PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

Transkripsi

1 PRAKTKUM V PERENCANAAN RGAS Kebutuhan air irigasi diperkirakan untuk menentukan keperluan irigasi perimbangan antara air yang dibutuhkan dan debit sungai dipelajari dengan cara menganalisis data yang tersedia diantaranya data klim seperti curah hujan dalam menentukan besarnya Curah hujan efektif. Temperatur, Kelembaban nisbi, lama penyinaran, dan kecepatan angin untuk menentukan Evapotranspirasi potensial (ETo). Selain data iklim data yang diperlukan diantaranya adalah debit sungai dan perkolasi tanah. Salah satu tujuan dari perencanaan irigasi adalah untuk menentukan rencana tata tanam (Cropping plan) yang meliputi penentuan pola tanam (Cropping patern), Giliran tanam (crop rotation), Penentuan tanggal tanam (Crop calender) dan intensitas tanam tahunan. Pola tanam adalah susunan rencana penanaman berbagai jenis tanaman selama satu tahun, yang di ndonesia dikasifikasikan dalam 3 (tiga) jenis tanaman padi, tebu, dan palawija. Polatanam yang sering dipakai adalah : 1. Padi padi palawija. 2. Padi padi/palawija padi. 3. Padi palawija/tebu padi. Contoh pola tanam

2 Dimana : ETc : penggunaan konsumtif( mm) P : kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari) Re : curahhujan efektif (mm/hari) e : efisiensi irigasi secara keseluruhan (0,65) WLR : penggatianapisan air (mm./hari) Penggunaan konsumtif air oleh tanaman diperkirakan berdasarkan metode prakira empiris dengan menggunakan data iklim, koefisien tanaman pada tahap pertumbuhan, seperti dinyatakan di bawah ini: ET = K + ET Dimana: Kc = KoefisienTanaman (tabel) ETo = Evaporasipotensial (penman modifikasi) (mm/hari) Koefisien tanaman untuk padi diberikan pada tabel: Catatan : Harga-harga koefisien ini akan dipakai bersama-sama dergan evapotranspirasi Penman yang sudah dimodifikasi dengan menggunakan cara pendekatan dari NEDECO/PROSDA atau FAO. Perhitungan ETo dibuat secara bulanan dengan menggunakan metode Penman modifikasi, mengikuti metode FAO seperti yang diuraikan dalam PSA 010 : Crop Water Requirenents, Harga-harga ETo dari rumus Penman mengacu kepada tanaman acuan jika dipakai albedo sebesar 0,25 (untuk rerumputan pendek). Harga-harga koefisien tanaman yang dipakai untuk ETo ini hendaknya didasarkan pada ETo dengan albedo 0,25. Kebutuhan air irigasi selama jangka waktu penyiapan lahan dihitung dengan rumusberikut (v.d. Goor - Zijlstra). M e R = (e 1) Dimana : R : kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan ( mm/hari) M : kebutuhan air untuk mengganti/mengkonpensasi air yang hilang akibat evaporasi dan perkolasi disawah yang telah dijenuhkan M = E + P Eo : evaporasii air terbuka yang diambil 1.1 x ETo selama penyiapan lahan( mm/hari) K : MT/S T : jangkawaktu penyiapan lahan (hari) S : air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm, jadi = 300mm.

3 TABEL KEBUTUHAN AR UNTUK PENYAPAN LAHAN Setelah jangka waktu 1 sampai 2 bulan dari tranplantasi, dilakukan pengantian lapisan air sebanyak 50 mm setiap o.5 bulan TERSEDAAN AR Limpasan air sungai (river run-off) bulanan rata-rata yang telahdiamati, diberikan pada tabel. Debit andalan untuk satu bulan adalah debit dengan kemungkinan terpenuhi atau tidak terpen 20% dari waktu bulan itu. Untuk menentukan kemungkinan terpenuhi atau tidak terpenuhi, debit yang sudah diamati disusun dengan urutan kecil kebesar. Catatan mencankup N tahun sehingga nomor tingkatan m debit dengan kemungkinan tak terpenuhi 20%, dapat dihitung dengan rumus: m = 0,20 x N. Untuk masing-masing alternatif areal irigasi maksimum untuk setiap periode pemberian air irigasi dapat dihitung dengan rumus : Di mana: A = Q DR x1.000 m A : luas areal yang dapat diairi untuk alternative tertentu selama jangka waktu tertentu, (ha) Qand : debit andalan selama jangka waktu tertentu (m3/dt) DR : kebutuhan pengambilan untuk alternatif yang bersangkutan selama periode tertentu (l/dt ha)

4 Langkah Pekerjaan Penentuan pola tanam Koefisien Tanaman Golonga n Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt C3 C2 C1 RATA2 WLR Golongan C3 C2 C1 RATA2 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Tabel Penetapan Kebutuhan Air Golongan A Periode Eto P Re WLR Golongan Etc NFR DR mm/h mm/h mm/h mm/h C1 C2 C3 Ratarata mm/h mm/h l/det/ha C Nov Des Jan Feb Mar

5 Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Golongan B Periode Eto P Re WLR Golongan Etc NFR DR mm/h mm/h mm/h mm/h C1 C2 C3 Ratarata mm/h mm/h l/det/ha C Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

6 Golongan C Periode Eto P Re WLR Golongan Etc NFR DR mm/h mm/h mm/h mm/h C1 C2 C3 Ratarata mm/h mm/h l/det/ha C Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

7 Padi Rendeng Padi Gadu Palawija Tabel. Kebutuhan Pengambilan Air (l/det/ha) Periode ALT 1 ALT2 ALT3 ALT4 ALT 5 ALT Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt 1,41 1,31 0,72 0,30 1,19 0,60 1,10 0,80 0,44 0,72 1,31 0,74 0,79 1,19 0,93 0,92 0,18 0,70 1,31 1,20 0,64 0,94 1,33 0,93 0,55 1,41 2,62 1,46 1,09 2,38 1,73 2,03 1,72 0,62 1,41 3,93 2,67 1,74 2,38 2,87 2,97 3,05 1,55 1,97 2,62 1,94 1,19 2,26 1,87 2,25 1,11 1,25 0,42 0,62 0,12 1,34 1,25 0,95 0,88 0,58 0,55 0,46 0,41 1,39 0,96 1,29 0,82 0,44 0,72 0,48 0,91 1,39 1,49 1,12 0,94 0,18 0,70 2,56 1,55 1,09 0,53 1,34 2,64 1,92 2,17 0,82 1,02 2,56 2,68 1,56 1,34 4,03 3,41 3,29 1,76 1,20 1,98 2,26 0,94 1,32 2,78 2,46 2,41 1,76 0,62 ALT 1= A, 2= B, 3=C, 4=A+B, 5=A+B+C, 6=B+C Tabel. Maksimum Luas Areal yang Dapat Diairi Untuk Alternatif 1-6 Periode ALT 1 ALT2 ALT3 ALT4 ALT 5 ALT Nov Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Minimal Rendeng Minimal Gadu Minimal Palawija , Total Keterangan