Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

dokumen-dokumen yang mirip
BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

Pelabelan Super Sisi Ajaib pada Subkelas Pohon

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

Gambar 6. Graf lengkap K n

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

BAB III PELABELAN KOMBINASI

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

Pewarnaan Titik pada Graf Khusus: Operasi dan Aplikasinya

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF BUKU SEGIEMPAT, GRAF KIPAS, DAN GRAF TRIBUN

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

LOGIKA DAN ALGORITMA

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

Graf dan Operasi graf

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

EULERIAN GRAF & HAMILTONIAN GRAF

Pewarnaan Titik Pada Operasi Graf Sikel dengan Graf Lintasan

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

BAB II LANDASAN TEORI

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF

Nilai Ketakteraturan Jarak pada Graf Sarang Laba-laba (Distance Irregularity Strength on Cobweb Graph)

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

HUTAN DAN SIKEL PADA GRAF FUZZY

PENENTUAN BILANGAN DOMINASI SISI PADA GRAF HASIL OPERASI PRODUK TENSOR

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF

Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

Line Graph dari Graf Kincir dan Graf Kipas

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF WEB GRAPH

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIMENSI METRIK LOKAL DARI GRAF CIRCULANT

EKSENTRISITAS DIGRAF PADA GRAF TANGGA Andri Royani, Mariatul Kiftiah, Yudhi

DIMENSI METRIK PENGEMBANGAN GRAF KINCIR POLA K 1 + mk 3

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

Pengembangan Pewarnaan Titik pada Operasi Graf Khusus

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

`BAB II LANDASAN TEORI

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

Kajian Mengenai Syarat Cukup Polynomial Kromatik Graf Terhubung Memiliki Akar-Akar Kompleks

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf Ridwan Ardiyansah dan Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: darmaji@matematika.its.ac.id Abstrak Sebuah graf dikatakan sebagai graf dengan -coloring jika dapat diwarnai dengan warna dan tidak terdapat simpul-simpul saling bertetangga yang memiliki warna sama. Lebih lanjut, bila menunjukkan jumlah minimum warna yang digunakan sehingga tetap dapat diwarnai dan tidak terdapat simpul bertetangga dengan warna yang sama, maka diakatakan sebagai bilangan kromatik dari yang dinotasikan dengan. Dalam tugas Akhir ini dilakukan analisis bilangan kromatik dari graf hasil amalgamasi dua buah graf terhubung. Operan yang digunakan dalam operasi amalgamasi ini berupa graf lengkap dengan graf siklus dan graf kincir dengan. Kata Kunci amalgamasi, bilangan kromatik, graf kincir, graf lengkap, graf siklus, operasi graf. P I. PENDAHULUAN ada abad ke-18 Euler mengenalkan pembahasan teori graf melalui penyelesaian sebuah masalah terkenal yang biasa disebut sebagai permasalahan Jembatan Konigsberg. Lebih lanjut, diantara pembahasan teori graf yang hingga kini masih menjadi sebuah topik yang menarik untuk dikaji adalah pembahsan mengenai pewarnaan graf. Alauddin [1] pada tahun 2009 telah melakukan penelitian mengenai bilangan kromatik graf prisma yang diperoleh dari hasil produk kartesian antara graf lintasan dengan graf siklus. Pada tahun 2010, Gross, dkk [2] telah melakukan penelitian mengenai distribusi genus dari amalgamasi graf. Akan tetapi, sampai saat ini penelitian mengenai bilangan kromatik graf hasil amalgamasi dua buah graf belum dilakukan. Oleh karena itu, muncul sebuah gagasan untuk melakukan analisis mengenai bilangan kromatik dari graf hasil amalgamasi dua buah graf. Operan yang digunakan dalam operasi amalgamasi ini adalah antara graf lengkap dengan graf siklus dan dua buah graf kincir yang berbeda dengan untuk dan merupakan anggota bilangan asli, sedangkan simpul yang diambil dari masingmasing graf adalah dua simpul yang saling bertetangga. A. Teori Graf II. PENGERTIAN GRAF Sebuah graf adalah himpunan berhingga tak kosong dari objek yang disebut simpul, bersama himpunan (yang mungkin kosong) pasangan tak terurut dari simpul yang berbeda pada yang disebut sebagai sisi. Himpunan simpul dari dinotasikan dengan, sedangkan himpunan sisi dinotasikan dengan [3]. Dalam teori graf, sebuah graf dinotasikan dengan menggunakan huruf kapital, sebuah simpul pada graf dinotasikan dengan huruf kecil dan direpresentasikan sebagai sebuah titik atau bundaran, sedangkan sisi dari graf dinotasikan dengan atau atau dan direpresentasikan sebagai sebuah garis. Banyaknya sisi yang melekat pada simpul disebut derajat simpul. Derajat dari simpul dinotasikan atau untuk memperjelas pembahasan. Derajat simpul terbanyak dalam graf dinotasikan. Graf disebut graf teratur apabila derajat setiap simpul di adalah sama. Jika terdapat dua buah graf dan, maka graf dikatakan subgraf dari graf, bila himpunan simpul dan sisi pada graf merupakan himpunan bagian dari. Hubungan antara graf dan ini dinotasikan dengan. Jika merupakan himpunan bagian dari, maka disebut sebagai independent-set, bila tidak ada pasangan simpul di yang merupakan simpul-simpul yang saling bertetangga. Lebih lanjut, jumlah simpul terbanyak pada independent-set diseb Dua buah graf dan dikatakan ismorfis jika terdapat fungsi sedemikian hingga setiap dua simpul dan saling bertetangga di jika dan hanya jika dan saling bertetangga di. Hubungan di atas dinotasikan dengan. B. Beberapa Jenis Graf Dalam teori graf terdapat beberapa jenis graf yang memainkan peran penting. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa jenis dari graf yang banyak dibahas dalam teori graf. 1. Graf Lengkap (Complete Graph) Sebuah graf dikatakan lengkap jika setiap simpul dalam terhubung dengan setiap simpul selainnya dalam [4]. Dengan kata lain, untuk sebarang maka dan saling bertetangga. Sebuah graf lengkap umumnya dinotasikan dengan dan menyatakan order dari graf. Graf lengkap merupakan salah satu graf yang memainkan peran penting dalam dunia graf sehingga banyak pembahasan dalam teori gaf yang menggunakannya sebagai objek penelitian. Pada Gambar 1 ditunjukkan beberapa contoh graf lengkap.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 2 4. Graf Kincir (Windmill Graph) Graf kincir adalah graf yang diperoleh dengan mengambil sebuah simpul pusat yang dihubungkan dengan setiap simpul pada buah graf lengkap. Beberapa contoh graf lengkap ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 1 Contoh graf lengkap dengan order 4,5, dan 6. 2. Graf Bipartite (Bipartite Graph) Sebuah graf dikatakan sebagai graf bipartite bila dapat dipartisi menjadi dua subgraf dan, sehingga setiap sisi di salah satu ujungnya melekat di dan ujung lainnya melekat di. Selanjutnya, bila dan merupakan partisi dari dengan dan maka graf bipartite secara umum dinotasikan dengan. Contoh dari graf bipartite ditunjukkan pada Gambar 2.7 Gambar 2.7 Graf 3. Graf Siklus (Cycle Graph) dan Disamping itu, graf lain yang banyak digunakan sebagai objek kajian dalam dunia graf adalah Graf siklus yang merupakan graf teratur yang masing-masing simpulnya berderajat 2 [5]. Graf siklus dinotasikan dengan menyatakan order dari graf. Pada graf siklus, order dan size memiliki jumlah yang sama. Diantara contoh dari graf siklus ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 3 Contoh graf kincir dengan order 5,7, dan 13. C. Amalgamasi Dalam membentuk sebuah graf baru, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan operasi amalgamasi. Amalgamasi simpul dari pasangan simpul graf bersama adalah graf yang diperoleh dengan menggabungkan simpul dan menjadi satu simpul [2]. Notasi yang digunakan untuk menyatakan operasi amalgamasi adalah (apabila hanya diambil satu simpul dari masingmasing graf) atau (apabila diambil dua simpul dari masing masing graf). Selanjutnya, diberikan graf dan sebagaimana pada Gambar 4, jika dilakukan amalgamasi dari simpul dan, maka operasi amalgamasi dinotasikan dengan, dimana adalah graf baru yang terbentuk, sedangkan adalah anggota himpunan simpul dari graf yang diperoleh dari hasil amalgamasi simpul. Gambar 4 Contoh operasi amalgamasi. Gambar 2 Contoh graf siklus dengan order 4, 5, dan 6. D. Pewarnaan Simpul Pewarnaan simpul yang selanjutnya disebut dengan pewarnaan dari sebuah graf adalah pemberian warna pada setiap simpul di sedemikian hingga tidak terdapat dua simpul bertetangga yang memiliki warna yang sama. Simpulsimpul yang memiliki warna yang sama pada satu graf disebut sebagai kelas warna. Jika adalah jumlah warna yang digunakan untuk memberi warna pada simpul di graf maka pewarnaan tersebut disebut dengan -coloring dari. Lebih

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 3 lanjut, bila merupakan jumlah warna minimum sehingga memiliki -coloring maka disebut sebagai bilangan kromatik dari graf dan dinotasikan. [6] Untuk memperjelas pembahasan mengenai pewarnaan dan bilangan kromatik dari suatu graf, berikut ini akan diberikan contoh sebuah graf dengan -coloring. Gambar 5 Graf dengan -coloring Graf yang ditunjukkan pada Gambar 5 dapat diwarnai dengan dua warna untuk memastikan bahwa tidak ada dua simpul bertetangga yang memiliki warna sama. Bilangan dan pada graf menunjukkan warna yang diberikan. Karena graf dapat diwarnai dengan dua warna yang dengan kata lain graf merupakan graf dengan -coloring, maka didapat. Disisi lain, karena untuk setiap simpul yang bertetangga haruslah memiliki warna yang berbeda, maka hal ini berakibat jumlah warna minimal yang digunakan untuk mewarnai graf adalah. Sehingga, berdasarkan hal ini diperoleh bahwa atau dapat ditulis bahwa graf adalah graf dengan -kromatik. Berdasarkan contoh diatas, dapat diketahui bahwa bilangan kromatik dari graf pada Gambar 5 adalah. Hal ini diperoleh dengan menggunakan prinsip dasar dalam penentuan bilangan kromatik, yaitu dengan menentukan batas atas dan batas bawah dari bilangan kromatik tersebut. Untuk menentukan batas atas dan batas bawah dari bilangan kromatik suatu graf, dibutuhkan suatu algoritma dan teorema maupun proposisi-proposisi yang membantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Berikut ini akan diberikan beberapa proposisi, teorema, dan algoritma yang digunakan dalam menentukan bilangan kromatik. Proposisi 2.1[7] Jika adalah sebuah graf yang memiliki k simpul yang saling bertetangga maka. Berdasrkan proposisi diatas, dapat diperoleh keterkaitan antara simpul-simpul yang saling bertetangga dengan bilangan kromatiknya, untuk hubungan antara simpul-simpul yang tidak saling bertetangga dengan bilangan kromatiknya ditunjukkan dalam proposisi berikut ini. Proposisi 2.2[7] Jika adalah sebarang graf dengan adalah order dari graf dan adalah independence number, maka Dalam pembahasan teori graf, dikenal beberapa algoritma yang digunakan untuk mewarnai sebuah graf sedemikian hingga tidak terdapat sisi yang bertetangga memiliki warna yang sama. Salah satunya adalah algoritma Welch-Powell. Algoritma Welch-Powell ini dapat digunakan untuk mewarnai sebuah graf secara efisien. Algoritma ini tidak selalu memberikan jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai G, namun algoritma ini cukup praktis digunakan dalam pewarnaan simpul suatu graf. Oleh karena itu, algoritma Welch-Powell hanya dapat menentukan batas atas warna [8]. Adapun langkah-langkah algoritma tersebut adalah sebagai berikut : a) Urutkan simpul pada graf secara menurun berdasarkan derajat. b) Gunakan warna baru untuk mewarnai simpul pertama dalam barisan dan simpul yang tidak bertetangga dengan simpul tersebut. c) Hapus simpul yang telah diwarnai dari barisan dan urutkan kembali simpul-simpul pada graf secara menurun berdasarkan derajat. d) Kembali ke langkah b) hingga semua simpul telah diwarnai. Berikutnya, di bawah ini diberikan beberapa proposisi yang berguna dalam menentukan bilangan kromatik dari graf hasil amalgamasi yang dilakukan dalam penelitian ini. Proposisi 2.3[7] Sebuah graf bipartite memiliki, kecuali jika tidak memiliki sisi. Proposisi 2.4[7] Sebuah graf siklus order genap memiliki, dengan anggota bilangan asli.. Proposisi 2.5[7] Sebuah graf siklus order ganjil memiliki, dengan anggota bilangan asli. Proposisi 2.6[7] Untuk sebuah graf lengkap ber-order, dengan, maka. III. BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DENGAN ADALAH ANGGOTA HIMPUNAN BILANGAN ASLI. Teorema 3.1 Diberikan sebuah graf lengkap dan graf siklus dengan. Jika adalah graf hasil amalgamasi dua buah simpul terhubung dari dan, maka bilangan kromatik dari adalah. Bukti : Misalkan graf adalah graf hasil amalgamasi dua simpul dari graf dan, yaitu. Misalkan order dari graf lengkap dan graf siklus. Untuk menentukan batas atas dilakukakan konstruksi. Akan tetapi, karena pada graf terdapat subgraf yang isomorfis dengan graf siklus maka terdapat dua perlakuan untuk mewarnai graf. Perlakuan pertama adalah untuk genap dan kedua adalah untuk ganjil. Untuk perlakuan pertama yaitu untuk genap dilakukan konstruksi sebagai berikut. Dalam teorema berikut ini akan ditunjukkan keterkaitan antara bilangan kromatik suatu graf dengan subgrafnya. Teorema 2.1[7] Jika adalah subgraf dari graf, maka berlaku.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 4 Gambar 6 Pewarnaan Graf dengan genap. Adapun untuk langkah kedua yaitu untuk ganjil dilakukan konstruksi sebagai berikut. Gambar 7 Pewarnaan Graf dengan ganjil. Walaupun pada konstruksi di atas terdapat dua perlakuan, akan tetapi sebagaimana yang telah ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7 bahwa pada graf terdapat subgraf yang isomorfis dengan graf lengkap, sehingga graf dapat diwarnai dengan warna dan tidak terdapat dua simpul saling bertetangga yang memiliki warna sama. Dengan demikian diperoleh bahwa graf merupakan graf denagn -coloring yang artinya atau dengan kata lain batas atas dari adalah. Selanjutnya, karena telah diketahui bahwa pada graf terdapat subgraf yang isomorfis dengan graf lengkap sehingga dengan memanfaatkan Teorema 2.1 diperoleh. Sementara itu diperoleh dari Proposisi 2.6 bahwa sehingga. Dengan kata lain batas bawah dari adalah. Karena batas atas dan batas bawah menunjukkan hasil yang sama maka Gambar 8 Pewarnaan graf dengan. Berdasarkan konstruksi di atas, karena graf dapat diwarnai dengan atau warna, maka graf merupakan graf dengan -coloring yang berarti Dengan demikian batas atas dari adalah. Selanjutnya, berdasarkan Gambar 8 diketahui bahwa pada graf terdapat subgraf yang isomorfis dengan graf lengkap dan. Sehingga dengan menggunakan Teorema 2.1 diperoleh atau. Sementara itu, dari Proposisi 2.6 diperoleh bahwa dan. Karena maka, ini artinya batas bawah dari adalah. Karena batas atas dan batas bawah menunjukkan hasil yang sama, maka Karena operasi amalgamasi bersifat komutatif, sehingga untuk kasus memiliki hasil yang sama dengan. Kasus 3 : Misalkan. Untuk menentukan batas atas dilakukakan konstruksi sebagai berikut, IV. BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DENGAN ANGGOTA HIMPUNAN BILANGAN ASLI Teorema 4.2 Diberikan sebuah graf kincir dengan dan. Jika adalah graf hasil amalgamasi dua buah simpul terhubung dari graf kincir dan yang berbeda, maka bilangan kromatik dari adalah. Bukti : dalam menentukan bilangan kromatik terdapat 2 kasus yang berlaku. Kasus 1 : Misalkan dengan adalah bilangan bulat positif. Untuk menentukan batas atas dilakukakan konstruksi sebagai berikut, Gambar 10 Pewarnaan graf dengan. Berdasarkan konstruksi di atas, karena maka diperoleh bahwa graf adalah graf dengan - coloring, ini berarti. Oleh karena itu batas atas dari adalah. Selanjutnya, berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa pada graf terdapat subgraf yang isomorfis dengan graf lengkap dan. Sehingga dengan menggunakan Teorema 2.1 didapat atau. Sementara itu, dari Proposisi 2.6

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 5 diperoleh bahwa dan. Karena maka. Dengan kata lain, batas bawah dari adalah. Karena batas atas dan batas bawah menunjukkan hasil yang sama maka V. SIMPULAN Berdasarkan analasis yang telah dilakukan untuk menentukan bilangan kromatik, dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa bilangan kromatik graf hasil amalgamasi adalah. Sedangkan bilangan kromatik graf hasil amalgamasi adalah. DAFTAR PUSTAKA [1] Alauddin, Bilangan Kromatik Pada Graf Prisma, Tesis, Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya (2009). [2] Gross, J.L, dkk, W.-K. Chen, Genus Distribution of Graph Amalgamations: Pasting at Root-Vertices.Ars Combinatorica. Vol 94 (2010) 33-353 [3] Chartrand, G dan L. Lesniak, Graphs and Digraphs, third edition, Chapman & Hall/CRC (1996). [4] Vasudev, C. (2006). Graph Theory with Apllication. New Age International (P) Limited, Publisher. [5] Wilson, R.J. (1998). Introduction to Graph Theory, fourth edition. Longman. [6] Capobianco, M dan John, C.M. (1978). Examples and Counterexamples in Graph Theory.North-Holland. [7] Gross, J. L dan Jay Yellen. (2006). Graph Theory and Its Applications, 2nd edition. Chapman & Hall/CRC. [8] As ad, N. (2008). Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal. Makalah Striktur Diskrit, Vol.1, No.38.