desu. watashi wa ringgo to mikan ga suki desu. saya part apel konj. jeruk part suka aux (Saya suka apel dan jeruk). Penggabungan pada fungsi predikat かたかなとかんじがむずかしです Katakana to kanji ga muzukashii desu. Katakana to kanji ga muzukashii desu. Katakana dan kanji part susah aux (Katakana dan kanji susah).

7 Penggabungan pada fungsi pelengkap きょうしつの中につくえといすがあります Kyoushitsu no naka ni tsukue to isu ga arimasu. Kyoushitsu no naka ni tsukue to isu ga arimasu. kelas part dalam part meja dan kursi part ada. (Di dalam kelas ada meja dan kursi). Penggabungan pada fungsi keterangan どようびとにちようびはやすみます Doyoubi to nichiyoubi wa yasumimasu. Doyoubi to nichiyoubi wa yasumimasu. sabtu dan minggu part beristirahat (Saya beristirahat pada hari sabtu dan hari minggu). Kalimat majemuk koordinatif memilih Kalimat majemuk penggunaan konjungtor matawa atau. Contoh: koordinatif memilih dalam bahasa Jepang, ditandai oleh でんわまたわでんぽうでおしらせします Denwa matawa denpou de oshirase shimasu. Denwa matawa denpou de oshirase shimasu. telepon atau telegram part akan memberitahu (Aku akan memberitahu anda melalui telegram atau telepon sekarang). Kalimat majemuk koordinatif mempertentangkan Kalimat majemuk koordinatif mempertentangkan dalam bahasa Jepang ditandai oleh penggunaan konjungtor ga tetapi. Contoh: このかばんはいいですが高いです Kono kaban wa ii desuga takaii desu. Kono kaban wa ii desu ga takaii desu. Ini tas part bagus aux tetapi tinggi aux (Tas ini bagus tetapi mahal). Kalimat Majemuk Subordinatif Kalimat majemuk Subordinatif ialah kalimat majemuk yang terbentuk dari satu klausa bebas dan satu lagi klausa terikat yang dihubungkan dengan penggunaan konjungtor subordinatif. Dalam hal ini, terbentuklah kalimat majemuk subordinatif sebab (karena), Kalimat Majemuk Subordiatif tujuan (untuk), dan Kalimat Majemuk Subordiatif hasil (agar). Di bawah ini diberikan uraian dan contohnya masing-masing. Kalimat Majemuk Subordinatif sebab (karena) Kalimat majemuk subordinatif sebab dalam bahasa Jepang, ditandai oleh penggunaan konjungtor kara karena. Contoh: さけを飲みすぐましたからあたまが痛くなります Sake wo nomi sugumashita kara atama ga itaku narimasu.

8 sake wo nomi sugumashita kara atama ga narimasu. sake part minum terlalu banyak karena kepala part sakit (Karena terlalu banyak minum sake kepala menjadi sakit.) Kalimat Majemuk Subordinatif tujuan (untuk) Kalimat majemuk subordinatif penggunaan konjungtor koto untuk. Contoh: tujuan dalam bahasa Jepang ditandai oleh ぼくはビイルを飲むことにします boku wa biiru wo nomu koto ni shimasu. boku wa biiru wo nomu koto ni shimasu. saya part bir part minum untuk part memutuskan (Aku memutuskan untuk minum bir). Kalimat Majemuk Subordiatif hasil (agar) Kalimat majemuk subordinatif penggunaan konjungtor youni agar. Contoh: 私は試験に合格するように学んだ Watashi wa shiken ni gōkaku suru youni ni mananda Watashi wa shiken ni gōkaku suru youni mananda saya part ujian part belajar agar lulus (Saya belajar agar lulus tes ujian). hasil dalam bahasa Jepang, ditandai oleh Kaidah-kaidah transformasi dalam pembentukan kalimat majemuk bahasa jepang Kalimat majemuk bahasa Jepang terbentuk dari adanya penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat tunggal di sini menjadi masukan struktur batin. Dalam penggabungan atau pemajemukan ini berlakulah apa yang disebut dengan transformasi. Tentu saja, transformasi itu mengikuti kaidah-kaidah tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembentukan kalimat majemuk bahasa Jepang, baik yang sifatnya koordinatif maupun yang sifatnya subordinatif, dijumpai kaidah-kaidah transformasi, yaitu (a) pelesapan, (b) penggantian, dan penambahan, (d) pertukaran. KESIMPULAN DAN SARAN Proses pembentukan kalimat majemuk setara bahasa Jepang melibatkan dua kalimat tunggal atau lebih yang bertaraf setara atau sederajat kedudukannya. Dalam hal ini, kalimat majemuk setara dibagi menjadi tiga, yaitu kalimat majemuk setara menggabungkan, kalimat majemuk setara memilih, kalimat majemuk setara mempertentangkan, Konjungsi koordinatif yang digunakan ada tiga yaitu と to (dan), またわ matawa ( atau), が ga (tetapi). Kaidah transformasi yang berlaku pada transformasi kalimat majemuk setara terdiri atas kaidah transformasi pelesapan, transformasi penggantian, dan transformasi pertukaran.

9 Kalimat majemuk Subordinatif dibentuk dari sebuah kalimat tunggal atau klausa bebas dan satu lagi klausa terikat yang dihubungkan dengan penggunaan konjungtor subordinatif. Bagi para mahasiswa linguistik untuk bagaimana bisa lebih mengenal dan mempelajari struktur bahasa Jepang, karena bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa Asing yang banyak digunakan di dunia, oleh karena itu, perlu dipelajari dan diteliti terutama dalam hal struktur.

10 DAFTAR PUSTAKA Ba dulu (2005). Struktur Sintaksis Bahasa Mandar. Disertasi Doktor pada Program Pasca Sarjana Unhas. Chaer Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chomsky Noam.(1965). Aspect of the Theory of Syntax. Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press. Gusnawaty. (1994). Klausa Relatif Bahasa Bugis. Suatu Analisis Transformasi Generatif (Tesis) Makassar : Fakultas Sastra Unhas. Kasim Abd. (2012). Analisis Kalimat Majemuk Bahasa Jerman (Tesis) Makassar: Fakultas Sastra Unhas. Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Edisi Keempat. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Moeliono. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ramlan M (1981). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. CV Karyono : Yogyakarta. Samsuri. (1985). Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya. Sutedi Dedi. (1993). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.