MODUL 7: MINIMISASI FA

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 6: TEOREMA KLEENE

MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata

MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

MODUL 11: PUSHDOWN AUTOMATON

MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE

MODUL 1: PENGANTAR TEORI BAHASA

MODUL 3: Finite Automata

PERTEMUAN 9 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata]

RELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi)

NonDeterministic Finite Automata. B.Very Christioko, S.Kom

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan kemampuan sistem secara

MODUL 2: Bahasa Regular dan Ekspresi Regular

PERTEMUAN II. Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA)

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

Teori Bahasa dan Automata. Finite State Automata & Non Finite State Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

MODUL 12: BENTUK-BENTUK SEDERHANA DAN BENTUK-BENTUK NORMAL

TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA

BAB III PELABELAN KOMBINASI

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

Relasi & Fungsi. Kuliah Matematika Diskrit 20 April Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Teori Bahasa Formal dan Automata

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Teori Bahasa Formal dan Automata

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan

HOMOMORFISMA. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat dari Grup Faktor

Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

Konsep Bahasa. Simbol Abjad/alfabet String/kata/untai String kosong Bahasa (Language) Bahasa Kosong Bahasa Universal dari

KOSET. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

Untuk sebuah fungsi y = f(x), bagaimana perilaku dari f(x) jika x mendekati c, akan tetapi x tidak sama dengan c (x c).

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

Operasi FA dan Regular Expression

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL

KALKULUS (Relasi Ekivalen) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Teori Komputasi 11/2/2016. Bab 5: Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga

GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S.

SUBGRUP NORMAL. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

TEKNIK PEMBUKTIAN. (Yus Mochamad Cholily)

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

Non-Deterministic Finite Automata

BAB 2 LANDASAN TEORI. Musik dan matematika berkaitan satu sama lain secara kompleks. Matematika

Matematika Diskrit 1

Matematika Diskrit 1

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

RELASI BINER. 1. Hasil Kali Cartes

BAB 2 RELASI. 1. Produk Cartesian

1 INDUKSI MATEMATIKA

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

I. Aljabar Himpunan Handout Analisis Riil I (PAM 351)

BAB VIII HIMPUNAN BILANGAN RASIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1

PERTEMUAN Relasi dan Fungsi

22 Matematika Diskrit

Teori Himpunan. Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata. Operasi pada Himpunan. Himpunan Tanpa Elemen. Notasi. Powerset & Cartesian Product

PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA

KALKULUS (Relasi Ekivalen) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Pada tahun 1961, Pumping Lemma yang merupakan metode untuk membuktikan regularitas dan iregularitas suatu bahasa ditemukan oleh Yehoshua Bar-Hillel, M

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

INF-104 Matematika Diskrit

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c > 0, maka

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

Sistem Bilangan Riil

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Produk Cartesius Relasi Relasi Khusus RELASI

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1)

THE WAY OF LONGEST PALINDROME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB 1 PENGANTAR. 1.1 Himpunan

Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa

SYARAT PERLU MENGKONSTRUKSIKAN RELASI EKIVALENSI PADA RING TIDAK KOMUTATIP ELVINA HERAWATY

FTIK / PRODI TEKNIK INFORMATIKA

Transkripsi:

MODUL 7: MINIMISASI FA Dalam pembahasan sebelumnya untuk setiap mesin FA (baik NFA, NFA-Λ, maupun FA) pasti ada suatu bahasa regular yang dapat ia terima dan sebaliknya untuk setiap bahasa regular pasti ada mesin FA yang dapat menerimanya. Hal ini terbukti dengan metoda/algoritma untuk menkonversi ekspresi regular menjadi NFA-Λ dan dari NFA -Λ bisa dikonversi menjadi NFA, dan kemudian menjadi FA. Demikian pula dari suatu FA ekspresi regular dari bahasa ybs dapat ditemukan. FA sesuai dengan namanya merupakan mesin dengan jumlah status terbatas. Yang menjadi pertanyaan, seberapa terbatasnya ia? Kalau terbatas tentu ada jumlah minimal status yang diperlukan untuk membuat suatu FA M yang menerima bahasa L. Dalam pembahasan modul ini kita akan melihat bagaimana caranya menemukan FA M dengan jumlah status minimal dari FA M yang diberikan. Tetapi untuk membangun pemahaman konseptual maka sebelumnya akan dibahas pula landasan teoritis yang diperlukan. Pertama adalah mengenai keberbedaan string, kemudian mengenai kelas ekivalensi string, dan kemudian algoritma penemuan FA dengan jumlah status minimal tersebut. Keberbedaan String Definisi. Untuk bahasa L Σ *, dua string x dan y Σ * dikatakan terbedakan (distinguishable) terhadap bahasa L jika terdapat string z Σ * sehingga tepatnya salah satu string xz atau yz berada dalam L. String z dikatakan sebagai pembeda x dari y terhadap L. Dengan definisi ini bisa dikatakan pula x dan y takterbedakan (indistinguishable) terhadap L bila string z tersebut tidak pernah ada; jadi dalam hal ini baik xz dan yz ada dalam L (atau tidak ada dalam L). Contoh: Terhadap L = {x {, } * x berakhiran } string dan adalah terbedakan karena dengan z =, maka z L dan z L. Sementara string dan tak terbedakan terhadap L setiap z menyebabkan z dan z berada dalam L (misalnya z=) atau tidak berada dalam L (misalnya z = ). Bagaimana masalah keberbedaan string ini dikaitkan dengan mesin FA M yang menerima bahasa L ybs? Dalam hal ini apabila x dan y menyebabkan mesin M berhenti di suatu status yang sama maka kedua string tersebut tak terbedakan karena string z apapun dalam xz dan yz juga akan membawa string ke status yang sama. Hal ini dinyatakan dalam lemma sebagai berikut. y x Lemma Ketakterbedakan. Misalnya L Σ * dan M = (Q, Σ,, δ, A) adalah FA yang menerima L. Jika x dan y dua buah string dalam Σ * yang mana δ * (, x) = δ * (, y), maka x dan y dikatakan takterbedakan (indistinguishable) terhadap bahasa L. Jadi, jika ada dua string yang terbedakan terhadap bahasa L maka sekurangnya ada dua status yang berbeda dalam mesin FA yang menerima L. Bagaimana jika ternyata ditemukan n string yang satu sama lainnya terbedakan terhadap L? Sekurangnya ada n status yang berbeda dalam mesin FA tersebut. Hal ini dinyatakan dalam teorema berikut. Teorema Jumlah Minimal Status. Misalnya L Σ * dan terdapat n buah string yang terbedakan (n bilangan bulat positif) berkenaan dengan L. Maka, tidak akan ada FA untuk mengenali L yang memiliki jumlah status kurang dari n. z z 2 Update Version.2., printed at 3:22 AM, // page of 5

Bukti teorema ini bisa dijelaskan dengan Pigeonhole Principle. Jika kurang dari n maka ada beberapa string yang menyebabkan mesin berhenti di status yang sama dan ini kontradiksi dengan lemma sebelumnya. Teorema ini mengisyaratkan adanya batas bawah dari kebutuhan memory/storage dalam setiap FA dalam pengenalannya terhadap bahasa yang bersangkutan. Contoh: Untuk n, L n = {x {, } * x n dan simbol ke-n dari kanan adalah }. Ekspresi regular bahasa ini adalah (+) * (+) n. Secara langsung FA dapat dibentuk sebagai berikut: untuk setiap kemungkinan substring dengan panjang n atau kurang buat masing-masing satu status berbeda. Untuk itu terdapat 2 n+ buah status. Dengan status-status tersebut FA akan dapat mengingat n simbol terakhir dari string masukan. Misalnya untuk n =2, diperlukan 7 status, dan untuk n = 3, diperlukan 5 status (terlihat pada gambar di samping ini. Fungsi transisinya berpola sederhana saja yaitu δ(abc, d) = bdc. Sudah minimalkah FA tersebut? Sejauh ini pembahasan baru pada implikasi dari jumlah string yang saling terbedakan pada jumlah status minimal. Dalam contoh ini mungkin saja terdapat sejumlah status yang bisa digabungkan karena ketakterbedakan. Misalnya x= dan y= akan membawa mesin ke dua status yang berbeda tetapi untuk setiap string z Λ menyebabhan mesin berhenti pada status yang sama karena xz atau pun yz. Berikut ini contoh yang mana jumlah status tidak dapat diperkirakan (tak terbatas). Contoh: Σ adalah alfabet dan bahasa Palindrom (disingkat Pal) pada Σ adalah tedefinisi sebagai berikut:. Λ Pal 2. untuk semua simbol a Σ, maka string satu simbol a Pal 3. untuk semua string x Pal, dan untuk semua simbol a Σ, maka string axa Pal 4. Tidak ada string x Pal, yang tidak diperoleh dari aturan,2, dan 3 di atas. Berapa jumlah status yang diperlukan untuk mengenali bahwa string x Pal? Apabila kita scan dari kiri ke kanan sesuai dengan cara bekerjanya suatu FA maka akan begitu tak terhingganya jumlah simbol yang perlu kita ingat. Berbeda dengan contoh sebelumnya yang dapat dengan sederhana menggunakan sejumlah terbatas status. Dalam konteks keterbedaan maka jumlah string yang takterbedakan adalah takhingga. Nanti akan kita ketahui bahwa Pal bukanlah suatu bahasa regular (disebut nonregular) yang juga berarti ia tidak dapat dikenali oleh suatu FA. Jadi sifat bahwa jumlah status dalam suatu FA akan bergantung berapa banyak pasangan string yang dapat terbedakan terhadap L, merupakan sifat khas dari bahasa regular, yang berati juga tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa non regular. Untuk suatu bahasa non-regular L jumlah pasangan string yang terbedakan terhadap L adalah tak berhingga. Relasi Ekivalensi Tak Terbedakan Definisi: L adalah suatu bahasa dalam Σ *. Relasi Takterbedakan I L pada Σ * terdefinisi sebagai berikut. Dua string x dan y dinyatakan dalam relasi x I L y jika dan hanya jika x dan y tak terbedakan terhadap bahasa L. Dengan kata lain, akan terdapat string z Σ * berlaku xz dan yz keduanya dalam L, atau keduanya tidak berada dalam L. Update Version.2., printed at 3:22 AM, // page 2 of 5

Partisi Kelas Ekivalensi Relasi ini merupakan relasi ekivalensi karena relasi ini refleksif, simetris, dan transitif. Sementara himpunan sejumlah string yang saling memiliki relasi ekivalensi umumnya disebut sebagai satu kelas ekivalensi. Jadi relasi ekivalensi keterbedaan I L ini mempartisi Σ * ke sejumlah kelas ekivalensi. Apakah jumlah kelas ini terbatas? Jika ternyata ada n kelas ekivalensi maka pasti juga terdapat n string yang terbedakan yang diambil dari masing-masing kelas. Apakah n ini memang terbatas? Jumlah kelas ekivalensi dalam bahasa regular adalah berhingga (Teorema Myhill-Nerode). Untuk membuktikan teorema ini maka kita mencoba melakukan partisi lain selain partisi kelas ekivalensi tersebut. Partisi Menurut Status Berhenti Untuk suatu bahasa regular L dan suatu FA M = (Q, Σ,, A, δ) yang dapat mengenali L, dengan Q, kita definisikan L = {x Σ * δ * (, x) = }. Jadi L adalah himpunan dari string-string yang membuat M berhenti di status. Oleh sebab itu, partisi yang terjadi disebut partisi menurut status berhenti. Jika dalam FA terdapat n status maka akan terbentuk n buah L. Karena jumlah status dalam FA berhingga maka jumlah partisi ini pun berhingga. Sesuai dengan Lemma Ketakterbedakan, jika dua string x dan y L maka x dan y takterbedakan yang juga berarti x I L y. Tetapi implikasi ini belum tentu berlaku sebaliknya seperti yang telah dilihat pada pembahasan contoh bahasa (+) * (+) n. Dengan demikian dapat dikatakan partisi L ini lebih halus dari partisi kelas ekivalensi karena setiap L merupakan subset dari suatu kelas ekivalensi. Bilakah kedua partisi ini tepat sama? Ketika FA sudah merupakan yang paling sederhana! Notasi berikut ini untuk menjelaskan mendapatkan FA yang paling sederhana berdasarkan relasi ekivalensi. Notasi [z] Definisi: Untuk suatu string z, maka [z] menyatakan kelas ekivalensi yang berisikan z. Dengan notasi ini untuk dua string berlainan x dan y, jika dituliskan [x] = [y] (baca: kelas ekivalensi yang berisi x sama dengan kelas ekivalensi yang berisi y), maka artinya juga x I L y. Demikian pula jika x L p dan xa L (yang artinya δ(p, a) = ), maka δ([x], a) = [xa]. Lemma Invariansi Kanan: setiap x, y Σ * dan setiap a Σ, bila x I L y, maka xa I L ya. Jadi jika [x] = [y] maka [xa] = [ya]. Mengingat δ([x], a) = [xa] dan δ([y], a) = [ya], maka kalau [x] = [y] jelaslah bahwa [xa] = [ya]. Teorema Minimisasi FA dengan Kelas Ekivalensi: L Σ *, dan Q L himpunan kelas-kelas ekivalensi dari relasi I L pada Σ *. Bila Q L adalah himpunan berhingga, maka M L = (Q L, Σ,, A L, δ) merupakan suatu FA yang menerima L, dimana = [Λ], A L = { Q L L }, dan δ : Q L Σ Q L terdefinisi sebagai δ([x], a) = [xa] selain itu M L memiliki jumlah status yang paling sedikit dari antara FA yang mengenali L. Teorema ini menghasilkan suatu FA dengan jumlah status minimal. Namun persyaratannya, kita perlu mengidentifikasi kelas-kelas ekivalensi dari L. Contoh: L = {x {, } * x memiliki akhiran }. String Λ,, dan adalah saling terbedakan terhadap L. Untuk setiap string y yang lain, maka y memiliki relasi ekivalen ketakterbedakan dengan salah satu dari ketiga string itu. Jadi untuk L hanya ada ketiga kelas ekivalensi ini yaitu [Λ], [], dan [].. Kemudian dari δ([λ], ) = [Λ] δ([λ], ) = [] δ([], ) = [] δ([], ) = [] Update Version.2., printed at 3:22 AM, // page 3 of 5

δ([], ) = [Λ] δ([], ) = [] Maka diperoleh Fa sebagai berikut. [Λ] [] [] Pencarian kelas ekivalensi ini dalam beberapa kasus tidaklah sederhana. Secara umum kita perlu suatu metoda yang algoritmis. Algoritma ini berangkat dari partisi menurut status berhenti kemudian melakukan penggabunganpenggabungan atas sejumlah kesamaan sifat yang ditemukan. Lemma: untuk p, Q, diketahui bahwa L p dan L berada dalam kelas ekivalensi yang berbeda jika dan hanya jika terdapat string z Σ * sehingga tepat hanya satu dari δ * (p, z) atau δ * (, z) berada di A. Bukti (dari kiri ke kanan): diketahui L p dan L berada dalam kelas ekivalensi yang berbeda. Misalkan x L p dan y L yang berarti x dan y berada dalah kelas ekivalensi yang berbeda. Maka terdapat z yang dapat memberbedakan x dan y terhadap L. Dengan demikian kita dapatkan: δ * (p, z) = δ * (δ * (, x), z) = δ * (, xz) δ * (, z) = δ * (δ * (, y), z) = δ * (, yz) yang karena z memberbedakan x dan y terhadap L maka salah satunya (δ(, xa) atau δ(, yz)) akan berada di A. Bukti (dari kanan ke kiri): diketahui salah satu δ * (p, z) dan δ * (, z) berada di A maka maka terdapat x L p dan y L sehingga string z memberbedakan x dan y terhadap L. Jadi L p dan L adalah subset-subset dari kelas ekivalensi yang berbeda. Jadi ide algoritma ini adalah menemukan setiap pasangan status (p, ) yang mana L p dan L berada di dua kelas ekivalensi yang berbeda. Dari semua kemungkinan pasangan maka pasangan yang tersisa (p, ) merupakan pasangan dengan L p dan L berada di dalam kelas ekivalensi yang sama. Pertama-tama yang paling mudah untuk mengetahui pasangan (p, ) dimana L p dan L ada di dua kelas ekivalensi yang berbeda adalah jika tepat hanya satu dari p atau (jadi string z = Λ) merupakan status menerima. Untuk status-status lain, misalnya pasangan (r, s) dapat diketahui apakah L r dan L s berada dalam dua kelas ekivalensi yang berbeda jika terdapat a Σ sehingga δ(r, a) = p dan δ(s, a) = serta L p dan L berada dalam dua kelas ekivalensi yang berbeda. Jadi, algoritma memulai dari yang paling mudah tersebut kemudian dalam iterasi menemukan pasangan-pasangan berikutnya berdasar penemuan pasangan sebelumnya hingga tidak ada lagi pasangan baru yang ditemukan. Setelah iterasi, pasangan yang tidak ditemukan Algoritma: List semua kemungkinan pasangan status ( p, ) (pasangan tak berurutan) Lakukan dalam sejumlah pass. Pada pass pertama tandai pasangan yang tepat hanya satu statusnya A Pada setiap pass berikutnya, tandai pasangan (r, s) bila terdapat a Σ menyebabkan δ(r, a) = p dan δ(s, a) = sementara (p, ) sudah bertanda. Pass selesai jika sudah tidak ada lagi pasangan yang ditandai. Pasangan (p, ) yang telah bertanda adalah status-status sehingga L p dan L adalah subset -subset dari kelas ekivalensi yang berlainan. Jadi (p, ) tak bertanda L p dan L dapat digabung menjadi satu kelas ekivalensi. Dengan demikian pula jika semua pasangan bertanda maka FA sudah minimal. Contoh Untuk FA yang sama seperti yang dibahas dengan cara sebelumnya. Update Version.2., printed at 3:22 AM, // page 4 of 5

4 Pada pass pertama: karena status 6 adalah status terima maka pasangan (, 6), (2, 6), (3, 6), (4, 6), (5, 6), dan (6, 7) ditandai. Pada pass kedua: 2 (, 3) ditandai karena δ(, ) = 2 dan δ(3, 5 ) = 6 serta (2, 6) sudah ditandai (, 5) ditandai karena δ(, ) = 2 dan δ(5, ) = 6 serta (2, 6) sudah ditandai (, 7) ditandai karena δ(, ) = 2 dan δ(7, 6 ) = 6 serta (2, 6) sudah ditandai 3 (2, 3) ditandai karena δ(2, ) = 4 dan δ(3, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai 7 (2, 5) ditandai karena δ(2, ) = 4 dan δ(5, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai (2, 7) ditandai karena δ(2, ) = 4 dan δ(7, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai (3, 4) ditandai karena δ(4, ) = 4 dan δ(3, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai (4, 5) ditandai karena δ(4, ) = 4 dan δ(5, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai (4, 7) ditandai karena δ(4, ) = 4 dan δ(7, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai (3, 4) ditandai karena δ(4, ) = 4 dan δ(3, ) = 6 serta (4, 6) sudah ditandai Pada pass ketiga tidak ada lagi pasangan yang dapat ditandai, dan selesai. Pasangan (, 2), (, 4), (2, 4), (3, 5), (3, 7), (5, 7) tidak ditandai sehingga didapat tiga kelas ekivalensi p = L L 2 L 4, p 2 = L 3 L 5 L 7 dan p 3 = L 6. 2 3 2 2 4 2 5 2 2 2 6 7 2 2 2 2 3 4 5 6 p p 2 p 3 Update Version.2., printed at 3:22 AM, // page 5 of 5