PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

V. KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PAJAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Erni Baiti SMP Negeri 2 Comal-Pemalang

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PROSIDING ISBN :

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Transkripsi:

232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-H SMP Negeri l Balongbendo yang berjumlah 36 siswa terdiri atas 17 siswa lelaki dan 19 siswa perempuan. Penelitian dilakukan 2 tahapan siklus dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa serta observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1.) aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu siklus 1= 95%, siklus 2= 98%. 2.) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu siklus 1= 34 siswa tuntas dan 2 siswa tidak tuntas kemudian selanjutnya meningkat pada siklus 2 = 35 siswa tuntas dan 1 siswa tidak tuntas, sedangkan ketuntasan belajar siswa klasikal sesuai dengan KKM = 79 adalah untuk siklus l= 94 %, siklus 2= 97 %. Kata Kunci: Hasil Belajar, Number Head Together PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk menningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia - manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003). Itulah sebabnya guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Menurut Hamalik (2001) Guru bertugas memberikan pengajaran didalam sekolah (kelas). Ia menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain dari itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikan.. 232

233 Dalam pembelajaran IPS Ekonomi menurut Trianto (2010), tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, miat kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, minat belajar siswa terhadap mata IPS masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri. Temuan di kelas IX-H SMP Negeri 1 Balongbendo tahun pelajaran 2014/2015 semester genap menunjukkan bahwa hasil belajar siswa untuk ulangan harian, ulangan tengah semester serta ulangan semester genap masuk dalam kategori sedang. Setelah ditelusuri dari resume pembelajaran yang dibuat oleh guru pada setiap pertemuan, penyebab munculnya permasalahan di atas disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1.) Perihal memahami mata pelajaran ekonomi sulit dipenuhi siswa terlihat dari hasil penilaian diri siswa; 2.) guru sudah menerapkan model-model pembelajaran, namun sebagian siswa masih hanya sebatas pada menghafalkan materi yang ada dalam buku cetak; 3.) siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas; 4.) keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang; 5.) kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan gagasan dalam pembelajaran; dan 6.) kurangnya keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas. hal ini menggambarkan efektifitas belajar mengajar dalam kelas masih rendah. Untuk mengatasi kesulitan pemahaman tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Salah satu diantaranya adalah melalui penerapan pendekatan, metode serta model pembelajaran yang sesuai, yang dapat memotivasi pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar Sugiyanto (2010).

234 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Menurut Sanjaya (2006) Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda. Sedangkan Menurut Suprijono (2009) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Numbered Heads Together pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa, cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Penelitian ini sangat tepat dilaksanakan di SMP Negeri 1 Balongbendo karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disekolah ini menunjukkan bahwa pelajar di sekolah ini kurang motivasi belajarnya. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah antara lain adalah: 1.) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi; 2.) Memperbaiki kehadiran; 3.) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; 4.) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; 5.) Konflik antara pribadi berkurang; 6.) Pemahaman yang lebih mendalam; 7.) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi; 8.) Hasil belajar lebih tinggi (Ibrahim, 2000). Numbered Heads Together pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa, cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Penelitian ini sangat tepat dilaksanakan di SMP Negeri 1 Balongbendo karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disekolah ini menunjukkan bahwa pelajar di sekolah ini kurang motivasi belajarnya. Adanya latar belakang tersebut diatas, permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.) Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi pada siswa Kelas IX-H

235 SMP Negeri 1 Balongbendo? 2.) Apakah model pembelajaran Kooperatif tepe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Ekonomi pada siswa kelas IX-H SMP Negeri 1 Balongbendo? Sesuai dengan judul skripsi diatas penelitian ini bertujuan untuk: 1.) Mengetahui adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi pada siswa Kelas IX-H SMP Negeri 1 Balongbendo; 2.) Mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Ekonomi pada siswa kelas IX-H SMP Negeri 1 Balongbendo. METODE PENELITIAN Subyek penelitian adalah peserta didik kelas IX-H SMP Negeri 1 Balongbendo yang berjumlah 36 orang, semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Materi pelajaran IPS penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Arikunto (2007), yang secara garis besar ada 4 tahap yang harus dilalui yaitu: 1.) Rencana Tindakan (Planning); 2.) Pelaksanaan Tindakan (Acting); 3.) Pengamatan (Observasi); 4.) Refleksi (Reflecting). Adapun siklus penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Adapun siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Perencanaan Refeleksi SIKLUS I Tindakan Pengamatan Perencanaan Refeleksi SIKLUS II Tindakan Pengamatan Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, 2007 )

236 Adapun tahapan-tahapan PTK seperti gambar 1 tersebut dapat diuraikan setiap siklusnya sebagai berikut : Siklus I 1.) Tahap Perencanaan Tidakan sebagai berikut a)menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan materi yaitu: a.) Silabus; b.) RPP; c.) Bahan Ajar; d.) LKS. E.) Membuat lembar observasi; f.) Lembar penilaian. 2.) Tahap pelaksana tindakan yang dilaksanakan 2x 40 menit sesuai dengan rencana pembelajaran. 3.) Tahap pengamatan. 4.) Tahap refleksi. Siklus II 1.) Tahap perencanaan Penelitian. Hasil dari refleksi siklus 1 yang telah dianalisis untuk kemudian diperbaiki ke siklus 2 adalah sebagai berikut: 1.) Pengamatan; 2.) Dokumentasi; 3.) Tes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus 1 Hasil penelitian aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan mengadakan penilaian adalah sebagai berikut yang terlihat dalam tabel 1 pada siklus 1 yaitu: Tabel 1. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 1 No Aspek yang diamati P1 P2 Jumlah Ratarata 1 Siswa membaca ( mencari informasi dan sebagainya ) 4,0 4,0 8,0 4,0 2 Siswa mencatat 4,0 4,0 8,0 4,0 3 Siswa mendengarkan penjelasan guru 4,0 4,0 8,0 4,0 Terjadi interaksi dengan guru dan siswa 4 lainnya 3,0 4,0 7,0 3,5 5 Siswa terdorong menggunakan kemampuan untuk berfikir kreatif 4,0 4,0 8,0 4,0 6 Siswa menjawab pertanyaan sesuai nomor 4,0 3,0 7,0 3,5 7 Membuat tugas menulis pertanyaan 3,0 4,0 7,0 3,5 8 Siswa belajar dalam keadaaan antusias 4,0 4,0 8,0 4,0 Siswa mempunyai kesempata mengemukakan pendapat dan mendengarkan 4,0 3,0 7,0 3,5 9 penilaian guru 10 Menerima tugas rumah /PR 4,0 4,0 8,0 4,0 Jumlah 38 38 76 38 Rata-rata 3,8 3,8 3,8 Persentase 95% Sumber: data diolah (2015)

237 Keterangan P1: Pengamat 1 P2: Pengamat 2 Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 menunjukkan skor rata-rata 4,0 cukup dominan, skor tersebut diberikan pada aktivitas siswa membaca, siswa mencatat, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa terdorong menggunakan kemampuan untuk berfikir kreatif, siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan pembelajaran NHT, siswa belajar dalam keadaan antusias dan menerima tugas rumah/ PR namun pada aktivitas lainnya, skor rata-rata yang diberikan pengamat sebesar 3,5 yaitu aktivitas terjadi interaksi dengan guru dan siswa lainnya, menjawab pertanyaan sesuai nomor, membuat tugas dan siswa mempunyai kesempatan mengemukakan pendapatan dan mendengarkan penilaian guru. Sedangkan ketuntasan individu dan klasikal hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui dengan ketentuan, siswa dikatakan tuntas secara individu apabila mencapai KKM atau diatas KKM yaitu 79 sedangkan secara klasikal, pelajaran dikatakan tuntas apabila 85% siswa. Adapun ketuntasan individu dan klasikal ditunjukkan dalam tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Ketuntasan Individu dan Klasikal Siklus 1 Siswa Hasil Belajar Keterangan 1 80 Tuntas 2 90 Tuntas 3 80 Tuntas 4 70 Tidak Tuntas 5 100 Tuntas 6 90 Tuntas 7 100 Tuntas 8 90 Tuntas 9 80 Tuntas 10 90 Tuntas 11 100 Tuntas 12 80 Tuntas 13 80 Tuntas 14 80 Tuntas 15 90 Tuntas 16 90 Tuntas 17 80 Tuntas 18 90 Tuntas 19 80 Tuntas 20 80 Tuntas 21 100 Tuntas

238 22 100 Tuntas 23 80 Tuntas 24 80 Tuntas 25 90 Tuntas 26 100 Tuntas 27 80 Tuntas 28 100 Tuntas 29 100 Tuntas 30 100 Tuntas 31 70 Tidak Tuntas 32 100 Tuntas 33 90 Tuntas 34 80 Tuntas 35 88 Tuntas 36 79 Tuntas 88 Nilai rata-rata 94% Ketuntasan Klasikal Sumber: data diolah (2015) Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas diketahui hasil analisis ketuntasan belajar individu menunjukkan siswa kelas XI-H yang berjumlah 36 orang memperoleh ketuntasan individu sebanyak 34 siswa dan sebanyak 2 dikatagorikan tidak tuntas setelah mengikuti proses pembelajaran dan rata-rata nilai kelas sebesar 88 dengan demikian diketahui jumlah ketuntasan kelas sebesar 94% Siklus 2 Tabel 3 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 2 No Aspek yang diamati P1 P2 Jumlah Rata-rata 1 Siswa membaca ( mencari informasi dan sebagainya ) 4,0 4,0 8,0 4,0 2 Siswa mencatat 4,0 4,0 8,0 4,0 3 Siswa mendengarkan penjelasan guru 4,0 4,0 8,0 4,0 Terjadi interaksi dengan guru dan siswa 4 lainnya 4,0 4,0 8,0 4,0 5 Siswa terdorong menggunakan kemampuan untuk berfikir kreatif 4,0 4,0 8,0 4,0 6 Siswa menjawab pertanyaan sesuai nomor 4,0 4,0 8,0 4,0 7 Membuat tugas menulis pertanyaan 3,0 4,0 7,0 3,5 8 Siswa belajar dalam keadaaan antusias 4,0 4,0 8,0 4,0 9 Siswa mempunyai kesempatan mengemukakan pendapat dan mendengarkan penilaian guru 3,0 4,0 7,0 3,5

239 10 Menerima tugas rumah /PR 4,0 4,0 8,0 4,0 Jumlah 38 40 78 39 Rata-rata 3,8 4,0 3,9 Persentase 98% Sumber: data diolah (2015) Keterangan: P1: Pengamat 1 P2: Pengamat 2 Aktivitas siswa pada siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan, terlihat perolehan skor rata-rata 4,0 sangat dominan yaitu pada aktivitas siswa membaca, siswa mencatat, siswa mendengarkan penjelasan guru, terjadi interaksi dengan guru dan siswa lainnya, siswa terdorong menggunakan kemampuan untuk berfikir kreatif, siswa menjawab pertanyaan sesuai nomor, siswa belajar dalam keaadaan antusias dan menerima tugas rumah/pr. Sebagian besar aspek kegiatan memperoleh skor rata-rata yang sama kecuali membuat tugas menulis soal pertanyaan dan siswa mempunyai kesempatan mengemukakan pendapat dan mendengarkan penilaian guru memperoleh skor rata-rata 3,5. Hasil analisis ketuntasan individu dan klasikal hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat ketahui dengan ketentuan siswa dikatakan tuntas secara individu apabila mencapai KKM atau di atas KKM, yaitu 79,00 sedangkan secara klasikal, pelajaran dikatakan tuntas apabila 85% siswa. Ketuntasan individu dan klasikal ditunjukkan dalam tabel 4 berikut: Tabel 4. Ketuntasan Individu dan Klasikal Siklus 2 Siswa Hasil Belajar Keterangan 1 100 Tuntas 2 100 Tuntas 3 100 Tuntas 4 90 Tuntas 5 100 Tuntas 6 80 Tuntas 7 100 Tuntas 8 100 Tuntas 9 100 Tuntas 10 80 Tuntas 11 100 Tuntas 12 100 Tuntas 13 90 Tuntas 14 70 Tidak Tuntas 15 90 Tuntas

240 16 100 Tuntas 17 90 Tuntas 18 100 Tuntas 19 90 Tuntas 20 100 Tuntas 21 90 Tuntas 22 90 Tuntas 23 80 Tuntas 24 100 Tuntas 25 90 Tuntas 26 100 Tuntas 27 100 Tuntas 28 100 Tuntas 29 100 Tuntas 30 100 Tuntas 31 90 Tuntas 32 100 Tuntas 33 80 Tuntas 34 100 Tuntas 35 100 Tuntas 36 100 Tuntas 94 Nilai rata-rata 97% Ketuntasan Klasikal Sumber: data diolah (2015) Berdasarkan tabel 4 tersebut di atas diketahui hasil analisis ketuntasan belajar individu menunjukkan siswa kelas XI-H yang berjumlah 36 orang memperoleh ketuntasan individu sebanyak 35 siswa dan sebanyak 1 dikatagorikan tidak tuntas setelah mengikuti proses pembelajaran dan rata-rata hasil belajar kelas sebesar 94 dengan demikian diketahui jumlah ketuntasan kelas sebesar 97 %. Berdasarkan tabel 4. tersebut diatas diketahui hasil analisis ketuntasan individu menunjukkan siklus 1= 34 tuntas dan 2 siswa tidak tuntas kemudian selanjutnya meningkat pada siklus 2 = 35 siswa tuntas dan 1 siswa tidak tuntas dengan demikian ketuntasan klasikal juga berfluktuasi siklus 1 = 94% selanjutnya meningkat pada siklus 2 = 97% Pembahasan Dalam penelitian tindakan kelas ini pembahasan didasarkan pada hasil pengamatan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa secara Individual dan klasikasl. Kegiatan pembelajaran dengan model Tipe Number Head Together Pada Siswa kelas IX-H SMP Negeri 1 Balongbendo Kabupaten Sidoarjo memang sangat membantu siswa. Dalam pembelajaran

241 kooperatif, siswa dapat berinter aksi dengan memecahkan masalah,.terbukti adanya peningkatan pengamatan dari siklus 1= 95% selajutnya siklus 2=98% sedangkan ketuntasan individu dan klasikal dari siklus 1=94% menjadi meningkat 2=97%. Perolehan hasil belajar pada pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi mengidentifikasi dampak kerjasama antar negara terhadap perekonomian Indonesia. Sesuai dengan pendapat Sugandi (2007 : 9) Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang kedalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. KESIMPULAN Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1.) Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam model pembelajaran Number Head Together dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan, yaitu siklus 1 menunjukkan aspek yang diamati dengan skor rata-rata 3,8 kategori cukup baik dengan persentasi sebesar 96%. Siklus 2 = dengan skor rata-rata 3,9 kategori cukup baik dengan persentasi sebesar 98% dengan jumlah 76 skor rata-rata 3,8 kategori cukup baik, dan siklus 2 dengan jumlah 77 skor rata-rata 3,9 kategori cukup baik. Aktivitas siswa tersebut menunjukkan peningkatan pada siklus 2 = 0,97%; 2.) Hasil belajar siswa dalam model pembelajaran number head together dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan yaitu siklus 1 menunjukkan 34 siswa tuntas dan 2 siswa tidak tuntas serta ketuntasan klasikal sebesar 94% dengan rata-rata kelas sebesar 88. Hasil belajar siswa siklus 2 menunjukkan 35 siswa tuntas dan 1 siswa tidak tuntas serta ketuntasan klasikal sebesar 97% dengan rata-rata kelas sebesar 94. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Ibrahim, H. Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyanto, 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : PSG Rayon 13.

242 Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta Bumi Aksara. UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Sinar Grafika.