KERAGAMAN GEN CSN3 EKSON 4 PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI BPTU KDI-HPT PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN FREDY FENDER

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Materi

Analisis Molekuler Genotipe Kappa Kasein (Κ-Kasein) dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah, Saanen dan Persilangannya

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen GH Exon 2

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH

HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN -KASEIN (CSN2) PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH, SAANEN DAN PERSILANGANNYA DENGAN METODE PCR-SSCP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

Identifikasi Keragaman Gen Pituitary Transcription Factor 1 (Pou1f1) Pada Kambing Peranakan Etawah (Pe) di BPTU KDI-HPT Pelaihari

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN PITUITARY SPECIFIC POSITIVE TRANSCRIPTION FACTOR

3. METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

EKSPLORASI GEN GROWTH HORMONE EXON 3 PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE), SAANEN DAN PESA MELALUI TEKNIK PCR-SSCP

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN APO VERY LOW DENSITY LIPOPROTEIN-II (ApoVLDL-II SfcI) PADA AYAM LOKAL DENGAN METODE PCR-RFLP ADY MULYANA

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODE PENELITIAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

FREKUENSI GEN κ-kasein FRIESIAN-HOLSTEIN DI WILAYAH SENTRA PRODUKSI SUSU

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

BAB III METODE PENELITIAN

III. Bahan dan Metode

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN Growth Hormone PADA DOMBA EKOR TIPIS SUMATERA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

II. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

Abstrak Thesis Mochamad Syaiful Rijal Hasan G

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB 4. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna dkk. (2005) mengemukakan taksonomi ayam kampung adalah

GAMBARAN RESTRICTION FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISM (RFLP) GEN SITOKROM b DNA MITOKONDRIA DARI SEMBILAN SPESIES IKAN AIR TAWAR KONSUMSI DENNY SAPUTRA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

EVALUASI DAN OPTIMALISASI PROGRAM PCR DALAM DETERMINASI KELAMIN IKAN BARBIR EMAS Puntius conchonius SECARA MOLEKULAR RADI IHLAS ALBANI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

3. METODE PENELITIAN

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

Pengujian DNA, Prinsip Umum

PENGARUH PEJANTAN TERHADAP KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT DARI LOKUS CSN-3, BM 143, BM 415 DI KROMOSOM BTA-6

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN INSULIN-LIKE GROWTH FACTOR-1 PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI BPTU KDI-HPT PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN MOHAMAD JAFAR SIDIQ

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Kualitas DNA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN

METODE Waktu dan Tempat Materi Sampel DNA Primer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III BAHAN DAN METODE

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL (BPTU) SAPI PERAH BATURRADEN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... PRAKATA... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Transkripsi:

KERAGAMAN GEN CSN3 EKSON 4 PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI BPTU KDI-HPT PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN FREDY FENDER DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keragaman Gen CSN3 Ekson 4 pada Kambing Peranakan Etawah di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Fredy Fender NIM D14100011

ABSTRAK FREDY FENDER. Keragaman Gen CSN3 Ekson 4 pada Kambing Peranakan Etawah di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh RINI HERLINA MULYONO dan JAKARIA. Kambing PE sebagai sumber daya genetik ternak lokal Indonesia memiliki keunggulan, salah satunya produksi susu yang tinggi. Gen CSN3 merupakan anggota dari fragmen kasein yang berkaitan dengan protein dan kasein susu. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi keragaman gen CSN3 ekson 4 pada kambing PE di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan, menggunakan metode PCR-RFLP. Keragaman gen CSN3 dideteksi dari 115 sampel darah kambing PE menggunakan enzim restriksi PstI yang memotong fragmen CTGCA G. Amplifikasi gen CSN3 menghasilkan 1 fragmen dengan panjang 407 pb yang terletak pada ekson 4 dengan suhu annealing 60 C selama 20 detik. Hasil analisis PCR-RFLP menunjukkan gen CSN3 kambing PE yang dianalisis memiliki alel monomorfik F adalah 100%. Kata kunci: gen CSN3, kambing PE, PCR-RFLP ABSTRACT FREDY FENDER. Polymorphism of Exon 4 CSN3 of Etawah Grade Goats in BPTU KDI-HPT Pelaihari South Kalimantan. Supervised by RINI HERLINA MULYONO and JAKARIA. Etawah grade goat as one of Indonesian local animal genetic resources has advantages, one of which is its high milk yield. CSN3 gene is a member of casein fragment related to protein and casein contents. The aim of this study was to identify polymorphisms of CSN3 in Etawah grade goat from BPTU KDI-HPT Pelaihari, South Kalimantan using the PCR-RFLP method. Polymorphisms of CSN3 gene were identified of 115 blood samples using PstI restriction enzyme that cuts the fragment of CTGCA G. CSN3 amplification resulted 407 bp which is located at exon 4 was performed with annealing temperature 60 C for 20 seconds. The results of PCR-RFLP analysis indicated that the analyzed CSN3 gene of Etawah grade goat which have monomorphic F allele was 100%. Key words: CSN3 gene, Etawah grade goats, PCR-RFLP

KERAGAMAN GEN CSN3 EKSON 4 PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI BPTU KDI-HPT PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN FREDY FENDER Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8

9 Judul Skripsi : Keragaman Gen CSN3 Ekson 4 pada Kambing Peranakan Etawah di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan Nama : Fredy Fender NIM : D14100011 Disetujui oleh Ir Rini Herlina Mulyono, MSi Pembimbing I Dr Jakaria, SPt MSi Pembimbing II Diketahui oleh Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala penguasa dan sumber segala ilmu, karena berkat segala karunia-nya skripsi ini berhasil diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad sollallahu alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang beriman hingga akhir zaman. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada Desember 2013 sampai April 2014 adalah kambing lokal Indonesia dengan judul Keragaman Gen CSN3 Ekson 4 pada Kambing Peranakan Etawah di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan. Perbaikan mutu genetik kambing PE masih dilakukan secara konvensional. Selain itu, upaya dalam memperbaiki mutu genetik kambing PE perlu didukung data yang lebih akurat, yaitu dilakukan seleksi dengan identifikasi keragaman pada tingkat DNA termasuk gen CSN3 yang berperan pada kualitas susu. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi khususnya kepada breeder kambing perah dan peternak ternak perah secara umum sehingga dapat ditentukan gen yang menjadi marker assisted selection dalam program pemuliaan. Terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi RI atas bantuan Beasiswa Bidikmisi selama masa perkuliahan S1. Terima kasih kepada Ir Rini Herlina Mulyono, MSi yang mendanai penelitian sekaligus sebagai pembimbing skripsi bersama Dr Jakaria, SPt MSi. Terima kasih kepada Dr Ir Afton Atabany, MSi selaku penguji skripsi atas masukan dan sarannya. Penghargaan Penulis sampaikan kepada Fuad Hasan, SPt MSi dan Pipih S Effendi, SPt yang membantu pengumpulan bahan penelitian di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan. Ungkapan terima kasih Penulis sampaikan kepada Ayahanda Edi Kusmayadi, Ibunda Nurlela, kakak Retno Valentino, dan adik Edo Fernando, beserta seluruh keluarga besar atas do a dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada M Jafar Sidiq dan Angga BP Suparman sebagai tim penelitian genetika molekuler kambing PE, atas kerja sama, kekompakkan, dan bantuan selama penelitian. Terima kasih kepada Laras Shafa Fauziah, Novita S Thamren, Leonardus KD Bidara, Hafidz I Albana, dan M Faisal Nurhuda yang mendukung Penulis dalam penulisan skripsi. Tak lupa terima kasih kepada Eryk Andreas, SPt MSi; Annisa O Rini, SPt MSi; Isyana Khaerunnisa, SPt; Ahmad Furqon, SPt; Komang Alit Paramitasari, SPt MSi; Shelvi, SSi; dan teman-teman ABGSCi (Animal Breeding and Genetic Student Community) atas banyak masukan dan arahannya. Terima kasih kepada teman-teman D Ransum Percussion atas semangat dan dukungannya. Terima kasih juga kepada keluarga besar IPTP angkatan 47 atas semua dukungannya. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Oktober 2014 Fredy Fender

11 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitan 1 Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE 2 Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Bahan 2 Alat 2 Prosedur 3 Ekstraksi DNA Total 3 Amplifikasi 3 Genotyping 4 Analisis Data 4 Frekuensi Alel dan Genotipe 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Amplifikasi Gen CSN3 5 Genotyping Gen CSN3 5 Frekuensi Alel Gen CSN3 dan Pendugaan Kandungan Kasein Susu Kambing PE Penelitian Berdasarkan Asosiasi antara Gen CSN3 dengan Kandungan Kasein Susu Kambing pada Penelitian Lain 7 SIMPULAN DAN SARAN 8 Simpulan 8 Saran 8 DAFTAR PUSTAKA 9 LAMPIRAN 11 RIWAYAT HIDUP 16

12 DAFTAR GAMBAR 1 Posisi penempelan primer dan situs restriksi PstI pada fragmen gen CSN3 ekson 4 3 2 Amplikon gen CSN3 ekson 4 pada gel agarosa 1.5% 5 3 Genotipe gen CSN3 ekson 4 pada gel agarosa 2% 6 4 Lokasi mutasi situs restriksi PstI dan perbandingan sekuen fragmen gen CSN3 ekson 4 pada kambing di berbagai wilayah 7 DAFTAR LAMPIRAN 1 Melting temperature (T m ) primer forward (F) dan reverse (R) gen CSN3 ekson 4 11 2 Sekuen mrna gen CSN3 yang diakses di GenBank kode aksesi X60763 11 3 Sekuen gen CSN3 ekson 4 alel F yang diakses di GenBank kode aksesi AY090466 13 4 Sekuen gen CSN3 ekson 4 alel M yang diakses di GenBank kode aksesi AY428577 15

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing Peranakan Etawah (PE) berpotensi sebagai salah satu sumber daya genetik ternak yang dapat dikembangkan lebih luas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kambing PE merupakan galur hasil persilangan antara kambing Etawah dan kambing Kacang dengan kadar genetik lebih tinggi pada kambing Etawah karena telah melalui program up grading (kawin tatar). Kambing PE memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi dan memiliki fungsi sebagai penghasil daging dan susu (dwiguna) (Atabany 2013). Populasi kambing di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 17.91 juta ekor yang sebagian besar menyebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat (Ditjennak 2013). Finesco (2013) menyatakan bahwa lima juta ekor dari populasi kambing di Indonesia adalah kambing PE. Produksi susu kambing PE mampu mencapai 3 L ekor -1 hari -1 (Menteri Pertanian RI 2013). Kualitas susu kambing PE belum banyak diperhatikan, seperti kandungan kasein dalam protein susu. Kasein dalam protein susu berperan memperbaiki struktur yogurt (Buckle et al. 2010), selain itu dapat diolah menjadi keju lunak atau keju keras (Atabany 2013). Struktur dan stabilitas misel kasein protein susu dikontrol oleh gen κ-kasein (CSN3) yang terletak pada kromosom nomor 6q31 dengan panjang 13 kb dan terdiri atas 5 ekson dan 4 intron (Threadgill dan Womack 1990). Keragaman gen CSN3 berpengaruh pada kandungan protein dan lemak susu pada sapi Czech Fleckvieh (Kucerova et al. 2006) dan kandungan protein susu pada sapi FH (Sumantri et al. 2004). Chiatti et al. (2005) melaporkan keragaman gen CSN3 pada kambing berhubungan dengan protein dan kasein susu. Hingga saat ini sudah ditemukan 20 macam alel gen CSN3 pada kambing (Coll et al. 1993; Yahyaoui et al. 2001; Angiolillo et al. 2002; Yahyaoui et al. 2003; Chessa et al. 2003; Jann et al. 2004; Prinzenberg et al. 2005; Kiplagat et al. 2010). Keragaman gen CSN3 pada kambing PE diharapkan dapat digunakan dalam program seleksi untuk meningkatkan produksi kasein susu. Perkembangan bioteknologi bidang genetika molekuler memungkinkan penggunaan penanda molekuler untuk mengukur status keragaman genetik melalui pemanfaatan marker assisted selection (MAS). Keragaman gen CSN3 diharapkan dapat dijadikan MAS dalam program seleksi kambing PE. Teknik polymorphism chain reaction-restriction fragment length polymorphism (PCR- RFLP) merupakan salah satu metode yang mudah dilakukan untuk mendeteksi keragaman genetik yang berhubungan dengan sifat-sifat pertumbuhan. Penelitian mengenai keragaman gen CSN3 kambing sudah banyak dilakukan, tetapi pada kambing PE di Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing Domba Itik Hijauan Pakan Ternak (BPTU KDI-HPT) Pelaihari Kalimantan Selatan belum dilakukan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini mengidentifikasi keragaman gen CSN3 ekson 4 pada kambing PE di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan, menggunakan metode PCR-RFLP.

2 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi analisis pada 115 sampel darah kambing PE (8 ekor jantan dan 107 ekor betina) yang terdapat di BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimanatan Selatan. Keragaman gen CSN3 ekson 4 dianalisis menggunakan metode PCR-RFLP dengan enzim restriksi PstI (CTGCA G). METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari Desember 2013 sampai April 2014. Bahan Sampel darah yang digunakan berasal dari 115 ekor darah kambing PE (8 ekor jantan dan 107 ekor betina) yang berasal dari BPTU KDI-HPT Pelaihari, Kalimantan Selatan yang telah diawetkan dalam EtOH 70% dengan perbandingan 1:1 atau dalam serbuk EDTA. Bahan-bahan yang digunakan untuk ekstraksi DNA diantaranya sampel darah, NaCl 0.2% (untuk sampel darah yang diawetkan dalam EDTA), DW (untuk sampel darah yang diawetkan dalam EtOH 70%), SDS (sodium dodecylsulphate) 10%, proteinase-k (5 mg ml -1 ), 1 STE (sodium tris- EDTA), phenol solution, CIAA (chloroform isoamylalcohol), NaCl 5M, dan TE (tris-edta) 80%. Bahan-bahan yang digunakan untuk prosedur amplifikasi (PCR), elektroforesis, dan analisis RFLP diantaranya isolat DNA, DreamTaq Buffer, MgCl 2, dntps (deoxyribonucleotide triphosphate), pasangan primer forward dan primer reverese, DreamTaq polymerase (fermentas), produk PCR (amplikon), serbuk agarosa, 0.5 TBE (tris borat-edta), EtBr (etidium bromida), loading dye (0.01% xylene cyanol, 0.01% bromthymol blue, dan 50% gliserol), DNA marker dengan jarak 100 pb (pasang basa), enzim restriksi PstI (CTGCA G), dan Buffer O. Alat Alat-alat yang digunakan untuk ekstraksi DNA, amplifikasi, dan analisis RFLP terdiri atas tabung eppendorf 1.5 ml, satu set mikro pipet, tip pipet, microsentifuge berpendingin, inkubator, vortex, nutating mixer, refrigerator, mesin PCR Eppendorf, tabung 0.2 ml (PCR), dan tabung 0.5 ml (RFLP). Alat yang digunakan dalam prosedur elektroforesis yaitu timbangan analitik, gelas ukur, microwave, magnetic stirrer, satu set tray pencetak gel, power supply electrophoresis 100 V, dan UV transilluminator.

3 Prosedur Ekstraksi DNA Total Ekstraksi DNA dilakukan berdasarkan metode Sambrook et al. (1989). Darah dalam EtOH diambil sebanyak 200 μl, lalu ditambahkan 1 000 μl DW dalam tabung eppendorf 1.5 ml, kemudian divortex dan didiamkan selama 5 menit. Darah dalam EDTA diambil sebanyak 50 μl, lalu ditambahkan 1 000 μl NaCl 0.2%, kemudian divortex dan didiamkan selama 5 menit. Sampel disentrifius pada kecepatan 8 000 rpm selama 5 menit dan supernatan yang terbentuk dibuang. Endapan ditambahkan 40 μl SDS 10%, 10 μl proteinase-k (5 mg ml -1 ), dan 1 STE sampai 400 μl, kemudian diinkubasi pada suhu 55 C selama 2 jam sambil digoyang secara perlahan menggunakan nutating mixer. Degradasi bahan organik dilakukan dengan menambahkan 400 μl phenol solution, 400 μl CIAA, dan 40 μl NaCl 5M, kemudian digoyang selama 1 jam pada suhu ruang. Molekul DNA dipisahkan dari fenol dengan cara disentrifius pada kecepatan 12 000 rpm selama 5 menit sehingga terbentuk fase DNA (bening). Fase DNA sebanyak 400 μl dipindahkan ke tabung baru ditambahkan 800 μl EtOH abssolute 70% dan 40 μl NaCl 5M, kemudian freezing (overnight). Molekul DNA disentrifius pada kecepatan 12 000 rpm selama 5 menit untuk memisahkan EtOH absolute. Supernatan yang terbentuk dibuang. Endapan didiamkan hingga kering untuk disuspensikan dalam 100 μl TE 80%. Sampel DNA disimpan dalam refrigerator. Sampel DNA dielektoforesis dalam gel agarosa 1% untuk memastikan keberhasilan ekstraksi. Amplifikasi Fragmen DNA diamplifikasi dengan teknik PCR. Sampel DNA hasil ekstraksi sebanyak 1 μl dimasukkan ke dalam tabung 0.2 ml, lalu ditambahkan 14 μl larutan premix. Premix tersusun atas 10.8 μl DW, 1.5 μl 10 DreamTaq Buffer, 1 μl MgCl 2, 0.2 μl dntps, 0.2 μl primer forward dan 0.2 μl primer reverse, serta 0.2 μl DreamTaq polymerase (fermentas). Premix dihomogenkan dengan vortex lalu spin down agar premix berada di dasar tabung. Campuran premix dan sampel DNA diinkubasi dalam thermalcycler untuk diamplifikasi. Posisi penempelan primer menurut Prinzenberg et al. (2005) dapat dilihat pada Gambar 1 (GenBank dengan kode aksesi AY428577). Keterangan: primer forward; primer reverse; situs restriksi PstI Gambar 1 Posisi penempelan primer dan situs restriksi PstI pada fragmen gen CSN3 ekson 4

4 Kondisi mesin thermalcycler hasil optimasi yaitu pradenaturasi 95 C selama 5 menit dan siklus yang terdiri atas denaturasi 95 C selama 10 detik, penempelan primer pada suhu 60 C selama 20 detik, dan ekstensi 72 C selama 30 detik berlangsung selama 35 siklus, selanjutnya ekstensi akhir pada suhu 72 C selama 5 menit. Amplikon dielektroforesis dalam gel agarosa 1.5%. Genotyping Genotyping dilakukan dengan teknik RFLP dan elektroforesis produk restriksi dalam agarose gel 2%. Sebanyak 5 μl amplikon ditambah 1.1 μl DW, 0.7 μl Buffer O, dan 0.2 μl PstI kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C selama 16 jam (overnight). Produk restriksi dielektroforesis dalam gel agarosa 2%. Gel dibuat dengan melarutkan 0.6 g serbuk agarosa dalam 30 ml 0.5 TBE, kemudian dipanaskan dalam microwave selama 5 menit suhu mediumhigh, lalu dikocok menggunakan magnetic stirrer dan ditambahkan 2.5 μl EtBr. Larutan agarosa dituangkan ke dalam pencetak gel, kemudian sisir ditempatkan di dekat tepian gel hingga gel mengeras dan membentuk sumur-sumur. Gel yang sudah mengeras ditempatkan pada gel tray elektroforesis yang berisi larutan Buffer 0.5 TBE. Sebanyak 5 μl produk restriksi ditambahkan 1 μl loading dye dan dilakukan spin down, kemudian dimasukkan ke dalam sumur gel. Selanjutnya DNA marker 100 pb ditaruh pada sumur paling kiri sebagai penanda. Gel dialiri listrik pada tegangan 100 V selama 35-45 menit. Molekul DNA yang bermuatan negatif (katode) pada ph netral akan bergerak ke arah positif (anode). Panjang fragmen setelah selesai proses elektroforesis diamati di bawah sinar UV. Panjang dan jumlah fragmen DNA yang muncul dibandingkan dengan DNA marker untuk ditentukan genotipe fragmen gen CSN3. Genotyping dilakukan berdasarkan penentuan alel menurut Prinzenberg et al. (2005). Alel F tidak memiliki titik potong PstI dan hanya menunjukkan 1 fragmen yang memiliki panjang sama dengan amplikon yaitu 407 pb. Alel M memiliki titik potong PstI dan menunjukkan dua fragmen dengan panjang masing-masing 73 pb dan 334 pb. Analisis Data Frekuensi Alel dan Genotipe Frekuensi alel dihitung menggunakan rumus menurut Nei dan Kumar (2000) sebagai berikut: ( ) Frekuensi genotipe dihitung dengan rumus menurut Nei dan Kumar (2000) sebagai berikut: Keterangan: x i = frekuensi alel ke-i x ii = frekuensi genotipe ke-i n ii = jumlah individu bergenotipe ii n ij = jumlah individu bergenotipe ij N = jumlah total sampel

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen CSN3 Fragmen DNA target (DNA template) gen κ-kasein (CSN3) ekson 4 berhasil digandakan (diamplifikasi) pada suhu optimasi mesin thermalcycler dan komposisi pereaksi. Fragmen gen CSN3 ekson 4 berhasil diamplifikasi menggunakan primer spesifik pada suhu optimasi annealing 60 C selama 20 detik, dengan panjang amplikon yaitu 407 pb (Gambar 2). Sebanyak 115 sampel darah kambing PE berhasil diamplifikasi pada gen CSN3 ekson 4 dengan tingkat keberhasilan 100%. Suhu annealing hasil penelitian lebih tinggi dan lama proses lebih cepat dari yang disarankan Chessa et al. (2003) pada suhu 59 C selama 40 detik dan Zurriyati et al. (2011) pada suhu 55 C selama 45 detik. Gambar 2 Amplikon gen CSN3 ekson 4 pada gel agarosa 1.5% Keterangan: M = marker DNA 100 pb, 1-16 = sampel kambing PE Pelaihari Suhu T m (melting tempeature) adalah suhu penempelan primer yang dihitung berdasarkan komposisi susunan basa nukleotida primer tersebut. Suhu annealing hasil optimasi juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan suhu T m primer forward (64 C) maupun reverse (64 C) (Lampiran 1). Hal ini disebabkan perbedaan kondisi mesin thermalcycler dan komposisi pereaksi amplifikasi. Pelt- Verkuil et al. (2008) menyatakan bahwa lama waktu annealing bergantung pada kapasitas pemanasan mesin thermalcycler, konsentrasi primer dan gen target, serta volume pereaksi. Genotyping Gen CSN3 Fragmen gen CSN3 ekson 4 tidak terpotong oleh enzim restriksi PstI pada semua cdna (cloned genomic DNA) darah individu kambing, sehingga hanya diperoleh 1 macam genotipe yaitu FF dengan 1 fragmen pita dengan panjang 407 pb (Gambar 3). Hal ini menunjukkan adanya mutasi situs restriksi PstI pada gen CSN3 pada semua cdna darah individu kambing PE yang diamati, sehingga pada sekuen gen bersifat monomorfik (seragam). Enzim PstI tidak mengenali situs restriksi pada fragmen gen CSN3 ekson 4 pada kambing PE Pelaihari.

6 Gambar 3 Genotipe gen CSN3 ekson 4 pada gel agarosa 2% Keterangan: M = marker DNA 100 pb, 1-16 = sampel darah kambing PE Pelaihari Penelitian Zurriyati et al. (2011) dengan teknik PCR-RFLP dengan primer dan enzim restriksi yang sama memberikan hasil yang tidak berbeda, yaitu gen CSN3 ekson 4 hanya memiliki 1 alel (monomorfik) dengan alel F. Single nucleotide polymorphism (SNP) atau keragaman nukelotida tunggal digunakan sebagai penciri genetik untuk program seleksi pada tingkat molekuler. Gen CSN3 yang monomorfik menunjukkan tidak ditemukannya titik SNP. Hasil sekuen pada gen CSN3 ekson 4 kambing PE yang monomorfik pada penelitian Zurriyati et al. (2011) menyatakan bahwa mutasi substitusi tipe transisi ditemukan pada situs restriksi PstI. Mutasi (C T) menyebabkan perubahan asam amino dari Alanin (Ala) menjadi Valin (Val) yang menentukan alel F. Kemungkinan pada sampel darah kambing penelitian terjadi mutasi yang sama yaitu substitusi tipe transisi pada gen CSN3 ekson 4. Coll et al. (1993) melakukan sekuen nukleotida cdna untuk gen CSN3 ekson 4 yang pertama kali dari kelenjar susu kambing periode laktasi. Berdasarkan sekuen gen CSN3 yang diakses di GenBank dengan kode aksesi X60763 tidak ditemukan situs restriksi PstI. Hal itu tejadi pada situs restriksi PstI yaitu basa nukleotida ke 550 yang juga ditemukan pada kambing asal Italia (teramana, girgentana, dan sarda) dan kambing asal Spanyol (wild goat) yang seharusnya C berubah menjadi T (Yahyaoui et al. 2003). Hal yang tidak berbeda juga ditemukan pada kambing PE, saanen, dan PESA yang dilaporkan oleh Zurriyati et al. (2011). Sementara itu, pada kambing asal Kamerun (Red Sokoto), Kenya (Small-East Africa), dan Somalia (Long-Eared Somali) basa nukleotida pada posisi 550 adalah basa C, dikenali sebagai sekuen yang memiliki situs restriksi enzim PstI (CTGCA G) yang menentukan alel M (Prinzenberg et al. 2005; Kiplagat et al. 2010). Mutasi non-synonymous adalah mutasi titik basa nukleotida yang menyebabkan perubahan asam amino. Alel M (yang mengalami mutasi) dibedakan dari alel F (wild type) berdasarkan 2 titik mutasi non-synonymous yang menyebabkan perubahan asam amino (Prinzenberg et al. 2005). Mutasi tersebut (alel M) terjadi pada posisi nukleotida 384 (G A) yang merubah asam amino Aspartat (Asp) menjadi Asparagin (Asn), serta pada posisi nukleotida 550 (T C)

7 menyebabkan perubahan asam amino Valin (Val) menjadi Alanin (Ala). Hasil sekuensing menunjukkan bahwa mutasi terjadi pada basa nukleotida posisi 550 (T C). Hasil sekuensing tersebut dikonfirmasi kembali dengan teknik PCR- RFLP dengan menggunakan enzim restriksi PstI. Genotyping memperlihatkan bahwa PstI mengenali fragmen situs restriksi (CTGCA G) pada gen CSN3 (Prinzenberg et al. 2005). Berdasarkan urutan sekuen enzim PstI (CTGCA G), lokasi mutasi terdapat pada basa nukleotida di posisi 4 (C T) (Zurriyati et al. 2011) atau posisi nukleotida 550 dari cdna (GenBank kode aksesi X60763). Hal ini menunjukkan pada semua kambing PE Pelaihari kemungkinan terjadi mutasi fragmen gen CSN3 di situs restriksi enzim PstI di posisi 4 (C T), sehingga situs restriksi menjadi tidak dikenali enzim restriksi (CTGTA G). Mutasi yang terjadi pada situs restriksi juga memungkinkan terjadinya perubahan asam amino. Gambar 4 menunjukkan lokasi mutasi sekuen fragmen gen CSN3 ekson 4 pada berbagai kambing di berbagai wilayah. 550 560 570 580 590.............................. X60763 a TGAACACTGT AGATAATCCA GAAGCTTCCT CAGAATCGAT TGCGAGTGCA AY090466(WG) b ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- AY428577(RS-CN) c ---------C ---------- ---------- ---------- ---------- LES-S d ---------C ---------- ---------- ---------- ---------- PE-B e ---------- ---------- ---------- ---------- ---------- Keterangan: Gambar 4 a Capra hircus Spanyol (Coll et al. 1993); b Capra pyrenaica sp. hispanica (wild goat) Spanyol (Yahyaoui et al. 2003); c kambing Red Sokoto Kamerun/Nigeria (Prinzenberg et al. 2005); d kambing Long Eared Somali Somalia (Kiplagat et al. 2010); e kambing Peranakan Etawah Bogor (Zurriyati et al. 2011); ----- basa nukleotida yang sama dengan GenBank kode aksesi X60763; situs restriksi PstI (CTGCA G) Lokasi mutasi situs restriksi PstI dan perbandingan sekuen fragmen gen CSN3 ekson 4 pada kambing di berbagai wilayah Frekuensi Alel Gen CSN3 dan Pendugaan Kandungan Kasein Susu Kambing PE Penelitian Berdasarkan Asosiasi antara Gen CSN3 dengan Kandungan Kasein Susu pada Penelitian Lain Gen CSN3 ekson 4 kambing PE Pelaihari bersifat monomorfik karena hanya ditemukan 1 macam alel yaitu alel F pada semua individu. Gen tersebut telah terfiksasi pada alel F karena telah terjadi seleksi alam. Yahyaoui et al. (2001) melaporkan bahwa alel F pada gen CSN3 merupakan tipe liar (wild type) yang ditemukan pada kambing liar di Spanyol dengan frekuensi yang tinggi. Keragaman genetik adalah terdapatnya lebih dari 1 macam genotipe dalam populasi. Nei dan Kumar (2000) menjelaskan bahwa sumber keragaman genetik disebabkan pengulangan urutan sekuen, insersi, delesi, dan rekombinasi di dalam runutan DNA antar individu, kelompok atau suatu populasi. Hasil penelitian bersesuaian dengan Zurriyati et al. (2011). Alel F juga ditemukan terfiksasi pada kelompok kambing PE yang dipelihara di BPTU KDI-

8 HPT Pelaihari Kalimantan Selatan dan Cariu Bogor Jawa Barat. Hal yang sama juga ditemukan pada hasil silangan kambing PE dengan kambing saanen (PESA) serta pada kambing saanen. Sementara itu alel M tidak ditemukan pada kambing PE, PESA, maupun saanen. Tabel 1 menyajikan frekuensi alel gen CSN3 ekson 4 pada kambing PE penelitian, kambing PE, PESA, dan saanen di berbagai wilayah dengan sebaran geografis yang lain. Tabel 1 Frekuensi alel gen CSN3 ekson 4 pada kambing PE dan beberapa bangsa kambing di berbagai wilayah Kambing Frekuensi Alel F M Sumber PE-P a 1.00 (115) 0.00 (0) Hasil penelitian PE-B b 1.00 (48) 0.00 (0) Zurriyati et al. (2011) PESA c 1.00 (51) 0.00 (0) Saanen d 1.00 (51) 0.00 (0) Keterangan: a kambing PE BPTU KDI-HPT Pelaihari Kalimantan Selatan; b kambing PE Ciapus dan Cariu Bogor; c kambing persilangan PE dan saanen asal Cijeruk, Cariu, dan Balitnak Ciawi Bogor; d kambing saanen Cijeruk dan Cariu Bogor Gen CSN3 terfiksasi pada alel F di kambing PE Pelaihari. Sementara itu alel M tidak ditemukan pada semua kambing PE Pelaihari. Chiatti et al. (2005) menyatakan bahwa alel F pada gen CSN3 termasuk dalam kelompok alel yang memiliki kandungan protein (3.04%) dengan kasein (2.19%) susu yang lebih rendah dibandingkan dengan alel M yang termasuk dalam kelompok alel dengan kandungan protein (3.18%) dengan kasein (2.29%) susu yang lebih tinggi pada kambing Camosciata, Frisa, Orobica, dan Verzasca di Italia. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Gen CSN3 ekson 4 pada kambing PE Pelaihari diperoleh hanya 1 macam genotipe dan alel yaitu genotipe FF dan alel F (100%). Gen CSN3 PstI ekson 4 bersifat monomorfik (seragam). Saran Perlu dilakukan penelitian menggunakan pendekatan penciri genetik yang lebih beragam seperti PCR-SSCP atau sekuensing untuk mengetahui runutan basa sekuen. Penelitian juga perlu dilakukan pada fragmen lain untuk melihat keragaman gen CSN3 kambing lokal. Selain itu, analisis keragaman perlu dilakukan pada populasi kambing PE dan kambing jenis lain dengan sebaran geografis yang lebih luas untuk menentukan alel gen CSN3 pada ternak kambing di Indonesia.

9 DAFTAR PUSTAKA Atabany A. 2013. Panduan Sukses Beternak Kambing Peranakan Etawah. Bogor (ID): IPB Pr. Angiolillo A, Yahyaoui MH, Sanchez A, Pilla F, Folch JM. 2002. Short communication: characterization of a new genetic variant in the Caprine κ- casein gene. J Dairy Sci. 85:2679-2680. Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 2010. Ilmu Pangan. Purnomo H, Adiono, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Food Science. Chessa S, Budelli E, Gutscher K, Caroli A, Erhardt G. 2003. Short communication: simultaneous identification of five κ-casein (CSN3) alleles in domestic goat by polymerase chain reaction-single strand conformation polymorphism. J Dairy Sci. 86:3726-3729. Chiatti F, Caroli A, Chessa S, Bolla P, Pagnacco G. 2005. Relationship between goat κ-casein (CSN3) polymorphism and milk composition. Proc The Role of Biotechnology; 5-7 Maret 2005; Turin, Italy. Turin (IT): Villa Gualino. hlm 163-164. Coll A, Folch JM, Sanchez A. 1993. Nucleotide sequence of the goat kappacasein cdna. J Anim Sci. 71:2833 [Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Peternakan RI. Finesco GM. 2013. Harga susu tinggi, kambing Etawa kian diminati. Mulyadi A, editor. Kompas.com [Internet]. [diunduh 2013 Agustus 31]. Tersedia pada http://regional.kompas.com/read/2013/04/28/21122982/harga.susu.tinggi. Kambing.Etawa.Kian.Diminati. Jann OC, Prinzenberg EM, Luikart G, Caroli A, Erhardt G. 2004. High polymorphism in the Kappa-casein (CSN3) gene from wild and domestic caprine species revealed by DNA sequencing. J Dairy Res. 71:188-195. Kiplagat SK, Agaba M, Kosgey IS, Okeyo M, Indetie D, Hanotte O, Limo MK. 2010. Genetic polymorphism of kappa-casein gene in indigeneous Eastern Africa goat populations. Int J Gene Mol Biol. 2(1):001-005. Kucerova J, Matejicek A, Jandurova OM, Sorensen P, Nemcova E, Stipkova M, Kott T, Bouska J, Frelich J. 2006. Milk protein genes CSN1S1, CSN2, CSN3, LGB and their relation to genetic values of milk production parameters in Czech Fleckvieh. Czech J Anim Sci. 51(6):241-247. Menteri Pertanian RI. 2013. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 695/ Kpts/ 410/ 2/ 2013 tentang Penetapan Rumpun Kambing Peranakan Etawah. Jakarta (ID): Menteri Pertanian RI. Nei M, Kumar S. 2000. Molecular Evolution and Phylogenetics. New York (US): Oxford University Pr. Pelt-Verkuil van E, Belkum van A, Hays JP. 2008. Principles and Technical Aspects of PCR Amplification. Netherlands (NL): Springer. Prizenberg EM, Gutscher K, Chessa S, Caroli A, Erhardt G. 2005. Caprine κ- casein (CSN3) polymorphism: New developments in molecular knowledge. J Dairy Sci. 88:1490-1498.

10 Sambrook J, Fritsch EF, Medrano JF. 1989. Molecular Cloning: a Laboratory Manual. 2nd ed. New York (US): Cold Spring Harbor Laboratory Pr. Sumantri C, Anggraeni A, Maheswari RRA, Diwyanto K, Farajallah A, Brahmantiyo B. 2004. Frekuensi gen kappa kasein (κ-kasein) pada sapi perah FH berdasarkan produksi susu di BPTU Baturraden. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; 4-7 Agustus 2004; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang Peternakan. hlm 175-182. Threadgill DW, Womack JE. 1990. Genomic analysis of the major bovine milk protein genes. Nucleic Acids Research. 18(23):6935-6942. Viljoen GJ, Nel LH, Crowther JR. 2005. Molecular Diagnosis PCR Handbook. Netherlands (NL): Springer. Yahyaoui MH, Coll A, Sanchez A, Folch JM. 2001. Genetic polymorphism of the caprine kappa casein gene. J Dairy Res. 68:209-216. Yahyaoui MH, Angiolillo A, Pilla F, Sanchez A, Folch JM. 2003. Characterization and genotyping of the caprine kappa casein variants. J Dairy Sci. 86:2715-2720. Zurriyati Y, Noor RR, Maheswari RRA. 2011. Analisis molekuler genotipe kappa kasein (κ-kasein) dan komposisi susu kambing Peranakan Etawah, Saanen dan persilangannya. JITV. 16(1):61-70.

11 LAMPIRAN Lampiran 1 Melting temperature (T m ) primer forward (F) dan reverse (R) gen CSN3 ekson 4 Melting temperature dihitung menggunakan rumus berikut (Viljoen et al. 2005): ( ) ( ) Keterangan: G = jumlah basa G (guanina) pada sekuen primer C = jumlah basa C (sitosina) pada sekuen primer A = jumlah basa A (adenina) pada sekuen primer T = jumlah basa T (timina) pada sekuen primer Sekuen primer: Forward (F) 5 -GGTATCCTAGTTATGGACTCAAT-3 Reverse (R) 5 -GTTGAAGTAACTTGGGCTGTGT-3 T m F = 4 ( 5 + 4 ) + 2 ( 6 + 8 ) = 64 C T m R = 4 ( 8 + 2 ) + 2 ( 4 + 8 ) = 64 C Lampiran 2 Sekuen mrna gen CSN3 yang diakses di GenBank kode aksesi X60763 GenBank: X60763.1 LOCUS X60763.1 826 bp mrna linear MAM 27-FEB-1994 DEFINITION C.hircus mrna for kappa casein. ACCESSION X60763 VERSION X60763.1 GI:977 KEYWORDS casein; kappa-casein. SOURCE Capra hircus (goat) ORGANISM Capra hircus Eukaryota; Metazoa; Chordata; Craniata; Vertebrata; Euteleostomi; Mammalia; Eutheria; Laurasiatheria; Cetartiodactyla; Ruminantia; Pecora; Bovidae; Caprinae; Capra. REFERENCE 1 AUTHORS Coll,A., Folch,J.M. and Sanchez,A. TITLE Nucleotide sequence of the goat kappa-casein cdna JOURNAL J. Anim. Sci. 71 (10), 2833 (1993) PUBMED 8226388 REFERENCE 2 (bases 1 to 826) AUTHORS Coll,A. TITLE Direct Submission JOURNAL Submitted (02-JUL-1991) A. Coll, Universitat Autonoma de Barcelona,

12 Unitat de Genetica I Millora, Facultat de Veterinaria, 08193 Bellaterra (Barcelona), SPAIN FEATURES Location/Qualifiers source 1..826 /organism="capra hircus" /mol_type="mrna" /strain="ssp. aegagrus" /db_xref="taxon:9925" /clone="pkcnc1" /tissue_type="mammary gland" /clone_lib="ptz 18 U" /dev_stage="adult" mrna <54..>632 /experiment="experimental evidence, no additional details recorded" /note="kappa casein" CDS 54..632 /codon_start=1 /product="kappa casein" /protein_id="caa43174.1" /db_xref="gi:978" /db_xref="goa:p02670" /db_xref="interpro:ipr000117" /db_xref="uniprotkb/swiss-prot:p02670" /translation="mmksfflvvtilaltlpflgaqeqnqeqpiccekderffddki AKYIPIQYVLSRYPSYGLNYYQQRPVALINNQFLPYPYYAKPVAVRSPAQ TLQWQVLPNTVPAKSCQDQPTTLARHPHPHLSFMAIPPKKDQDKTEVPAI NTIASAEPTVHSTPTTEAIVNTVDNPEASSESIASASETNTAQVTSTEV" sig_peptide 54..116 mat_peptide 117..629 /product="kappa casein" polya_signal 820..825 ORIGIN 1 ggccaactga atctactgcc aagcaagagc tgacggtcac aaggaaaggt gcaatgatga 61 agagtttttt cctagttgtg actatcctgg cattaaccct gccatttttg ggtgcccagg 121 agcaaaacca ggaacagccg atatgctgtg agaaagatga aagattcttc gatgacaaaa 181 tagccaaata tatcccaatt cagtatgtgc tgagtaggta tcctagttat ggactcaatt 241 actatcaaca gagaccagtt gcactaatta ataatcaatt tctgccatac ccatattatg 301 caaagccagt tgcagttagg tcacctgccc aaactcttca atggcaagtt ttgccaaata 361 ctgtgcctgc caagtcctgc caagaccagc caactaccct ggcacgtcac ccacacccac 421 atttatcatt tatggccatt ccaccaaaga aagatcagga taaaacagaa gtccctgcca 481 tcaataccat tgctagtgct gagcctacag tacacagtac acctaccacc gaagcaatag

13 541 tgaacactgt agataatcca gaagcttcct cagaatcgat tgcgagtgca tctgagacca 601 acacagccca agttacttca accgaggtct aaaaactcta aggagacatc aaagaggaca 661 acgcaggtct agctgaaacc aaatgactac ttcaaacttt cctttggcca gttgtctgcc 721 ttcagtgaac agagaatatg attttcacag atccagctcc tttctcatct cctcttacat 781 tttacattta tgccgcattt agttttttga ttcctgcata ataaag // Lampiran 3 Sekuen gen CSN3 ekson 4 alel F yang diakses di GenBank kode aksesi AY090466 GenBank: AY090466.1 LOCUS AY090466 494 bp DNA linear MAM 14-AUG-2003 DEFINITION Capra hircus kappa casein gene, allele F, partial cds. ACCESSION AY090466 VERSION AY090466.1 GI:20159722 KEYWORDS. SOURCE Capra hircus (goat) ORGANISM Capra hircus Eukaryota; Metazoa; Chordata; Craniata; Vertebrata; Euteleostomi; Mammalia; Eutheria; Laurasiatheria; Cetartiodactyla; Ruminantia; Pecora; Bovidae; Caprinae; Capra. REFERENCE 1 (bases 1 to 494) AUTHORS Yahyaoui,M.H., Angiolillo,A., Pilla,F., Sanchez,A. and Folch,J.M. TITLE Characterization and genotyping of the caprine kappa-casein variants JOURNAL J. Dairy Sci. 86 (8), 2715-2720 (2003) PUBMED 12939096 REFERENCE 2 (bases 1 to 494) AUTHORS Yahyaoui,M.H., Sanchez,A. and Folch,J.M. TITLE Direct Submission JOURNAL Submitted (18-MAR-2002) Ciencia Animal i dels Aliments, Facultat de Veterinaria, Universitat Autonoma de Barcelona, Campus UAB, Bellaterra, Barcelona 08193, Spain FEATURES Location/Qualifiers source 1..494 /organism="capra hircus" /mol_type="genomic DNA" /db_xref="taxon:9925" gene <1..>494 /gene="kappa casein" /allele="f"

14 mrna <1..>494 /gene="kappa casein" /allele="f" /product="kappa casein" exon 1..>494 /gene="kappa casein" /allele="f" CDS <1..489 /gene="kappa casein" /allele="f" /note="milk protein" /codon_start=1 /product="kappa casein" /protein_id="aam12026.1" /db_xref="gi:20159723" /translation="ccekderffddkiakyipiqyvlsrypsyglnyyqqrpvalin NQFLPYPYYAKPVAVRSPAQTLQWQVLPNTVPAKSCQDQPTTLARHPHP HLSFMAIPPKKDQDKTEIPAINTIASAEPTVHSTPTTEAIVNTVDNPEASSES IASAPETNTAQVTST " variation 102 /gene="kappa casein" /note="compared to kappa casein allele A deposited under GenBank Accession number AF485339" /replace="t" variation 328 /gene="kappa casein" /note="compared to kappa casein allele A deposited under GenBank Accession number AF485339" /replace="g" variation 448 /gene="kappa casein" /note="compared to kappa casein allele A deposited under GenBank Accession number AF485339" /replace="t" ORIGIN 1 tgctgtgaga aagatgaaag attcttcgat gacaaaatag ccaaatatat cccaattcag 61 tatgtgctga gtaggtatcc tagttatgga ctcaattact accaacagag accagttgca 121 ctaattaata atcaatttct gccataccca tattatgcaa agccagttgc agttaggtca 181 cctgcccaaa ctcttcaatg gcaagttttg ccaaatactg tgcctgccaa gtcctgccaa 241 gaccagccaa ctaccctggc acgtcaccca cacccacatt tatcatttat ggccattcca 301 ccaaagaaag atcaggataa aacagaaatc cctgccatca ataccattgc tagtgctgag 361 cctacagtac acagtacacc taccaccgaa gcaatagtga acactgtaga taatccagaa

15 // 421 gcttcctcag aatcgattgc gagtgcacct gagaccaaca cagcccaagt tacttcaacc 481 gaggtctaaa aact Lampiran 4 Sekuen gen CSN3 ekson 4 alel M yang diakses di GenBank kode aksesi AY428577 GenBank: AY428577.1 LOCUS AY428577 527 bp DNA linear MAM 04-SEP-2009 DEFINITION Capra hircus casein kappa (CSN3) gene, CSN3-M allele, exon 4 and partial cds. ACCESSION AY428577 VERSION AY428577.1 GI:40795920 KEYWORDS. SOURCE Capra hircus (goat) ORGANISM Capra hircus Eukaryota; Metazoa; Chordata; Craniata; Vertebrata; Euteleostomi; Mammalia; Eutheria; Laurasiatheria; Cetartiodactyla; Ruminantia; Pecora; Bovidae; Caprinae; Capra. REFERENCE 1 (bases 1 to 527) AUTHORS Prinzenberg,E.M., Gutscher,K., Chessa,S., Caroli,A. and Erhardt,G. TITLE Caprine kappa-casein (CSN3) polymorphism: new developments in molecular knowledge JOURNAL J. Dairy Sci. 88 (4), 1490-1498 (2005) PUBMED 15778318 REFERENCE 2 (bases 1 to 527) AUTHORS Chessa,S., Prinzenberg,E.-M. and Gutscher,K. TITLE JOURNAL FEATURES Direct Submission Submitted (06-OCT-2003) Institute for Animal Breeding and Genetics, Justus-Liebig-Universitaet Giessen, Ludwigsstr. 21b, Giessen 35390, Germany Location/Qualifiers source 1..527 /organism="capra hircus" /mol_type="genomic DNA" /db_xref="taxon:9925" /country="italy" /note="breed: Maltese" gene <1..>527 /gene="csn3" /allele="m" mrna <6..>527 /gene="csn3" /allele="m" /product="casein kappa" exon 6..>527

16 /gene="csn3" /allele="m" /number=4 CDS <6..494 /gene="csn3" /allele="m" /codon_start=1 /product="casein kappa" /protein_id="aar91623.1" /db_xref="gi:40795921" /translation="ccekderffddkiakyipiqyvlsrypsyglnyyqqrpvalin NQFLPYPYYAKPVAVRSPAQTLQWQVLPNTVPAKSCQNQPTTLARHPHP HLSFMAIPPKKDQDKTEIPAINTIASAEPTVHSTPTTEAIVNTADNPEASSES IASAPETNTAQVTSTEV" ORIGIN 1 tgcagtgctg tgagaaagat gaaagattct tcgatgacaa aatagccaaa tatatcccaa 61 ttcagtatgt gctgagtagg tatcctagtt atggactcaa ttactaccaa cagagaccag 121 ttgcactaat taataatcaa tttctgccat acccatatta tgcaaagcca gttgcagtta 181 ggtcacctgc ccaaactctt caatggcaag ttttgccaaa tactgtgcct gccaagtcct 241 gccaaaacca gccaactacc ctggcacgtc acccacaccc acatttatca tttatggcca 301 ttccaccaaa gaaagatcag gataaaacag aaatccctgc catcaatacc attgctagtg 361 ctgagcctac agtacacagt acacctacca ccgaagcaat agtgaacact gcagataatc 421 cagaagcttc ctcagaatcg attgcgagtg cacctgagac caacacagcc caagttactt 481 caaccgaggt ctaaaaactc taaggagaca tcaaagaaga caaccac RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Mei 1992 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Bapak Edi Kusmayadi dan Ibu Nurlela. Pada tahun 1998 Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri Sukamanah 4. Penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Jasinga tahun 2004 dan SMA Negeri 1 Jasinga tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2010 melalui jalur USMI IPB dan menjadi salah satu penerima Beasiswa Bidikmisi angkatan pertama yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi RI selama masa kuliah S1 di IPB. Penulis aktif berorganisasi selama menjadi mahasiswa, yaitu menjadi staf Divisi Eksternal dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter) periode 2011-2012, Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan Kabinet D Aerion periode 2012-2013, dan staf Kelas Publikasi Divisi Kominfo Kelompok Sekolah Peternakan Rakyat (K-SPR) IPB tahun 2013-2014. Penulis juga menjadi

ketua komunitas Himpunan Mahasiswa Jasinga (Himajasi) IPB tahun 2012-2013. Selain itu Penulis adalah salah satu pemain inti di D Ransum Percussion Fakultas Peternakan tahun 2011-2013. Penulis pernah menjadi penaggung jawab kegiatan magang mahasiswa Fakultas Peternakan tahun 2011, staf PDD dalam FGW 2011, staf PDD dalam LKMM LK Fakultas Peternakan 2011, staf Biro Livestockphoria FGW 2012, ketua divisi 3D MPF 2012, staf divisi 3D Livestockvaganza 2012, staf divisi lomba story telling dalam Festival Anak Sholeh tahun 2012. Dalam bidang seni dan olahraga Penulis pernah menjadi juara dalam lomba band FST 2011, lomba perkusi IAC 2012 dan IAC 2013, lomba aerobik Dekan Cup 2012; Dekan Cup 2013; dan Dekan Cup 2014, serta lomba akustik CST 2014. Penulis berkesempatan menjadi asisten dosen mata kuliah Penerapan Komputer IPTP 48 tahun 2013 dan Genetika Ternak IPTP 49 tahun 2014. Penulis juga berkesempatan melaksanakan hibah penelitian dengan topik Emulsifier Halal dari Hidrolisat Protein Ikan Mujair terhadap Karakteristik Es Krim Susu Sapi Beraroma Green Tea. Kegiatan penelitian ini didanai Dikti dalam lomba karya ilmiah PKM bidang Penelitian tahun 2012. 17