Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi"

Transkripsi

1 ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur dan daftar periksa ini digunakan oleh Pakar Sejawat (khususnya anggota Kelompok Pakar Sejawat ALS HCVRN) untuk mengevaluasi laporan penilaian NKT dan dokumen pendukungnya (misalnya, materi lampiran) yang diajukan oleh penilai yang berlisensi. Penilaian NKT yang dikualifikasikan sebagai Tier 1 membutuhkan kajian sejawat. Penilaian digolongkan sebagai Tier 1 jika salah satu hal berikut berlaku: Operasionalnya mencakup (atau akan mencakup) atau memengaruhi lebih dari ha. Konversi lebih dari 500 ha wilayah habitat atau ekosistem alami. Jika ada lebih dari satu area yang akan dikonversi di kawasan yang sama, pertimbangkan total areanya. Penilai kepala NKT memiliki lisensi sementara. Wilayan proyek berisi, berbatasan atau tumpang-tindih dengan wilayah keanekaragaman hayati prioritas. Terdapat masyarakat adat atau penduduk setempat yang tinggal atau menggunakan wilayah yang mengklaim tanah, air dan atau sumberdaya alam di wilayah proyek. Penilaian NKT dilakukan di luar skema sertifikasi yang diakui. Jika diperlukan kajian sejawat, penilai yang berlisensi perlu mengontrak anggota Kelompok Pakar Sejawat (PPR) untuk melakukan kajian sejawat terhadap laporan penilaian NKT. Persyaratan kerja spesifiknya ditentukan antara Penilai NKT dan Pakar Sejawat, namun HCVRN sangat merekomendasikan agar kontrak 1 resmi ditandatangani antara para pihak yang berkepentingan (Penilai atau organisasi Penilai dan Pakar Sejawat) dan hal harus merujuk pada: Biaya: biaya tergantung pada konteks nasional dan tingkat keahlian pakar sejawat, namun sebagai panduan umum, Penilai diharapkan membayar Pakar Sejawat setidaknya sama dengan honor per hari yang mereka terima untuk melakukan penilaian. Waktu: seluruh proses kajian sejawat lazimnya diharapkan memakan waktu kurang dari 30 hari sejak diterimanya laporan penilaian NKT hingga pengiriman laporan kajian sejawat dan surat persetujuan 2. Untuk laporan penilaian yang tidak membutuhkan revisi, Pakar Sejawat diharapkan akan menghabiskan waktu sekitar tiga hari untuk evaluasi dan menulis laporan kajian sejawat. Kode perilaku: Pakar sejawat, sebagai anggota Kelompok Pakar Sejawat ALS HCVRN, setuju untuk mematuhi kode perilaku yang mencakup rincian mengenai kerahasiaan, konflik kepentingan dan profesionalisme. 1 HCVRN tidak menyediakan templat kontrak karena hal ini dapat berbeda-beda tergantung pada undang-undang tenaga kerja nasional, namun kami merekomendasikan agar memasukkan rincian seperti yang diuraikan di atas. 2 Lihat templat surat persetujuan. 1

2 ID Dokumen Pakar Sejawat harus menggunakan Templat Laporan Kajian Sejawat. Setiap masalah signifikan yang diangkat oleh Pakar Sejawat (yakni, setiap permasalahan utama yang teridentifikasi) harus dijawab oleh Penilai melalui revisi laporan. Tidak ada batasan jumlah waktu bagi Penilai dan Pakar Sejawat dalam memutuskan untuk merevisi dan mengevaluasi ulang laporan penilaian NKT. Namun, hal ini harus diminimalisir karena keseluruhan prosesnya harus memakan waktu kurang dari 30 hari. Pada saat itu Pakar Sejawat harus memverifikasi apakah Penilai telah menjawab masalah dan menyediakan Surat Persetujuan jika berlaku (lihat Gambar 1 untuk ilustrasi proses kajian sejawat). Proses Kajian Penilai NKT Menghubungi Pakar Sejawat Laporan Penilaian NKT dan dokumen pendukung (misalnya materi lampiran) diterima oleh Pakar Sejawat Evaluasi oleh Pakar Sejawat Penilai merevisi laporan Diperlukan Revisi Tidak Diperlukan Revisi Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada Pakar Sejawat Diperlukan revisi Tidak diperlukan revisi lebih lanjut Pakar Sejawat mengirim Laporan Kajian Sejawat dan menandatangani surat persetujuan kepada Penilai Penilai menyampaikan laporan final kepada ALS Gambar 1: Ilustrasi Proses Kajian Sejawat 2

3 ID Dokumen Pakar Sejawat memainkan peran penting dalam jaminan mutu laporan penilaian NKT karena Penilai menerima masukan dan dapat memperbaiki laporannya sebelum mengajukannya kepada organisasi yang meminta penilaian dan ALS HCVRN. Jika diperlukan kajian sejawat, Penilai harus menyampaikan laporan kajian sejawat dan surat persetujuan sebagai dokumen pendukung bersama dengan laporan penilaian final kepada ALS HCVRN. Kajian sejawat merupakan evaluasi teknis utama laporan penilaian NKT. Evaluasi yang dilakukan oleh Panel Mutu ALS berfokus pada kepatuhan terhadap prosedur ALS, konsistensi ringkasan publik dan mutu laporan secara umum. Tujuan utama proses kajian sejawat adalah mengevaluasi mutu teknis laporan lengkap penilaian NKT, dan secara khusus mengevaluasi: 1. Apakah tim penilaian memiliki keahlian yang diperlukan 2. Apakah metodologi pengumpulan data dan mutu data yang dikumpulkan dan digunakan sudah memadai. 3. Apakah penilaian mengenai luas dan status NKT (ketidakhadiran/kehadiran) dapat dibenarkan. 4. Apakah rekomendasi pengelolaan dan pemantauan NKT sudah tepat 5. Apakah proses konsultasi pemangku kepentingan memadai dan didokumentasikan dengan baik dan apakah ada kelompok pemangku kepentingan utama yang terlewat. Format Laporan Kajian Sejawat Laporan kajian sejawat harus mencakup seluruh bagian laporan penilaian NKT sebagaimana yang diterangkan dalam Templat Laporan Penilaian NKT dan Pedoman Penilaian NKT. Tidak ada batasan halaman untuk laporan kajian sejawat, namun laporan tersebut harus menyertakan hal-hal sebagai berikut: Halaman sampul Nama Pakar Sejawat Alamat Pakar Sejawat Tanggal laporan kajian sejawat Nama Penilai NKT yang meminta kajian sejawat Organisasi yang meminta dilaksanakannya penilaian NKT (nama dan rincian kontak) Lokasi penilaian, misalnya negara, wilayah/provinsi, kabupaten/kota, kota terdekat (jika berlaku) Tanggal penilaian (bulan/tahun) Pendahuluan Bagian ini berisi evaluasi dokumen secara keseluruhan, yang menguraikan dengan jelas kekuatan dan kelemahan laporan penilaian NKT. Bagian ini menyediakan masukan dan rekomendasi umum perbaikan untuk masalah-masalah kecil. Terakhir, bagian ini harus memasukkan pernyataan umum tentang masalah utama yang perlu dijawab oleh Penilai (hal ini akan dibahas secara terperinci pada bagian 3 jika berlaku). Daftar periksa yang telah diisi Laporan penilaian NKT harus dievaluasi sambil mengacu pada Pedoman Penilaian NKT dan Panduan Umum HCVRN sebagai referensi. Selain itu, jika Penilai menggunakan penafsiran NKT nasional, dokumen tersebut akan menjadi referensi yang berguna selama 3

4 ID Dokumen kajian sejawat. Pakar Sejawat dapat meminta referensi yang dikutip dalam laporan dan harus diberi salinannya oleh Penilai. Pakar Sejawat harus memiliki akses penuh menuju seluruh materi lampiran. Kajian sejawat merupakan pekerjaan berbasis meja dan Pakar Sejawat tidak diharapkan untuk melakukan verifikasi hasil di lapangan. Namun demikian, Pakar Sejawat diperbolehkan untuk menyelidiki lebih lanjut beberapa temuan berdasarkan pengalaman pribadi dan jejaring profesional mereka. Pakar Sejawat harus menggunakan daftar periksa yang disediakan (lihat Tabel 1) untuk menilai mutu teknis laporan penilaian NKT, dan menyajikan hasil evaluasi untuk masingmasing bagian dalam satu dari tiga kategori berikut: Baik mengindikasikan bahwa informasi yang disediakan sudah memadai; isinya sesuai dengan panduan dan persyaratan dalam Pedoman Penilaian NKT dan Panduan Umum HCVRN. Seluruh temuan dan rekomendasi didukung dengan bukti dan referensi dikutip dengan benar. Dokumentasi pemangku kepentingan dan peta sesuai dengan persyaratan ALS. Cukup mengindikasikan bahwa topik bagian telah dijawab namun masih ada ruang untuk perbaikan; penjelasan/pembenaran tambahan atau penggunaan hasil dan bukti yang lebih baik akan meningkatkan hasil laporan. Penilai tidak diharuskan merevisi bagian yang cukup namun menjadi praktek baik yang disarankan agar Penilai berusaha mendapatkan penilaian baik di semua bagian. Kurang mengindikasikan bahwa ada kegagalan dalam menjawab topik, bahwa konsep teoritisnya tidak sesuai dengan panduan HCVRN atau penggunaan atau penafsiran datanya sangat tidak memadai atau tidak tepat. Hal ini juga dapat termasuk penggunaan bukti dan hasil yang tidak memadai, salah menafsirkan hasil, atau gagal mengidentifikasi masalah sosial dan lingkungan utama di negara, lanskap atau lokasi penilaian. Jika ada bagian yang diklasifikasikan sebagai masalah utama diberi penilaian kurang, pakar sejawat harus memerintahkan penilai untuk melakukan revisi. Penjelasan mengenai masalah utama Beberapa bagian laporan dianggap lebih berbobot karena potensi dampak negatif yang dapat timbul (misalnya dari konsultasi pemangku kepentingan yang tidak memadai atau kegagalan mengidentifikasi NKT dengan benar) dan digolongkan memiliki nilai penting yang lebih tinggi atau utama. Daftar periksa menunjukkan bagian laporan mana (isi) yang digolongkan sebagai masalah kecil atau utama. Semua masalah utama paling tidak harus mendapatkan nilai cukup. Laporan tidak dapat menerima surat persetujuan dari Pakar Sejawat jika ada nilai kurang untuk masalah utama. Semua masalah utama yang diberi nilai kurang harus dijawab oleh Penilai selama revisi laporan. Disarankan juga agar Penilai menjawab masalah kecil yang diberi nilai kurang untuk meningkatkan mutu laporan secara keseluruhan sebelum diajukan ke organisasi yang meminta dilakukannya penilaian dan ALS HCVRN. Jika Penilai telah menjawab semua masalah utama selama revisi, Pakar Sejawat selanjutnya diharapkan akan menyediakan surat persetujuan (menggunakan templat yang disediakan). Di dalam surat persetujuan tersebut, Pakar Sejawat harus menjelaskan bagaimana Penilai menjawab komentar mereka mengenai masalah utama yang teridentifikasi selama kajian sejawat. 4

5 ID Dokumen Item Isi Laporan Mutu Isi 3 Beri nilai bagian sebagai: baik, cukup, atau kurang dan berikan penjelasan Masalah Kecil atau Utama 1 Pendahuluan dan latar belakang Kecil 2 Keterangan lokasi Kecil 3 Konteks lanskap Utama 4 Konteks nasional dan/atau regional Kecil 5 Tim penilaian NKT Utama 6 Metode Utama 7 Temuan NKT Utama untuk semua NKT 7.1 NKT 1 Utama 7.2 NKT 2 Utama 7.3 NKT 3 Utama 7.4 NKT 4 Utama 7.5 NKT 5 Utama 7.6 HCV 6 Utama 8 Konsultasi Pemangku Kepentingan Utama 9 Penilaian ancaman apakah metodologi dan penilaian ancaman disajikan dengan jelas? Kecil 10 Rekomendasi pengelolaan dan pemantauan apakah hal ini dihubungkan dengan peta secara jelas Utama 11 Bagian sintesis Kecil 12 Peta 4 NKT dan peta wilayah pengelolaan NKT Utama 13 Referensi Kecil 14 Lampiran wajib Utama Tabel 1: Daftar periksa ini harus diisi sebagai bagian dari laporan kajian sejawat. Berikan komentar mengenai mutu isi laporan untuk masingmasing bagian. Isi laporan tersebut dapat dinilai baik, cukup atau kurang; dan sertakan penjelasan untuk nilai yang diberikan. Harap dicatat bahwa tabel ini tersedia untuk diunduh sebagai dokumen Word untuk memudahkan penggunaan. 3 Lihat di atas untuk mengetahui panduan cara mengevaluasi isi. 4 Peta harus diberi skala yang benar, jelas dan mudah dibaca, serta menyertakan judul, tanggal, koordinat GPS dan legenda. 5

6 ID Dokumen Panduan yang digunakan dengan daftar periksa Di bawah judul bagian daftar periksa, terdapat serangkaian pertanyaan atau masalah penting yang harus dijawab dalam laporan penilaian NKT. Gunakan hal ini sebagai panduan untuk membantu menilai mutu laporan penilaian NKT. Laporan kajian sejawat tidak diharuskan menyertakan jawaban atas seluruh pertanyaan ini, akan tetapi banyak dari pertanyaan dan masalah ini yang dapat berguna untuk menentukan nilai (baik, cukup, kurang) dan menyediakan penjelasan untuk nilai yang diberikan. Hal ini juga akan membantu mengidentifikasi jenis revisi apa (misalnya informasi tambahan) yang mungkin diperlukan jika masalah utama diberi nilai kurang. 1. Pendahuluan dan latar belakang Apakah terdapat ringkasan dasar perusahaan dan operasionalnya di wilayah tersebut? Apakah dampak dan skala operasional yang diusulkan diterangkan secara memadai? Apakah tujuan penilaian NKT sudah jelas? 2. Keterangan lokasi Apakah wilayah penilaian dan lanskap di sekitarnya ditetapkan dengan jelas? Apakah terdapat eksploitasi dalam jenis apapun (khususnya pembersihan lahan) sebelum dilakukan penilaian, dan jika terjadi, bagaimana wilayah tersebut diperlakukan? Apakah nilai signifikan wilayah dinilai? 3. Konteks lanskap dan konteks Nasional dan/atau regional Apakah lanskap yang lebih luas diterangkan secara meyakinkan dan memadai? Apakah ciri-ciri sosial dan biologis utama lanskap yang lebih luas diterangkan dengan jelas? Ciri tersebut termasuk: Kawasan lindung (peraturan yang ada atau sedang dalam proses) Biogeografi regional atau sub-regional (apakah wilayah penilaian merupakan bagian dari kawasan biogeografis yang dibatasi secara sempit dan/atau berbeda?) Lokasi dan status wilayah vegetasi alami (termasuk keterangan jenis, ukuran, mutu ekosistem) Kehadiran populasi spesies yang dikenal dan menjadi perhatian global Bentuk lahan utama, DAS dan sungai, geologi dan tanah Pemukiman penduduk dan infrastruktur, wilayah pertanian Konteks sosial (etnis, tren sosial utama dan kegiatan penggunaan lahan) Riwayat penggunaan lahan dan tren pembangunan, termasuk rencana masa depan (misalnya peta rencana tata ruang, inisiatif pembangunan dan izin eksploitasi komersial yang ada atau yang diusulkan) 4. Tim penilaian NKT Apakah tim memasukkan atau memiliki akses yang memadai menuju keahlian yang relevan untuk menilai nilai-nilai biologis dan sosial? 6

7 ID Dokumen 5. Metode Apakah sumber data dan metodologi pengumpulan data diterangkan atau dirujuk dan diringkas dengan jelas (dan disajikan dalam lampiran jika tepat), dan apakah hal itu memadai untuk mengidentifikasi NKT? Bagian ini harus mencakup: Latar belakang dan penelitian meja Pengumpulan data lapangan, jika ada (termasuk tanggal dan rencana perjalanan). NB: apakah sasaran penelitian lapangan dinyatakan dengan jelas terkait dengan NKT spesifik? Apakah ada usaha yang wajar untuk mengisi kesenjangan data, yang proporsional dengan dampak dan skala operasional? 6. Temuan NKT Untuk NKT 1-6, apakah hal-hal berikut dijawab, dan apakah proses atau usaha tersebut sesuai dan memadai dengan kemungkinan dampak dan skala operasional? Apakah keenam NKT dijawab dalam laporan? Jika satu atau lebih NKT tidak dijawab, apakah ada pembenaran yang memadai untuk tidak melakukannya (misalnya NKT secara meyakinkan tidak ada)? Apakah data dirinci, terbaru dan cukup lengkap untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai kehadiran/status/lokasi NKT? Apakah prinsip pencegahan digunakan secara benar dalam penggunaan data? Apakah peta, laporan dan data yang sudah ada sebelumnya up-to-date dan memadai? Apakah ada pemahaman tentang keakuratan spasial data yang digunakan? Apakah harus dikumpulkan data lanjutan sebelum membuat keputusan? Apakah Penafsiran Nasional NKT telah digunakan, atau (jika tidak ada Penafsiran Nasional), apakah Panduan Umum telah ditafsirkan dengan benar? Apakah keputusan untuk menerapkan definisi/ambang batas Penafsiran Nasional, atau menyimpang dari rekomendasinya, diterangkan dan dibenarkan secara memadai? For each HCV: Apakah NKT hadir, berpotensi hadir atau tidak ada di wilayah yang dinilai? Apakah kehadiran NKT di lanskap yang lebih luas serta secara nasional, regional atau global telah dijawab? Apakah NKT (dan komponennya) ditetapkan dan diterangkan dengan jelas? Apakah keterangannya memadai bagi para pihak yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi NKT secara dapat diandalkan? Apakah prinsip pencegahan digunakan secara benar dalam membuat keputusan tentang status NKT? 7. Konsultasi pemangku kepentingan Apakah terdapat proses konsultasi yang benar untuk: Identifikasi NKT? Pengelolaan dan pemantauan NKT? 7

8 ID Dokumen Pada masing-masing kasus: Apakah pemangku kepentingan yang relevan diajak konsultasi dengan benar? Apakah hal ini didokumentasikan dengan cara yang dapat diverifikasi? Apakah pandangan atau informasi yang disediakan oleh mereka dimasukkan ke dalam laporan penilaian final? Apakah kesimpulan diberitahukan kembali kepada pihak yang diajak konsultasi jika tepat? Apakah inisiatif yang ada dan tepat digunakan jika memungkinkan (termasuk inisiatif konservasi biologis, ekologis atau sosial lokal atau internasional yang ada)? 8. Ancaman penilaian Apakah ancaman atau risiko dari kegiatan pengelolaan saat ini atau yang direncanakan terhadap masing-masing NKT di dalam wilayah penilaian diidentifikasi? Apakah ancaman dari faktor-faktor eksternal terhadap masing-masing NKT di wilayah penilaian diidentifikasi? 9. Rekomendasi pengelolaan dan pemantauan Apakah rekomendasi pengelolaan yang diusulkan kemungkinan memadai untuk mempertahankan atau meningkatkan NKT? Apakah wilayah pengelolaan NKT dan saran pengelolaan telah ditetapkan untuk masing-masing NKT, jika terdapat NKT tersebut? Apakah rekomendasi pengelolaan memerhitungkan kehadiran dan status NKT? Apakah rekomendasi pengelolaan memerhitungkan mitigasi ancaman atau risiko terhadap NKT? Apakah prinsip pencegahan digunakan secara tepat dalam saran pengelolaan? Apakah pemangku kepentingan telah diajak konsultasi mengenai rekomendasi pengelolaan dan diberikan kesempatan untuk memberikan masukan langsung jika tepat? 10. Sintesis Apakah sintesis menyediakan tinjauan yang berguna mengenai temuan utama mengumpulkan seluruh wilayah pengelolaan NKT ke dalam satu peta, dan menarik perhatian pada rekomendasi pengelolaan terpadu dan gabungan? 11. Peta NKT dan peta wilayah pengelolaan NKT Apakah wilayah pengelolaan NKT dipetakan dengan benar? Apakah peta kehadiran NKT jelas, akurat dan berguna? Apakah peta kehadiran NKT disajikan dengan tingkat resolusi yang memadai dan cukup lengkap untuk membuat keputusan pengelolaan? Apakah kehadiran NKT TIDAK dipetakan dengan resolusi dan kelengkapan yang diharuskan, apakah hal ini dibenarkan, dan apakah proses yang memadai ditetapkan untuk pemetaan NKT, sebelum memulai operasional? 12. Referensi Apakah referensi dikutip dengan benar, baik di bagian referensi maupun catatan kaki? Apakah referensi digunakan dengan benar sebagai bukti pendukung keputusan NKT? 8 HCV Resource Network secretariat@hcvnetwork.org West Suite Frewin Chambers Frewin Court Oxford OX1 3HZ United Kingdom

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi HCV Resource Network (HCVRN), Skema Lisensi Penilai, Panel Mutu 1 Prosedur dan daftar periksa

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT ID Dokumen BAHASA INDONESIA Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk

Lebih terperinci

Templat Laporan Penilaian NKT

Templat Laporan Penilaian NKT ID Dokumen BAHASA INDONESIA Templat Laporan Penilaian NKT Petunjuk Templat laporan ini wajib digunakan oleh semua penilai yang berlisensi. Dalam keadaan yang luar biasa, dengan izin sebelumnya dari Jaringan

Lebih terperinci

Proses Penyelesaian Perselisihan

Proses Penyelesaian Perselisihan Dokumen ID INDONESIA Proses Penyelesaian Perselisihan Latar Belakang ALS adalah skema yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan pendekatan NKT secara lebih bermutu dan konsisten melalui a) penyediaan

Lebih terperinci

Panduan Pendaftaran. Sebelum mendaftar. Siapa yang harus mendaftar? Cara mendaftar

Panduan Pendaftaran. Sebelum mendaftar. Siapa yang harus mendaftar? Cara mendaftar ID Dokumen BAHASA INDONESIA Panduan Pendaftaran Dokumen ini menyediakan panduan bagi para pihak yang ingin melamar sebagai penilai NKT yang berlisensi Sebelum mendaftar Seluruh pelamar harus membaca dengan

Lebih terperinci

Pola Acu (Template) Laporan Penilaian Nilai- Nilai Konservasi Tinggi (NKT)

Pola Acu (Template) Laporan Penilaian Nilai- Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Dokumen ID INDONESIA Pola Acu (Template) Laporan Penilaian Nilai- Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Petunjuk Pola acu laporan ini wajib digunakan oleh semua penilai yang memiliki lisensi. Hanya dalam keadaan

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian NKT

Pedoman Penilaian NKT Dokumen ID INDONESIA Pedoman Penilaian NKT www.hcvnetwork.org Dokumen ID Pedoman Penilaian NKT ini disusun oleh Proforest untuk Skema Lisensi Penilai HCV Resource Network. Untuk pertanyaan dan masukan

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk meningkatkan kompetensi penilai

Lebih terperinci

Panduan pendaftaran untuk calon penilai berlisensi

Panduan pendaftaran untuk calon penilai berlisensi Panduan pendaftaran untuk calon penilai berlisensi Dokumen ini menyediakan panduan bagi mereka yang ingin melamar sebagai Penilai Berlisensi di bawah Assessor Licensing Scheme (ALS) HCV Resource Network.

Lebih terperinci

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN Skema Lisensi Penilai: HASIL-HASIL SELAMA DUA TAHUN Oktober 01 - Desember 01 Pengantar Skema Lisensi Penilai (ALS) NKT diluncurkan pada tanggal 31 Oktober

Lebih terperinci

Bagian 1: Tentang minat anda

Bagian 1: Tentang minat anda Konsultasi 1: Penilaian Kebutuhan dan Pandangan dari Pengguna 1 Konsultasi 1: Penilaian Kebutuhan dan Pandangan dari Pengguna May 2006 Bantu kami membangun jaringan kerja sumberdaya HCVF anda Kami ingin

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN NKT SKT

PEDOMAN PENILAIAN NKT SKT ID Dokumen ALS_02_N BAHASA Tanggal 08/11/2017 INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN NKT SKT Untuk dipakai pada saat penilaian NKT-SKT terpadu Pedoman Penilaian NKT-SKT ini disusun oleh Proforest dan Daemeter untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO RSPO NPP (NPP 2015) PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Disahkan oleh Dewan Gubernur pada tanggal 20 November 2015 1 Nama dokumen: Prosedur Penanaman Baru RSPO Kode referensi dokumen: Cakupan geografis: Internasional

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982, PERSETUJUAN PELAKSANAAN KETENTUAN-KETENTUAN KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT TANGGAL 10 DESEMBER 1982 YANG BERKAITAN DENGAN KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SEDIAAN IKAN YANG BERUAYA TERBATAS

Lebih terperinci

Skema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit. 8, 9 dan 10 Agustus

Skema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit. 8, 9 dan 10 Agustus Skema Penilai berlisensi (ALS): Introduksi untuk pengusaha (grower) Kelapa Sawit 8, 9 dan 10 Agustus Agenda Sejarah ALS, Tujuan dan Strategi Pemberian Lisensi Review Laporan penilaian High Conservation

Lebih terperinci

TAHAPAN PENILAIAN AMDAL

TAHAPAN PENILAIAN AMDAL LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG TATA LAKSANA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN A. UMUM TAHAPAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional 1 2 5 6 Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional mengikuti peraturan pemerintah dan konvensi/persetujuan internasional yang diratifikasi secara nasional mengikuti, dan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017 TATACARA PENYUSUNAN a. Tim Penyusun dan Bentuk Dokumen disusun oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah, yang keanggotaannya melibatkan unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perguruan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm 1. Penilaian Dampak Aktivitas Langkah Tindakan Rinci Catatan Melakukan penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang komprehensif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

Lebih terperinci

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA REFERENSI BAGI PEMINAT Dalam pengajuan proposal, peminat harus menaati segala instruksi, formulir, kontrak, dan spesifikasi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1 PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS Agustus 2017 Versi 1 1 Nama dokumen: Prosedur Penanaman Baru RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3 Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN Pemberian Hadiah/Penyediaan Hiburan 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. 1. Semua pemberian hadiah harus sesuai dengan kebijakan

Lebih terperinci

Tinjauan Perkebunan FSC

Tinjauan Perkebunan FSC Tinjauan Perkebunan FSC - ringkasan dari Tahap Kebijakan Anders Lindhe Process co-ordinator Latar Belakang Keprihatinan Di dalam FSC : - standard mendukung perkebunan daripada hutan alam - standard tidak

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2014 T E N T A N G PENGELOLAAN KAWASAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI DALAM USAHA PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE KLRCA (Direvisi pada tahun 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada tahun 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK

Lebih terperinci

Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah Ringkasan Eksekutif Bismart Ferry Ibie Nina Yulianti Oktober 2016 Nyahu Rumbang Evaphilo Ibie RINGKASAN EKSEKUTIF Kalimantan Tengah berada di saat

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Islam KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF Halaman: 1 dari 7 MAPPING (PM) ATAU Dibuat Oleh Direview Oleh Disahkan Oleh 1 Halaman: 2 dari 7 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 7 Daftar Isi 1. Tujuan... 4

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

4.12 SYARAT DAN KONDISI YANG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

4.12 SYARAT DAN KONDISI YANG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 4.12 SRAT DAN KONDISI NG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1. Syarat dan Kondisi ini mengatur Skema Verifikasi Legalitas Kayu (selanjutnya disebut sebagai Skema ) yang diselenggarakan oleh TROPICAL RAINFOREST

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

Pedoman bagi Manajer Kelompok Versi 2.4, 09 Desember 2015

Pedoman bagi Manajer Kelompok Versi 2.4, 09 Desember 2015 PEDOMAN RSPO BAGI PETANI MANDIRI DALAM MENGELOLA Nilai Konservasi Tinggi (NKT) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG TELAH BERDIRI (Kriteria 5.2) Pedoman bagi Manajer Kelompok Versi 2.4, 09 Desember 2015 RSPO-GUI-T06-007

Lebih terperinci

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru RSPO secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada: i. Para Anggota dari Kelompok Kerja Pengurangan Emisi RSPO ii. Perusahaan anggota RSPO yang ikut serta

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN: Evaluasi Independen terhadap Perkembangan Pemenuhan Komitmen Asia Pulp and Paper (APP) sesuai Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP) Perusahaan (5 Februari 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi Para Pihak pada Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

1 of 9 21/12/ :39

1 of 9 21/12/ :39 1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal, serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014 Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014 Performance Indicators: APP Forest Conservation Policy Evaluation, v2.0 12 Mei 2014 1 Dokumen ini merumuskan Indikator

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU MENTERI KEHUTANAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem daratan dan laut. Batas ke arah darat: Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA Dalam rangka peningkatan pelayanan hibah, kinerja, dan capaian, TFCA-Sumatera akan melakukan evaluasi terhadap

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2014 T E N T A N G

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2014 T E N T A N G GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2014 T E N T A N G PENGELOLAAN KAWASAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI DALAM USAHA PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Regulasi Kayu Uni Eropa (European Union Timber Regulation/EUTR) Regulasi Kayu

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG TATA CARA INVENTARISASI DAN PENETAPAN FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang 1 PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang membuka akun Mitra Santara (MS) di Santara, selanjutnya akan disebut sebagai Mitra Santara. Keduanya disebut sebagai

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

2. Bagaimana Kami Menggunakan Informasi Anda

2. Bagaimana Kami Menggunakan Informasi Anda KEBIJAKAN PRIVASI Penidago.com dimiliki dan dioperasikan oleh Grup Perusahaan Penidago ("Penidago" atau "Kami"). Kebijakan Privasi ini menjelaskan bagaimana kami mengumpulkan, menggunakan, menyingkapkan,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Nomor : P. 4/VII-PKH/ 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA Menimbang : Mengingat PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci