Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BKIPM 2013 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

Jakarta, Januari 2015 Kepala BBP2HP. Ir. Rahmah Hayati Samik Ibrahim, MM.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

Ikhtisar Eksekutif. vii

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016 TURUN -0,27 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

Transkripsi:

Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan i

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP 2013) PUSAT SERTIFIKASI MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENEGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan i

Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN......4 1.1 Latar Belakang...4 1.2 Maksud dan Tujuan...5 1.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi...5 1.4. Keragaan SDM ( kekuatan SDM)...7 1.5. Sistematika LAKIP...9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA...10 2.1 Rencana Strategis 2010-2014......10 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2013...14 2.3 Penetapan Kinerja...17 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA......18 3.1 Pengukuran Kinerja...18 3.2 Evaluasi dan Analisa...20 3.2.1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kelauatan dan Perikanan...20 3.2.2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya ketersediaan produk Keluatan dan Perikanan...27 3.2.3. Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan...29 3.2.4. Sasaran Strategis 4 : Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan...31 3.2.5. Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya sistem modernisasi produksi KP pengolahan dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu...32 3.2.6. Sasaran Strategis 6 : Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan...33 3.2.7. Sasaran Strategis 7 : Tersedianya SDM Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang kompeten dan profesional...34 3.2.8. Sasaran Strategis 8 : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM...35 3.2.9. Sasaran Strategis 9 : Terwujudnya good governance & clean Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan ii

government di BKIPM...36 3.2.10. Sasaran Strategis 10 : Terkelolanya anggaran Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan secara optimal...41 BAB IV PENUTUP....42 4.1 Capaian Kinerja IKU...42 4.2 Permasalahan...46 4.3 Tindak Lanjut ke Depan...46 DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan ii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah pegawai Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013... 8 Tabel 2. Jumlah pegawai Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan berdasarkan golongan/pangkat tahun 2013... 8. Tabel 3.1 Capaian Kinerja Kegiatan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan...18 Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan iii

RINGKASAN EKSEKUTIF Secara umum, Pusat SM telah berhasil melaksanakan misi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan pada tahun 2013. Keberhasilan ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada berbagai perspektif balanced scorecard. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya target indikator kinerja Pusat SM tahun 2013 pada setiap perspektif sebagai berikut: 1. Perspektif pemangku kepentingan dengan sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, diperoleh dari pencapaian indikator Nilai Tukar Nelayan sebesar 102,66; Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sebesar 104,7; Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) sebesar Rp2,3 juta; dan Pertumbuhan PDB perikanan sebesar 6,86%; 2. Perspektif pelanggan dalam sasaran strategis meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan, diperoleh melalui indikator jumlah produksi perikanan budidaya yang mencapai 13.703.369 ton atau (117,81%) dari target sebesar 11.63.2.122 ton. Angka tersebut terbagi dalam produksi budidaya air tawar, payau dan laut. Untuk indikator jumlah produk olahan hasil perikanan pada 2013 sebesar 5.24 juta ton atau mencapai 104,8%, naik sekitar 0,41 juta ton dari capaian tahun 2013. Untuk sasaran strategis meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan, tercapai melalui indikator jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor pada tahun 2013 mencapai 1.219 UPI dari target 1.115 3. Perspektif internal proses dalam sasaran strategis tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan, diperoleh dari pencapaian indikator jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang mutu dan keamanan hasil perikanan sebanyak 1 peraturan/keputusan menteri dan 7 jumlah kebijakan bidang mutu dan keamanan hasil perikanan. 1

Untuk sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan bermutu diperoleh dari pencapaian indikator jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra yang tetap 10 kasus; Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (approval number) sebanyak 119. Sasaran strategis terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan, diperoleh dari pencapaian rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani sebesar 100%; 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam sasaran strategis tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan profesional, diperoleh dari pencapaian indikator indeks kesenjangan kompetensi eselon III dan IV sebesar 60%. Pengukuran ini baru dilakukan dengan mengambil sampling beberapa pejabat dikarenakan belum tersedianya anggaran untuk melakukan penilaian (assessment) pejabat di lingkungan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Untuk sasaran strategis tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di, diperoleh dari pencapaian indikator Service Level Agreement di Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sebesar 97,25% dan indikator persepsi user terhadap kemudahan akses di Pusat SM (skala likert 1-5) dengan angka rata-rata 4. Sasaran strategis terwujudnya good governance & clean government di Pusat SM, diperoleh dari pencapaian indikator jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Pusat SM sebesar 100%; Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja yang mendapat nilai A (76,82); Nilai integritas BKIPM sebesar 7,12; Nilai inisiatif anti korupsi sebesar 8,84; dan Nilai Penerapan RB Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sebesar 80. 2

Sasaran strategis terkelolanya anggaran Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan secara optimal, diperoleh dari pencapaian indikator persentase penyerapan DIPA Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dapat direalisasikan sebesar 93,73%. Keberhasilan pelaksanaan pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai dengan sasaran dan target yang ditetapkan tidak terlepas dari sinergitas dan kerjasama seluruh unit kerja di lingkungan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta dukungan semua pihak. Di samping keberhasilan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan sesuai rencana strategis, masih terdapat beberapa kendala/hambatan yang terjadi selama tahun 2013, seperti: 1. Belum sepenuhnya indikator kinerja utama (IKU) selaras dengan manual IKU, termasuk metode cascading, sehingga pengukuran capaian IKU menjadi kurang akurat; 2. Belum optimalnya koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan antara pusat, daerah dan instansi lintas sektoral; 3. Adanya perubahan anggaran akibat kebijakan pengurangan subsidi BBM dan pembayaran tunjangan kinerja yang memerlukan proses revisi DIPA sehingga menyebabkan beberapa pelaksanaan kegiatan terhambat. Hal ini mengakibatkan penyerapan anggaran menjadi lamban pada semester pertama dan meningkat secara tajam di akhir semester kedua. Hambatan/kendala tersebut di atas telah diantisipasi melalui evaluasi setiap triwulan dalam pelaporan perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan beberapa dekade belakangan ini telah cenderung diwarnai oleh berbagai permasalahan yang mencakup : sentralisasi kekuasaan pemerintah yang terlalu dominan, KKN, terhambatnya saluran aspirasi dan partisipasi masyarakat, dan berbagai persoalan lainnya yang menunjukkan adanya karakterisitik Bad Governance. Bergesernya paradigma dari Government ke arah Governance yang menekankan pada kolaborasi dalam kesetaraan dan keseimbangan antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat madani (civil society), dikembangkan pandangan atau paradigma baru administrasi publik yang disebut dengan Good Governance. Dalam konsepsi tersebut mengandung 2 (dua) pengertian, yaitu: Pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tunjuan tersebut. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) tercermin dalam Ketetapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN. Dalam Pasal 3 beserta penjelasannya, ditetapkan mengenai 7 (tujuh) asas-asas umum pemerintahan yang mencakup: (1) asas kepastian hukum; (2) asas tertib penyelenggaraan negara; (3) asas kepentingan umum; (4) asas keterbukaan; (5) asas proporsionalitas; (6) asas profesionalitas; dan (7) asas akuntabilitas, dimana setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LAKIP Tahun 2013 ini, disusun sebagai refleksi dari asas akuntabilitas yang merupakan bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan pembangunan tahun anggaran 2013, yang diselenggarakan oleh Pusat 4

Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penyusunan LAKIP ini merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini, maka Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dengan mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan yang dirumuskan tersebut berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. telah menetapkan tujuan sebagai berikut: 1) Meningkatkan jumlah dan kualitas Unit Pengolah Ikan (UPI) dalam menerapkan PMMT/HACCP yang diwujudkan dengan bentuk Sertifikat Penerapan HACCP; 2) Mencegah dan mengurangi kasus/hambatan ekspor hasil perikanan terkait mutu produksi; 3) Memantapkan dan mengembangkan harmonisasi sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan negara mitra. 4) Meningkatkan Pengawasan Mutu dan Sistem Jaminan dan Keamanan Hasil Perikanan dalam rangka perlindungan konsumen; 5) Meningkatkan kapasitas laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi hasil perikanan 1.3. Tugas, Fungsi BKIPM dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER. 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, dimana,. mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, 5

kriteria, bimbingan teknis, monitoring, evaluasi dan laporan di bidang sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1052, menyelenggarakan fungsi: a) perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria sistem sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan; b) pelaksanaan kegiatan sertifikasi, akreditasi dan monitoring, harmonisasi dan penanganan kasus dalam rangka sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan; c) monitoring, evaluasi dan laporan penerapan sistem sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan; dan d) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Struktur Organisasi Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, yang terdiri dari: (1) Bidang Inspeksi dan Verifikasi (2) Bidang Akreditasi dan Monitoring; (3) Bidang Harmonisasi dan Penanganan Kasus; dan (6). Sub Bagian Tata Usaha. Detail Bagan struktur organisasi Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dapat dilihat pada Lampiran 1 1.3.1. Bidang Inspeksi dan Verifikasi Bidang Inspeksi dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, serta monitoring, evaluasi dan laporan di bidang inspeksi, verifikasi dan tindak lanjut hasil inspeksi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1056, Bidang Inspeksi dan Verifikasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang inspeksi dan verifikasi; b. pelaksanaan kegiatan inspeksi dalam dan luar negeri, verifikasi, dan tindak lanjut hasil inspeksi; dan c. pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan. 1.3.2. Bidang Akreditasi dan Monitoring Bidang Akreditasi dan Monitoring mempunyai tugas : melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, monitoring, evaluasi dan laporan di bidang akreditasi dan 6

monitoring. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1060, Bidang Akreditasi dan Monitoring menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang akreditasi dan monitoring; b. penyiapan pelaksanaan akreditasi dan monitoring; dan c. penyiapan monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan akreditasi dan monitoring. 1.3.3. Bidang Harmonisasi dan Penanganan Kasus Bidang Harmonisasi dan Penanganan Kasus mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, monitoring, evaluasi dan laporan di bidang harmonisasi dan penanganan kasus mutu dan keamanan hasil perikanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1064, Bidang Harmonisasi dan Penanganan Kasus menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang harmonisasi dan penanganan kasus mutu dan keamanan hasil perikanan; b. pelaksanaan kegiatan harmonisasi dan penanganan kasus mutu dan keamanan hasil perikanan; dan c. pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan. 1.3.4. Sub Bagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi keuangan, barang kekayaan milik negara, kepegawaian, persuratan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 1.4. Keragaan Sumber Daya Manusia Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Sumberdaya Manusia (SDM) yang ada pada Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dilihat dari sisi jumlahnya sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang yang tersebar di 3 (tiga) Bidang dan 1 (satu) Subag Tata Usaha dengan rincian jumlah SDM masing-masing Bidang dan Subag Tata Usaha, yaitu Bidang Inspeksi dan Verifikasi 9 orang; Bidang Akreditasi dan Monitoring 8 orang; Bidang Harmonisasi dan Penanganan Kasus 10 orang; dan Subag Tata Usaha 6 orang, dan Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 1 orang. 7

Jumlah sumberdaya manusia Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang berjumlah 34 orang ini dapat dikelompokkan menurut pendidikan, S1/D4 menempati urutan pertama (17 orang) ; selanjutnya D3 dan SMU menempati urutan kedua yaitu masing-masing 6 dan 4 orang ; pendidikan S2 (4 orang); pendidikan SMP (1 orang) dan pendidikan S3 (1 orang), lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1: Jumlah Pegawai Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Berdasarkan Pendidikan Tahun 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. Unit Kerja Komposisi Pegawai Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Menurut Pendidikan SMP SMU D1/D3 D4/S1 S2 S3 Jumlah Kapus SM Bid. HPK Bid. AM Bid. IVI SubBag TU - - - 1 2 - - 2 2 1 4-5 6 4 2 1 1 1 1 1 - - - - 1 10 8 9 6 Jumlah 1 4 6 17 4 1 34 Jumlah sumberdaya manusia Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang berjumlah 34 orang ini dapat dikelompokkan menurut tingkat golongan/pangkat. Pada tabel 2 terlihat bahwa pegawai dengan pangkat/golongan III berjumlah 22 orang, golongan II sebanyak 8 orang, golongan IV sebanyak 3 orang dan golongan I hanya 1 orang. Tabel 2. Jumlah Pegawai Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil No. 1. 2. 3. 4. 5. Perikanan Tingkat Golongan Tahun 2013 Jumlah Pegawai Menurut Pangkat/Golongan Unit Kerja I II III IV Jumlah Kapus SM 1 1 Bid. HPK 2 7 1 10 Bid. AM 1 6 1 8 Bid. IV 3 6-9 Sub Bag TU 1 2 3-6 Jumlah Total 1 8 22 3 34 8

1.5. Sistematika LAKIP LAKIP Tahun 2013 ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Ringkasan Eksekutif BAB I Pendahuluan 1.2. Latar Belakang 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Tugas, Fungsi serta Struktur Organisasi 1.5. Keragaan Sumber Daya Manusia Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 1.6. Sistematika LAKIP BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1. Rencana Strategis 2.2. Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran 2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2013 2.4. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja 3.1. Prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2013 3.2. Evaluasi dan Analisa Kinerja 3.1.1. Sasaran Strategis 1 3.1.2. Sasaran Strategis 2 3.1.3. Sasaran Strategis 3 BAB IV Penutup 4.1. Capaian Kinerja IKU 4.2. Permasalahan 4.3. Tindak Lanjut ke Depan 9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1. Rencana Strategis 2011-2014 Rencana dan Capaian Kinerja Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dengan melihat peran dan kontribusi pembangunan karantina ikan dan pengendalian mutu terhadap pembangunan kelautan dan perikanan diwujudkan dalam jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui perlindungan terhadap kelestarian sumberdaya hayati kelautan dan perikanan guna meningkatkan produktivitas maupun dalam meningkatkan daya saing. Hal ini selaras dengan Visi pembangunan Karantina Ikan, pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2011-2014, yaitu : Hasil perikanan yang sehat bermutu, aman dikonsumsi dan terpercaya yang tertuang dalam rencana strategik (Renstra). Rencana strategis (Renstra) Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2010-2014 yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, strategis, kebijakan serta rencana kerja yang akan dilaksanakan. Penyusunan rencana strategis diupayakan mengakomodasikan kebutuhan stakeholder, baik intern Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan maupun instansi lain atau masyarakat yang sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban serta mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang ada. Tabel 1. Rencana Strategis Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanaan Tahun 2010-2014 N O PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN INDIKATOR Target 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pengembanga n Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Meningkat nya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan Jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan hasil perikanan yang bersertifikat HACCP Jumlah lokasi yang termonitor residu dan bahan berbahaya serta laboratorium dan jenis uji yang terakreditasi 444 UPI, 621 sertifikat 20 Lokasi 510 UPI, 1095 sertifkat 20 Lokasi 515 UPI, 1105 sertifkat 20 Lokasi 520 UPI, 1115 sertifkat 20 Lokasi 525 UPI, 1125 sertifkat 20 Lokasi 10

Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu hasil perikanan, baik di dalam maupun di luar negeri serta adanya perubahan sistem pengawasan mutu di dunia Internasional, sejak tahun 1992 Indonesia telah mengembangkan sistem jaminan mutu ( Quality Assurance ) yang disebut dengan Program manajemen Mutu Terpadu (PMMT). Program tersebut dikembangkan sesuai dengan konsepsi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yaitu suatu sistem pengawasan mutu yang secara Internasional disepakati dan dianggap paling cocok dan telah diterapkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, Australia. Sistem HACCP tersebut bahkan telah dikembangkan oleh ISO menjadi ISO 22.000 yang lebih komprehensif sehingga lebih mudah memenuhi tuntutan konsumen. Sampai saat ini telah dilakukan hamonisasi sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan Canada, USA, Uni Eropa, Korea, Vietnam, China dan Rusia. Dalam pelaksanaan sertifikasi sistem mutu untuk memberikan jaminan keamanan pangan produk perikanan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk melakukan ekspor produk perikanan maka telah dilakukan serangkaian kegiatan pembinaan, pengawasan mutu, dan verifikasi internal serta upaya peningkatan SDM perikanan baik yang berada di instansi pemerintah dan perusahaan perikanan. Proses penyusunan rencana dan capaian kinerja ini berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan program, kebijakan dan kegiatan, rencana dan capaian kinerja tahun 2013. 2.1.1 Pernyataan VISI VISI pembangunan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dilandasi oleh analisis latar belakang pembangunan kelautan dan perikanan yang ingin dicapai, potensi, dan pemanfaatan sampai kepada aspek mutu serta permasalahan yang dihadapi di bidang Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Adapun VISI dari Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sama dengan Visi pada Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, yaitu: Hasil perikanan yang sehat bermutu, aman dikonsumsi dan terpercaya. 11

2.1.2 Pernyataan MISI Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan misi Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Menciptakan pengendalian mutu dan pengawasan produk perikanan yang efektif mulai dari hulu sampai hilir (produk ekspor); 2) Menciptakan kesadaran mutu terhadap produsen dan konsumen hasil perikanan; 3) Menciptakan rasa aman kepada masyarakat terhadap mutu hasil perikanan; 4) Mengembangkan dan memantapkan kapasitas laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi hasil perikanan; 5) Mengembangkan dan memantapkan harmonisasi sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan; 6) Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas SDM pengawas mutu hasil perikanan; dan 7) Mengembangkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. 2.1.3 Kebijakan dan Kegiatan Kebijakan merupakan pedoman untuk menentukan dan melaksanakan program dan kegiatan. Adapun fungsi kebijakan yaitu : 1) Memberikan petunjuk, rambu-rambu, dan signal penting dalam menyusun program dan kegiatan; 2) Memberikan informasi mengenai bagaimana strategi akan dilaksanakan; 3) Memberikan keyakinan pada para pelaksana 4) Untuk kelancaran dan keterpaduan upaya mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran. Sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran untuk melaksanakan program dan kegiatan, maka ditetapkan beberapa kebijakan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang terdiri dari : 1) mendukung tercapainya indikator kinerja utama (IKU) Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sebagai bagian integral dari pembangunan sektor kelautan dan perikanan serta memegang peranan penting dalam pemulihan ekonomi melalui perlindungan jaminan keamanan 12

pangan produk perikanan, peningkatan devisa negara, dan pemanfatan bahan baku setelah pasca panen hasil perikanan. 2) Optimalisasi penerapan sistem jaminan mutu melalui PMMT berdasarkan konsepsi HACCP di semua rantai pasca panen (penangkapan/budidaya, TPI/PPI, distribusi/pemasaran dan di unit penanganan/pengolahan), yang diprioritaskan pada usaha skala kecil dan menengah. 3) Peningkatan sarana prasarana laboratorium penguji sebagai barometer keberhasilan penanganan mutu, pelayanan dan pengawasan mutu produk perikanan sesuai standar pada Laboratorium UPT BKIPM. 4) Peningkatan Harmonisasi Sistem Mutu dan Standardisasi (komoditi, teknologi, sarana prasarana) dengan negara-negara pengimpor sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan ekspor. 5) Meningkatkan pencapaian pengawasan dan pengendalian mutu hasil perikanan dengan; (a) memberikan jaminan mutu dan keamanan terhadap produk perikanan Indonesia; (b) meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar Internasional, (c) menciptakan sumberdaya manusia yang profesional dan berdaya saing tinggi secara Internasional, dan (d) menciptakan lapangan pekerjaan dan sekaligus peningkatan pendapatan masyarakat. 6) Peningkatan pengawasan mutu dalam penanganan pasca panen harus dilakukan berdasarkan ketentuan Code of Conduct for Responsible Fisheries FAO/WHO, dengan menitikberatkan pada sistem pengendalian mutu dan keamanan pangan nasional yang efektif untuk melindungi kesehatan konsumen, mencegah kerusakan ikan dan kecurangan ekonomi hasil perikanan. Dalam setiap kebijakan Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah sub program/kegiatan. Sub program/kegiatan tersebut adalah (1) Harmonisasi dan Penanganan Kasus; (2) Akreditasi dan Monitoring Laboratorium Mutu dan Keamanan Hasil; dan (3) Program Inspeksi dan Verifikasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 13

2.1.4. Sasaran Strategis Sasaran strategis KKP yang baru harus diturunkan ke sasaran strategis BKIPM sehingga diharuskan adanya penyelarasan antara renstra yang lama dengan renstra yang baru. Perubahan sasaran strategis Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2013-2014 dengan pendekatan BSC diuraikan pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1. Perubahan Sasaran Strategis Pusat SM 2013-2014 dengan BSC Semula Menjadi No Sasaran Strategis No Sasaran Strategis Perspektif pemangku kepentingan (Stakeholder) 1 Pengembangan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 2.2. Rencana Kinerja 2013 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Perspektif pelanggan (customer) 2 Meningkatnya Ketersediaan Produk KP 3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan mutu dan keamanan Perspektif internal (internal process) 4 Tersedianya kebijakan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan 5 Terselenggaranya modernisasi sistem Produksi KP, pengolahan dan Pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu 6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and Growth) 7 Tersedianya SDM Pusat SM yang kompeten dan profesional 8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di Pusat SM 9 Terwujudnya good governance & clean government di Pusat SM 10 Terkelolanya anggaran Pusat SM secara optimal Rencana kinerja Tahun Anggaran 2013 merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 2011-2014 yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Pada tingkat Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, rencana kinerja ini diimplementasikan dalam Penetapan Kinerja 14

Tahun 2013 dan Peta Strategi (strategy map) Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2013. Selanjutnya, secara berjenjang target kinerja tersebut diturunkan (cascading process) ke tingkat unit kerja eselon III sampai dengan eselon IV. Pada Oktober 2013, KKP dan seluruh unit kerja eselon I dan II, termasuk BKIPM, melakukan revisi penetapan kinerja 2013 dengan pendekatan BSC. Hal ini secara langsung juga akan berpengaruh terhadap penetapan kinerja. Penetapan kinerja memuat perubahan sasaran strategis yang semula 1 sasaran strategis dengan 3 IKU menjadi 10 sasaran strategis dengan 23 IKU. Tantangan yang dihadapi Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dengan adanya perubahan ini adalah: a. terdapat 6 indikator kinerja KKP yang harus diturunkan langsung ke BKIPM dan Pusat SM, yaitu nilai tukar nelayan, nilai tukar pembudidaya ikan, ratarata pendapatan pengolah dan pemasar per KK/bulan; pertumbuhan PDB perikanan, jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton), dan jumlah produk olahan hasil perikanan (juta ton) yang tidak terkait langsung dengan tugas dan fungsi Pusat SM dan belum diputuskan nilai kontribusi Pusat SM dalam mendukung indikator tersebut; b. terjadi ketidakkonsistenan dalam pengukuran kinerja pada Triwulan I-III dengan Triwulan IV 2013, yang mana pada Triwulan I-III tidak berbasis BSC sedangkan Triwulan IV sudah menggunakan BSC; c. pengukuran capaian kinerja beberapa IKU pada perspektif learning and growth belum sepenuhnya dapat terukur. Hal ini disebabkan ada indikator pada perspektif tersebut yang instrumen pengukurannya belum disepakati dan berlaku umum di tingkat KKP. Dengan adanya perubahan kebijakan di Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam manajemen kinerja dengan pendekatan BSC, maka harus dilakukan penyesuaian kembali renstra Pusat SM 2011-2014 dan rencana kinerja Pusat SM 2013 sebagaimana tertera pada Tabel 2.2. 15

Tabel 2.2. Target Kinerja Pusat SM Tahun 2013 dengan BSC Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2013 Perspektif pemangku kepentingan (Stakeholder) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Perspektif pelanggan (customer) Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan mutu dan keamanan Perspektif proses internal (Internal Process) Tersedianya kebijakan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan Terselenggara-nya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan 1 Nilai Tukar Nelayan 110 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar Rp1,8 juta per KK/bulan 4 Pertumbuhan PDB Perikanan 7 % 5 Jumlah produksi perikanan budidaya ( Jt 11,63 Ton) 6 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( Jt Ton) 5 7 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan 1.115 mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor 8 Jumlah UPI yang bersertifikasi HACCP 520 9 Jumlah Lokasi yang termonitor residu dan 20 bahan berbahaya 10 Jumlah jenis uji yang terakreditasi 6 11 Jumlah kebijakan bidang mutu dan keamanan hasil perikanan 12 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra 13 Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (Approval Number) 14 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and Growth) Tersedianya SDM Pusat SM yang kompeten dan profesional Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di Pusat SM Terwujudnya good governance & clean government di Pusat SM 15 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV di lingkungan Pusat SM 3 10 50 UPI 80 % 60% 16 Service Level Agreement di BKIPM 70% 17 Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5) 18 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Pusat SM 19 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Pusat SM 4 100% Nilai AKIP A 16

Terkelolanya anggaran Pusat SM secara optimal 20 Nilai integritas Pusat SM 7 21 Nilai inisiatif anti korupsi Pusat SM 7,5 22 Nilai Penerapan RB Pusat SM 75 23 Persentase penyerapan DIPA Pusat SM > 95% 17

Gambar 4. Peta Strategsi BKIPM 2.3. Penetapan Kinerja 2013 Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkanlah kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Surat Perjanjian terhadap Penetapan Kinerja tertanggal 28 Maret 2013 antara Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dengan telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2013 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2013 yang disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2013 yang telah ditetapkan. Ringkasan Penetapan Kinerja Tahun 2013 selengkapnya terdapat pada Lampiran 4 Pada Bab III dokumen LAKIP ini, akan dijelaskan mengenai Analisis Capaian Kinerja diukur dari ketercapaian 18

indikator Penetapan Kinerja Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2013. 19

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2013 3.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran capaian kinerja tahun 2013 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Pusat SM. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja tahun 2013 yang dibandingkan dengan target dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2013. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian sasaran strategis, Pusat SM menyempurnakan rumusan sasaran strategis dan indikator kinerja utama (IKU) ke dalam empat perspektif. Analisis dilakukan terhadap semua capaian sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau tahun-tahun selanjutnya. Sesuai dengan Renstra Pusat SM Tahun 2011 2014, kinerja sasaran strategis merupakan hasil kinerja Eselon III lingkup Pusat SM. Capaian atas 23 indikator kinerja Pusat SM pada 10 sasaran strategis disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini. SASARAN STRATEGIS Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pusat SM Tahun 2013 URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 CAPAIAN 2013 % CAPAIAN Perspektif pemangku kepentingan (stakeholder) 1 Meningkatnya 1 Nilai Tukar Nelayan 110 102,66* 93,33 kesejahteraan 2 Nilai Tukar Pembudidaya 104 104,7* 100,67 masyarakat kelautan perikanan 3 Ikan* Rata-rata pendapatan Rp1,8 Rp2,3 juta* 120,00 pengolah dan pemasar (KK/bulan) juta 4 Pertumbuhan PDB 7,00% 6,86* 98 Perikanan* Perspektif pelanggan (customer) 2 Meningkatnya 5 Jumlah produksi perikanan 11,63 13,70* 117,81 ketersediaan produk kelautan perikanan 6 budidaya ( jt ton) Jumlah produk olahan hasil 5,0 5,24* 104,8 3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan mutu dan keamanan perikanan ( jt ton) 7 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor 8 Jumlah UPI yang bersertifikasi HACCP 1.115 1.219 109,33 520 UPI 525 UPI 100,96 % 9 Jumlah Lokasi yang 20 Lokasi 25 Lokasi 125 % 20

SASARAN STRATEGIS Perspektif internal (internal process) 4 Tersedianya kebijakan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan 5 Terselenggara-nya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu 6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan URAIAN INDIKATOR KINERJA termonitor residu dan bahan berbahaya 10 Jumlah jenis uji yang terakreditasi 11 Jumlah kebijakan bidang mutu dan keamanan hasil perikanan 12 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra 13 Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (Approval Number) 14 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) 7 Tersedianya SDM Pusat SM yang kompeten dan profesional 15 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV di lingkungan Pusat SM 8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di Pusat SM 9 Terwujudnya good governance & clean government di Pusat SM 10 Terkelolanya anggaran Pusat SM secara optimal 16 Service Level Agreement di BKIPM 17 Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5) 18 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Pusat SM TARGET 2013 CAPAIAN 2013 % CAPAIAN 6 7 100 % 3 3 120^ 10 10 100 96% 99,43% 103,57 80% 100% 120^ 60% 60% 100 70% 97,25% 120^ 4 4 100 100% 100% 100 19 Tingkat kualitas akuntabilitas Nilai Nilai AKIP 100 kinerja Pusat SM AKIP A A** 20 Nilai integritas Pusat SM 7 7,12 101,71 21 Nilai inisiatif anti korupsi 7,5 8,84** 117,87 Pusat SM 22 Nilai Penerapan RB Pusat SM 75 80** 106,67 23 Persentase penyerapan DIPA Pusat SM > 95% 93,73% 93.73 % Keterangan: *) data sementara (sumber: Pusdatin KKP); **) data hasil pengukuran TA 2012 dinilai TA 2013 dan TA 2013 akan dinilai tahun 2014; ^) tingkat capaian ditetapkan oleh KKP maksimal 120%. 21

3.2. Analisa dan Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Pada Perspektif Pemangku Kepentingan Sararan Strategis 1: Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui empat indikator, yaitu nilai tukar nelayan, nilai tukar pembudidaya ikan, rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar per KK/bulan, dan pertumbuhan PDB perikanan. IKU 1 Nilai tukar nelayan Nilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan skala kecil di pedesaan dan juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk perikanan dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTN, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli nelayan. NTN adalah perbandingan antara Indeks harga yang diterima nelayan/pembudidaya ikan (It) dengan Indeks harga yg dibayar/dikeluarkan oleh nelayan/pembudidaya (Ib), untuk konsumsi rumah tangganya dan keperluan dalam memproduksi produk perikanan. Perkembangan NTN per bulan selama tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2. Perkembangan NTN per Bulan pada 2013 Bulan 2013 % It Ib NTN Nas Ubah Tahun Dasar 2007 (2007 : 100) Januari 143,86 136,14 105,67 0,18 Februari 144,11 136,73 105,39-0,26 Maret 137,28 136,73 105,19-0,19 April 144,33 137,33 105,10-0,09 Mei 144,74 137,40 105,34 0,23 Juni 145,38 137,95 105,38 0,04 Juli 149,74 142,02 105,44 0,05 Agustus 151,07 143,19 105,50 0,06 September 150,76 143,30 105,21-0,27 Oktober 150,80 143,70 104,94-0,26 22

Bulan 2013 % It Ib NTN Nas Ubah November 150,81 143,86 104,83-2,38 Tahun Dasar 2012 (2012 : 100) Desember 111,10 108,23 102,66 0,21 Rata-rata Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada 2013 adalah 102,66 atau 93,33% lebih rendah dari angka target yang ditetapkan, dimana pada 2013 ditetapkan angka NTN sebesar 110. Adapun kenaikan NTN tertinggi terjadi pada Januari, yaitu 105,67 dan yang terendah pada November, yaitu sebesar 104,83. Pada Desember 2013, NTN bidang perikanan tangkap sebesar 102,66, lebih besar dari NTPi yang hanya mencapai 101,52. Nilai gabungan antara NTN dan NTPi yang disingkat dengan NTNP sebesar 101,98. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTN dari tahun dasar 2007 menjadi tahun dasar 2012. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi perikanan dan pola produksi konsumsi rumah tangga perikanan di pedesaan, serta perluasan cakupan. Alasan inilah yang mendasari mengapa realisasi NTN 2013 mengalami penurunan dibanding target NTN sebesar 110 diawal penetapan kinerja. Namun demikian NTN secara rata-rata dan bulanan masih di atas 100, artinya nelayan masih dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan hidup sehariharinya. Perbedaan antara NTN tahun dasar 2007 dengan NTN tahun dasar 2012 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTN tahun dasar 2012 juga mengalami perluasan pada NTP sub sektor perikanan menjadi NTN dan NTPI agar perhitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Selain itu terdapat penambahan lokasi penghitungan menjadi 33 provinsi, di mana Provinsi DKI Jakarta masuk didalamnya. Jika dibandingkan dengan target pada RPJM 2014 dimana NTN sudah mencapai 112, maka capaian NTN sampai dengan 2013 ini baru mencapai 91,66% dari yang ditargetkan (Tabel 3.3). Tabel 3.3. Capaian IKU 1 pada 2011-2013 dan Target 2014 23

Uraian Indikator Kinerja Capaian 2011 2012 2013 Target 2014 Rasio Terhadap 2014 Nilai Tukar Nelayan 106,24 105,37 102,66* 112 91,66% (Sumber: Pusdatin KKP) Dengan sisa waktu satu tahun RPJMN di tahun 2014 telah dialokasikan program dan kegiatan dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dengan harapan dapat meningkatkan nilai NTN. IKU 2 Nilai tukar pembudidaya ikan NTPi merupakan rasio antara seluruh penerimaan (revenue) dibanding seluruh pengeluaran (expenditure) pembudidaya ikan. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan dan merupakan ukuran kemampuan keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Hingga Oktober 2013 NTPi masih tergabung dalam penghitungan NTN dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007. Sejak November 2013 NTPi telah terpisah dengan NTN dengan perhitungan tahun dasar 2012. Nilai NTPi/NTN hingga Oktober 2013 (berdasarkan perhitungan tahun dasar 2007) sebesar 105,37 dan NTPi November Desember 2013 dengan tahun dasar 2012, terjadi penurunan NTPi dengan rata-rata sebesar 101,65. Berdasarkan data di atas bila NTPi tersebut dirata-rata dari Januari Desember 2013 maka dapat disimpulkan nilai sementara NTPi 2013 sebesar 104.70. Nilai target NTPi sebesar 105 pada tahun 2014 telah dapat dicapai ditahun 2013 (TW III). Nilai tukar di atas 100 ini menunjukkan bahwa nelayan/pembudidaya mengalami surplus, dalam artian bahwa harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya atau pendapatan nelayan/pembudidaya naik lebih besar dari pengeluarannya. Dengan asumsi volume produksi sama, maka nilai NTPi/NTN > 100 menunjukkan kesejahteraan nelayan/pembudidaya meningkat. Nilai NTPi/NTN dari tahun 2011 hingga tahun 2013 sebagaimana pada Tabel 3.4 di bawah ini. 24

Tabel 3.4. Capaian IKU 2 pada 2011-2013 dan Target 2014 Uraian Indikator Kinerja Capaian 2011 2012 2013 Target 2014 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 106,26 105,37 104,7* 105 Ket: * angka sementara, NTPi Januari- Oktober dihitung berdasarkan tahun dasar 2007, sedangkan NTPi November Desember 2013 dihitung berdasarkan tahun dasar 2012 (sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP). NTN gabungan NTN dan NTPi Berdasarkan hasil perhitungan BPS 2013, rata-rata NTN sebesar 104,84. Nilai tertinggi pada 2013 terjadi pada bulan Agustus, yaitu sebesar 105,50. Dibandingkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP), NTN/NTPi masih berada di atas NTP. Fluktuasi NTN/NTPi salah satunya dipengaruhi faktor cuaca, indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi, serta kenaikan inflasi. Gambar 5. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan Tahun 2013 IKU 3 Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan) Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura sebagai hasil penjualan pengolah dan pemasar setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan dan pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar pada 2013 adalah Rp1.800.000 per kepala keluarga per bulan (KK/bulan). Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Berdasarkan sampel 25