SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik

dokumen-dokumen yang mirip
Pengolahan Sinyal Digital

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. B a b 2 S i s t e m. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 4 Modulasi Frekuensi

GETARAN DAN GELOMBANG

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 2 Sinyal Acak

SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A. Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

ANALISIS SISTEM KENDALI

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 6 Modulasi Digital

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 7 Telefoni

BAB IV DERET FOURIER

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi

GETARAN DAN GELOMBANG

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial

TERMINOLOGI PADA SENSOR

DERET FOURIER. 1. Pendahuluan

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Kondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o.

Mutawafaq Haerunnazillah 15B08011

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Signal Models {Rangkaian Elektrik} By: Gutama Indra Gandha, M.Eng Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Transformasi Laplace

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 3 Modulasi Amplitudo

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

B A B III SINYAL DAN MODULASI

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

GERAK HARMONIK SEDERHANA

SIGNAL AND NOISE IN COMMUNICATION SYSTEM

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Gambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

Analisis Ajeg dari Sinusoidal

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fungsi dan Sinyal. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik memegang peranan yang penting dalam industri. Pada aplikasi

ANALISIS DERET FOURIER UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI GELOMBANG SINUSOIDAL ARUS AC PADA OSILOSKOP

Satuan Pendidikan. : XI (sebelas) Program Keahlian

Materi 2: Sensor, Signal & Systems

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

5/12/2014. Plant PLANT

BAB II LANDASAN TEORI

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

SASARAN PEMBELAJARAN

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Prinsip superposisi Jika dua atau lebih gelombang merambat dalam satu medium yang sama, gelombang resultan-nya sama dengan jumlahan aljabar dari

STUDI EKSPERIMENTAL ENERGI BANGKITAN VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM (VERS) GENERASI I DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMA SUSPENSI MOBIL ISUZU PANTHER

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

KULIAH 9 FILTER DIGITAL

Transkripsi:

TKE 2403 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 1 Sinyal Deterministik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 1

KULIAH 1 TEKNIK PENGOLAHAN SINYAL SINYAL : SINYAL DETERMINISTIK Diterjemahkan dari kamus Inggris Oxford, sinyal adalah suatu tanda (sign) atau pemberitahuan (notice) yang dapat ditangkap oleh penglihatan datau pendengaran terutama untuk kepentingan penyampaian peringatan, petunjuk, atau informasi. Berikut beberapa contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 1. Contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari Sinyal Bergantung Media Informasi Waktu? Tanda Henti Tidak Huruf S pada Peringatan sebuah papan Traffic Light Ya Cahaya Peringatan Zein Ya Cahaya Peringatan Termometer Ya Tinggi air raksa Suhu (Pengukuran) Amperemeter Ya Simpangan jarum Arus (Pengukuran) Untuk sebagian besar deskripsi dan analisis, sebuah sinyal dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sebuah fungsi matematika sebagai berikut. y = f (x) (1) dengan x adalah variabel atau peubah yang independen (nilainya tidak bergantung pada nilai peubah lain) dan y (sinyal) merupakan peubah yang tidak independen (dalam hal ini nilai y bergantung pada nilai x). Peubah independen menentukan domain (daerah asal) dari sinyal, misalnya: y = sin (ωt) adalah suatu fungsi dengan variabel dalam domain waktu (time-domain) t sehingga merupakan sinyal yang ubah waktu (time-signal). 2

x(ω) = 1/(-mω 2 + icω + k) adalah sinyal yang mempunyai domain frekuensi yaitu ω atau disebut frequency-domain signal. Intensitas citra (image) I(x,y) merupakan sinyal yang mempunyai domain spasial atau disebut spasial-domain signal. Transduser dan Sensor Transduser dapat didefinisikan sebagai sebuah medium (baik sintetis atau alamiah) yang mengubah sinyal dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sebagai contoh misalnya sebuah mikrofon, speaker, atau antena pada sebuah pesawat telefon. Sebuah sistem bisa saja tidak mengubah domain sinyal, namun juga dapat mengubah domain sinyal. Gambar 1. Sebuah sistem Sensor didefinisikan sebagai satu tipe dari transduser yang mengubah sinyal yang sebelumnya tidak dapat dikuantisasikan atau tidak dapat disimpan dalam suatu media menjadi sinyal yang dapat dikuantisasikan atau dapat disimpan dalam suatu media. Sebagai contoh adalah sebuah termometer pada Gambar 2. Gambar 2. Sebuah termometer sebagai sebuah sensor 3

Pada Gambar 2, sinyal θ(t) adalah rerata energi kinetik dari sebuah materi (misalnya tubuh pasien) dan h(t) adalah ketinggian air raksa pada tabung termometer. Karena pembahasan dalam mata kuliah ini adalah dalam konteks teknik maka faktor presisi menjadi sesuatu yang penting. Perlu dicatat pula bahwa kata sensor dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas. Misalnya kulit manusia kadangkala dapat diangap sebagi sensor karena dapat membangkitkan sinyal yang merespon tekanan atau suhu. Namun perlu disadari bahwa ada satu kelemahan dalam hal ini, yaitu bahwa kulit manusia tidak dapat mengkuantisasikan sinyal (berapa derajat suhu saat ini?). Kulit manusia mungkin hanya akan membedakan suhu dalam tiga level yaitu dingin, hangat, dan panas. Salah satu jenis sensor adalah sensor linier. Misalnya, sebuah sensor termometer yang linier dapat didefinisikan sebagai berikut. maka θ(t) h(t) α [ θ(t) - θ 0 ] α [ h(t) h 0 ] (2a) (2b) Dengan kata lain bahwa dengan nilai awal termometer adalah (θ 0, h 0 ), ketinggian air raksa pada tabung termometer akan dua kali lipat jika suhu naik dua kali lipat, dan seterusnya. Cara lain untuk menyatakan hal ini adalah: h(t) = a θ(t) + b (3) dengan a dan b adalah konstanta. Dalam hal ini dimungkinkan untuk menentukan nilai a dan b dengan ilmu fisika. Beberapa contoh transduser ditunjukkan pada Tabel 2. 4

Tabel 2. Contoh transduser Transduser Input Efek Fisik Output Termometer Suhu Ekspansi linier Ketinggian air raksa Kertas litmus Ph Transformasi Warna kimiawi Aktuator Tegangan Efek Tenaga Piezoelektrik Piezoelektrik Akselerometer Piezoelektrik Kecepatan Invers efek Piezoelektrik Tegangan Sinyal Deterministik Menyatakan sebuah sinyal sebagai fungsi matematis terkadang terlalu luas atau bahkan terlalu samar (vague). Oleh karenanya sinyal seringkali diklasifikasikan menjadi dua grup yang berbeda, yaitu sinyal deterministik (deterministic signals) dan sinyal acak (random signals). Berikut akan dijelaskan mengenai hal ini. Misalkan ada sebuah sensor yang mengukur pergeseran sebuah pendulum sederhana pada Gambar 3. Menggunakan dasar-dasar yang dipelajari dalam ilmu fisika maka θ(t) = θ m sin(ωt) (4) dengan θ m adalah amplitude maksimum gerakan pendulum dan ω = l / g dengan l adalah panjang pendulum dan g adalah percepatan gravitasi. Karena sistem mempunyai amplitude konstan, frekuensi yang juga konstan, dan kondisi awal (θ = 0 saat t = 0), maka nilai θ(t) dapat diketahui untuk semua nilai t. Demikian juga jika ada dua pendulum yang identik yang dilepaskan dari θ = θ 0 saat t = 0 akan mempunyai gerakan yang sama untuk semua harga t. Dalam hal ini tidak ada hal yang tidak pasti (uncertain). 5

Gambar 3. Pendulum sederhana Jika secara unik dapat ditentukan nilai θ untuk semua nilai t, dengan kata lain bahwa hubungan antara θ dan t diketahui, maka gerakan pendulum dapat diperkirakan (predictable) atau disebut deterministik (deterministic). Hal yang sebaliknya adalah bahwa jika sinyal pada suatu nilai waktu t tidak dapat diperkirakan meskipun nilai-nilai variabel lain diketahui. Sinyal yang seperti ini disebut sinyal acak (random) atau disebut juga bersifat probabilistik (probabilistic). Pembagian sinyal seperti ini dapat diilustrasikan pada Gambar 4. Sinyal Deterministik Acak Gambar 4. Klasifikasi sinyal; deterministik dan acak 6

Jika dikaji lebih lanjut, gerakan pada pendulum di atas mempunyai sifat-sifat yang khusus. Misalkan didefinisikan sebuah periode τ dengan τ =2π / ω = 2π g / l, maka untuk pendulum tersebut berlaku θ (t) = θ ( t + τ ) (5) Dan sinyal yang mempunyai sifat seperti ini disebut sinyal periodik. Persamaan di atas juga mengimplikasikan bahwa θ (t + 2τ) = θ ( [t + τ] + τ ) = θ ( t + τ ) = θ (t) (6) yaitu bahwa sinyal tersebut berulang sampai tak hingga. Sinyal-sinyal periodik muncul secara alamiah dalam sistem-sistem dimana terjadi rotasi (putaran), misalnya roda gigi atau gearboxes. Pada pembahasan lain akan diperlihatkan bagaimana sinyal-sinyal periodik dapat digunakan untuk mempermudah pengujian sebuah sistem; biasanya respon sistem juga akan berupa sinyal periodik (untuk sistem linier). Dengan demikian sinyal deterministik dapat dibagi menjadi dua jenis sinyal yaitu sinyal periodik dan sinyal aperiodik. Sinyal aperiodik merupakan sinyal yang tidak memenuhi sifat periodik seperti dinyatakan oleh persamaan (5) atau (6). Deterministik Periodik Aperiodik Gambar 5. Klasifikasi sinyal deterministik; periodik dan aperiodik Perlu diperhatikan bahwa periodisitas tidak berarti harus berbentuk sinusoidal, perhatikan gelombang kotak berikut ini yang juga merupakan sinyal periodik. 7

Gambar 6. Gelombang kotak; sebuah sinyal periodik Dalam pembahasan yang lanjut nantinya akan dijelaskan bahwa gelombang kotak mempunyai bentuk fungsional (yaitu deret Fourier) sebagai berikut. S( t) = k = 1 a k 2π k sin τ t (7) Yaitu bahwa gelombang kotak tersusun atas superposisi (jumlahan) tak terhingga gelombang sinus dengan periode τ, τ /2, τ / 3,... Hal terpenting yang terlihat di sini adalah bahwa komponen dengan periode τ /2, τ / 3, dst terus berulang setelah waktu τ yaitu S(t) = S(t + τ) dan gelombang kotak pada persamaan (7) merupakan sinyal periodik. Dari kenyataan ini sinyal periodik dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu periodik frekuensi tunggal (monofrequency) dan multifrekuensi (multifrequency). Periodik Frekuensi Tunggal Multifrekuensi Gambar 7. Klasifikasi sinyal periodik; frekuensi tunggal dan multifrekuensi 8

Periodisitas yang dinyatakan oleh persamaan (5) dan (6) mengimplikasikan bahwa sinyal periodik berulang sepanjang waktu, sehingga dengan demikian jenis sinyal aperiodik merupakan sinyal yang hanya ada pada suatu waktu yang tertentu saja. Misalkan tanggapan pendulum teredam yang dilepaskan dari posisi setimbang θ = θ 0 pada saat t = 0 yang dinyatakan dengan persamaan berikut. ct y( t) θ 0 e cos( ωt) = (8) Sinyal ini hanya ada untuk waktu yang terhingga saja. Meskipun nilai ct e > 0 untuk sebarang waktu t, sistem riil akan dibawa ke titik setimbang oleh efek pangkat-tinggi (higher order) daripada redaman. Respon sistem ini diperlihatkan pada Gambar 8. pergeseran Gambar 8. Respon transien 9

Sinyal-sinyal yang hanya ada pada suatu jangkauan waktu yang tertentu saja disebut transien. Beberapa contoh untuk sinyal semacam ini adalah respon sistem terhadap eksitasi berupa impuls, sebuah ledakan, atau petir (halilintar). Kebalikan dari sebuah transien adalah sejenis fungsi aperiodik yang tak berhingga. Dalam hal ini periodisitas gagal tercapai karena satu atau lebih parameter penting sinyal berubah. Misalnya rerata sinyal berubah. y( t) at + b cos( ω t) = (9) Pada Gambar 9 diperlihatkan satu contoh sinyal dengan rerata yang ubah waktu. waktu Gambar 9. Sebuah sinyal dengan rerata ubah waktu Sinyal seperti ini dapat terjadi pada sebuah mesin yang hampir (mendekati) rusak, sehingga karakter yang demikian sangat penting dalam usaha monitoring kondisi mesin. 10

Jenis sinyal lain yang juga penting adalah sinyal dengan amplitu de yang ubah waktu yang dapat dinyatakan dengan persamaan y( t) a t cos( ω t) = (10) Gambar 10. Sebuah sinyal dengan amplitude ubah waktu waktu Gambar 11. Sebuah sinyal dengan frekuensi ubah waktu 11

Sinyal juga dapat bervariasi dalam frekuensinya, misalnya pada persamaan berikut. 2 y( t) = a cos( ω t ) (11) Dengan demikian sinyal aperiodik dapat dibagi menjadi sinyal yang transien dan sinyal aperiodik tak berhingga (infinite aperiodic). Gambar 12. Klasifikasi sinyal aperiodik; transien dan infinite aperiodic 12