PENGARUH LAMA WAKTU OZONISASI TERHADAP UMUR SIMPAN BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)



dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN OKSIDAN OZON DALAM PENGEMAS PLASTIK POLIETILEN UNTUK MENYIMPAN BUAH APEL MANALAGI (malus sylvestris M)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

APLIKASI OZON HASIL TEKNOLOGI KIMIA PLASMA UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN UMBI KENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

Ratna Prodi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri


BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENYIMPANAN DINGIN DAN JENIS BAHAN PENGEMAS TERHADAP MUTU FISIK BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGANAN PASCA PANEN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat

PENGGUNAAN EDIBLE COATING GEL LIDAH BUAYA TERHADAP PERUBAHAN WARNA, KEKERASAN, DAN ORGANOLEPTIK BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

I. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis penelitian, dan (7) Tempat dan waktu penelitian. memperhatikan teknik pengemasan dan suhu penyimpanan (Iflah dkk, 2012).

Sifat Fisik Dan Organoleptik Jamu Instan Plus

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGGUNAAN WADAH PENGEMASAN TERHADAP MUTU CABE RAWIT (Capsicum frutescens) YANG DISIMPAN PADA RUANG PENDINGIN ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

Gambar.1. Buah Salak Segar

BAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum

DAN PENDINGBNAN TERHADAP DAYA SlMPWW BAMUR MERANG SEGAR

DAN PENDINGBNAN TERHADAP DAYA SlMPWW BAMUR MERANG SEGAR

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

PENGARUH JENIS KEMASAN YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam CaCl 2 terhadap Susut

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

Transkripsi:

234 ISSN 0216-3128 Agus Purwadi, dkk. PENGARUH LAMA WAKTU OZONISASI TERHADAP UMUR SIMPAN BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Agus Purwadi, Widdi Usada, Isyuniarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK PENGARUH LAMA WAKTU OZONISASI TERHADAP UMUR SIMPAN BUAH TOMAT. Telah dilakukan penelitian pengaruh pemberian ozon (ozonisasi) terhadap buah tomat dalam kemasan plastik polietilen (PE). Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah buah tomat segar varietas lokal Kaliurang dengan bentuk bulat diameter sekitar 5 cm, warna oranye dengan berat rata-rata 7 gram, sedang gas ozon yang digunakan merupakan keluaran dari alat Ozonizer portabel 25 W buatan PTAPB-BATAN Yogyakarta. Buah tomat dimasukkan dalam pengemas plastik PE yang berlubang dengan ukuran (25 x 40) cm, tebal 0.03 mm dan 0,05 mm selanjutnya dilakukan ozonisasi dengan variasi lama waktu 0,, dan detik. Pengamatan sampel tomat dilakukan setelah penyimpanan selama 5 dan 10 hari yang meliputi parameter kadar air buah, tekstur, susut bobot dan uji pembedaan oleh panelis terhadap berbagai atribut mutu buah seperti warna, aroma, tekstur dan keseluruhan. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa dengan perlakuan ozonisasi lama umur simpan buah tomat dapat ditingkatkan menjadi 2 kalinya (pada kondisi kadar air 96,50 (%wb), tekstur 2,64 N dan susut bobot 5,99 %)., yakni dengan perlakuan ozonisasi selama detik pada pengemas plastik PE tebal 0,03 mm. Kata kunci : ozon, umur simpan, tomat. ABSTRACT INFLUENCE OF OZONISATION DURATION ON THE STORAGE AGE OF TOMATO FRUIT. It has been carried out the experiment of giving ozone (ozonization) to tomatoes in the packing of plastic polyethylen (PE). Material used in research was the local fresh tomato of Kaliurang with the diameter of about 5 cm, orange color and mean weighing of 7 gram, while the ozone gas used was the output of Ozonizer portable 25 W made in PTAPB-BATAN Yogyakarta. Tomato is entered into perforated packing of plastic PE with the dimension size of ( 25 x 40) cm, thickness 0.03 mm and or 0,05 mm and then they were conducted by ozonisation with the variation time of 0,, and second. Tomato sample control was done after being deposited as long as 5 and 10 days which consists of water contained, texture, dwindle the weight and test the differentiation by panelist to various attribute quality of fruit like color, aroma, texture and entirety. From research result was showed that by using ozone treatment the storage age of tomato can be improved to become 2 times (on the condition of water stage 96,50 (% wb), texture 2,64 N and dwindle the weight 5,99 %) which is done by ozonization as long as second on the packing of plastic PE with thickness of 0,03 mm. Key words : ozone, storage age, tomato. PENDAHULUAN B uah-buahan yang tidak langsung ditangani akan cepat menuju ke arah pembusukan karena respirasi dan transpirasi akan tetap berlangsung pada buah setelah dipanen [1]. Demikian pula untuk buah tomat setelah dipetik akan mengalami perubahan komposisi dan terjadi kerusakan, yang disebabkan oleh berlanjutnya kegiatan fisiologis tersebut. Selain itu kerusakan buah juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh mekanis misal karena benturan, goresan pada kulit maupun kerusakan akibat mikrobiologis seperti pembusukan oleh mikrobia, sehingga umur simpan buah tersebut relatif pendek [2]. Oleh karenanya perlu adanya usaha pengawetan buah agar buah tomat dapat dikonsumsi tetap dalam keadaan segar atau tetap dapat diolah menjadi produk lain walau buah tersebut sudah tidak musim lagi. Kerusakan buah dapat menyebabkan penurunan kualitas dan nilai ekonomi komoditas buah tersebut [3]. Buah-buahan lebih disukai untuk dikonsumsi dalam keadaan segar, sehingga telah diupayakan dengan berbagai cara untuk mempertahankan kesegaran buah-buahan tersebut sehingga setelah dipanen buah tersebut bisa bertahan dalam waktu yang lebih lama.

Agus Purwadi, dkk. ISSN 0216-3128 235 Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk buah klimaterik, yaitu buah yang mengalami kenaikan respirasi setelah dipanen sehingga dapat matang sempurna setelah dipanen. Komponen tertinggi dari buah tomat adalah air (lebih dari 93 %), oleh karena itu buah tomat tergolong komoditas yang sangat mudah rusak (very perishable). Selama proses pematangan pada buah akan terjadi antara lain peningkatan respirasi, kadar gula reduksi dan kadar air, sedangkan tingkat keasaman turun, dan tekstur buah menjadi lunak [4]. Buah tomat setelah matang sempurna akan cepat menjadi rusak/busuk yakni setelah 3 4 hari penyimpanan pada suhu kamar sehingga tanpa adanya penanganan khusus umur simpan buah tomat relatif singkat/pendek. Perlakuan buah tomat pasca panen dengan menggunakan gas ozon diharapkan dapat memperlama umur simpan buah tersebut. Ozon (O 3 ) sebagai oksidan kuat dengan potensial kimia 2,07 ev sangat berpotensi sebagai bahan desinfektan yang mampu membunuh mikro-organisma patogen seperti bakteri, virus dan jamur. Sifat ozon setelah bereaksi dengan zat lain tidak meninggalkan residu kimia yang berbahaya tetapi justru sebaliknya ozon sebelum dan setelah bereaksi dengan zat lain malah menghasilkan oksigen, sehingga teknologi ozon adalah sangat ramah lingkungan [5]. Gas ozon dapat dihasilkan dengan lucutan plasma terhalang dielektrik (lucutan senyap). Elektron bertenaga sekitar 1-10 ev pada lucutan tersebut digunakan untuk membentuk radikal bebas (atom tunggal oksigen) yang mempunyai potensial kimia sebesar 2,07 ev untuk mengoksidasi sembarang molekul/ senyawa kimia yang dijumpainya. Generator Ozon yang digunakan pada penelitian buah tomat pasca panen ini adalah Generator Ozon 25 W buatan PTAPB-BATAN Yogyakarta. Pada penelitian digunakan pengemas buah tomat berupa plastik polietilen (PE). Plastik PE merupakan film tipis yang kuat dan bersih, memiliki sifat yang cukup baik sebagai pengemas, antara lain memiliki daya tahan terhadap zat kimia, bersifat fleksibel, ulet, tidak berbau, tidak berasa dan harganya murah [6]. Dengan adanya gas ozon pada kemasan tersebut maka pemasakan/pematangan buah tomat dapat ditahan, karena gas ethylene yang keluar dari permukaan buah saat terjadi proses pemasakan dapat langsung dioksidasi/dihilangkan oleh gas ozon menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana yakni menjadi molekul air dan karbon dioksida. Variasi pemberian dosis ozon dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lama waktu pemberian ozon yang tepat/optimum untuk memperpanjang umur simpan tomat. Gas ozon dalam kemasan perlakuan akan mencegah berkembang biaknya jamur dan kapang pada permukaan buah tomat serta dapat menghambat luruhan/rusaknya buah dengan telah terbunuhnya bakteri dalam lingkungan ruang tersebut. Ozon dapat mencegah kontaminasi pembusukan silang buah dan menghilangkan bau-bauan yang tak sedap dalam kemasan tersebut. Setelah bahan pangan dipanen, akan terjadi suatu perubahan sifat fisis, khemis dan organoleptik dari bahan tersebut. Apabila perubahan tersebut telah mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat diterima oleh konsumen, maka dikatakan bahwa bahan tersebut telah mengalami kerusakan [7]. Tidak ada suhu ideal untuk penyimpanan semua buah-buahan karena respon masing-masing buah terhadap penurunan suhu sangat berbeda-beda. Demikian pula tidak ada satu jenis buah pun yang memiliki umur simpan tidak terbatas dalam arti memiliki mutu tetap sepanjang masa, penurunan mutu buah telah terjadi sejak masa pemetikan/panen dan berlangsung selama penyimpanan [8]. TATA KERJA Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah tomat segar varietas lokal kaliurang dengan bentuk bulat diameter sekitar 5 cm, warna oranye dengan berat rata-rata 7 gram, yang dipasok oleh Petani Tomat di Daerah Cangkringan Sleman Yogyakarta. Plastik PE yang digunakan sebagai pengemas adalah dengan ukuran (25 40) cm, tebal 0,03 cm dan atau 0,05 cm diperoleh di pasaran. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi : Ozonizer portabel 25 W sebagai penghasil gas ozon buatan PTAPB-BATAN Yogyakarta dan seperangkat alat untuk analisa dan uji pembedaan sampel seperti : Timbangan sartorius, sealler, botol timbang, oven, Penetrometer, timbangan analitik, alat uji pembedaan yang terdiri dari : cawan dan nampan. Sebelumnya buah tomat disortasi terlebih dahulu yakni untuk memilih buah yang baik dan tidak cacat, kemudian buah tomat tersebut dimasukkan kedalam plastik PE dengan ketebalan 0,03 mm dan atau 0,05 mm lalu dialirkan ozon selama 0 menit (kontrol), detik, detik, dan detik pada wadah plastik PE (tidak tertutup rapat tetapi diberikan sedikit lobang untuk fasilitas pertukaran/keseimbangan ozon dengan udara luar) yang selanjutnya disimpan pada suhu kamar 25 o C untuk diamati pada hari ke 5 dan hari ke 10. Diagram alir penelitian buah tomat terhadap variasi lama waktu ozonisasi adalah ditunjukkan pada

236 ISSN 0216-3128 Agus Purwadi, dkk. Gambar 1. Ditunjukkan pada Gambar 1 bahwa pada perlakuan gas ozon terhadap buah tomat, sebelumnya buah tomat disortasi/dipilih yang tidak cacat dan masih segar, kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik PE yang mempunyai lobang ventilasi/udara. Setiap kantung plastik PE berukuran 25 40 cm dan berisi sampel 6 buah tomat segar. Laju aliran ozon (generator ozon) adalah sebesar 0,0 mg/menit dan dialirkan ke wadah sampel tersebut dengan lama waktu ozonisasi divariasi. Dari masing-masing variasi lama waktu ozonisasi tersebut selanjutnya sampel yang telah mendapat perlakuan disimpan pada suhu kamar 25 o C. Pengamatan sampel baik yang sebagai kontrol maupun yang mendapat perlakuan dilakukan setiap 5 dan 10 hari, mengingat dari hasil pengamatan buah tomat yang telah matang (pada suhu kamar) setelah lebih dari 4 hari sudah mengalami kerusakan/pembusukan. Buah tomat yang telah mendapat perlakuan diamati dan dianalisa untuk dibandingkan dengan kondisi buah tomat yang tanpa diozon (bahan dasar/kontrol). 1. Analisa bahan dasar buah tomat meliputi: a. Analisa Kadar Air dengan Metode Termogravimetri [9]. b. Analisa Tekstur dengan Penetrometer. 2. Analisa buah tomat setelah ozonisasi meliputi : a. Analisa Kadar Air. b. Analisa Tekstur dengan Penetrometer c. Penentuan Susut Bobot [9]. d. Uji Pembedaan (warna, aroma, tekstur, dan keseluruhan [10]. Percobaan dilakukan dengan mengkombinasikan penambahan ozon yang sebanding dengan lama waktu ozonisasi dengan lama waktu penyimpanan. Lama waktu ozonisasi divariasi mulai dari 0 detik(kontrol), detik, detik dan detik, sedang pengamatan sampel dilakukan setelah 5 dan 10 hari. Gambar 1. Diagram alir penelitian umur buah tomat terhadap variasi lama waktu ozonisasi.

Agus Purwadi, dkk. ISSN 0216-3128 237 HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air tomat yang diperoleh pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan kadar air tomat segar pada umumnya yaitu 94,00 (% wb) [11]. Besarnya nilai tekstur pada masing-masing komoditi berbeda-beda, hal ini karena dipengaruhi oleh pektin, selulosa dan hemiselulosa yang merupakan penyusun utama dinding sel [11]. Nilai tekstur tomat segar pada penelitian ini adalah sebesar 3,52 N. a. Kadar air tomat Hasil analisa kadar air buah tomat pada berbagai perlakuan (tebal plasik, lama waktu ozonisasi) setelah penyimpanan pada hari ke 5 dan ke 10 adalah ditunjukkan pada Tabel 1. Kadar air tomat meningkat selama penyimpanan, hal ini disebabkan oleh adanya respirasi. Respirasi ini berlangsung secara aerob dengan memerlukan oksigen dan menghasilkan CO 2 dan H 2 O [12]. Ozon yang ada di dalam plastik PE selama waktu tertentu akan berubah menjadi oksigen dan atau akan terurai menjadi oksigen. Pada Tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa ketebalan plastik PE berpengaruh nyata terhadap kadar air tomat, hal ini dapat terjadi karena sifat penghambatan plastik PE sebagai pengemas terhadap uap air sehingga semakin tebal plastik maka semakin sedikit air yang menguap sehingga uap air tertahan dalam kemasan. Selain itu dimungkinkan pula kalau uap air tersebut dapat kembali ke dalam buah bila kelembaban udara dalam kemasan lebih tinggi daripada kelembaban buah tomat. Komposisi ozon pada plastik PE berpengaruh nyata terhadap kadar air buah tomat selama penyimpanan. Pada Tabel 1 ditunjukkan pula bahwa perlakuan plastik tanpa ozon mengalami peningkatan kadar air yang cepat setelah disimpan 10 hari dibanding penyimpanan 5 hari, hal ini disebabkan karena dengan semakin lama penyimpanan maka ketersediaan oksigen juga akan semakin banyak sehingga menyebabkan aktivitas respirasi dan transpirasi yang dihasilkan selama penyimpanan meningkat, menyebabkan kadar air dalam bahan naik. b. Tekstur Tomat Hasil pengukuran tekstur (kekerasan) buah tomat pada berbagai perlakuan (tebal plasik,lama ozonisasi) setelah penyimpanan pada hari ke 5 dan ke 10 adalah ditunjukkan pada Tabel 2 Berdasarkan analisa statistik pada Tabel 2, ditunjukkan bahwa buah tomat pada penyimpanan hari ke-5 dan ke-10 kalau dibandingkan antara buah tomat yang mendapat perlakuan ozon dengan yang tanpa perlakuan ozon tampak berbeda. Pada hari ke-5 buah tomat yang tanpa perlakuan ozon sudah keriput dan pada hari ke-10 sudah menjadi rusak/busuk. Semakin lama penyimpanan dan semakin tebal kemasan plastik PE menyebabkan tekstur semakin turun, hal ini disebabkan karena adanya akumulasi panas sehingga laju respirasi meningkat memacu pematangan tomat sehingga semakin lama penyimpan tekstur tomat semakin lunak. Tekstur tomat menjadi lunak terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada dinding sel dan substansi pektin secara progresif. Tabel 1. Kadar air tomat selama penyimpanan dalam plastik PE (% wb). Ketebalan Plastik (mm) Perlakuan Lama Pengozonan (detik) 0,03 0 0,05 0 Kadar air tomat (% wb) Hari ke 5 Hari ke 10 96,17 f 95,66 bc 95,64 b 95, a 96,22 f 95,81 e 95,76 de 95,71 cd 96,89 k 96,59 h 96,54 gh 96,50 g 97,62 l 96,89 j 96,84 ij 96,78 i Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata.

238 ISSN 0216-3128 Agus Purwadi, dkk. Tabel 2. Tekstur tomat selama penyimpanan (N). Perlakuan Ketebalan Plastik Lama Pengozonan (mm) (detik) 0,03 0 0,05 0 Tekstur tomat (N) Hari ke 5 Hari ke 10 2,76 g 3,13 ij 3,18 j 3,29 k 2,70 fg 2,93 h 3,01 hi 3,04 hi 0.61 ab 1,05 d 2,31 e 2,64 f 0,58 a 0,71 bc 0,73 c 0,76 c Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata Respirasi yang semakin meningkat selama buah matang menyebabkan proses perombakan polisakarida dan penyusunan dinding sel berjalan cepat. Dengan semakin besarnya polisakarida yang terombak maka tekstur buah akan semakin lunak. Hal ini disebabkan terjadi perubahan senyawa yang menyusun dinding sel, yakni perombakan protopektin yang tidak larut menjadi pektin yang bersifat larut. Pektin mengandung protopektin, asam pektat dan pektin itu sendiri. Protopektin tidak larut air dan berfungsi sebagai penguat lamela sel dan dinding sel. Di dalam buah tomat yang masih muda, sel-sel yang satu dengan yang lain diikat dengan kuat oleh protopektin. Pada buah dewasa sebagian protopektin mengalami penguraian menjadi pektin dengan adanya enzim protopektinase. Hal ini mengakibatkan terlepasnya sel-sel yang satu dengan yang lain pada buah sehingga buah menjadi lunak, selanjutnya enzim pektinase mengubah pektin menjadi asam pektat yang bersifat larut. c. Susut Bobot Tomat Hasil susut bobot buah tomat pada berbagai perlakuan (tebal plasik, lama ozonisasi) setelah penyimpanan pada hari ke 5 dan ke 10 adalah ditunjukkan pada Tabel 3. Ketebalan Plastik (mm) Tabel 3. Susut bobot tomat selama penyimpanan (%). Perlakuan Susut bobot tomat (%) Lama Pengozonan (detik) 0,03 0 0,05 0 Hari ke 5 Hari ke 10 3,62 e 3,19 bc 2,96 a 2,87 a 3,67 e 3,31 d 3,23 cd 3,12 b 8,06 j 6,32 g 6,06 f 5,99 f 8,27 k 6,79 i 6,46 h 6,41 gh Keterangan :. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata

Agus Purwadi, dkk. ISSN 0216-3128 239 Atas dasar data pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa semakin lama waktu pemberian ozon maka susut bobot yang terjadi pada buah tomat mengalami penurunan, hal ini disebabkan semakin lama waktu pemberian ozon maka mikroorganisme yang terdapat pada tomat menjadi terhambat perkembangannya, sehingga dapat menghambat penyusutan yang salah satunya disebabkan oleh mikrobia dan jamur [8]. Pada Tabel 3 juga ditunjukkan bahwa waktu ozonisasi berpengaruh secara nyata terhadap penyusutan bobot tomat. Pada buah tomat tanpa pemberian ozon, susut bobotnya terbesar kalau dibandingkan dengan buah tomat yang diberi ozon sehingga mengakibatkan tingkat kerusakan buah tomat tersebut lebih besar. Susut bobot yang semakin tinggi dikarenakan kandungan air yang terdapat dalam tomat akan menguap karena proses respirasi yang terus berjalan. Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa ketebalan kemasan ternyata juga berpengaruh nyata terhadap penyusutan bobot tomat, hal ini karena semakin tebal kemasan maka permeabilitasnya rendah, sehingga menghalangi transfer karbondioksida, oksigen dan uap air. Penguapan pada permukaan maupun oleh proses respirasi yang masih berlangsung terus menerus menjadi penyebab penyusutan buah tomat [11]. d. Uji Pembedaan Penerimaan konsumen terhadap buah tomat ditentukan oleh kualitas buah. Tingkat penerimaan konsumen dapat diprediksi dengan uji pembedaan menggunakan sejumlah panelis sebagai wakil konsumen. Uji pembedaan terhadap buah tomat selama penyimpanan ditentukan dengan penilaian panelis terhadap berbagai atribut mutu buah. Atribut mutu buah yang digunakan meliputi warna, aroma, tekstur dan keseluruhan. Adapun tingkat kesukaan panelis terhadap atribut mutu buah dapat ditunjukkan pada Tabel 4. Nilai uji buah tomat segar yang dijadikan sebagai kontrol adalah R = 3,00 dan apabila R < 3,0 maka mutu dikatakan lebih rendah dari pada kontrol. Warna buah tomat meningkatkan daya tarik bahan mentah dan dalam kebanyakan kasus digunakan sebagai petunjuk kemasakan. Warna juga berhubungan dengan rasa, bau, tekstur, nilai gizi dan keutuhan. Warna merah dan ungu pada buah tomat disebabkan oleh antosianin. Banyak buah-buahan mengalami perubahan warna menjadi pucat dengan cepat, hal ini terutama disebabkan oleh enzim polifenol oksidase yang menguraikan substrat-substrat yang sesuai dengan adanya oksigen. Pada penelitian ini uji pembedaan panelis terhadap warna buah tomat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan. Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa warna buah tomat masih mendekati R (tomat segar) yakni pada perlakuan ketebalan wadah plastik PE 0,03 mm dengan lama pengozonan dan detik serta pada ketebalan plastik 0,05 mm dengan lama pengozonan detik, hal ini dapat terjadi karena pada perlakuan tersebut respirasi dihambat sehingga warna buah masih terlihat baik dibandingkan pada perlakuan yang lainnya. Tabel 4. Nilai uji pembedaan terhadap atribut mutu buah tomat (warna, aroma, tekstur dan keseluruhan). Tebal Plastik (mm) Perlakuan Ozonisasi (detik) Warna Aroma Tekstur Keseluruhan 0,03 0 0,05 0 4,60 ef 3,80 bcd 3,27 ab 3,07 a 4,73 f 4,13 de 3,93 cd 3,47 abc 4,07 de 3,73 bcd 3,26 abc 3,13 ab 4,27 e 3,87 cde 3,47 abcd 3,47 abcd 4,67 de 3,80 bc 3,33 ab 3,07 a 4,73 e 4,20 cd 3,93 c 3,67 bc 4,67 ef 3,87 cd 3,33 ab 3,13 ab 4,80 f 4,27 de 3,93 cd 3,60 cd Keterangan : a. Angka semakin kecil semakin mendekati R (kontrol) = 3 b. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata.

240 ISSN 0216-3128 Agus Purwadi, dkk. Aroma khas yang timbul di sekitar buah masak biasanya berasal dari senyawa ester alkohol alifatik dan asam-asam lemak berantai pendek [11]. Derajad kemasakan merupakan faktor fisiologis utama yang mempengaruhi produksi zat-zat atsiri, namun komposisi aromanya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan selama pemasakan. Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma buah tomat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan. Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa aroma yang paling disukai panelis adalah pada perlakuan ketebalan plastik 0,03 dan 0,05 mm dengan lama pengozonan dan detik. Hal ini disebabkan karena laju respirasinya lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan yang lain sehingga sangat mungkin buah dalam perlakuan tersebut masih dapat menghasilkan atsiri (senyawa aromatik). Senyawa atsiri apapun yang dikeluarkan oleh buah hanya jelas teramati pada permulaan kematangan saja. Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa tekstur buah tomat yang disukai panelis adalah pada perlakuan ketebalan plastik 0,03 mm dengan lama pengozonan dan detik. Hal ini disebabkan laju respirasi yang diperlambat pada perlakuan tersebut sehingga kekerasan dapat bertahan dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Secara keseluruhan yang mana parameter ini digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap buah tomat setelah berbagai macam parameter dinilai secara mandiri. Tingkat penerimaan panelis terhadap buah tomat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan. Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa buah tomat yang paling disukai panelis adalah perlakuan ketebalan plastik PE 0,03 mm dengan lama pengozonan dan detik. Hal ini disebabkan karena laju respirasi yang rendah sehingga buah tomat menjadi lebih baik dibandingkan perlakuan yang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Penambahan ozon dapat memperpanjang umur simpan buah tomat sampai dengan 10 hari dalam wadah kemasan plastik PE tebal 0,03 mm (tanpa ditutup rapat). Atas dasar hasil uji pembedaan, perlakuan terbaik untuk buah tomat adalah plastik PE dengan ketebalan 0,03 mm dan lama ozonisasi detik yang mana terjadi pada parameter kadar air 96,50 (%wb), tekstur 2,64 N dan susut bobot 5,99 %. Buah tomat yang telah masak pada suhu kamar biasanya hanya dapat bertahan paling lama sampai dengan 5 hari maka selama penyimpanan dalam kemasan plastik PE setebal 0,03 mm dengan perlakuan gas ozon dapat bertahan sampai dengan 10 hari, jadi buah tersebut dapat ditingkatkan lama penyimpanan menjadi 2 kali lebih lama. Besar kemungkinan hasil masih dapat lebih ditingkatkan/ dioptimalkan apabila penyimpanan buah tomat dapat dilakukan dengan parameter suhu rendah (10 o C), kelembaban tinggi (95%) dan suasana basa (ph diatas 7), karena pada kondisi parameter tersebut gas ozon akan bekerja lebih efektif. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penelitian ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Suryadi, SU. atas saran dan diskusinya serta teknisi Sdr. A. Zaenuri dan Aldis Septiani mahasiswa FT Pertanian UNWAMA Yogyakarta, atas segala bantuan persiapan bahan dan alat eksperimen, analisa sampel dan penggunaan semua fasilitas laboratorium demi kelancaran kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. ASHARI, S., Hortikultura (Aspek Budidaya), Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1995. 2. WINARNO, F.G., Keamanan Pangan, IPB, Bogor, 1997. 3. SYARIEF R., Teknologi Penyimpanan Pangan, Penerbit Arcan, Pusat Antar Universitas, 1993. 4. MUSADDAD D., dan HARTUTI N., Produk Olahan Tomat, Penebar Swadaya, Jakarta, 2003. 5. K. PATEL, et al., What is ozon?, Ozonetek Limited, Landons Road, Madras 600010, India, 2001. 6. SUYITNO, Pengemas Produk Olahan, Kursus Singkat Kemasan Bahan Makanan dengan Plastik, PAU Pangan dan Gizi, UGM, Yogyakarta, 1993. 7. SUSANTO, I. dan SANETO, B., Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, P. T. Bina Ilmu. Yogyakarta, 1994. 8. TRANGGONO, SETIAJI B, SUHARDI, SUDARMANTO, MARSONO Y, MUR- DIADI A, INDAH SULISTYO U, SUPARMO, Biokimia Pangan, Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, UGM, Yogyakarta, 1989. 9. SLAMET SUDARMADJI, HARYONO B., SUHARDI, Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Association of

Agus Purwadi, dkk. ISSN 0216-3128 241 Official Analytical Chamists, Washington, DC, Liberty, Yogyakarta, 1997. 10. BAMBANG KARTIKA, PUDJI HASTUTI dan WALUYO SUPARTONO, Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1988. 11. TRANGGONO, Teknologi Pasca Panen, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta, 1988. 12. PANTASTICO, E. R. B., Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah- Buahan dan Sayuran Tropica dan Subtropica, Diterjemahkan oleh Kamarijani, G. M. University Press, Yogyakarta, 1986. LAMPIRAN Prosedur Analisa A. Analisa kadar air (Sudarmadji, dkk., 1984) Ditimbang bahan yang telah dihaluskan 1-2 gram dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. Dikeringkan dalam oven suhu 105 o C selama 2 jam. Didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,2 gram). Besar kadar air dapat ditentukan dengan rumus : Kadar air = ( Berat Botol + Sampel) ( Berat Konstan) ( Berat Botol + Sampel) ( Berat Botol) 100% B. Analisa Testur dengan Penetrometer Aktifkan Program TEST ZWICK. Power mesin dalam posisi ON. Tunggu sampai proses Download selesai. Panel mesin dalam posisi ON. Sesuaikan TEST STANDARD. Setiap akan melakukan pengujian perhatikan parameter, sesuaikan dengan pengujian yang akan dilakukan. Isi data sampel sesuai specimen yang ada. Lakukan pengujian, tunggu sampai pengujian selesai. Sesuaikan grafik dengan data yang muncul. Tulis kode sampel. Cetak hasil pengujian. C. Penentuan Susut Bobot Selama Penyimpanan 1. Ditimbang yang masih segar dan tidak cacat. 2. Simpan buah dalam ruang dengan kelembaban dan suhu yang telah ditentukan. 3. Secara periodik, misalnya tiap hari dilakukan penimbangan sampai waktu tertentu. Hitung susut bobot dan laju penurunan berat selama penyimpanan. Rumus Perhitungan : Berat awal Berat akhir Berat awal 100%

242 ISSN 0216-3128 Agus Purwadi, dkk. TANYA JAWAB Widarto Mengapa digunakan kemasan plastic polietilen? Dalam percobaan apakah dosis ozon juga divariasi? Agus Purwadi Karena bahan kemasan tersebut memiliki sifat yang cukup baik diantaranya tahan terhadap zatzat kimia, flexible, ulet, tidak berbau, kuat dan harganyapun murah. Tidak, karena 1 unit ozonizer dayanya sudah tertentu, sehingga kalau ingin dosis tinggi cuma dengan menambah waktu operasionalnya saja. Paryadi Apakah umur simpan tomat dapat dimaksimalkan? Bagaimana menentukan tekstur tomat? Agus Purwadi Bisa, bila perlakuannya telah memenuhi prosedur yang benar, diantaranya besar dosis ozon sesuai yang dibutuhkan sample, ruang simpan bersuhu rendah, kelembaban tinggi dan ph > 7. Dengan bantuan alat penetrometer.