SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

dokumen-dokumen yang mirip
KULIAH 9 FILTER DIGITAL

BAB VI FILTER DIGITAL

BAB VI FILTER DIGITAL

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA

MODUL 4 ANALOG DAN DIGITAL FILTER

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

PERANCANGAN DAN SIMULASI LOW PASS FINITE IMPULSE RESPONSE DENGAN METODE WINDOWING

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA

Design FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS

MODUL 5 FILTER FIR DAN WINDOW

BAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk

SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI

Kuliah 8 KONVOLUSI DAN KORELASI

MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

Bab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

PERCOBAAN SINTESIS DAN ANALISIS ISYARAT (SIMULASI) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

MODUL 6 ANALISA SINYAL DALAM DOMAIN FREKUENSI

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Neighborhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 4 Modulasi Frekuensi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEORI DAN ANALISA SISTEM LINIER / IT SEMESTER / SKS : III / 2

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital

SKRIPSI FILTER DIGITAL FIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA. ft- ~ Blicl NAMA: BUDI NRP :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( )

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Filtering in Frequency Domain. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Penggunaan Tapis Adaptif Dalam Proses Editing suara Pada Pembuatan Film Layar Lebar

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANALISIS SISTEM LINIER / 3 KODE / SKS / SIFAT : IT / 3 SKS / LOKAL

Perancangan dan Implementasi Percobaan Pengolahan Sinyal Digital Secara Online

Implementasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Window Hamming dan Blackman menggunakan DSK TMS320C6713

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 5 Neighboorhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Transformasi Fourier dan Filtering

BABI PENDAHULUAN. Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

SIMULASI TAPIS FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) DENGAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

SIMULASI PENGARUH PENGGUNAAN FILTER CHEBYSHEV TIPE II PADA MASUKAN SINYAL GETARAN ACAK TERHADAP NILAI RATA-RATA MAGNITUDO

Implementasi Filter Digital Finite Impulse Response Metode Penjendelaan Blackman pada DSP TMS320C6711

Di dalam perancangan filter-filter digital respons impuls tak terbatas diperlukan transformasi ke filter analog Diperlukan adanya pengetahuan filter

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 2 Point Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA

MODUL 7 TRANSFORMASI FOURIER DISKRIT

MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 3 Pengolahan Titik (Point Processing) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Pengolahan Sinyal Elektronik (PENDAHULUAN)

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

PERCOBAAN I PEMODELAN SYSTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2012 sampai dengan November 2012

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 9 Filtering in Frequency Domain. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Modul VIII Filter Aktif

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 5 Edge Sharpening. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.


TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Andri Iswanto

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 9 Removal of Periodic Noise. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

FFT Size dan Resolusi Frekuensi 2012

Deret Fourier dan Respons Frekuensi

Program MATLAB untuk Sistem Linier dan Prosesing SInyal

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Pengolahan Titik (2) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

LAMPIRAN A LISTING PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. B a b 2 S i s t e m. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

TKE 243 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 1 Filter Digital Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 29 1

KULIAH 1 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT F I L T E R D I G I T A L Alihragam Z Persamaan untuk alihragam Z mirip dengan persamaan aliharagam Fourier, yaitu: (1) Dengan z adalah sebarang variabel kompleks. Jika diidentifikasikan dengan sebuah barisan data (seperti x(n)), z n menyatakan pergeseran sebanyak n sampel, atau sama dengan pergeseran waktu sepanjang nt s detik. Sifat pergeseran dari z n dapat dinyatakan sebagai, (2) Sebagai contoh, karakteristik alihragam Z dapat digunakan untuk proses tunda satu satuan seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Pada proses yang digambarkan tsb maka output sistem adalah sama dengan inputnya namun tertunda satu sampel. Gambar 1. Proses tunda satu satuan yang menggeser data sebanyak satu data (sampel). Pangkat n yang lain dapat digunakan utnuk tundaan yang lebih besar. Fungsi Transfer Filter Digital Fungsi tranfer didefinisikan sebagai, 2

(3) Maka untuk proses yang digambarkan pada Gambar 1, fungsi transfernya adalah H(z) = z 1. Namun sebagian besar fungsi tranfer mempunyai bentuk yang lebih kompleks, melibatkan polinomial dalam z pada pembilang dan penyebutnya, Perhatikan persamaan berikut. (4) Orde penyebut yaitu D dapat kurang, sama, atau lebih besar daripada orde pembilang yaitu N. Sistem dengan orde penyebut sama dengan 1 akan lebih stabil daripada orde yang lebih tinggi. Dari definisi H(z) dapat ditentukan output untuk input yang telah tertentu, dan dapat dinyatakan sebagai, (5) Dengan menerapkan interpretasi pergeseran waktu pada persamaan (5) maka persamaan input output dapat dinyatakan sbb: (6) Jika diinginkan spektrum frekuensi H(z), dapat dihasilkan dari persamaan (5) dengan sedikit modifikasi yaitu substitusi z = e jω, (7) 3

Dengan fft adalah alihragam Fourier. Sebagaimana dalam alihragam Fourier, frekuensi dapat diperoleh dari variabel m dengan cara mengalikannya dengan f s /N atau 1/(NT s ). ω = 2π f = 2π m / N Contoh 1 Temukan dan gambarkan karakteristik frekuensi dan tanggapan impuls dari proses yang mempunyai fungsi transfer sbb, Penyelesaian Matlab banyak menyediakan fungsi untuk perancangan dan aplikasi filter yang juga dapat digunakan untuk analisis fungsi tranfer filter digital. Fungsi filter mengimplementasikan filter digital dan juga dapat digunakan untuk implementasi proses yang dinyatakan dalam fungsi tranfer alihragam Z. Fungsi filter menentukan output y(n) terhadap x(n) untuk proses tersebut sebagaimana dinyatakan dalam koefisien a dan b. Sintaknya dalam Matlab adalah sbb: y = filter(b, a, x) dengan x adalah input, y adalah output, a dan b adalah koefisien fungsi tranfer yang ditentukan dalam H(z). Berikut adalah m file untuk contoh 1. % Contoh 1 Bab Filter Digital % Plot karakteristik frekuensi dan tanggapan impuls % Asumsi: frekuensi pencuplikan 1 khz close all; clear all; clc; fs = 1; N = 512; % Frekuensi pencuplikan % Jumlah titik % Mendefinisikan koefisien a dan b berdasarkan H(z) a = [1 -.2.8]; % Penyebut H(z) b = [.2.5]; % Pembilang H(z) % Plot karakteristik frekuensi H(z) menggunakan fft H = fft(b,n)./fft(a,n); % Menghitung H(f) Hm = 2*log1(abs(H)); % Menghitung magnitude H dalam db 4

Theta = (angle(h))*2*pi; f = (1:N/2)*fs/N ; subplot(2,1,1); plot (f,hm(1:n/2),'k'); xlabel('frekuensi (Hz)'); ylabel(' H(z) (db)'); grid on; subplot(2,1,2); plot(f,theta(1:n/2),'k'); xlabel('frekuensi (Hz)'); ylabel('fase (derajat)'); grid on; % Menghitung fase H dalam derajat % Vektor frekuensi untuk plotting % Plot magnitude H % Plot fase H % Menghitung tanggapan impulse x = [1, zeros(1,n-1)] % Membangkitkan fungsi impuls y = filter(b,a,x); % Menerapkan pers (6) figure; t = (1:N)/fs; plot(t(1:128),y(1:128),'k'); xlabel('waktu (detik)'); ylabel('tanggapan impuls'); % Plot tanggapan impuls 1 Karakteristik Frekuensi - Magnitude vs Frekuensi H(z) (db) -1-2 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 Frekuensi (Hz) Karakteristik Frekuensi - Fase vs Frekuensi 1 Fase (derajat) -1-2 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 Frekuensi (Hz) (a) 5

.6 Tanggapan Impuls.4.2 Tanggapan impuls -.2 -.4 -.6 -.8.2.4.6.8.1.12.14 Waktu (detik) (b) Gambar 2. (a) Karakteristik frekuensi dari filter pada conntoh 1 (b) Tanggapan impuls Filter FIR (Finite Impulse Response) Filter FIR mempunyai fungsi transfer yang hanya punya pembilang saja yaitu H(z) = B(z). Hal ini menyebabkan tanggapan impulsnya berhingga sehingga disebut FIR (Finite Impulse Response = Tanggapan impuls berhingga). Kelebihan dari filter FIR adalah bahwa filter ini selalu stabil dan mempunyai geseran fase yang linear, namun kurang efisien dalam hal waktu dan memori (jika ditinjau dari pemakaian komputer). Persamaan umum filter FIR dapat dinyatakan sbb: Dengan b(n) adalah fungsi koefisien (disebut juga fungsi bobot) dengan panjang L, x(n) adalah input, dan y(k) adalah output. Persamaan tsb identik dengan (8) 6

persamaan konvolusi dengan tanggapan impuls h(n) diganti dengan b(n). Dengan demikian filter FIR dapat diimplementasikan dalam Matlab dengan menggunakan fungsi filter atau conv. Persamaan (8) juga dapat diartikan bahwa koefisien filter FIR adalah sama dengan tanggapan impuls filter. Oleh karena tanggapan frekuensi sebuah proses yang mempunyai tanggapan impuls h(n) adalah alihragam Fourier dari h(n), maka tanggapan impuls FIR dengan koefisien b(n) adalah alihragam Fourier dari b(n) itu sendiri, (9) Ini adalah kasus khusus jika penyebut dalam persamaan (5) adalah sama dengan satu. Operasi inversnya, yaitu bekerja dari tanggapan frekuensi yang dikehendaki dan kemudian mencari fungsi koefisien b(n) disebut dengan perancangan filter. Karena tanggapan frekuensi adalah alihragam Fourier dari koefisien filter, maka fungsi koefisien dapat dicari dengan invers alihragam Fouriernya. Perancangan Filter Filter lowpass ideal dapat dinyatakan sebagai jendela kotak dalam domain frekuensi. Invers alihragam Fourier untuk memperoleh b(n) dapat dinyatakan sebagai, (1) Dengan f c adalah frekuensi cutoff, T s adalah interval pencuplikan dalam detik, dan L adalah panjang filter. Argumen n L/2 digunakan untuk membuat fungsi koefisiennya simetris sehingga karakteristik fasenya linear. Gambar 3 memperlihatkan contoh fungsi koefisien yang simetris untuk dua frekuensi cutoff yang berbeda. Pada Gambar 4 diperlihatkan karakteristik frekuensi filter FIR berdasarkan fungsi koefisien pada Gambar 3. 7

(a) (b) Gambar 3. Fungsi koefisien yang simetris (a) Frekuensi cutoff =.1 f s / 2 Hz (b) Frekuensi cutoff =.4 f s / 2 Hz Gambar 4. Karekteristik frekuensi filter FIR berdasarkan fungsi koefisien persamaan (1). Fungsi koefisien dipotong pada koefisien yang ke-17 dan ke-65. Frekuensi cutoff lowpass sama dengan 1 Hz. Pada Gambar 5 diperlihatkan karakteristik frekuensi filter FIR yang sama dengan yang digunakan pada Gambar (4) namun dengan jendela Hamming. 8

Gambar 5. Karekteristik frekuensi filter FIR yang sama dengan yang digunakan pada Gambar (4) namun dengan jendela Hamming. Berikut adalah persamaan umum untuk koefisien filter highpass, bandpass, dan bandstop. Highpass: Bandpass: (11) Bandstop: (12) (13) Salah satu yang menarik dari filter FIR adalah filter yang digunakan untuk membangun turunan (derivatif) dari sebuah sinyal karena turunan sebuah sinyal seringkali sangat penting dalam analisis biosignals, misalnya sinyal ECG. 9

Operasi Derivatif: Algoritma Two-Point Central Difference Diferensiasi secara digital didefinisikan sebagai Δx/Δt dan dapat diimplementasikan dengan cara mengambil perbedaan antara dua titik yang berurutan, mengalikannya dengan 1/T s, dan mengulangi operasi ini untuk semua titik pada sinyal. Dalam konteks filter FIR, hal ini identik dengan filter dua koefisien yaitu [-1, +1]/T s dan pendekatan inilah yang digunakan dalam Matlab pada fungsi derv. Algoritma two-point central difference menggunakan dua koefisien yang sama besar namun berlawanan tanda yang dipisahkan sejauh L titik, dan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. (14) Dengan L adalah faktor lompatan (skip factor) yang akan mempengaruhi lebarbidang efektif dan T s adalah interval pencuplikan. Koefisien filter untuk algoritma two-point central difference menjadi, (15) Contoh 2 Bangkitkan fungsi koefisien untuk untuk algoritma two-point central difference dan gambarkan tanggapan frekuensinya. Penyelesaian % Contoh 2 Bab Filter Digital % Plot tanggapan frekuensi algoritma two-point central difference clear all; close all; clc; Ts =.1; % Ts = 1 milidetik N = 1; % Dalam 1 detik data, N = 1 Ln = [1, 3]; % Menentukan dua faktor lompatan yg berbeda for i = 1:2 % Ulangi untuk tiap faktor lompatan L = Ln(i); bn = zeros((2*l)+1,1) % Set b(n),inisialisasi dg nol bn(1,1) = -1/(2*L*Ts) % Koef. negatif pada b(1) 1

bn((2*l)+1,1)= 1/(2*L*Ts) % Koef. positif pada b(2l+1) H = abs(fft(bn,n)) % Mencari tanggapan frekuensi end subplot(1,2,i); hold on; plot (H(1:5),'k'); axis([ 5 max(h) +.2*max(H)]); text(1,max(h)+ 5, ['Faktor lompatan =',Num2str(L)]); xlabel('frekuensi (Hz)'); ylabel('h(f)'); y = (1:5)*2*pi; plot(y,'--r'); 12 1 derivatif ideal 4 35 derivatif ideal 3 8 25 H(f) 6 H(f) 2 4 15 1 2 5 Faktor lompatan =3 Faktor lompatan =1 1 2 3 4 5 Frekuensi (Hz) 1 2 3 4 5 Frekuensi (Hz) Gambar 6. Tanggapan frekuensi filter FIR untuk algoritma two-point central difference dengan faktor lompatan 1 dan 3. Contoh 3 Bangun dan aplikasikan sebuah filter bandpass pada sebuah sinyal nyata. 11

Penyelesaian Analisis spektrum akan dilakukan pada sinyal asli dan sinyal yang telah difilter dengan filter FIR bandpass. Akan digunakan fungsi FFT yang disediakan Matlab dan untuk proses pemfilteran akan digunakan fungsi conv. Filter bandpass akan mentransmisikan energi sinyal pada pita tengah (band) dan akan menekan komponen frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Pada contoh ini akan digunakan sinyal suara andi.mat dengan bunyi berhenti. % Contoh 3 Bab Filter Digital % Aplikasi Filter FIR Bandpass dengan jendela kotak close all; clear all; clc; N = 64; % Jumlah titik data fs = 8; % Frekuensi pencuplikan load andi; % Mengambil data wh =.3*pi; % Set frek. cutoff filter bandpass w1 =.1*pi; L = 128; % Jumlah koef = 128 for i = 1:L+1 % Membangkitkan fungsi koef bandpass n = i-l/2; % dan membuatnya simetris if n == bn(i) = wh/pi-w1/pi; else bn(i) = (sin(wh*n))/(pi*n)-(sin(w1*n))/(pi*n) % b(n) utk bandpass end % pers (12) end bn = bn.*blackman(l+1)'; % Menerapkan jendela Blackman pd % koef. filter H_data = abs(fft(berhenti)); % FFT sinyal asli frek = (1:N/2)*fs/N; % Vektor frekuensi utk plot plot(frek, H_data(1:N/2),'m'); % Plot FFT sinyal asli s.d. fs/2 hold on; H = abs(fft(bn, N)); % Mencari tangg. frek.dari filter H = H*1.2*(max(H_data)/max(H)); % Menskala H(z) utk perbandingan plot(frek,h(1:n/2),'--b'); % Plot tanggapan frekuensi xlabel('frekuensi (Hz)'); ylabel('h(f)'); y = conv(berhenti, bn); % Memfilter sinyal menggu. konvolusi figure t = (1:N)/fs; % Vektor waktu utk plot subplot(2,1,1); plot(t(1:n),berhenti(1:n),'k'); % Plot sinyal asli xlabel('waktu (detik)'); 12

ylabel('sinyal asli'); subplot(2,1,2); plot(t(1:n),y(1:n),'k'); % Plot sinyal yg telah difilter xlabel('waktu (detik)'); ylabel('sinyal yang telah difilter'); 12 1 8 Tanggapan frekuensi filter bandpass H(f) 6 4 2 Sinyal asli 5 1 15 2 25 3 35 4 Frekuensi (Hz) Gambar 7. Tanggapan frekuensi filter FIR bandpass (garis putus-putus warna biru) dan alihragam Fourier dari sinyal asli Pada Gambar 7 diperlihatkan tanggapan frekuensi filter FIR bandpass dengan frekuensi cutoff rendah dan tinggi masing-masing adalah,1π dan,3π radian/sampel atau,1 f s / 2 Hz dan,3 f s / 2 Hz. Dengan f s sebesar 8 khz maka ini berarti bersesuaian dengan frekuensi 4 hingga 12 Hz. Pada Gambar 8 diperlihatkan sinyal asli dan sinyal yang telah difilter dengan filter FIR bandpass yang telah dibangun. Sinyal yang telah difilter hanya memuat energi sinyal yang mempunyai frekuensi antara 4 hingga 12 Hz saja. 13

1 Sinyal asli.5 -.5-1.1.2.3.4.5.6.7.8 Waktu (detik) Sinyal yang telah difilter 1.5 -.5-1.1.2.3.4.5.6.7.8 Waktu (detik) Gambar 8. Sinyal asli dan sinyal yang telah difilter dengan filter FIR bandpass 14