PENINGKATAN PERILAKU SOPAN SANTUN ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN AJARAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : EKY DAYANTI LINDA PERMADANI K

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BILINGUAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

PENDAHULUAN. Tri Widiyaningsih 1, Matsuri 2, Joko Daryanto 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

LINDA ROSETA RISTIYANI K

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN MELALUI KERJA KELOMPOK PADA ANAK TK B AL-HUDA KERTEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Program studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK


PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

PENINGKATAN KEMAMPUAN

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014


SKRIPSI. Oleh : APRILIA PUSPITASARI K

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Melalui Media Realia pada Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2015/2016

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Transkripsi:

PENINGKATAN PERILAKU SOPAN SANTUN ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN AJARAN 2015/2016 Eky Dayanti Linda Permadani 1, Kartono 2, Usada 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret Email : ekypermadani@gmail.com, kartonouns@gmail.com, usada51@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan perilaku sopan santun anak melalui penerapan metode sosiodrama pada kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek dan sumber data pada penelitian ini adalah 18 anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif model Miles and Hubbermen. Target keberhasilan penelitian adalah 80% atau sekitar 15 anak dari 18 anak. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan perilaku sopan santun anak pada setiap siklus. Sebelum tindakan, terdapat 7 anak atau 38,89% yang dinyatakan tuntas. Pada siklus I, anak yang mencapai nilai ketuntasan mencapai 61,11% atau 11 anak, pada siklus II anak yang mencapai nilai ketuntasan mencapai 88,89% atau 16 anak. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016. Kata kunci: Metode Sosiodrama, Perilaku Sopan Santun ABSTRACT The purpose of this research is to improve children behavioral manner throught the implementation of sociodrama method in group B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku on academic year 2015/2016. This research was classroom action research (CAR). This research was conducted in two cycles, which consisting of planning, implementation, observation and reflection. Subject in this research were children in group B of TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku totaling 18 children. Data collection technique conducted by observation, interview, and documentation. Data Validity technique used triangulation source. Data analysis technique used is interactive analysis Miles and Hubberman mode. Target of this research success is 80% or about 15 children from 18 children. The result of this research shows an increase children behavioral manner in each cycle. Before action, there are 7 children or 38,89% who were completed. The first cycles completeness children who werw completed up to 61,11% or 11 children, in second cycle children who get completed score up to 88,89% or 16 children. The conclusion of this research is trought the application of sociodrama method can imptove children behavioral manner of group B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku on academic year 2015/2016. Keywords: Sociodrama Method, Behavioral Manner

PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan masa yang peka untuk menerima pengaruh dari lingkungannya. Hal ini merupakan kesempatan bagi lingkungan, orang tua maupun guru untuk memberikan pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu mengembangkan perilaku anak yang positif. Perilaku dapat terbentuk melalui kebiasaan sehari-hari secara non-formal. Suatu perbuatan yang dilakukan atas anjuran orang dewasa ataupun perilaku orang dewasa yang sengaja ditujukan kepada anak untuk diikuti. Pada usia 4-6 tahun anak mulai menyadari dan mengartikan bahwa sesuatu tingkah laku ada yang baik dan tidak baik. Pada usia 4 tahun perkembangan moral anak semakin luas di usia ini pengetahuan anak tentang nilai dan norma sebagai dasar perilaku moral berkembang luas. Anak belajar mengetahui tentang apa yang seharusnya ia lakukan dalam berinteraksi dengan temanteman dan guru mereka di sekolah (Utami, dkk, 2013: 484). Dalam kurikulum Standar Isi Pendidikan Anak Usia Dini (Departemen Pendidikan Nasional, 2007) disebutkan bahwa Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) aspek Nilai Agama dan Moral (NAM) antara lain adalah mengenal agama yang dianutnya, membiasakan diri beribadah, memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan santun, hormat, dsb), dapat membedakan perbuatan yang benar dan salah dan mengenal ritual hari besar agama. Perwujudan dari sikap sopan santun adalah perilaku yang menghormati orang lain melalui komunikasi menggunakan bahasa yang tidak meremehkan atau merendahkan orang lain. Dalam budaya jawa sikap sopan salah satunya ditandai dengan perilaku menghormati kepada orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang sopan, tidak memiliki sifat yang sombong (Ujiningsih, 2010: 3). Berdasarkan hasil observasi peniliti di TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku tahun ajaran 2015/2016 selama bulan Agustus 2015 ditemukan indikasi bahwa perilaku sopan santun anak masih rendah. Indikasi-indikasi yang ditemukan antara lain: 1) anak yang berbicara kurang sopan, seperti ketika berbicara dengan orang lain tidak memandang wajah orang yang mengajak berbicara, memotong pembicaraan orang lain, menggunakan bahasa kasar disaat berbicara kepada orang yang lebih tua dan berbicara dengan suara yang tidak jelas dengan berbisik-bisik; 2) beberapa anak masuk ke kelas tanpa mengucapkan salam dan mencium tangan guru; dan 3) ada pula yang ketika membaca doa terdapat anak yang masih berbicara dengan temannya. Terbukti dari 18 anak di kelompok B, hanya 7 anak (38,89%) yang dinyatakan tuntas dalam berperilaku sopan santun sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan nilai agama dan moral. Sedangkan sisanya 11 anak (61,11%) dinyatakan belum tuntas. Berdasarkan pengamatan melalui observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada sebagian besar anak belum berperilaku sopan santun. Dalam proses pembelajaran pengenalan perilaku sopan santun, guru menggunakan metode konvensional sehingga kurang memberikan banyak contoh yang dapat diteladani dan tidak dapat diteladani. Pembelajaran pengenalan perilaku sopan santun pada anak didik, selama ini masih menggunakan metode ceramah sehingga kurang terjalin komunikasi interaktif antara guru dan anak. Anak sulit untuk memahami, menangkap dan menerapkan sikap yang mencerminkan perilaku sopan santun, guru juga lebih mengedepankan aspek perkembangan yang lain seperti perkembangan kognitif sehingga perilaku sopan santun kurang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan anak untuk berbuat langsung dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan perilaku sopan santun anak masih rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang tepat agar dapat mengatasi masalah tersebut. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan metode yang inovatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai lebih maksimal.

Menurut Adisusilo, (2014: 14) anak TK adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan pra operasional kongkrit, sedangkan perilaku sopan santun merupakan konsep-konsep yang abstrak, sehingga dalam hal ini anak belum dapat dengan serta merta menerima apa yang diajarkan guru atau orang tua yang sifatnya abstrak secara cepat. Perilaku sopan santun bukanlah sikap yang muncul tiba-tiba, tetapi perlu diajarkan kepada anak. Tanpa diajarkan, anak-anak tidak tahu bagaimana harus bersikap yang baik karena perilaku sopan santun pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Anak perlu dukungan, seperti sikap positif dan latihan-latihan dalam mengembangkan sikap sopan santun. Untuk itulah guru harus pandai dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan untuk menanamkan perilaku sopan santun kepada anak agar pesan moral yang ingin disampaikan guru dapat benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masa depan. Berdasarkan masalah tersebut di atas, diupayakan untuk meningkatkan perilaku sopan santun anak yaitu melalui penerapan metode sosiodrama. Metode sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada peserta didik tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Anitah, 2009: 112). Metode pembelajaran ini cocok diterapkan dalam peningkatan perilaku sopan santun anak, karena dengan metode sosiodrama akan dapat mendramakan atau memerankan secara langsung tingkah laku didalam hubungan sosial dengan tujuan untuk memberi pemahaman dan penghayatan tentang perilaku sopan santun (McLennan, 2011: 1). Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama (Anitah, 2009: 112). Dalam kegiatan sosiodrama anak-anak terlibat dalam proses aktif (misalnya, kreatif dalam gerakan dan dialog) untuk mengeksplorasi isu-isu dan masalah yang relevan dalam kehidupan mereka. Sosiodrama merupakan solusi yang ideal untuk pemecahan kegiatan karena anak-anak dapat melihat, mendengar, dan merasakan rencana dan tanggapan mereka tentang masalah yang sedang terjadi. Uraian di atas menjadi dasar untuk melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Perilaku Sopan Santun Anak Melalui Metode Sosiodrama pada Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah anak-anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku yang berjumlah 18 anak, 12 anak laki-laki, dan 6 anak perempuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara guru kelas dilakukan untuk mencari informasi mengenai perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku sopan santun anak, mengamati bagaimana kinerja guru dalam memberikan pembelajaran serta untuk mengamati aktivitas anak dalam kegiatan pembelajaran. Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi guru dan anak, sedangkan data sekunder adalah arsip/dokumen yang mleliputi daftar nilai anak, promes, RKM, dan RKH. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dengan cara membandingkan teknik pengumpul data yang berbeda. Analisis data dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kemudian penarikan kesimpulan. Target keberhasilan penelitian adalah 80% dari jumlah anak atau sekitar 15 anak dari 18 anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku dalam dua siklus dengan empat pertemuan. Dari analisis data selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016 meningkat melalui metode sosiodrama. Hasil ketuntasan perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016 pada pra siklus sebanyak 7 anak dari 18 anak atau sekitar 38,89%. Selanjutnya dilakukan tindakan yaitu siklus I dengan ketuntasan yang meningkat menjadi 61,11% atau sekitar 11 anak dari 18 anak. Capaian ketuntasan pada siklus I belum memenuhi target penilaian, Oleh karena itu dilakukan tindakan siklus II dengan ketuntasan sebesar 88,89% atau 16 anak dari 18 anak. Hasil pada siklus II telah melebihi target penelitian yaitu 80% atau sekitar 15 anak dari 18 anak. Hasil ketuntasan dan presentase keberhasilan perilaku sopan santun anak pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 1: Tabel 1. Hasil ketuntasan perilaku sopan santun pada pra siklus, siklus I, dan siklus II pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Siklus Frekuensi Tuntas ( ) Frekuensi Belum Tuntas ( ) Presentase Ketuntasan Anak Pra Siklus 7 11 38,89% Siklus I 11 7 61,11% Siklus II 16 2 88,89% Data dari Tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 1: 100,00% 88,89% 80,00% 60,00% 40,00% 61,11% 38,89% 61,11% 38,89% Tuntas Belum Tuntas 20,00% 11,11% 0,00% Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik ketuntasan perilaku sopan santun pada pra siklus, siklus I, dan siklus II pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Hasil observasi aktivitas anak siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2. Hasil observasi aktivitas anak pada siklus I dan siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II Rata-rata skor aktivitas anak 2,35 3,3 Data dari Tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 2: Gambar 2. Grafik observasi aktivitas anak pada siklus I dan siklus II Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2, dapat diketahui bahwa terjadi suatu peningkatan kinerja guru dari siklus I dengan rata-rata skor 2,35 menjadi 3,3 pada siklus II. Hasil observasi kinerja guru siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3. Hasil observasi kinerja guru pada siklus I dan siklus II Keterangan Siklus I Siklus II Rata-rata skor kinerja guru 2,62 3,26 Data dari Tabel 3 dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3: 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2,62 Siklus I 3,26 Siklus II Siklus I Siklus II Gambar 3. Grafik observasi kinerja guru pada siklus I dan siklus II Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 3, dapat diketahui bahwa terjadi suatu peningkatan kinerja guru dari siklus I dengan rata-rata skor 2,62 menjadi 3,26 pada siklus II.

Peningkatan perilaku sopan santun anak melalui metode sosiodrama ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh McLennan (2011: 1), bahwa metode sosiodrama cocok diterapkan dalam peningkatan perilaku sopan santun anak, karena dengan metode sosiodrama akan dapat mendramakan atau memerankan secara langsung tingkah laku didalam hubungan sosial dengan tujuan untuk memberi pemahaman dan penghayatan tentang perilaku sopan santun. Melalui sosiodrama peserta didik lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri, memupuk keberanian berpendapat di depan kelas, dan melatih peserta didik untuk menganalisis masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. Melalui metode sosiodrama guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antar sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama (Anitah, 2009: 112). Dapat disimpulkan dari beberapa teori yang telah diuraikan, bahwa penerapan metode sosiodrama sangat membantu anak dalam meningkatkan perilaku sopan santun anak. Hal tersebut terbukti dengan peningkatan hasil belajar anak setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa melalui metode sosiodrama dapat meningkatkan perilaku sopan santun anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku Tahun Ajaran 2015/2016. Dengan demikian, metode sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk mengatasi masalah pembelajaran khususnya mengatasi kurangnya perilaku sopan santun anak. Metode sosiodrama dalam kegiatan pengembangan anak usia dini adalah suatu kegiatan memainkan peran dalam suatu cerita, yang menuntut kerja sama di antara pemerannya, cerita pada umumnya diangkat dari kehidupan sehari-hari di masyarakat. Cerita-cerita tersebut menjadi petunjuk dan motivasi bagi anak untuk melakukan perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, sehingga perilaku sopan santun anak meningkat. DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, S. (2014). Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Rajawali Pers. Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Learning Resources Center. Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar Isi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. McLennan, D. M. P. (2011). Using Sociodrama to Help Young Children Problem Solve. Early Childhood Educ J (2012) 39:407 412. Diperoleh pada 21 April 2015. Ujiningsih. (2010). Pembudayaan Sikap Sopan Santun di Rumah dan di Sekolah Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Karakter Siswa. Skrpsi tidak dipublikasikan. FKIP Universitas Terbuka. Diperoleh pada 21 April 2015. Utami, A.D., Muis, A., Hapidin, Dhieni, N., Hartati, S., Pujiastuti, S. I., Gunarti, W., Wulan, S., Supena, A., Edwita, Yarmi, G., Sudjiono, Y. N. (2013). Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini. Surakarta: Konsorsium Sertifikasi Guru 2013.