ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: NIRA INDRIANI SHALIHAH NIM UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2015

2 ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: NIRA INDRIANI SHALIHAH NIM Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr.Ir.Rispiningtati, M.Eng NIP Dian Chandrasasi, ST, MT NIP

3 ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT-SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Nira Indriani Shalihah 1, Rispiningtati 2, Dian Chandrasasi 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia indriani_nira@yahoo.com ABSTRAK Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bangunan pengendali banjir di DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot-Sedayu Lawas dari segi ekonomi teknik dengan menggunakan empat alternatif perhitungan berdasarkan debit pengaliran Q m 3 /detik dan Q m 3 /detik dengan pelebaran 100 m dan 125 m. Perhitungan analisa kelayakan ekonomi bangunan pengendali banjir di DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot- Sedayu Lawas ini menggunakan metode BCR, NPV, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas. Hasil analisa kelayakan bangunan pengendali banjir dari segi ekonomi diperoleh hasil rekomendasi proyek layak dilaksanakan dengan debit pengaliran Q m 3 /detik dengan pelebaran 125 m. Pada analisa tersebut diperoleh hasil perhitungan perkiraan angka kerugian akibat banjir yang bernilai kecil dari pada tiga alternatif lainnya. Kata kunci: Sungai Bengawan Solo, ekonomi teknik, pengendali banjir ABSTRACK This research is to determine the feasibility of floodway control in DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot- Sedayu Lawas based on economic aspect using four alternative based on discharge flow Q m 3 /second and Q m 3 /second with enlargement 100 m and 125 m.calculation of analys feasibility of floodway control in DAS Bengawan Solo Hilir Plangwot-Sedayu Lawas using method BCR, NPV, IRR, Payback Period and Analysis of Sensitivitas. The result of analysis feasibility of floodway control based on economic aspect obtained the project recommendation executed with discharge flow Q m 3 /second with enlargement 125 m. At the analysis obtained by result of calculation of estimate amount of loss effect of floods is smaller than other alternative. Keyword: Bengawan Solo River, economic aspect, floodway control. A. PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini banyak bencana alam yang terjadi, khususnya di Negara Indonesia mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, serta gunung meletus. Salah satunya yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Banjir merupakan bencana tahunan yang selalu terjadi di Indonesia bila musim penghujan tiba. Banjir yang sering terjadi mampu memberikan dampak yang besar selain kerugian material juga sampai pada kematian. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Pulau Jawa, terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan Luas wilayah sungai + 12% dari seluruh wilayah Pulau Jawa. DAS Bengawan Solo secara geografis dibagi dalam DAS hulu dan DAS hilir dengan batas pada pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun dekat kota Ngawi. DAS hulu dibagi menjadi dua sub-das, yaitu DAS hulu Sungai Bengawan Solo (the Upper Solo River basin) dengan luas km 2 di barat dan DAS Sungai Madiun dengan luas km 2 di timur. DAS sebelah hilir disebut DAS Bengawan Solo Hilir (the Lower Solo River Basin) dengan luas km 2 dan panjang sungai 300 km dari kota Ngawi menuju ke muaranya. Pengendalian banjir yang telah dilaksanakan, diantaranya adalah di Wilayah Bengawan Solo Hilir (Bojonegoro-Tuban-Lamongan-Gresik)

4 yaitu pembangunan sudetan banjir (Floodway) Plangwot-Sedayu Lawas sepanjang 12,4 km dengan lebar rata-rata 100 m dan kapasitas 640 m 3 /dt. Pada floodway Plangwot ini terdapat pintu intake yang mengatur masuknya air yang berasal dari Sungai Bengawan Solo. Terdapat pula outlet dari Rawa Jabung yang merupakan tempat masuknya sisa air buangan dari Waduk Rawa Jabung. Selain itu terdapat bendung karet (rubber dam) pada floodway yang berfungsi sebagai bendung dan mengakibatkan terhalangnya sebagian sedimen yang berasal dari Sungai Bengawan Solo. Debit rencana yang akan dialirkan oleh floodway sebesar 640m3/dt. Sedangkan debit air Sungai Bengawan Solo di musim penghujan diperkirakan jauh lebih besar. Sehingga floodway tidak bisa mengatasi debit banjir Sungai Bengawan Solo. B. BATASAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk pembangunan bangunan pengendali banjir pada tahun 2014? 2. Berapa benefit pertahun yang diperoleh dalam rentang waktu yang ditentukan ditinjau dari aspek ekonomi? 3. Bagaimana analisa kelayakan ekonomi pembangunan pengendali banjir yang ditinjau dari: Nilai Rasio Manfaat dan Biaya ( Benefit Cost Ratio / BCR ), Nilai Bersih pada Waktu Sekarang (Net Present Value / NPV ), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return / IRR ), dan Periode Pengembalian (Payback Period )? 4. Bagaimana analisa sensitivitas pembangunan pengendali banjir? 5. Bagaimana rekomendasi yang tepat untuk proyek pengendali banjir? C. RUMUSAN MASALAH Dari permasalahan tersebut akan berkembang menjadi permasalahan yang lebih luas, sehingga diperlukan adanya batasan masalah. Batasan masalah dari studi kali ini adalah: 1. Daerah kajian berada di hilir Sungai Bengawan Solo, khususnya daerah floodway Plangwot-Sedayu Lawas 2. Parameter yang digunakan dalam analisis ekonomi ini adalah BCR, NPV, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas 3. Studi ini membahas kelayakan bangunan pengendali banjir dari segi ekonomi dan segi teknis 4. Tidak membahas skema jaringan dan pola operasi sungai 5. Tidak membahas AMDAL 6. Tidak membahas erosi D. METODE PENELITIAN Perencanaan bangunan floodway plangwot ini diharapkan mampu menjadi salah satu jalan alternatif guna menghindari banjir di wilayah Sungai Bengawan Solo Hilir. Setelah melalui uji coba, baik dengan meningkatkan kapasitas, perubahan dimensi floodway serta perencanaan ambang pada hilir sungai dapat dilakukan analisis kelayakan dari segi teknis untuk selanjutnya ditinjau dari segi finansial atau ekonomi teknik. Data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Data teknis yang meliputi topografi, data area sungai yang di modelkan beserta potongan melintang tiap section untuk perhitungan volume pekerjaan. 2. Data fasilitas meliputi harga satuan upah, harga satuan bahan dan alat untuk perhitungan harga satuan pekerjaan.

5 3. Data pelengkap peta tata guna lahan dan data perkembangan penduduk tahun 2014 untuk menganalisa kerugian yang diakibatkan oleh banjir dianalisa dari segi sosial dan ekonomi. 4. Berdasarkan poin 1,2 dan 3 selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisa biaya dan manfaat proyek. 5. Analisa selanjutnya analisa ekonomi dengan menggunakan beberapa metode: - BCR - IRR - NPV - Payback Periode 6. Analisa ekonomi pada poin kelima selanjutnya akan digunakan untuk menganalisa empat alternatif yaitu: - Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m dengan Q m 3 /detik - Alternatif 2 dengan pelebaran 100 m dengan Q m3/detik - Alternatif 3 dengan pelebaran 125 m dengan Q m3/detik - Alternatif 4 dengan pelebaran 125 m dengan Q m3/detik 7. Setelah menganalisa dengan empat metode diatas selanjutnya dilakukan analisa sensitivitas untuk mengetahui kelayakan proyek pengendali banjir. E. PETA LOKASI STUDI Gambar Peta Lokasi Wilayah Sungai Bengawan Solo Sumber: F. DIAGRAM ALIR Berikut ini merupakan gambar diagram alir pengerjaan skripsi. Data Teknis : -Topografi 1:1000 -Data Area Sungai yang dimodelkan -Potongan Melintang -Q25 dan Q50 Perhitungan Volume Pekerjaan TIDAK MULAI Data Fasilitas : -Harga Satuan Upah -Harga Satuan Bahan & Alat Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Analisa Biaya dan Manfaat Analisa BCR,IRR,NPV dan Payback Periode Analisa Sensitivitas Layak / Tidak Rekomendasi Proyek Pengendali Banjir SELESAI LAYAK Kesimpulan dan Saran Gambar Diagram Alir Skirpsi ` ` ` ` RM 1 & 2 G. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada analisa kelayakan bangunan pengendali banjir Plangwot-Sedayu Lawas yang ditinjau dari segi ekonomi teknik ini dengan pelebaran 100 m dan 125m dan menggunakan data debit pengaliran Q 25 =2500 m 3 /detik dan Q 50 =2800 m 3 /detik. Hasil perhitungan rencana anggaran biaya pelebaran 100 m senilai total Rp ,00 dan pelebaran 125 m senilai total Rp ,00. Dengan menggunakan debit pengaliran Q 25 =2500 m 3 /detik dan Q 50 =2800 m 3 /detik dengan pelebaran masing-masing 100 m dan 125 m diperoleh hasil perhitungan pendapatan tiap tahun adanya hasil pertambahan pendapatan setelah adanya proyek dengan hasil sebagai berikut: 1. Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m dengan Q m 3 /detik adanya pertambahan pendapatan RM 3 RM 4 RM 5 Data Pelengkap : -Peta Tata Guna Lahan -Data Perkembangan Penduduk Tahun 2013 Perhitungan Kerugian Banjir

6 setelah adanya proyek sebesar Rp ,00 2. Alternatif 2 dengan pelebaran 100 m dengan Q m3/detik adanya pertambahan pendapatan setelah adanya proyek sebesar Rp ,00 3. Alternatif 3 dengan pelebaran 125 m dengan Q m3/detik adanya pertambahan pendapatan setelah adanya proyek sebesar Rp ,00 4. Alternatif 4 dengan pelebaran 125 m dengan Q m3/detik adanya pertambahan pendapatan setelah adanya proyek sebesar Rp ,00 Hasil pertambahan pendapatan setelah adanya proyek selanjutnya akan digunakan untuk analisa ekonomi dengan menggunakan metode BCR, NPV, IRR, Payback Period dan Analisa Sensitivitas. Benefit Cost Ratio Analisa berikut ini menggunakan data ekivalensi nilai sekarang dari penerimaan dan pengeluaran, yang dalam hal ini BC Ratio adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari pengeluaran (biaya) selama investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C) Alternatif 1 6 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Hasil B/C pada alternatif 1 pelebaran 100 m dengan Q 25 = 2500 m 3 /detik diperoleh hasil BCR 1 maka dikatakan layak. Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C) Alternatif 2 6 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Hasil B/C pada alternatif 2 pelebaran 100 m dengan Q 50 = 2800 m 3 /detik diperoleh hasil BCR 1 maka dikatakan layak. Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C) Alternatif 3 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Hasil B/C pada alternatif 3 pelebaran 125 m dengan Q 25 = 2500 m 3 /detik diperoleh hasil BCR 1 maka dikatakan layak. Tabel Nisbah Manfaat Biaya (B/C) Alternatif 3 Nisbah Manfaat-Biaya (B/C) Hasil B/C pada alternatif 4 pelebaran 125 m dengan Q 50 = 2800 m 3 /detik diperoleh hasil BCR 1 maka dikatakan layak. Net Present Value Merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan (Mulyadi,1991). Jika NPV bernilai positif

7 berarti proyek menguntungkan, sedangkan bila NPV bernilai negatif proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. Metode ini didasarkan atas nilai sekarang dari hasil perhitungan nilai sekarang aliran dana masuk dengan nilai sekarang aliran dana keluar selama jangka waktu analisis dan suku bunga tertentu. Tabel Hasil Perhitungan Net Present Value Alternatif 1 6 NPV 3,771,340,171,448,500, ,853,731,345,055,660, ,438,273,393,827,390, ,148,761,502,510,570, ,571,787,361,585,390, ,148,023,938,365,910, Hasil perhitungan NPV pada alternatif 1 pelebaran 100 m dengan Q 25 = 2500 m 3 /detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak. Tabel Hasil Perhitungan Net Present Value Alternatif 2 6 NPV 3,853,123,827,769,960, ,853,657,631,569,110, ,527,034,254,926,970, ,238,964,553,713,380, ,653,755,720,991,840, ,215,246,204,274,320, Hasil perhitungan NPV pada alternatif 2 pelebaran 100 m dengan Q 50 = 2800 m 3 /detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak. Tabel Hasil Perhitungan Net Present Value Alternatif 3 6 NPV 3,771,340,171,448,500, ,853,731,345,055,660, ,438,273,393,827,390, ,148,761,502,510,570, ,571,787,361,585,390, ,148,023,938,365,910, Hasil perhitungan NPV pada alternatif 3 pelebaran 125 m dengan Q 25 = 2500 m 3 /detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak. Tabel Hasil Perhitungan Net Present Value Alternatif 4 6 NPV 3,853,123,827,769,960, ,853,657,631,569,110, ,527,034,254,926,970, ,238,964,553,713,380, ,653,755,720,991,840, ,215,246,204,274,320, Hasil perhitungan NPV pada alternatif 4 2 pelebaran 125 m dengan Q 50 = 2800 m 3 /detik diperoleh hasil NPV > 0 maka dikatakan layak. Internal Rate of Return Internal Rate of Return adalah merupakan tingkat suku bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit (penerimaan) yang telah dipresent valuekan dan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan sama dengan nol. Dengan demikian IRR menunjukkan kemampuan proyek untuk menghasilkan returns atau keuntungan yang dapat dicapainya. Hasil analisa berdasarkan tingkat pengembalian atau Internal Rate of Return (IRR) pada keempat alternatif diperoleh hasil memenuhi persyaratan karena hasil perhitungan IRR sebesar 39%.

8 Payback Period Pada dasarnya periode pengembalian (Payback Period) adalah jumlah periode (tahun) yang diperlukan untuk mengembalikan (menutup) ongkos investasi awal dengan tingkat pengembalian tertentu. Perhitungannya dilakukan berdasarkan aliran kas baik tahunan maupun yang merupakan nilai sisa. Untuk mendapatkan periode pengembalian pada suatu tingkat pengembalian (rate of return). Rencana anggaran biaya proyek penambahan kapasitas floodway Plangwot Sedayu Lawas sebesar dengan pelebaran 100 m senilai Rp ,00 dengan umur ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% pertahun dan arus kas pertahun adalah sebagai berikut. Rencana anggaran biaya proyek penambahan kapasitas floodway Plangwot Sedayu Lawas sebesar dengan pelebaran 100 m senilai Rp ,00 dengan umur ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% pertahun dan arus kas pertahun adalah sebagai berikut. Tabel 4.64 Arus Kas Alternatif 1 Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif 1 Rp 283,206,285,500 Rp 283,206,285,500 2 Rp 278,206,285,500 Rp 561,412,571,000 3 Rp 273,206,285,500 Rp 834,618,856,500 4 Rp 268,206,285,500 Rp 1,102,825,142,000 5 Rp 263,206,285,500 Rp 1,366,031,427,500 Payback period = 2 ( ) x 1 tahun = 2,2 Sedangkan untuk pelebaran 125 m dengan rencana anggaran biaya proyek senilai Rp ,00 dengan umur ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% pertahun dan arus kas pertahun adalah sebagai berikut. Tabel Arus Kas Alternatif 2 Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif 1 Rp 251,440,084,500 Rp 251,440,084,500 2 Rp 246,440,084,500 Rp 497,880,169,000 3 Rp 241,440,084,500 Rp 739,320,253,500 4 Rp 236,440,084,500 Rp 975,760,338,000 5 Rp 231,440,084,500 Rp 1,207,200,422,500 Payback period = 2 ( ) x 1 tahun = 2,2 Hasil perhitungan payback period pada kedua alternatif dinyatakan proyek layak untuk dilaksanakan. Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas pada keempat alternatif dihitung dengan menggunakan lima kondisi yang berbeda yaitu: Tetap dan Benefit Tetap Alternatif ,771,340,171,448,500, ,853,731,345,055,660, ,438,273,393,827,390, ,148,761,502,510,570, ,571,787,361,585,390, ,148,023,938,365,910,000 Tetap Benefit Turun 25% Alternatif ,828,504,881,347,290, ,140,298,286,910,510, ,578,704,807,335,660, ,361,570,896,848,630, ,928,840,307,099,250, ,611,017,751,395,220,000 Tetap Benefit Naik 25% Alternatif ,714,175,461,549,710, ,567,164,403,200,810, ,297,841,980,319,120, ,935,952,108,172,520, ,214,734,416,071,530, ,685,030,125,336,600,000

9 Turun 25% Benefit Tetap Alternatif ,771,340,418,687,580, ,853,731,566,936,890, ,438,273,631,862,270, ,148,761,732,544,880, ,571,787,575,675,180, ,148,024,140,745,130,000 Naik 25% Benefit Tetap Alternatif ,771,339,924,209,410, ,853,731,123,174,430, ,438,273,155,792,500, ,148,761,272,476,270, ,571,787,147,495,600, ,148,023,735,986,700,000 Tetap dan Benefit Tetap Alternatif ,853,123,827,769,960, ,853,657,631,569,110, ,527,034,254,926,970, ,238,964,553,713,380, ,653,755,720,991,840, ,215,246,204,274,320,000 Tetap Benefit Turun 25% Alternatif ,889,842,620,617,550, ,140,243,001,087,580, ,645,275,449,996,930, ,429,223,182,047,660, ,990,316,573,679,010, ,661,434,448,259,260,000 Tetap Benefit Naik 25% Alternatif ,816,405,034,922,370, ,567,072,262,050,630, ,408,793,059,857,010, ,048,705,925,379,090, ,317,194,868,304,680, ,769,057,960,289,380,000 Turun 25% Benefit Tetap Alternatif ,853,124,077,979,880, ,853,657,854,158,360, ,527,034,496,125,270, ,238,964,786,950,740, ,653,755,938,056,720, ,215,246,409,220,800,000 Naik 25% Benefit Tetap Alternatif ,853,123,577,560,040, ,853,657,408,979,860, ,527,034,013,728,670, ,238,964,320,476,010, ,653,755,503,926,970, ,215,245,999,327,840,000 Tetap dan Benefit Tetap Alternatif ,771,632,535,414,820, ,853,952,589,254,940, ,438,539,943,273,460, ,149,005,613,181,340, ,571,986,753,564,140, ,148,190,486,331,970,000 Tetap Benefit Turun 25% Alternatif ,828,724,182,053,920, ,140,464,244,947,570, ,578,904,746,119,700, ,361,754,005,653,800, ,928,989,875,096,980, ,611,142,685,069,900,000 Tetap Benefit Naik 25% Alternatif ,714,540,888,775,720, ,567,440,933,562,310, ,298,175,140,427,210, ,936,257,220,708,890, ,214,983,632,031,310, ,685,238,287,594,050,000

10 Turun 25% Benefit Tetap Alternatif ,771,632,754,922,020, ,853,952,786,248,570, ,438,540,154,608,850, ,149,005,817,413,550, ,571,986,943,640,280, ,148,190,666,011,060,000 Naik 25% Benefit Tetap Alternatif ,771,632,315,907,630, ,853,952,392,261,300, ,438,539,731,938,070, ,149,005,408,949,140, ,571,986,563,488,010, ,148,190,306,652,890,000 Tetap dan Benefit Tetap Alternatif ,853,382,708,505,570, ,853,849,377,671,600, ,527,271,232,066,520, ,239,182,181,070,230, ,653,934,039,585,260, ,215,395,067,969,070,000 Tetap Benefit Turun 25% Alternatif ,890,036,809,234,380, ,140,386,835,631,460, ,645,453,209,905,910, ,429,386,428,726,680, ,990,450,336,971,430, ,661,546,119,018,410,000 Tetap Benefit Naik 25% Alternatif ,816,728,607,776,760, ,567,311,919,711,740, ,409,089,254,227,120, ,048,977,933,413,790, ,317,417,742,199,080, ,769,244,016,919,730,000 Turun 25% Benefit Tetap Alternatif ,853,382,930,650,370, ,853,849,575,293,840, ,527,271,446,210,490, ,239,182,388,146,230, ,653,934,232,302,770, ,215,395,249,927,460,000 Naik 25% Benefit Tetap Alternatif ,853,382,486,360,770, ,853,849,180,049,360, ,527,271,017,922,540, ,239,181,973,994,240, ,653,933,846,867,750, ,215,394,886,010,680,000 Apabila ditinjau berdasarkan hasil analisa sensitivitas dengan menggunakan lima kondisi pada keempat alternatif dapat direkomendasikan proyek layak pada kondisi cost tetap benefit naik 25% pada alternatif keempat. H. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan skripsi yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan dari segi teknis menggunakan data percobaan di Laboratorium Sungai dan Rawa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya debit yang digunakan pada uji fisik penambahan kapasitas pada floodway Plangwot Sedayu Lawas ini adalah Q 25 sebesar 2500 m 3 /detik dan Q 50 sebesar 2800 m 3 /detik dengan pelebaran 100 m dan 125 m. 2. Besarnya biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek penambahan kapasitas floodway Plangwot Sedayu Lawas berdasarkan data rekapitulsi rencana anggaran biaya sebesar Rp ,00 untuk pelebaran 100 m dan Rp

11 ,00 untuk pelebaran 125 m. 3. Berdasarkan aspek ekonomi diperoleh perbandingan dengan menggunakan empat alternatif dalam melakukan perhitungan analisa ekonomi dengan metode BCR, NPV, IRR dan analisa sensitivitas. Suku bunga yang digunakan adalah 6%, 7,5%, 8%, 10%, 15% dan 20%. Adapun tingkat bunga bank yang berlaku saat ini menurut Bank Indonesia sebesar 7,5%. 4. Berdasarkan hasil perhitungan pendapatan setelah adanya proyek diperoleh hasil : - Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m (Q 25 =2500 m 3 /detik) senilai total Rp ,00 - Alternatif 2 dengan pelebaran 100 m (Q 50 =2800 m 3 /detik) senilai total Rp ,00 - Alternatif 3 dengan pelebaran 125 m (Q 25 =2500 m 3 /detik) senilai total Rp ,00 - Alternatif 4 dengan pelebaran 125 m (Q 50 =2800 m 3 /detik) senilai total Rp ,00 5. Berdasarkan hasil perhitungan analisa ekonomi yang meliputi BCR, NPV, IRR, dan Payback period diperoleh hasil BCR pada keempat alternatif yang telah dihitung memperoleh nilai BCR 1 maka memenuhi syarat kelayakan. Hasil perhitungan berdasarkan analisa NPV pada keempat alternatif yang telah dihitung memperoleh nilai NPV > 0 dengan kesimpulan memenuhi syarat kelayakan. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan metode IRR diperoleh nilai IRR 1 yaitu sebesar 39% maka apabila menurut metode IRR proyek layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan Payback Period dengan syarat pengembalian 2 tahun dengan tingkat bunga 7,5% diperoleh hasil yang memenuhi dengan persyaratan maka proyek layak dilaksanakan. 6. Analisa sensitivitas pada keempat alternatif dihitung dengan menggunakan lima kondisi yang berbeda yaitu: - Kondisi Cost Tetap dan Benefit Tetap - Kondisi Cost Tetap Benefit Turun 25% - Kondisi Cost Tetap Benefit Naik 25% - Kondisi Cost Turun 25% Benefit Tetap - Kondisi Cost Naik 25% Benefit Tetap 7. Jumlah perkiraan kerugian yang diakibatkan apabila terjadi bajir sepanjang floodway Plangwot Sedayu Lawas adalah sebagai berikut: - Alternatif 1 dengan pelebaran 100 m (Q 25 =2500 m 3 /detik) senilai total Rp ,00 - Alternatif 2 dengan pelebaran 100 m (Q 50 =2800 m3 /detik) senilai total Rp ,00 - Alternatif 3 dengan pelebaran 125 m (Q 25 =2500 m3 /detik) senilai total Rp ,00 - Alternatif 4 dengan pelebaran 125 m (Q 50 =2800 m3 /detik) senilai total Rp ,00 8. Jika ditinjau berdasarkan angka perkiraan kerugian perbandingan antara Tahun 2014 pada alternatif 3 memiliki angka kerugian yang lebih kecil. Maka dapat direkomendasikan dengan pelebaran 125 m dengan debit pengaliran Q 25 =2500 m 3 /detik

12 dapat mengurangi angka kerugian yang diakibatkan oleh banjir I. SARAN Dalam perencanaan suatu proyek selain menghitung teknis desain bangunan yang akan dibangun juga perlu memperhitungkan manfaat yang akan diterima oleh penduduk disekitar daerah proyek apabila proyek tersebut telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan guna mendapatkan gambaran berapa perbandingan dampak positif dan negatif yang akan didapatkan oleh penduduk sekitar. DAFTAR PUSTAKA Gambaran Umum Kabupaten Lamongan <URL: Kerugian Banjir Lamongan <URL: http//bebasbanjir2025.wordpress.co m/aspek-aspek-tentangbanjir/aspek-kerugian-banjir/> Kondisi Tata Guna Tanah Kabupaten Lamongan <URL: Perhitungan Payback Period <URL: /12/25/ekonomi-teknik> Peta Wilayah Sungai Bengawan Solo <URL: Peta Kabupaten Lamongan <URL: Pujawan, I Nyoman Ekonomi Teknik. Jakarta: PT.Guna Widya. Pramitasari, Dyah Ayu Perencanaan dan Analisis. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Riyanto, Bachtiar Perencanaan Peningkatan Kapasitas Floodway Sungai Bengawan Solo. Tugas Akhir S1. Suyanto, Adhi., Sunaryo, Trie M., Sjarief, Roestam Ekonomi Teknik Proyek Sumber Daya Air. Jakarta : MHI

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak bencana alam yang terjadi di dunia. Indonesia pun juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor,

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di pulau Jawa. Menampung air dari

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di pulau Jawa. Menampung air dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di pulau Jawa. Menampung air dari area seluas 16,000 km 2 dan mengalirkannya ke laut Jawa (Jawa Timur) setelah mengalir sepanjang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL KONSENTRASI MANAJEMEN KONSTRUKSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Legono (2013), banjir adalah suatu peristiwa genangan air (baik secara alami ataupun karena aktivitas manusia), yang pada taraf tertentu mengakibatkan hilangnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan Bendungan adalah bangunan penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai Metode Penilaian Metode periode

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN PINTU AIR DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN PINTU AIR DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 13-22 DESAIN PENGENDALIAN PINTU AIR DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Moh. Fahmi Muzaki 1, Erna Apriliani 2, Sri Suprapti H 3 1,2,3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP Febriyanto Andra 1, M. Hamzah Hasyim 2, Kartika Puspa Negara 2 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh: IB KADE RAI DWI PUTRA ANGGARA 1104105123 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode-metode Penilaian Investasi 3.1.1. Metode net present value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI Ahaddian Ovilia Damayanti Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL 7.1. UMUM Bab ini menguraikan lebih lanjut tentang hasil yang diperoleh pada Bab VI Studi Optimasi. Analisa Ekonomi dan Finansial dimaksudkan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo Rizki Adhitya Nugraha¹, Runi Asmaranto², Riyanto Haribowo² ¹Mahasiswa Program Sarjana

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN BENDUNGAN KREKEH KABUPATEN SUMBAWA BERDASARKAN ASPEK EKONOMI

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN BENDUNGAN KREKEH KABUPATEN SUMBAWA BERDASARKAN ASPEK EKONOMI STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN BENDUNGAN KREKEH KABUPATEN SUMBAWA BERDASARKAN ASPEK EKONOMI Fredy Benedictus Da Costa Rao, Saifoe El Unas, Pudyono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. ABSTRACT SAHDIANNOR,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-7 PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO Bachtiar Riyanto, Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST., M.Sc. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO Vika Arini 1), Siti Qomariyah 2), Agus Hari Wahyudi 3 ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI Sekar Handari 1, Ussy Andawayanti 2, Rispiningtati 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

KAJIAN UJI MODEL FISIK HIDROLIK FLOODWAY PLANGWOT-SEDAYU LAWAS SEBAGAI PENGENDALI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO HILIR JURNAL SKRIPSI

KAJIAN UJI MODEL FISIK HIDROLIK FLOODWAY PLANGWOT-SEDAYU LAWAS SEBAGAI PENGENDALI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO HILIR JURNAL SKRIPSI KAJIAN UJI MODEL FISIK HIDROLIK FLOODWAY PLANGWOT-SEDAYU LAWAS SEBAGAI PENGENDALI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO HILIR JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir Dan Prasyarat Guna Memenuhi Gelar

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA Investment Feasibility Study Of The Coral Hotel At Surakarta Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI Nama NPM : 12210810 Jurusan Pembimbing : Firman Rengga Adi Nugroho : Manajemen : Dessy Hutajulu, SE., MM

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV) 5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang 5.3.1 Net Present Value (NPV) Usaha penangkapan udang, yang dilakukan oleh nelayan pesisir Delta Mahakam dan sekitarnya yang diproyeksikan dalam lima tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA BAB III METODOLOGI 3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA Tahap kegiatan ini adalah sebelum kita memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP III. METODOLOGI 5.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan dari Agustus sampai Oktober 2010. 5.2 ALAT DAN BAHAN Alat-alat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer BAB III METODOLOGI 3.1 Studi Pustaka dan Survey Lapangan Studi pustaka diperlukan sebelum atau bersamaan dengan survey lapangan dengan maksud ketika pengamat menemui kesulitan dilapangan, dapat mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAUAN DASAR TEKNIK SUMBER

Lebih terperinci