PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2009

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR POPULASI BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara

Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel Kriteria No Kode Nama Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1.

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tentu dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mencapai

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sampel yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode yang dinyatakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Perbankan Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hasil analisis statistik secara umum dari data yang digunakan: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

LAMPIRAN I DATA SEKUNDER

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

Data Dewan Komisaris Independen (DKI) Perusahaan Perbankan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data Harga Saham Perusahaan perbankan di Indonesia. Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dinamakan penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia pada tahun Adapun objek yang diteliti ialah volume

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

03 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA SEKTOR MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

ANALISIS PENGARUH ELEMEN-ELEMEN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2009 Endang Saryanti STIE AUB Surakarta ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital (Human Capital Efficiency atau HCE, Structural Capital Efficiency atau SCE, dan Capital Employed Efficiency atau CEE) terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan dengan menggunakan Variabel ROA atau Return on Asset di Perusahaan perbankan yang terdaftar dibursa efek indonesia tahun 2007-2009 secara parsial dan simultan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan Sampel Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007 sampai 2009. Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penggabungan data maka dalam hal ini diperoleh sebanyak 26 x 3 = 78 sampel perusahaan perusahaan perbankan periode 2007 sampai 2009. Hasil analisa regresi linier berganda diperoleh persamaan Y = 0,102-0,232 X 1 0,231 X 2 + 0,658 X 3 +. Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah X 3 (CEE atau Capital Employed Efficiency) karena nilai koefisien regresinya paling tinggi yaitu 0,658 artinya apabila CEE meningkat satu-satuan unit maka return on asset atau ROA (Y) akan naik sebesar 0,658 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hasil uji t HCE atau Human Capital Efficiency, dan SCE atau Structural Capital Efficiency berpengaruh negatif dan tidak signifikan kecuali CEE atau Capital Employed Efficiency berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA atau Return on Asset. Hasil uji F diketahui bahwa variabel HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, dan CEE atau Capital Employed Efficiency berpengaruh signifikan secara bersama-sama atau simultan terhadap ROA atau Return on Asset. Hasil Koefisien Determinasi (R 2 ) diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan atau ROA (Return on Asset) adalah sebesar 41,3% ditentukan oleh intellectual capital atau modal intelektual (Human Capital Efficiency atau HCE, Structural Capital Efficiency atau SCE, dan Capital Employed Efficiency atau CEE) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kata Kunci : Intellectual Capital ( HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency,dan CEE atau Capital Employed Efficiency ) dan kinerja keuangan perusahaan (ROA atau Return on Asset) PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ewasa ini dunia telah Dberkembang dengan begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa yang menyebabkan banyak perusahaan juga mengubah cara mereka menjalankan bisnis. Agar dapat terus bertahan perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang ber-dasarkan labor based business (bisnis berdasarkan tenaga kerja) kearah knowledge based business (bisnis berda-sarkan

pengetahuan), dengan karakteristik utamanya adalah ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang memiliki karakteristik ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan mana-jemen pengetahuan (knowledge mana-gement) maka kemakmuran suatu peru-sahaan akan bergantung pada suatu pencip-taan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Bidang modal intelektual (Intellec-tual Capital/IC) awalnya mulai muncul dalam pers populer pada awal 1990-an. Modal intelektual telah mendapat perhatian lebih oleh para akademisi, peru-sahaan maupun para investor. Modal inte-lektual dapat dipandang sebagai penge-tahuan. Kekayaan intelektual dan penga-laman dapat digunakan untuk menciptakan keka-yaan Perusahaan. Di Indonesia, fenomena IC (Intellectual Capital) mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC (Intellectual Capital), namun lebih kurang IC (Intellectual Capital) telah mendapat perhatian. Menurut PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI atau Ikatan Akuntan Indonesia, 2002). Bertolak belakang dengan mening-katnya pengakuan IC (Intellectual Capital) dalam mendorong nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran yang tepat terhadap IC atau Intellectual Capital (perusahaan belum dapat ditetapkan. Misalnya, Pulic (1998; 1999; 2000) tidak mengukur secara langsung IC (Intellectual Capital) perusahaan, tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient VAIC). VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) banyak digunakan, baik dalam praktek dunia bisnis maupun akademik. Di Indonesia, penelitian tentang IC (Intellectual Capital) belum banyak dila-kukan maka saya akan meneliti tentang Pengaruh variabel independen tentang HCE atau Human Capital Efficiency,SCE atau Structural Capital Efficiency, dan CEE atau Capital Employed Efficiency terhadap variabel dependen tentang Return on Asset (ROA) di perusahaan perbankan. Dalam HCE atau Human Capital Efficiency membahas tentang pendidikan, pengalaman, keteram-pilan dan kreatifitas (modal manusia); SCE atau Structural Capital Efficiency membahas tentang sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan (modal structural) ; CEE atau Capital Employed Efficiency membahas tentang modal fisik dan modal financial. Dalam ROA atau Return on Asset mereflek-sikan tentang keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset. Penelitian ini mengukur kinerja intellectual capital sektor perbankan di Indonesia (dalam hal ini diproksikan dengan VAIC-Value Added Intellectual Coefficient tentang HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, dan CEE atau Capital

Employed Efficiency) terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor perbankan di Indonesia dengan menggunakan Return on Asset (ROA). Berdasarkan latar belakang masalah di depan maka dalam penelitian ini saya mengambil judul PENGARUH INTELLEC-TUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2009. B. Perumusan Masalah Sesuai dengan uraian di atas dalam latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah HCE atau Human Capital Efficiency berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA)? 2. Apakah SCE atau Structural Capital Efficiency berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA)? 3. CEE atau Capital Employed Efficiency berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA)? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan Human Capital Efisiensi (HCE) terhadap Return on Asset (ROA). b. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan Structural Capital Efficiency (SCE) terhadap Return on Asset (ROA). c. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan Capital Employed Efficiency (CEE) terhadap Return on Asset (ROA). 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi dunia akademis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap literature akuntansi manajemen mengenai pengem-bangan teori yang berkaitan dengan pentingnya pengelolaan modal intelektual. b. Bagi instansi Hasil penelitian ini diha-rapkan berguna bagi perusa-haan keuangan perbankan baik bank umum atau bank komersial untuk bank domestik dan bank asing. c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini bermanfaat baik secara empiris, praktis (policy), maupun teoritis. Secara empiris, penelitian ini membe-rikan kontribusi terhadap literatur akuntansi manajemen mengenai pengembangan teori yang berkaitan dengan pen-tingnya pengelolaan intellectual capital. Secara praktis (policy), penelitian ini menyediakan informasi bagi penelitian selan-jutnya yaitu mengenai informasi apakah terdapat hubungan antara intellectual capital dan kinerja perusahaan, khususnya pada perusahaan perbankan. Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan peran intellectual capital dalam menciptakan nilai yang diukur dengan Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan di Indonesia.

LANDASAN TEORI A. Teori yang berkaitan 1. Intellectual Capital (Modal Intelek-tual) Perhatian perusahaan ter-hadap pengelolaan modal intelek-tual beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Hal ini dise-babkan adanya kesadaran bahwa Intellectual Capital (modal inte-lektual) merupakan landasan bagi perusahaan tersebut untuk berkembang dan mempuyai keunggulan dibandingkan perusahaan lain. Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997). Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Definisi dari masing-masing komponen modal intelektual yaitu: a. Human Capital (HC) adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam mem-produksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Termasuk dalam human capital yaitu pendidikan, pengalaman, keterampilan, kreatifitas dan attitude. b. Structural Capital (SC) adalah infrastruktur yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam meme-nuhi kebutuhan pasar. Termasuk dalam structural capital yaitu sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan. c. Customer Capital (CC) adalah orang-orang yang berhubungan dengan perusahaan, yang mene rima pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Saat ini upaya memberikan penilaian terhadap IC (Intellectual Capital) merupakan hal yang penting. Kesulitan dalam bidang modal intelektual adalah masalah pengukurannya. Dari modelmodel pengukuran yang dikembangkan, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga untuk memilih model yang paling tepat untuk digunakan merupakan tindakan yang tidak tepat karena pengukuran tersebut hanyalah sebuah alat yang dapat diterapkan pada situasi dan kondisi perusahaan dengan spesifikasi tertentu (Tjiptohadi dan Agustine, 2003). Sawarjuwono (2003) menya takan bahwa metode pengukuran IC (Intellectual Capital) dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu: pengukuran non-monetary dan pengukuran monetary. Salah satu metode pengukuran intelectual capital dengan penilaian non-moneter yaitu Balanced Scorecard oleh Kaplan dan Norton, sedangkan metode pengukuran intellectual capital dengan penilaian

moneter, salah satunya yaitu model Pulic yang dikenal dengan sebutan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient). Pulic (1998) mengusulkan Koefisien Nilai Tambah Intelektual / Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) untuk menyediakan infor-masi tentang efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwujud dalam perusahaan. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) digunakan karena dianggap sebagai indikator yang cocok untuk mengukur IC (Intellectual Capital) di riset empiris. Beberapa alasan utama yang mendukung penggunaan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) diantaranya yaitu yang pertama, VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) menye-diakan dasar ukuran yang standar dan konsisten, angkaangka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan (Pulic dan Bornemann, 1999), sehingga memungkinkan lebih efektif melakukan analisis komparatif internasional menggunakan ukuran sampel yang besar di berbagai sektor industri. Kedua, semua data yang digunakan dalam perhitungan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) didasarkan pada infor-masi yang telah diaudit, sehingga perhitungan dapat dianggap obyektif dan dapat diverifikasi (Pulic, 1998, 2000). VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) adalah sebuah prosedur analitis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen, pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memo-nitor dan mengevaluasi efisiensi nilai tambah atau Value Added (VA) dengan total sumber daya peru-sahaan dan masingmasing kom-ponen sumber daya utama. Nilai tambah adalah perbedaan antara pendapatan (OUT) dan beban (IN). Metode VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan yaitu modal manusia; modal struk-tural; serta modal fisik dan finansial yang terdiri dari: a. Human Capital Efficiency (HCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added (VA) terhadap Human Capital (HC). b. Structural Capital Efficiency (SCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal struktural. SCE merupakan rasio dari SC terhadap VA. c. Capital Employed Efficiency (CEE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal yang digu-nakan. CEE merupakan rasio dari VA terhadap CE. 2. Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewe-nang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1997). Kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan keadaan perusahaan selama periode tertentu (Sihasale, 2001). Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan pengukuran kinerja. Ukuran kinerja yang umum digunakan yaitu ukuran kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan oleh laporan keuangannya. Kinerja peru-sahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik yang memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan (Purnomo, 1998). Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan digunakan rasio-rasio keuangan. Berbagai rasio dapat digunakan, tetapi dalam penelitian ini digunakan rasio keuangan yang mencerminkan efisiensi perusahaan terhadap total aktiva yaitu didefinisikan dengan rasio sebagai berikut : Return on asset (ROA) mengacu pada total pendapatan, termasuk pendapatan bunga bersih dan non pendapatan bunga, dibagi dengan total aset. Indikator ROA atau Return on asset yang dipilih sebagai proxy untuk pengukuran profitabilitas. 3. Efisiensi Efisiensi berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut (Sulistyoningsih, 2006). Menurut Syafaroedin Sabar (1989) dalam Permono (2000) suatu perusahaan dapat dikatakan efisien apabila : a. Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit diban-dingkan jumlah unit input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan jumlah output yang sama, b. Menggunakan jumlah menurut unit input yang sama, tetapi dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Efisiensi dalam dunia perbankan salah satunya yaitu efisiensi biaya. Menurut Berger (1993) dalam Kuncoro (2002), jika terjadi perubahan struktur keuangan yang cepat maka penting mengidentifikasikan efisiensi biaya dan pendapatan bank yang efisien diharapkan akan mendapatkan keuntungan yang optimal, dana pinjaman yang lebih baik dan kualitas servis yang lebih baik pada nasabah. B. Penelitian Terdahulu Peneliti Bontis (1998) dari kanada melakukan penelitian dengan metode menggunakan Kuesioner dan PLS dengan hasil HC berhubungan dengan SC dan CC; CC berhubungan dengan SC; CC dan SC berhubungan dengan kinerja industri. Peneliti Bontis et al (2000) dari Malaysia melakukan penelitian dengan metode menggunakan kuesioner dan PLS dengan hasil HC berhubungan dengan SC dan CC; CC

berhubungan dengan SC; SC berhubungan dengan kinerja industri. Peneliti Chen et al. (2005) dari Taiwan melakukan penelitian dengan metode menggunakan VAIC, korelasi, dan regresi dengan hasil IC berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja peru-sahaan; R&D berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Peneliti Firer dan Williams (2003) dari Afrika Selatan melakukan penelitian dengan metode menggunakan VAIC dan regresi linier dengan hasil VAIC berhubungan dengan kinerja perusahaan (ROA, ATO, MB). Peneliti Riahi-Belkaoui (2003) dari USA melakukan penelitian dengan metode menggunakan Laporan tahunan dan regresi dengan hasil IC atau Intellectual Capital (diproksikan dengan RVATA) secara signifikan berhubungan dengan kinerja perusahaan multina-sional di USA. Peneliti Tan et al. (2007) dari Singapore melakukan penelitian dengan metode menggunakan VAIC, dan PLS dengan hasil IC berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, baik masa kini maupun masa mendatang; rata-rata pertumbuhan IC (Intellectual Capital) berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa mendatang; kontribusi IC (Intellectual Capital) terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya. Peneliti Ulum (2008) meneliti kinerja modal intelektual sektor perbankan di Indonesia selama tiga tahun yaitu pada tahun 2004, 2005, 2006. Penelitian Ulum ini hanya meneliti peringkat bank berdasarkan BPI (Business Performance Indicator), tanpa mengkaitkannya dengan kinerja keuangan maupun kinerja pasar perusahaan. VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI. Peneliti Yusup (2009) dari Jakarta Universitas Guna Darma mela-kukan penelitian dengan metode Tobin s Q dengan hasil modal intelek-tual berpengaruh terhadap nilai market performance perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian saya ini mengacu pada penelitian ulum (2008) tentang kinerja modal intelektual sektor perbankan di Indonesia selama tiga tahun yaitu pada tahun 2004, 2005, 2006. Penelitian Ulum ini hanya meneliti peringkat bank berdasarkan BPI (Business Performance Indicator), tanpa mengkaitkannya dengan kinerja keuangan maupun kinerja pasar perusahaan. VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI. Persamaan penelitian IC atau intellectual capital dalam penelitian saya dengan ulum adalah dengan persamaan penggunaan menggunakan rumus model pulic atau VAIC atau Value Added Intellectual Capital (dengan menggunakan HC atau Human Capital, SE atau Structural capital, CE atau Capital Employed dan VA atau Value added). Perbedaan dalam penelitian ini dengan ulum adalah perbedaan tahun dalam penelitian dan variabel yang digunakan berbeda dengan ulum karena ulum hanya meneliti peringkat bank berdasarkan BPI (Business Performance Indicator), tanpa mengkaitkannya dengan kinerja keuangan maupun kinerja pasar perusahaan. VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI atau Business

Performance Indicator) dan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2004 sampai dengan 2006, sedangkan saya meneliti IC atau intellectual capital perusahaan perbankan dengan meng-gunakan kinerja keuangan dengan menggunakan ROA atau return on Variabel independen HCE (X 1 ) asset dan menggunakan laporan Keuangan perusahaan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. C. Kerangka Pemikiran Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini diberikan kerangka pemikiran sebagai berikut ini : Variabel SCE (X 2 ) CEE (X 3 ) Keterangan : Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sumber : Astuti (2005) = Pengaruh Parsial (masing-masing) = Pengaruh Simultan (bersama-sama) ROA (Y) D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha 1 : Ada pengaruh yang signifikan Human Capital Efficiency (HCE) terhadap Return on Asset (ROA) Ha 2 : Ada pengaruh yang signifikan Structural Capital Efficiency (SCE) terhadap Return on Asset (ROA) Ha 3 : Ada pengaruh yang signifikan Capital Employed Efficiency (CEE) terhadap Return on Asset (ROA) Ha 4 : Ada pengaruh yang signifikan secara simultan Human Capital Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE), Capital Employed Efficiency (CEE) atau VAIC (Value added Intellectual Capital-Gabungan dari HCE, SCE, CEE) terhadap Return on Asset (ROA). METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa efek Indonesia dengan obyek penelitian perusahaan perbankan. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sektor perbankan pada umumnya menawarkan bidang penelitian intellectual capital yang ideal. Di samping itu sektor perbankan meru-pakan sektor bisnis yang bersifat intellectually intensive (Kamath, 2007) dan juga

termasuk sektor jasa, di mana layanan pelanggan sangat bergantung pada intelek/akal/kecerdasan modal manusia. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2007, 2008 dan 2009 yang merupakan data terbaru perusahaan yang dapat mem-berikan gambaran terkini tentang kinerja keuangan perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak acak yang infor-masinya diperoleh dengan pertim-bangan atau kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Kriteria tersebut yaitu perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2007, 2008 dan 2009 yang telah dipublikasikan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh jumlah sampel untuk tahun 2007-2009 yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 26 sampel yang terdiri dari 16 bank komersial atau bank umum untuk bank domestik dan 10 bank asing yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni data yang berupa angka-angka. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah daftar perusahaan perbankan yang masuk di bursa efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2009. Nilai HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, dan CEE atau Capital Employed Efficiency serta Return on Asset (ROA) dari Perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2009, data ini diperoleh dari pojok bursa efek Indonesia (BEI) 2010. D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal intelek-tual (Intellectual Capital). Modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (Williams, 2001 dalam Purnomosidhi 2006). Saat ini upaya memberikan penilaian terhadap modal intelektual merupakan hal yang penting. Pulic (1998) mengusulkan Koefisien Nilai Tambah Intelektual (Value Added Intellectual Coeffisient/VAIC) untuk menye-diakan informasi tentang efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwujud dalam peru-sahaan. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) adalah sebuah prosedur analitis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen, pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memo-nitor dan mengevaluasi efisiensi nilai tambah dengan total sumber daya perusahaan

dan masing-masing komponen sumber daya utama. Nilai tambah atau Value Added (VA) adalah perbedaan antara Total pendapatan (OUT) dan beban usaha (IN). Rumus untuk menghitung VA atau Value Added yaitu: VA = OUT IN OUT = Total pendapatan IN = Beban usaha kecuali gaji dan tunjangan karyawan Metode VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) mengukur efisiensi tiga jenis input perusa-haan: modal manusia, modal struktural serta modal fisik dan finansial, yaitu: a. Modal manusia (Human Capital/HC) mengacu pada nilai kolektif dari modal intelektual perusahaan yaitu kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan (Pulic, 1998; Firer dan Williams, 2003), diukur dengan Human Capital Efficiency (HCE) yang merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal manusia. Rumus untuk menghitung HCE yaitu: HCE = VA : HC HC = Gaji dan tunjangan karyawan b. Modal struktural (Structural Capital/SC) dapat didefinisikan sebagai competitive intelligence, formula, sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses, dan sebagainya, hasil dari produk atau sistem perusahaan yang telah diciptakan dari waktu ke waktu (Pulic, 1998; Firer dan Williams, 2003), diukur dengan Structural Capital Efficiency (SCE) yang merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal struktural. Rumus untuk menghitung SCE yaitu: SCE = SC : VA SC = VA HC c. Modal yang digunakan (Capital Employed/CE) didefinisikan sebagai total modal yang dimanfaatkan dalam aset tetap dan lancar suatu perusahaan (Pulic, 1998; Firer dan Williams, 2003), diukur dengan Capital Efficiency Employed (CEE) yang merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal yang digunakan. Rumus untuk menghitung CEE yaitu: CEE = VA : CE CE = nilai buku aktiva bersih Sehingga nilai VAIC dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga komponennya yaitu HCE, SCE dan CEE. Rumus untuk menghitung VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) yaitu: VAIC = HCE + SCE + CEE 1) HCE atau Human Capital Efficiency (X 1 ) merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal manusia. mengacu pada nilai kolektif dari modal intelektual perusahaan yaitu kompetensi, pengetahuan,dan keterampilan.

2) SCE atau Structural Capital Efficiency (X 2 ) merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal struk-tural. Mengacu pada compete-tive intelligence, formula, sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses, dan sebagainya, hasil dari produk atau sistem perusahaan yang telah diciptakan dari waktu ke waktu. 3) CEE atau Capital Efficiency Employed (X 3 ) merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal yang digunakan. Mengacu pada total modal yang dimanfaatkan dalam aset tetap dan lancar suatu perusahaan. 2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Variabel kinerja keuangan, yang mencerminkan efisiensi perusahaan terhadap total aktiva didefinisikan sebagai berikut: Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profita-bilitas yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA (Return on asset) merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset (Chen et al., 2005). Rumus untuk menghitung ROA yaitu: ROA = Total Pendapatan : Total Aset ROA atau Return on Asset (Y) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efek-tivitas perusahaan dalam mengha-silkan keuntungan dengan meman-faatkan aktiva yang dimilikinya. ROA atau Return on Asset merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Ini dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat dan menghitung data-data yang berhu-bungan dengan penelitian. F. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih fokus pada tujuan untuk generalisasi, dengan mela-kukan pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjektif peneliti (Sekaran, 1992). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan program SPSS. Dalam penelitian ini akan diana-lisis mengenai pengaruh intellectual capital (yang diukur dengan VAIC atau Value Added Intellectual Coefficient), ketiga komponen utama (HCE, SCE, CEE) terhadap kinerja keuangan perusahaan (yang diukur dengan ROA atau Return on asset) Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis tersebut masing-masing akan dijelaskan di bawah ini. a. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif membe-rikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi (Ghozali, 2006). Gambaran data tersebut mengha-silkan informasi yang jelas sehingga data tersebut mudah dipahami. Dalam penelitian ini, dengan melihat gambaran dari data-data yang ada, maka akan diperoleh informasi yang jelas mengenai pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan. b. Uji Asumsi Klasik Dengan menggunakan metode Original Least Square (OLS) dalam menghitung persamaan regresi, maka dalam analisis regresi tersebut ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar persamaan regresi tersebut valid untuk digunakan dalam penelitian. Asumsi asumsi tersebut disebut dengan asumsi klasik. 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mengetahui bahwa data tersebut terdis-tribusi secara normal atau tidak yaitu dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov- Smirnov (K-S), dengan pengujian ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusinnormal atau tidak. Apabila sesuai dengan kriteria : Asym.sig (2-Tailed) > kriteria signifikansi (p-value) 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya. 2) Uji Multikolinieritas Uji Multikolonieritas ber-tujuan untuk menguji suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Cara untuk mengetahui terjadi multikolonieritas atau tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006). 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji sesuatu dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan peng-ganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebe-lumnya. Cara untuk mengetahui terjadi autokorelasi atau tidak yaitu dengan menggunakan Run Test. Run test digunakan untuk melihat data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Tidak terjadi auto-korelasi yaitu apabila proba-bilitas signifikan lebih besar dari α = 0,05 (Ghozali, 2006). 4) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Cara untuk menge-tahui apakah terjadi heteros-kedastisitas atau tidak yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2006). c. Uji Hipotesa 1) Analisa regresi linier berganda Analisa regresi yang digu-nakan dalam penelitian ini yaitu Analisa regresi linier berganda yang meneliti hubungan antara VAIC, ketiga komponen intellectual capital (HCE, SCE, CEE) dengan ROA atau Return on asset. Model regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut: Y = α +β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + Dimana: Y = Return On Asset α = Nilai konstanta β 1,β 2,β 3 = Koefisien regresi X X 1 = HCE (Human capital Efficienc) X 2 = SCE (Structural Capital Efficiency) X 3 = CEE (Capital Efficiency Employed) = Error (Djarwanto PS dan Subagyo, 2000; 281) 2) Uji t Uji t untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing atau secara parsial variabel bebas Human Capital Efficiency (HCE) atau X 1 ; Structural Capital Efficiency (SCE) atau X 2 ; Capital Employed Efficiency (CEE) atau X 3 terhadap Variabel terikat Return on Asset (ROA). Langkahlangkah uji t sebagai berikut : a) Menentukan Komposisi hipotesis Ho : βi = 0, tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : βi 0, ada pengaruh variabel bebas terhadap varialel terikat. b) Menentukan level of significance α =0,05 c) Menentukan Kriteria : Daerah tolak Daerah terima Daerah tolak -t (α/2; n-1-k) t (α/2; n-1-k) Ho diterima jika t hitung > -t tabel dan t hitung < t tabel Ho ditolak jika t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel d) Mencari t hitung

t b - hitung = Sb Dimana: b = Koefisien regresi = Beta Sb = Standar error (Djarwanto PS dan Subagyo, 2000 : 307) Apabila t hitung mempunyai signifikansin < 0,05 maka Hipotesis diterima artinya hipotesis terbukti, apabila t hitung mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak artinya hipotesis tidak terbukti. 3) Uji F Uji F untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh bersama-sama variabel terhadap variabel terikat. Langkah-langkah pengujian uji F sebagai berikut : a.) Menentukan Komposisi hipotesis Ho : β 1 = β 2 = β 3 = 0, tidak ada pengaruh bersama-sama variabel bebas [ Human Capital Efficiency (HCE) ; Structural Capital Efficiency (SCE) ; Capital Employed Efficiency (CEE) ] terhadap variabel terikat [Return on Asset (ROA)]. Ha : β1 β2 β3 0, ada pengaruh bersama-sama variabel bebas [ Human Capital Efficiency (HCE) ; Structural Capital Efficiency (SCE) ; Capital Employed Efficiency (CEE) ] terhadap variabel terikat [Return on Asset (ROA)]. b.) Menentukan level of signifikan α = 0,05 c.) Menentukan Kriteria : Daerah terima Ho Ho diterima jika F hitung < F tabel Ho ditolak jika F hitung > F tabel Daerah tolak Ho Fα ; k-1 ; k(n-1) d.) Mencari F hitung : Keterangan : 2 R / k 1 F = 2 1 R / n k Keterangan : R 2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel k = Treatment (Djarwanto PS dan Subagyo,2000 : 283) Apabila F hitung mempunyai nilai signifikansi < 0,05 maka

Hipotesis diterima artinya hipotesis terbukti, apabila F hitung mempunyai nilai signifikansi > 0,05 maka Hipotesis ditolak artinya hipotesis tidak terbukti. 4) Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) adalah untuk mengetahui derajat pengaruh dalam benuk persentase variabel bebas (HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, dan CEE atau Capital Employed Efficiency) terhadap variabel terikat Return on Asset (ROA) digunakan rumus Analisis Determinasin (R 2 ). penggabungan data maka dalam hal ini diperoleh sebanyak 26 x 3 = 78 data pengamatan. Daftar sampel perusahaan R 2 2 2 yi (Djarwanto PS dan Subagyo, 2000 : 350) Dimana : R 2 xi = Koefisien determinasi β = Beta xi 2 = Jumlah kuadrat nilai X yi= Jumlah kuadrat nilai Y ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan laporan keuangan selama tiga tahun berturutturut dari tahun 2007, 2008 dan 2009 yang telah dipubli- kasikan yaitu sebanyak 26 perusahaan yang terdiri dari 16 bank domestik dan 10 bank asing. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 hingga 2009. Dengan menggunakan metode perbankan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: 2 Tabel 1 Penentuan jumlah Sampel Jumlah seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan selama tiga 78 tahun berturut-turut dari tahun 2007, 2008 dan 2009 Jumlah sampel penelitian yang digunakan 78 Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI), 2011 Tabel 2 Sampel Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007 sampai 2009 No Nama Bank Kode Jenis Bank 1. PT. Bank Agroniaga Tbk AGRO Bank Komersial/Bank Umum

2. Bank Artha Graha Internasional INPC Bank Komersial/Bank Umum 3. Bank Bukopin BBKP Bank Komersial/Bank Umum 4. Bank Bumi Artha BNBA Bank Komersial/Bank Umum 5. Bank Bumiputera Indonesia BABP Bank Asing 6. Bank Capital Indonesia BACA Bank Komersial/Bank Umum 7. Bank Central Asia BBCA Bank Asing 8. Bank Danamon BDMN Bank Komersial/Bank Umum 9. Bank Ekonomi Raharja BAEK Bank Asing 10. Bank Himpunan Saudara 1906 SDRA Bank Komersial/Bank Umum 11 Bank Internasional Indonesia BNII Bank Asing 12. Bank Kesawan BKSW Bank Komersial/Bank Umum 13. Bank Mandiri BMRI Bank Komersial/Bank Umum 14. Bank Mayapada MAYA Bank Asing 15. Bank Mega MEGA Bank Komersial/Bank Umum 16. Bank Negara Indonesia BBNI Bank Komersial/Bank Umum 17. Bank Niaga BNGA Bank Asing 18. Bank NISP NISP Bank Asing 19. Bank Nusantara Parahyangan BBNP Bank Asing 20. Bank Pan Indonesia PNBN Bank Komersial/Bank Umum 21. Bank Permata BNLI Bank Asing 22. Bank Rakyat Indonesia BBRI Bank Komersial/Bank Umum 23. Bank Swadesi BSWD Bank Asing 24. Bank Tabungan Pensiunan Nasional BTPN Bank Komersial/Bank Umum 25. Bank Victoria Internasional BVIC Bank Komersial/Bank Umum 26. Bank Windu Kentjana Internasional MCOR Bank Komersial/Bank Umum Sumber: Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI), 2011 Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual (Intellectual Capital) yang diukur dengan VAIC; dan ketiga komponen VAIC yaitu HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, CEE atau Capital Employed Efficiency; terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA atau Return on asset. B. Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan program SPSS. Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai pengaruh intellectual capital (yang diukur dengan VAIC-Value Added Intellectual Coefficient), ketiga komponen utama (HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, CEE atau Capital Employed Efficiency) terhadap kinerja keuangan perusahaan (yang diukur dengan ROA atau Return on asset). Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis tersebut masing-masing akan dijelaskan di bawah ini : a. Statistik Deskriptif Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuraikan gambaran sebaran nilai dari masingmasing variabel. Selanjutnya deskripsi dari masing-masing variabel dijelaskan berikut ini :

Tabel 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation HCE 76,45 3,64 1,8256,72242 SCE 78-1,23,73,3635,29302 CEE 78,01,61,2273,11410 ROA 78,07,20,1132,02630 Valid N (listwise) 76 Tabel 3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Salah satu ukuran modal intelektual yang diukur dengan VAIC yaitu Human Capital Efficiency (HCE). Berdasarkan tabel 2, nilai rata-rata HCE dari perusahaan sampel selama tahun 2007 hingga 2009 diperoleh sebesar 1,826. Hal ini berarti bahwa selisih antara penjualan/pendapatan (OUT) dan beban usaha kecuali gaji dan tunjangan karyawan (IN) ter-hadap gaji dan tunjangan karyawan (HC) yang cukup besar yaitu mencapai 1,826 kali. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki nilai tambah (Value Added) yang cukup besar dibandingkan dengan Human Capital (HC) nya. Nilai HCE terkecil adalah sebesar 0,45 dan nilai HCE tertinggi adalah 3,64. Ukuran modal intelektual lain yaitu Structural Capital Efficiency (SCE). Nilai rata-rata SCE dari peru-sahaan sampel selama tahun 2007 hingga 2009 diperoleh sebesar 0,363. Hal ini berarti bahwa modal struktural yang dikeluarkan oleh perusahaan sampel masih relatif kecil yaitu sekitar 36,3%. Nilai SCE terkecil adalah sebesar -1,23 yang menunjukkan beban yang lebih besar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan nilai SCE tertinggi adalah 0,73. Ukuran modal intelektual lain yaitu Capital Employed Efficiency (CEE). Nilai rata-rata CEE dari peru-sahaan sampel selama tahun 2007 hingga 2009 diperoleh sebesar 0,227. Hal ini berarti menggambarkan bahwa nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dengan modal yang digunakan oleh perusahaan mampu mencapai 0,227 kali. Nilai CEE terkecil adalah sebesar 0,01 dan nilai CEE tertinggi adalah 0,61. Perbandingan HCE (1,826; st.dev = 0,722), SCE (0,363; st.dev = 0,293), dan CEE (0,227; st.dev = 0,114), menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009, sampel bank pada umumnya lebih efektif dalam meng-hasilkan nilai perusahaan dari modal manusia bukan dari modal struktural dan modal yang digunakan. Ukuran kinerja keuangan perusahaan diukur dengan proksi yaitu Return on Asset (ROA). Nilai rata-rata dari perusahaan sampel penelitian selama tahun 2007 2009 diperoleh nilai rata-rata ROA sebesar 0,113 atau perusahaan

sampel mampu memperoleh laba hingga 11,32% dari nilai total aset peru-sahaan. Nilai ROA terkecil adalah sebesar 0,07 atau perolehan laba sebesar 7% dari total aset peru-sahaan, dan nilai ROA terbesar adalah sebesar 0,20 atau perolehan laba 20% dari total asetnya. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu HCE, SCE, dan CEE mempunyai nilai standar deviasi masing masing sebesar 0,722; 0,293; 0,114; lebih kecil dari nilai rata-ratanya yaitu masing-masing sebesar 1,826; 0,363; 0,227. Hasil tersebut menunjukkan hasil yang baik, karena standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data tersebut lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji kolmogorov-smirnov digunakan untuk mengetahui distribusi normal atau tidak. Hasil uji kolmogorov-smirnov berda-sarkan output SPSS yang disajikan dalam lampiran terlihat bahwa nilai probabilitas atau tingkat signifikansi (p-value) variabel menunjukkan angka lebih dari 0,05 yang berarti variabel berdistribusi secara normal. Tabel berikut menunjukkan hasil uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov yaitu sebagai berikut : Tabel 4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 76 Normal Parameters(a,b) Mean,0000000 Std. Deviation,01987809 Most Extreme Differences Absolute,097 Positive,097 Negative -,063 Kolmogorov-Smirnov Z,841 Asymp. Sig. (2-tailed),479 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Hasil uji normalitas diatas dapat diketahui bahwa bila Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,479 > kriteria signifikansi (pvalue) 0,05, ini membuktikan bahwa variabel tersebut berdistribusi normal sehingga dapat digunakan sebagai penelitian. 2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau variabel independen dalam model. Uji multikolineritas untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 5 Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) HCE,299 3,347 SCE,269 3,715 CEE,826 1,211 a Dependent Variable: ROA Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Berdasarkan hasil analisa data diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak mem-punyai masalah dengan multikoli-nieritas karena nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multiko-linieritas VIF =1 Tolerance, jika VIF=10 Tolerance =1/10=0,1, semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. Hasil uji multikolinieritas diatas menunjukkan bahwa semua variabel terbebas dari multikolinieritas. 3. Uji Autokorelasi Uji Runs Test digunakan untuk mengetahui distribusi normal atau tidak. Hasil uji runs test berdasarkan output SPSS yang disajikan dalam lampiran terlihat bahwa nilai probabilitas atau tingkat signifikansi (p-value) variabel tersebut menunjukkan angka lebih dari 0,05 yang berarti variabel berdistribusi secara normal. Tabel berikut menunjukkan hasil autokorelasi dengan uji runs test yaitu : Tabel 6 Runs Test Unstandardized Residual Test Value(a) -,00379 Cases < Test Value 38 Cases >= Test Value 38 Total Cases 76 Number of Runs 37 Z -,462 Asymp. Sig. (2-tailed),644 a Median Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Hasil uji autokorelasi diatas dapat diketahui bahwa bila Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,644 > kriteria signifikansi (pvalue) 0,05, ini membuktikan bahwa variabel tersebut

berdistribusi normal sehingga dapat digunakan sebagai penelitian. 4. Uji Heteroskedatisitas Pengujian heteroskedastisitas dila-kukan dengan menggunakan Scatterplot. Hasil pengujian pada Lampiran sebagaimana juga pada tabel berikut ini menunjukkan bahwa dari hasil pengujian, menun-jukkan bahwa pola scatterplot dari regresi menyebar. Hal ini berarti bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskdastisitas. Tabel 7 Scatterplot Dependent Variable: ROA 4 Regression Studentized Residual 3 2 1 0-1 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011-2 -2 0 2 Regression Standardized Predicted Value 4 c. Uji Hipotesa 1) Analisa regresi linier berganda Tabel 8 Hasil Analisis Regresi Standardized Unstandardized coefficients Model Coefficients B Std. Error Beta 1 (Costant),102,009 HCE -,009,006 -,232 SCE -,021,015 -,231 CEE,152,022,658 Sumber:Data sekunder yang diolah, 2011 Hasil data sekunder tersebut diperoleh model regresi linier berganda sebagai berikut ini : Y = α +β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + Y= 0,102 + (-0,232X 1 ) + (-0,231X 2 ) + 0,658 X 3 + Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :

α = 0,102, menunjukan intellectual capital atau modal intelektual dari Human Capital Efficiency atau HCE (X1),Structural Capital Efficiency atau SCE (X2), dan Capital Employed Efficiency atau CEE (X3) dianggap konstan maka Return on Asset atau ROA (Y) mempunyai nilai positif. β 1 = -0,232, menunjukan jika variabel intellectual capital atau modal intelektual dari Human Capital Efficiency atau HCE (X1) berpengaruh secara negatif artinya apabila HCE meningkat satu-satuan unit maka Return on Asset atau ROA (Y) akan turun sebesar 0,232 dengan asumsi variabel lain konstan. β 2 = -0,231, menunjukan variabel intellectual capital atau modal intelektual dari Structural Capital Efficiency atau SCE (X2) berpengaruh secara negatif artinya apabila SCE meningkat satusatuan unit maka Return on Asset atau ROA (Y) akan turun sebesar 0,231 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. β 3 = 0,658, menunjukan variabel intellectual capital atau modal intelektual dari Capital Employed Efficiency atau CEE (X3) berpengaruh positif artinya apabila CEE meningkat satu-satuan unit maka Return on Asset atau ROA (Y) akan naik sebesar 0,658 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Variabel yang paling dominan artinya yang paling besar mempen-garuhi ROA atau Return on Asset adalah variabel X 3 (CEE atau Capital Employed Efficiency) karena nilai koefisien regresinya paling tinggi yaitu 0,658 artinya apabila CEE meningkat satusatuan unit maka Return on Asset atau ROA (Y) akan naik sebesar 0,658 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. 2) Uji t Uji t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas atau independen Human Capital Efficiency atau HCE, Structural Capital Efficiency atau SCE, dan Capital Employed Efficiency atau CEE) terhadap variabel terikat atau dependen (Return on Asset atau ROA) secara parsial. Hasil perhitungan dengan program SPSS adalah sebagai berikut :

Model Tabel 9 Hasil Analisis Uji t Coefficients(a) Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant),102,009 11,484,000 HCE -,009,006 -,232-1,435,156 SCE -,021,015 -,231-1,357,179 CEE,152,022,658 6,762,000 a Dependent Variable:ROA Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Menentukan t tabel dengan α =0,05, n =78 dan k =1 diperoleh nilai t tabel : n = 78; k =1; df = n-1-k =78-1-1 = 76 = t α/2 = t (0,025 : 76) = 1,9917 (lampiran titik persentase distribusi t) Pengujian masing-masing variabel adalah sebagai berikut : a. Variabel HCE atau Human Capital Efficiency Nilai t hitung dari hasil perhitungan model regresi pada variabel X 1 (HCE atau Human Capital Efficiency) adalah sebesar -1,435 (lihat tabel 9) lebih kecil dari t tabel = 1,9917 (lampiran titik persentase distribusi t) atau t hitung = -1,435 < t tabel = 1,9917 dan dilihat dari nilai sig. =0,156 > 0,05, maka Ho diterima berarti HCE atau Human Capital Efficiency berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA atau Return on Asset. b. Variabel SCE atau Structural Capital Efficiency Nilai t hitung dari hasil perhitungan model regresi pada variabel X 2 (SCE atau Structural Capital Efficiency) adalah sebesar -1,357 (lihat tabel 9) lebih kecil dari t tabel = 1,9917 (lampiran titik persentase distribusi t) atau t hitung = -1,357 < t tabel = 1,9917 dan dilihat dari nilai sig. =0,179 > 0,05, maka Ho diterima berarti SCE atau Structural Capital Efficiency berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA atau Return on Asset. c. Variabel CEE atau Capital Employed Efficiency Nilai t hitung dari hasil perhitungan model regresi pada variabel X 3 (CEE atau Capital Employed Efficiency) adalah sebesar 6,762 (lihat tabel 9) lebih besar dari t tabel = 1,9917 (lampiran titik persentase distribusi t) atau t hitung = 6,762 > t tabel = 1,9917 dan dilihat dari nilai sig. =0,000 < 0,05, maka Ho ditolak berarti CEE atau Capital Employed Efficiency berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA atau Return on Asset. 3) Uji F Uji F dilakukan untuk membuktikan atau mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas atau independen intellectual capital atau modal intelektual (Human Capital Efficiency atau HCE, Structural Capital Efficiency atau SCE, dan Capital Employed Efficiency atau CEE) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat atau dependen (Return on Asset atau ROA). F tabel ditentukan dengan α =5% atau 0,05 dan n = 78 hasilnya sebagai berikut : F dari tabel = F α (k) ; (n-1-k) ; 0,05 (3) (78-1-3) = 74 Mode l Tabel 10 Hasil Analisis Uji F ANOVA(b) Sum of Squares df = F (0,05 ; 3 ; 74) = 2,73 (lampiran titik distribusi F) Hasil perhitungan menggu-nakan SPSS tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini : Mean Square 1 Regression,023 3,008 18,586,000(a) Residual,030 72,000 Total,053 75 a Predictors: (Constant), CEE, HCE, SCE b Dependent Variable: ROA Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 F Sig. Analisa hasil perhitungan diatas menujukkan bahwa hasil nilai F hitung sebesar 18,586 (lihat tabel 10) sedangkan F tabel Mempu-nyai nilai sebesar 2,73 ( lampiran titik distribusi F ), karena F hitung Lebih besar dari F tabel (18,586 > 2,73), atau dilihat dari nilai sig. = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa intellectual capital atau modal intelektual (HCE atau Human Capital Efficiency, SCE atau Structural Capital Efficiency, dan CEE atau Capital Employed Efficiency) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap ROA atau Return on Asset. 4) Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui derajat pengaruh dalam bentuk persen-tase dari variabel bebas atau independen (Human Capital Efficiency atau HCE, Structural Capital Efficiency atau SCE, dan Capital Employed Efficiency atau CEE) terhadap variabel terikat atau dependen (Return on Asset atau ROA). Hasil perhitungan koefisien determinasi (R 2 ) yang telah diolah dengan program SPSS sebagai berikut : Tabel 11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,661(a),436,413,02029