VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Mengenal Hepatitis C dan B. Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Etiology dan Faktor Resiko

BAB II DATA DAN ANALISA

HEPATITIS FUNGSI HATI

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Berbagai Penyakit. Yang Menyerang Liver (Hati)

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hepatitis Virus dan HIV spiritia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dibatasi pada pemeriksaan HBsAg strip test pada perawat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

Perencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

BAB 1 PENDAHULUAN. penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS. Oleh: KHOIRUL HARIS

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

Penatalaksanaan Hepatitis B Kronik

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN HEPATITIS VIRUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

KUESIONER PENELITIAN

2014 AEA International Holdings Pte. Ltd. All rights reserved. 1

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. infeksi akut maupun kronis. Risiko kronisitas tergantung pada usia saat terjadi infeksi

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. 1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dan E (jarang) sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan. menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG 2016

2 Artikel Umum: Hepatitis B Fakta: Diperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia pernah terpajan virus ini dan 350-400 juta orang diantaranya merupakan pengidap hepatitis B. Sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahun akibat hepatitis B akut maupun kronis. Di Indonesia, angka pengidap hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai 4.0-20.3%, dengan proporsi pengidap di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di Pulau Jawa. Secara genotip, virus hepatitis B (HBV) di Indonesia kebanyakan merupakan virus dengan genotip B (66%), diikuti oleh C (26%), D (7%) dan A (0.8%) Pengertian Apa itu Hepatitis B? Hepatitis B adalah penyakit peradangan hati akibat infeksi virus Hepatitis B. Perjalanan infeksi Hepatitis B dapat berupa akut atau kronis, dan dapat menyebabkan komplikasi hati kronis seperti sirosis dan kanker hati yang dapat menyebabkan risiko tinggi kematian. Infeksi akut virus Hepatitis B adalah penyakit jangka pendek yang terjadi dalam 6 bulan pertama setelah seseorang terkena virus Hepatitis B. Infeksi akut dapat menjadi infeksi kronis.

3 Infeksi kronis virus Hepatitis B adalah penyakit jangka panjang yang terjadi ketika virus Hepatitis B menetap dalam tubuh seseorang dan dapat berkembang menjadi sirosis dan kanker hati hingga menyebabkan kematian. Mekanisme Penularan Berapa besar kemungkinan bahwa Hepatitis B akut akan menjadi kronis? Kemungkinannya tergantung pada saat usia berapa seseorang menjadi terinfeksi. Usia bayi sangat tinggi kemungkinannya Hepatitis B akut berkembang menjadi kronis, yaitu sekitar 90% dari total bayi yang terinfeksi HBV. Risiko semakin turun jika usia makin tua. Sekitar 25% -50% dari anak-anak berusia antara 1 5 tahun yang terinfeksi HBV akan juga beresiko menjadi kronis. Risiko semakin turun menjadi 6% -10% ketika seseorang terinfeksi yang berusia lebih dari 5 tahun. Di seluruh dunia, kebanyakan orang dengan Hepatitis B kronis terinfeksi pada saat lahir atau pada anak usia dini. Di samping itu sebesar 25% orang akan meninggal untuk orang dewasa yang telah terinfeksi HBV kronik sejak anak anak. Sedangkan untuk pasien yang terinfeksi hepatitis B saat dewasa 90% pasien akan pulih kembali dan virus akan hilang selama rentang waktu 6 bulan[v]. Bagaimana Hepatitis B menyebar? Hepatitis B menyebar melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya terinfeksi virus Hepatitis B memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi. Virus Hepatitis B dapat menular melalui kegiatan seperti: Kelahiran (menyebar dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya) Aktivitas seks dengan pasangan yang terinfeksi Berbagi barang seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang terinfeksi Kontak langsung dengan darah atau luka terbuka dari orang yang terinfeksi Paparan darah dari jarum suntik dan peralatan tajam lainnya

4 Orang yang menggunakan tindikan dan tatoo yang dibuat oleh peralatan yang tidak steril. Pasien gagal ginjal yang menjalani prosedur Hemodialisis selama bertahun tahun. Namun, Virus hepatitis B tidak ditularkan melalui kegiatan seperti berbagi peralatan makan, menyusui, memeluk, mencium, memegang tangan, batuk, atau bersin. Siapa yang beresiko untuk terkena Hepatitis B? 1. Pengguna narkoba / obat suntik. 2. Penerima donor darah. 3. Orang yang menggunakan tindikan dan tatoo yang dibuat oleh peralatan yang tidak steril. 4. Pasien gagal ginjal yang menjalani prosedur Hemodialisis selama bertahun tahun. 5. Petugas kesehatan yang terluka akibat jarum suntik. 6. Pasien yang mengidap HIV. Berapa lama virus Hepatitis B bertahan hidup di luar tubuh? Virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya 7 hari. Selama waktu itu, virus tetap aktif dan dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi. Jika terkena Hepatitis B di masa lalu kemudian sembuh, apakah dapat tertular kembali? Tidak, setelah sembuh dari Hepatitis B, tubuh pasien akan mengembangkan antibodi yang melindungi tubuh dari virus HBV. Antibodi adalah zat yang terdapat dalam darah yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon terhadap virus. Antibodi melindungi tubuh dari penyakit dengan menempel pada virus dan

5 menghancurkannya. Namun untuk beberapa orang, terutama mereka yang terinfeksi pada usia dini, mereka tetap terinfeksi seumur hidup karena virus tidak akan hilang dari tubuh mereka. Gejala & Efek Apa saja gejala dari Hepatitis B? Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun selama fase infeksi akut. Namun, untuk beberapa orang dengan hepatitis B akut memiliki gejala yang mulai terlihat setelah masa inkubasi selama 3 minggu hingga 6 bulan. Gejalanya dapat berupa menguningnya kulit dan mata (jaundice), urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah, dan nyeri perut, yang dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga 6 bulan. Apakah mungkin ada penderita Hepatitis B yang tidak tahu tentang penyakitnya? Ya, sebagian besar orang yang terinfeksi virus Hepatitis B namun tidak tahu kalau mereka terinfeksi karena mereka tidak merasa sakit atau menderita gejalanya. Dapatkah seseorang menyebarkan Hepatitis B tanpa gejala? Ya, seseorang dengan Hepatitis B meskipun tidak memiliki gejala, namun dapat menyebarkan virus ke orang lain. Apa dampak kronis dari Hepatitis B? Penderita hepatitis B kronis mungkin tidak memiliki gejala, meskipun kerusakan hati bertahap mungkin terjadi. Seiring waktu, beberapa orang mungkin mengalami gejala kerusakan hati kronis, sirosis hati dan kanker hati. Rangkaian pemeriksaan

6 Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibodi? Antigen adalah substansi yang terdapat pada permukaan virus yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh seseorang untuk mengenali dan menanggapinya. Ketika tubuh terkena antigen, tubuh memandangnya sebagai bahan asing dan mengambil langkah untuk menetralisir antigen dengan memproduksi antibodi. Antibodi adalah zat yang terdapat dalam darah yang diproduksi tubuh sebagai respon terhadap virus. Antibodi melindungi tubuh dari penyakit dengan melampirkan virus dan menghancurkannya. Apakah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi Hepatitis B? Ada beberapa rangkaian pemeriksaan yang digunakan intik mendiagnosa hepatitis B diantaranya adalah: Pemeriksaan HBsAg, tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya HBV dalam darah. Hasil yang positif berarti: seseorang telah terinfeksi virus Hepatitis B baik akut ataupun kronis dan dapat menularkan virus kepada orang lain. Sedangkan jika pemeriksaan negatif berarti: seseorang tidak memiliki virus Hepatitis B dalam darahnya. Jika HBsAg menetap selama > 6 bulan maka infeksi dinyatakan kronis. Pemeriksaan anti-hbs, tujuannya untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respon terhadap antigen pada virus Hepatitis B. Jika pemeriksaan positif berarti: seseorang telah dilindungi atau kebal dari virus Hepatitis B karena telah divaksinasi atau ia telah sembuh dari infeksi akut (dan tidak bisa Hepatitis B lagi). Pemeriksaan anti-hbc, tujuannya untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap bagian dari virus Hepatitis B yang disebut antigen inti. Hasil dari pemeriksaan ini seringkali

7 tergantung pada hasil dari dua pemeriksaan lainnya, pemeriksaan anti- HBs dan HBsAg. Pemeriksaan positif berarti: seseorang saat ini terinfeksi dengan virus Hepatitis B atau pernah terinfeksi sebelumnya. Pemeriksaan IgM anti-hbc, tujuan pemeriksaan yaitu untuk mendeteksi infeksi akut. Pemeriksaan positif berarti: seseorang telah terinfeksi virus Hepatitis B dalam 6 bulan terakhir. Pemeriksaan HBeAg, tujuannya untuk mendeteksi protein (HBeAg) yang ditemukan dalam darah selama infeksi virus Hepatitis B aktif. Pemeriksaan positif berarti: seseorang memiliki virus tingkat (level) tinggi dalam darahnya dan dapat dengan mudah menyebarkan virus ke orang lain. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memantau efektivitas pengobatan untuk Hepatitis B kronis. Pemeriksaan HBeAb atau anti-hbe, Tujuan untuk mendeteksi antibodi (HBeAb atau anti-hbe) yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap Hepatitis B antigen e. Pemeriksaan positif berarti: seseorang terinfeksi virus Hepatitis B kronis tetapi berada pada risiko rendah untuk terkena masalah penyakit hati karena rendahnya tingkat virus Hepatitis B dalam darah. Pemeriksaan HBV-DNA, bertujuan untuk mendeteksi seberapa besar HBV DNA dalam darah dan hasil replikasinya pada urin seseorang. Pemeriksaan positif berarti: virus ini berkembang biak di dalam tubuh seseorang dan dapat menularkan virus kepada orang lain. Jika seseorang memiliki Hepatitis B infeksi virus kronis, kehadiran DNA virus berarti bahwa seseorang mengalami peningkatan risiko untuk kerusakan hati. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memantau efektivitas terapi obat untuk infeksi Virus Hepatitis B kronis serta dapat menjadi dasar perhitungan dimulainya pengobatan. Pengobatan Bagaimanakah mekanisme pengobatan Hepatitis B?

8 Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis akut B. Perawatan ditujukan untuk menjaga kenyamanan dan keseimbangan gizi yang memadai, banyak istirahat di tempat tidur, makan makanan sehat, dan minum banyak cairan sebagai penggantian cairan yang hilang akibat muntah dan diare. Untuk beberapa pasien dengan hepatitis kronis, di Indonesia terdapat dua jenis strategi pengobatan hepatitis B, yaitu terapi dengan durasi terbatas atau terapi jangka panjang. Terapi dengan analog nukleos(t)ida dapat diberikan seumur hidup atau hanya dalam waktu terbatas, sementara interferon hanya diberikan dalam waktu terbatas mengingat beratnya efek samping pengobatan. Sampai saat ini belum bisa diputuskan pilihan terapi mana yang paling unggul untuk semua pasien. Pemilihan strategi terapi yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi individu tiap pasien. Tenofovir atau entecavir adalah obat yang dinilai paling efektif untuk digunakan, namun mengingat tingginya biaya dan ketersediaan obat, lamivudin, telbivudin, dan adefovir juga tetap dapat digunakan di Indonesia. Obat-obat tersebut dapat menurunkan atau menghapus hepatitis B dari darah dan mengurangi risiko sirosis dan kanker hati. Pasien dengan hepatitis kronis harus menghindari alkohol dan harus selalu memeriksa dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat atau suplemen herbal tambahan. Pencegahan Bagaimanakah mekanisme pencegahan Hepatitis B? Cara terbaik untuk mencegah Hepatitis B adalah dengan menggunakan vaksin. Vaksin Hepatitis B yang aman dan efektif dan biasanya diberikan 3-4 kali selama 6 bulan. Vaksin hepatitis B immuneglobulin (HBIG) dapat membantu mencegah infeksi hepatitis B jika diberikan dalam waktu 24 jam setelah pajanan. Siapakah yang harus segera mendapatkan vaksin Hepatitis B? Semua anak-anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun yang sebelumnya tidak divaksinasi, harus menerima vaksin segera. Orang-orang di kelompok risiko

9 tinggi juga harus divaksinasi dan diberikan konseling mengenai perilaku pencegahan terhadap Hepatitis B, kelompok yang berisiko tinggi yaitu: Orang dengan perilaku seksual yang berisiko tinggi. Keluarga atau orang yang hidup serumah dengan orang terinfeksi. Pengguna obat suntik. Donor dan recipient darah. Orang dengan pekerjaan berisiko tinggi dari infeksi virus hepatitis B, contohnya petugas kesehatan. Berwisata ke negara dengan tingkat tinggi hepatitis B.. Perilaku pencegahan dapat dilakukan dengan cara: Menghindari kontak seksual dengan orang yang memiliki akut atau kronis hepatitis B. Menghindari tatoo dan tindikan. Menghindari berbagi barang pribadi, seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang terinfeksi. Untuk pasien agar menutup luka yang terbuka agar darah tidak kontak dengan orang lain. Pasien tidak diperbolehkan mendonorkan darah, organ, ataupun sperma. [i] WHO, Hepatitis B http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/ diakses pada tanggal 6 Februari 2013. [iv] CDC, Hepatitis B FAQs for the Public http://www.cdc.gov/hepatitis/b/bfaq.htm diakses pada tanggal 6 Februari 2013.

10 Biodata Nama : Arobiyana

11 Tempat tanggal lahir : Pati,24 April 1996 Alamat : Ds.Raci Rt 03/02 Pendidikan SD : SDN RACI 02 (2008) SMP : SMPN 2 BATANGAN (2011) SLTA : SMAN 1 BATANGAN (2015) PERGURUAN TINGGI : ANALIS KESEHATAN AROBIYANA G0C015009