BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar"

Transkripsi

1 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar Mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar merupakan mata kuliah yang wajib diambil / dipelajari pada perkuliahan bagi mahasiswa Sistem Komputer yang berjenjang S1. Mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar terdapat pada jurusan Sistem Komputer dan diajarkan di Universitas Bina Nusantara, bertujuan agar setelah mahasiswa tersebut mendapatkan mata kuliah tersebut, maka mahasiswa tersebut dapat memberikan nilai tambah pada suatu sistem komputer maupun hal hal yang lain sehingga menjadi lebih bernilai. Sistem pengajaran selama ini yang telah diajarkan di Universitas Bina Nusantara berupa penyampaian teori, setelah itu dosen akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya, memberikan contoh soal, dan cara penyelesaiannya. Adapun tugas mandiri, quiz, dan ujian (Mid-test dan final-test) sebagai feed back untuk mengetahui kemampuan dari setiap mahasiswa. Peralatan yang biasanya digunakan untuk membantu dalam sistem pengajaran, berupa white board, spidol, OHP (Over Head Projector). Pada perkuliahan Universitas Bina Nusantara menggunakan sistem SKS (Satuan Kredit Semester), yaitu sistem di mana dalam satu semester, terdapat satu kali pertemuan (2 SKS) dalam satu minggu dan lamanya setiap pertemuan 100 menit. Dalam perkuliahan Sistem Pengaturan 52

2 Dasar terdapat 4 SKS, yang artinya dalam 1 semester terdapat 2 kali pertemuan dalam 1 minggu dan lamanya 100 menit. 3.2 Analisa Kebutuhan Pengajaran Analisa pada kebutuhan pengajaran ini dilakukan dengan mengamati secara langsung sistem pengajaran Sistem Pengaturan Dasar di kelas dan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar. Adapun pertanyaan umum yang akan diberikan dalam kuisioner yaitu perangkat belajar yang digunakan oleh mahasiswa dan masalah yang dihadapi dalam belajar maupun dalam memahami mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar. Berikut ini merupakan kuisioner awal yang diberikan kepada 85 mahasiswa sebagai respondent. Jumlah respondent sebanyak 85 di atas belum merupakan sampel yang lengkap karena terdapat beberapa mahasiswa yang tidak hadir pada waktu diberikan kuisioner dan juga terdapat mahasiswa yang tidak mengisi kuisioner yang telah dibagikan. Kuisioner ini diberikan kepada mahasiswa jurusan Sistem Komputer pada saat mereka sudah memasuki minggu ke 13 dalam perkuliahan mereka, sehingga mahasiswa tersebut sudah cukup mengerti mengenai mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar. Dengan demikian bisa lebih memperkuat keakuratan atau ketepatan dari hasil kuisioner yang didapatkan nantinya. 53

3 1) Apakah anda mempunyai komputer di rumah? a. Punya b.tidak Punya 2) Di mana biasanya anda paling sering mengakses komputer? a. Rumah b. Kost Teman c. Warnet d. Cyber Access 3) Bagaimana biasanya cara anda untuk memahami dan mengerti suatu mata kuliah? a. Membaca text book b. Membaca transparansi c. Menghafal soal-soal latihan d. Mencoba simulasi / program yang berkaitan dengan mata kuliah 4) Referensi belajar apa yang paling sering anda gunakan? a. Transparansi c. Internet b. Text book d. Lain lain (sebutkan):.. 5) Menurut anda, topik apa yang paling menarik perhatian anda? a. Mathematical Modelling c. Root Locus b. Bode Plot d. Nyquist Plot 6) Dari topik-topik di bawah ini, topik mana yang paling anda kuasai? a. Mathematical Modelling c. Root Locus b. Bode Plot d. Nyquist Plot 7) Dari topik-topik di bawah ini, topik mana yang menurut anda paling sukar untuk dimengerti? a. Mathematical Modelling c. Root Locus b. Bode Plot d. Nyquist Plot 54

4 8) Jenis aplikasi Sistem Pengaturan Dasar apa yang mudah dipahami oleh anda? a. DC Motor c. Pesawat Terbang b. Industri Proses d.lain-lain(sebutkan):.. 9) Kesulitan kesulitan apa yang paling anda rasakan dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar? a. Kurang adanya contoh-contoh soal. b. Sulit untuk membayangkan dan memahami materi yang disampaikan dosen. c. Sedikitnya referensi. d. Lain lain (sebutkan):. 10) Menurut anda, apakah dengan adanya perangkat ajar dalam bentuk software akan memberikan manfaat dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar? a. Tidak memberikan manfaat b. Sedikit memberikan manfaat c. Cukup memberikan manfaat d. Sangat memberikan manfaat 3.3 Analisa Permasalahan dan Usulan Pemecahan Masalah Untuk menganalisa kuisioner,selain menggunakan data data yang ada pada grafik hasil kuisioner, akan digunakan juga perhitungan secara statistika (menggunakan uji yang menyangkut proporsi). Dari hasil analisis kuisioner di bawah ini pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam mempelajari mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar, yaitu : 55

5 1.Kepemilikan komputer oleh mahasiswa ( Apakah anda mempunyai komputer di rumah? ) SOAL NO : 1 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN Gambar 3.1 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 1 Keterangan : Pilihan a = Punya Komputer. Pilihan b = Tidak Punya Komputer. Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai komputer. Dengan demikian bisa mendukung mahasiswa tersebut dalam belajar. 56

6 2.Tempat mengakses computer ( Di mana biasanya anda paling sering mengakses komputer? ) SOAL NO : 2 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D PILIHAN Gambar 3.2 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 2 Keterangan : Pilihan a = Mengakses Komputer dari rumah Pilihan b = Mengakses Komputer dari Kost teman. Pilihan c = Mengakses Komputer dari Warnet. Pilihan d = Mengakses Komputer dari Cyber Access. Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengakses komputer di rumahnya, diikuti dengan warnet, kost teman dan cyber access. 3.Cara pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah 57

7 (Bagaimana biasanya cara anda untuk memahami dan mengerti suatu mata kuliah?) SOAL NO : 3 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D 0 PILIHAN Gambar 3.3 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 3 Keterangan : Pilihan a = dengan membaca text book. Pilihan b = dengan membaca transparansi. Pilihan c = dengan menghafal soal-soal latihan. Pilihan d = dengan mencoba simulasi / program yang berkaitan dengan mata kuliah. Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memahami mata kuliah dengan cara membaca transparansi dan menghafal soal-soal latihan. 58

8 Hal ini kurang membantu mahasiswa tersebut karena transparansi hanya menyajikan inti inti dari suatu mata kuliah dan soal soal latihan yang umumnya bersifat hitungan hanya berfungsi sebagai feedback. Maksud dari feedback di sini adalah setelah dosen menerangkan suatu materi di ruang kuliah, dosen akan memberikan soal soal latihan untuk dikerjakan oleh mahasiswa. Dari hasil pengerjaan soal soal latihan tersebut, dosen bisa mendapatkan gambaran ( feedback ) tentang seberapa besar daya tangkap mahasiswa terhadap materi yang baru disampaikannya. Namun umumnya feedback yang didapatkan oleh dosen dari hasil pengerjaan soal soal latihan tersebut kurang menggambarkan pemahaman mahasiswa terhadap suatu materi kuliah. Hal ini disebabkan karena soal soal latihan yang diberikan oleh dosen kurang dapat melatih mahasiswa untuk bisa memahami permasalahan yang ada. Mahasiswa bisa saja menjawab soal soal latihan yang diberikan oleh dosen, tetapi mahasiswa tidak mengetahui apa maksud dari jawaban yang telah didapatkannya ( interpretasi dari jawaban soal yang didapatkan ). Hal ini mungkin bisa terjadi karena sebagian besar mahasiswa tidak menguasai teori teori yang ada secara mendalam. Di samping itu, dengan membaca transparansi dan menghafal soal-soal latihan, tentunya ilmu yang didapatkan mahasiswa tersebut lebih sedikit dibandingkan jika dia membaca text book ( karena penjelasan text book lebih lengkap dan terperinci ) maupun dengan mencoba simulasi / program yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut ( sehingga mahasiswa tersebut dapat 59

9 lebih memahami pengertian dan aplikasi dari suatu topik yang terdapat dalam mata kuliah tersebut ). Jadi agar mahasiswa dapat lebih memahami mata kuliah tersebut, sebaiknya mereka membaca text book maupun juga mencoba program simulasi yang berkaitan dengan mata kuliahnya. 4.Referensi belajar yang digunakan ( Referensi belajar apa yang paling sering anda gunakan? ) SOAL NO : JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D 0 PILIHAN Gambar 3.4 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 4 Keterangan : Pilihan a = dengan menggunakan transparansi. Pilihan b = dengan menggunakan text book. Pilihan c = dengan menggunakan internet. Pilihan d = lain lain. 60

10 Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menggunakan referensi belajar dari transparansi. Hal ini kurang bagus karena transparansi hanya memberikan inti inti dari suatu topik mata kuliah tanpa memberikan penjelasan yang detail seperti halnya pada text book. Ini menyebabkan mahasiswa kurang menguasai teori teori yang ada. Jika mahasiswa diberikan suatu soal ( yang bersifat hitungan ), mahasiswa tersebut mungkin bisa saja menyelesaikan soal tersebut, tetapi tidak bisa menjelaskan apa maksud dari penyelesaian yang didapatkannya. Apalagi jika mahasiswa tersebut diberikan soal yang memerlukan analisa, maka kemungkinan besar mahasiswa tersebut mengalami kesulitan. Untuk menghindari hal ini, maka disarankan sebaiknya mahasiswa belajar menggunakan referensi text book maupun mencoba menggunakan program simulasi. 5.Topik yang paling menarik perhatian mahasiswa ( Menurut anda, topik apa yang paling menarik perhatian anda? ) 61

11 SOAL NO : 5 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D 0 PILIHAN Gambar 3.5 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 5 Keterangan : Pilihan a = topic Mathematical Modelling. Pilihan b = topic Bode Plot. Pilihan c = topic Root Locus Pilihan d = topic Nyquist Plot Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 5 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa cenderung lebih tertarik dengan materi Mathematical Modelling, diikuti dengan Nyquist Plot, Root Locus dan Bode Plot. Suatu materi bisa dikuasai secara baik ( mendalam ) oleh seorang mahasiswa, bisa disebabkan oleh faktor faktor di bawah ini : a. Materi tersebut menarik perhatian dari mahasiswa, sehingga mahasiswa tersebut menjadi lebih semangat untuk mempelajarinya lebih serius dan mendalam. 62

12 b. Materi tersebut merupakan materi yang mudah untuk dipelajari oleh mahasiswa. Dari hasil kuisioner no : 5 di atas, materi Mathematical Modelling merupakan materi yang cenderung diminati oleh mahasiswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi Mathematical Modelling juga merupakan materi yang akan mudah dikuasai oleh mahasiswa. Ini dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 6 ( mengenai topik yang paling dikuasai ), yaitu materi Mathematicall Modelling merupakan materi yang cenderung dikuasai oleh mahasiswa. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 5, yang menempati posisi kedua untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa adalah materi Nyquist Plot. Dari hasil kuisioner yang didapatkan untuk materi Nyquist Plot, dapat dilihat hasilnya tidak berbeda jauh untuk materi Mathematical Modelling, sehingga dapat juga disimpulkan bahwa materi Nyquist Plot juga merupakan materi yang akan mudah dikuasai oleh mahasiswa. Ini kembali dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 6 ( mengenai topik yang paling dikuasai ), yaitu materi Nyquist Plot merupakan materi yang menempati posisi kedua untuk topik yang paling dikuasai. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 5, yang menempati posisi ketiga untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa adalah materi Root Locus. Dari hasil kuisioner yang didapatkan untuk materi Root Locus, dapat dilihat hasilnya cukup kecil jika dibandingkan dengan materi Mathematical Modelling dan Nyquist Plot, sehingga dapat disimpulkan bahwa materi Root Locus merupakan materi yang cenderung kurang menarik perhatian mahasiswa. 63

13 Di samping itu, juga dapat disimpulkan bahwa materi Root Locus juga merupakan materi yang cenderung akan sulit untuk dikuasai oleh mahasiswa. Ini kembali dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 6 ( mengenai topik yang paling dikuasai ), yaitu materi Root Locus merupakan materi yang menempati posisi ketiga untuk topik yang paling dikuasai. Atau dengan kata lain, materi Root Locus merupakan materi yang sulit untuk dikuasai mahasiswa. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 5, yang menempati posisi terakhir untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa adalah materi Bode Plot. Atau dengan kata lain, materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa adalah materi Bode Plot. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa materi Bode Plot juga merupakan materi yang akan sulit dikuasai oleh mahasiswa. Ini kembali dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 6 ( mengenai topik yang paling dikuasai ), yaitu materi Bode Plot merupakan materi yang menempati posisi terakhir untuk topik yang paling dikuasai. Atau dengan kata lain, materi Bode Plot merupakan materi yang paling tidak dikuasai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu materi yang menarik bagi mahasiswa tersebut, maka cenderung materi tersebut dikuasai oleh mahasiswa. Pengujian dengan menggunakan statistik (Uji menyangkut proporsi ): 64

14 Dari 85 sampel mahasiswa yang diambil, ternyata topik Mathematical Modelling merupakan topik yang cenderung menarik perhatian mahasiswa dengan persentase 38,8 %. Dengan menggunakan taraf keberartian α = 0,05, maka disimpulkan bahwa suatu topik baru bisa dianggap menarik perhatian mahasiswa apabila minimal jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut adalah sebanyak 26 orang. Hal ini dapat dibuktikan dari perhitungan di bawah ini : Dari grafik, didapatkan data data sebagai berikut : Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan a = 33 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan b = 10 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan c = 15 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan d = 27 orang. Jadi total mahasiswa yang memilih untuk soal no 5 ini adalah 85 orang mahasiswa. Dan pilihan a merupakan pilihan yang paling banyak dipilih mahasiswa, yaitu sebanyak 33 orang, sehingga : po = 33 / 85 = 0, H 0 : P = 0, H 1 : P < 0, α = 5 % = 0,05 4. Uji Statistik : Daerah Kritis : Z < -1,645 65

15 5. Perhitungan : n = 85 n.p 0 = 85. 0,388 = 33 q 0 = 1 p 0 = 1-0,388 = 0,612 Dengan menggunakan persamaan 2.18, maka dapat dihitung nilai x sebagai berikut : Z = x n. p n. p 0. q 0 0 x 33 1,645 = 33 * 0,612 x 33 1,645 = 20,196 x 33 1,645 = 4,5 x 33 = 1,645. 4,5 x 33 = 7,4 x = 25,6 x 26 x = 26, ini berarti suatu topik baru bisa dikategorikan sebagai topik yang menarik perhatian mahasiswa kalau jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut minimal 26 orang. Jadi,dapat disimpulkan : 1. Pilihan a ( Mathematical Modelling ) termasuk topik yang relatif menarik perhatian mahasiswa karena terdapat 33 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 2. Pilihan b ( Bode Plot ) termasuk topik yang relatif kurang menarik perhatian mahasiswa karena hanya 10 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 66

16 3. Pilihan c ( Root Locus ) termasuk topik yang relatif kurang menarik perhatian mahasiswa karena hanya 16 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 4. Pilihan d ( Nyquist Plot ) termasuk topik yang relatif menarik perhatian mahasiswa karena terdapat 27 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 6.Topik yang paling dikuasai oleh mahasiswa ( Dari topik-topik di bawah ini, topik mana yang paling anda kuasai? ) SOAL NO : 6 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D PILIHAN Gambar 3.6 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 6 Keterangan : Pilihan a = topic Mathematical Modelling. Pilihan b = topic Bode Plot. 67

17 Pilihan c = topic Root Locus Pilihan d = topic Nyquist Plot Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 6 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa lebih menguasai materi Mathematical Modelling, diikuti dengan Nyquist Plot, Root Locus dan Bode Plot. Dari hasil kuisioner no : 6 di atas, materi Mathematical Modelling merupakan materi yang paling dikuasai oleh mahasiswa. Hal ini bisa terjadi karena materi Mathematical Modelling merupakan materi yang paling menarik perhatian mahasiswa ( bisa dilihat dari hasil kuisioner no : 5), sehingga mahasiswa lebih tertarik dan mempunyai keinginan untuk mempelajari dan memperdalam materi tersebut. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 6, yang menempati posisi kedua untuk topik yang paling dikuasai mahasiswa adalah materi Nyquist Plot. Dari hasil kuisioner yang didapatkan untuk materi Nyquist Plot, dapat dilihat hasilnya tidak berbeda jauh untuk materi Mathematical Modelling, sehingga dapat juga disimpulkan bahwa materi Nyquist Plot juga merupakan materi yang menarik perhatian mahasiswa. Ini kembali dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 5 ( mengenai topik yang paling menarik perhatian mahasiswa ), yaitu materi Nyquist Plot merupakan materi yang menempati posisi kedua untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 6, yang menempati posisi ketiga untuk topik yang paling dikuasai mahasiswa adalah materi Root Locus. Dari hasil kuisioner yang didapatkan untuk materi Root Locus, dapat dilihat hasilnya 68

18 cukup kecil jika dibandingkan dengan materi Mathematical Modelling, sehingga dapat disimpulkan bahwa materi Root Locus merupakan materi yang kurang dikuasai oleh mahasiswa. Di samping itu, di atas juga telah disimpulkan bahwa materi Root Locus juga merupakan materi yang kurang menarik perhatian mahasiswa. Ini kembali dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 5 ( mengenai topik yang paling menarik perhatian mahasiswa ), yaitu materi Root Locus merupakan materi yang menempati posisi ketiga untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa. Atau dengan kata lain, materi Root Locus merupakan materi yang kurang menarik perhatian mahasiswa. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 6, yang menempati posisi terakhir untuk topik yang paling dikuasai mahasiswa adalah materi Bode Plot. Atau dengan kata lain, materi yang paling tidak dikuasai mahasiswa adalah materi Bode Plot. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa materi Bode Plot juga merupakan materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa. Ini kembali dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk no : 5 ( mengenai topik yang paling menarik perhatian mahasiswa ), yaitu materi Bode Plot merupakan materi yang menempati posisi terakhir untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa. Atau dengan kata lain, materi Bode Plot merupakan materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu materi mudah dikuasai oleh mahasiswa disebabkan materi tersebut menarik perhatian mahasiswa. Pengujian dengan menggunakan statistik ( Uji menyangkut Proporsi ) : 69

19 Dari 85 sampel mahasiswa yang diambil, ternyata topik Mathematical Modelling merupakan topik yang cenderung menarik perhatian mahasiswa dengan persentase 35,3 %. Dengan menggunakan taraf keberartian α = 0,05, maka disimpulkan bahwa suatu topik baru bisa dianggap menarik perhatian mahasiswa apabila minimal jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut adalah sebanyak 23 orang. Hal ini dapat dibuktikan dari perhitungan di bawah ini : Dari grafik, didapatkan data data sebagai berikut : Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan a = 30 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan b = 10 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan c = 17 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan d = 28 orang. Jadi total mahasiswa yang memilih untuk soal no 6 ini adalah 85 orang mahasiswa. Dan pilihan a merupakan pilihan yang paling banyak dipilih mahasiswa, yaitu sebanyak 30 orang, sehingga : po = 30 / 85 = 0, H 0 : P = 0, H 1 : P < 0, α = 5 % = 0,05 4. Uji Statistik : Daerah Kritis : Z < -1, Perhitungan : n = 85 70

20 n.p 0 = 85. 0,353 = 30 q 0 = 1 p 0 = 1 0,353 = 0,647 Dengan menggunakan persamaan 2.18, maka dapat dihitung nilai x sebagai berikut : Z = x n. p n. p 1,645 = 1,645 = 0 0. q 0 x * 0,647 x 30 19,41 x 30 1,645 = 4,4 x 30 = 1,645. 4,4 x 30 = 7,24 x = 22,76 x 23 x = 23, ini berarti suatu topik baru bisa dikategorikan sebagai topik yang cukup dikuasai oleh mahasiswa kalau jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut minimal 23 orang. Jadi,dapat disimpulkan : 1. Pilihan a ( Mathematical Modelling ) termasuk topik yang cukup dikuasai oleh mahasiswa karena terdapat 30 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 2. Pilihan b ( Bode Plot ) termasuk topik yang kurang dikuasai oleh mahasiswa karena hanya terdapat 10 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 71

21 3. Pilihan c ( Root Locus ) termasuk topik yang kurang dikuasai oleh mahasiswa karena hanya terdapat 17 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 4. Pilihan d ( Nyquist Plot ) termasuk topik yang cukup dikuasai oleh mahasiswa karena terdapat 28 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 7.Topik yang paling sukar untuk dimengerti oleh mahasiswa ( Dari topik-topik di bawah ini, topik mana yang menurut anda paling sukar untuk dimengerti? ) SOAL NO : 7 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D PILIHAN Gambar 3.7 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 7 Keterangan : Pilihan a = topic Mathematical Modelling. Pilihan b = topic Bode Plot. 72

22 Pilihan c = topic Root Locus Pilihan d = topic Nyquist Plot Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 7 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesukaran dalam mengerti materi Bode Plot, Root Locus, Nyquist Plot, dan Mathematical Modelling. Dari hasil kuisioner no : 7 di atas, materi Bode Plot merupakan materi yang paling sukar untuk dimengerti oleh mahasiswa. Hal ini bisa terjadi karena : Materi Bode Plot merupakan materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa. Ini dapat dilihat dari hasil kuisioner no : 5, bahwa materi Bode Plot merupakan materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa, sehingga mahasiswa cenderung tidak mempelajarinya secara baik dan mendalam. Materi Bode Plot merupakan materi yang paling tidak dikuasai oleh mahasiswa. Ini dapat dilihat dari hasil kuisioner no : 6, bahwa materi Bode Plot merupakan materi yang paling tidak dikuasai mahasiswa, sehingga mahasiswa cenderung tidak mempelajarinya secara baik dan mendalam. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 7, yang menempati posisi kedua untuk topik yang paling sukar untuk dimengerti mahasiswa adalah materi Root Locus. Dari hasil yang didapat ( 25 ), ternyata hasilnya tidak berbeda jauh dengan Bode Plot ( 32 ) sehingga materi Root Locus ini bisa dianggap sebagai materi yang 73

23 relatif sukar untuk dimengerti oleh mahasiswa. Jika kuisioner no : 7 ini dibandingkan dengan kuisioner no : 5 dan 6, maka jelas terlihat adanya kesamaan antara data data yang diperoleh dari kuisioner ini. Kesamaan itu adalah sebagai berikut : Dari hasil kuisioner no : 5, materi Root Locus menempati posisi ketiga untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa, sehingga materi Root Locus menjadi agak sukar untuk dikuasai. Dari hasil kuisioner no : 6, materi Root Locus menempati posisi ketiga untuk topik yang paling dikuasai oleh mahasiswa, disebabkan materi Root Locus relatif kurang menarik perhatian mahasiswa. Dari hasil kuisioner no : 7, materi Root Locus menempati posisi kedua untuk topik yang paling sukar dimengerti oleh mahasiswa. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 7, yang menempati posisi ketiga untuk topik yang paling sukar untuk dimengerti mahasiswa adalah materi Nyquist Plot. Dari hasil yang didapat ( 15 ), ternyata hasilnya agak berbeda jauh dengan Bode Plot ( 32 ), sehingga materi Nyquist Plot ini bisa dianggap sebagai materi yang relatif mudah untuk dimengerti oleh mahasiswa. Jika kuisioner no : 7 ini dibandingkan dengan kuisioner no : 5 dan 6, maka terlihat adanya kesamaan antara data data yang diperoleh dari kuisioner ini. Kesamaan itu adalah sebagai berikut : Dari hasil kuisioner no : 5, materi Nyquist Plot menempati posisi kedua untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa. Sehingga materi 74

24 Nyquist Plot bisa dianggap sebagai materi yang cukup menarik perhatian mahasiswa. Dari hasil kuisioner no : 6, materi Nyquist Plot menempati posisi kedua untuk topik yang paling dikuasai oleh mahasiswa. Sehingga materi Nyquist Plot bisa dianggap sebagai materi yang cukup dikuasai oleh mahasiswa. Dari hasil kuisioner no : 7, materi Nyquist Plot dianggap sebagai materi yang relatif mudah dimengerti oleh mahasiswa. Jadi, dapat disimpulkan, materi Nyquist Plot merupakan materi yang cukup dikuasai karena materi tersebut relatif menarik perhatian mahasiswa dan juga materi tersebut cukup mudah untuk dimengerti oleh mahasiswa. Selanjutnya dari hasil kuisioner no : 7, yang menempati posisi keempat (posisi terakhir) untuk topik yang paling sukar untuk dimengerti mahasiswa adalah materi Mathematical Modelling. Dari hasil yang didapat ( 13 ), ternyata hasilnya agak berbeda jauh dengan Bode Plot ( 32 ) sehingga materi Mathematical Modelling ini bisa dianggap sebagai materi yang mudah untuk dimengerti oleh mahasiswa. Jika kuisioner no : 7 ini dibandingkan dengan kuisioner no : 5 dan 6, maka jelas terlihat adanya kesamaan antara data data yang diperoleh dari kuisioner ini. Kesamaan itu adalah sebagai berikut : Dari hasil kuisioner no : 5, materi Mathematical Modelling menempati posisi pertama untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa, sehingga materi Mathematical Modelling menjadi mudah dikuasai. 75

25 Dari hasil kuisioner no : 6, materi Mathematical Modelling menempati posisi pertama untuk topik yang paling dikuasai oleh mahasiswa, disebabkan materi Mathematical Modelling paling menarik perhatian mahasiswa. Dari hasil kuisioner no : 7, materi Mathematical Modelling dianggap sebagai materi yang relatif mudah dimengerti oleh mahasiswa. Pengujian dengan menggunakan statistik ( dengan uji menyangkut proporsi ) Dari 85 sampel mahasiswa yang diambil, ternyata topik Bode Plot merupakan topik yang cenderung sukar dimengerti oleh mahasiswa dengan persentase 37,65 %. Dengan menggunakan taraf keberartian α = 0,05, maka disimpulkan bahwa suatu topik baru bisa dianggap sukar untuk dimengerti oleh mahasiswa apabila minimal jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut adalah sebanyak 25 orang. Hal ini dapat dibuktikan dari perhitungan di bawah ini : Dari grafik, didapatkan data data sebagai berikut : Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan a = 13 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan b = 32 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan c = 25 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan d = 15 orang. Jadi total mahasiswa yang memilih untuk soal no 7 ini adalah 85 orang mahasiswa. 76

26 Dan pilihan b merupakan pilihan yang paling banyak dipilih mahasiswa, yaitu sebanyak 32 orang, sehingga : po = 32 / 85 = 0, H 0 : P = 0, H 1 : P < 0, α = 5 % = 0,05 4. Uji Statistik : Daerah Kritis : Z < -1, Perhitungan : n = 85 n.p 0 = 85. 0,3765 = 32 q 0 = 1 p 0 = 1 0,3765 = 0,6235 Dengan menggunakan persamaan 2.18, maka dapat dihitung nilai x sebagai berikut : Z = x n. p n. p 1,645 = 1,645 =. q x * 0,6235 x 32 19,95 x 32 1,645 = 4,5 x 32 = 1,645. 4,5 x 32 = 7,4 x = 24,6 x

27 x = 25, ini berarti suatu topik baru bisa dikategorikan sebagai topik yang cukup sukar dimengerti oleh mahasiswa kalau jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut minimal 25 orang. Jadi,dapat disimpulkan : 1. Pilihan a ( Mathematical Modelling ) termasuk topik yang relatif mudah dimengerti oleh mahasiswa karena hanya terdapat 13 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 2. Pilihan b ( Bode Plot ) termasuk topik yang relatif sukar dimengerti oleh mahasiswa karena terdapat 32 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 3. Pilihan c ( Root Locus ) termasuk topik yang relatif sukar dimengerti oleh mahasiswa karena terdapat 25 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 4. Pilihan d ( Nyquist Plot ) termasuk topik yang relatif mudah dimengerti oleh mahasiswa karena hanya terdapat 15 orang mahasiswa yang memilih topik tersebut. 8. Contoh aplikasi Sistem Pengaturan Dasar yang mudah dipahami. ( Jenis aplikasi Sistem Pengaturan Dasar apa yang mudah dipahami oleh anda? ) 78

28 SOAL NO : 8 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D PILIHAN Gambar 3.8 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 8 Keterangan : Pilihan a = DC Motor. Pilihan b = Industri Proses. Pilihan c = Pesawat Terbang. Pilihan d = Lain - Lain. Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 8 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa lebih memahami aplikasi Sistem Pengaturan Dasar dalam hal Industri Proses, diikuti dengan DC Motor dan Pesawat Terbang. Masalah masalah mengenai DC Motor dan Industri Proses juga lebih mudah dipahami dibandingkan dengan industri pesawat terbang. Mahasiswa lebih mudah memahami dan membayangkan putaran suatu DC Motor maupun suatu proses dalam industri ( misalnya mengenai liquid level ) dibandingkan 79

29 harus membayangkan massa beban dan kemampuan mengangkat dari suatu pesawat ( dalam industri pesawat terbang ). Pengujian dengan menggunakan statistik : Dari 85 sampel mahasiswa yang diambil, ternyata contoh aplikasi Industri Proses merupakan contoh aplikasi yang cenderung mudah dipahami oleh mahasiswa dengan persentase 41,18 %. Dengan menggunakan taraf keberartian α = 0,05, maka disimpulkan bahwa suatu contoh baru bisa dianggap sebagai contoh aplikasi yang mudah dipahami oleh mahasiswa apabila minimal jumlah mahasiswa yang memilih contoh tersebut adalah sebanyak 28 orang. Hal ini dapat dibuktikan dari perhitungan di bawah ini : Dari grafik, didapatkan data data sebagai berikut : Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan a = 31 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan b = 35 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan c = 13 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan d = 6 orang. Jadi total mahasiswa yang memilih untuk soal no 8 ini adalah 85 orang mahasiswa. Dan pilihan b merupakan pilihan yang paling banyak dipilih mahasiswa, yaitu sebanyak 35 orang, sehingga : 80

30 po = 35 / 85 = 0, H 0 : P = 0, H 1 : P < 0, α = 5 % = 0,05 4. Uji Statistik : Daerah Kritis : Z < -1, Perhitungan : n = 85 n.p 0 = 85. 0,4118 = 35 q 0 = 1 p 0 = 1 0,4118 = 0,5882 Dengan menggunakan persamaan 2.18, maka dapat dihitung nilai x sebagai berikut : 81

31 Z = x n. p n. p 1,645 = 1,645 = 0 0. q 0 x * 0,5882 x 35 20,59 x 35 1,645 = 4,5 x 35 = 1,645. 4,5 x 35 = 7,4 x = 27,6 x 28 x = 28, ini berarti suatu contoh baru bisa dikategorikan sebagai contoh yang mudah dipahami oleh mahasiswa kalau jumlah mahasiswa yang memilih contoh tersebut minimal 28 orang. Jadi,dapat disimpulkan : 1. Pilihan a ( DC Motor ) termasuk contoh yang relatif mudah dipahami oleh mahasiswa karena terdapat 31 orang mahasiswa yang memilih contoh tersebut. 2. Pilihan b ( Industri Proses ) termasuk contoh yang relatif mudah dipahami oleh mahasiswa karena terdapat 35 orang mahasiswa yang memilih contoh tersebut. 3. Pilihan c ( Pesawat Terbang ) termasuk contoh yang relatif sulit dipahami oleh mahasiswa karena hanya terdapat 13 orang mahasiswa yang memilih contoh tersebut. 82

32 4. Pilihan d ( Lain lain ) termasuk contoh yang relatif sulit dipahami oleh mahasiswa karena hanya terdapat 6 orang mahasiswa yang memilih contoh tersebut. Jadi, yang akan dijadikan sebagai contoh ( base ) dalam memberikan penjelasan mengenai Sistem Pengaturan Dasar ini adalah contoh aplikasi yang mudah dipahami oleh mahasiswa, yaitu mengenai DC Motor dan Industri Proses. Dengan menggunakan contoh yang mudah dimengerti oleh mahasiswa, diharapkan mahasiswa lebih bisa mengerti dan memahami topik yang bersangkutan. Contoh aplikasi mengenai DC Motor dan Industri Proses ( dalam hal ini liquid level ) dapat dilihat pada program simulasi tutorial, yang terdapat pada menu soal dan penyelesaian, juga pada menu interaktif. 9.Kesulitan dalam membayangkan materi yang disampaikan oleh dosen. ( Kesulitan kesulitan apa yang paling anda rasakan dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar? ) 83

33 SOAL NO : 9 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D PILIHAN Gambar 3.9 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 9 Keterangan : Pilihan a = Kurang adanya contoh contoh soal. Pilihan b = Sulit utk membayangkan dan memahami materi yang disampaikan dosen. Pilihan c = Sedikitnya referensi. Pilihan d = Lain lain. Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 9 di atas, dapat dilihat terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pilihan b terhadap pilihan a, c dan d. Di mana perbandingannya sekitar 8 berbanding 1. 84

34 Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa lebih sering mengalami kesulitan dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar disebabkan karena sulit untuk membayangkan dan memahami materi yang disampaikan dosen. Pengujian dengan menggunakan statistik (dengan uji menyangkut proporsi) Dari 85 sampel mahasiswa yang diambil, ternyata kesulitan membayangkan dan memahami materi yang disampaikan dosen merupakan kesulitan terbesar yang dirasakan oleh mahasiswa dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar, dengan persentase 73%. Dengan menggunakan taraf keberartian α = 0,05, maka disimpulkan bahwa suatu hal baru bisa dianggap sebagai kesulitan dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar apabila minimal jumlah mahasiswa yang memilih topik tersebut adalah sebanyak 56 orang. Hal ini dapat dibuktikan dari perhitungan di bawah ini : Dari grafik, didapatkan data data sebagai berikut : Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan a = 9 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan b = 62 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan c = 7 orang. Jumlah mahasiswa yang memilih pilihan d = 7 orang. Jadi total mahasiswa yang memilih untuk soal no 9 ini adalah 85 orang mahasiswa. 85

35 Dan pilihan b merupakan pilihan yang paling banyak dipilih mahasiswa, yaitu sebanyak 62 orang, sehingga : po = 62 / 85 = 0,73 1. H 0 : P = 0,73 2. H 1 : P < 0,73 3. α = 5 % = 0,05 4. Uji Statistik : Daerah Kritis : Z < -1, Perhitungan : n = 85 n.p 0 = 85. 0,73 = 62 q 0 = 1 p 0 = 1 0,73 = 0,27 Dengan menggunakan persamaan 2.18, maka dapat dihitung nilai x sebagai berikut : 86

36 Z = x n. p n. p 1,645 = 1,645 = 0 0. q 0 x * 0,27 x 62 16,74 x 62 1,645 = 4,1 x 62 = 1,645. 4,1 x 62 = 6,7 x = 55,3 x 56 x = 56, ini berarti suatu hal baru bisa dikategorikan sebagai kesulitan dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar kalau jumlah mahasiswa yang memilih hal tersebut minimal 56 orang. Jadi,dapat disimpulkan : 1. Pilihan a ( kurang adanya contoh contoh soal ) termasuk kesulitan yang kurang begitu dirasakan oleh mahasiswa dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar, karena hanya terdapat 9 orang mahasiswa yang memilih hal tersebut. 2. Pilihan b ( sulit untuk membayangkan dan memahami materi yang disampaikan oleh dosen ) termasuk kesulitan yang relatif sering dirasakan oleh mahasiswa dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar, karena terdapat 62 orang mahasiswa yang memilih hal tersebut. 3. Pilihan c ( sedikitnya referensi ) termasuk kesulitan yang kurang begitu dirasakan oleh mahasiswa dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar, karena hanya terdapat 7 orang mahasiswa yang memilih hal tersebut. 87

37 4. Pilihan d ( lain - lain ) termasuk kesulitan yang kurang begitu dirasakan oleh mahasiswa dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar, karena hanya terdapat 7 orang mahasiswa yang memilih hal tersebut. Hal ini mungkin bisa di atasi dengan bantuan perangkat ajar ( program simulasi ) yang dapat memberikan penjelasan secara visual dan interaktif. Penjelasan visual di sini maksudnya adalah penjelasan yang disertai dengan gambar, grafik, ataupun dengan animasi. Sementara interaktif di sini maksudnya adalah user ( pemakai perangkat ajar) dapat memberikan input input yang dikehendakinya untuk melihat bagaimana output yang dihasilkannya ( di mana sebelumnya input yang boleh dimasukkan oleh user telah dibatasi nilainya oleh pembuat perangkat ajar ). 10. Dukungan suatu perangkat ajar yang bisa membantu mengatasi kesulitan belajar Sistem Pengaturan Dasar. ( Menurut anda, apakah dengan adanya perangkat ajar dalam bentuk software akan memberikan manfaat dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar? ) 88

38 SOAL NO : 10 JUMLAH MAHASISWA PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D 0 PILIHAN Gambar 3.10 Grafik untuk jawaban pertanyaan no : 10 Keterangan : Pilihan a = Tidak memberikan manfaat. Pilihan b = Sedikit memberikan manfaat. Pilihan c = Cukup memberikan manfaat. Pilihan d = Sangat memberikan manfaat. Dari grafik untuk jawaban pertanyaan no : 10 di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menginginkan dibuatnya suatu perangkat ajar karena perangkat ajar dalam bentuk software berguna bagi mereka dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar. Dari 10 pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang terdapat pada mahasiswa jurusan Sistem Komputer sebagai berikut : 89

39 Bahwa sebagian besar mahasiswa memahami mata kuliah dengan cara membaca transparansi dan menghafal soal-soal latihan, sehingga mahasiswa tersebut tidak menguasai teori teori yang ada. Mahasiswa bisa saja menjawab soal soal latihan yang ada, tetapi tidak mengetahui apa maksud dari jawabannya. Bahwa sebagian besar mahasiswa menggunakan referensi belajar dari transparansi. Bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan untuk materi Bode Plot. Hal ini bisa dilihat dari kuisioner no : 5, 6 dan 7. Dari kuisioner no : 5, yang menempati posisi terakhir untuk topik yang paling menarik perhatian mahasiswa adalah materi Bode Plot. Atau dengan kata lain, materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa adalah materi Bode Plot. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa materi Bode Plot juga merupakan materi yang akan sulit dikuasai oleh mahasiswa. Dari kuisioner no : 6, yang menempati posisi terakhir untuk topik yang paling dikuasai mahasiswa adalah materi Bode Plot. Atau dengan kata lain, materi yang paling tidak dikuasai mahasiswa adalah materi Bode Plot. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa materi Bode Plot juga merupakan materi yang paling tidak menarik perhatian mahasiswa. Dari hasil kuisioner no : 7, yang menempati posisi pertama untuk topik yang paling sukar dimengerti oleh mahasiswa adalah materi Bode Plot. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi Bode Plot merupakan materi yang paling sukar untuk dimengerti oleh mahasiswa. 90

40 Bahwa sebagian besar mahasiswa lebih sering mengalami kesulitan dalam mempelajari Sistem Pengaturan Dasar disebabkan karena sulit untuk membayangkan dan memahami materi yang disampaikan dosen. Jika masalah-masalah di atas selalu terjadi, maka mahasiswa tersebut akan semakin tertinggal banyak materi. Untuk itu, dari hasil perumusan masalah di atas, maka diajukan suatu saran untuk mengurangi masalah-masalah yang dihadapi dalam mempelajari mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar, yaitu dengan suatu program perangkat ajar, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa sesuai dengan hasil kuisioner yang diperoleh, walaupun tidak 100% dapat menggantikan peranan dosen dalam menyampaikan materi di kelas. Karena untuk menggunakan perangkat ajar, mahasiswa tentunya memerlukan komputer, hal ini tidak menjadi bermasalah karena dari hasil kuisioner no : 1 dan 2 kita bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai komputer dan mengakses komputer dari rumahnya masing-masing. 3.4 Perancangan Perangkat Ajar Sebagai gambaran umum, sistem pengajaran di Indonesia, lebih menekankan bertemunya antara dosen dan para mahasiswa di dalam suatu ruangan kuliah untuk belajar. 91

41 Sistem seperti ini cenderung kurang begitu efektif karena banyak kelemahannya, seperti berikut : Lebih terikat waktu. Dosen dan para mahasiswa bertemu di dalam ruangan kuliah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila dosen berhalangan hadir ( dan tidak ada dosen pengganti ), maka otomatis mahasiswa tidak belajar. Waktu yang terbatas. Waktu yang terbatas untuk pertemuan antara dosen dengan mahasiswa di ruang kuliah menyebabkan materi yang disampaikan dosen juga menjadi terbatas. Ini bisa mengakibatkan mahasiswa tidak memahami secara mendalam materi tersebut. Sarana pengajaran yang kurang optimal. Sarana pengajaran yang kurang optimal, seperti papan tulis ( white board ), spidol, OHP kurang membantu dosen untuk menerangkan suatu mata kuliah yang mungkin memerlukan pemberian contoh yang nyata. Sedangkan kalau dibandingkan dengan Universitas luar negeri, metode pengajarannya agak berbeda dengan universitas universitas yang ada di Indonesia. Di Universitas luar negeri, mahasiswa tidak terlalu bergantung pada dosen. Tatap muka antara dosen dan mahasiswa di dalam ruang kuliah juga jarang, karena Universitas luar negeri lebih menekankan sistem pembelajaran yang mandiri, di mana mahasiswanya lebih banyak belajar sendiri daripada mendengarkan langsung apa yang disampaikan oleh dosen di ruang kuliah. Apabila nantinya ada masalah 92

42 yang ditemui, mereka baru menanyakannya kepada sesama teman atau kepada dosen yang bersangkutan. Rata rata Universitas di luar negeri memiliki CourseTool, yaitu suatu alat bantu ajar yang bisa dipakai oleh mahasiswa mahasiswanya untuk belajar kapan saja dan di mana saja dia berada. Dengan menggunakan CourseTool tersebut, mahasiswanya dapat langsung mengakses bahan / informasi yang dibutuhkan, juga dapat saling menukar informasi / pengetahuan antara sesama mahasiswa dan juga antara mahasiswa dengan dosen. Dari perbandingan antara universitas di Indonesia dengan universitas di luar negeri di atas, maka yang dapat diambil dari metode pengajaran di Universitas luar negeri untuk diterapkan di Indonesia adalah suatu sistem pengajaran di mana dosen dan mahasiswa tidak harus bertemu secara langsung untuk belajar. Atau dengan kata lain, menggunakan suatu perangkat ajar. Di mana perangkat ajar ini minimal bisa membantu mahasiswa memahami suatu mata kuliah. Di samping itu, perangkat ajar ini juga bisa membantu dosen dalam menerangkan suatu materi yang memerlukan aplikasi contoh nyata dan visualisasi, karena mahasiswa tersebut bisa langsung melihat pada perangkat ajar yang dijalankan di komputer Berdasarkan analisa permasalahan pada bab 3.3, maka diusulkan suatu program simulasi ( perangkat ajar ) yang bisa mengurangi masalah-masalah yang dihadapi dalam mempelajari mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar. Dari hasil analisa permasahan di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan pengertian atau penambahan beberapa materi. Penambahan materi tersebut akan dimasukkan ke dalam perangkat ajar yang akan dirancang. 93

43 Berikut ini adalah beberapa penambahan materi yang akan dimasukkan ke dalam perangkat ajar, yaitu : Respon Waktu ( Time Response) Respon waktu sistem kontrol terbagi menjadi 2, yaitu Respon Transien dan Respon Steady-State. a) Respon Transien Respon transien merupakan respon yang berlangsung dari keadaan awal sampai keadaan steady state. Transien bersifat dinamis, di mana kondisi variabel-variabel akan berubah terhadap waktu. Sinyal masukkan yang digunakan untuk menganalisa karakteristik sistem dapat digunakan sinyal uji. Sinyal uji merupakan fungsi waktu yang sangat sederhana. Sinyal masukkan uji (test input signals) yang biasa digunakan adalah fungsi tangga, fungsi ramp, fungsi percepatan, fungsi impuls, fungsi sinusoidal. Respon transien dapat menganalisa sistem ordo satu, dua, hingga sistem ordo tinggi. b) Respon Steady State Respon steady state (respon keadaan tunak) sering disebut solusi khusus dari sebuah sistem yan dinyatakan oleh persamaan differensial. Respon steady state merupakan perilaku sistem jika t mendekati tak berhingga. Kondisi variabel dari steady state tidak bergantung waktu. 94

44 Respon Frekuensi ( Frequency Response) Karakteristik sebuah sistem fisis dinyatakan secara matematis oleh persamaan differensial untuk menganalisis kinerja sebuah sistem dalam time domain. Tetapi solusi persamaan differensial tidak selalu mudah diperoleh. Jika persamaan differensial ini diselesaikan dan ternyata responnya tidak memenuhi spesifikasi, tidak mudah menetapkan cara bagaimana sistem tersebut harus diubah untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Respon frekuensi sebagai salah satu cara dalam meramalkan dan mengatur kinerja sebuah sistem tanpa mencari solusi persamaan differensial. Respon frekuensi merupakan respon keadaan tunak (steady state) suatu sistem terhadap masukkan sinusoidal. Respon frekuensi digunakan untuk menilai (evaluasi) kinerja sebuah sistem pada frekuensi-frekuensi tertentu. Selain itu, dapat juga menganalisis pengaruh derau (noise) terhadap sistem tersebut. Agar mahasiswa lebih mudah memahami respon frekuensi, maka dibuat interaktif dengan cara mengubah ubah nilai frekuensi masukkannya yang berbentuk sinusoidal, sehingga dapat dilihat perbedaan nilai penguatan ( gain ) yang didapat, dan juga dapat melihat perbedaan nilai fasa yang didapat. Keuntungan menggunakan metode respon frekuensi : - Dalam menganalisa kestabilan, tidak perlu menentukan akar-akar persamaan karakteristik. 95

45 - Pengujian frekuensi pada umumnya sederhana dan dapat dilakukan secara teliti dengan menggunakan pembangkit sinyal sinusoidal yang telah tersedia dan alat-alat ukur yang teliti. Model Matematika Model matematika dari sistem dinamika merupakan sejumlah persamaan yang menggambarkan dinamika dari sistem secara tepat atau cukup baik. Model matematika memiliki banyak bentuk yang berbeda-beda, tergantung dari sistem yang ada. Dinamika terdapat banyak sistem, jadi untuk menjelaskan dapat menggunakan bentuk persamaan differensial, di mana persamaan differensial dapat diperoleh dengan menggunakan hukum fisika. Analisis dan perencanaan suatu sistem dapat dinyatakan dan dilakukan secara matematis. Dalam analisis sistem dapat terjadi dalam domain waktu dan domain frekuensi. Domain waktu biasanya dinyatakan oleh persamaan linier atau persamaan differensial, sedangkan domain frekuensi biasanya dinyatakan dalam bentuk fungsi Laplace. Pada umumnya, dalam menyelesaikan suatu persoalan baru, pertama kali diinginkan untuk menbuat model yang disederhanakan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran umum dari jawab persoalan. Selanjutnya dapat dibuat model matematika yang lebih lengkap untuk analisis yang lebih lengkap. Secara matematis, sistem dapat dibagi atas : a. Sistem linier b. Sistem non linier 96

46 a) Sistem Linier Sebuah sistem dikatakan linier, jika hubungan antara suatu variabel terhadap variabel lainnya atau antara keluaran atau masukkan adalah linier dalam suatu daerah terbatas. Pada sistem linier berlaku prinsip superposisi yang menyatakan bahwa jika sebuah sistem yang mempunyai 2 atau lebih masukkan terpisah menghasilkan masing-masing keluaran, maka penjumlahan dari masingmasing masukkan tersebut akan menghasilkan penjumlahan pada masingmasing keluaran. X 1 (t) X 2 (t) Sistem Linier Y 1 (t) Y 2 (t) Jika Y 1 (t) adalah keluaran X 1 (t), dan Y 2 (t) adalah keluaran X 2 (t), maka untuk sistem linier : Y 1 (t) + Y 2 (t) adalah keluaran dari X 1 (t) + X 2 (t) b) Sistem Non Linier Sebuah sistem dikatakan non linier, jika prinsip superposisi tidak dapat diterapkan. Tanggapan terhadap 2 masukkan tidak dapat dihitung dengan mengukur 1 masukkan pada suatu waktu tertentu dan menambah hasilnya. Nyquist Plot 97

47 Nyquist merupakan metode grafik untuk menentukan kestabilan mutlak dan relatif dari sistem pengendalian loop tertutup berdasarkan grafik G(jω)H(jω) dalam koordinat polar. Diagram Nyquist disebut juga diagram polar / diagram kutub. Jika sebuah fungsi alih dalam domain s Laplace dinyatakan oleh G(s), maka domain frekuensi dinyatakan oleh G(jω). Fungsi ini dapat dituliskan dalam koordinat polar menjadi : G(jω) = G(jω) φ G(jω) : nilai mutlak G(jω) φ : sudut fasa Diagram Nyquist dibagi dalam 2 jenis, yaitu diagram kutub langsung (direct polar plot) dan diagram kutub balik (invers polar plot). Kriteria Nyquist digunakan untuk menentukan stabilitas sebuah sistem dalam domain frekuensi. Bode Plot Bode plot merupakan tanggapan frekuensi untuk menganalisis sistem pengaturan dengan memplot. A sin ωt System A sin( ) 0 1 ω t + φ Bode plot terdiri dari 2 kurva, yaitu Magnitude terhadap frekuensi dan sudut fasa terhadap frekuensi, seperti terlihat pada gambar

48 Agar frekuensi jangkauan yang dianalisis lebar digunakan skala logaritmik untuk frekuensi (sumbu mendatar / absis), baik untuk plot magnitude dan sudut fasa. Agar magnitude dapat memuat penguatan yang besar pada skala linier (sumbu tegak/ordinat), maka pada magnitude dibuat dalam skala decibel (db). Diagram bode, menggambarkan penguatan / gain, dan sudut fasa fungsi alih lup terbuka, yaitu G(s)H(s) terhadap frekuensi masukkan yang berubah-ubah. M(dB) φ ω( freq) 0 o ω Penguatan Sudut fasa Gambar 3.11 Kurva Magnitude terhadap frekuensi dan sudut fasa terhadap frekuensi Agar mahasiswa lebih mudah memahami bode plot, maka diberikan nilai frekuensi ( sebagai input ) yang dapat diubah ubah nilainya, untuk melihat perbedaan penguatan ( gain ) dan sudut fasanya. Root Locus Root Locus atau metode tempat kedudukan akar merupakan suatu metode grafis untuk mencari akar-akar persamaan karakteristik. Root Locus penting untuk dipelajari, karena setelah didapatkan akar akar persamaan karakteristik, maka akar akar tersebut bisa digambarkan secara 99

49 grafis pada bidang s. Tempat ( posisi ) akar akar ini bisa berubah pada bidang s, dikarenakan berubahnya faktor gain ( K = penguatan ). Untuk itu, di dalam perangkat ajar dimungkinkan untuk mengubah nilai faktor gain, dari nol sampai menjadi suatu nilai tertentu (dibatasi). Nilai gain di sini dibatasi dengan tujuan untuk mempermudah komputasi. Selain itu, untuk nilai gain yang tak terhingga juga tidak mungkin didapatkan, sehingga diambil suatu nilai tertentu untuk mewakili nilai tak terhingga tersebut. Dengan menggunakan simulasi perangkat ajar yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut maka mahasiswa tersebut dapat lebih memahami pengertian dan aplikasi dari suatu topik yang terdapat dalam mata kuliah tersebut. Mahasiswa tersebut tidak hanya bisa mengerjakan latihan latihan soal yang ada, tetapi juga bisa mengerti apa maksud dari jawaban yang dia dapatkan dari hasil latihan soalnya. Perangkat ajar yang dirancang merupakan suatu program simulasi perangkat ajar. Agar mahasiswa lebih bisa memahami mata kuliah tersebut, maka akan ditambahkan dengan menu interaktif. Ini tentunya akan lebih membantu mahasiswa yang kesulitan memahami suatu materi yang disampaikan oleh dosen. Di samping itu, dalam perangkat ajar yang akan dirancang itu, akan lebih difokuskan pada materi yang dirasakan oleh mahasiswa sebagai materi yang paling susah untuk dimengerti. Dalam hal ini, untuk materi tersebut yaitu Bode Plot, penjelasannya akan lebih dipertajam ( diperjelas ) dan kalau perlu disertai grafik, gambar, ataupun animasi. 100

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Perangkat Ajar Dalam perancangan dan pembuatan perangkat ajar ini membutuhkan perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

Lebih terperinci

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan Tanggapan Frekuensi 46 3 Tanggapan Frekuensi 3.. Pendahuluan Dalam bab 3, kita telah membahas karakteritik suatu sistem dalam lingkup waktu dengan masukan-masukan berupa fungsi step, fungsi ramp, fungsi

Lebih terperinci

Kriteria Nyquist. Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam

Kriteria Nyquist. Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam Kriteria Nyquist Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam gambar. Persamaan karakteristik sistem diberikan oleh persamaan + G(s)H(s) 0 Persamaan ini menetukan stabilitas

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin. SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI Fatchul Arifin fatchul@uny.ac.id PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Diagram Nyquist

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Diagram Nyquist Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya MATERI Diagram Nyquist Tanggapan frekuensi suatu sistem adalah tanggapan keadaan tunak sistem terrhadap sinyal masukan sinusoidal. Metode tanggapan frekuensi

Lebih terperinci

METODA TANGGAPAN FREKUENSI

METODA TANGGAPAN FREKUENSI METODA TANGGAPAN FREKUENSI 1. Pendahuluan Tanggapan frekuensi adalah tanggapan keadaan mantap suatu sistem terhadap masukan sinusoidal. Dalam metoda tanggapan frekuensi, frekuensi sinyal masukan dalam

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI Pendahuluan Tahap Awal Desain Kompensasi Lead Kompensasi Lag Kompensasi Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID Hubungan antara Kompensator Lead, Lag & Lag-Lead

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini SISTEM KENDALI; Disertai Contoh Soal dan Penyelesaian, oleh Made Santo Gitakarma, S.T., M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

Desain Sistem Kendali Rotary Pendulum dengan Sliding-PID

Desain Sistem Kendali Rotary Pendulum dengan Sliding-PID Desain Sistem Kendali Rotary Pendulum dengan Sliding-PID Oleh: Muntari (2106 100 026) Pembimbing: Hendro Nurhadi, Dipl.-Ing., Ph.D. 1 Seminar Proposal Tugas Akhir S1 Teknik Mesin 19 Juli 2013 Pendahuluan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KENDALI

ANALISIS SISTEM KENDALI ANALISIS SISTEM KENDALI PENDAHULUAN ANALISIS WAKTU ALIH Tanggapan Waktu Alih Orde 1 Tanggapan Waktu Alih Orde Spesifikasi Tanggapan Waktu Alih Penurunan Rumus Spesifikasi Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

Lebih terperinci

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU TUGAS PAPER ANALISA DISAIN SISTEM PENGATURAN Oleh: FAHMIZAL(2209 05 00) Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Elektro ITS Surabaya Identifikasi plant Identifikasi

Lebih terperinci

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali PENDAHULUAN Beberapa istilah pada karakteristik tanggapan : Sistem : kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama dan membentuk suatu

Lebih terperinci

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols TANGGAPAN FREKUENSI Analisis Tanggapan Frekuensi Penggambaran Bode Plot Polar Plot / Nyquist Plot Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols Plot Kriteria Kestabilan Nyquist Beberapa Contoh Analisis Kestabilan

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN. Fatchul Arifin. Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol.

ANALISA KESTABILAN. Fatchul Arifin. Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol. ANALISA KESTABILAN Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) Pole, Zero dan Pole-Zero Plot Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol. Nilai nol dari numerator disebut ZERO

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS Materi VI ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS Kestabilan merupakan hal terpenting dalam sistem kendali linear. Kestabilan sebuah sistem ditentukan oleh tanggapannya terhadap masukan atau gangguan.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Computer Aided Instruction Sejarah Perkembangan CAI (Perangkat Ajar)

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Computer Aided Instruction Sejarah Perkembangan CAI (Perangkat Ajar) BAB LANDASAN TEORI.1 Computer Aided Instruction (CAI).1.1 Pengertian Computer Aided Instruction Computer Aided Instruction merupakan suatu perangkat ajar yang memanfaatkan komputer untuk menyampaikan bahan-bahan

Lebih terperinci

Analisa Response Waktu Sistem Kendali

Analisa Response Waktu Sistem Kendali Analisa Response Waktu Sistem Kendali Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) Sebelum dianalisa, suatu system harus dimodelkan dalam model Matematik. Selanjutnya kita akan melihat bagaimanakah performance dari

Lebih terperinci

Model Matematika dari Sistem Dinamis

Model Matematika dari Sistem Dinamis Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 () Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 1 / 60 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari komputer, sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari komputer, sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era yang terus berkembang ini, beberapa kegiatan tidak pernah lepas dari komputer, sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh manusia berhubungan oleh

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI, oleh Heru Dibyo Laksono, M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ;

SISTEM KENDALI, oleh Heru Dibyo Laksono, M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; SISTEM KENDALI, oleh Heru Dibyo Laksono, M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262; Fax: 0274-4462136 E-mail: info@grahailmu.co.id Hak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Kegiatan Belajar Mengajar Secara Umum Momentum Dalam Mata. Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Umum

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Kegiatan Belajar Mengajar Secara Umum Momentum Dalam Mata. Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Umum 31 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Kegiatan Belajar Mengajar Secara Umum Momentum Dalam Mata Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Umum Dalam mata pelajaran fisika pada bab

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE TRANSFORMASI LAPLACE SISTEM KENDALI KLASIK Pemodelan Matematika Analisis Diagram Bode, Nyquist, Nichols Step & Impulse Response ain / Phase Margins Root Locus Disain Simulasi SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP

Lebih terperinci

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6 Kesalahan Tunak (Steady state error) Review Perancangan dan analisis sistem kontrol 1. Respons transien : orde 1 : konstanta waktu, rise time, setting time etc; orde 2: peak time, % overshoot etc 2. Stabilitas

Lebih terperinci

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( )

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( ) Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST (218 1 165) Latar Belakang Indonesia memiliki bentangan wilayah yang luas. Satelit tersusun atas beberapa

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH...iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

LAMPIRAN A MATRIKS LEMMA

LAMPIRAN A MATRIKS LEMMA LAMPIRAN A MATRIKS LEMMA Dengan menganggap menjadi sebuah matriks dengan dimensi, dan adalah vektor dari dimensi, maka didapatkan persamaan: (A.1) Dengan menggunakan persamaan (2.32) dan (2.38), didapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI

ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 3 November 0 EL305 Sistem Kendali Respon Sistem Input tertentu (given input) Output = Respon

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan ROOT LOCUS Pendahuluan Dasar Root Locus Plot Root Locus Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus Root Locus Melalui MATLAB Kasus Khusus Analisis Sistem Kendali Melalui Root Locus Root Locus untuk Sistem dengan

Lebih terperinci

Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 8

Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 8 Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Pendahuluan Metode lokasi akar-akar 1. Metode lokasi akar-akar dapat digunakan untuk melukiskan secara kualitatif unjuk kerja sistem kontrol jika beberapa parameter

Lebih terperinci

RESPON / TANGGAPAN FREKUENSI

RESPON / TANGGAPAN FREKUENSI Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya RESPON / TANGGAPAN FREKUENSI Diagram Nyquist Kriteria Kestabilan Nyquist Daftar Isi Diagram Nyquist Kriteria Kestabilan Nyquist Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1 Spesifikasi Sistem Respon Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY Bab 8 1 Pendahuluan Dari pelajaran terdahulu, rumus umum fungsi transfer order ke dua adalah : dimana bentuk responnya ditentukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4 Respons Sistem dalam Domain Waktu Respons sistem dinamik Respons alami Respons output sistem dinamik + Respons paksa = Respons sistem Zero dan Pole Sistem Dinamik Pole suatu sistem dinamik : akar-akar

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN RISET OPERASI UNTUK METODE DUALITY LINIER PROGRAMMING BERBASIS MULTIMEDIA

MEDIA PEMBELAJARAN RISET OPERASI UNTUK METODE DUALITY LINIER PROGRAMMING BERBASIS MULTIMEDIA MEDIA PEMBELAJARAN RISET OPERASI UNTUK METODE DUALITY LINIER PROGRAMMING BERBASIS MULTIMEDIA 1 Anis Febriana Sari (07018176), 2 Ardi Pujiyanta(0529056601) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS RENCANA PEMBELAJARAN SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS 4 sks Mg. Ke Spesific Learning Objective Materi Pembelajaran IndikatorPencapaian Aktivitas Pembelajaran Mhs. Asesmen (Sub-Kompetensi) 1, 2 Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011 PERANCANGAN DAN PENALAAN PENGENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIF MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT This paper describes how to design and to adjust parameters of the PID Controller in order to

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam mengintegrasikan komponen

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Kriteria Kestabilan Nyquist

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Kriteria Kestabilan Nyquist Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya MATERI Kriteria Kestabilan Nyquist Respon frekuensi suatu sistem adalah respon keadaan tunak sistem teerhadap sinyal masukan sinusoidal. Metode respon frekuensi

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E113601 / Semester 5/ Sistem KENDALI Revisi ke : Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 28 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Aplikasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektakuler seperti special efek dari film-film

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

Konsep Umum Sistem Kontrol

Konsep Umum Sistem Kontrol Konsep Umum Sistem Kontrol 1 1 Konsep Umum Sistem Kontrol 1.1. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban manusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformasi Laplace Salah satu cara untuk menganalisis gejala peralihan (transien) adalah menggunakan transformasi Laplace, yaitu pengubahan suatu fungsi waktu f(t) menjadi

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 1 Sinyal Deterministik TKE 2403 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 1 Sinyal Deterministik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 1

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI Amplitude To: Y() MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI 0.9 Step Response From: U() 0.8 0.7 osillatory 0.6 0.5 underdamped 0.4 0.3 overdamped 0.2 0. ritially damped 0 0 5 0 5 20 Time (se.) LABORATORIUM

Lebih terperinci

Contoh Sistem Skalar Tingkat Pertama 15

Contoh Sistem Skalar Tingkat Pertama 15 DAFTAR ISI 1 Sistem Pengaturan Otomatis 1 1.1 AplikasiPengaturan Otomatis 1 1.2 Model Sistem Pengaturan 3 DefinisiUmum mengenai Sistem Pengaturan 3 Contoh 1.2-1 Model Kereta Api Mainan 6 Sistem Pengaturan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI LAG, LEAD, DAN LAG-LEAD POSISI MOTOR DC SECARA DISKRIT MENGGUNAKAN MATLAB

PERANCANGAN PENGENDALI LAG, LEAD, DAN LAG-LEAD POSISI MOTOR DC SECARA DISKRIT MENGGUNAKAN MATLAB Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor, Maret 006 ISSN : 1858-3709 PERANCANGAN PENGENDALI LAG, LEAD, DAN LAG-LEAD POSISI MOTOR DC SECARA DISKRIT MENGGUNAKAN MATLAB Oleh : Yulastri Zulharbi Suar Julsam

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI Amplitude To: Y(1) MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI 0.9 Step Response From: U(1) 0.8 0.7 oscillatory 0.6 0.5 underdamped 0.4 0.3 overdamped 0.2 0.1 critically damped 0 0 5 10 15 20 Time (sec.) LABORATORIUM

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183. Beban studi: 3 (tiga) sks

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183. Beban studi: 3 (tiga) sks RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183 Beban studi: 3 (tiga) sks PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

I. SISTEM KONTROL. Plant/Obyek. b. System terkendali langsung loop tertutup, dengan umpan balik. sensor

I. SISTEM KONTROL. Plant/Obyek. b. System terkendali langsung loop tertutup, dengan umpan balik. sensor I. SISTEM KONTROL I.Konsep dan Penegrtian Sistem Kontrol Cerita kasus : kehidupan sehari-hari, - Kasus Pendingin - Kasus kecepatan - Kasus pemanas - Kasus lainnya ( Sistem Komunikasi ) I.. System terkontrol/terkendali

Lebih terperinci

Bab III Respon Sinusoidal

Bab III Respon Sinusoidal Bab III Respon Sinusoidal Sinyal sinusiodal digunakan sebagai input ui terhadap kinera sistem, misal untuk mengetahui respon frekuensi, distorsi harmonik dan distorsi intermodulasi... Bentuk Amplituda-fasa

Lebih terperinci

(4 SKS DAN 3 SKS) MK. SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS KULIAH DARING INDONESIA PANDUAN BELAJAR.

(4 SKS DAN 3 SKS) MK. SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS KULIAH DARING INDONESIA PANDUAN BELAJAR. PANDUAN BELAJAR MK. SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS (4 SKS DAN 3 SKS) KULIAH DARING INDONESIA www.pditt.belajar.kemdikbud 1 Panduan Belajar pditt.belajar.kemdikbud.go.id - SPO Contact p3ai@its.ac.id MK Daring

Lebih terperinci

REZAN NURFADLI EDMUND NIM.

REZAN NURFADLI EDMUND NIM. MEKATRONIKA Disusun oleh : REZAN NURFADLI EDMUND NIM. 125060200111075 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Respon berasal

Lebih terperinci

Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System

Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System Indrazno Siradjuddin April 8, 2017 1 Bilangan Kompleks (a) Koordinat cartesian (b) Koordinat polar Gambar 1: Representasi bilangan kompleks dalam

Lebih terperinci

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya). Nama NIM/Jur/Angk : Ardian Umam : 35542/Teknik Elektro UGM/2009 Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 5 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Ke-Dua 5.1. Rangkaian Orde Kedua Dengan Pole Riil

Lebih terperinci

PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier

PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra hanyf@petra.ac.id Abstrak Dalam mempelajari Sistem Linier, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai gejala alam menampilkan perilaku yang rumit, tidak dapat diramalkan dan tampak acak (random). Keacakan ini merupakan suatu yang mendasar, dan tidak akan hilang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FUG1A3 FISIKA 1 Disusunoleh: Suwandi, M.Si PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya

Lebih terperinci

Bab 4 HASIL SIMULASI. 4.1 Pengontrol Suboptimal H

Bab 4 HASIL SIMULASI. 4.1 Pengontrol Suboptimal H Bab 4 HASIL SIMULASI Persamaan ruang keadaan untuk manipulator fleksibel telah diturunkan pada Bab 3. Selanjutnya adalah melihat perilaku dari keluaran setelah ditambahkannya pengontrol pada sistem. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

PRESENTASI. Fakultas Teknik Elektro

PRESENTASI. Fakultas Teknik Elektro PRESENTASI 1 TUJUAN Media melatih kemampuan verbal dalam menyampaikan pokok-pokok pikiran rencana penelitian maupun hasil penelitian (jika telah selesai). Menyampaikan secara lisan proposal penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v vi vii x xv xviii BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada penerima informasi. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada penerima informasi. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah proses pembelajaran dari tidak tahu menjadi tahu atau proses penyampaian informasi dari sumber informasi melalui media tertentu kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai pandangan awal persoalan yang terjadi dalam penulisan laporan tugas akhir, berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup

Lebih terperinci

Lampiran. Defenisi dan persamaan untuk penurunan kestabilan longitudinal. Simbol Defenisi Origin Persamaan Harga Khas C. Variasi dari hambatan (drag)

Lampiran. Defenisi dan persamaan untuk penurunan kestabilan longitudinal. Simbol Defenisi Origin Persamaan Harga Khas C. Variasi dari hambatan (drag) Lampiran Tabel 1 Defenisi dan persamaan untuk penurunan kestabilan longitudinal Simbol Defenisi Origin Persamaan Harga Khas C x u U F Variasi dari hambatan (drag) x C -0.05 D Sq u dan dorongan terhadap

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) STRATEGI PEMBELAJARAN. LCD dengan mata kuliah lainnya serta tujuan dari pembelajaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) STRATEGI PEMBELAJARAN. LCD dengan mata kuliah lainnya serta tujuan dari pembelajaran Mata kuliah TEKNIK KENDALI Kode Mata Kuliah/SKS EES 4353/ 3 SKS 3 Waktu Pertemuan 3 X 50 menit = 50 menit 4 Pertemuan-ke ( satu) Mahasiswa dapat memahami sejarah, keperluan dan aplikasi sistem kedali pada

Lebih terperinci

SILABUS (DASAR SISTEM KONTROL) Semester IV Tahun Akademik 2015/2016. Dosen Pengampu : Ikhwannul Kholis, S.T, M.T / Syah Alam, S.

SILABUS (DASAR SISTEM KONTROL) Semester IV Tahun Akademik 2015/2016. Dosen Pengampu : Ikhwannul Kholis, S.T, M.T / Syah Alam, S. UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 194 JAKARTA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO STRATA SATU FT/E/S2/3/2016 Revisi : 03 SILABUS (DASAR SISTEM KONTROL) Semester IV Tahun Akademik 201/2016 Dosen Pengampu

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem Analisa Respon Sistem Analisa Respon sistem digunakan untuk: Kestabilan sistem Respon Transient System Error Steady State System Respon sistem terbagi menjadi

Lebih terperinci

SUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA

SUMBER: Arwin DW, TEKNOLOGI SIMULATOR PESAWAT TERBANG DARI MASA KE MASA DEFINISI DAN ISTILAH PEMODELAN DAN SIMULASI Pemodelan dan Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI MODEL adalah representasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata (realita PEMODELAN adalah tahapan atau

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INFORMATIKA S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER Dosen:, S.Kom., M.T.I. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 2016 TOPIC & SCHEDULE Minggu 1 (23-Feb-16): Pengenalan Interaksi Manusia dan

Lebih terperinci

Sistem dan Teknologi Informasi Korporat

Sistem dan Teknologi Informasi Korporat SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah: IF0794/4 sks Program Studi: S1 Sistem Informasi INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940,

Lebih terperinci

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 )

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 ) Perkuliahan Pemodelan dan Simulasi (FI-476 ) Topik hari ini (minggu 1): Silabus Pendahuluan Silabus Identitas Mata Kuliah Nama/Kode : Pemodelan dan Simulasi / Fi 476 Jumlah SKS Semester Kelompok : 3 SKS

Lebih terperinci

TEKNIK SISTEM KONTROL

TEKNIK SISTEM KONTROL Pendahuluan i i Teknik Sistem Kontrol Daftar Isi iii TEKNIK SISTEM KONTROL Oleh : Sulasno Thomas Agus Prayitno Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta 2006 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Konsep sinyal dan sistm Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat memaparkan tentang konsep dasar sinyal dan sistem, dasar-dasar sinyal dan sistem. Jumlah : 1 (satu) kali dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia komputer telah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan oleh komputer. Pekerjaan-pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada konsep komunikasi data suatu sistem komputer terdapat banyak sekali konversi-konversi yang terjadi. Sinyal-sinyal yang terbentuk akan tergantung pada pemilihan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan teknologi meningkat dengan sangat pesat. Hal itu dikarenakan pekerjaan akan terasa lebih mudah jika diselesaikan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013 PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM FISIS MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT Physical systems can be analyzed its performance through experiments and model of the physical systems. The physical systems

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

BALIKAN (FEEDBACK) V I. BALIKAN. GAMBAR 15.1 SKEMA RANGKAIAN DASAR BALIKAN

BALIKAN (FEEDBACK) V I. BALIKAN. GAMBAR 15.1 SKEMA RANGKAIAN DASAR BALIKAN BALIKAN (FEEDBACK) V I. BALIKAN. GAMBAR 15.1 SKEMA RANGKAIAN DASAR BALIKAN 15 BALIKAN (FEEDBACK) 15.1 Dasar Penguat Balikan Karena sebuah transistor dapat memberikan penguatan > 100 kali, kita hanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses ini adalah untuk memisahkan sebuah campuran berdasarkan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. proses ini adalah untuk memisahkan sebuah campuran berdasarkan kecepatan I.1 Latar Belakang Sistem kolom distilasi (penyulingan) merupakan sebuah proses fisika yang banyak digunakan di industri kimia ataupun industri perminyakan. Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dinamika Proses Dinamika Proses adalah suatu hal yang terjadi di dalam suatu sistem, dengan adanya process variable yang cepat berubah dengan berubahnya manipulated variable

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, komputer dan internet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, komputer dan internet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, komputer dan internet sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Kedua hal tersebut akan sangat

Lebih terperinci

Simulasi Auto-Tuning PID Controller untuk Motor DC Menggunakan Metode Multiple Integrations

Simulasi Auto-Tuning PID Controller untuk Motor DC Menggunakan Metode Multiple Integrations UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Robotika dan Otomasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 Simulasi Auto-Tuning PID Controller untuk Motor DC Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari masing-masing variabel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Proporsional Integral Derivative (PID) Didalam suatu sistem kontrol kita mengenal adanya beberapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC Dinar Setyaningrum 22081000018 Teknik Sistem Pengaturan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Rabu,

Lebih terperinci

Penggunaan Macromedia Flash 8 Pada Pembelajaran Geometri Dimensi Tiga

Penggunaan Macromedia Flash 8 Pada Pembelajaran Geometri Dimensi Tiga Penggunaan Macromedia Flash 8 Pada Pembelajaran Geometri Nilawasti Z.A,Suherman, Noris Putra Utama Jurusan Matematika FMIPA UNP Padang Email: nilawasti_za@yahoo.co.id Abstrak. Keberhasilan suatu proses

Lebih terperinci