(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:



dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Perkembangan Implementasi Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy) APP Oleh Rainforest Alliance

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

Forest Stewardship Council

Komitmen APP dalam Roadmap menuju kepatuhan terhadap Kebijakan Asosiasi FSC (Policy for Association / PfA)

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

Inisiatif Accountability Framework

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

Catatan informasi klien

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan

Proses Penyelesaian Perselisihan

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN JASA KONSULTAN HUKUM DALAM RANGKA RIGHTS ISSUE PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyusunan Piagam Komite Audit 2. Tujuan Penyusunan Piagam Komite Audit

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA.

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Transkripsi:

Evaluasi Independen terhadap Perkembangan Pemenuhan Komitmen Asia Pulp and Paper (APP) sesuai Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/FCP) Perusahaan (5 Februari 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN: 13 Maret 2014 Disusun oleh: Keith Moore Versi yang Disetujui APP dan Rainforest Alliance 1

Pendahuluan Asia Pulp and Paper (selanjutnya disebut APP ) telah meminta Rainforest Alliance untuk mengevaluasi perkembangan pemenuhan komitmen yang tertuang dalam Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy/ FCP ) Perusahaan beserta komitmen publik lainnya terkait FCP tersebut. Evaluasi ini mencakup operasi-operasi yang dijalankan APP, baik di Indonesia maupun Cina. Akan tetapi dengan mempertimbangkan skala pekerjaannya, maka evaluasi ini dibagi menjadi dua tahap di mana Indonesia menjadi tahap pertamanya untuk evaluasi tahun 2014. Keputusan dimulainya evaluasi di Cina akan ditentukan selanjutnya pada tahun ini. Dokumen ini menjelaskan proses evaluasi untuk operasi-operasi APP di Indonesia. Seluruh dokumentasi evaluasi Rainforest Alliance akan mengacu pada Sinar Mas Forestry ( SMF ). SMF mewakili konsesi hutan APP. 2

DAFTAR ISI BAGIAN 1 GAMBARAN UMUM... 4 1.1 Cakupan Evaluasi Independen Rainforest Alliance... 4 1.2 Staf dan Konsultan Rainforest Alliance... 5 1.3 Pihak APP untuk Staf dan Konsultan Rainforest Alliance... 6 1.4 Protokol Komunikasi... 6 1.5 Laporan... 6 BAGIAN 2 PERENCANAAN DAN PERSIAPAN EVALUASI... 8 2.1 Penyelesaian Rencana Evaluasi... 8 2.2 Pengembangan Indikator Kinerja... 8 2.3 Pengembangan Ukuran Kinerja... 10 2.4 Pelibatan Konsultan... 10 2.5 Konflik Kepentingan, Keberpihakan dan Kerahasiaan... 10 2.6 Pertemuan Pembuka... 10 BAGIAN 3 EVALUASI PERKEMBANGAN PEMENUHAN KOMITMEN KEBIJAKAN KUNCI DI INDONESIA (BAGIAN 1)... 11 3.1 Lingkup Geografis Evaluasi Perkembangan Pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci di Indonesia... 11 3.2 Evaluasi Lapang di Indonesia... 11 3.3 Tanggal Evaluasi Perkembangan yang dilakukan di Indonesia... 12 3.4 Tim Evaluasi untuk Indonesia... 12 3.5 Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan Pihak Lain... 12 3.6 Pertemuan Pembuka dan Penutup... 13 3.7 Draf dan Laporan Akhir... 13 3.8 Prosedur Kerja yang Aman... 14 3.9 Pengamat... 14 3.10 Pembaharuan Informasi... 14 3.11 Evaluasi Selanjutnya... 14 BAGIAN 4 EVALUASI KECUKUPAN SUMBER DAYA HUTAN TANAMAN DI INDONESIA DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN PABRIK APP (BAGIAN 2)... 15 4.1 Lingkup Evaluasi Sumber Daya Hutan Tanaman di Indonesia... 15 4.2 Evaluasi Lapangan terhadap Sumber Daya Hutan Tanaman... 15 4.3 Tim Evaluasi... 15 4.4 Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan pihak lain... 16 4.5 Pertemuan Pembuka dan Penutup... 16 4.6 Draf dan Laporan Akhir... 16 3

BAGIAN 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Cakupan Evaluasi Independen Rainforest Alliance FCP APP (tanggal 5 Februari 2013) terdiri dari 4 (empat) Komitmen Kebijakan Kunci dan serangkaian komitmen tambahan terkait dengan: Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HBKT) dan hutan dengan Stok Karbon Tinggi (SKT); pengelolaan lahan gambut; pelibatan sosial dan masyarakat; dan pemasok dari pihak ketiga. Selain itu, FCP mencakup pernyataan bahwa Penilaian independen terbaru terhadap pertumbuhan dan panen/hasil tebangan di areal hutan tanaman pemasok APP mengonfirmasikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya hutan tanaman yang mencukupi untuk memenuhi perkiraan permintaan jangka panjang untuk pabrik pulpnya. Evaluasi independen yang dilaksanakan Rainforest Alliance ini mencakup evaluasi terhadap hal-hal sebagai berikut. 1. Perkembangan pemenuhan keempat Komitmen Kebijakan Kunci yang tertuang dalam FCP oleh APP, termasuk di dalamnya segala komitmen publik tambahan yang dibuat oleh APP sejak bulan Februari 2013 yang terkait langsung dengan FCP, serta segala komitmen tambahan yang disepakati antara APP dan pihak-pihak lainnya di Indonesia. Evaluasi ini mencakup telaah dokumen dan peta, wawancara dan pengamatan lapangan langsung terhadap sampel areal konsesi. 2. Pernyataan APP bahwa pihaknya memiliki sumber daya hutan tanaman yang mencukupi dalam rangka memenuhi perkiraan permintaan jangka panjang untuk pabrik pulpnya di Indonesia. Evaluasi ini akan memeriksa kualitas dan kredibilitas laporan-laporan yang ada, model dan analisa APP terkait proyeksi pertumbuhan dan hasil panen/tebangan sumber daya hutan tanaman dimaksud, serta mencakup evaluasi lapangan terhadap kesehatan, luasan dan kualitas sumber daya hutan tanaman untuk mengevaluasi kewajaran dan kredibilitas laporan, model dan analisa tersebut. Cakupan geografis dalam evaluasi perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci sebagaimana tertuang dalam FCP (lihat bagian 1.1) beserta segala komitmen lainnya yang terkait atau tambahan yang dibuat oleh APP mencakup: semua areal konsesi hutan di Indonesia yang memasok kayu pulp bagi pabrik APP di Indonesia; dan semua perluasan atau akuisisi hutan tanaman maupun pabriknya di Indonesia pada masa mendatang. Oleh karena itu, cakupan evaluasi terhadap empat Komitmen Kebijakan Kunci sebagaimana tertuang dalam FCP termasuk: sejumlah 38 areal konsesi di lima provinsi di Indonesia (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat) dengan total luasan kurang lebih 2,6 juta hektar; 4

dua pabrik pulp yang sudah ada dan satu yang masih dalam tahap perencanaan di Indonesia; dan rantai pasokan global APP yang menyediakan bahan baku untuk pabrikpabriknya di Indonesia. Cakupan geografis dalam evaluasi kecukupan sumber daya hutan tanaman dalam rangka memenuhi permintaan jangka panjang berdasarkan perkiraan untuk pabrik-pabrik pulp di Indonesia akan dibatasi hanya pada sumber daya hutan tanaman yang berada di Indonesia. Rencana Evaluasi ini memberikan informasi rinci mengenai dua bagian terpisah untuk evaluasi di Indonesia, sebagai berikut. Bagian 1 - Evaluasi perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci dan komitmen-komitmen terkait di Indonesia. Bagian 2 - Evaluasi kecukupan sumber daya hutan tanaman APP dan pihak pemasok dalam rangka memenuhi permintaan jangka panjang berdasarkan perkiraan untuk pabrik-pabrik pulp di Indonesia. Perencanaan dan persiapan evaluasi dijelaskan pada BAGIAN 2 Rencana ini. Masing-masing bagian akan dibahas secara rinci pada BAGIAN 3 dan BAGIAN 4 Rencana ini. Pekerjaan di Indonesia ini akan dilaksanakan dan selesai pada tahun 2014. 1.2 Staf dan Konsultan Rainforest Alliance Richard Donovan (Perwakilan Manajemen Eksekutif Rainforest Alliance) Senior Vice-President, Vice-President of Forestry. Richard bertanggung jawab memastikan bahwa evaluasi berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut Rainforest Alliance dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Komite Manajemen Eksekutif dan Direksi. Walter Smith: Manajer Perjanjian Rainforest Alliance Senior Manager/Regional Manager, Asia Pacific, Certification Division, Rainforest Alliance. Walter bertanggung jawab atas segala hal terkait perjanjian antara Rainforest Alliance dan APP serta semua pihak ketiga lainnya. Lita Natasastra: Manajer Proyek Rainforest Alliance Associate Manager, Southeast Asia, Certification Division, Rainforest Alliance. Lita bertanggung jawab atas segala hal terkait anggaran dan biaya evaluasi, penyusunan tim evaluasi, hubungan dengan pihak manajemen APP dan pihak lainnya yang berkepentingan, kerja sama dengan konsultan dan supervisi semua bagian proyek. Keith Moore: Ketua Tim Evaluasi Rainforest Alliance Moore Resource Management, Konsultan dari pihak ketiga untuk Rainforest Alliance. Keith bertanggung jawab terhadap segala hal terkait perencanaan dan logistik serta penyelesaian pekerjaan dalam Rencana Evaluasi ini, termasuk di dalamnya pengembangan rencana evaluasi; hubungan dengan pihak APP dan SMF sehubungan dengan rencana evaluasi; pengembangan indikator kinerja dan ukuran kinerja; kontak dan konsultasi dengan pihak ketiga pemangku 5

kepentingan; penerimaan semua dokumen dan bukti terkait evaluasi; penyeleksian areal konsesi untuk kerja lapangan; seluruh prosedur evaluasi; pengawasan anggota tim; penyelesaian semua bagian evaluasi; dan persiapan laporan, baik versi draf maupun akhir. Anita Neville: Manajer Komunikasi Rainforest Alliance Australia dan Oseania, Manajemen Regional dan Komunikasi, Divisi Sertifikasi Rainforest Alliance. Anita bertanggung jawab atas semua informasi yang dikeluarkan atau bahan komunikasi terkait evaluasi, termasuk pembaharuan (update) informasi perkembangan secara berkala. 1.3 Pihak APP untuk Staf dan Konsultan Rainforest Alliance Rainforest Alliance Pihak dari APP Posisi Walter Smith Aida Greenbury Manajer Perjanjian Lita Natasastra Keith Moore Rolf McRae-Jensen Manajer Proyek Ketua Tim Anita Neville Darragh Ooi Manajer Komunikasi 1.4 Protokol Komunikasi Semua komunikasi publik perihal evaluasi ini diatur oleh Protokol Komunikasi. Semua komunikasi publik akan dikoordinasikan oleh Anita Neville dari Rainforest Alliance dan Darragh Ooi dari APP. Protokol Komunikasi menangani serangkaian keadaan tertentu dan komunikasi publik yang telah diatur. Komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan pihak-pihak lainnya juga akan dilakukan oleh para staf dan konsultan Rainforest Alliance sebagai bagian yang biasa dilakukan dalam evaluasi. Komunikasi tersebut akan diperlakukan secara penuh kerahasiaan antara tim evaluasi dan para pemangku kepentingan serta tidak akan memerlukan koordinasi dengan APP atau persetujuan sebagaimana diatur dalam Protokol Komunikasi untuk komunikasi publik. 1.5 Laporan Draf laporan akhir akan diberikan kepada APP untuk ditelaah dan diberikan komentar. Setelah dilakukannya revisi-revisi untuk menjawab komentar APP, akan disediakan draf laporan akhir untuk keperluan telaah sejawat (peer review). Telaah sejawat dimaksud akan dilakukan sesuai dengan proses standar sebagaimana telah diatur Rainforest Alliance. Laporan akhir akan disusun setelah menerima dan mempertimbangkan komentar-komentar yang diberikan dalam telaah sejawat. Berdasarkan prosedur normal Rainforest Alliance, telaah sejawat dapat dilakukan dengan menjaga anonimitas (penghilangan identitas) sepanjang dikehendaki para penelaah. Komentar-komentar dalam telaah sejawat pada umumnya tidak dimasukkan ke dalam laporan akhir untuk publik. Akan ada dua laporan akhir, yaitu masing-masing untuk kedua belah pihak, untuk evaluasi di Indonesia. Laporan akhir akan mencakup ringkasan eksekutif 6

beserta laporan lengkap, di mana dokumen ini akan disediakan bagi publik. Halhal tertentu yang dianggap rahasia bagi APP, pemangku kepentingan atau organisasi-organisasi lainnya akan dikeluarkan dari versi publik laporan akhir dimaksud. 7

BAGIAN 2 PERENCANAAN DAN PERSIAPAN EVALUASI 2.1 Penyelesaian Rencana Evaluasi Rencana Evaluasi mengatur pelaksanaan pekerjaan dalam masing-masing bagian terpisah sebagaimana dimaksud Bagian 1.1 yang diatur dalam perjanjian antara APP dengan Rainforest Alliance. Draf Rencana Evaluasi telah ditelaah oleh APP. Versi akhir Rencana Evaluasi telah disetujui oleh Rainforest Alliance dan APP serta akan tersedia bagi publik. 2.2 Pengembangan Indikator Kinerja Bagian penting dalam evaluasi ini mencakup pengembangan Indikator Kinerja dan Ukuran Kinerja. Semua hal ini penting dilakukan agar Tim Evaluasi dapat secara konsisten sesuai metode mengevaluasi perkembangan pemenuhan keempat Komitmen Kebijakan Kunci yang tertuang dalam FCP serta segala komitmen publik tambahan yang ada dan pernyataan mengenai kecukupan sumber daya hutan tanaman dalam rangka memenuhi perkiraan permintaan pabrik pulp secara jangka panjang. Evaluasi kemajuan atas pemenuhan keempat Komitmen Kebijakan Kunci beserta komitmen-komitmen terkait lainnya akan dilakukan dengan menggunakan serangkaian Indikator Kinerja yang dikembangkan Rainforest Alliance. Indikator Kinerja akan memeriksa setiap Komitmen Kebijakan beserta semua komitmen tambahan lainnya yang tertuang dalam FCP, serta segala komitmen publik terkait. Indikator Kinerja juga akan menjawab persoalan mengenai kesehatan, luasan dan kualitas sumber daya hutan tanaman tersebut. Pengembangan Indikator Kinerja akan diselesaikan sebelum dimulainya pekerjaan apapun di lapangan. Pengembangan Indikator Kinerja akan mengacu pada kerangka kerja SMART untuk mengontruksi indikator 1, di mana SMART sendiri didefinisikan sebagai berikut. Spesifik (Specific) Terukur (Measureable) Dapat dicapai (Achievable) : Setiap indikator harus mengacu pada aspek tunggal kinerja yang akan dievaluasi. Adapun untuk indikator yang mencakup lebih dari satu aspek untuk dievaluasi, maka aspek-aspek dimaksud harus dijabarkan secara terpisah dalam bentuk sub bagian dari indikatornya. : Indikator harus menjelaskan hasil atau tingkat (yaitu ambang batas) kinerja yang dapat diukur selama berjalannya evaluasi dengan biaya yang wajar. Tingkat kinerja yang diperlukan untuk dapat memenuhi indikator haruslah jelas bagi pihak yang mengukurnya. : Indikator tidak dapat didefinisikan dalam istilah rancangan atau karakteristik deskriptif, serta tidak dapat mendukung teknologi tertentu atau barang yang dipatenkan. 1 Dari FSC- STD- 60-002 Struktur dan Isi Standar Pengawasan Hutan Versi 1, disetujui bulan Oktober 2009. 8

Relevan (Relevant) Nyata/Jelas (Tangible) : Indikator haruslah hanya mencakup unsur-unsur yang mendukung bagi tercapainya tujuan Kriteria yang berlaku. : Indikator harus ditulis menggunakan kosa kata yang jelas dan konsisten, dan bebas dari unsur-unsur subyektif. Harus dihindarkan penggunaan frase seperti biasanya, substansial, proaktif, layak untuk, meminimalkan, kapan pun dapat dilakukan, menyeluruh, atau paling tersedia. Dalam mengembangkan Indikator Kinerja untuk evaluasi kemajuan dalam rangka memenuhi FCP, Rainforest Alliance akan sangat memperhatikan Tahapan Capaian Kinerja (Performance Milestone) 2 yang dirumuskan pada bulan September 2013 oleh sekelompok LSM yang dipimpin oleh Environmental Paper Network dan the European Environmental Paper Network. Indikator Kinerja akan dibuat terstruktur sehingga dapat dievaluasi kembali pada tahun 2015 dan kapan pun di tahun selanjutnya. Selama pengembangan Indikator Kinerja, Rainforest Alliance akan berkonsultasi secara luas dengan APP dan dengan organisasi lainnya, termasuk (akan tetapi tidak terbatas pada) LSM-LSM sosial dan lingkungan, pembeli dan kelompok pembeli, ahli dari pihak pemerintah, serta akademisi. Rainforest Alliance akan memberikan draf Indikator Kinerja kepada para pihak yang berkepentingan tersebut untuk ditelaah dan diberikan komentar secara lebih rinci selama pengembangan Indikator Kinerja. Rainforest Alliance akan mempertimbangkan masukan dan saran dari semua pihak dan akan mencatat tanggapan yang ada sebelum melakukan finalisasi Indikator Kinerja. Selama proses pengembangan, Rainforest Alliance akan meminta para pihak yang berkepentingan (termasuk yang disebutkan di atas) untuk berpartisipasi dalam lokakarya untuk menelaah dan membahas draf Indikator Kinerja. Rainforest Alliance akan bertanggung jawab atas versi akhir kandungan dan struktur Indikator Kinerja. APP perlu memberikan persetujuan terhadap Indikator Kinerja ini sebelum dilakukannya evaluasi lapangan apapun di Indonesia. Rainforest Alliance akan tetap memiliki hak untuk mempertimbangkan dilakukannya perubahan terhadap Indikator Kinerja dalam hal ditemukannya permasalahan signifikan dalam penggunaan Indikator di areal konsesi yang pertama dikunjungi di Indonesia sebagai bagian dari evaluasi. Segala perubahan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan akan tersedia untuk ditelaah APP dan pihak lain yang berkepentingan. APP perlu memberikan persetujuan terhadap perubahan-perubahan dimaksud. Jika penyusunannya sudah selesai, maka versi akhir dari Indikator Kinerja untuk Indonesia akan dibuka untuk publik dan ditempatkan di laman situs Rainforest 2 Environmental Paper Network dan European Paper Network, 2013. Tes Pertama, Tahapan Capaian Kinerja untuk pelanggan dan pemangku kepentingan lain untuk menilai pelaksanaan komitmen yang dibuat berdasarkan Peta Jalan Keberlanjutan Visi 2020 dan FCP, September 2013. 9

Alliance dan APP. Indikator-indikator ini akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk penggunaannya di Indonesia. 2.3 Pengembangan Ukuran Kinerja Ukuran Kinerja diperlukan untuk evaluasi dan laporan sejauh mana Indikator Kinerja telah atau belum dipenuhi pada saat dilakukannya evaluasi. Ukuran Kinerja ini akan dikembangkan secara berkaitan dengan pengembangan Indikatornya. Rainforest Alliance akan berkonsultasi dengan APP dan pihakpihak yang berkepentingan, termasuk di dalamnya para auditor profesional dan otoritas yang berwenang melakukan audit, para akademisi dan lainnya, serta akan membuat Ukuran Kinerja 3 yang akan dijadikan acuan dalam mengevaluasi Indikator Kinerja, sebelum memulai segala evaluasi lapangan. Sejauh memungkinkan, Ukuran Kinerja yang dikembangkan akan mengikuti standar pengauditan internasional dan mengikuti ukuran-ukuran yang diberlakukan dalam Audit Kinerja. 4 APP perlu memberikan persetujuan terhadap Ukuran Kinerja yang dipilih. 2.4 Pelibatan Konsultan Rainforest Alliance akan bertanggung jawab penuh terhadap semua aspek dalam perekrutan dan penggunaan jasa konsultan untuk bekerja dalam tim evaluasi. Konsultan akan diminta untuk menunjukkan pengetahuan teknis dan pengalaman luas di lapangan terkait evaluasi, dan bahwa ia bebas dari keberpihakan dan konflik kepentingan. Akan diupayakan untuk merekrut warga negara dan konsultan Indonesia yang lancar berbahasa Indonesia untuk pekerjaan di Indonesia. 2.5 Konflik Kepentingan, Keberpihakan dan Kerahasiaan Seluruh staf dan konsultan Rainforest Alliance yang berpartisipasi dalam evaluasi diwajibkan untuk menandatangani pernyataan bahwa mereka tidak memiliki konflik kepentingan atau keberpihakan, serta menandatangani perjanjian kerahasiaan. Segala hal terkait dengan dipastikannya bahwa tidak terdapat keberpihakan dan bahwa kerahasiaan tetap dijaga oleh para anggota Tim Evaluasi merupakan tanggung jawab Rainforest Alliance dan akan dipantau oleh Rainforest Alliance selama berjalannya proyek. APP diminta untuk menyampaikan persoalan spesifik terkait keberpihakan atau pelanggaran kerahasiaan yang dilakukan Tim Evaluasi kepada Lita Natasastra (Manajer Proyek) sedini mungkin. 2.6 Pertemuan Pembuka Rainforest Alliance akan berpartisipasi dalam pertemuan pembuka untuk APP dan staf SMF, perusahaan pemasok dan para konsultan pada awal perencanaan dan untuk tiap bagian evaluasi. 3 Sebagai contoh, akan diberikan pertimbangan kepada sistem- sistem ukuran kinerja yang berbeda. Ini dapat mencakup ukuran- ukuran seperti dipenuhi, dipenuhi sebagian, tidak dipenuhi, atau dapat juga dipenuhi semuanya, kemajuan signifikan untuk dipenuhi, telah dimulai dan sudah ada beberapa kemajuan, dan belum dimulai. Terdapat berbagai ukuran yang digunakan oleh auditor internasional dan badan audit, yang akan ditelaah. 4 Oleh badan audit profesional di tingkat internasional, audit kinerja juga dikenal sebagai audit nilai berbanding uang. 10

BAGIAN 3 EVALUASI PERKEMBANGAN PEMENUHAN KOMITMEN KEBIJAKAN KUNCI DI INDONESIA (BAGIAN 1) Evaluasi perkembangan untuk memenuhi keempat Komitmen Kebijakan Kunci dalam FCP dan komitmen publik terkait akan dimulai pada awal tahun 2014 dan akan melibatkan evaluasi areal konsesi dan pabrik di Indonesia. Evaluasi ini akan diselesaikan pada kuartal terakhir tahun 2014. 3.1 Lingkup Geografis Evaluasi Perkembangan Pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci di Indonesia Lingkup geografis evaluasi perkembangan pemenuhan empat Komitmen Kebijakan Kunci yang tertuang dalam FCP (lihat sub bagian 1.1) dan segala komitmen terkait atau tambahan yang dibuat APP meliputi: sebanyak 38 areal konsesi hutan di lima provinsi Indonesia (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat) dengan luasan kurang lebih 2,6 juta hektar; dua pabrik pulp yang sudah ada dan satu pabrik pulp yang masih dalam tahap perencanaan di Indonesia; dan rantai pasokan global APP yang memasok bahan baku ke pabrik-pabrik di Indonesia. 3.2 Evaluasi Lapang di Indonesia Sampel sebanyak 20 dari 38 areal konsesi di lima provinsi Indonesia serta arealareal konsesi lain yang diidentifikasi sebagai sumber kayu pulp untuk pabrikpabrik APP akan diseleksi untuk evaluasi. Kedua pabrik pulp APP yang ada akan dikunjungi, dan kegiatan APP di areal konsesi yang nantinya akan memasok kayu pulp untuk pabrik pulp yang masih dalam tahap perencanaan akan dievaluasi. Sampel ini akan mewakili berbagai operasi yang dilakukan dan mencakup evaluasi perkembangan di: lebih dari setengah dari 38 areal konsesi di Indonesia; areal konsesi di lima provinsi yang memasok pabrik; dan semua lokasi spesifik atau isu yang diidentifikasi oleh LSM. Susunan 20 sampel areal konsesi diharapkan mencakup: 8 (delapan) areal konsesi di Riau; 2 (dua) areal konsesi di Jambi; 5 (lima) areal konsesi di Sumatera Selatan; 3 (tiga) areal konsesi di Kalimantan Barat; dan 2 (dua) areal konsesi di Kalimantan Timur. Daftar yang memuat 20 areal konsesi hasil seleksi akan diberikan untuk APP sebelum kegiatan lapangan. Areal konsesi akan dievaluasi per provinsi sesuai urutan yang akan ditentukan Rainforest Alliance. Tanggal dimulainya evaluasi di setiap provinsi akan diinformasikan kepada APP terlebih dahulu sejalan dengan perencanaan. Informasi ini akan disediakan untuk publik. 11

Dalam hal Rainforest Alliance menganggap bahwa evaluasi areal konsesi tambahan penting dilakukan untuk kredibilitas evaluasi atau untuk menyelesaikan hal-hal spesifik yang muncul, maka areal konsesi tambahan akan ditambahkan ke dalam 20 areal konsesi sampel. APP akan diinformasikan di awal dalam hal adanya penambahan areal konsesi. 3.3 Tanggal Evaluasi Perkembangan yang dilakukan di Indonesia Evaluasi akan didasarkan atas perkembangan yang diamati untuk menangani komitmen FCP. Dengan demikian, perkembangan dalam pemenuhan komitmen akan didasarkan atas informasi yang diterima saat evaluasi lapangan di suatu areal konsesi serta semua perkembangan dan kegiatan yang dapat diamati dan dilaporkan hingga tanggal tim evaluasi meninggalkan areal konsesi tersebut. Informasi terkait perkembangan yang dibuat setelah tim evaluasi meninggalkan areal konsesi, tetapi sebelum laporan akhir selesai, dapat disampaikan oleh APP kepada Tim Evaluasi untuk diperiksa. Tergantung pada sifatnya dan dapat tidaknya diverifikasi, informasi ini dapat dimasukkan atau tidak dimasukkan ke dalam laporan akhir. 3.4 Tim Evaluasi untuk Indonesia Rainforest Alliance akan membentuk dua tim terpisah yang masing-masingnya terdiri dari 4 (empat) anggota (sehingga total 8 orang). Masing-masing akan terdiri dari spesialis bidang sosial dan anggota tim dengan latar belakang penilaian Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT), pengelolaan hutan, dan hutan tanaman. Tim ini akan menilai areal konsesi dan pabrik. Kedua tim evaluasi ini akan dikoordinasikan dan diawasi oleh satu orang ketua tim evaluasi. Ketua tim evaluasi akan memimpin salah satu tim, sementara tim lainnya akan dipimpin oleh satu orang asisten ketua. 3.5 Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan Pihak Lain APP akan diminta menyediakan bukti yang menunjukkan perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci secara keseluruhan dalam perusahaan dan/atau per areal konsesi, tergantung mana yang relevan. Tim Evaluasi akan meminta agar informasi spesifik yang terkait perkembangan pemenuhan masing-masing komitmen FCP ini beserta Indikator Kinerja untuk areal konsesi spesifik yang akan dikunjungi di lapangan disajikan dengan cara yang rapi dan teratur. Bukti yang diminta ini diharapkan disediakan tepat waktu, dan disampaikan sekurangnya 2 (dua) pekan sebelum tanggal perkiraan dimulainya kegiatan lapangan di masing-masing areal konsesi. Jika dianggap perlu, Rainforest Alliance dapat meminta informasi tambahan dari APP untuk mengevaluasi perkembangan pemenuhan komitmen. Hal ini dapat mencakup, sebagai contoh, gambar digital atau data shapefile areal konsesi. Tim Evaluasi juga dapat meminta informasi atau dokumen saat berada di lapangan dan melakukan kegiatan lapangan serta mengharapkan disampaikannya informasi tersebut secepat mungkin. 12

Evaluasi ini akan didasarkan atas asumsi bahwa sudah merupakan kewajiban APP untuk membuktikan perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci, dan bahwa tim evaluasi mengharapkan APP untuk menyediakan bukti secara lengkap, menyeluruh, rapi dan teratur, serta tepat waktu. Rainforest Alliance juga akan mencari informasi dari pihak lain yang akan diminta memberikan segala informasi atau bukti lain yang dianggap berkaitan dengan evaluasi ini. Informasi ini bisa disampaikan dalam bentuk tertulis, dokumen, atau secara lisan dalam pertemuan langsung dengan Rainforest Alliance. Tidak akan dilakukan konsultasi publik. Rainforest Alliance meminta agar informasi tersebut disampaikan oleh pihak luar terlebih dahulu sebelum evaluasi agar dapat dipertimbangkan oleh Tim Evaluasi pada saat kegiatan lapangan. 3.6 Pertemuan Pembuka dan Penutup Rainforest Alliance akan mengadakan pertemuan pembuka di Jakarta untuk staf kunci APP dan SMF pada saat dimulainya proyek, dan segera sebelum dimulainya tahap kegiatan lapangan. Pertemuan pembuka akan diadakan di lokasi areal konsesi bersama para staf dari setiap areal konsesi tempat akan dilaksanakannya kegiatan lapangan. Tim evaluasi juga akan mengadakan pertemuan penutup segera setelah diselesaikannya kegiatan lapangan di setiap areal konsesi yang diseleksi. Dalam pertemuan ini akan disampaikan ringkasan hasil pengamatan dan temuan di areal konsesi yang bersangkutan. Selain itu, Rainforest Alliance juga akan mengadakan pertemuan penutup di Jakarta untuk menyampaikan ringkasan temuan setelah selesainya kegiatan di provinsi. Satu pertemuan akan diadakan setelah kegiatan lapangan di Riau, dan satu lagi akan diadakan setelah berakhirnya semua kegiatan lapangan di empat provinsi lainnya. 3.7 Draf dan Laporan Akhir Setelah kegiatan lapangan selesai, tim akan memberikan hasil evaluasi untuk APP dalam pertemuan penutup. APP akan diminta menelaah dan memberi komentar kepada ketua Tim Evaluasi mengenai hasil tersebut. Setelah evaluasi selesai, hasil temuan evaluasi akan dilaporkan dalam suatu laporan akhir yang disusun oleh ketua Tim Evaluasi. Hanya akan ada satu laporan akhir untuk semua provinsi. Laporan akhir akan berbentuk narasi rinci yang menyajikan penjelasan lengkap temuan dan hasil pengamatan, hingga diberikannya penilaian Ukuran Kinerja. Contoh spesifik dari ada tidaknya perkembangan dapat diberikan sebagai informasi penunjang untuk hasil temuan secara keseluruhan. Laporan ini dapat mencakup acuan pada areal konsesi individual atau provinsi. Hal ini akan memberikan evaluasi terhadap setiap Indikator Kinerja (didukung oleh penjelasan temuan) dan evaluasi ringkas terhadap semua perkembangan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci dan komitmen terkait lainnya di Indonesia. Laporan akhir nantinya merupakan ringkasan dari seluruh kegiatan di semua provinsi di Indonesia. 13

APP akan diberikan draf laporan akhir untuk ditelaah dan diberikan komentar. Komentar yang diberikan oleh APP akan dijawab oleh ketua Tim Evaluasi. Draf laporan akhir yang sudah direvisi akan disediakan untuk tinjauan sejawat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Rainforest Alliance. Laporan akhir akan disusun setelah menerima dan mempertimbangkan komentar dari tinjauan sejawat. Laporan akhir akan mencakup ringkasan eksekutif dan laporan lengkap dan akan disediakan untuk publik. Hal-hal tertentu yang dianggap rahasia bagi APP, pemangku kepentingan, atau organisasi lain akan dikeluarkan dari laporan versi publik. 3.8 Prosedur Kerja yang Aman Tim Evaluasi Rainforest Alliance akan diwajibkan mengisi jadwal harian dan melapor setiap hari kepada ketua tim evaluasi dan/atau kantor proyek Rainforest Alliance. Anggota tim yang bekerja sendiri diwajibkan melapor secara berkala kepada ketua tim setiap waktu tertentu yang telah ditetapkan. Setiap ketua tim akan memastikan adanya peralatan keselamatan dan pakaian pelindung yang memadai dan kepatuhan ketat terhadap prosedur kerja yang aman. 3.9 Pengamat Pengamat dapat diizinkan ikut serta dalam evaluasi lapangan jika sebelumnya telah meminta dan mendapatkan izin dari Rainforest Alliance dan APP. Pengamat harus mematuhi Kode Etik sesuai yang ditetapkan Rainforest Alliance dan APP. Pengamat hanya akan diperbolehkan ikut di lokasi di mana kerahasiaan pemangku kepentingan atau logistik lapangan tidak terganggu oleh keberadaannya. 3.10 Pembaharuan Informasi Tim evaluasi Rainforest Alliance akan memperbaharui informasi untuk APP secara rutin perihal perkembangan evaluasi di luar pertemuan penutup sebagaimana direncanakan. Semua hal yang ditemukan selama telaah lapangan dan dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap FCP akan segera disampaikan kepada APP. 3.11 Evaluasi Selanjutnya Indikator kinerja dan ukuran kinerja serta protokol dan prosedur yang dikembangkan untuk evaluasi perkembangan di lapangan memberi kesempatan untuk dilakukannya evaluasi perkembangan lanjutan pemenuhan Komitmen Kebijakan Kunci di Indonesia tahun 2015 atau pada tanggal tahapan capaian berikutnya. 14

BAGIAN 4 EVALUASI KECUKUPAN SUMBER DAYA HUTAN TANAMAN DI INDONESIA DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN PABRIK APP (BAGIAN 2) 4.1 Lingkup Evaluasi Sumber Daya Hutan Tanaman di Indonesia Evaluasi kecukupan sumber daya hutan tanaman pemasok APP untuk pemenuhan proyeksi kebutuhan jangka panjang pabrik pulp di Indonesia mencakup: penilaian independen oleh konsultan yang berkualifikasi terhadap kualitas dan keandalan model, analisis, dan laporan terkait proyeksi pertumbuhan dan hasil, serta produksi tahunan dari hutan tanaman yang menjadi sumber daya APP, dan juga evaluasi faktor kerugian yang digunakan dalam proyeksi pasokan serat kayu yang masuk ke pabrik dari hutan tanaman (penanaman, pemanenan, penebangan, ekstraksi, dan penanganan kerugian); dan evaluasi lapangan oleh Tim Evaluasi mengenai kesehatan, luasan, dan kualitas sumber daya hutan tanaman di areal-areal konsesi yang telah diseleksi untuk mengevaluasi kewajaran dan keandalan proyeksi produktivitas hutan tanaman dalam bentuk laporan, model, dan analisis. Informasi yang dikumpulkan di lapangan akan ditentukan melalui diskusi dengan konsultan yang sudah diseleksi untuk penilaian laporan, model, dan analisis. Evaluasi ini tidak akan meliputi: evaluasi faktor konversi yang digunakan dalam proyeksi akhir hasil keluaran pabrik; atau evaluasi pasokan serat APP yang berasal dari tempat lain ke pabrik di Indonesia. 4.2 Evaluasi Lapangan terhadap Sumber Daya Hutan Tanaman Hutan tanaman akan dievaluasi di setiap 20 areal konsesi yang akan dikunjungi di Indonesia terkait kegiatan lapangan untuk evaluasi Komitmen Kebijakan Kunci FCP. Evaluasi akan dilakukan berdasarkan atas Indikator Kinerja yang akan dikembangkan dan disarankan oleh konsultan yang bertanggung jawab atas evaluasi ini. 4.3 Tim Evaluasi Rainforest Alliance akan mempekerjakan satu orang konsultan untuk meninjau model, analisis, dan laporan yang mendukung proyeksi hasil hutan tanaman oleh APP. Konsultan tersebut adalah orang yang memiliki keahlian dalam model pertumbuhan dan hasil hutan tanaman serta hutan tanaman jenis ekaliptus dan akasia di hutan tropis. Meskipun Rainforest Alliance akan meminta masukan mengenai konsultan yang tepat dari berbagai sumber termasuk APP, Rainforest Alliance tetap bertanggung jawab penuh atas semua keputusan yang diambil mengenai pelibatan konsultan. Evaluasi hutan tanaman di lapangan akan dilakukan oleh tim evaluasi yang melaksanakan kegiatan sebagaimana dijelaskan di Bagian 3.4. 15

4.4 Penyediaan Bukti dan Informasi oleh APP dan pihak lain APP akan diminta menyediakan semua dokumen, laporan, model, dan analisis terkait dengan proyeksi pertumbuhan, hasil, dan suplai kayu. Rainforest Alliance dapat meminta segala informasi tambahan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan evaluasi, dan dapat meminta akses kepada staf APP atau konsultan penyusun dokumen. Rainforest Alliance mengharapkan agar APP dapat menyediakan semua bukti yang dibutuhkan. 4.5 Pertemuan Pembuka dan Penutup Konsultan pelaksana evaluasi akan mengadakan pertemuan pembuka dengan pihak APP sebelum memulai kegiatan. Konsultan yang bersangkutan akan mengadakan pertemuan penutup setelah selesainya tahap telaah dokumen. Temuan dari kegiatan lapangan yang dilakukan Tim Evaluasi FCP akan disajikan dalam pertemuan penutup terkait evaluasi tersebut. 4.6 Draf dan Laporan Akhir Laporan awal dari konsultan akan disampaikan kepada APP untuk ditinjau dan diberi komentar setelah diselesaikannya evaluasi konsultan terhadap analisis dokumen dan model. Laporan ini tidak disediakan untuk publik. Draf laporan akhir akan disusun setelah diselesaikannya kegiatan lapangan di 20 areal konsesi. Draf laporan ini akan menggabungkan semua temuan dari tinjauan model, analisis, dan laporan oleh konsultan dan dari evaluasi lapangan. Draf laporan akhir akan disampaikan kepada APP untuk ditinjau dan diberi komentar. Komentar dari APP akan dijawab oleh penulis laporan. Revisi draf laporan akhir akan disediakan untuk tinjauan sejawat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Rainforest Alliance. Laporan akhir akan disusun setelah menerima dan mempertimbangkan komentar dalam tinjauan sejawat. Setelah ditelaah dan direvisi, laporan akhirnya akan disediakan untuk publik. Informasi yang dianggap rahasia akan dikeluarkan dari laporan versi publik. 16