ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA KEMDIKNAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA KEMDIKBUD

BAB I PENDAHULUAN. Di bawah ini struktur organisasi Kemdikbud sesuai Permendiknas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud.

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KATA PENGANTAR. Prof. Dr. Dodi Nandika, MS RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

Bab 3. Dasar Kebijakan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

bbbbbbbbbbbbbbb Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PAUDNI Tahun 2012

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN PADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA KEMDIKNAS

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA KEMDIKBUD

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12

[TT2] (MDGs), Education For All (EFA), dan Education for. sasaran-sasaran Millenium Development Goals. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

Pasal 2. permen_14_2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

BAB IV STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB IV STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Kata Pengantar

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Lakip_ii_mandikdasmen 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Makna Insan Cerdas Komprehensif

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB VI PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

PERLUASAN DAN PEMERATAAN AKSES PAUD BERMUTU DAN BERKESETARAAN GENDER DI SEMUA PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA

MISI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL (MISI 5K) Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan Memperluas Keterjangkauan Layanan Pendidikan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1,3 PENYEDIAAN SUBSIDI PENDIDIKAN SD/SDLB BERKUALITAS

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM

Rencana Strategis

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS DISDIK PROV. SUL.SEL PERIODE DAN RENCANA KERJA TAHUN 2011

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RKPD TAHUN LALU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB II LANDASAN TEORI

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LKIP (LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH THN 2016)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

Sistim Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun tentang pendidikan tinggi, Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Transkripsi:

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN 2010-2014 (Artikel 24) O L E H : S U B I S U D A R T O Renstra perlu dianalisis melalui Analisis SWOT Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau sering disebut dengan istilah Sisdiknas, maka Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia menyusun rencana strategis untuk memperkuat kebijakan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam meningkatkan mutu pendidikan, mengingat pendidikan sangat dibutuhkan demi kemajuan bangsa. ANALYSIS SWOT Faktor Internal A. Kekuatan 1. Tersedianya landasan hukum yang mengacu pada pendidikan yaitu dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005--2025, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-- 2014. Renstra Kemendiknas 2010-2014 mengacu pada visi RPJMN 2010-2014 yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan; arahan Presiden untuk memperhatikan aspek change and continuity, de-bottlenecking, dan enhancement program pembangunan pendidikan; serta Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2005--2025 yang telah dijabarkan ke dalam empat tema pembangunan pendidikan, yaitu peningkatan kapasitas dan modernisasi (2005-2009), penguatan pelayanan (2010--2015), penguatan daya saing regional (2015-2020), dan penguatan daya saing internasional (2020--2025). 2. Tersedianya kualitas dan kuantitas SDM tenaga kependidikan yang tersebar diseluruh Indonesia 3. Tersedianya sarana pendidikan yang memadai 4. Adanya komitmen pendanaan yang lebih memadai dan fleksibel bagi pendidikan yaitu 20 % dari APBN. 5. Tersedianya layanan pendidikan bagi masyarakat baik di Unit Eselon I, II dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, dan di SKPD Pendidikan di Provinsi dan Kab/Kota 6. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi generasi muda 7. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan masyarakat secara swadaya. 8. Kementerian Pendidikan Nasional dipimpin oleh seorang menteri, hal ini akan memudahkan untuk berkoordinasi antar departemen untuk mengembangkan pendidikan dan membuka akses pendidikan di segala sektor. 9. Adanya sistem pendidikan online, sehingga memudahkan peserta didik 10. Meningkatnya publikasi pendidikan di tingkat internasional 1

B. Kelemahan 1. Pendidikan belum menyentuh masyarakat terpencil, khususnya suku pedalaman, dimana mereka sangat membutuhkan pendidikan guna mencapai masa depan yang lebih baik. 2. Belum meratanya dana pendidikan ke masyarakat, sehingga dana tersebut hanya dinikmati daerah tertentu 3. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan pendidikan antara pusat dan daerah 4. Kurang terpadunya program-program pendidikan, sehingga terjadi tumpang tindih program dimasyarakat 5. Pendidikan online hanya dinikmati masyarakat perkotaan. Analisa faktor lingkungan internal : Ada beberapa point yang seharusnya masuk ke dalam faktor lingkungan eksternal, antara lain nomor 6 dan 7, sedang kelemahan pada nomor : 2 karena lebih menyentuh pada peran serta masyarakat pada pendidikan Faktor eksternal A. Peluang 1. Adanya kebijakan pemerintah tentang Pendidikan dasar 9 tahun untuk peserta didik 2. Jumlah penduduk yang makin tinggi menempatkan Indonesia dalam posisis yang makin penting dalam percaturan global 3. Angka HDI Indonesia meningkat dari tahun ke tahun tetapi masih di bawah mayoritas negara di Asia Tenggara 4. Masih tingginya kesenjangan pendidikan antargender antara penduduk kaya dan miskin antara wilayah maju dan wilayah tertinggal 5. Kebutuhan teknologi yang menuntut adanya penguasaan teknologi 6. Masih banyaknya anak yang putus sekolah sehingga mereka membutuhkan pendidikan ketrampilan maupun pendidikan alternatif 7. Komitmen global untuk pencapaian sasaran-sasaran Millenium Development Goals (MDGs), Education For All (EFA), dan Education for Sustainable Development (EfSD); 8. Adanya peran serta masyarakat dan LSM dalam pendidikan B. Ancaman 1. Belum sepenuhnya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia di laksanakan sesuai UU No 20 tahun 2003 2. Ketidakstabilan politik serta pertahanan dan keamanan yang mengancam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, serta mengganggu pendidikan karena sebagian besar peserta didik melakukan demontrasi untuk mengemukakan aspirasinya 3. Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga menghambat penyaluran data ke pusat maupun ke daerah lain. 4. Banyaknya daerah yang sulit disentuh teknologi untuk menyampaikan pendidikan karena memiliki lokasi yang mengalami kesulitan transportasi. Analisa faktor lingkungan eksternal : Perlu ditambahkan dalam ancaman : Tidak adanya komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait pendidikan sehingga pendidikan Indonesia belum maju sesuai harapan. 2

Visi Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu visi Kementerian Pendidikan Nasional menjadi alat untuk melaksanakan mandat tersebut dan visi Kemdiknas adalah : Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif Dengan peran dan tanggung jawab yang diembankan oleh UU No 20 tahun 2003 maka Kemdiknas harus mampu mengoptimalkan perannya melayani pendidikan kepada masyarakat termasuk masyarakat terpencil sehingga mereka dapat bersaing dengan dunia luar dan menjadi manusia yang berakhlak. Analisa Visi : Menurut saya pernyataan visi di dalam Renstra Kendiknas tersebut menggambarkan keadaan pendidikan yang ingin dicapai di masa yang akan datang, tetapi visi ini masih terlalu luas cakupannya, harusny visi ini dapat dicapai dengan tujuan jelas. MISI 1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan 2. Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan 3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan 4. Meningkatkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan 5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidik Untuk pencapaian misi pembangunan tersebut diperlukan suatu kerjasama yang sinergis antar kementerian, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pemerintah daerah serta masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Analisa Misi : Menurut saya pernyataan misi di dalam Renstra Kendiknas tersebut menggambarkan keadaan pendidikan yang ingin dicapai di masa yang akan datang, tetapi pada kata ANALISIS kepastian/keterjaminan LINGKUNGAN pada EKSTERNAL point ke-5 akan menimbulkan pertanyaan bagaimana mengukurnya. Untuk lebih memudahkan pemahaman sebaiknya menggunakan kata Kuantitas layanan pendidikan, hal ini dapat dilihat dari berkurangnya buta huruf dan berkurangnya pengangguran. Dan misi tersebut telah mengaktualkan isu strategis yang timbul dari analisa SWOT yang dilakukan Rekomendasi Misi yang ditampilkan telah mencakup dari tujuan pendidikan seperti UU No 20 Tahun 2003, tetapi perlu ditambah Meningkatkan ketaatan terhadap Tuhan YME melalui layanan pendidikan sehingga perserta didik tidak hanya pandai di ilmu pengetahuan tetapi mampu menjadi insan yang berakhlak. 3

TUJUAN Tujuan strategis Kemendiknas tahun 2010--2014 dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan prima pendidikan sebagaimana dikehendaki dalam rumusan visi 2014 Kemendiknas dengan memperhatikan rumusan misi Kemendiknas 2010--2014. Dengan demikian, tujuan strategis Kemendiknas 2010-- 2014 adalah sebagai berikut. 1. Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota 2. Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan disemua provinsi, kabupaten dan kota 3. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota. 4. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan di semua provinsi. 5. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan,bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. 6. Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional Analisa Tujuan : Tujuan dalam rencana strategi ini telah menggambarkan misi yang telah disebutkan, karena di tujuan telah mencakup beberapa aspek yang dibutuhkan untuk mencapai misi Rekomendasi Dalam point pertama disebutkan pendidikan PAUD seharusnya pendidikan disebutkan secara umum karena pendidikan mencakup berbagai jenjang dan semua berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama Sasaran Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan pendidikan diperlukan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis untuk tiap tujuan strategis tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis T1. S1.1 APK PAUD nasional mencapai 72,9%, sekurang-kurangnya 75% provinsi mencapai APK 60%, sekurang-kurangnya 75% kota mencapai APK 75%, dan sekurangkurangnya 75% kabupaten mencapai APK 50%. S1.2 Kualifikasi untuk pendidik PAUD formal (TK/TKLB) diharapkan 85% berpendidikan minimal S-1/D-4 dan 85% bersertifikat, sedangkan untuk Pendidik PAUD nonformal diharapkan telah dilatih sekurang-kurangnya 55%. S1.3 Seluruh satuan pendidikan anak usia dini formal menerapkan sistem pembelajaran yang membangun karakter (kejujuran, kepedulian, tanggung jawab dan toleransi) dan menyenangkan bagi anak 2. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis T2. S2.1 APM SD/MI/Paket A nasional mencapai 96%; sekurang-kurangnya 85% provinsi mencapai APM 95%; sekurang-kurangnya 90% kota mencapai APM 96%, dan sekurang-kurangnya 90% kabupaten mencapai APM 94%; S2.2 APS Kelompok Usia 7-12 Tahun mencapai 99,9% 4

S2.3 APK SMP/MTs/Paket B nasional mencapai 110%; sekurang-kurangnya 90% provinsi mencapai APK 95%; sekurang-kurangnya 80% kota mencapai APK 115%, dan sekurang-kurangnya 85% kabupaten mencapai APK 90%; S2.4 APM SMP/MTS/SMPLB/Paket B/Sederajat mencapai 76,8% S2.5 APS Kelompok Usia 13-15 Tahun 96% S2.6 Seluruh Kepala Sekolah dan seluruh Pengawas SD/SDLB dan SMP/SMPLB mengikuti Pelatihan Profesional Berkelanjutan S2.7 Angka Putus Sekolah SD maksimal 0,7% dan SMP maksimal 1%, angka melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTs/Paket B sekurang-kurangnya 97%; S2.8 Angka Melanjutkan Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Sederajat 93,50% S2.9 Sekurang-kurangnya 90% SD/SDLB dan 90% SMP/SMPLB diakreditasi; S2.10 Sekurang-kurangnya 15% SD/SDLB dan 27% SMP/SMPLB terakreditasi minimal B; S2.11 Sekurang-kurangnya 40% SD/SDLB dan 60% SMP/SMPLB melaksanakan pembelajaran; S2.12 Sekurang-kurangnya 50% kabupaten/kota memiliki SD SBI atau RSBI; S2.13 Sekurang-kurangnya 60% kabupaten/kota memiliki SMP SBI atau RSBI; S2.14 Sekurang-kurangnya 88% Guru SD/SDLB berkualifikasi S-1/D-4 dan 80% bersertifikat; S2.15 Sekurang-kurangnya 98% Guru SMP/SMPLB berkualifikasi S-1/D-4 dan 90% bersertifikat; S2.16 Sekurang-kurangnya 60% Kab/Kota Telah Memiliki Rasio Pendidik dan Peserta Didik SD 1:20 Sampai 1:28 dan SMP 1:20 Sampai 1:32; 3. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis T3. S3.1 APK nasional melampaui 85%, sekurang-kurangnya 60% provinsi mencapai APK minimal 80%, sekurang-kurangnya 65% kota mencapai APK minimal 85%, dan sekurangkurangnya 70% kabupaten mencapai APK minimal 65%; S3.2 Sekurang-kurangnya 95% SMA/SMLB berakreditasi, dan 40%-nya berakreditasi minimal B; S3.3 Sekurang-kurangnya 90% SMK berakreditasi, dan 30%-nya berakreditasi minimal B; S3.4 Seluruh Kepala Sekolah dan seluruh Pengawas SMA/SMLB dan SMK mengikuti Pelatihan Profesional Berkelanjutan S3.5 Sekurang-kurangnya 60% kabupaten/kota memiliki SMA dan SMK SBI atau RSBI; S3.6 Sekurang-kurangnya 98% guru SMA/SMLB/SMK berkualifikasi S-1/D-4, dan sekurang-kurangnya 90% bersertifikat; S3.7 Seluruh SMK bersertifikat ISO 9001:2008; S3.8 Sekurang-kurangnya 75% SMA/SMLB dan 70% SMK melaksanakan e- pembelajaran; S3.9 70% Lulusan SMK Bekerja pada Tahun Kelulusan S3.10 Seluruh SMK menyediakan layanan pembinaan pengembangan kewirausahaan S3.11 Seluruh Kepala Sekolah dan seluruh Pengawas SMA/SMALB dan SMK mengikuti Pelatihan Profesional Berkelanjutan 4. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis T4. S4.1 APK PT dan PTA usia 19-23 tahun mencapai 30% S4.2 100% PTN dan 50% PTS memperoleh Sertifikat ISO 9001:2008 S4.3 Sekurang-kurangnya 90% prodi PT berakreditasi dan 63% berakreditasi minimal B S4.4 Sekurang-kurangnya 3 PT masuk peringkat 300 terbaik dunia dan sekurangkurangnya 11 PT (kumulatif) masuk dalam peringkat 600 terbaik dunia versi THES, sekurang-kurangnya 12 PT masuk dalam 200 terbaik Asia versi THES 5

S4.5 Sekurang-kurangnya 85% dosen program S-1 dan program diploma berkualifikasi minimal S-2 S4.6 Sekurang-kurangnya 90% dosen pasca sarjana (S-2, profesi, spesialis, dan S-3) berkualifikasi S-3 S4.7 Sekurang-kurangnya 75% dosen PT telah bersertifikat profesi 5. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis T5. S5.1 Sekurang-kurangnya 30% program keahlian lembaga kursus dan pelatihan berakreditasi, dan 25% lulusan program kecakapan hidup (PKH) bersertifikat kompetensi; S5.2 Sekurang-kurangnya 50% kab/kota telah mengarusutamakan gender dalam pendidikan; S5.3 Sekurang-kurangnya 50% kab/kota telah memberikan layanan fasilitasi parenting education 6. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis T6. S6.1 Opini audit BPK RI atas laporan keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) mulai tahun 2012 S6.2 Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sekurangkurangnya 75 KODE SASARAN KODE SASARAN STRATEGIS Analisa Sasaran : Sasaran dalam rencana strategi ini merupakan penterjemahan dari tujuan sebelumnya, dimana sasaran ini telah dirinci sangat detail dan telah mencakup semua aspek yang harus dilayani pendidikan Strategi Strategi Pembangunan Pendidikan Tahun 2010 2014 Strategi merupakan upaya yang sistematis untuk mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan melalui pencapaian sasaran-sasaran strategis dari tujuan strategis tersebut. Tiap strategi menjelaskan komponen-komponen penyelenggaraan layanan pendidikan yang harus disediakan untuk mencapai sasaran-sasaran strategis dari tiap tujuan strategis. Komponen-komponen tersebut meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, sistem pembelajaran, data dan informasi, dana, serta sistem dan prosedur yang bermutu. Dalam pemilihan strategi juga mempertimbangkan disparitas antarwilayah, gender, sosial ekonomi, serta antar satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan masyarakat. Pembangunan pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia yang ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pembangunan pendidikan memberikan kontribusi langsung dalam meningkatkan parameter tingkat literasi serta jumlah penduduk usia sekolah yang bersekolah yang diukur dari APK gabungan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Kondisi saat ini, tingkat literasi penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia sudah mencapai 95% dan ditargetkan pada tahun 2014 akan mencapai 98%. Dengan mencapai tingkat literasi 98%, Indonesia sudah dapat sejajar dengan negara-negara maju. 6

Analisa Strategi : trategi yang dirumuskan sejalan dengan visi dan misi, namun yang dituangkan di dalam sasaran, tujuan dan strategi Kemdiknas kemudian diterjemahkan lebih detail ke dalam program/kegiatan. Kegiatan yang dirancang dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan diatas. Di sisi lain kelompok target pemerintah lebih dominan dibanding memperkuat stakeholder yang lainnya, misalnya membentuk masyarakat yang berakhak. Menurut kerangka formulasi strategi (umum, business unit Strategi dan fungsional) dokumen renstra Kemdiknas sudah baik karena mencakup peran tingkat pusat maupun daerah, namun masih kurangnya koordinasi antar lembaga pendidikan sering menjadi kendala dalam pencapaiannya. Dalam renstra Kemdiknas ini ada satu isu strategi yaitu rendahnya kapasitas kelembagaan. Dan untuk mengatasi isu strategi tersebut maka dibentuk jaringan kemitraan antara lembaga pendidikan di tingkat pusat maupun daerah. Sumber Dokumen Freddy Rangkuti, 2009, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hamel dan Prahalad, 1995 Renstra Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 7