BUKU LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2010 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

1. Tinjauan Umum

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Memperkuat Ketahanan, Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2009

Ringkasan Eksekutif Memperkuat Perekonomian Nasional di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2012 ISSN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

4. Outlook Perekonomian

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

<ekonomi global paska krisis dan implikasinya bagi bank sentral>

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Laporan Perekonomian Indonesia

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

Memperkuat Ketahanan, Mendorong Momentum. Pemulihan Ekonomi Nasional. Ringkasan Eksekutif

ANALISIS TRIWULANAN:

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

VII. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB IV SEJARAH NEGARA INDONESIA DAN GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAURAN KEBIJAKAN MONETER DAN MAKROPRUDENSIAL BANK INDONESIA SEMENJAK MARET 2011 HINGGA MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2012

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

SUSUNAN PENGURUS BULETIN EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN

Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2010

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

Triwulan II. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

SURVEI PERSEPSI PASAR

Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Menjaga Stabilitas, Mendukung Pembangunan Ekonomi Negeri

I. PENDAHULUAN. aspek yang tidak terpisahkan dari perkembangan ekonomi negara terbuka. Keterbukaan ekonomi Indonesia akan membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Transkripsi:

BUKU LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2010 ISSN 0522-2572 Laporan Perekonomian Indonesia 2010 i

Visi Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Misi Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang yang berkesinambungan. Nilai-Nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan. ii Laporan Perekonomian Indonesia 2010

...Tahun 2011 akan menjadi tahun yang sangat menjanjikan karena terbukanya berbagai peluang yang cukup besar bagi perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi... Namun, tahun 2011 juga akan lebih challenging bagi perumusan respons kebijakan makroekonomi... (Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, 2011) Laporan Perekonomian Indonesia 2010 iii

g Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik dan Diagram Dewan Gubernur Bank Indonesia Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif iv viii x xv xvi xx BAB I PEREKONOMIAN INDONESIA: PENGARUH GLOBAL, KINERJA DOMESTIK DAN RESPONS KEBIJAKAN 1.1. Perekonomian Global 5 1.2. Kinerja Perekonomian Domestik 9 1.3. Respons Kebijakan 34 BOKS 1.1 Akuntabilitas Pencapaian Sasaran Inflasi Tahun 2010 40 BOKS 1.2 Anomali Cuaca dan Produksi Bahan Pangan 43 BAB II KETIDAKSEIMBANGAN PEMULIHAN EKONOMI GLOBAL DAN IMPLIKASINYA PADA NEGARA-NEGARA EMERGING MARKETS 2.1. Kinerja Ekonomi dan Respons Kebijakan Global 48 2.2. Aliran Masuk Modal Asing ke Negara-negara Emerging Markets 55 iv Laporan Perekonomian Indonesia 2010

2.3. Arah Pemulihan Global dan Implikasinya pada Negara-negara Emerging Markets 60 2.4. Penutup 62 BOKS 2.1 Peranan G-20 dalam Upaya Pemulihan Global 63 BAB III MEMPERKUAT STABILITAS MAKROEKONOMI UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKESINAMBUNGAN 3.1. Dinamika dan Tantangan Perekonomian 68 3.2. Bauran Kebijakan untuk Stabilitas Makroekonomi 73 3.3. Kerangka Konseptual Respons Kebijakan terhadap Derasnya Aliran Masuk Modal Asing 76 3.4. Kerangka Konseptual Integrasi Kebijakan Moneter dan Makroprudensial 81 3.5. Kebijakan Struktural untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkesinambungan 85 3.6. Penutup 88 BOKS 3.1 Kerangka Kerja Stabilitas Sistem Keuangan 89 BAB IV BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA DI TENGAH DERASNYA ALIRAN MASUK MODAL ASING 4.1. Kebijakan Suku Bunga 94 4.2. Kebijakan Nilai Tukar 98 4.3. Kebijakan Pengelolaan Arus Modal 99 Laporan Perekonomian Indonesia 2010 v

4.4. Kebijakan Pengelolaan Ekses Likuiditas 102 4.5. Penguatan Stabilitas Sistem Keuangan 106 4.6. Penutup 109 BOKS 4.1 Penyempurnaan Inflation Targeting Framework (Flexible ITF) 110 BOKS 4.2 Peranan Cadangan Devisa dalam Perekonomian 113 BAB V MEMPERKUAT EKSPOR DAN INVESTASI DI TENGAH KETIDAKSEIMBANGAN PEMULIHAN EKONOMI GLOBAL 5.1. Struktur Ekspor Nonmigas dan Dampaknya terhadap Kinerja Ekspor Nonmigas di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global 118 5.2. Akselerasi Investasi di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global 123 5.3. Optimalisasi Penggunaan Aliran Masuk Modal Asing untuk Pembiayaan Sektor Riil Jangka Panjang 130 5.4. Penutup 137 BOKS 5.1. Dampak Aturan Perdagangan Nontarif terhadap Kinerja Ekspor Indonesia 138 vi Laporan Perekonomian Indonesia 2010

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAN ARAH KEBIJAKAN BANK INDONESIA 6.1. Prospek Perekonomian 145 6.2. Tantangan, Risiko, dan Arah Kebijakan 157 BOKS 6.1 Peran TFP dalam Mendukung Sustainabilitas Pertumbuhan Jangka Panjang 162 BOKS 6.2 Menuju Investment Grade 164 Laporan Perekonomian Indonesia 2010 vii

g Daftar Tabel BAB I PEREKONOMIAN INDONESIA: PENGARUH GLOBAL, KINERJA DOMESTIK DAN RESPONS KEBIJAKAN Tabel 1.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2010 6 Tabel 1.2 Neraca Pembayaran Indonesia 11 Tabel 1.3 Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan 21 Tabel 1.4 Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha 24 Tabel 1.5 Inflasi Menurut Kelompok Barang 25 Tabel 1.6 Perkembangan Komponen Inflasi IHK 26 Tabel 1.7 Sumbangan Inflasi Beberapa Komoditas Volatile Food 29 Tabel 1.8 Sumbangan Inflasi Beberapa Komoditas Administered Prices 29 Tabel 1.9 Pertumbuhan PDRB Wilayah 30 Tabel 1.10 Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia 31 Tabel 1.11 Rasio Gini dan Perkembangan Kondisi Kemiskinan di Indonesia 32 Tabel 1.12 Realisasi APBN-P 38 BAB III MEMPERKUAT STABILITAS MAKROEKONOMI UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKESINAMBUNGAN Tabel 3.1 Implementasi Kebijakan Makroprudensial di Sejumlah Negara 83 viii Laporan Perekonomian Indonesia 2010

BAB IV BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA DI TENGAH DERASNYA ALIRAN MASUK MODAL ASING Tabel 4.1 Penjarangan Lelang SBI dan Penerbitan SBI dengan Jangka Waktu Lebih Panjang 103 BAB V MEMPERKUAT EKSPOR DAN INVESTASI DI TENGAH KETIDAKSEIMBANGAN PEMULIHAN EKONOMI GLOBAL Tabel 5.1 Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Ekspor 120 Tabel 5.2 Daya Saing Beberapa Komoditas Utama Ekspor Nonmigas 121 Tabel 5.3 Produktivitas dan Pangsa Beberapa Komoditas Utama Ekspor Indonesia 121 Tabel 5.4 Perbandingan Kinerja Ekspor Negara-Negara Asia 122 Tabel 5.5 Pertumbuhan Pinjaman Luar Negeri Swasta Sektoral 127 Tabel 5.6 Beberapa Indikator Sektor Keuangan 134 BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAN ARAH KEBIJAKAN BANK INDONESIA Tabel 6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 148 Tabel 6.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 150 Tabel 6.3 Prakiraan Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2011 151 Tabel 6.4 Prospek Ekonomi Indonesia Jangka Menengah (2010-2015) 156 Laporan Perekonomian Indonesia 2010 ix

g Daftar Grafik & Diagram BAB I PEREKONOMIAN INDONESIA: PENGARUH GLOBAL, KINERJA DOMESTIK DAN RESPONS KEBIJAKAN Grafik 1.1 Volume Perdagangan Dunia 6 Grafik 1.2 Perkembangan Harga Minyak 6 Grafik 1.3 Perkembangan Harga Komoditas 7 Grafik 1.4 Inflasi Negara Maju dan Berkembang Asia 7 Grafik 1.5 Composit Sovereign Indices (Markit ITraxx) 7 Grafik 1.6 Bursa Saham Global 7 Grafik 1.7 Suku Bunga Kebijakan 8 Grafik 1.8 Komposisi FDI 12 Grafik 1.9 Penarikan Utang 12 Grafik 1.10 IHSG dan Beli Asing Neto 13 Grafik 1.11 IHSG dan Perdagangan 13 Grafik 1.12 Perbandingan ROE Regional 13 Grafik 1.13 Imbal Hasil SBN dan CDS 14 Grafik 1.14 Imbal Hasil SBN dan Aktivitas Asing 14 Grafik 1.15 Imbal Hasil SBN dan Volume Perdagangan 14 Grafik 1.16 Jumlah Emisi dan Emiten Obligasi Koorporasi 14 Grafik 1.17 NAB dan NAB/Unit Reksadana 15 Grafik 1.18 Suku Bunga PUAB O/N 15 Grafik 1.19 Volume PUAB 15 Grafik 1.20 Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 16 Grafik 1.21 Volatilitas Nilai Tukar Rupiah 16 Grafik 1.22 Volume Transaksi Harian Pasar Valuta Asing 17 Grafik 1.23 Pertumbuhan Kredit per Valuta Asing 17 Grafik 1.24 NFA Bank, Kredit Valuta Asing dan DPK Valuta Asing 18 Grafik 1.25 Pertumbuhan Kredit 18 Grafik 1.26 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 18 Grafik 1.27 Perkembangan NPL 19 Grafik 1.28 Kredit Sektoral 19 Grafik 1.29 Perkembangan DPK 19 Grafik 1.30 Pertumbuhan Uang Primer & Kartal 20 Grafik 1.31 Likuiditas Perekonomian 20 Grafik 1.32 Kontribusi Pertumbuhan M1 20 Grafik 1.33 Perkembangan M2, NFA dan NDA 20 Grafik 1.34 Indeks Tendensi Bisnis 22 Grafik 1.35 Investasi Bangunan dan Nonbangunan 22 Grafik 1.36 Pertumbuhan Riil Kredit dan Suku Bunga Investasi 22 x Laporan Perekonomian Indonesia 2010

Grafik 1.37 Indeks Tendensi Konsumen - BPS 23 Grafik 1.38 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 23 Grafik 1.39 Indeks Penghasilan Saat Ini Berdasarkan Kelompok Pengeluaran - Survei Konsumen BI 23 Grafik 1.40 Nilai Tukar Petani 24 Grafik 1.41 Pertumbuhan Impor 24 Grafik 1.42 Inflasi IHK dan Komponennya 26 Grafik 1.43 Inflasi Bahan Pangan Negara-negara Kawasan 26 Grafik 1.44 Inflasi Inti dan Determinan Eksternalnya 27 Grafik 1.45 Ekspektasi Inflasi Pedagang 27 Grafik 1.46 Ekspektasi Inflasi Konsumen 28 Grafik 1.47 Kapasitas Produksi Terpakai Industri 28 Grafik 1.48 Pertumbuhan Indeks Harga Beras di Tingkat Produsen dan Konsumen 28 Grafik 1.49 Komposisi Pekerja Berdasarkan Status Pekerjaan Utama 31 Grafik 1.50 Komposisi Pekerja Berdasarkan Pendidikan 31 Grafik 1.51 Disparitas Kemiskinan Antardaerah di Indonesia Maret 2010 32 BAB II KETIDAKSEIMBANGAN PEMULIHAN EKONOMI GLOBAL DAN IMPLIKASINYA PADA NEGARA-NEGARA EMERGING MARKETS Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi di Beberapa Negara 48 Grafik 2.6 Dinamika Aliran Modal Global ke Negaranegara Emerging Markets di Tahun 2010 56 Grafik 2.2 Angka Pengangguran di Beberapa Negara 49 Grafik 2.7 Apresiasi/Depresiasi Mata Uang (tahun 2010 terhadap akhir tahun 2009) 57 Grafik 2.3 Defisit Fiskal Beberapa Negara 52 Grafik 2.4 Grafik 2.5 Aliran Modal Global ke Negara-negara Emerging Markets Berdasarkan Kawasan 55 Aliran Modal Global ke Negara-negara Emerging Markets Berdasarkan Jenis 56 Grafik 2.8 Grafik 2.9 Cadangan Devisa Negara-negara Emerging Markets 57 Perubahan Harga Saham Negara-negara Emerging Markets 58 Grafik 2.10 Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Negara-negara Emerging Markets 58 Laporan Perekonomian Indonesia 2010 xi

BAB III MEMPERKUAT STABILITAS MAKROEKONOMI UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKESINAMBUNGAN Grafik 3.1 Struktur Aliran Modal Asing 69 Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi 71 Grafik 3.3 Taksonomi Konseptual Sumber Tekanan Neraca Pembayaran 76 Grafik 3.4 Kebijakan Moneter dan Makroprudensial dalam Meredam Prosiklikalitas 83 Grafik 3.5 Peringkat Daya Saing Indonesia 2010 87 Diagram 3.1 Keseimbangan Lintasan Pertumbuhan 85 BAB IV BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA DI TENGAH DERASNYA ALIRAN MASUK MODAL ASING Grafik 4.1 Suku Bunga Pasar Uang dan Koridor Suku Bunga 95 Grafik 4.5 Nilai Tukar dan Pergerakan Portofolio Asing 99 Grafik 4.2 Volume Instrumen Moneter 96 Grafik 4.3 Perkembangan Cadangan Devisa 98 Grafik 4.6 Rasio Operasi Pasar Terbuka terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan 102 Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Tukar Negara-negara Kawasan 98 BAB V MEMPERKUAT EKSPOR DAN INVESTASI DI TENGAH KETIDAKSEIMBANGAN PEMULIHAN EKONOMI GLOBAL Grafik 5.1 Perkembangan Ekspor 118 Grafik 5.2 Pertumbuhan PDB dan Ekspor ke Negara-negara Maju 119 Grafik 5.3 Pertumbuhan PDB dan Ekspor ke Negara-negara Emerging Markets 119 xii Laporan Perekonomian Indonesia 2010

Grafik 5.4 Grafik 5.5 Pertumbuhan Ekspor Berdasarkan Sektor 119 Pertumbuhan Sektor Industri Negara-negara Asia 122 Grafik 5.18 Perubahan Tahunan Aliran Masuk Modal Asing 130 Grafik 5.19 Skor Daya Saing Indonesia dan Rata-rata Negara Berkembang 131 Grafik 5.6 Grafik 5.7 Grafik 5.8 Pertumbuhan Investasi Bangunan dan Bukan Bangunan 123 Faktor Utama yang Memengaruhi Investasi 124 Kapasitas Utilisasi Sektor Industri dan Investasi Mesin 124 Grafik 5.9 Struktur Pembiayaan Investasi 125 Grafik 5.10 Realisasi PMA - PMDN 126 Grafik 5.11 Realisasi FDI 126 Grafik 5.12 Perkembangan Investasi Negara-negara Asia 127 Grafik 5.13 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Negara-negara Asia 128 Grafik 5.14 Perkembangan FDI Negara-negara Asia 128 Grafik 5.15 Inflasi Negara-negara Asia 128 Grafik 5.16 Perkembangan Pengeluaran Modal Pemerintah Negara-negara Asia 128 Grafik 5.17 Perkembangan Pertumbuhan PDB Negara-negara Asia 129 Grafik 5.20 Pertumbuhan FDI Sektoral dan PDB Sektoral 131 Grafik 5.21 Pangsa FDI Sektoral 131 Grafik 5.22 Perkembangan Investasi Portofolio 132 Grafik 5.23 IHSG dan Investasi Portofolio 132 Grafik 5.24 Imbal Hasil SUN dan Investasi Portofolio 132 Grafik 5.25 Pembiayaan Ekonomi Nonbank 133 Grafik 5.26 Penerbitan IPO Saham Tahun 2010 133 Grafik 5.27 Obligasi Koporasi Tahun 2010 133 Grafik 5.28 Perubahan Tahunan Kredit dan Investasi Portofolio 134 Grafik 5.29 Realisasi Penarikan PLN Swasta dan Imbal Hasil SUN 134 Grafik 5.30 Realisasi Penarikan PLN Swasta Sektoral 135 Grafik 5.31 Posisi Pinjaman Luar Negeri Swasta Sektoral 135 Grafik 5.32 Pertumbuhan PLN Swasta Sektoral dan PDB Sektoral 135 Laporan Perekonomian Indonesia 2010 xiii

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAN ARAH KEBIJAKAN BANK INDONESIA Grafik 6.1 Kebijakan di Bidang Infrastruktur dan Energi 154 Grafik 6.2 Dependency Ratio Indonesia 155 Grafik 6.3 Fanchart Inflasi Tahun 2011-2012 159 Keterangan Periode Laporan dan Sumber Data Periode Laporan adalah 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 Data bersumber dari Bank Indonesia, kecuali jika dinyatakan lain xiv Laporan Perekonomian Indonesia 2010

DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA DARMIN NASUTION Gubernur (Sejak September 2010) HARTADI A. SARWONO Deputi Gubernur MULIAMAN D. HADAD Deputi Gubernur SITI Ch. FADJRIJAH Deputi Gubernur (s.d Mei 2010 ) S. BUDI ROCHADI Deputi Gubernur BUDI MULYA Deputi Gubernur ARDHAYADI M. Deputi Gubernur HALIM ALAMSYAH Deputi Gubernur (Sejak Juni 2010) Laporan Perekonomian Indonesia 2010 xv

KATA PENGANTAR DARMIN NASUTION Gubernur Bank Indonesia Dua tahun setelah krisis keuangan global tahun 2008, perekonomian Indonesia secara bertahap tapi pasti bertranformasi dari fase pemulihan menuju fase pertumbuhan yang lebih kuat dan berimbang. Hasil awal dari proses transformasi tersebut mulai tampak sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai pencapaian pada tahun 2010. Perekonomian tumbuh 6,1%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, disertai peningkatan investasi dan ekspor. Neraca pembayaran membukukan surplus besar disertai akumulasi cadangan devisa yang tinggi. Sementara itu, di tengah semakin dinamisnya pasar keuangan global setelah krisis, stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan domestik tetap terjaga. Meskipun demikian, berbagai pencapaian perekonomian nasional tersebut berhasil diraih bukan tanpa tantangan. Sejak awal tahun 2010, risiko global membayangi perekonomian domestik. Selepas krisis yang cukup dalam, perekonomian global digerakkan oleh dua mesin ekonomi, yaitu negara-negara maju (advanced economies) dan negara-negara berkembang (emerging markets), namun dengan perbedaan dalam tingkat pertumbuhan, tantangan, dan respons kebijakan. Berbagai perbedaan tersebut memicu pergeseran alokasi modal, di mana negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menampung aliran deras modal portofolio dari negaranegara maju. Persoalannya, sifat mengikuti siklus ekonomi (procyclicality) cederung melekat pada perilaku aliran modal portofolio. Pada saat ekonomi tumbuh pesat, modal portofolio mengalir deras masuk, membawa berbagai ketidakseimbangan dalam perekonomian. Keseimbangan neraca transaksi berjalan dapat terancam karena tekanan apresiasi, sementara likuiditas terakumulasi di luar batas kemampuan perekonomian untuk dapat menyerapnya. xvi Laporan Perekonomian Indonesia 2010

Sebaliknya, ketika ekonomi tumbuh melambat dan berbagai ketidakseimbangan semakin nyata, modal portofolio mengalir deras keluar sehingga berisiko bagi stabilitas keuangan, bahkan apabila tidak ditangani secara memadai dapat memicu krisis. Memasuki paruh kedua tahun 2010, tantangan pengendalian inflasi naik ke permukaan. Anomali iklim menimbulkan gangguan pasokan bahan pangan yang disertai kenaikan harga komoditas di pasar global, sehingga inflasi pangan (volatile food) naik drastis. Di pihak lain, perkembangan inflasi inti masih terkendali, ditopang oleh nilai tukar rupiah yang menguat serta kapasitas produksi yang memadai sejalan dengan meningkatnya investasi. Besarnya sumbangan inflasi pangan pada paruh kedua tahun 2010 menyebabkan inflasi IHK untuk keluruhan tahun mencapai 6,96%, lebih tinggi dari sasaran yang ditetapkan sebesar 5%±1%. Tantangan pengendalian inflasi menghadapi komplikasi karena derasnya arus masuk modal, tingginya ekses likuiditas, dan masih rendahnya efisiensi perbankan. Oleh karena itu, mengandalkan hanya pada satu instrumen kebijakan menjadi tidak cukup. Diperlukan suatu bauran kebijakan sebagai solusi optimal secara sekaligus menjaga keseimbangan internal perekonomian melalui langkah stabilisasi harga dan pengelolaan permintaan domestik, serta keseimbangan eksternal melalui stabilisasi nilai tukar dan pengelolaan arus modal. Dengan mencermati akar permasalahan dan komplikasi kebijakan yang dihadapi, sepanjang tahun 2010 Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan. Bauran kebijakan tersebut mencakup kebijakan suku bunga (BI rate) yang dipertahankan tetap 6,50%, memberikan ruang fleksibilitas nilai tukar secara terukur, serta menerapkan instrumen kebijakan makroprudensial untuk mengelola ekses likuiditas dan arus modal. Bank Indonesia juga menempuh beberapa langkah kebijakan untuk memperkuat ketahanan dan meningkatkan efisiensi perbankan agar sektor perbankan dapat berkontribusi lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Sementara itu, penajaman kebijakan di bidang sistem pembayaran terus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi penyelenggaraan sistem pembayaran serta untuk mendukung penguatan kebijakan moneter dan perbankan. Tahun 2011 akan menjadi tahun yang sangat menjanjikan karena terbukanya berbagai peluang yang cukup besar bagi perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi. Kinerja ekonomi global diperkirakan akan terus membaik terutama ditopang kuatnya pertumbuhan negaranegara emerging markets. Sementara itu, stabilitas makroekonomi yang telah diraih pada tahun 2010 dan berbagai kebijakan untuk memperkuat ketahanan makro dan sektor keuangan dapat menjadi landasan yang kokoh untuk memperkuat diri dalam menangkal berbagai kejutan eksternal. Peluang untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi pun semakin terbuka lebar dengan posisi Indonesia yang selangkah lagi masuk ke zona layak investasi (investment grade). Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 akan mencapai kisaran 6,0%-6,5%. Kontribusi investasi yang mulai meningkat sejak pertengahan tahun 2010 dan berlanjutnya kenaikan serta lebih terdiversifikasinya ekspor akan menopang struktur pertumbuhan ekonomi yang berimbang. Meningkatnya investasi tersebut juga akan ditopang oleh arus masuk modal asing dalam bentuk penanaman modal langsung (FDI) dan berperan lebih besar dalam komposisi Laporan Perekonomian Indonesia 2010 xvii

arus modal. Secara keseluruhan, neraca pembayaran diprakirakan akan tetap mencatat surplus dengan cadangan devisa yang terus meningkat. Di sisi harga, Bank Indonesia dengan dukungan Pemerintah akan mengarahkan inflasi sehingga berada dalam kisaran sasarannya, yaitu 5%±1% untuk tahun 2011 dan 4,5%±1% untuk tahun 2012. Hal tersebut dilakukan dengan memperkuat bauran kebijakan yang telah ditempuh selama tahun 2010, termasuk kebijakan untuk menjangkar ekspektasi inflasi, serta koordinasi dengan Pemerintah dalam meningkatkan kemampuan pasokan termasuk mengantisipasi gangguan pasokan dan distribusi bahan pokok. Pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah yang antara lain ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan keterhubungan antarwilayah diperkirakan dapat membantu peningkatan produksi dan kelancaran distribusi bahan pangan. Dalam konteks tersebut, Bank Indonesia dan Pemerintah akan mengoptimalkan peran TPI dan TPID. Namun, tahun 2011 juga akan lebih challenging bagi perumusan respons kebijakan makroekonomi. Berlanjutnya ketidakseimbangan perekonomian global, serta kemungkinan pembalikan arah kebijakan moneter negara-negara maju dapat memengaruhi dinamika pasar keuangan global. Sementara itu, harga komoditas berisiko terus merangkak naik akibat perubahan iklim yang tidak menentu. Dengan kondisi eksternal yang masih diliputi ketidakpastian, dinamika perekonomian domestik tahun 2011 akan tergantung pada keberhasilan berbagai pihak untuk terus memperkuat ketahanan ekonomi dan sistem keuangan sekaligus menjaga kesinambungan pertumbuhan. Pelajaran yang paling berharga dari krisis ke krisis di masa lalu adalah bahwa di tengah ketidakpastian yang tinggi kita dituntut semakin cepat dalam mengenali permasalahan dan mengambil keputusan. Keterlambatan dalam merespons kejutan eksternal, seperti kenaikan harga komoditas dan ketidakseimbangan global, seringkali membuat kita kehilangan momentum yang membawa konsekuensi pada besarnya biaya yang harus ditanggung perekonomian. Pelajaran ini semakin penting mengingat kejutan eksternal apapun bentuknya selalu berpeluang untuk muncul kembali. Demikianlah gambaran perekonomian Indonesia tahun 2010 dan prospeknya pada tahun 2011 yang uraiannya secara lengkap terdapat pada Laporan Perekonomian Indonesia ini. Saya berharap laporan ini dapat menjadi bahan referensi yang mampu memberikan manfaat bagi kita semua. Akhir kata, atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, saya menyampaikan penghargaan kepada Tim Penyusun Laporan Perekonomian Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-nya dan melindungi setiap langkah kita dalam berkarya. Jakarta, Maret 2011 Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution xviii Laporan Perekonomian Indonesia 2010

Laporan Perekonomian Indonesia 2010 xix