Mekanisme Reaksi Organik

dokumen-dokumen yang mirip
REAKSI SUBSTITUSI ALFA KARBONIL

KIMIAWI SENYAWA KARBONIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan berlangsung selama sintesis, serta alat-alat yang diperlukan untuk sintesis.

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian)

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT DAN REAKSI SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK

ENOLAT DAN KARBANION (REAKSI-REAKSI SUBSTITUSI ALFA)

BANK SOAL KIMIA ORGANIK I UJIAN MID SEMESTER GANJIL 2002/2003

1. Pendahuluan 2. Intermediate reaktif 3. Nukleofil and elektrofil 4. Tipe reaksi 5. Ions versus radicals

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

REAKSI-REAKSI KONDENSASI KARBONIL

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

Senyawa Halogen Organik (organohalogen) Tim Dosen Kimia FTP - UB

SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK DAN HETEROSIKLIK

REAKSI PENATAAN ULANG. perpindahan (migrasi) tersebut adalah dari suatu atom ke atom yang lain yang

Pendahuluan Bab.6. Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik. H H

ETER dan EPOKSIDA. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK

BENTUK-BENTUK MOLEKUL

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( )

Ringkasan BAB 10. Langkah-langkah penulisan struktur lewis untuk molekul dengan ikatan tunggal.

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

Alkohol, Phenol. Sifat-Sifat alkohol dan Phenol: Ikatan Hydrogen

Pengenalan Kimia Organik

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O 2

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Substitusi Nukleofilik dan Eliminasi. Based on McMurry s Organic Chemistry, 7 th edition

SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya)

Konsep Dasar Sifat Molekul

Eter dan Epoksida. Budi Arifin. Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA IPB. Tata Nama (dan Penggolongan) R OR'

Bentuk-bentuk Molekul

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

BAB V ALKOHOL, ETER DAN SENYAWA YANG BERHUBUNGAN

μ =1,18 D 1,8D 1,78D 1,64D BAB IV ALKIL HALIDA Reaksi Substitusi dan Eliminasi Ikatannya:

bemffums.blogspot.com

MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TEORI ASAM - BASA. Oleh : M. PRANJOTO UTOMO

SATUAN PROSES ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

Alkena. KO 1 pertemuan III. Indah Solihah

! " "! # $ % & ' % &

ALKOHOL DAN ETER. Tim Dosen Kimia Dasar II/ Kimia Organik

GUGUS FUNGSI

RANCANGAN PEMBELAJARAN KBK

BAB 10. Aromatisitas, Benzena, dan Benzena Tersubstitusi. Tabel Struktur dan nama-nama benzene yang umum

KEGIATAN BELAJAR 3 IKATAN KIMIA. 1. Menguasai tentang jenis-jenis ikatan kimia dan proses pembentukannya

Bab 10 Bentuk Bentuk Molekul

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

ASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi

SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON DENGAN KARBON ELEKTROFILIK

Bentuk-Bentuk Molekul

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

2. Substitusi dengan kelompok halogen OH. Halogen gugus-oh diganti dengan menggunakan pereaksi atau PCl5 PCL3:

BAB 17 ALKOHOL DAN FENOL

Kimia Organik 1. Pertemuan ke 2 Indah Solihah

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

ALKENA & ALKUNA. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IKATAN KIMIA DAN GEOMETRI MOLEKUL

BENTUK MOLEKUL. Summary : MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

Serangan elektrofil pada posisi orto

ASAM KARBOSILAT BAB 3

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

Ikatan dan Isomeri. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

BENTUK MOLEKUL MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

ALDEHID DAN KETON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

SAP DAN SILABI KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

Berikut adalah beberapa langkah dalam menggambarkan struktur Lewis untuk molekul dengan ikatan tunggal. Kita ambil contoh NF 3.

RINGKASAN Kimia Anorganik

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

Bab 8 Eter dan Epoksida. Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

KIMIA ANORGANIK ( Dr. Istadi )

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

Kimia Organik 1. Pertemuan ke 4 Indah Solihah

BENTUK MOLEKUL I. MENGGAMBAR MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS. Kita akan menggunakan contoh nitrogen florida, NF 3

BAB IX AROMATISITAS, BENZENA, DAN BENZENA TERSUBSTITUSI

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

Ikatan Kimia. Linda Windia Sundarti

1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6.

Transkripsi:

Mekanisme eaksi rganik 1.0 Pendahuluan Pada bagian ini, akan mengingatkan kembali dasar-dasar yang biasa dipakai untuk menuliskan mekanisme reaksi pada senyawa organik.untuk menulis mekanisme reaksi organik saudara harus dapat memahami distribusi elektron dan kerapatan elektron dan hubungannya elektron-elektron pada raw-material dan elektron-elektron pada senyawa hasil reaksi (produk). 1.1 Menulis struktur senyawa organik 1.1.1 Bagaimana menulis struktur Lewis dan Menghitung muatan formal. Untuk dapat menguasai dan memahami mekanisme reaksi, sangat diperlukan dapat menyusun struktur Lewis senyawa organik, terutama terhadap pasangan elektron yang sering dipergunakan dalam menulis mekanisme reaksi. Untuk dapat menggambarkan struktur Lewis, kita dapat memakai rumus seperti di bawah ini: Muatan formal= elektronvalensi elektronberika tan 2 elektrontakberika tan ontoh: Bagaimana muatan formal senyawa : a). Diazometan 2 == b). Metil isosianida 3 - c). Asetonitril oksida 3 -- Jawab: 1

a). 2 == Struktur Lewis 1 2 idrogen muatan formal = 1-2/2-0 = 0 Karbon itrogen-1 muatan formal = 4-8/2-0 = 0 muatan formal = 5-8/2-0 = +1 itrogen-2 muatan formal = 5-42 - 4 = -1 Perhatian: Elektron valensi adalah elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Elektron ikatan adalah elektron yang terlibat dalam ikatan antar atom. Elektron tak berikatan adalah pasangan elektron sunyi (bebas/takberikatan) 1.2 Menghitung ikatan rangkap dan cincin Dengan mengetahui rumus molekul suatu senyawa, kita dapat menghitung jumlah cincin dan / atau ikatan rangkap yang ada dalam molekul. al ini didasarkan bahwa senyawa hidrokarbon jenuh mengandung hidrogen 2n + 2, dimana n adalah jumlah atom karbon. Dan setiap adanya cincin atau / dan ikatan rangkap dalam molekul berarti struktur akan mempunyai jumlah atom hidrogen menjadi berkurang dua. Misalkan jumlah atom karbon dalam molekul adalah n, berarti jumlah atom hidrogen dalam keadaan jenuh adalah 2n + 2. Jika ada nitrogen atau posfor, maka jumlah atom hidrogen dikurangi satu untuk setiap atom nitrogen atau atom posfor, kemudian hasilnya dibagi 2, hasil yang didapat adalah jumlah ikatan rangkap dan cincin. Jika ada atom halogen maka, atom hidrogen yang ada ditambah dengan satu, setelah 2n + n dikurangi atom hidrogen yang berasal, karena adanya atom halogen lalu dibagi dua, hasilnya adalah jumlah ikatan rangkap dan cincin. ontoh: 2

1. itunglah jumlah cincin atau ikatan rangkap dari senyawa a. 2 2 l 2 Br 2 b. 2 3 Jawab: a). 2 2 l 2 Br 2, n=2, jumlah atom hidrogen dalam idrokarbon jenuh adalah 2n + 2= 6. Atom hidrogen yang ada =2, ditambah dengan 2 ( dari l ) dan 2 ( dari Br )= 6, maka jumlah ikatan rangkap dan cincin adalah 6-6 / 2 = 0 / 2= 0. b). 2 3, n=2, atom hidrogen jenuh = 6, Atom hidrogen yang ada =3 dikurangi satu (untuk setiap atom nitrogen atau posfor) menjadi 2. 6-2 dibagi dua = 2, maka jumlah cincin atau ikatan rangkap ada 2. ( senyawa tersebut kemungkinan mengandung: 2 cinicn, atau 2 ikatan rangkap atau satu ikatan rangkap dan satu cincin.) Beberapa kemungkinan struktur molekul senyawa 2 3 adalah: 1.3 Menggambar Struktur esonansi Struktur resonansi dapat membantu dalam menggambarkan bagaimana distribusi elektron di dalam molekul. ontoh di bawah bagaimana menggambarkan struktur resonansi dari naftalen? ara lain dapat juga sebagai berikut: 3

Aturan Struktur esonansi 1. Semua elektron terlibat dalam delokalisasi elektron ( π elektron ), pasangan elektron sunyi, dapat terlibat dalam orbital p. 2. Setiap elektron yang terlibat dalam delokalisasi harus mempunyai overlap yang sama dengan elektron lain, ini berarti, jika orbital dengan orientasi pada sudut 90 o maka tidak terjadi overlap. verlap dapat terjadi apbila orbital diorientasikan pada sudut 0 o. 3. Setiap struktur resonansi harus mempunyai jumlah elektron π yang sama. Untuk elektron π hanya 2 elektron, untuk ikatan rangkap tiga, hanya dua elektron yang overlap dengan sistim phi konyugasi. Demikia juga dua untuk muatan positif. 4. Struktur resonansi yang bergantung pada pemisahan muatan, mempunyai energi yang tinggi dan tidak dapat memberikan kontribusi untuk memberikan hibridisasi resonansi, dibandingkan dengan struktur yang tidak mengalami pemisahan muatan. 2 2 lebih memadai beresonansi dari pada 2-2 - lebih memadai beresonansi dari pada + - 5. Umumnya, struktur resonansi akan lebih disukai apabila muatan negatif berada pada atom yang sangat elektronegatif dan muatan positif berada pada atom yang elektropositif. 2 - lebih berkontribusi dari pada 2 3 3 lebih berkontribusi dari pada 4

1.4 Aromatik dan Anti-aromatik 1.4.1 Aromatik Senyawa siklis yang sepenuhnya memperlihatkan sistim konyugasi elektron π, umumnya mempunyai ketabilan yang sangat tinggi, sistim semacam ini dikenal dalam aromatik. uckel, menunjukkan senyawa aromatik adalah yang dapat memenuhi aturan yaitu; (4n + 2) π elektron. n dapat 0, 1, 2, 3... dst maka senyawa aromatik berturut-turut dapat memiliki 2, 6, 10, 14, 18... π elektron. ontoh: Beberapa senyawa aromatik yang memenuhi aturan uckel seperti di bawah ini; Jumlah elektron i 2 6 6 6 1.4.2 Anti Aromatik Bagaimana dengan senyawa yang mempunyai ( 4n ) π elektron? seperti ( 4, 8, 12, 16..). Sisitim ini tidak distabilisasikan dengan delokalisasi oleh karena itu disebut antiaromatik. ontoh: Jumlah elektron i 4 4 4 8 5

Tiga yang pertama senyawa mempunyai 4 π elektron dan yang keempat mempunyai 8 π elektron. Semuanya mrupakan senyawa yang tidak stabil. Dengan kata lain senyawa siklo-oktatetraena dengan 8 π elektron lebih stabil daripada senyawa di atas. Siklo-oktatetraena al ini disebabkan π elektron di dalam siklo-oktatetraena tidak seutuhnya didelokalisasi: incin 8 akan bengkok menjadi struktur berupa tabung dan ikatan π elektron tidak paralel. 1.5 Kesetimbangan dan Tautomerisasi Kesetimbangan reaksi terjadi jika kecepatan antara produk dan reaktan adalah sama. ontoh: 3 + 2 3 - = 3 + Tautomer adalah isomer yang berbeda susunan ikatan tunggal dan ikatan rangkap dan atom yang kecil, seperti atom hidrogen. ontoh: 3 3 3 2 Keto Enol Enol Keto Keto 6

atatan: rang sering bimbang terhadap perbedaan antara resonansi dan tautomerisasi. Berikut tiga pedoman yang harus diingat: 1. Tautomerisasi adalah suatu kesetimbangan antara isomer, yang berbeda pada tempat lokasi ikatan rangkap dan hidrogen. Kesetimbangan ditunjukkan dengan tanda panah. 2. Stuktur resonansi, diperlihatkan seperti pada kesetimbangan dengan anak panah, dan bukan merupakan spesies yang berbeda yang berada dalam kesetimbangan. esonansi hanya merupakan pola ikatan π yang berbeda. 3. Tidak seperti struktur isomer, semua struktur resonansi adalah merupakan spesies yang berbeda, dengan pola ikatan sigma (dengan beberapa pengecualian) dan geometry yang identik. ontoh: Tautomerisasi Vs esonansi I II Senyawa I dan II adalah tautomer; mereka berisomer dan berada dalam kesetimbangan satu sam lainnya. Sedangkan senyawa III, IV dan V adalah bentuk resonansinya, hibridisasi ketiga struktur ini dapat dinyatakan dalam tiga bentuk dengan pelepasan proton dari senyawa I. - - III IV V 7

1.6 ukleofilik dan Elektrofilik Suatu senyawa kimia yang mencari pusat-pusat atom yang miskin elektron disebut nukleofil. Molekul semacam ini biasanya mempinyai muatan negatif atau parsial negatif pada atom nukleofilik. Pusat-pusat atom yang miskin elektron adalah merupakan suatu atom yang mempunyai muatan positif atau parsial positif. Senyawa kimia yang kekurangan elektron yang bereaksi dengan nukleofil disebut elektrofil. ontoh elektrofil termasuk asam Lewis seperti; Znl 3, Al l 3, dan BF 3 ; PBr 3, Sl 2 atom karbon yang berikatan dengan halogen (F,l, Br dan I ), alfa karbondari α-asam halogen, ester dan keton, S 2 dimana = p-tolil, F 3, 3 dsb. ukleofil dengan kebasaan biasanya adalah paralel. Kecepatan realatif reaksi nuklefilik juga tergantung pada substrat dan living grup. Dari reaksi-reaksi di bawah ini, tentukan nukleofil dan elektrofil setiap reaktannya. Pada a, b dan c terdapat bagian yang dari asetophenon, yang dapat berperan baik sebagai nukleofil maupun elektrofil. a). + 2 + 2 b). 2 S 4 + + S 4 - MgBr c). 3 Mg-Br + d). + -l l Jawab: 8

a). + 2 adalah elektrofil (jika ditulis dengan struktrur Lewis, struktur ini dapat mununjukkan bahwa nitrogen bermutan positif ), maka atom ini akan bereaksi dengan nukleofilik. Pada asetofenon elektron π pada cincin bertindak sebagai nukleofil. Dengan mudah kita ketahui bahwa, nukleofil (pasangan elektron pada karbon dimana nitrogen terikat). b). Satu proton dari asam sulfat adalah elektrofil yang akan menuju ke atom oksigen dari asetofenon. Maka oksigen dalam reaksi ini akan berfungsi sebagai nukleofil. Satu lagi yang juga dapat memperlihatkan elektron π dari gugus = yang berfungsi sebagai nukleofil, dan meberikan struktur sbb: c). Pasangan elektron ikatan π antara gugus metil dan magnesium adalah nukleofil. Ikatan pereaksi Grignard adalah ikatan kovalen yang terpolarisasi dengan atom karbon bermuatan sangat negatif. Karbon ini akan mengikat karbon dari gugus karbonil pada asetofenon, dimana karbon terakhir ini adalah suatu elektrofil. d). Pasangan elektron, merupakan ikatan π pada sikloheksena, adalah nukleofili dan proton dari -l adalah elektrofil. II. Prinsip-Prinsip umum Dalam Menulis Mekanisme rganik Prinsip-prinsip ini didapat dari pengalaman dalam percobaan reaksi organik dan kemudian diaplikasikan dalam menulis mekanisme reaksi, beberapa prinsip adalah sebagai berikut: 2.1 a). Kesetimbangan atom dan muatan 9

Dalam suatu reaksi kesetimbangan, mula-mula melihat pada kesetimbangan semua atomatom yang terlibat pada dua sisi, kemudian baru kesetimbangan muatannya. Perlu disadari kesetimbangan dalam literatur organik kadang-kadang tidak setibang. 3 + 3 + 3 + Et + 2 Et Jika atom-atom sebelah kiri bermuatan postif maka sisi kanan juga harus memiliki muatan positif atau bermuatan negatif. b). Tanda panah dipakai untuk menunjukan pergerakan elektron, yaitu dari elektyron yang mempunyai kerapatan tinggi ke atom yang mempunyai kerapatan elektron rendah, dengan perkataan lain elektron bergerak dari nukleofil kearah elektrofil. 3 + 3 + + Et Et Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa elektron pada oksigen lebih menyukai menyerang atom daripada muatan positif yang ada pada atom karbon. 10

c). Jika reaksi berlangsung dalam suasana basa kuat. Jika reaksi berlangsung dalam suasana basa kuat, maka spesi muatan positif harus sebagai asam lemah, dan jika berlangsung dalam suasana asam kuat, maka spesi bermuatan negatif haruslah basa lemah. Suasana basa kuat. + Et Et 3 3 3 3 3 + 3 3 - Karena reaksi di atas berlangsung dalam suasana basa kuat, maka semua muatan dalam mekanisme adalah negatif. eaksi-reaksi di bawah ini adalah salah, sebab melibatkan pembentukan 2 (intermediet) dan 3 + yang merupakan asam kuat. 3 3 3 3 2 11 2

3 3 + 3 + Suasana Asam kuat ontohnya adalah reaksi esterifikasi asam asetat dengan metanol dalam asam kuat. 3 3 3 3 eaksi di bawah ini sangat tidak mungkin, karena reaksi berlangsung dalam basa kuat dan protonasi oksigen karbonil dengan asam kuat. 3 3 + 3 3 3 2.2 Menulis Mekanisme dalam asam atau basa lemah. Di bawah ini sering orang menulis mekanisme hidrolisis asetil klorida dalam air ( kebanyakan senyawa asetil klorida diprotonasi terlebih dahulu sebelum bereaksi dengan nukleofil). l - 3 l 2 3 l 3 3 + l 12

2.2.1 Mekanisme Tautomerisasi enol dalam air (kondisi netral) dengan melibatkan asam dan basa kuat sebagai intermedit sbb: Tahap pertama, transfer (perpindahan) proton dari enol ke molekul air. amun dalam kenyataannya adalah berlangsung dari nukleofilik ke elektrofilik. 3 2 3 2 + 3 + Anion yang terbentuk, dapat berhibridisasi resonansi seperti di bawah ini: - 3 3 2 2 ibrid ini dapat menarik proton dari hidronium ion menghasilkan keton tautomer. - 3 2 3 3 + 2 atatan: Serangan nukleofilik tidak dapat berlangsung pada oksigen atau nitrogen yang bermuatan positif ( elektron valensi telah terisi penuh), karena hanya delapan elektron 13

yang dapat diakomedasikan oleh unsur periode ke dua. Tetapi unsur-unsur periode tiga seperti sulfur dan phospor dapat diakomodasikan sampai 10 elektron. ontoh; itrogen tidak dapat diakomodasikan lebih dari 8 elektron. l l Untuk menghindari keadaan seperti ini, π elektron pada ikatan rangkap dapat dipindahkan pada atom karbon tetangganya, dan menghasilkan suatu garam internal yang disebut dengan Ylied. Meskipun agak kurang stabil ylied adalah merupakan intermedit yang banyak dikenal dalam reaksi-reaksi. l l Jika nukleofilik netral menyerang nitrogen dengancara yang sama, akan ada tiga muatan, dua muatan positif berdekatan dan intermedit ini sangat tidak stabil. l l eaksi yang disukai adalah; l l 14

2.3 Dasar pertimbangan terhadap gugus tinggal (leaving groups) dalam hidrolisa suasana asam dan basa pada senyawa amida. Amonia merupakan leaving groups dalam hidrolisa suasana asam suatu amida. Ion amida - 2 adalah leaving groups dalam hidrolisa suasana basa. Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan kekuatan relatif dari nukleofilik intramolekuler terhadap kemampuan ion amida atau amonia sebagai leaving groups. Dalam suasana asam nukleofilik intramolekuler adalah oksigen dari hidroksi dalam intermedit tetrahedral. + 3 + 2 3 + 3 tetrahedral: Dalam suasana basa, nukleofilik intramolekuler adalah oksianion dari intermedit + - 2 2 + 2 - Dalam suasana asam, gugus hidroksil tidak cukup kuat sebagai nukleofilik untuk melepaskan ion amida, sehingga nitrogen harus diprotonasi lebih dulu, sehingga leaving groupnya adalah amonia yang stabil. Dalam suasana basa oksianion terbentuk dari reaksi antara amida dan ion hidroksil, merupakan nukleofilik yang kuat untuk melepaskan ion amida. atatan: Memahami hubungan antara atom-atom dari bahan baku dan atom-atom dalam produk reaksi, dapat dibantu dengan memberikan penomoran pada bahan baku dan kemudian penomoran pada atom-atom yang sama pada hasil reaksi. 15

ontoh: Tuliskan mekanisme reaksi berikut: 3 S Et 3 Me S Berikan penomoran pada bahan baku dan produk reaksi di atas. Yakinkan bahwa atom nitrogen-1 berikatan dengan atom karbon-6. 3 3 3 5 Et 3 4 S 2 S 1 6 1 4 2 Me 5 6 Sekarang langsung tuliskan mekanisme reaksi sebagai berikut: 3 6 5 S 4 3 2 1 4 S 5 6 3 3 2 1 Et 3 4 S 5 6 3 3 2 1 4 S 5 6 3 2 1 + 3 16

BAB III eaksi ukleofilik dan Basa Pada bab ini termasuk contoh reaksi substitusi nukleofilik alifatik baik sp 3 maupun sp 2, substitusi nukleofilik aromatik, eleminasi E-2, adisi nukleofilik pada senyawa karbonil, adisi 1,4- senyawa karbonil α-β tak jenuh dan reaksi penataan ulang suasana basa. 3.0 eaksi S 2. eaksi Sn 2 adalah merupakan reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler serentak, yang melibatkan karbon elektrofilik, leaving geoups dan nukleofil. Elektron dari nukleofil akan berinteraksi dengan atom karbon dan saat yang bersamaan gugus tinggal akan mengambil elektron ikatan antara karbon dan gugus tinggal. 2 S 2 F 3 2 + S 2 F 3 Umumnya basa lemah,merupakan gugus tinggal (leaving groups) yang baik. Beberapa contoh gugus tinggal (leaving groups) Paling baik 2 S 2 F 3 S 2 S Br triflat nosilat brosilat S tosilat 3 S 2 3 mesilat 17

Baik Sedang Buruk Sangat buruk I -, Br -, l -, S 2 2, 2, - 3 F -, -, - - 2, -, - 2, -, -,Ar - Dalamm reaksi eleminasi, hidroksida berlaku sebagai leaving groups, hanya jika ada kekuatan yang mampu untuk melepaskan gugus hidroksi, seperti pembentukan ikatan rangkap yang stabil (distabilkan oleh resonansi). ontoh: eaksi S 2 alkohol memerlukan protonasi terlebih dahulu, maka gugus tinggal adalah 2 yang lebih baik daripada - (gugus tinggal yang buruk). Br Br - Br + Br - + 2 eaksi S 2 hanya terjadi pada karbon hibridisasi sp 3, reaktivitas relatif karbon pada reaksi S 2 adalah 3 > 1 o > 2 o > 3 o, karena adanya pengaruh ruang. Metil, 1 o, 2 o dan karbon allilik, benzilik atau alpha gugus karbonil sangat reaktif, senyawa alpha-halokarbonil memperlihatkan reaktifitas reaksi S 2. Produk reaksi S 2 konfigurasinya selalu inversi 100%. ontoh: Manakah elektrofil, nukleofil dan gugus tinggal dari reaksi di bawah ini; a). P + 3 2 Br P 3 2 Br b). + 3 + 18

Jawab: a). Karbon metilen dari etil bromida adalah elektrofil, pasangan elektron sunyi dari posfor pada trifenilposfor adalah nukleofilik, sedangkan ion bromida adalah leaving groupnya. Garam yang terbentuk stabil, dan tidak ada reaksi berikutnya. Jika kita menganggap etoksi akan tebentuk dan belaku sebagai nukleofilik sehingga akan terjadi reaksi lanjut, maka kita mengabaikan kekuatan keasaman relatif dari Br dan Et (lihat Tabel ). pka s relatif menunjukkan bahwa reaksi tidak akan terjadi: Br + Et Br + Et - Br mempunyai pka = -9 sedangkan Et = 16, maka Ka reaksi adalah 10-25. Kecendrungan ionisasi dari etil bromida untuk menghasilkan karbonium ion tidak disukai dan juga karena karbonium ion primer sangat tidak stabil. b). Dalam suasana asam, tahap pertama adalah protonasi oksigen dari epoksida, agar menjadi leaving group yang baik. Kemudian diikuti pembukaan cincin, menjadi karboiniumion yang stabil yang distabilkan oleh konyugasi dari gugus fenil, baru kemudian bereaksi dengan air sebagai nukleofilik pada muatan karbon yang positif. 2 2 Produk 3.1 Substitusi ukleofilik pada Karbon sp 2 Alifatik 19

eaksi substitusi yang sangat familier dari turunan asam karboksilat dengan basa adalah gambaran reaksi substitusi nukleofilik pada atom karbon sp 2 alifatik. Mekanisme reaksi ini teridri dari dua tahap: 1). Adisi nukleofilik pada gugus karbonil dan 2). Eliminasi beberapa gugus lain yang terikat pada atom karbon. ontoh ini temasuk hidrolisa suasana basa, aminolisis dari klorida asam, anhidrid, ester da amida. ontoh mekanisme hidrolisis suatu ester dalam kondisi basa. Tidak seperti satu tahap reaksi substitusi S 2, hidrolisa ester dalam kondisi basa melalui proses dua tahap. 3 3 + 3 3 3 3 Kemudian diikuti keluarnya proton dari asam dengan adanya ion metoksida, menghasilkan metanol dan asam karboksilat. 3 3 + 3 3 Mekanisme hidrolisis lain yang mungkin adalah reaksi S 2 pada karbon alkil suatu ester. 3 3 3 + 3 Mekanisme satu tahap ini kelihatannya sangat masuk akal, sebab karboksilat merupakan gugus tinggal yang sedang dan hidroksida ion merupakan nukleofil yang baik. amun mekanisme ini dikesampingkan, karena mekanisme dua tahap lebih disukai sebab mobilitas yang tinggi dari elektron phi gugus karbonil, menjadikan karbon karbonil suatu elektropil yang khusus. ontoh soal: 2 Me 1. a/dmf 2. 2 2 Me + 3 20

a). Bagaimana mekanisme reaksi berikut: Jawab: 2 Me 2 Me 2 Me 2 Me b). Tuliskan tahapan mekanisme transformasi berikut: 3 + 2 ( 2 Et) ame 2 3 2 ( I ) Karena ada basa kuat, maka mekanisme tidak melalui nitrogen guanidin sebagai nukleofilik, tetapi tahap pertama adalah menaik proton dari gugus 2 guanidin, dan akan menghasilkan anion yang distabilkan oleh resonansi seperti berikut: 3 Me 3 ( II ) Jika yang terlepas hidrogen dari nitrogen imino akan menghasilkan anion tidak stabil (tidak distabilkan dengan resonansi). eaksi dapat berlangsung dengan melepaskan proton dari karbon alfa etil malonat, namun reaaksi ini menghasilkan produk (merupakan reaksi yang tidak produktif). eaksi lain yang juga tidak produktif adalah interchange 21

dari ester dietil malonat. al ini karena sodium metoksida akan bereaksi etil ester untuk menghasilkan metil ester, namun reaksi ini tidak berlangsung karena metil dan etil etil ester mempunyai kereaktivann yang sama. itrogen nukleofilik (II) akan menyerang gugus karbonil, dan melepaskan ion etoksida. 3 Et 2 Et 3 2 Et 2 Et 2 Et 3 2 Et ( III) Intermedit (III) bereaksi dan akan menghasilkan (IV) yang beresonansi menghasilkan anion yang stabil (V). Anion (IV) dan (V) akan menyerang karbonil ester yang berikutnya, dan mengeluarkan (eleminasi) etoksida menghasilkan senyawa ( VI ). 3 2 Et 2 3 Et 2 ( IV) ( V ) 3 Et 2 3 Et 2 (VI) ( VII ) Intermedit (VII) mengalami dua tautomerisasi untuk menghasilkan produk. Tautomerisasi yang pertama keluarnya proton dari nitrogen (lebih terdelokaliosasi dari 22

pada keluarnya proton dari atom karbon), enolat (VIII) akan mengambil proton dari etanol atau metanol. 3 2 Et ( VIII ) Akhirnya, keluarnya proton asam membentuk produk fenolat (X). eaksi ini adalah reversibel dan kekuatan yang mengarahkan reaksi ini adalah terbentuknya garam fenolat yang stabil. 3 Et 3 ( IX ) ( X ) atatan: Tautomerisasi seperti pada (VIII), perpindahan proton umumnya dianggap sebagai proses intermolekular, bukan sebagai proses intramolekular seperti pada contoh berikut: 3 2 3 2 3.2 Substitusi ukleofilik Pada Karbon Aromatik Mekanisme substitusi aromatik nukleofilik dapat terjadi melalui dua tahapan, yang pertama adalah adisi kemudian diikuti oleh eleminasi, yang kedua eleminasi dulu baru kemudian diikuti oleh adisi. 23

a. ontoh reaktivitas dalam mekanisme adisi-eleminasi. X 2 2 ( 3 ) 2 X ( 3 ) 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 Jika X adalah halogen, maka kecepatan realatif adalah F >l > Br > I, sebab semakin besar kekuatan menarik elektron suatu halogen maka akan menaikkan elektrofilisitas dari cincin aromatik, berarti akan lebih reaktif terhadap nukleofilik. 3 3 2 2 2 b. ontoh reaktivitas dalam mekanisme eleminasi-adisi Tuliskan mekanisme reaksi berikut; K 2, liq 3 l Jawab: Proton yang paling asam dalam molekul di atas terletak pada alfa dari gugus karbonitril.jadi proton ini yang pertama akan aktif, berikutnya adalah eleminasi l menghasilkan benzuna ( keluar proton baru menyusul ion klorida). Intermedit benzyn (benzuna), maka sistim aromatis menjadi terdelokalisasi sempurna, sehingga penulisannya tidak boleh seperti berikut; I II 24

Intermedit I akan segera berubah menjadi II. Karena anion dari rantai samping akan bereaksi dengan nukleofilik dari benzuna. Senyawa Anion (II), dapat menarik proton dari amonia menjadi senyawa (III). 2 III 3.3 eaksi-eaksi eleminasi yang lain eaksi eleminasi lain adalah eaksi E-2 dan E-1. eaksi E-2 adalah reaksi bimolekuler yang serentak (concerted proses), concerted berarti terbentuknya ikatan antara basa dan proton, membentuk ikatan rangkap dan keluarnya leaving group semua terjadi dalam satu tahap.. Produk stereokimianya biasanya berupa anti(kadang-kadang syn). Anti dikarenakan proton dan leaving groups terpisah dari sisi yang berlawanan (180 o ). amun jika pemisahan bersudut nol derajat,maka peneleminasinya adalah syn. ontoh, eleminasi E-2 anti. 25

26