RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

PENDAHULUAN. Latar Belakang

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

SAMBUTAN GUBERNUR PAPUA PADA FORUM SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SE PROVINSI PAPUA TANGGAL, 7 MARET 2016

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DARI BOJONEGORO UNTUK INDONESIA OLEH : S U Y O T O BUPATI BOJONEGORO (JAWA TIMUR)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

REVITALISASI PERTANIAN

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

Dalam kesempatan ini, saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

LAPORAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH PADA RAPAT KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Transkripsi:

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi Pangan Terpadu dengan Tema Bersama Membangun Sinergitas Mewujudkan Kemandirian Pangan di Kalimantan Timur yang bertujuan untuk membangun sinergitas program kegiatan dalam rangka mencapai target sektor pertanian dalam arti luas dalam mencapai target yang telah tertuang dalam RPJMD 2016, serta merumuskan strategi dan rencana aksi pencapaian kemandirian pangan di Kalimantan Timur. Setelah mendengar, memperhatikan dan memahami : 1. Sambutan Gubernur Kalimantan Timur ; 2. Laporan Panglima Kodam VI Mulawarman; 3. Menyimpulkan penjelasan panelis dari Bappenas, Kementerian Pertanian, Plt. Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Balai Besar Pelatihan Binuang dan dari GAPKI serta diskusi yang berkembang pada rakor hari pertama; 4. Pembahasan dan diskusi teknis rakor hari ke dua yang di selenggarakan di Dinas Pertanian Tamanan Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; 1

5. Berkenaan dengan butir (1) s/d (6) diatas dihasilkan rumusan hasil Rakor Pangan Terpadu tahun 2015 sebagai berikut : a. Pembangunan Pertanian dan Kelautan Perikanan di Kalimantan Timur ditujukan untuk mencapai dua hal pokok : 1) untuk menjamin ketersediaan konsumsi pangan 2). menyediakan bahan baku untuk membangun industri berbasiskan sumber daya alam terbarukan dalam rangka melepaskan ketergantungan ekonomi Kaltim pada batubara dan migas; b. Dengan memanfaatkan momentum swasembada pangan Nasional, Kalimantan Timur bertekad tidak lagi menggantungan kebutuhan konsumsi pangan utamanya kepada daerah lain, untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut kita perlu memanfaatkan semua potensi yang kita miliki untuk membangun sektor pertanian; c. Provinsi Kalimantan Timur siap dijadikan lumbung pangan mengingat kita memiliki keunggulan agroklimat, ketersediaan air dan potensi lahan yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, hal ini sejalan dengan tema pengembangan wilayah Kalimantan dalam RPJMN 2015-2018 sebagai lumbung pangan Nasional; d. Dalam rangka mewujudkan sasaran dan target pembangunan mencapai swasembada beras, serta mengejar kontribusi sektor pertanian sebesar 10 % terhadap PDRB seperti yang telah tertuang dalam RPJMD 2013-2018, perlu dilakukan sinergi dan keterpaduan instansi terkait baik di Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/kota dalam perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan maupun pengendalian; 2

e. Untuk mewujudkan kemandirian pangan di Kalimantan Timur perlu diamankan lahan potensial seluas 374.191,35 Ha dan existing lahan seluas 56.913,76 Ha melalui masing-masing peraturan Bupati dan Walikota sebagai tindak lanjut Perda Kaltim No. 1 tahun 2013, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam Tata Ruang, dan dibuatkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota agar berkekuatan hukum untuk mencegah alih fungsi pada penggunaan lain di Kalimantan Timur; f. Perluasan lahan untuk komoditas ubi kayu, dan komoditas perkebunan perlu dilakukan pada lahan terdegradasi, terutama pada areal-areal yang telah tersedia, dan clear and clean. Demikian pula diperlukan pengalokasian lahan khusus untuk pengembangan sektor peternakan; g. Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam pemberantasan illegal fishing dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan untuk mengembangkan perikanan budidaya dan industri pengolahan perikanan dan kelautan di Kaltim, dengan mempercepat pengembangan perikanan budidaya serta pembangunan industri pengolahan hasil laut guna menunjang kinerja ekspor Kalimatan Timur; h. Untuk pengembangan ternak sapi, peningkatan peran investasi dan perbankan agar terus ditingkatkan, terutama pemanfaatan lahan-lahan pasca tambang dan integrasi sawit atau tanaman lainnya dengan pemanfaatan kawasan peternakan di Kabupaten Paser, Kutai kartanegara, Kutai Timur, dan Berau yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2015; 3

i. Pemerintah provinsi Kalimantan Timur melalui SKPD terkait siap bersinergi dan memadukan program kegiatan, bekerja sama bahu membahu dengan jajaran Kodam VI/Mulawarman melalui pelaksanan Opsus untuk mensukseskan program nasional mencapai swasembada padi, jagung dan kedelai dalam 3 tahun; j. Pengembangan Kawasan dan Sentra Pertanian Lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu dipercepat sebagai wadah kegiatan pertanian yang dilakukan secara utuh dan terpadu, dilandasi oleh perencanaan dengan mempertimbangkan optimasi sumber daya, skala ekonomi, peningkatan nilai tambah, keterpaduan dan efektifitas kegiatan, lokasi, efisiensi pembiayaan maupun fokus komoditas yang di dukung dengan infrastruktur pertanian yang berkualitas; k. Untuk mendorong keberlanjutan kawasan komoditas unggulan telah ditetapkan kawasan-kawasan sentra produksi yang meliputi 50 Kecamatan Sentra Produksi Tanaman Pangan dan 15 Kecamatan Sentra Produksi Hortikultura yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota Se Kalimantan Timur, diharapkan Kabupaten/Kota turut pengembangan kawasan-kawasan tersebut sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing - masing, dan mengusulkan kawasan dan sentra tersebut kepada pemerintah sesuai peraturan yang berlaku; l. Untuk mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten/Kota diharapkan dukungan dan peningkatan alokasi anggaran dari Pemerintah Kabupaten/Kota; 4

m. Disarankan kepada pemerintah pusat untuk menggunakan strategi meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan harga gabah dan kepastian pasar yang menampung hasil panen, selain dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh petani melalui subsidi dan bantuan sarana produksi dan alat mesin pertanian; n. Untuk meningkatkan peran BKP dalam mengatasi permasalahan pangan didaerah perlu dilakukan dua langkah penting yaitu ; pertama pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan dengan memetakan daerah-daerah kab/kota yang terindikasi kekurangan pangan, kedua peningkatan sistem distribusi dan harga pangan untuk memantau harga dan pasokan pangan didaerah; o. Penyuluh pertanian, kehutanan, perikanan dan perkebunan menjadi faktor penting dalam pembangunan ketahanan pangan, oleh karena itu peran dan fungsi PPL dalam pengembangan pertanian perlu ditingkatkan dengan memperkuat sinergi dan koordinasi kegiatan penyuluhan dengan SKPD terkait; p. Untuk menanggulangi kekurangan tenaga penyuluh di lapangan, dilakukan pemberdayaan penyuluh pertanian swadaya untuk membantu penyuluh PNS dalam mengawal program percepatan swasembada pangan; q. Mendesak diperlukan pengembangan data dan informasi penyuluhan pertanian untuk mempercepat aliran pelaporan dari lapangan serta proses transfer inovasi teknologi ke petani; 5

r. Petani belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk mengakses permodalan, oleh karena itu peran Jamkrida dan Bank BPD Kaltim untuk lebih proaktif memfasilitasi dan menyediakan skema kredit yang menarik bagi petani, salah satunya dengan penerapan suku bunga yang tidak memberatkan petani; s. Dalam rangka mewujudkan sasaran dan target pembangunan mencapai swasembada beras, serta mengejar kontribusi sektor pertanian sebesar 10 % terhadap PDRB pada tahun 2016 target dan indikator yang telah disepakati untuk dicapai yang terbagi habis menurut target Kab/Kota adalah sebagai berikut : Ketersediaan Pangan Daerah 91,19% Produksi padi : 519.315 ton gabah kering giling Cetak sawah : 700 ha Pembangunan irigasi : 15.000 ha Pembangunan jalan usaha tani : 30 km Pengembangan Sentra Pertanian : 50 sentra Optimasi lahan pertanian : 650 Ha Luas kebun sawit : 1,6 juta ha Produksi TBS : 12,4 juta ton Penambahan luas kebun non sawit total : 150.100 Ha yang terdiri dari Karet, Lada, Kelapa dan Lada. Populasi Sapi : 156.380 ekor Produksi daging sapi : 54.441,2 ton Jumlah Penyuluh : 985 orang Penyuluh Pertanian dan 100 orang penyuluh perikanan, serta pengembangan 120 BPP 6

t. Bersama dengan rumusan Rakor Pangan Terpadu ini terlampir dan merupakan dokumen yang tidak terpisahkan adalah matrik program kegiatan Prioritas masing masing SKPD untuk tahun 2016 serta rumusan rapat teknis yang dilakukan oleh Dinas/Badan lingkup Pertanian. Demikian hasil rumusan ini dibuat untuk ditindaklanjuti, selanjutnya SKPD yang bertanggung jawab dibidangnya akan melakukan evaluasi pelaksanaannya. Samarinda, 6 Maret 2015 Tim Perumus 7