Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan

dokumen-dokumen yang mirip
21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Forest Stewardship Council

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA)

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

Perkembangan Insiden di Wirakarya Sakti (WKS) di Jambi, posting pada 23 Mei 2015:

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

KINERJA APP TERKAIT KOMITMEN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN ATAS LAPORAN Forest Peoples Programme (FPP) DI DESA RIDING, SUNGAI RASAU DAN JADIMULYA. Disusun oleh: Tim Verifikasi

Inisiatif Accountability Framework

Stakeholder Advisory Committee (SAC) untuk Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP 2.0) APRIL

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

Evaluasi Perkembangan Implementasi Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy) APP Oleh Rainforest Alliance

Kebijakan Konservasi Kehutanan APP

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

Indikator SFMP

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

Bekerja sama untuk konservasi hutan

"Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA"

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

LAPORAN VERIFIKASI INSIDEN DI WILAYAH DISTRIK 8 DI AREA KONSESI PT WIRAKARYA SAKTI - JAMBI TIM VERIFIKASI

Sustainability Policy

Studi Hutan SKT. dipresentasikan di. Seminar REDD+ Task Force. Arief Muria Perkasa Program Manager TFT

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Standard Operating Procedure

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI


Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Webinar. Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

4 Januari, Linda Wijaya, Asia Pulp and Paper Jl. M.H. Thamarin 51 BII Plaza Tower II Jakarta, Kepada Ibu Wijaya,

Catatan informasi klien

KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy)

GAR adalah salah satu perusahaan perkebunan minyak

STANDAR PERIKATAN AUDIT

Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN

Laporan Lanjutan Rencana Tindakan (Update Report) Oktober 2017

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LESTARI BRIEF KETERPADUAN DALAM PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

NAMA JABATAN : KASUBPOKJA PERENCANAAN PROGAM DAN ANGGARAN ATASAN LANGSUNG : KAPOKJA PERENCANAAN ANGGARAN DAN HUKUM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

GAR dan SMART melaksanakan proyek pilot konservasi hutan stok karbon tinggi

RINGKASAN EKSEKUTIF. Studi Bersama Persamaan dan Perbedaan Sistem Sertifikasi ISPO dan RSPO

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

Golden Agri-Resources Ltd

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Sejarah Controlled Wood

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

KEBIJAKAN NOL DEFORESTASI, NOL GAMBUT, NOL EKSPLOITASI

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2

Masyarakat Adat di Indonesia dan Perjuangan untuk Pengakuan Legal

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Laporan Interim atas Implementasi Kebijakan. 2.0) oleh Grup APRIL. Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 (SFMP

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

BAB IV. Proses Terbentuknya Output (Kebijakan Deforestasi Hutan) Oleh. Perusahaan Asia Pulp and Paper

Transkripsi:

Laporan Kemajuan TFT mengenai Komitmen Kebijakan Konservasi Hutan Asia Pulp & Paper Group (APP) Periode Pelaporan: Oktober, November dan Desember 2013. Tanggal: 20 Desember 2013 Ini merupakan laporan kemajuan kelima oleh TFT mengenai kinerja APP dalam memenuhi komitmen Kebijakan Konservasi Hutan/ Forest Conservation Policy (FCP) yang dicanangkan pada 5 Februari 2013 sebagai bagian dari Sustainability Roadmap Vision 2020. Laporan ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama bulan Oktober, November dan Desember 2013. Laporan-laporan sebelumnya dapat dilihat di sini (laporan keempat), di sini (laporan ketiga), di sini (laporan kedua) dan di sini (laporan pertama). Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan Tim Pakar Gambut APP telah menyelesaikan konsultasi dengan para mitra dan pemangku kepentingannya untuk menentukan tim yang terdiri dari para pakar gambut independen. Setelah tim ini dibentuk secara formal, mereka akan mempersiapkan strategi implementasi dan rekomendasi praktikpraktik terbaik untuk Rencana Manajemen dan Pemantauan Gambut. Grup Diskusi Terfokus (FGD) APP mengadakan suatu Grup Diskusi Terfokus (FGD) di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2013. FGD ini dimaksudkan untuk memberikan informasi terkini kepada pemangku kepentingan mengenai kemajuan dan tantangan dalam penerapan FCP sejak bulan Februari tahun ini. Tiga tantangan yang dibahas dalam FGD: 1) penggunaan dari persediaan kayu hutan alam yang tidak masuk ke pabrik-pabrik APP sampai dengan tenggat waktu 31 Agustus 2013 serta kayu sisa yang bukan merupakan HCV ataupun HCS dari kegiatan penyiapan lahan di masa mendatang; 2) masalah penanganan tumpang tindih ijin yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah; 3) masalah yang ditimbulkan oleh konflik kepentingan antara perlindungan hutan alam dengan permintaan dari masyarakat setempat untuk mengembangkan lahan. Acara ini dihadiri oleh Lebih dari enam puluh peserta yang berasal dari lebih dari dua puluh organisasi dan badan pemerintahan. Ringkasan lengkap dari sesi diskusi akan tersedia pada monitoring dashboard FCP APP. Pemantauan FCP secara online Selama bulan Oktober, APP dengan dukungan mitra organisasinya, meminta umpan balik dari para pemangku kepentingan terhadap kinerja online monitoring dashboard FCP APP yang mendokumentasikan penerapan dan pantauan atas FCP. Proses ini membuka kesempatan kepada APP untuk mensosialisasikan dashboard ke grup inti pemangku kepentingan dan meminta masukan untuk tampilan, isi dan pengembangan selanjutnya. Beberapa bagian telah dibahas dengan para pemangku kepentingan termasuk: 1) konsesi pemasok APP dan pemetaan 1

level lanskap, 2) audit independen oleh pihak ketiga atas penerapan FCP, 3) penerapan FCP pada kegiatan operasi APP di China, 4) ketersediaan dan proyeksi kayu melalui HTI serta pembangunan pabrik pulp baru APP di Sumatera Selatan. Masukan dari pemangku kepentingan akan digunakan dalam proses pengembangan dashboard versi 2.0 yang rencananya akan diluncurkan pada awal 2014. Bagian 2: Kemajuan Komitmen HCV dan HCS Komitmen Kebijakan 1 Nilai Konservasi Tinggi (HCV) dan Stok Karbon Tinggi (HCS) APP dan seluruh pemasoknya hanya akan mengembangkan area yang bukan merupakan lahan hutan, sesuai dengan hasil identifikasi dalam penilaian HCV dan HCS secara independen. Penilaian Nilai Konservasi Tinggi (HCV) Penilaian HCV terhadap seluruh pemasok HTI saat ini sedang dilakukan oleh Asia Pacific Consulting Solutions (APCS) dan Ekologika Consulting. Penilaian APCS untuk 11 konsesi pemasok: o APP telah menerima, menelaah serta memberikan komentar untuk draft laporan dari APCS tentang 11 konsesi pemasok. o APCS akan memberikan draft laporan untuk penelaahan pihak sejawat sesuai dengan protokol penilaian toolkit HCV. Draft laporan tersebut akan disirkulasikan kepada pihak LSM untuk mendapatkan masukan. o Laporan penilaian HCV akan difinalisasi, setelah melalui proses penelaahan dari pihak sejawat dan LSM. Setelah penilaian final, APP akan mempublikasikan rangkuman temuan final HCV dalam monitoring dashboard FCP. Penilaian Ekologika untuk 27 konsesi pemasok: o Penilaian lengkap di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat telah selesai. o Penilaian lapangan tengah berlangsung di Sumatera Selatan, dan draft laporan dijadwalkan untuk selesai pada bulan Januari 2014. o Penilaian lapangan tengah berlangsung di Riau, dan draft laporan dijadwalkan akan selesai pada bulan Maret 2014. o Sesuai dengan protokol penilaian HCV, Ekologika akan mengadakan konsultasi publik mengenai draft laporan yang ada. Jadwal dari sesi-sesi konsultasi akan diberitakan melalui monitoring dashboard. Penilaian Stok Karbon Tinggi (HCS) Di bulan Januari 2013 tim HCS memulai pelaksanaan rencana kerja untuk menerapkan metolodogi HCS di seluruh 38 konsesi dalam jangka waktu 1 tahun. Di bulan 2013, stratifikasi vegetasi awal (suatu proses yang menggunakan foto satelit dan udara untuk mengindentifikasikan hutan HCS serta jenis vegetasi lainnya) dari 38 konsesi pemasok dan 2

verifikasi lapangan dari 23 konsesi pemasok prioritas telah selesai dan tim memulai proses penajaman: menyesuaikan serta memperbaiki stratifikasi awal dengan menggunakan data dan observasi yang didapat selama kunjungan ke lapangan. Proses yang sedang berjalan menunjukkan tingkat korelasi yang rendah antara stratifikasi awal desktop HCS dan strata sebenarnya selama kegiatan lapangan. Ketidaktepatan dalam stratifikasi melalui desktop lebih besar dari yang diperkirakan, yang disebabkan oleh masalah kualitas gambar satelit, variasi yang signifikan dalam strata hutan, dan tidak memadainya waktu yang dialokasikan staf GIS untuk melakukan delineasi strata secara manual. Untuk mengatasi masalah ini, Ata Marie Group Ltd (AMG) telah ditunjuk untuk membantu tim HCS menyelesaikan seluruh kegiatan sampai dengan akhir Juni 2014 di seluruh 38 konsesi pemasok. Kegiatan ini mencakup pengembangan stratifikasi yang sedang berjalan, survei udara, dan kegiatan lapangan tambahan yang akan dijalankan dalam 4 tahap: Tahap 01: OKI (Sumatera Selatan), Provinsi Jambi and Muba (Sumatera Selatan) Tahap 02: Provinsi Riau Tahap 03: Provinsi Kalimantan Timur Tahap 04: Provinsi Kalimantan Barat Ketersediaan Kayu HTI (Studi Pertumbuhan & Hasil/ Growth & Yield) Dalam Laporan Kemajuan Ketiga TFT, kami telah menyajikan rincian secara komprehensif mengenai penilaian Pertumbuhan dan Hasil (Growth & Yield) di seluruh 38 konsesi pemasok APP. Penilaian tersebut dirancang untuk menindaklanjuti kegiatan proyeksi hasil sebelumnya yang dilakukan oleh APP, TFT dan Ata Marie Group pada awal tahun 2013 (seperti telah dijabarkan dalam monitoring dashboard FCP). Tujuan dari penilaian yang dilaksanakan oleh TFT adalah untuk menilai ketersediaan jangka panjang kayu HTI untuk memenuhi kebutuhan pabrik pulp APP di Indonesia termasuk kebutuhan dari pabrik pulp baru di OKI, Sumatera Selatan serta untuk memberikan rekomendasi kepada APP cara meningkatkan produktivitas HTI, menekan jumlah kayu yang terbuang (dari panen sampai proses menjadi serpih kayu di pabrik) dan proses menuju sistem perencanaan kayu Plantation Yield Regulation System (PYRS) yang lebih terintegrasi, TFT telah menelaah data dasar mengenai jenis spesies pohon/ tipe lahan/ klasifikasi umur yang digunakan untuk memverifikasi data saat ini pada persediaan kayu HTI, hasil panen dan nilai konversi kayu dari saat panen sampai dengan proses produksi pada pabrik APP. Saat ini TFT telah merampungkan kegiatan penilaian, dan draft laporan tengah disiapkan untuk persetujuan akhir oleh APP. Rekomendasi yang dibuat oleh TFT akan digunakan dalam penyusunan rencana manajemen yang terintegrasi Integrated Sustainable Forest Management Plans (ISFMPs) untuk setiap Unit Manajemen Hutan (UMH). APP akan mempublikasikan metodologi penilaian melalui monitoring dashboard FCP. 3

Rencana Pengelolaan Hutan Lestari yang terintegrasi/ Integrated Sustainable Forest Management Plan (ISFMP) Komitmen FCP APP akan diwujudkan melalui penerapan manajemen hutan yang berkelanjutan pada setiap konsesi di 38 pemasoknya. Hal ini akan membutuhkan penyusunan dan penerapan dari ISMFP di setiap UMH. ISFMP akan menggabungkan hasil dan rekomendasi dari seluruh penilaian yang sedang berlangsung (HCV/HCS/Lahan Gambut/ Pemetaan Konflik Sosial/ Growth & Yield) ke dalam rencana kegiatan jangka panjang yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing UMH. Dalam periode pelaporan terakhir, TFT membantu APP melalui pelaksanaan pelatihan/ workshops peningkatan kapasitas ISFMP. Pelatihan ini dirancang untuk melatih para manajer dan eksekutif di Sinar Mas Forestry (SMF) untuk menyusun ISFMP dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan proses pemanduan yang dikembangkan oleh TFT. Manajer SMF dapat menggunakan pendekatan ini ketika menyusun ISFMP (setelah selesainya seluruh kegiatan penilaian) UMH pertama yang akan menyusun ISMFP adalah PT. TMA dan PT. WKS di Jambi, disusul oleh UMH di Sumatera Selatan. Bagian 3: Progres Komitmen Lahan Gambut Komitmen Kebijakan 2 Manajemen Lahan Gambut APP mendukung strategi dan target Pemerintah Indonesia untuk pengembangan rendah emisi dan penurunan gas rumah kaca. Pakar-pakar gambut telah dilibatkan baik oleh APCS dan Ekologika sebagai bagian dari proses penilaian HCV. Di samping itu, APP telah menyelesaikan konsultasi dengan para mitra dan pemangku kepentingan untuk menentukan tim pakar gambut independen. Setelah tim dibentuk secara formal, mereka akan bekerja untuk memberikan strategi penerapan dan rekomendasi praktik-praktik terbaik untuk Rencana Manajemen dan Pemantauan Gambut/ Peat Management and Monitoring Plan (PMMP). Bagian 4: Progres Komitmen Sosial Komitmen Kebijakan 3 Keterlibatan sosial dan masyarakat Untuk menghindari dan menyelesaikan konflik sosial di keseluruhan rantai pasokannya, APP secara aktif meminta dan mengikutsertakan saran dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sipil, serta menerapkan prinsip-prinsip yang di dalamnya termasuk Free, Prior and Informed Consent (FPIC) atau hak memutuskan secara bebas berdasarkan informasi sebelum kegiatan dijalankan dari masyarakat adat dan penduduk lokal, yang menghormati hak-hak asasi manusia. 4

Resolusi Konflik Indonesia TFT terus mendukung APP dalam menyelesaikan beberapa konflik yang sedang berlangsung dengan masyarakat setempat di dalam lokasi UMH pemasok APP. Kami dapat melaporkan hal-hal terkini seperti di bawah sejak Laporan Kemajuan Terakhir dipublikasikan di bulan Oktober. Desa Senyerang, Jambi sebuah Nota Kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh SMF dan pemangku kepentingan dari masyarakat Desa Senyerang di bulan Juli. Selanjutnya TFT bersama dengan SMF dan pemangku kepentingan setempat membantu dalam penerapan poin-poin kunci dalam MoU tersebut. Kegiatan ini termasuk mendukung penyusunan dan sosialisasi dari rencana kerja penerapan MoU. Desa Riding, Sumatera Selatan TFT sejauh ini mendukung penyelesaian konflik antara desa Riding dan PT. Bumi Mekar Hijau (BMH) di Sumatera Selatan. Sejak Laporan Kemajuan terakhir, satu mitra dari LSM lokal telah ditunjuk dan mediasi tahap kedua sedang berjalan. Riau TFT terus mendukung proses penyelesaian konflik di Provinsi Riau antara PT Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI) dan Datuk Rajo Melayu, yang difasilitasi oleh Dewan Kehutanan Nasional (DKN). Sejak Laporan Kemajuan terakhir, seorang Pemimpin Masyarakat (Datuk) yang mewakili masyarakat setempat telah ditunjuk dan persiapan untuk mediasi tahap ketiga sudah dimulai. Sebagai bagian dari kegiatan persiapan tahap ketiga ini, pada bulan November TFT bekerja sama dengan DKN melakukan studi lapangan yang dirancang untuk memberikan pengertian mengenai elemen-elemen utama dalam konflik ini (seperti pihak yang terlibat/ pemilik lahan dan batas-batas lahan) Free, Prior and Informed Consent (FPIC) Pelatihan FPIC: Pelatihan lanjutan tentang penerapan FPIC telah diselenggarakan di Sumatera Selatan dengan peserta dari PT. BMH, PT. SBA, PT. BAP dan di OKI, lokasi pabrik APP yang baru. Pelatihan dirancang untuk mengingatkan kembali kepada para manajer mengenai proses penerapan FPIC sebelum mereka menyusun rencana kegiatan untuk menerapkan FPIC di distrikdistrik yang ditentukan. Penerapan FPIC OKI, Sumatera Selatan: Menindaklanjuti hasil dari pemetaan data awal, penerapan FPIC pada pembangunan pabrik OKI akan dilakukan di 11 desa, yang rencananya dimulai pada bulan Januari 2014. Penerapan FPIC pilot kehutanan di Sumatera Selatan: Penerapan FPIC mulai di bulan November di 7 desa yang terletak di dua distrik baru dari perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan. Pemetaan Konflik Indonesia Melanjuti selesainya pemetaan konflik di seluruh 38 konsesi pemasok (lihat Laporan Kemajuan TFT keempat), TFT menyelenggarakan pelatihan bagi staf dan manajer SMF untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menyusun rencana kegiatan penyelesaian konflik, seperti yang diidentifikasikan melalui proses pemetaan. Pelatihan diadakan di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Manajer SMF yang bertanggung jawab untuk menangani 5

konflik sosial di konsesi mereka masing-masing saat ini sedang menyusun draft rencana kegiatan untuk penyelesaian konflik terkait. Pemetaan Konflik - China Temuan utama dari studi kinerja sosial (dengan fokus utama pada pengambilalihan lahan) yang dilakukan oleh LSM di bidang hak-hak atas lahan, Landesa (bekerja sama dengan Rights and Resource Initiative) di HTI APP di Propinsi Guangxi dan Yunnan direncanakan akan dipresentasikan kepada APP China, untuk mempertimbangkan perlu tidaknya dilakukan modifikasi pendekatan keterlibatan sosial dan pendekatan manajemen konflik yang ada sekarang. Di salah satu daerah, Lancang di Provinsi Yunnan, fokus dari kegiatan TFT adalah pada keterlibatan sosial dan masyarakat. TFT mengadakan pelatihan di bulan November dengan pakar kehutanan dan manajer dari APP-China untuk memperkenalkan prinsip-prinsip FPIC. Saat ini TFT dan APP-China sedang memetakan masyarakat di Provinsi Hainan, Yunnan dan Guangxi untuk menentukan 3 areal/desa sebagai pilot untuk menjalankan proyek-proyek yang dapat meningkatan hubungan dengan masyarakat. Pembuatan database untuk konflik sosial dari operasi HTI APP di China saat ini sedang berlangsung. Database ini memiliki 2 elemen utama: pertama adalah data mengenai kontrak kompartemen dan sewa lahan, dan elemen lainnya adalah data komunitas yang berdekatan dengan lokasi operasi HTI APP, dengan fokus utama pada status dari konflik sosial yang ada. Database ini akan membantu ACF dan TFT untuk memahami lingkup keseluruhan dari masalah sosial dan membangun fondasi bagi kegiatan keterlibatan sosial dan manajemen konflik selanjutnya. Bagian 5: Progres Komitmen Pemasok Pihak Ketiga Progres Komitmen Kebijakan 4 Pemasok Pihak Ketiga Sumber serat kayu APP datang dari seluruh penjuru dunia dan saat ini APP sedang mengembangkan prosedur untuk memastikan bahwa pasokan ini mendukung prinsip manajemen hutan yang bertanggung jawab. Pemasok Global Pabrik Indonesia sejak Laporan Kemajuan kami terakhir, TFT telah membantu APP untuk menyelaraskan Supplier Evaluation and Risk Assessment (SERA) atau alat evaluasi pemasok dan pengukuran risiko dengan FCP dan kebijakan pengadaan dan pengelolaan kayu yang bertanggung atau Responsible Fibre Procurement and Processing Policy (RFPPP). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh pemasok global APP untuk pabrik-pabrik APP di Indonesia mematuhi aturan FCP dan RFPPP. Hasil dari proses ini, TFT dan APP telah membuat beberapa revisi dan sistem lacak tambahan ke dalam SERA. Proses dari SERA yang telah direvisi akan mulai diterapkan di pabrikpabrik APP di awal tahun 2014, dan apabila diperlukan TFT akan memberikan dukungan dengan memberikan training tambahan. Tujuan akhir adalah untuk mengevaluasi seluruh pemasok global dengan menggunakan SERA yang baru dalam rangka mengidentifikasi tingkat risiko dari rantai pemasok serta menyusun rencana kegiatan yang/ jika diperlukan. 6

Pabrik China Kegiatan TFT berfokus pada pengukuran risiko dari pemasok pihak ketiga kayu pulp/ chip untuk APP China. Pabrik pulp & paper Jinhai - TFT dan Jinhai telah menyelesaikan putaran pertama dari penilaian RFPPP untuk pemasok pihak ketiga lokal kayu chip/ pulp berdasarkan pendekatan sampling. Penilaian tersebut diselesaikan dalam dua tahap, 1) penilaian dari 4 pemasok utama, yang memasok lebih dari 63% kebutuhan kayu chip dan pulp secara lokal; 2) penilaian dari 4 pemasok terpilih di Provinsi Hainan dan Guangdong. Kedua penilaian tersebut sedang dipersiapkan dan diharapkan dapat diberikan kepada APP China untuk melakukan penelaahan lebih lanjut dan merancang program perbaikan. Pabrik pulp & paper Jingui - TFT dan Jingui telah menyelesaikan penilaian RFPPP untuk dua pemasok utama pihak ketiga untuk kayu chip pada tanggal 25-29 November 2013. Laporan penilaian sedang dipersiapkan dan akan diberikan kepada pabrik Jingui pada tanggal 30 Desember 2013. Pabrik kertas Gold East TFT dan Kantor Pusat APP China telah menjadwalkan kunjungan ke pabrik di Gold East pada awal bulan Januari 2014, dalam rangka menyusun rencana kegiatan dan waktu untuk penilaian RFPPP bagi pemasok pihak ketiga lokal untuk kayu chip. Prosedur Asosiasi Draft Prosedur Asosiasi APP bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pemasok atau konsesi baru APP telah sejalan dengan komitmen FCP. APP saat ini tengah meminta umpan balik untuk draft prosedur dari LSM melalui grup terfokus yang terdiri dari beberapa LSM global dan nasional. Scorecard APP China Forestry TFT dan APP-China telah sepakat untuk menjadikan Provinsi Guangdong sebagai pilot unit bisnis untuk menerapkan scorecard yang sudah disetujui. TFT mengadakan pertemuan dengan APP-China beserta unit bisnis Guangdong untuk membahas mengenai pembuatan scorecard secara rinci pada tanggal 14-15 November 2013. TFT-China sedang berkoordinasi dengan TFT-Indonesia dalam hal poin kontrol yang spesifik dalam scorecard (poin-poin dalam operasi dimana pencocokan kepatuhan terhadap standar dilakukan) sementara APP-China dan unit bisnis Guangdong memastikan bahwa poin kontrol tersebut dan verifikator telah sesuai dengan operasi APP di China dan memenuhi persyaratan regional. Bagian 6: China Restorasi Hutan Proyek Eksplorasi Hainan Proyek pembuatan kertas APP China yang terintegrasi, dimulai dari HTI-pulp-kertas, telah disetujui oleh pemerintah pusat sejak bulan Juli 1997. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, Hainan mendapatkan persetujuan perubahan wilayah menjadi lokasi tujuan turis internasional dan resor. Oleh karena itu, pemerintah melakukan ekspansi areal-areal yang dilindungi di Hainan. Ini mengakibatkan sebagian area HTI APP berada di dalam area-area yang sekarang direklasifikasi menjadi area yang dilindungi. APP-China dan TFT telah mengadakan beberapa pertemuan dengan 7

Departemen Kehutanan Provinsi Hainan untuk menyelesaikan masalah areal HTI yang berlokasi di daerah yang dilindungi (atau daerah tampungan air) di Provinsi Hainan. Pertemuan tersebut membantu baik APP dan TFT untuk mengerti posisi Departemen Kehutanan, mendapatkan dukungan mereka bagi pendekatan dengan berbagai pemangku kepentingan dan mencari penyelesaian untuk seluruh pemangku kepentingan yang terkena dampaknya, termasuk pemerintah, APP-China dan masyarakat setempat. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan pihak pemerintah tersebut, APP-China dan TFT telah sepakat bahwa langkah pertama adalah mengidentifikasi dan menganalisa skala masalah tersebut dan membuat suatu database yang berisi informasi geografi dari areal yang terkena dampak untuk pembahasan dan kegiatan lebih lanjut. Usul yang diajukan TFT untuk APP-China adalah mengadakan dua posisi baru (Pakar Kehutanan yang berkualifikasi dan ahli GIS) untuk menjalankan hal ini. APP- China, Kantor Pusat APP dan TFT mengadakan pertemuan lanjutan pada tanggal 14 Oktober untuk membahas masalah HTI di Hainan. APP-China bersama TFT telah mengumpulkan daftar para pemangku kepentingan dan mengidentifikasikan dua tahap keterlibatan pemangku kepentingan: A: pemangku kepentingan prioritas; B: pemangku kepentingan lainnya. APP-China dan TFT telah menyelesaikan tahap pertama dari pelibatan pemangku kepentingan dan pembahasan tatap muka dijadwalkan di Hainan pada bulan Desember 2013. APP-China, TFT dan Greepeace-China bertemu pada tanggal 26 November 2013 di Beijing untuk menelaah proyek eksplorasi ini. Greenpeace telah menyatakan kesediaan untuk menjadi stakeholder penting dalam proyek dan bila diperlukan memberikan dukungan teknis dan perspektif dari posisi LSM internasional. --SELESAI-- 8