PENILAIAN KONSUMSI PANGAN METODE PENIMBANGAN MAKANAN (FOOD WEIGHING)

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

TINJAUAN PUSTAKA. Sosial Ekonomi Keluarga

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

KUESIONER DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

LAPORAN MODIFIKASI RESEP DI INSTALASI GIZI RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK SUP AYAM FANTASI

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr.

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan selain untuk pemuas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

PENDAHULUAN Latar Belakang

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Orang Dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

LAMPIRAN 1 KUESIONER

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

Transkripsi:

Laporan praktikum Hari/tanggal : Selasa, 23 November 21 MK Penilaian Status Gizi Tempat : Lab. Kulinari PENILAIAN KONSUMSI PANGAN METODE PENIMBANGAN MAKANAN (FOOD WEIGHING) Oleh Kelompok 8: A.Nur Rahmah K Nur Indah F Ibrahim Ai Kustian Rendra Kusuma Debby Nurfariza P Nilam Betarina Eko Gunawan I14813 I14814 I14844 I14869 I14871 I14896 I14811 Asisten: Dudung Angkasa Ghaida Yasmin Koordinator Mata Kuliah: Dr Ir Yayuk Baliwati, MS DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 21

PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan ketersediaan pangan dalam keluarga. Kebiasaan makan yaitu kegiatan yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat, meliputi halhal bagaimana pangan diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan, siapa yang memakan dan berapa banyak yang dimakan. Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zatzat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat (Anonim 21). Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan pangan. Konsumsi pangan keluarga merupakan kebutuhan anggota keluarga terhadap pangan yang bertujuan untuk memantapkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Ketersediaan pangan keluarga juga mempengaruhi jumlah dan banyaknya konsumsi makan anggota keluarga. Semakin baik ketersediaan pangan suatu keluarga, memungkinkan terpenuhnya seluruh kebutuhan gizi. Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan cara survei. Survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga atau kelompok orang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Survei secara kuantitatif adalah untuk mengetahui jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan secara kualitatif adalah untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit), jenis pangan, dan cara memperolehnya. Salah satu metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode inventaris.

Metode inventaris disebut juga log book method. Prinsipnya dengan menghitung atau mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima, dibeli dan produksi sendiri dicatat dan dihitung atau ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden yang sudah mampu atau telah dilatih dan tidak buta huruf (Anonim 29). Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk menghitung kecukupan pangan dalam keluarga dan mengetahui kebutuhan gizi tiaptiap anggota keluarga.

TINJAUAN PUSTAKA Food Weighing Status nutrisi (nutritional status) adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zatzat gizi. Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, pemeliharaan fungsi normal tubuh, dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Ada berbagai cara untuk mengukur status nutrisi, salah satu diantaranya yaitu food weighing (Metode penimbangan) (Anindya 21). Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Food weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metodemetode lain karena banyaknya makanan yang dikonsumsi seharihari diketahui dengan cara menimbang (Mey 21). Proses food weighing ini, semua makanan yang akan dikonsumsi pada waktu makan pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu makan ditimbang dalam keadaan mentah (AP). Juga ditimbang dan dicatat makanan segar yang siap santap serta makanan pemberian. Selain itu dilakukan inventory terhadap pangan yang tahan lama seperti gula, garam, merica, kopi, dan sebagainya pada waktu sebelum masak pagi dan setelah makan malam atau keesokan harinya. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan yang tidak dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa makanan yang masih dapat dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang diberikan pada ternak dan yang diberikan pada orang lain. Makanan yang dibawa ke luar rumah oleh anggota keluarga misalnya untuk bekal sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang dan dicatat untuk menghitung konsumsi aktual (Kusharto & Sa diyah 28). Penilaian Konsumsi Pangan Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Rendahnya jumlah makanan dan mutu bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makanan seharihari dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan, antara lain menimbulkan gangguan pada perkembangan mental dan kecerdasan, terganggunya pertumbuhan fisik, timbulnya berbagai macam

penyakit, tingginya angka kematian bayi dan anak, serta menurunnya daya kerja (Suhardjo & Riyadi 199). Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan (Supariasa 21). Konsumsi jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Supariasa et. al. (21), faktorfaktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi, dan ketersediaan pangan, sedangkan tingkat konsumsi pangan lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Penilaian konsumsi pangan digunakan untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi yang dimakan serta dapat membantu menunjukkan persediaan zat gizi dalam tubuh cukup atau kurang. Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukan dengan cara survei terhadap konsumsi pangan suatu individu atau suatu keluarga. Survei konsumsi pangan termasuk salah satu metode tidak langsung dalam penilaian status gizi. Survei konsumsi pangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga atau kelompok orang, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Survei konsumsi pangan secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan survei secara kualitatif bertujuan untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit), jenis pangan, serta cara memperolehnya. Datadata yang perlu dikumpulkan dalam melakukan survei konsumsi pangan secara kualitatif meliputi: jenis pangan yang dikonsumsi, frekuensi konsumsi masingmasing jenis pangan, tempat asal pangan, cara penyimpanan, penyiapan dan pemasakan makanan (Suhardjo & Riyadi 199). Kecukupan Gizi Kecukupan gizi adalah ratarata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 5% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Muchtadi 1989). Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan standar makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan

standar kecukupan gizi secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum banyak diterapkan di Indonesia. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktorfaktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Muchtadi 1989). Angka kecukupan gizi ratarata yang dianjurkan pada masingmasing orang per hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Pada anak usia 6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masingmasing sebesar 55 Kalori dan 1 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga bertambah. Pada anak usia 79 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 18 Kalori dan kecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka kecukupan gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan fisologis juga sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada wanita hamil, kecukupan energinya bertambah 18 Kalori pada saat trimester 1, dan pada trimester 2 serta 3 bertambah 3 Kalori dari kecukupan energi wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada wanita hamil juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan protein wanita normal (Atmarita & Tatang 24). Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk dilakukan agar kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal. Perencanaan pemenuhan kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zatzat gizi masingmasing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (Azwar 24). Pola Konsumsi Pola konsumsi merupakan hasil dari proses pembentukan sikap dan perilaku konsumsi bahan makanan yang tersedia. Pola konsumsi dapat terlihat dari distribusi pangan yang merupakan indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan (Sumarwan 1993). Faktorfaktor yang ikut menentukan pola konsumsi keluarga

antara lain tingkat pendapatan keluarga, ukuran keluarga, pendidikan kepala keluarga dan status kerja wanita. Teori Engel s yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin rendah persentasi pengeluaran untuk konsumsi makanan (Sumarwan 1993). Berdasarkan teori klasik ini, maka keluarga bisa dikatakan lebih sejahtera bila persentasi pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dari persentasi pengeluaran untuk bukan makanan. Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya pendapatan keluarga, karena sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non pangan. Selain jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan formal kepala keluarga juga berpengaruh terhadap pola konsumsi keluarga. Pendidikan dapat merubah sikap dan prilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah ia dapat menerima informasi dan inovasi baru yang dapat merubah pola konsumsinya. Disamping itu makin tinggi tingkat pendidikan formal maka kemungkinannya akan mempunyai tingkat pendapatan yang relatif lebih tinggi (Sumarwan 1993). Perubahan Pola Konsumsi Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa ekonomi merupakan asumsi dalam teori ekonomi seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai tujuannya dan kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut. Haris dan Andika (22) mengemukakan beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk bisa hidup secara wajar, yaitu : 1. Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan. 2. Kebutuhan sandang atau pakaian. 3. Kebutuhan papan atau tempat berteduh. 4. Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia bermoral dan berbudaya. Kebutuhan tersebut di atas merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Bila kebutuhan itu kurang dapat dipenuhi secara memuaskan maka hal itu merupakan suatu indikasi bahwa kita masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kebutuhan lain seperti kebutuhan akan perabot rumah tangga, meja, kursi, lemari, alatalat dapur, radio, televisi dan aneka kebutuhan lainnya, disebut sebagai kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap yang ditambahkan sesuai dengan peningkatan pendapatan.

Dalam menghadapi perubahan ini maka keluarga harus mempunyai beberapa strategi untuk mengatasi kendala waktu yang dihadapinya. Dua strategi pokok yang dapat dilakukan keluarga yang bekerja agar kesejahteraan keluarga dapat tercapai adalah membeli waktu dan menghemat waktu. Membeli waktu merupakan usaha yang dilakukan keluarga untuk membeli alatalat rumah tangga, (household appliances) seperti mesin cuci, kulkas, alatalat dapur dan lain sebagainya, serta menggunakan jasajasa pelayanan. Strategi semacam ini membuat keluarga lebih mengandalkan alatalat listrik dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Selain itu, keluarga dapat menggunakan jasa orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya menggunakan jasa binatu, jasa penitipan dan pengasuhan anak, membayar pembantu rumah tangga, sering makan di rumah makan atau membeli makanan yang siap dihidangkan. Strategi menghemat waktu, merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk mengalokasikan pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan oleh isteri/ibu kepada suami/ayah atau anakanak. Strategi menghemat waktu termasuk pula pengurangan kuantitas dan kualitas pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan, misalnya mengurangi waktu santai dan kegiatan sosial. Kendala waktu yang dihadapi keluarga masa depan dan strategi untuk mengatasinya akan mempengaruhi pola konsumsi keluarga tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hal ini didukung oleh industri makanan yang memproduksi berbagai jenis makanan jadi, industri restoran dan fast food yang tumbuh pesat (Wilopo 1998).

METODE Waktu dan Tempat Praktikum penilaian konsumsi pangan metode penimbangan makanan (food weighing) dilaksanankan pada hari Selasa, 23 November 21, pada pukul 1. sampai dengan 13. WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kulinari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beras, ayam, tahu, sosis, jagung muda, buncis, alpukat dan bumbubumbu dasar seperti bawang merah, bawang putih, santan, kunyit, lada, cabe, garam, dan minyak. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alatalat masak seperti panci, pisau, telenan, wajan, sodet, rice cooker, blander, gelas, piring, mangkuk, sendok dan garpu. Prosedur Prosedur kerja praktikum kali ini yaitu Disiapkan masingmasing bahan makanan untuk setiap menu Ditimbang semua bahan makanan Dicatat untuk mendapatkan berat kotor Dikupas bahan makanan atau dipisahkan dari bagianbagian yang tidak dapat dikonsumsi Dicatat untuk mendapatkan berat yang dapat dikonsumsi Dimasak bahan makanan sesuai prosedur yang berlaku Ditimbang berat matang Dicatat hasil penimbangan X

X Menu makanan dibagi per porsi makanan untuk tiap anggota keluarga Ditimbang berat per porsi Dicatat hasil penimbangan Ditimbang jika ada makanan sisa Dicatat hasil penimbangan Data diolah untuk menilai konsumsi pangan Gambar 1 Bagan prosedur kerja praktikum food weighing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola konsumsi merupakan hasil dari proses pembentukan sikap dan perilaku konsumsi bahan makanan yang tersedia. Pola konsumsi dari setiap individu anggota suatu keluarga akan membentuk pola konsumsi keluarga tersebut. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola konsumsi keluarga, antara lain yaitu jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga, tingkat pendidikan formal kepala keluarga, perubahan karakteristik keluarga, dan pendapatan (Sumarwan 1993). Pola konsumsi per kapita suatu keluarga juga dapat dilihat dari distribusi pangan keluarga tersebut. Distribusi pangan tersebut merupakan indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan (Sumarwan 1993). Dengan demikian, dilakukan perhitungan tingkat konsumsi per kapita perhari dari satu kelompok praktikum yang diasumsikan sebagai satu keluarga salah satunya keluarga kelompok 8. Hasil konsumsi per kapita perhari keluarga kelompok 8 dijabarkan pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Perhitungan Tingkat Konsumsi Per kapita Perhari dari kelompok 8 dari distribusi pangan No. Jenis pangan Berat (g) Energi (g) Protein (g) Fe Vit A (RE) Ca Vit C 1 Nasi 1315 2341 27.6 6.6 65.8 2 Daging ayam 318,36 558 33.6 2.8 513.3 25.9 3 Tahu 298,5 23 23.3 37.1 4 Santan 336,68 411 6.7.3 84.2 6.7 5 Minyak 8,619 78 689.5 6 Sosis 141,22 292 26.5 4 12.7 15.5 7 Jagung muda 96,74 32 2.1.5 19.3 6.8 7.7 8 Buncis 228,12 72 4.9 2.3 195 13.3 39 9 Cabe 6,14 2.1 3.7 1.5.9 1 Bawang merah 34,98 12.5.3 11.3.6 11 Bawang putih 8,42 7.3.1 3.1 1.1 12 Gula 125,583 457.1 6.3 13 Alpukat 38,535 197 2.1 2.1 65 23.2 3.2 14 Susu 11,435 341 8.3.2 177.5 278.9 1 Total 53 21.7 19.3 1676 95.9 87.2 Konsumsi/Kap (Total/PCCU) 252 15.4 9.7 838 452.9 43.6 Kecukupan/kap [.] 2213 55.1 23.4 559.5 1116.5 83.9 Tingkat kecukupan (%RDA) 113 191.3 41.5 149.8 4.6 51.97 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat konsumsi dan kecukupan beberapa zat gizi per kapita keluarga kelompok 8 dalam satu kali waktu makan. Menu yang disajikan pada praktikum kali ini yaitu nasi, opor ayam dan tahu,

osengoseng buncis, jagung, dan sosis, serta jus alpukat yang disajikan pada waktu makan siang. Adapun zatzat gizi yang dihitung pada praktikum kali ini antara lain energi, protein, zat besi (Fe), kalsium, (Ca), vitamin A, dan vitamin C. Selain itu, jumlah nasi yang dikonsumsi oleh keluarga kelompok 8 pada tabel di atas merupakan jumlah nasi yang masak oleh keluarga kelompok 8 ditambah nasi yang diberikan oleh keluarga tetangga (given in), yaitu sebesar 27 g. Secara umum tingkat kecukupan keenam zat gizi pada menu yang diolah tersebut pada keluarga kelompok 8 bervariasi dan terjadi ketimpangan. Tingkat kecukupan energi yang diperoleh cukup normal, yaitu 113 %, sedangkan tingkat kecukupan protein dan vitamin A itu melebihi batas normal, yaitu secara berurutan 191,3% dan 149,8%. Adapun tingkat kecukupan untuk vitamin C dan dua jenis mineral, yaitu zat besi dan kalsium ternyata kurang dari batas normal, yaitu secara berurutan 51,97%, 41,5%, dan 4,6%. Hal tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan keenam zat gizi dalam kombinasi menu makan siang yang disajikan tersebut belum sesuai dengan kecukupan zat gizi yang dibutuhkan per kapita keluarga kelompok 8 per hari. Keadaan tersebut juga dapat dijadikan indikator bahwa pemilihan bahan pangan untuk menu yang disajikan belum memenuhi pedoman bahan makanan beragam dan berimbang. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan diatur ketersediaan zatzat gizi tersebut dalam menu untuk waktu makan yang lain dalam satu hari yang sama sehingga keseimbangan asupannya dalam menu makan sehari tersebut dapat terpenuhi dan tercapai. Tingkat kecukupan tersebut juga dapat dilihat dari tingkat konsumsi per kapita pada menu makan siang yang disajikan. Keberagaman dan ketimpangan tingkat kecukupan zat gizi suatu keluarga tidak terlepas dari tingkat konsumsi per kapitanya. Apabila dilihat secara lebih spesifik, konsumsi zatzat gizi tersebut juga tidak sesuai dengan yang dianjurkan. Misalnya untuk konsumsi energi dari makan siang itu berkisar antara 25%3% dari kebutuhan energi sehari. Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa kebutuhan sehari per kapita keluarga kelompok 8 adalah sebesar 2213 kkal yang berarti asupan energi dari makan siang seharusnya berkisar antara 553 kkal 664 kkal. Adapun rataan konsumsi energi per kapita keluarga kelompok 8 pada tabel 1 adalah 53 dibagi 7 yaitu 715 kkal dengan asumsi bahwa asupan energi tiap anggota keluarga itu sama. Jumlah asupan energi tersebut menunjukkan

bahwa jumlah energi yang dikonsumsi keluarga kelompok 8 dari menu makan siang melebihi jumlah yang dianjurkan. Selain itu, ketersediaan zatzat gizi pada tiap bahan pangan yang diolah untuk menu makan siang di atas bervariasi. Secara umum asupan energi terbesar diperoleh dari beras dan daging ayam, sedangkan sosis, tahu, beras, dan nasi merupakan empat bahan pangan sumber protein terbesar pada menu makan siang tersebut. Asupan kalsium yang diperoleh berasal dari tahu, susu, dan santan, sedangkan zat besi yang diperoleh berasal dari beras. Vitamin A yang diperoleh pada menu siang tersebut berasal dari minyak, daging ayam, dan buncis, sedangkan asupan vitamin C diperoleh dari buncis dan alpukat. Namun, zatzat gizi tersebut dapat mengalami kerusakan atau penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengolahan,penguapan, dan pemanasan. Tingkat konsumsi dan kecukupan zatzat gizi per kapita keluarga kelompok 8 menggambarkan distribusi pangan keluarga. Distribusi pangan tersebut merupakan indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan. Pengeluaran yang dikeluarkan keluarga itu dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pengeluaran untuk bahan makanan dan pengeluaran untuk bahan non makanan (Sumarwan 1993). Berdasarkan tingkat kecukupan dan konsumsi per kapita keluarga kelompok 8 yang diperoleh pada waktu makan siang tersebut dapat dikatakan distribusi pangan pada keluarga tersebut belum merata. Namun, untuk lebih jelas dalam memahami pola konsumsi dan distribusi pangan keluarga kelompok 8 pada menu makan siang yang disajikan diperlukan perhitungan angka kecukupan pangan setiap anggota keluarga. Kecukupan gizi adalah ratarata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 5% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Muchtadi 1989). Penilaian konsumsi pangan dapat membantu menunjukkan ketersediaan zat gizi dalam tubuh dengan cara membandingkannya dengan angka kecukupan zat gizi. Hasil praktikum mengenai angka kecukupan konsumsi pangan keluarga kelompok 8 ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 Angka kecukupan konsumsi pangan dari anggota keluarga kelompok 8 Kebutuhan Anggot BB Umur Vitamin C PCCU Energi (kkal) Protein (g) Fe Vitamin A (RE) a (kg) (th) Ca * ** * ** * ** * ** * ** * ** Egun 55 21.33 2338 772 55 18.2 11.9 3.9 55 181.5 82.5 27.2 733.3 241.9 Rendra 61 22.33 2593 856 55.9 18.4 13.2 4.4 61 21.3 91.5 3.2 813.3 813.3 Uni 46 19.33 1681 555 44.2 14.6 23 7.6 442.3 145.9 66.3 21.9 77.7 233.5 Nilam 5 19.33 1827 63 48.1 15.9 25 8.3 48.8 158.7 72.1 23.8 769.2 253.8 Debi 49 2.33 179 591 47.1 15.5 24.5 8.1 471.2 155.5 7.7 23.3 753.8 248.8 Ai 43 2.33 1571 518 41.4 13.7 21.5 7.1 413.5 136.5 62. 2.5 661.5 218.3 Fitri 44 2.33 168 531 42.3 13.9 22 7.3 423.1 139.6 63.5 2.9 676.9 223.4 Total 2 4426 11.2 46.7 1119 167.8 2233 Kecukupan/Kap (total/pccu) 2213 55.1 23.4 559.5 83.9 1116. 5 Perhitungan energi, protein, Fe, vitamin A, Vitamin C dan kalsium masingmasing individu memperhatikan berat badan aktualnya, kemudian dibagi berat badan acuan dan dikali tingkat konsumsi acuan pada Tabel Angka Kecukupan Gizi Ratarata Per Orang Per Hari (WNPG 24). Sehingga secara total di tingkat keluarga diperoleh nilai ratarata energi 2213 kal, 55,1 protein gram, 23,4 Fe mg, vitamin A 559,5 RE, vitamin C 83,9 mg dan kalsium 1116,5 mg dalam satu kali makan. Angka kecukupan gizi ratarata yang dianjurkan pada masingmasing orang per hari adalah bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Angka kecukupan gizi energi pria yang berusia antara 19 29 tahun adalah 255 kkal sedangkan untuk perempuan dalam usia yang sama adalah 19 kkal. Anggota keluarga kelompok 8 terdapat pria dua orang yaitu Rendra dan Egun serta sisanya 5 orang wanita. Berdasarkan tabel di atas kecukupan energi ratarata di tingkat keluarga sebesar 2213 kkal dan hal ini termasuk kategori belum memenuhi tingkat kecukupan energi pria. Lain halnya dengan tingkat kecukupan energi wanita, energi sebesar 2213 kkal sudah memenuhi angka kecukupan energi dan bahkan berlebih. Kecukupan energi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan adaptasi (Muchtadi 1989). Standar kecukupan gizi tidak hanya dilihat dari zat gizi energi, akan tetapi zat gizi lain juga dan salah satunya adalah protein. Angka kecukupan ratarata protein per hari untuk pria usia 1929 tahun adalah 6 g sedangkan wanita sebesar 5 g. adapun hasil yang terdapat pada tabel di atas sebesar 55,1 g. Seperti halnya energi, kecukupan protein belum memenuhi angka kecukupan protein untuk pria dan sebaliknya angka tersebut telah memenuhi angka kecukupan untuk wanita, bahkan

berlebih. Kecukupan protein ini berbedabeda dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Muchtadi 1989). Angka kecukupan zat gizi yang berupa Fe berdasakan Tabel Angka Kecukupan Gizi Ratarata Per Orang Per Hari (WNPG 24) untuk pria usia antara 1929 tahun adalah 13 mg dan wanita dengan usia yang sama sebesar 26 mg. adapun berdasarkan tabel hasil praktikum menunjukkan angka kecukupan ratarata Fe tingkat keluarga sebesar 23,4 mg. Hal ini menunjukkan bahwa zat gizi Fe telah memenuhi angka kecukupan untuk pria sedangkan untuk wanita belum memenuhi. Kebutuhan Fe pada wanita lebih besar karena wanita memerlukan lebih banyak zat besi untuk mengganti kehilangan akibat menstruasi. Oleh karena itu bahan pangan yang dikonsumsi harus memperbanyak lauk hewani dan sayuran hijau yang mengandung banyak Fe. Kebutuhan vitamin A antara pria dan wanita berbeda. Pria berusia antara 19 29 tahun membutuhkan vitamin A sebanyak 6 RE sedangkan wanita dalam usia yang sama yaitu 5 RE. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kecukupan vitamin A ratarata tingkat keluarga tersebut sebesar 559,5 RE. Hal ini berarti vitamin A telah memenuhi angka kecukupan baik pria maupun wanita namun vitamin A pada wanita berlebih sekitar 1/5 dari angka kecukupan. Zat gizi berupa vitamin A ini harus dipenuhi karena sangat penting untuk tubuh terutama untuk penglihatan. Angka kecukupan vitamin A keuarga sudah tercukupi karena bahan pangan yang dikonsumsi pada makan siang ini terdapat lauk hewani, minyak dan sayuran hijau yang banyak mengandung vitamin A. Zat gizi berupa vitamin C yang terdapat pada tabel 2 sebesar 83,9 mg. Angka kecukupan ratarata harian vitamin C pada pria usia 1929 tahun sebesar 9 mg dan wanita dalam usia yang sama sebesar 75 mg. Asupan vitamin C telah memenuhi angka kecukupan pada wanita sedangkan pada pria belum memenuhi angka kecukupan. Oleh karena itu konsumsi bahan pangan harus lebih bervariasi terutama buahbuahan yang mengandung vitamin C agar memenuhi angka kecukupan yang dianjurkan. Vitamin C sangat penting karena dalam tubuh bertindak sebagai antioksidan dan membantu pembentukan kolagen. Angka kecukupan kalsium pria dan wanita berusia antara 1929 tahun adalah sama yaitu 8 mg. Adapun tabel hasil praktikum di atas menunjukkan Ca sebesar

1116,5 mg. Hal ini berarti intake Ca telah memenuhi angka kecukupan yang dianjurkan bahkan berlebih. Ini terjadi karena didalam bahan pangan yang dikonsumsi terdapat penyumbang Ca terbesar yaitu lauk nabati dan susu. Zat gizi kalsium ini sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Angka kecukupan zat gizi baik zat gizi makro maupun mikro harus dipenuhi secara optimal yang dapat dilakukan dengan cara perencanaan pemenuhan kebutuhan. Perencanaan pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zatzat gizi masingmasing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (Azwar 24).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pola konsumsi pangan dapat dilihat dari distribusi pangan melalui food weighing. Hal yang dilakukan adalah menimbang bahanbahan yang dikonsumsi dan dihitung kandungan gizinya serta tingkat kecukupan. Berdasarkan hasil pembahasan dari tingkat kecukupan keenam zat gizi yang berupa energi, protein, besi, vitamin A, vitamin C dan kalsium tingkat keluarga bervariasi dan terjadi ketimpangan. Tingkat kecukupan energi yang diperoleh itu normal tapi tingkat kecukupan protein dan vitamin A melebihi batas normal, sedangkan tingkat kecukupan vitamin C, zat besi, dan kalsium itu kurang dari batas normal. Hal tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan zatzat gizi dalam kombinasi menu makan siang yang disajikan itu belum sesuai dengan kecukupan zat gizi yang dibutuhkan per kapita keluarga kelompok 8 per hari. Selain itu, pemilihan bahan pangan untuk menu yang diolah juga belum sesuai dengan pedoman bahan makanan beragam dan berimbang. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan diatur ketersediaan zatzat gizi tersebut dalam menu untuk waktu makan yang lain dalam satu hari itu sehingga keseimbangan asupannya dalam menu makan sehari dapat tercapai. Angka tingkat kecukupan zat gizi menunjukkan data yang beragam menurut energi, protein, Fe, vitamin A, vitamin C, dan Ca. Data menunjukkan bahwa intake zat gizi terkadang telah memenuhi kecukupan pria tetapi tidak memenuhi angka kecukupan wanita dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena angka kecukupan zat gizi yang bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Sehingga perlu dilakukan perencanaan pemenuhan kebutuhan agar bahan pangan yang dikonsumsi dapat memenuhi angka kecukupan yang dianjurkan. Saran Penilaian konsumsi pangan dengan metode food weighing sangat memerlukan ketelitian dalam penimbangan makanan. Pemilihan bahan pangan untuk suatu menu sebaiknya berpedoman kepada bahan makanan beragam dan berimbang. Selain itu, metode ini cukup rumit, tidak praktis, dan membutuhkan waktu yang lama sehingga perlu kesabaran dalam proses pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKA Anindya. 29. Mengukur status nutrisi dewasa. www.mengukurstatusnutrisidewasa. html [25 November 21]. Atmarita, Tatang SF. 24. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 1719 Mei 24 Azwar. 24. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ; Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 24. Haris, A dan Adika, N. 22. Dinamika Penduduk dan Pembangunan di Indonesia Peningkatan Angka Harapan Hidup di Indonesia. Populasi. Volume 9 Nomor 1. PPK UGM. Yogyakarta. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/hash1c.dir/doc.pdf [27 November 21] http://drvegan.wordpress.com/29/12/1/surveykonsumsimakanan/ [27 November 21] http://etd.eprints.ums.ac.id/285/2/j3511.pdf [27 November 21] http://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf [1 November 21] Kusharto CM, Sa diyah NY. 28. Diktat Penilaian Konsumsi pangan. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Mey. 28. Antropometri. www.mey_ph s.htm [25 November 21]. Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Departemen P&K DIKTI PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor. Suhardjo & Hadi Riyadi. 199. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat PAU P & G. IPB. Bogor Wilson. E. P. Fisher. K. H. & Garcia. P. 1979. Sumarwan. 1993. Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi. Warta dari Perspektif Makro ke realitas Mikro. Lesfi. Yokyakarta. Supariasa et.al. 21. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Wilopo, A. Siswanto. 1998. Dampak Resesi Ekonomi pada Penurunan Kematian dan Demografi. Tahun ke23 No.5. LD.FEUI. Jakarta.

LAMPIRAN Lampiran Gambar Gambar 2 OsengOseng Gambar 3 Opor Tahu Gambar 4 Opor Ayam Gambar 5 Jus Alpukat Lampiran Tabel Tabel 3 Perhitungan Tingkat Konsumsi Per kapita Perhari dari kelompok 8 dari distribusi pangan No. Jenis pangan Berat (g) Energi (g) Protein (g) Fe Vit A (RE) Ca Vit C 1 Nasi 1315 2341 27.6 6.6 65.8 2 Daging ayam 318,36 558 33.6 2.8 513.3 25.9 3 Tahu 298,5 23 23.3 37.1 4 Santan 336,68 411 6.7.3 84.2 6.7 5 Minyak 8,619 78 689.5 6 Sosis 141,22 292 26.5 4 12.7 15.5 7 Jagung muda 96,74 32 2.1.5 19.3 6.8 7.7 8 Buncis 228,12 72 4.9 2.3 195 13.3 39 9 Cabe 6,14 2.1 3.7 1.5.9 1 Bawang merah 34,98 12.5.3 11.3.6 11 Bawang putih 8,42 7.3.1 3.1 1.1 12 Gula 125,583 457.1 6.3 13 Alpukat 38,535 197 2.1 2.1 65 23.2 3.2 14 Susu 11,435 341 8.3.2 177.5 278.9 1 Total 53 21.7 19.3 1676 95.9 87.2 Konsumsi/Kap (Total/PCCU) 252 15.4 9.7 838 452.9 43.6 Kecukupan/kap [.] 2213 55.1 23.4 559.5 1116.5 83.9 Tingkat kecukupan (%RDA) 113 191.3 41.5 149.8 4.6 51.97

No. Anggota Keluarga Tabel 4 Angka kecukupan konsumsi pangan dari anggota keluarga BB (kg) Umur (th) PCCU Kebutuhan Energi Protein Fe Vitamin A Vitamin C Ca * ** * ** * ** * ** * ** * ** 1 Egun 55 21.33 2338 772 55 18.2 11.9 3.9 55 181.5 82.5 27.2 733.3 241.9 2 Rendra 61 22.33 2593 856 55.9 18.4 13.2 4.4 61 21.3 91.5 3.2 813.3 813.3 3 Uni 46 19.33 1681 555 44.2 14.6 23 7.6 442.3 145.9 66.3 21.9 77.7 233.5 4 Nilam 5 19.33 1827 63 48.1 15.9 25 8.3 48.8 158.7 72.1 23.8 769.2 253.8 5 Debi 49 2.33 179 591 47.1 15.5 24.5 8.1 471.2 155.5 7.7 23.3 753.8 248.8 6 Ai 43 2.33 1571 518 41.4 13.7 21.5 7.1 413.5 136.5 62. 2.5 661.5 218.3 7 Fitri 44 2.33 168 531 42.3 13.9 22 7.3 423.1 139.6 63.5 2.9 676.9 223.4 Total 2 4426 11.2 46.7 1119 167.8 2233 Kecukupan/Kap (total/pccu) [.] 2213 55.1 23.4 559.5 83.9 1116.5 Contoh Perhitungan Tabel 5 Individual Food Record Berat Berat masakan Menu Jenis Makanan Deskripsi AP (gm) EP (gm) bersih setiap penyajian (gr) Nasi Beras Putih giling 4 1245 Daging ayam 686 958 Tahu 555 444 Opor ayam Santan 617 dan tahu Minyak 1 142 Bumbu 75 Osengoseng Jus alpukat Sosis 143 142 Jagung muda 35 281 Buncis 179 121 Cabe 1 7 Bawang merah 4 35 Minyak 5 Bawang putih 8 6 Gula 5 Masako Penyedap rasa 9 Garam,5 Alpukat 6 272 Susu 84 Gula 9 719 195 1. Eko Gunawan Tabel 6 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang No Menu Makan siang individu (g) A Nasi 272 B Jus alpukat 325 C Opor ayam+tahu 236 (dikurangi kuah = 122) D Oseng 118

A. NASI I. Intake 277 g (1%) II. Intake mentah (beras) 277 x,4 = 11,8 B. JUS ALPUKAT I. Komposisi Alpukat Air Gula Susu (kental) II. % Distribusi = 272 g = 15 g = 9 g = 84 g Alpukat 272 : 1946 =,14 = 14 % Air 15:1946 =,77 = 77% Gula 9 :1946 =,5 = 5% Susu 84 :1946 =,4 = 4% + 1 % III. % Distribusi Konsumsi Alpukat :,14 x 325 = 45,5 g Air :,77 x 325 = 25,25 g Gula :,5 x 325 = 16,25 g Susu :,4 x 325 = 13 g + 325 g IV. Intake Mentah (EP) Alpukat 45,5 x 1 = 272 g Air = 25,25 g Gula = 16,25 g Susu (kental) = 13 g C. OPOR AYAM TAHU I. Komposisi ayam : 686 tahu : 555 santan cair : 617 bumbu : 75 Minyak : 1 + 1943 II. % Distribusi 686 : 1943 =,35(35%) 555 : 1943 =,29(29%) 617 : 1943 =,32(32%) 75 : 1943 =,4(4%) 1 : 1943 =,5(,5 %) + 1 (1%)

III. % Distribusi Konsumsi 35% x 236 =82,6 29% x 236 =68,4 32% x 236 =75,5 4% x 236 =9,4,5% x 236 =1,1 + = 236 IV. Intake mentah (EP) Ayam 82,6 x 1,6 = 132,16 g Tahu 68,4 x 1,3 = 88,92g Santan encer = 75,5 g Bumbu = 9,4 g Minyak = 1,1 D. OSENGOSENG II. III. I. Komposisi Sosis =142 g Buncis = 281 g Jagung = 121 g Cabe = 7 g B. Merah = 35 g B. Putih = 6 g Gula = 5 g Garam =,5 Masako = 9 Minyak = 5 g + 611,5 9 % Distribusi Sosis =142 g : 611,5 g =,23 = 23% Buncis = 281 g : 611,5 =,46 = 46% Jagung = 121 g : 611,5 =,19 = 19% Cabe = 1 g : 611,5 =,2 = 2% B Merah = 35 g : 611,5 =,6 = 6% B. Putih = 6 g : 611,5 =,1 = 1% Gula = 5 g : 611,5 =,1 = 1% Garam =,5 : 611,5 =,1 =,1% Minyak = 5 g : 611,5 =,1 = 1% + 99,1% % Distribusi Konsumsi Sosis =,23 x 118 g = 43,24 g Buncis =,46 x 118 g = 54,28 g Jagung =,19 x 118 g = 22,42 g Cabe =,2 x 118 g = 2,36 g B Merah =,6 x 118 g = 7,8 g B. Putih =,1 x 118 g = 1,18 g Gula =,1 x 118 g = 1,18 g

IV. Garam =,1 x 118 g =,12 g Minyak =,1 x 118 g = 1,18 g Intake Mentah (EP) Sosis = 43,24 x 1,8 =77,83 g Buncis = 54,28 g x,9 =48,85 g Jagung = 22,42 g x,4 =8,96 g Cabe = 2,36 g = 2,36 g B Merah = 7,8 = 7,8 g B. Putih = 1,18g =1,18 g Gula = 1,18g =1,18 g Garam =,12 g =,12 g Minyak = 1,18g =1,18 g Tabel 7 Asupan Gizi Intake eko gunawan Intake E (kkal) P (g) KH (g) Ca Fe Vit A Vit C NASI Beras 178 2.1 4.6 5.5 11.8 197.22 2.327 44.985 5.54.554 JUS ALPUKAT Alpukat 85.9 7.7 1.9 28 13 272 231.2 2.448 2.944 27.2 2.448 76.16 35.36 Air 25.25 Gula 364 94 5.1 16.25 59.15 15.275.8125.1625 Susu Kental 336 8.2 55 275.2 175 1 13 43.68 1.66 7.15 35.75.26 22.75.13 OPOR AYAM Ayam 32 18.2 14 1.5 278 132,16 399 24.5. 18.5 1.98 367.4. Tahu 392 5.4 28.4 17.4 1.2 5 7.6 88,92 349 4.8 25.25 15.47 1.7 44.46 6.76 Bumbu 39 1.5.2 36.8 2 9,4 4.14.2 3.38.8..19 Santan cair 122 2 7.6 25.1 2 75,5 92 1.51 5.74 18.88.8. 1.51 Minyak 92 1,1 1 OSENG2 Sosis 452 14.5 2.3 28 1.1 77,83 352 11.29 1.79 21.79.86.. Buncis 35 2.4 7.7 6.5 1.1 95 19

48,85 17 1.17 3.76 3.18.54 46.41 9.28 Jagung 33 2.2 7.4 7.5 2 8 8,96 3.2.66.63.4 1.79.72 Cabe 13 4.7 19.9 45 2.5 1658 7 2,36 2.11.47 1.6.6 39.13 1.65 B Merah 39 1.5.2 36.8 2 7,8 3.11.1 2.55.6..14 B. Putih 95 4.5 23.1 42 1 15 1,18 1.5.27.5.1..18 Gula 364 94 5.1 1,18 4. 1.11.6... Minyak 92 1,18 11 2. Rendra Kusuma Tabel 8 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang Menu Makan Siang Individu Nasi 282 Opor ayam 144 Osengoseng buncis 128 Es alpukat 325 Nasi I. Intake 282 gr (1%) II. Intake mentah (beras) 282x,417 = 117.6 III. Nilai Gizi Nasi Tabel 9 Asupan gizi dari intake nasi Jenis Pangan/intake Berat (gr) Energi (gr) Protein (gr) Fe (gr) Vit.A (RE) Vit.C Ca Lemak (g) Nasi 117.6 423 8,94 7,6,1 OPOR AYAM I. Komposisi ayam : 686 tahu : 555 santan cair : 617 bumbu : 75 Minyak : 1 + 1943 II. % Distribusi 686 : 1943 =,35(35%) 555 : 1943 =,29(29%)

617 : 1943 =,32(32%) 75 : 1943 =,4(4%) 1 : 1943 =,5(,5 %) + 1 (1%) III. % Distribusi Konsumsi 35% x 144 =5,4 29% x 144 =41,76 32% x 144 =46,8 4% x 144 =5,76,5% x 144 =,72 + = 144 IV. Intake mentah (EP) Ayam 5,4 x 1,6 = 8,64 g Tahu 41,76 x 1,3 = 54,29g Santan encer = 46,8 g Bumbu = 5,76 g Minyak =,72 V. Nilai gizi intake opor ayam ditampilkan dalam tabel berikut Tabel 1 Asupan gizi dari intake opor ayam dan tahu No Jenis Berat Energi Protein Vit.A Vit.C Ca Lemak KH Fe (gr) Pangan (gr) (gr) (gr) (RE) (g) (g) 1 Ayam 8,64 141 8,51,7 13,2 6,55 11,69 2 Tahu 54,29 36,92 4,23 67,32 2,49,87 3 Santan encer 46,8 56,22,92,5,92 11,52 4,61 3,5 4 Minyak,72 1,1.1,1,18,72 OSENGOSENG I. Komposisi Sosis : 142 Buncis : 281 Jagung : 121 Cabe : 7 Bawang merah : 35 Bawang putih : 6 Gula : 5 Masako : 9 Minyak : 5 garam :,5 + : 611,5 II. % Distribusi 142 : 611,5=,23 (23%) 281 : 611,5=,46 (46%) 121 : 611,5=,19(19%) 7 : 611,5=,1(1%) 35 : 611,5=,6(6%) 6 : 611,5=,9(,9%) 5 : 611,5=,8(,8%)

9 : 611,5=,1(1%) 5 : 611,5=,8 (,8%),5 : 611,5=,8(,8%)+ = 1 (1%) III. % Distribusi Konsumsi 23% x 128 = 29,44 46% x 128 = 58,88 19% x 128 = 24,32 1% x 128 =1,28 6% x 128 =7,68,9% x 128 =1,152,8% x 128 =1,24 1% x 128 =1,28,8% x 128 =1,24,8%x 128 =,124 + =128 g IV. Intake mentah (EP) Sosis 29,44x1,8 = 52,992 Buncis 58,88x,9 = 52,992 Jagung 24,32x,4 = 9,728 Cabe = 1,28 Bawang merah = 7,68 Bawang putih =1,152 Gula =1,24 Minyak =1,28 Masako =1,24 Garam =,124 I. Nilai gizi intake osengoseng ditampilkan dalam tabel berikut Tabel 11 Asupan intake dari osengoseng No Jenis Berat Energi Protein Fe Vit.A Vit.C Ca Lemak KH Pangan (gr) (gr) (gr) (gr) (RE) (g) (g) 1 sosis 52,992 24 7,68,58 14,84 22,4 1,22 2 Buncis 52,992 17 1,14,52 45,31 9,6 3,9,9 3,67 3 jagung 9,728 3,21,5 1,94,78,68,1,72 4 Cabe 1,28,8,8,77,19,31,3,9 5 b.merah 7,68 3,11,5,14 2,48,2,1 6 b.putih 1,152 1,4,8,15,42,2,23 7 gula 1,24 4,1,5,96 8 Minyak 1,28 12 12,4 1,28 JUS ALPUKAT I. Komposisi Alpukat : 272 g gula : 1 g Susu Coklat : 84 g Air :15 g + 1956 g

II. % Distribusi 272 : 1956 =,139 (13,9%) 1 : 1956 =,51 (5,1 %) 84 : 1956 =,43 (4,3%) 15 : 1956 =,77 (77%) + = (1%) III. % Distribusi Konsumsi 13,9% x 325 =45,175 g 5,1% x 325 =16,575 g 4,3% x 325 =13,975 g 77% x 325 =25,25 g + = 325 g IV. Intake mentah (EP) Alpukat = 45,175 g Gula = 16,575 g susu coklat = 13,975 g air = 25,25 g V. Nilai gizi intake jus alpukat ditampilkan dalam tabel berikut Tabel 12 Asupan intake dari jus alpukat No Jenis Berat Energi Protein Fe Vit.A Vit.C Ca Lemak KH Pangan (gr) (gr) (gr) (gr) (RE) (g) (g) 1 Alpukat 45,175 38,41,41 12,65 5,87 4,52 1,79 2,12 2 Gula 16,575 6,2,83 15,58 3 Susu coklat 13,975 9,98 399,29 1,39 7,69 3. A. Nur Rahmah Tabel 13 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang NASI Menu Nasi Opor ayam dan tahu Osengoseng Jus alpukat I. Intake 155 gram (1% distribusi) II. III. Intake mentah (beras) 155 x,4 = 62 Nilai Gizi Nasi Makan Siang Individu 155 gram Ayam = gram Tahu = 86 gram Kuah = 17 gram 43 gram gram

Tabel 14 Asupan gizi intake dari nasi Intake Energi Protein Lemak Vit. A Vit. C KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) (gr) Beras 178 2.1.1 4.6 5.5 62 71.2.8. 16.2 2..2.. OPOR AYAM DAN TAHU I. Komposisi II. III. IV. Ayam g Tahu 555 g Bumbu 75 g Minyak 1 g Santan 617 g + 1257 g % Distribusi : 1257 = (%) 555 : 1257 =,44 (44%) 75 : 1257 =,6 (6%) 1 : 1257 =,1 (1%) 617 : 1257 =,49 (49%) + 1 (1%) % Distribusi Konsumsi % x g =, g 44% x 86 g = 37,8 g 6% x 86 g = 5,2 g 1% x 86 g =,9 g 49% x 86 g = 42,1 g + 86 g Intake mentah (EP) Daging ayam x 1,6 = g Tahu 37,8 x 1,3 = 49,14 g Bumbu = 5,2 g Minyak =,9 g Santan = 42,1 g V. Nilai Gizi Tabel 15 Asupan intake dari opor ayam dan tahu Intake Energi Protein Lemak Vit. A Vit. C KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) (gr) Daging 32 18.2 25 14 1.5 278 Tahu 68 7.8 4.6 1.6 124 37,8 88.4 1.1 6. 2.1 161.2... Minyak 92 1 8,9 8.1..9... 72.. Santan 122 2 1 7.6 25.1 2 42,1 51.4.8 4.2 3.2 1.5...8

OSENGOSENG I. Komposisi II. III. IV. Sosis 142 g Buncis 281 g Jagung 121 g Cabe 7 g Bawang merah 35 g Bawang putih 6 g Gula 5 g Masako 9 g Minyak 5 g Garam,5 g + 611,5 g % Distribusi 142 : 611,5 =,23 (23%) 281 : 611,5 =,46 (46%) 121 : 611,5 =,2 (2%) 7 : 611,5 =,1 (1%) 35 : 611,5 =,6 (6%) 6 : 611,5 =,1 (1%) 5 : 611,5 =,1 (1%) 9 : 611,5 =,1 (1%) 5 : 611,5 =,1 (1%),5 : 611,5 = (%) + (1%) % Distribusi Konsumsi 23% x 43 g = 9,89 g 46% x 43 g = 19,78 g 2% x 43 g = 8,6 g 1% x 43 g =,43 g 6% x 43 g = 2,58 g 1% x 43 g =,43 g 1% x 43 g =,43 g 1% x 43 g =,43 g 1% x 43 g =,43 g + 43 g Intake mentah (EP) Sosis 9,89 x 1,8 Buncis 19,78 x,9 Jagung 8,6 x,4 Cabe Bawang merah Bawang putih Gula Minyak Masako = 17,8 g = 17,8 g = 3,44 g =,43 g = 2,58 g =,43 g =,43 g =,43 g =,43 g

V. Nilai Gizi Tabel 16 Asupan gizi intake dari Osengoseng Intake Energi Protein Lemak Vit. A Vit. C KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) (gr) Sosis 452 14.5 42.3 2.3 28 1.1 9,89 813.6 26.1 76.1 4.1 5.4 2... Buncis 35 2.4.2 7.7 6.5 1.1 95 19 19,78 31.5 2.2.2 6.9 5.9 1. 85.5 17.1 Jagung 33 2.2.1 7.4 7.5 2 8 8,6 13.2.9. 3. 2.8.2 8. 3.2 Cabe 31 1.3 7.3 29.5 71 18,43.11...3.11..26.7 Bawang merah 39 1.5.3.2 36.8 2 2,58.91.3.1..84.2..5 Bawang putih 95 4.5.2 23.1 42 1 15,43.36.2..9.16...6 Gula 364 94 5.1,43 1.57...4.2... Minyak 92 1 8,43 3.88..43... 34.4. 4. Nilam Betarina Tabel 17 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang Menu Nasi Opor Ayam + Tahu Tumis Buncis, Jagung manis dan sosis Jus Alpukat NASI I. Intake Mentah (beras) 158 x,39 = 63,2 gr II. Nilai Gizi Nasi Tabel 18 Asupan intake dari nasi Intake Energi (Kal) Beras 178 63,2 71,2 OSENGOSENG I. Komposisi Protein (gr) 2,1,84 Buncis Jagung Sosis Cabe Bawang merah Lemak (gr),1,4 281 g 121 g 142 g 7 g 35 g KH (gr) 4,6 16,24 Ca 5 2 Makan siang Individu 158 gr 135 gr 39 gr Fe,5,2 Vit A (RE) Vit. C

Bawang putih 6 g Masako 9 g Gula 5 g Garam,24 g Minyak 5 g + 611,24 g II. Distribusi 281 : 66,24 =,396 (46 %) 121 : 66,24 =,2 (2 %) 142 : 66,24 =,23 (23 %) 7 : 66,24 =,1 (1 %) 35 : 66,24 =,6 (6 %) 6 : 66,24 =,1 (1 %) 9 : 66,24 =,1 (1 %) 5 : 66,24 =,1 (1 %),24 : 66,24 =,4 (,4 %) 5 : 66,24 =,1 (1 %) + 1,4 (1 %) III. Distribusi Konsumsi 46% x 39 = 17,9 g 2 % x 39 = 7,8 g 23 % x 39 = 8,97 g 1 % x 39 =,39 g 6 % x 39 = 2,34 g 1 % x 39 =,39 g 1 % x 39 =,39 g 1 % x 39 =,39 g,4 % x 39 = 1,56 g 1 % x 39 =,39 g + 4,52 g IV. Intake Mentah (EP) Buncis = 17,9 x 1 = 17,9 g Jagung = 7,8 x,4= 3,12 g Sosis = 8,97x 1,8 = 16,2 g Cabe =,39 g Bawang merah = 2,34 g Bawang putih =,39 g Masako =,39 g Gula =,39 g Garam = 1,56 g Minyak =,39 g + 43,7 g

Tabel 19 Asupan intake dari osengoseng Intake Protein Energi Hewani Nabati (Kal) (g) (g) Buncis 35 2,4 17,9 g 5,6,4 Jagung 33 2,2 3,12 g 1,1 Sosis 452 14,5 16,2 g 73,2 2,3 Cabe 31 1,39 g,1,3 Bawang 39 1,5 merah,8,3 2,34 g Bawang 95 4,5 putih,3,2,39 g Masako,39 g Gula 364,39 g 1,4 Garam 1,56 g Minyak 87 1,39 g 3,4,4 OPOR AYAM DAN TAHU Lemak (g),2,3,1,3 42,3 6,9,3,1,3,1,2,1 1,4 KH (g) 7,7 1,2 7,4,2 2,3,4 7,3,2,2,4 23,1,1 94,4 5,5,1 98,4 Ca 6,5 1,1 7,2 28 4,5 29,1 36,8 42,1 5,2 267 4,2 Fe 1,1,2,5,2 1,1,2,5,2,8,2 1,3,1,4 5,5,1 Vit A (RE) 95 15,3 2,6 Vit. C 19 3,1 8,3 71,2 18,1 2,4 15,1 I. Komposisi Ayam 686 g Tahu 555 g Santan 617 g Bawang merah 3 g Bawang putih 15 g Garam 5 g Kunyit 2 Ketumbar 5 g Minyak 1 g + 1943 g II. Distribusi 686 : 1943 =,35 (35 %) 555 : 1943 =,29 (29 %) 617 : 1943 =,32 (32 %) 3 : 1943 =,2 (2 %) 15 : 1943 =,1 (1 %) 5 : 1943 =,3 (,3 %) 2 : 1943 =,1 (1 %) 5 : 1943 =,3 (,3 %) 1 : 1943 =,1 (,1 %) +

III. Distribusi Konsumsi 1,7 (1 %) 35% x 135 = 47,3 g 29 % x 135 = 39,1 g 32 % x 135 = 43,2 g 2 % x 135 = 2,7 g 1 % x 135 = 1,35 g,3 % x 135 =,4 g 1 % x 135 = 1,35 g,3 % x 135 =,4 g,1 % x 135 =,135 g + 135,9 g IV. Intake Mentah (EP) Ayam = 48,6 x 1,1 = 53,5 g Tahu = 37,8 x 1,3 = 49,1 g Santan = 43,2 g Bawang merah = 2,7 g Bawang putih = 1,35 g Garam =,4 g Kunyit = 1,35 g Ketumbar =,4 g Minyak =,135 g + 152,1 g Tabel 2 Asupan intake dari opor ayam dan tahu Intake Protein Energi Lemak KH Hewani Nabati (Kal) (g) (g) (g) (g) Ayam 32 18,2 25 53,5 g 93,7 5,6 7,8 68 33,4 Tahu 49,1 g 7,8 3,8 4,6 2,3 1,6,8 Ca 14 4,3 124 6,9 Fe 1,5,5 Vit A (RE) 278 86,3 Vit. C Santan 43,2 g Kunyit 1,35 g Bawang merah 2,7 g Bawang putih 1,35 g Ketumbar,4 g Garam,4 g Minyak,135 g 122 52,7 63,9 39,9 95 1,1 87 1,2 2,9 2,3 1,5,4 4,5,5 1,2 1 4,3 2,7,4,3,1,2,2 1,2 7,6 3,3 9,1,1,2,4 23,1,3 5,5,2 98,1 25 1,8 24,3 36,9 42,5 267 1,1,1,4 3,3,4,8,2 1,1 5,5,2 2,9 1,1 2,5 15,2

5. Nur Indah F Ibrahim Tabel 21 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang NASI Menu Nasi Opor ayam dan tahu Osengoseng Jus alpukat I. Intake 175 gram (1% distribusi) II. III. Intake mentah (beras) 175 x,4 = 7 Nilai Gizi Nasi Tabel 22 Asupan intake dari nasi Makan Siang Individu 175 gram 149 gram 35 gram 74 gram Intake Energi Protein Lemak Vit. A Vit. C KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) (gr) Beras 178 2.1.1 4.6 5.5 7 125 1.5.7 28.4 3.5.4.. OPOR AYAM DAN TAHU I. Komposisi II. III. IV. Ayam 686 g Tahu 555 g Bumbu 75 g Minyak 1 g Santan 617 g + 1943 g % Distribusi 686 : 1943 =,35 (35%) 555 : 1943 =,29 (29%) 75 : 1943 =,4 (4%) 1 : 1943 =,1 (1%) 617 : 1943 =,31 (31%) + 1 (1%) % Distribusi Konsumsi 35% x 149 g = 52,2 g 29% x 149 g = 43,2 g 4% x 149 g = 5,9 g 1% x 149 g = 1,5 g 31% x 149 g = 46,2 g + 149 g Intake mentah (EP) Daging ayam 52,2 x 1,6 = 83,54 g Tahu 43,2 x 1,3 = 56,16 g Bumbu = 5,9 g

Minyak Santan V. Nilai Gizi = 1,5 g = 46,2 g Tabel 23 Asupan intake dari opor ayam dan tahu Intake Energi Protein Lemak Vit. A Vit. C KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) (gr) Daging 32 18.2 25 14 1.5 278 83,54 146 8,82 12,11 6,78,73 134,69 Tahu 68 7.8 4.6 1.6 124 56,16 38 4,38 2,58,89 69,63... Minyak 92 1 8 1,5 14. 1,5... 12. Santan 122 2 1 7.6 25.1 2 46,2 56,92 4,62 3,51 11,55,5.,92 OSENGOSENG I. Komposisi Sosis 142 g Buncis 281 g Jagung 121 g Cabe 7 g Bawang merah 35 g Bawang putih 6 g Gula 5 g Masako 9 g Minyak 5 g Garam,5 g + 611,5 g II. % Distribusi 142 : 611,5 =,23 (23%) 281 : 611,5 =,46 (46%) 121 : 611,5 =,2 (2%) 7 : 611,5 =,1 (1%) 35 : 611,5 =,6 (6%) 6 : 611,5 =,1 (1%) 5 : 611,5 =,1 (1%) 9 : 611,5 =,1 (1%) 5 : 611,5 =,1 (1%),5 : 611,5 = (%) + 1 (1%) III. % Distribusi Konsumsi 23% x 35 g = 8,5 g 46% x 35 g = 16,1 g 2% x 35 g = 7, g 1% x 35 g =,35 g 6% x 35 g = 2,1 g 1% x 35 g =,35 g

1% x 35 g =,35 g 1% x 35 g =,35 g 1% x 35 g =,35 g + 35 g IV. Intake mentah (EP) Sosis 8,5 x 1,8 Buncis 16,1 x,9 Jagung 7 x,4 Cabe Bawang merah Bawang putih Gula Minyak Masako V. Nilai Gizi = 14,49 g = 14,49 g = 2,8 g =,35 g = 2,1 g =,35 g =,35 g =,35 g =,35 g Tabel 24 Asupan gizi intake dari osengoseng Intake Energi Protein Lemak Vit. A Vit. C KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) (gr) Sosis 452 14.5 42.3 2.3 28 1.1 14,49 65 2,1 6,13,33 4,6,16.. Buncis 35 2.4.2 7.7 6.5 1.1 95 19 14,49 5,31,3 1,85,14 12,38 2,48 Jagung 33 2.2.1 7.4 7.5 2 8 2,8 1,6,2,21,19,14,56,22 Cabe 31 1.3 7.3 29.5 71 18,35,3,1,2,9,1,21,5 Bawang merah 39 1.5.3.2 36.8 2 2,1 1,3,6,4,68,2.,4 Bawang putih 95 4.5.2 23.1 42 1 15,35,1,1,7,13,3.,5 Gula 364 94 5.1,35 1..,33,2,3.. Minyak 92 1 8,35 3.,35... 28. JUS ALPUKAT I. Komposisi Alpukat : 272 g gula : 1 g Susu Coklat : 84 g Air :15 g + 1956 g II. % Distribusi 272 : 1956 =,14 (14%) 1 : 1956 =,5 (5 %) 84 : 1956 =,4 (4%)

15 : 1956 =,77 (77%) + = 1 (1%) III. % Distribusi Konsumsi 14% x 74 =1,36 g 5% x 74 =3,7 g 4% x 74 = 2,96 g 77% x 74 =56,98 g + = 74 g IV. Intake mentah (EP) Alpukat Gula susu coklat air = 1,36 g = 3,7 g = 2,96 g = 56,98 g V. Nilai gizi intake jus alpukat ditampilkan dalam tabel berikut Tabel 25 Asupan gizi intake dari jus alpukat No Jenis Berat Energi Protein Fe Vit.A Vit.C Ca Lemak KH Pangan (gr) (gr) (gr) (gr) (RE) (g) (g) 1 Alpukat 1,36 85,9,9 28 13 1 6,5 7,7 5,6,6 1,77,82,63,41,49 2 Gula 3,7 364,1 5 94 13,4,19 3,47 3 Susu coklat 2,96 336 8,2,2 137 1 275 7,9 55 1,24,1 4,6,3 8,14,23 1,63 6. Ai Kustiani Tabel 26 Makanan yang dikonsumsi waktu makan siang NASI Menu Nasi Opor ayam+tahu Osengoseng Jus alpukat I. Intake 1 gram (1% distribusi) II. III. Intake mentah (beras) 1 x.417 = 41.7 gram Nilai gizi nasi Tabel 27 Asupan gizi intake dari nasi Intake Beras 41.7 E (Kal) 178 74 P (gr) 2.1.9 L (gr).1.4 KH (gr) 4.6 16.9 Makan Siang Individu 1 gram 117 gram 73 gram 325 gram Ca 5 2.1 Fe.5.2 Vit A (RE) Vit C

OPOR AYAM DAN TAHU I. Komposisi II. Daging ayam 686 g Tahu 555 g Minyak 1 g Santan cair 617 g Bawang merah 3 g Bawang putih 15 g Garam 5 g Kunyit 2 g Total 1943 g % Distribusi opor ayam + tahu Daging ayam 686 : 1943 =.35 x 117 = 41 g Tahu 555 : 1943 =.29 x 117 = 33.9 g Santan cair 617:1943 =.32 x 117 = 37.4 g Minyak 1:1943 =.5 x 117 =.59 g Bawang merah 3:1943 =.2x 117 = 1.8 g Bawang putih 15:1943 =.7x117 =.9 g Garam 5:1943 =.3x117 =.3 Kunyit 2:1943 =.1x117 = 1.2 III. Intake Mentah (EP) Daging ayam 41 x 2.2 = 9.2 g Tahu 33.9 x 1.3 =44.1 g Minyak.59x1 =.59 g Santan cair 37.4x1 = 37.4 g Bawang merah 1.8x.99 = 1.8 g Bawang putih.9x.99 =.9 Garam.3x1 = o.3 Kunyit 1.2x1 = 1.2 Tabel 28 Nilai gizi intake opor ayam + tahu Intake Daging ayam 9.2 g Tahu 44.1 g Santan cair 5.84 g Garam.3 g Bawang merah 1.8 g Bawang putih E (Kal) 32 161 68 3 122 7 39.6 95.8 P (gr) 18.2 9.5 7.8 3.4 2.1 1.5.2 1.5.1 L (gr) 25 13 4.6 2.1 1.6.3.5.2.2 KH (gr) 1.6.7 7.6.4 267 8.1.2.3 23.1.18 Ca 14 7.3 124 54.7 25 1.5 36.6 42.33 Fe 1.5.78.1.6.8.1 1.8 Vit A (RE) 278 145.44 Vit B.8.4.6.3.1.8 Vit C 2.1 2.3 15.1