Pembuatan Sistem Informasi Produksi Untuk Meningkatkan Kualitas Sistem Manufaktur dan Jasa



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan pengolahan data dengan menggunakan suatu aplikasi komputer

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA UNTUK PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN SUATU PERUSAHAAN

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

DESAIN SISTEM MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ERP SYSTEM: SUATU PENDEKATAN PRAKTIS

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik

III KERANGKA PEMIKIRAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan pesat pada saat ini. Kemajuan TI ini membuat para

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)

Teknik Informatika S1

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK AKUNTANSI DENGAN FITUR KUSTOMISASI UNTUK PERUSAHAAN JASA PERSEWAAN VCD/DVD

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN PADA PROSES PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK PERUSAHAAN SEPATU

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR MELALUI KOMPUTERISASI. Oleh Malikul Adil. Abstract

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

MANAJEMEN OPERASIONAL PERTEMUAN PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB I PENDAHULUAN. atau perlengkapan (supplies). Persediaan merupakan asset yang sangat penting

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

SISTEM INFORMASI PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL BERBASIS MULTI USER PADA PT. SAI GARMENT INDUSTRIES SEMARANG.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB III LANDASAN TEORI

Sistem Kesehatan. Dr. Andri Wanananda, MS

Siste Si m ste Info nf rmasi Akuntansi Ak Hata Maulana, M.T.I

BAB I P E N D A H U L U A N

KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada masa sekarang ini keadaan ekonomi yang tumbuh dengan pesat

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan

ANALISA PROSES BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dukungan dan peran teknologi informasi juga diperlukan menghadapi perubahan

PERANCANGAN SISTEM INFOR- MASI REKRUTMEN DAN SELEK- SI KARYAWAN BERBASIS WEB DI PT. QWORDS COMPANY INTER- NATIONAL

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis pun semakin tinggi. Untuk itu, agar dapat bersaing, efisiensi dan

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penggajian

GARIS - GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN HARGA PRODUK CETAKAN DI PT.XYZ

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold

SISTEM INFORMASI AKADEMIK YANG MENDUKUNG GREEN INFORMATION SYSTEM : STUDI KASUS PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA GRACIA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu yang menunjang adalah strategi perencanaan agregat (aggregate planning)

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

SISTEM INFORMASI APOTEK FARAH FARMA DI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA. Naskah Publikasi. diajukan oleh Yulianto

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Kewirausahaan III. Kewirausahaan & Manajemen Operasional. Mustika Sari, MMTr. Modul ke: Fakultas Fasilkom. Program Studi Sistem Informasi

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

Munifah, Retno Wulan Damayanti, Haryono Setiadi Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) Gambar 11.1 Proses Transformasi Sumber Daya

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #1 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

ISSN : Staf Pengajar STMIK Sinar Nusantara Surakarta. Jurnal Ilmiah SINUS.19

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri di Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup pesat.

PERTEMUAN #1 PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENJABARAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN ADMINISTRASI SERTIFIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) PUSDIKLAT UNIT SERTIFIKASI

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

Enterprise Resource Planning

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

Pembuatan Sistem Informasi Produksi Untuk Meningkatkan Kualitas Sistem Manufaktur dan Jasa Leo Willyanto Santoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236 Telp +62 31 8439040, Fax + 62 31 8417658 Email : leow@petra.ac.id bstrak Pengolahan data produksi adalah salah satu faktor yang memiliki peran sangat penting dalam membangun dan mengembangkan sistem informasi produksi. Selain itu, pengolahan data produksi juga menjadi hal yang sangat menentukan dalam pembuatan berbagai bentuk laporan produksi, yang pada akhirnya akan menjadi ukuran untuk menilai proses produksi yang terjadi di suatu industri manufaktur dan jasa. Pengolahan data pasien yang dilakukan secara manual merupakan suatu hal yang kurang efisien dan efektif, selain itu juga tidak mampu menjamin akurasi penghitungan, pengontrolan proses produksi yang berlangsung, rekapitulasi dan sistem laporan yang dihasilkan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memungkinkan untuk melakukan pembuatan sistem informasi berbasis komputer, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis di bidang industri manufaktur dan jasa dalam mengelola data produksi. Perangkat lunak dalam penelitian ini dikembangkan dengan Visual Basic 6.0 dan sistem manajemen basis data Microsoft SQL Server 2000. Uji coba perangkat lunak yang telah dilakukan diketahui bahwa program ini dapat dengan mudah dioperasikan, mempunyai alur kerja yang cukup jelas, menyediakan berbagai fasilitas yang sangat membantu pekerjaan user dalam melakukan kontrol produksi. Peningkatan proses produksi yang terjadi mencapai 60%. Selain itu, sistem informasi produksi ini juga dapat berfungsi sebagai masukan bagi manajemen perusahaan untuk proses pengambilan keputusan. Kata kunci: Sistem Informasi Produksi, Kualitas Proses, dan Laporan 1. Pendahuluan Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa). Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu. Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, di mana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang

mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan, personalia, dll. Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut: 1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu. 2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. 3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. 4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya. Sistem produksi memiliki komponen atau elemen struktural dan fungsional yang berperan penting dalam menunjang kontinuitas operasional sistem produksi itu. Komponen atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi, tanah, dan lainlain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari: supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Suatu sistem produksi selalu berada dalam lingkungan, sehingga aspek-aspek lingkungan, seperti perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah akan sangat mempengaruhi keberadaan sistem produksi itu. Gambar 1. Skema Sistem Produksi

Secara skematis sederhana, sistem produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 1. Dari Gambar 1 tampak bahwa elemen-elemen utama dalam sistem produksi adalah input, proses dan output, serta adanya suatu mekanisme umpan balik untuk pengendalian sistem produksi itu agar mampu meningkatkan perbaikan terusmenerus (continuos improvement). Beberapa contoh sistem produksi dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Contoh Sistem Produksi Jasa dan Manufaktur No Sistem Input Output 1 Bank Karyawan, fasilitas gedung dan peralatan kantor, modal, energi, informasi, dll dll) 2 Rumah Sakit Dokter, perawat, karyawan, fasilitas gedung dan peralatan medik, laboratorium, modal, energi, informasi, dll 3 Universitas Dosen, asisten, mahasiswa, karyawan, fasilitas gedung dan peralatan kuliah, perpustakaan, laboratorium, modal, dll. 4 Manufaktur Karyawan, fasilitas gedung dan peralatan pabrik, material, modal, energi, informasi, dll. Pelayanan finansial bagi nasabah (deposito, pinjaman, Pelayanan medik bagi pasien, dll Pelayanan akademik bagi mahasiswa untuk menghasilkan Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3), dll. Barang jadi, dll. Suatu proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan, guna menghasilkan nilai tambah bagi produk, agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Proses itu mengkonversi input terukur ke dalam output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi. 2. Sistem Informasi Produksi Berbasis Komputer Salah satu sumber daya yang tersedia bagi seorang manager adalah informasi, dimana informasi ini dapat dikelola seperti sumber daya yang lain yang membentuk suatu sistem informasi sesuai dengan konsep dasar informasi. gar suatu sistem dapat dikenal dengan baik, maka sistem tersebut harus dipelajari. Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai susunan dasar, antara lain: input, output, transformasi, mekanisme pengendalian, dan tujuan. Sistem adalah suatu kelompok elemen yang berinteraksi atau saling tergantung secara teratur yang membentuk satu kesatuan menuju pencapaian suatu tujuan. (PICS, 1998; Nauhria and Prakash, 1995) Setiap sistem harus memiliki paling sedikit tujuh elemen yang saling bekerja sama agar mencapai tujuan dari sistem itu. Ketujuh elemen dari sistem itu adalah: (1) tujuan (objectives), (2) pelanggan (customers), (3) output, (4) proses, (5) input, (6) pemasok (supplier), dan (7) pengukuran (measurements). Keterkaitan ketujuh elemen sistem ini ditunjukkan dalam Gambar 2.

Objectives Suppliers Inputs Processes Output Customers Measurements Gambar 2. Diagram Keterkaitan Elemen-elemen dalam Sistem Berdasarkan konsep umum tentang sistem pada Gambar 2, maka dapat dibangun suatu sistem manufaktur dan manajemen sistem manufaktur. Manajemen sistem manufaktur terdiri dari dua konsep, yaitu: (1) konsep manajemen, dan (2) konsep sistem manufaktur. Suatu sistem manufaktur mengkonversi input yang berasal dari pemasok menjadi output untuk digunakan oleh pelanggan, sedangkan manajemen sistem manufaktur memproses informasi yang berasal dari sistem manufaktur, pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk menjadi keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sistem manufaktur itu. Sistem manufaktur yang efektif dan efisien membutuhkan integrasi dari banyak subsistem yang mempengaruhi dan mengendalikan proses manufaktur, guna memberikan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Berdasarkan kenyataan diatas, maka perusahaan-perusahaan manufaktur yang akan mendominasi pasar di abad 21 adalah perusahaan yang memiliki dedikasi total kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka. gar industri manufaktur menjadi kompetitif dalam pasar global yang dinamik, maka industri itu membutuhkan sistem informasi terintegrasi yang mampu memberikan informasi secara komprehensif kepada manajemen untuk membuat keputusankeputusan manajerial secara akurat. Dengan demikian melalui sistem informasi terintegrasi yang akurat dan proses manajemen manufaktur yang efektif, akan menghasilkan keputusan manajemen yang tepat untuk peningkatan terus-menerus dari sistem manufaktur itu. Dengan kata lain sistem informasi terintegrasi akan memberikan suatu keunggulan kompetitif bagi sistem manufaktur. 3. Desain dan Implementasi Sistem Suatu sistem informasi produksi terintegrasi, secara garis besar bagan prosesnya ditunjukkan dalam Gambar 3. Gambaran secara umum sistem yang akan dibuat ditunjukkan oleh System Context Diagram pada Gambar 4.

Perencanaan Bisnis Perencanaan Pemasaran Perencanaan Produksi Sumber Daya Ok? Ya Tidak U M P N B L I K Penjadualan Produksi Induk (MPS) Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Sumber Daya Ok? Tidak U M P N B L I K Ya Pembelian Pengendalian ktivitas Produksi Ukuran-ukuran Kinerja Gambar 3. Bagan Proses Sistem Informasi Produksi Gudang Manajemen BPPB Bahan Produksi Laporan Penjualan Hasil Produksi Nota Penerimaan 1 Sistem Informasi Produksi Biaya Rawat Mesin Biaya Listrik Bagian Umum Hasil Proses Produksi Biaya Tenaga Kerja HRD Gambar 4. System Context Diagram untuk Sistem Informasi Produksi

4. Uji Coba Sistem Uji coba terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan per modul, yaitu: 1. Modul Peramalan dalam Permintaan - Melakukan pemilihan item yang akan diramalkan. - Menentukan horizon waktu dari peramalan (jangka pendek, menengah, atau panjang). - Memilih model-model peramalan. - Validasi model peramalan. - Membuat dan mengimplementasikan hasil-hasil peramalan. 2. Modul Perencanaan Produksi - Mengumpulkan data yang relevan dengan perencanaan produksi dan mengubahnya menjadi informasi yang terstruktur. - Menentukan kapasitas produksi berdasarkan sumber-sumber daya yang ada. 3. Modul Perencanaan Sumber Daya - Memperoleh rencana produksi dari modul perencanaan produksi. - Menentukan struktur atau komponen penyusun suatu produk. - Menentukan bill of resources - Menghitung kebutuhan sumber daya total. - Mengevaluasi rencana yang telah dilakukan. 4. Modul Penjadwalan Produksi Hasil uji coba yang telah dilakukan, sistem dapat menyusun dan memperbaharui jadwal produksi. 5. Modul Pengendalian ktivitas Produksi - Memaksimumkan tingkat pelayanan pelanggan. - Melakukan efisiensi operasi. - Menghasilkan laporan produksi, laporan produktivitas, dll. 5. Penutup Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Implementasi sistem informasi produksi harus terintegrasi dengan usaha desain ulang proses bisnis (business process reengineering) serta memposisikan sebagai suatu bisnis strategik. 2. Perlu diperhatikannya aspek-aspek yang berkaitan dengan sumber daya manusia melalui manajemen perubahan. 3. Proses implementasi sistem informasi produksi tidak hanya berhenti sampai selesainya instalasi perangkat lunak, tetapi harus dilanjutkan dengan optimasi proses secara terus-menerus agar mencapai tujuan perusahaan. Daftar Pustaka dam, E.E. and Ronald J. Ebert, Production and Operations Management, 5th edition, Prentice-Hall, New Jersey, 1992. Duncan, William L., Manufacturing 2000, merican Management ssociation, New York, 1994.

Gaspersz, Vincent, Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998 Greene James H. (Editor), Production and Inventory Control Handbook, 2nd edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, 1987. Heizer, Jay and Barry Render, Production and Operations Management: Strategic and tactical Decisions, 4th edition, Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1996. Landvater, Darryl V., World Class Production and Inventory Management, John wiley & Sons, Inc., New York, 1993 Morris, D. nd Joel Brandon, Reengineering Your Business, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, 1993. Nauhria R. N. nd Rajnish Prakash, Management of Systems, Wheeler Publishing, New Delhi, 1995. Pannesi, R. T. nd Helene J. O Brien, Systems and Technologies, CPIM Student Guide, PICS, Virginia, 1992. Richard de Neufville, pplied Systems nalysis: Engineering Planning and Technology Management, McGraw-Hill Publishing Company, New York, 1990. Santoso, Leo Willyanto, Penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer sebagai tahap awal siklus Pengembangan Produk, Seminar Nasional Otomasi II The World of utomation 2004, Bandung, Desember 2004. Santoso, Leo Willyanto, Penerapan metode design for production (DFP) untuk meningkatkan proses pengembangan produk, Seminar Nasional Perancangan Produk 2005, Yogyakarta, Februari 2005. White, J.., Production Handbook, Georgia Institute of Technology, 1987.