KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG JURNAL ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

KAJIAN KELAYAKAN BENDUNGAN PANDANDURI SUWANGI GUNA PENGEMBANGAN LAHAN IRIGASI DI DAERAH LOMBOK TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

OPERASI dan PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DALAM PENINGKATAN POLA TATA TANAM DI.DELTA BRANTAS KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

ABSTRAK. Kata Kunci : simulasi F.J Mock, debit andalan, neraca air baku, simulasi air baku, analisa ekonomi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

Dosen Pembimbing. Ir. Saptarita NIP :

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

IV METODOLOGI PENELITIAN

Kelayakan Ekonomi. Analisis Finansial 10/19/2016

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

EVALUASI DAERAH IRIGASI BENGAWAN JERO KABUPATEN LAMONGAN

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP

MENENTUKAN AWAL MUSIM TANAM DAN OPTIMASI PEMAKAIAN AIR DAN LAHAN DAERAH IRIGASI BATANG LAMPASI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMPUH ABSTRAK

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

BAB V ANALISA DATA. Tabel 5.1. Hasil Survei Harga Jual Ruko sekitar Kedoya

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

EFEKTIFITAS SALURAN INDUK DAN SEKUNDER KANAN D.I KEDUNGLIMUS ARCA

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

OPTIMASI DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN PURI KARANG MULYO RESIDENCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SYMPLEKS DAN QM FOR WINDOWS VERSI 2.

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

VIII. ANALISIS FINANSIAL

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI DI KABUPATEN PASURUAN. ABSTRAK

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN SKRIPSI

ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG REJOAGUNG DI KABUPATEN BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

B. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN BUSINESS ACTION PLAN (BAP) ATAU RENCANA KEGIATAN USAHA

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

KAJIAN HARGA AIR DAERAH IRIGASI MUARA UWAI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR Hendra Mulyadi Muslim 1), Bambang Sujatmoko 2), Mudjiatko 2)

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

April 18, 18, Mei 18, 18, 18, 18, 18, Juni 18, 18, 18, 18, 18, 00 18, Juli 17, 17, 17, 17, Agustus 18, 00 18, 00 18, 00 18, 00 17, 17, September 17,

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

Irigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN EMBUNG BAJUL DI KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

ANALISA EKONOMI PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK IRIGASI BERDASARKAN NISBAH MANFAAT BIAYA DAN TINGKAT PENGEMBALIAN INTERNAL SKRIPSI

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS COST-BENEFIT

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : KRISNA SURYA NUGRAHA NIM. 105060401111021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : KRISNA SURYA NUGRAHA NIM. 105060401111021 Telah diperiksa dan disetujui oleh : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. NIP. 19610131 198609 2 001 Dr. Ir. Endang Purwati, MP. NIP. 19521117 198103 2 001

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG Economy Investigation of Deep Well in SDJB 543 and SDJB 544 of Groundwater Irrigation in Jombang District Krisna Surya Nugraha 1) Ussy Andawayanti 2) Endang Purwati 2) 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia bjnsurya@gmail.com ABSTRAK Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk swasembada pangan, maka dibukalah areal sawah di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek seluas 30 Ha dan di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno seluas 28,6 Ha. Areal ini direncanakan merupakan areal irigasi airtanah dan dengan Debit yang sama sebesar 40,07 liter/detik. Sedangkan pola tata tanam sebelum adanya sumur dalam adalah padi palawija, diharapkan setelah adanya sumur dalam menjadi padi padi palawija. Oleh karena itu Dinas P2AT melakukan pengeboran ulang (Re-Drill) di lokasi tersebut. Berkaitan dengan pembangunan jaringan irigasi airtanah maka dalam studi ini akan dikaji analisa ekonomi dengan mengambil lokasi studi SDJB 543 di Kecamatan Diwek dan SDJB 544 di Kecamatan Mojowarno. Adapun analisa ekonomi menggunakan perhitungan BCR, NPV, IRR dan analisa sensitivitas. Pada kajian ini pula dilakukan perhitungan biaya operasional dan pemeliharaan (O&P), biaya pemompaan berdasar kebutuhan air irigasi, dan harga air. Hasil dari analisa dan perhitungan menunjukkan biaya total pembangunan untuk SDJB 543 sama dengan SDJB 544 yaitu sebesar Rp. 365.09.000,00. Biaya O&P SDJB 543 sebesar Rp. 136.042.175,00 dan SDJB 544 sebesar Rp. 131.166.225,00. Keuntungan dari kenaikan hasil produksi pada SDJB 543 sebesar Rp. 598.076.000,00 sedangkan SDJB 544 sebesar Rp. 654.250.000,00. BCR berdasar suku bunga 7,5% pada SDJB 543 sebesar B/C = 1,15 dan pada SDJB 544 sebesar B/C = 1,22. Nilai NPV untuk SDJB 543 dengan bunga 7,5% sebesar Rp. 695.613.502,28 sedangkan pada SDJB 544 sebesar Rp. 1.025.414.862,26. IRR SDJB 543 sebesar 26%, sedangkan IRR SDJB 544 sebesar 32,8%, maka kedua proyek tersebut layak dalam segi ekonomi. Hasil analisa sensitivitas semua kondisi dapat dikatakan layak untuk SDJB 543 sampai dengan IRR 22,28% sedangkan SDJB 544 sampai dengan IRR 36,805%. Harga air eksisting SDJB 543 dan SDJB 544 sebesar Rp. 23.750,00 perjam, sedangkan harga air menurut perhitungan PU terhadap Annuity dan menurut bunga majemuk terhadap Present sama yaitu sebesar Rp. 32.074,00 perjam untuk SDJB 543 dan untuk SDJB 544 sebesar Rp. 32.438,00 perjam. Kata kunci : Irigasi Airtanah, Analisis Ekonomi, Harga Air

ABSTRACT By the policy of food self-sufficiency, government built rice fields at Ngudirejo of the Diwek District measuring 30 hectares and at Mojowarno of Mojojejer District measuring 28,6 hectares. This area will be used for groundwater irrigation and discharge at the same measure in 40,07 liters/sec. Before building a deep well, the pattern of laud use is paddy-crops. By building of the deep well it is expected to change the pattern into paddy-paddy-crops. Therefore, department of P2AT re-drill in that location. Related to the development of groundwater irrigation, this study will investigate the economic analysis in SDJB 543 at Diwek District and SDJB 544 at Mojowarno District. The economic analysis uses calculations of BCR, NPV, IRR and sensitivity analysis. In this investigation also calculated the operational cost and maintenance (O & M), the pumping cost based on water demand and the price of water. The result of the analysis and calculation shows the total cost of development for 543 SDJB equal to 544 SDJB is Rp. 365.09.000,00. The cost of O & M of SDJB 543 is Rp. 136,042,175.00 and for SDJB 544 is Rp. 131,166,225.00. The profit of production yield increase in SDJB is 543 Rp. 598.076.000,00 while for SDJB 544 is Rp. 654.250.000,00. BCR calculations based on 7.5% interest rate for SDJB 543 is B / C = 1.15 and SDJB 544 is B / C = 1.22. The value of NPV for SDJB 543 with 7,5% interest rate is Rp. 695.613.502,28, while in SDJB 544 is Rp. 1.025.414.862,26. IRR for SDJB 543 is 26%, meanwhile for SDJB 544 is 32,8%, then both of project are reasonable in economy aspect. The result of the sensitivity analysis for all conditions may be reasonable for SDJB 543 up to IRR 22.28%, while SDJB 544 up to IRR 36.805%. Existing water prices for SDJB 543 and SDJB 544 are Rp. 23.750,00 per hour, while the water price according to PU calculations with annuity and according to compound interest with Present are equal, the price is Rp. 32.074,00 per hour for SDJB 543 and Rp.32.438,00 per hour for SDJB 544. Key words : Groundwater Irrigation, Economic Analysis, Price of Water 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk swasembada pangan, maka dibukalah areal sawah di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek seluas 30 Ha dan di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno seluas 28,6 Ha. Areal ini direncanakan merupakan areal irigasi airtanah dan dengan Debit yang sama sebesar 40,07 liter/detik. Sedangkan pola tata tanam sebelum adanya sumur dalam adalah padi palawija, diharapkan setelah adanya sumur dalam menjadi padi padi palawija. Maka Dinas P2AT melakukan pengeboran ulang (Re-Drill) di lokasi tersebut. Melihat fenomena yang ada pada Sumur Dalam Jombang SDJB 543 di Kecamatan Diwek dan SDJB 544 di Kecamatan Mojowarno pada lahan pertanian irigasi air tanah di Kabupaten Jombang dan kegunaannya selama ini diperlukan suatu kajian yang mendalam mengenai segi kelayakan ekonominya. Analisa ekonomi dibutuhkan untuk mengetahui biaya (Cost) yang harus dikeluarkan, manfaat (Benefit) yang diperoleh setelah pembangunan selesai dan jangka waktu pengembalian pinjaman jika dana proyek dalam bentuk pinjaman. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengembangan irigasi airtanah yang telah dilakukan oleh Proyek Irigasi Jawa Timur Bagian

Proyek Pembangunan Air Tanah Wilayah Surabaya ditinjau secara ekonomi, yang diperoleh sesuai dengan kendala-kendala yang ada. Dan dengan adanya studi ini, pihak P2AT dapat mengetahui sumur produksi yang tepat untuk pengembangan irigasi airtanah selanjutnya, khususnya di daerah Diwek dan Mojowarno. Studi ini bertujuan untuk: a. Mengetahui seberapa besar biaya (Cost) yang dikeluarkan pembangunan sumur dalam ini. b. Mengetahui besarnya biaya operasional dan pemeliharaan selama usia guna dari tahun ke-2 sampai tahun ke-16. c. Mengetahui besarnya keuntungan yang atas kenaikan hasil produksi setelah adanya proyek dengan sebelum adanya proyek. d. Mengetahui berapa besarnya Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV),dan Internal Rate of Return (IRR). e. Mengetahui sensitivitasnya. f. Mengetahui harga air Sumur Dalam minimun per jamnya pada SDJB 543 dan SDJB 544. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal (resource) faktor produksi untuk mencapai suatu tujuan/target tertentu sedemikian sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat/benefit setelah jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu investasi untuk menghindari pemilihan alternatif yang tidak atau kurang menguntungkan serta untuk menetukan prioritas investasi. Analisa ekonomi dalam studi pengembangan sumberdaya air sudah merupakan hal yang rutin baik dalam tahap master plan, reconnaissance, appraisal, feasibility study, project completion report maupun dalam tahapan yang dianggap perlu dalam studi-studi khusus untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu proyek pengembangan yang dibiayai oleh Bank atau lembaga keuangan lainnya. Bila dalam tahapan feasibility study proyek tersebut dianggap layak, maka dapat dilanjutkan dalam detail design dan pelaksanaan proyek (Suyanto, dkk, 2001). 2.2 Analisa Rencana Anggaran Biaya Pengertian umum rencana anggaran biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dianggarkan pada pelaksanaan suatu proyek. Adapun secara definitif dapat dijelaskan sebagai berikut: - Rencana, merupakan himpunan suatu tujuan (planning), termasuk detail/penjelasan dan tata cara pelaksanaaan pembuatan sebuah proyek pembangunan. - Anggaran, merupakan perkiaraan atau perhitungan biaya suatu proyek pembangunan. - Biaya, merupakan besar pengeluaran yang berhubungan dengan item pekerjaan (lumpsum, m 3, m, dan lain-lain) yang tercantum dalam persyaratanpersyaratan yang terlampir. Secara umum Rencana Anggaran Biaya (RAB) mencakup tiga (3) aspek utama yaitu, merencanakan bentuk bangunan yang memenuhi syarat, menentukan biaya dan menyusun tata cara pelaksanaan teknis dan administratif. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. 2.3 Analisa Biaya (Cost) Pada analisis kelayakan ekonomi biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi beberapa komponen sehingga memudahkan analisis perhitungan. Menurut kuiper dalam Giatman (2007)

semua biaya itu dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya modal (capital cost) dan biaya tahunan (annual cost). 2.4 Analisa Manfaat (Benefit) Benefit adalah kenaikan produksi akibat adanya proyek, dibandingkan bila tidak ada proyek (Suyanto, dkk, 2001). Dalam pembangunan sumber daya air manfaat proyek dapat dibedakan atas manfaat langsung (direct benefit) atau manfaat utama dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Berdasarkan dapat atau tidak nya dinilai dengan uang manfaat dibedakan menjadi 2 yaitu (Suyanto, dkk, 2001): 1. Tangible benefit, manfaat yang timbul dapat dinilai langsung dengan uang. 2. Intangible benefit, manfaat yang timbul tidak dapat dinilai dengan uang misal rasa aman, terpeliharanya lingkungan, dan lain-lain. 2.5 Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah irigasi. Air irigasi yang berguna menjaga keseimbangan jumlah air dilahan pertanian. Dalam menghitung kebutuhan air irigasi dengan pola tata tanam yang telah ditetapkan harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap besarnya evapotranspirasi yang terjadi, besarnya curah hujan efektif, dan besarnya kebutuhan air per luas disawah. Langkah perhitungan Curah Hujan Efektif adalah sebagai berikut: 1. Curah hujan tahunan selama n tahun diurutkan dari kecil ke besar. 2. Menghitung probabilitas dengan menggunakan rumus: (Sosrodarsono, 1980): P = x 100% (2-1) Dimana : P = Probabilitas (%) m = nomor urut data n = jumlah data Persamaan keseimbangan air dinyatakan sebagai berikut: (Anonim, 1986). NFR = Etc + WLR + P Re (2-2) dengan : NFR = kebutuhan bersih air irigasi (mm/hari) Etc = penggunaan air konsumtif (mm) WLR = penggantian lapisan air (mm/hari) P = perkolasi (mm/hari) Re = curah hujan efektif (mm/hari) 2.6 Analisa Bunga dalam Biaya dan Manfaat Sebagai titik tolak analisa finansial maka disini dianggap telah menyelesaikan studi-studi terdahulu yang menghasilkan parameter dasar untuk landasan membuat perkiraan biaya investasi. Parameter dasar memberikan ketentuan, antara lain mengenai kapasitas produksi, pilihan peralatan utama, fasilitas pendukung, jumlah produksi, dll, dengan begitu terdapat batasan pada lingkup proyek yang memungkinkan pembuatan perkiraan biaya pertama (Iman S, 1999). 2.7 Analisa Ekonomi Terdapat berbagai macam metode dalam menganalisa kelayakan ekonomi yang biasa digunakan yaitu: 1. Net Present Value (NPV) 2. Internal Rate of Return (IRR) 3. Benefit Cost Ratio (BCR) 4. Sensitivity Analysis (SA) Pada dasarnya semua metode tersebut konsisten satu sama lain, artinya jika dievaluasi dengan metode lainnya akan menghasilkan rekomendasi yang sama, tetapi informasi spesifik yang dihasilkan berbeda. Oleh karena itu, dalam praktiknya masing-masing metode sering dipergunakan secara bersamaan

dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif terhadap perilaku investasi tersebut (Giatman, 2007). 2.8 Harga Air Bersih Suatu harga atau penilaian barang dalam bentuk uang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat digolongkan dalam 2 hal yaitu faktor yang mempengaruhi secara langsung adanya barang tersebut (modal, upah tenaga kerja dan biaya pengiriman dan sebagainya) dan faktor yang tidak langsung seperti keadaan sosial dan politik. Faktor tidak langsung tidak akan dibahas dalam penulisan ini. Dalam perhitungan harga air di sumur dalam, tergantung dari situasi dan kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m 3 atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini dihitungkan 2 harga air, agar dapat memilih 2 alternatif pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air di masing-masing sumur dalam. Perhitungan harga air berdasarkan pada bunga yaitu perhitungan akan besarnya harga air dilihat dari faktor bunga kompon untuk mengetahui sejauh mana harga air minimum yang dapat diketahui. Perhitungan ini memasukkan beberapa parameter yaitu Biaya konstruksi, Biaya O&P, Kebutuhan Air, Faktor Konversi, dan Manfaat. Dikarenakan SDJB merupakan proyek yang sumber dana pembiayaan berasal dari APBN, sedangkan operasionalnya dibiayai oleh P3A maka dalam perhitungan harga air bersih tidak menyertakan biaya konstruksi. Adapun biaya yang diperhitungkan untuk penentuan harga air dari 2 alternatif (Perjam dan Per m 3 ) mencakup Biaya O&P (Biaya pengoperasian pompa pertahun, biaya pemeliharaan pertahun, dan gaji pengurus P3A dan Jogotirto pertahun), Jumlah jam operasi pompa pertahun, dan volume air yang dipompa selama setahun. Penentuan harga air yang dihitungkan mengacu pada 3 komponen, yaitu: 1. Harga air eksisting 2. Harga air menurut PU (Pabundu, 1990) 3. Harga air menurut bunga majemuk. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Lokasi Studi Lokasi kajian untuk SDJB 543 terletak di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek, yang berbatasan langsung dengan: - Sebelah Utara: Kecamatan Jombang - Sebelah Barat: Kecamatan Gudo - Sebelah Selatan: Kecamatan Noro - Sebelah Timur: Kecamatan Mojowarno Sedangkan lokasi kajian untuk SDJB 544 terletak di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno, yang berbatasan langsung dengan: - Sebelah Utara: Kecamatan Jogoroto - Sebelah Barat: Kecamatan Diwek - Sebelah Selatan: Kecamatan Bareng - Sebelah Timur: Kecamatan Mojoagung 3.2 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan studi ini adalah sebagai berikut: 1. Peta lokasi kajian dan Peta Geohidrologi 2. Data Log Litologi, Konstruksi Sumur dan Uji Pompa 3. Data Curah Hujan dan Klimatologi 4. Data Biaya-biaya dalam analisa ekonomi 3.3 Langkah Studi Langkah studi haruslah disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu susunan yang sistematis untuk melakukan analisis dalam mencari penyelesaian dari permasalahan yang ada. Penyelesaian Kajian Ekonomi Sumur Dalam SDJB 543 dan SDJB 544

pada irigasi air tanah di Kabupaten Jombang, dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Menganalisa biaya pekerjaan dari data yang diberikan oleh Dinas P2AT. 2. Menganalisa besarnya biaya operasional dan pemeliharaan dari survei lapangan dan dinas P2AT. 3. Menentukan besarnya kebutuhan air irigasi perluas berdasarkan Pola Tata Tanam yang sudah ditetapkan yaitu Padi Padi Palawija yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 4. Menganalisa dan memperhitungkan produksi pertanian. 5. Menganalisa estimasi keuntungan dari membandingkan hasil produksi pertanian sebelum adanya sumur pompa dengan sesudah dibangunnya sumur pompa. 6. Menentukan kelayakan proyek berdasarkan (BCR) 7. Menentukan tingkat suku bunga (interest) proyek sumur dalam guna menilai kelayakan proyek dengan menentukan (IRR) 8. Menganalisa hubungan produktivitas sumur dalam (debit sumur) dengan tingkat keuntungan (B/C) dan (B-C) 9. Menganalisa investasi layak atau tidak dengan perhitungan nilai bersih waktu sekarang (NPV) 10. Menganalisa analisis sensitivitas guna mengetahui sejauh mana dampak parameter investasi yang telah ditetapkan (memenuhi persyaratan) sebelumnya boleh berubah. Dalam perhitungan analisa sensitivitas ini dicari kemungkinan kondisi terburuk dan kondisi menguntungkan dari pembangunan sumur dalam. 11. Menentukan harga airtanah berdasarkan harga air eksisting, harga air menurut PU, dan harga air menurut bunga majemuk. 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Biaya Pekerjaan Pada umumnya suatu proyek irigasi air tanah yang merupakan bagian dari Balai Besar Wilayah Sungai, sumber pendanaan berasal dari APBN murni ditambah bantuan dari luar negeri khususnya untuk pengembangan irigasi air tanah, sehingga oleh pemerintah dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dari biaya pekerjaan proyek. Sehingga pada perhitungan biaya pekerjaan proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor, nilai PPN tersebut sudah dimasukkan dalam harga penawaran. Besarnya total biaya pekerjaan sebagai berikut: Tabel 4.1. Rekapitulasi Biaya Pekerjaan NO. U R A I A N P E K E R J A A N Sumber: Dinas P2AT Surabaya BIAYA A PEKERJAAN PERSIAPAN 389.340,00 B PEKERJAAN RUMAH POMPA 46.316.429,40 - C JARINGAN IRIGASI 119.200.884,60 D PAGAR RUMAH POMPA 26.872.312,80 E PEKERJAAN PAVING 1.804.140,00 F PENCUCIAN SUMUR 8.060.000,00 G PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA 129.263.100,00 ( A ) Jumlah Harga ( termasuk biaya umum dan keuntungan ) 331.906.206,80 ( B ) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) 10 % 33.190.620,68 ( C ) Jumlah = (A) + (B) 365.096.827,48 JUMLAH DIBULATKAN 365.096.000,00 Terbilang : Tiga Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah 4.2 Analisa Manfaat Irigasi Untuk mendapatkan besarnya pemompaan tiap harinya maka dibutuhkan kebutuhan air per luas untuk masing-masing musim tanam. Oleh karena itu diperlukan perhitungan Pola Tata Tanam pada daerah kajian. (Rp)

Tabel 4.2. Data Klimatologi Rerata Kabupaten Jombang Lokasi : 7 32" Lintang Selatan Bulan (t) (RH) (u) (n/n) ( C) (%) (m/dt) (%) Januari 27,20 86 1,2 30,52 Februari 27,30 86 1,1 33,10 Maret 27,10 91 1,3 33,77 April 27,60 86 1,1 45,80 Mei 27,20 87 1,1 41,70 Juni 26,50 84 1,5 43,49 Juli 26,10 81 1,7 51,66 Agustus 27,60 77 1,7 51,33 September 28,20 77 2,0 51,00 Oktober 28,00 77 1,7 45,43 Nopember 27,20 79 1,6 40,96 Desember 27,00 82 2,0 37,51 Sumber : BMG Karangploso Malang Langkah perhitungan Curah Hujan Efektif adalah sebagai berikut: 1. Curah hujan tahunan selama n tahun diurutkan dari kecil ke besar. 2. Dengan persamaan (2-1) didapat urutan curah hujan yang diambil sebagai tahun dasar perencanaan (Tabel 4.3) sehingga didapatkan untuk R 80 pada urutan ke-3, sedangkan R 50 pada urutan ke-6. R 80 = + 1 = + 1 = 3,2 3 R 50 = + 1 = + 1 = 6,5 6 Tabel 4.3. Data Curah Hujan Rata-rata Tahunan Dan Perhitungan R 80 dan R 50 (mm) Data Hujan P Rangking Data No Keterangan Tahun R (mm) (%) Tahun R (mm) 1 2003 1.826,00 8,33 2008 1304,50 2 2004 1.780,00 16,67 2005 1649,00 3 2005 1.649,00 25,00 2007 1664,50 R 80 4 2006 1.839,00 33,33 2009 1767,50 5 2007 1.664,50 41,67 2004 1780,00 6 2008 1.304,50 50,00 2003 1826,00 R 50 7 2009 1.767,50 58,33 2006 1839,00 8 2010 2.706,50 66,67 2012 1965,50 9 2011 1.987,00 75,00 2011 1987,00 10 2012 1.965,50 83,33 2013 2515,50 11 2013 2.515,50 91,67 2010 2706,50 Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi berdasarkan Pola Tata No Uraian Perhitungan Satuan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 Pola Tanam PENYIAPAN LAHAN PADI I PENYIAPAN LAHAN PADI II PALAWIJA 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 0,5 0,75 1 1 0,82 0,45 2 Koefisien tanaman (Kc) 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 0,5 0,75 1 1 0,82 0,45 0,45 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 0,5 0,75 1 1 0,82 3 Rerata koefisien tanaman 0,45 1,20 1,24 1,27 1,30 1,31 0,87 0,65 0,00 1,20 1,24 1,27 1,30 1,31 0,87 0,65 0,25 0,63 0,75 0,92 0,94 0,76 0,64 4 Evapotranspirasi potensial (Eto) mm/hari 5,562 5,562 5,379 5,379 4,402 4,402 4,531 4,531 3,854 3,854 4,207 4,207 3,455 3,455 3,489 3,489 4,175 4,175 4,780 4,780 5,836 5,836 5,695 5,695 5 Penggunaan air konsumtif (ET) mm/hari 2,503 0,000 6,455 6,643 5,576 5,723 5,936 3,927 2,505 0,000 5,049 5,196 4,377 4,492 4,571 3,024 2,714 1,044 2,987 3,585 5,349 5,485 4,310 3,617 6 Rasio Luas PAK mm/hari 0,25 0,00 0,25 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,25 0,25 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,50 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 7 PAK dgn Rasio Luas Tanaman mm/hari 0,626 0,000 1,614 4,982 5,576 5,723 5,936 3,927 1,879 0,000 1,262 3,897 4,377 4,492 4,571 3,024 2,035 0,522 2,240 3,585 5,349 5,485 4,310 2,712 8 Keb. Air penyiapan lahan mm 14,602 14,602 14,472 14,472 13,440 13,440 13,674 13,674 9 Rasio luas penyiapan lahan 0,25 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 1,00 1,00 0,25 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 1,00 1,00 0,25 0,50 0,25 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 10 Penyiapan Lahan Dengan Ratio mm/hari 3,651 10,952 10,854 3,618 3,360 10,080 10,256 3,419 11 Perkolasi (P) mm/hari 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12 Keb. Air penggantian lapisan air (WLR) mm/hari 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 13 Rasio Luas Total mm/hari 0,50 0,25 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 14 WLR dengan Rasio mm/hari 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 15 Curah Hujan Efektif (Re) mm 0,400 2,707 7,747 10,547 0,187 4,340 7,747 7,980 6,370 9,823 3,640 1,680 0,373 0,280 2,030 4,013 0,000 0,000 0,000 0,000 0,600 0,167 3,433 1,033 16 Kebutuhan air di sawah (NFR) mm 3,876 8,245 6,721 0,053 10,689 6,683 3,490 1,247 0,869 2,257 9,878 7,636 9,303 9,512 7,841 4,311 4,035 0,522 2,240 3,585 4,749 5,319 0,876 1,679 17 Kebutuhan air per satuan luas lt/dt/ha 0,449 0,954 0,778 0,006 1,237 0,773 0,404 0,144 0,101 0,261 1,143 0,884 1,077 1,101 0,908 0,499 0,467 0,060 0,259 0,415 0,550 0,616 0,101 0,194 18 Efisiensi irigasi (Eff) % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 19 Kebutuhan air per satuan luas (IR) lt/dt/ha 0,449 0,954 0,778 0,006 1,237 0,773 0,404 0,144 0,101 0,261 1,143 0,884 1,077 1,101 0,908 0,499 0,467 0,060 0,259 0,415 0,550 0,616 0,101 0,194 Sumber : Hasil Perhitungan

4.3 Biaya Operasional dan Pemeliharaan Setelah mendapatkan perhitungan ekonomi pembangunan rumah pompa dan pembuatan jaringan irigasi, maka perlu diperhitungkan juga biaya operasional dan pemeliharaan untuk masa penggunaannya selama masa usia guna. Biaya ini untuk operasi pompa per jam, Biaya pemeliharaan per tahun dan Gaji pengurus P3A dan Jogotirto per tahun. Perhitungan besar biaya operasi dan pemeliharaan didasarkan pada usia guna proyek. Pada proyekproyek irigasi air tanah dengan menggunakan sumur pompa, usia gunanya ditetapkan 15 tahun sejak proyek mulai dioperasikan. Menentukan besar biaya operasi dan pemeliharaan yang dibutuhkan setiap tahun selama usia guna ditetapkan berdasarkan Biaya pengelolaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (Pabundu, 1990). Tabel 4.5. Biaya Pemompaan SDJB tiap Musim Tanam Bulan Periode Kebutuhan Air lt/dt/ha Lama Pemompaan jam/hari/ha Nop 1 0,449 0,269 2 0,954 0,572 Des 1 0,778 0,466 2 0,006 0,004 Jan 1 1,237 0,741 2 0,773 0,463 Feb 1 0,404 0,242 2 0,144 0,086 Mar 1 0,101 0,060 2 0,261 0,156 Apr 1 1,143 0,685 2 0,884 0,529 Mei 1 1,077 0,645 2 1,101 0,659 Jun 1 0,908 0,544 2 0,499 0,299 Jul 1 0,467 0,280 2 0,060 0,036 Agus 1 0,259 0,155 2 0,415 0,249 Sept 1 0,550 0,329 2 0,616 0,369 Okt 1 0,097 0,058 2 0,194 0,116 Biaya Pemompaan untuk per Ha tiap musim tanam 1.050.323,64 1.321.876,96 588.334,46 2.372.200,60 588.334,46 Operasi pompa pertahun adalah jumlah keseluruhan lama pemompaan x harga pengoperasian pompa perjam. Untuk SDJB 543 lama pemompaan pertahun 3605,60 jam sedangkan SDJB 544 sebesar 3437,24 jam. Harga Rp pengoperasian pompa perjam kedua sumur sama yaitu Rp. 24.634,00. Tabel 4.6 Biaya O&P SDJB 543 pertahun No Uraian Jumlah Harga Rp I Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun 11.157.000,00 II Total Gaji Pengurus Per Tahun 20.400.000,000 III Total Operasi Pompa per tahun 88.816.052 Total O&P per tahun Tabel 4.7 Biaya O&P SDJB 544 pertahun 120.373.052 No Uraian Jumlah Harga Rp I Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun 11.157.000,00 II Total Gaji Pengurus Per Tahun 20.400.000,000 III Total Operasi Pompa per tahun 84.671.303 Total O&P per tahun 116.228.303 4.4 Analisa Keuntungan dengan Adanya Proyek Perhitungan keuntungan (benefit) dari proyek irigasi airtanah ini, berdasarkan atas kenaikan hasil produksi pertanian sebelum adanya proyek dengan sesudah pembangunan sumur SDJB. Dimana sebelum adanya proyek pola tanam yang digunakan adalah Padi Palawija, sedangkan setelah proyek rampung petani menggunakan pola tanam Padi Padi - Palawija. Untuk hasil pertanian pada SDJB 543 yaitu Padi-Padi-Kedelai, sedangkan hasil pertanian pada SDJB 544 yaitu Padi-Padi-Jagung. Estimasi besar keuntungan SDJB sudah termasuk perhitungan upah kerja produksi tanaman (Padi, Jagung, dan Kedelai), biaya produksi per hektar tiap masing-masing tanaman, hasil produksi pertanian tiap sumur dalam, dan hasil jual produksi pertanian.

Tabel 4.8 Estimasi Besar Keuntungan SDJB 543 No Uraian Satuan Tabel 4.9 Estimasi Besar Keuntungan SDJB 544 Tanpa Adanya Sumur Pompa Dengan Adanya Sumur Pompa Padi Kedelai Padi I Padi II Kedelai 1 Luas Tanaman Ha 30 30 30 30 30 2 Produksi tiap hektar kg 4.000 700 6.000 6.000 1.500 3 Total produksi kg 120.000 21.000 180.000 180.000 45.000 4 Harga jual tiap kg Rp 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.500,00 5 Total nilai hasil produksi Rp 360.000.000,00 63.000.000,00 540.000.000,00 540.000.000,00 157.500.000,00 6 Total hasil produksi tiap tahun Rp 7 Biaya produksi tiap hektar Rp 2.416.000,00 1.185.000,00 4.788.200,60 4.788.200,60 1.773.334,46 8 Total biaya produksi Rp 72.480.000,00 35.550.000,00 143.646.017,95 143.646.017,95 53.200.033,68 9 Total biaya produksi tiap tahun Rp 10 Harga sewa tanah tiap hektar tiap tahun Rp 11 Total sewa tanah tiap tahun Rp 423.000.000,00 1.237.500.000,00 108.030.000,00 340.492.069,58 2.500.000,00 2.500.000,00 75.000.000,00 75.000.000,00 12 Keuntungan tiap tahun Rp 239.970.000,00 822.007.930,42 13 Keuntungan bersih tiap tahun dengan adanya Rp 582.037.930,42 sumur pompa dibanding tanpa adanya sumur pompa Jumlah Dibulatkan Rp 582.037.000,00 No Uraian Satuan Tanpa Adanya Sumur Pompa Dengan Adanya Sumur Pompa Padi Jagung Padi I Padi II Jagung 1 Luas Tanaman Ha 28,6 28,6 28,6 28,6 28,6 2 Produksi tiap hektar kg 4.000 3.000 6.000 6.000 6.500 3 Total produksi kg 114.400 85.800 171.600 171.600 185.900 4 Harga jual tiap kg Rp 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 2.200,00 5 Total nilai hasil produksi Rp 343.200.000,00 257.400.000,00 514.800.000,00 514.800.000,00 408.980.000,00 6 Total hasil produksi tiap tahun Rp 7 Biaya produksi tiap hektar Rp 2.416.000,00 2.566.000,00 4.788.200,60 4.788.200,60 3.154.334,46 8 Total biaya produksi Rp 69.097.600,00 73.387.600,00 136.942.537,12 136.942.537,12 90.213.965,44 9 Total biaya produksi tiap tahun Rp 10 Harga sewa tanah tiap hektar tiap tahun Rp 11 Total sewa tanah tiap tahun Rp 12 Keuntungan tiap tahun Rp 13 Keuntungan bersih tiap tahun dengan adanya Rp sumur pompa dibanding tanpa adanya sumur pompa 600.600.000,00 1.438.580.000,00 142.485.200,00 364.099.039,67 2.500.000,00 2.500.000,00 71.500.000,00 71.500.000,00 386.614.800,00 1.002.980.960,33 616.366.160,33 Jumlah Dibulatkan Rp 616.366.000,00

4.5 Rasio Manfaat Biaya (BCR) Dalam perhitungan BCR, masingmasing komponen baik biaya (Cost) ataupun manfaat (Benefit) dipakai dalam bentuk nilai sekarang (present value). Tabel 4.10 Besarnya B/C dan B-C hasil perhitungan BCR i SDJB 543 SDJB 544 SDJB 543 SDJB 544 (%) B/C B-C 1% 1,23 1,25 Rp 1.502.880.684,68 Rp 1.700.059.199,05 2% 1,22 1,24 Rp 1.362.109.522,48 Rp 1.544.842.237,32 3% 1,22 1,24 Rp 1.235.439.378,06 Rp 1.405.211.854,73 5% 1,20 1,22 Rp 1.017.787.414,41 Rp 1.165.399.228,29 7,5% 1,18 1,20 Rp 799.084.638,82 Rp 924.617.402,24 10% 1,17 1,19 Rp 686.497.548,67 Rp 801.130.693,23 13% 1,15 1,17 Rp 506.832.358,72 Rp 603.691.432,28 15% 1,12 1,14 Rp 369.469.428,48 Rp 452.626.397,96 20% 1,08 1,10 Rp 193.021.525,85 Rp 259.512.637,12 25% 1,03 1,05 Rp 64.587.450,10 Rp 119.471.025,02 30% 0,98 1,01 Rp (33.452.689,94) Rp 13.025.391,04 35% 0,94 0,96 Rp (111.474.968,89) Rp (71.293.472,99) 40% 0,89 0,92 Rp (175.831.536,88) Rp (140.506.924,85) 45% 0,85 0,87 Rp (230.553.062,97) Rp (199.070.270,06) 50% 0,81 0,83 Rp (278.282.815,19) Rp (249.905.248,53) 4.6 Tingkat Pengembalian Internal (IRR) Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan cara coba-coba dengan menentukan dua tingkat suku bunga, kemudian kedua nilai tersebut diinterpolasi guna mendapatkan nilai IRR yang diinginkan. Tabel 4.11 IRR SDJB 543 Nilai sekarang Nilai sekarang i Total Biaya Keuntungan % (Rp) (Rp) 1% Rp 6.567.105.787,53 Rp 8.069.986.472,20 2% Rp 6.116.649.212,77 Rp 7.478.758.735,25 3% Rp 5.712.891.653,29 Rp 6.948.331.031,35 5% Rp 5.023.567.268,57 Rp 6.041.354.682,97 7,5% Rp 4.338.633.869,12 Rp 5.137.718.507,94 10% Rp 4.005.128.862,77 Rp 4.691.626.411,44 13% Rp 3.457.349.113,08 Rp 3.964.181.471,79 15% Rp 3.033.921.762,10 Rp 3.403.391.190,59 20% Rp 2.528.280.894,65 Rp 2.721.302.420,50 25% Rp 2.181.649.715,11 Rp 2.246.237.165,21 30% Rp 1.935.675.586,79 Rp 1.902.222.896,84 35% Rp 1.755.995.566,91 Rp 1.644.520.598,02 40% Rp 1.621.572.935,91 Rp 1.445.741.399,04 45% Rp 1.519.059.134,19 Rp 1.288.506.071,21 50% Rp 1.439.700.324,57 Rp 1.161.417.509,38 Gambar 4.1 Tingkat Pengembalian Intenal SDJB 543 Tabel 4.12 IRR SDJB 544 Nilai sekarang Nilai sekarang i Total Biaya Keuntungan % (Rp) (Rp) 1% Rp 6.845.889.983,73 Rp 8.545.949.182,78 2% Rp 6.375.008.969,60 Rp 7.919.851.206,92 3% Rp 5.952.927.356,97 Rp 7.358.139.211,71 5% Rp 5.232.270.742,24 Rp 6.397.669.970,53 7,5% Rp 4.516.120.501,78 Rp 5.440.737.904,02 10% Rp 4.167.204.883,90 Rp 4.968.335.577,13 13% Rp 3.594.294.961,63 Rp 4.197.986.393,90 15% Rp 3.151.494.657,76 Rp 3.604.121.055,72 20% Rp 2.622.290.483,21 Rp 2.881.803.120,33 25% Rp 2.259.247.790,99 Rp 2.378.718.816,01 30% Rp 2.001.389.412,10 Rp 2.014.414.803,14 35% Rp 1.812.806.858,31 Rp 1.741.513.385,32 40% Rp 1.671.517.239,44 Rp 1.531.010.314,60 45% Rp 1.563.571.616,41 Rp 1.364.501.346,34 50% Rp 1.479.822.429,84 Rp 1.229.917.181,31 Gambar 4.2 Tingkat Pengembalian Intenal SDJB 544 4.7 Net Present Value (NPV) Dalam sebuah investasi akan ditemui cash flow yang berupa cash-in dan cash-out. Sehingga dapat dirumuskan bahwa NPV = cash-in cash-out. Untuk lebih detail mengenai perhitungan NPV akan dijelaskan sebagai berikut: Cash out = Biaya = Rp. 4.338.633.869,12 Cash in = Manfaat = Rp. 5.137.718.507,94

Cash in Cash out = Rp. 5.137.718.507,94 - Rp. 4.338.633.869,12 = Rp. 799.084.638,82 > 0 Tabel 4.13 Perhitungan NPV SDJB 543 i PV Biaya PV Manfaat NPV (%) Rp Rp Rp 1% 6.567.105.787,53 8.069.986.472,20 6.567.105.787,53 2% 6.116.649.212,77 7.478.758.735,25 1.362.109.522,48 3% 5.712.891.653,29 6.948.331.031,35 1.235.439.378,06 5% 5.023.567.268,57 6.041.354.682,97 1.017.787.414,41 7,5% 4.338.633.869,12 5.137.718.507,94 799.084.638,82 10% 4.005.128.862,77 4.691.626.411,44 686.497.548,67 13% 3.457.349.113,08 3.964.181.471,79 506.832.358,72 15% 3.033.921.762,10 3.403.391.190,59 369.469.428,48 20% 2.528.280.894,65 2.721.302.420,50 193.021.525,85 25% 2.181.649.715,11 2.246.237.165,21 64.587.450,10 30% 1.935.675.586,79 1.902.222.896,84 (33.452.689,94) 35% 1.755.995.566,91 1.644.520.598,02 (111.474.968,89) 40% 1.621.572.935,91 1.445.741.399,04 (175.831.536,88) 45% 1.519.059.134,19 1.288.506.071,21 (230.553.062,97) 50% 1.439.700.324,57 1.161.417.509,38 (278.282.815,19) Tabel 4.14 Perhitungan NPV SDJB 544 i PV Biaya PV Manfaat NPV (%) Rp Rp Rp 1% 6.845.889.983,73 8.545.949.182,78 1.700.059.199,05 2% 6.375.008.969,60 7.919.851.206,92 1.544.842.237,32 3% 5.952.927.356,97 7.358.139.211,71 1.405.211.854,73 5% 5.232.270.742,24 6.397.669.970,53 1.165.399.228,29 7,5% 4.516.120.501,78 5.440.737.904,02 924.617.402,24 10% 4.167.204.883,90 4.968.335.577,13 801.130.693,23 13% 3.594.294.961,63 4.197.986.393,90 603.691.432,28 15% 3.151.494.657,76 3.604.121.055,72 452.626.397,96 20% 2.622.290.483,21 2.881.803.120,33 259.512.637,12 25% 2.259.247.790,99 2.378.718.816,01 119.471.025,02 30% 2.001.389.412,10 2.014.414.803,14 13.025.391,04 35% 1.812.806.858,31 1.741.513.385,32 (71.293.472,99) 40% 1.671.517.239,44 1.531.010.314,60 (140.506.924,85) 45% 1.563.571.616,41 1.364.501.346,34 (199.070.270,06) 50% 1.479.822.429,84 1.229.917.181,31 (249.905.248,53) 4.8 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana dampak parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi, sehingga perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan pada keputusan yang telah diambil. Analisis sensitivitas yang dihitung pada studi ini adalah sebagai berikut : 1. Kondisi terburuk: a. Biaya naik 10%, manfaat tetap. b. Biaya tetap, manfaat turun 10%. 2. Kondisi menguntungkan: a. Biaya tetap, manfaat naik 10%. b. Biaya turun 10%, manfaat tetap. Tabel 4.15 Rekapitulasi Analisa Sensitivitas i=7,5% SDJB 543 No Kondisi B - C B/C 1 Normal Rp 799.084.638,82 1,18 2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap Rp 717.870.131,86 1,16 3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% Rp 740.880.845,77 1,17 4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% Rp 857.288.431,86 1,20 5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap Rp 880.299.145,77 1,21 Tabel 4.16 Rekapitulasi perhitungan IRR pada analisa sensitivitas No Kondisi IRR (%) 1 Normal 28,294 2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 24,353 3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 25,326 4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% 31,586 5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 33,061 Gambar 4.3 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B-C pada suku bunga 7,5% SDJB 543 Gambar 4.4 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B/C pada suku bunga 7,5% SDJB 543 Gambar 4.5 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap IRR Tabel 4.17 Rekapitulasi Analisa Sensitivitas i=7,5% SDJB 544 No Kondisi B - C B/C 1 Normal Rp 924.617.402,24 1,20 2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap Rp 841.392.198,27 1,18 3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% Rp 862.980.786,21 1,19 4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% Rp 986.254.018,27 1,22 5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap Rp 1.007.842.606,21 1,23

Tabel 4.18 Rekapitulasi perhitungan IRR pada analisa sensitivitas No Kondisi IRR (%) 1 Normal 30,772 2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 26,703 3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 27,717 4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% 34,427 5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 35,862 Gambar 4.6 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B-C pada suku bunga 7,5% SDJB 544 Gambar 4.8 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap IRR 4.9 Harga Air Bersih Dalam perhitungan harga air di sumur dalam, tergantung dari situasi dan kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m 3 atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini dihitungkan 2 harga air, agar dapat memilih 2 alternatif pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air di masing-masing sumur dalam. Gambar 4.7 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B/C pada suku bunga 7,5% SDJB 544 Tabel 4.19 Rekapitulasi Penentuan Harga Air SDJB 543 Harga air (eksisting) Harga air (PU) terhadap Annuity Harga air (Bunga Majemuk) terhadap Present perjam per m 3 perjam per m 3 Bunga Faktor Konversi perjam per m 3 Rp. 23.750,00 - Rp33.386,1 Rp232,00 Tabel 4.20 Rekapitulasi Penentuan Harga Air SDJB 544 7,5 8,827 Rp 33.386 Rp 231 10 7,606 Rp 33.386 Rp 231 13 6,462 Rp 33.386 Rp 231 15 5,847 Rp 33.386 Rp 231 20 4,675 Rp 33.386 Rp 231 25 3,859 Rp 33.386 Rp 231 30 3,268 Rp 33.386 Rp 231 Harga air (eksisting) Harga air (PU) terhadap Annuity Harga air (Bunga Majemuk) terhadap Present perjam per m 3 perjam per m 3 Bunga Faktor Konversi perjam per m 3 Rp. 23.750,00 - Rp33.814,6 Rp235,00 7,5 8,827 Rp 33.815 Rp 234 10 7,606 Rp 33.815 Rp 234 13 6,462 Rp 33.815 Rp 234 15 5,847 Rp 33.815 Rp 234 20 4,675 Rp 33.815 Rp 234 25 3,859 Rp 33.815 Rp 234 30 3,268 Rp 33.815 Rp 234

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dalam kajian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Biaya total dari komponen pembangunan besarnya sama untuk SDJB 543 dan SDJB 544 yaitu sebesar Rp. 365.09.000,00 dikarenakan proyek ini merupakan proyek satu (1) paket pekerjaan Jaringan Irigasi Airtanah (JIAT). 2. Berdasarkan hasil dari analisa dan perhitungan biaya total O&P untuk SDJB 543 sebesar Rp. 120.373.580,00 dan biaya total O&P untuk SDJB 544 sebesar Rp. 116.228.831,00. 3. Keuntungan berdasar pada kenaikan hasil produksi setelah adanya proyek dengan sebelum adanya proyek dipengaruhi oleh faktor tanaman yang ditanam. Untuk SDJB 543 dengan pola tanam padi padi Kedelai mempunyai keuntungan bersih sebesar Rp. 582.037.000,00 sedangkan untuk SDJB 544 dengan pola tanam padi padi Jagung mempunyai keuntungan bersih Rp. 616.366.000,00. 4. Perhitungan dan analisa ekonomi SDJB 543 dan SDJB 544 meliputi BCR, NPV, IRR, dan analisa sensitivitas dengan suku bunga yang berlaku 7,5% per desember 2013. Untuk perhitungan BCR dengan suku bunga 7,5% pada SDJB 543 sebesar B/C = 1,18 dan pada SDJB 544 sebesar B/C = 1,20. Nilai NPV (Net Present Value) untuk SDJB 543 dengan bunga 7,5% sebesar Rp. 799.084.638,82 sedangkan pada SDJB 544 sebesar Rp. 924.617.402,24. IRR SDJB 543 sebesar 27,86%, sedangkan IRR SDJB 544 sebesar 30,92%, maka kedua proyek sumur produksi SDJB 543 dan SDJB 544 sangat layak dalam segi ekonomi karena IRR > Suku Bunga Yang berlaku (7,5%). Berdasar hasil perhitungan analisa sensitivitas semua kondisi dapat dikatakan layak untuk SDJB 543 sampai dengan IRR 24,353% sedangkan SDJB 544 sampai dengan IRR 26,703%. Hasil analisa kelayakan ekonomi yang didapatkan berdasarkan perhitungan dengan tingkat bunga 7,5%, bahwa pembangunan SDJB 543 dan SDJB 544 secara ekonomi layak untuk dibangun. 5. Besarnya harga air (eksisting) pada SDJB 543 dan SDJB 544 sama, yaitu sebesar Rp. 23.750,00 perjam. Sedangkan harga air menurut PU dan harga air menurut bunga majemuk besarnya juga sama, untuk SDJB 543 sebesar Rp. 33.386,00 perjam atau Rp. 232,00 per m 3 dan pada SDJB 544 sebesar Rp. 33.815 perjam atau Rp. 235,00 per m 3. 5.2 Saran Adapun saran dalam studi ini adalah sebagai berikut: 1. Apabila biaya O&P ditanggung oleh P3A, hendaknya pemerintah menanggung biaya Penggantian mesin pompa. Dikarenakan biaya penggantian mahal, dan membutuhkan tenaga ahli dalam prosesnya. 2. Hendaknya pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan jaringan pipa agar dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya. 3. Dilihat dari kemampuan petani dalam membayar biaya O&P, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan berupa solar untuk menyalakan mesin pompa kepada petani di lahan irigasi airtanah. 4. Dengan debit optimum yang cukup besar, sebaiknya dibuatkan tandon di sekitar lokasi sumur pompa guna mengakomodir kebutuhan air bersih warga sekitar.

6. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Malang : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Pabundu, M. 1990. Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga. Sosrodarsono, dan S. K. Takeda. 1980. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta : Pradnya Pramitha. Suyanto, Adhie., dkk. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumber Daya Air. Jakarta: Masyarakat Hidrologi Indonesia