Epilog & Daftar Pustaka



dokumen-dokumen yang mirip
MATEMATIKA DI BALIK CITRA DIGITAL

17. Transformasi Wavelet Kontinu dan Frame

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

PEMBUKTIAN BENTUK TUTUP RUMUS BEDA MAJU BERDASARKAN DERET TAYLOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA IMAGE SIDIK JARI DIGITAL MENGGUNAKAN METODE WAVELET PAKET Oleh: Suparti Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA, Undip

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

REDUNDANSI FRAME DAN PENGARUHNYA PADA DEKOMPOSISI FUNGSI DI RUANG HILBERT

Desain dan Analisis Algoritma Pencarian Prediksi Hasil Penjumlahan Beberapa Urutan Berkala dengan Metode Eliminasi Gauss

BAB III PENGOLAHAN DATA

PERBANDINGAN ANALISA IMAGE WAJAH DIGITAL MENGGUNAKAN METODE COSINUS PAKET (CPT)

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Kompresi Citra Berwarna Menggunakan Transformasi Wavelet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain dan Analisis Algoritma Pencarian Prediksi Hasil Penjumlahan Beberapa Urutan Berkala dengan Metode Eliminasi Gauss

Karakteristik Spesifikasi

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

16. Analisis Multi Resolusi

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

PEMBUKTIAN RUMUS BENTUK TUTUP BEDA MUNDUR BERDASARKAN DERET TAYLOR

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

Ringkasan Tugas Akhir/Skripsi

Pengantar Proses Stokastik

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)

TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET

HUBUNGAN ANTARA MAYORISASI NILAI EIGEN EUCLIDEAN DISTANCE MATRIX (EDM) DENGAN MATRIKS SEMIDEFINIT POSITIF YANG BERSESUAIAN

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

BAB II LANDASAN TEORI

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

IMPLEMENTASI TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES PADA KOMPRESI CITRA DIGITAL

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

KAJIAN OPERATOR ACCRETIVE DAN SIFAT KETERBATASAN PADA RUANG HILBERT

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

Relasi Inklusi Klas Barisan p-supremum Bounded Variation Sequences

matematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi

MATRIKS STOKASTIK GANDA DAN SIFAT-SIFATNYA. Suryoto Jurusan Matematika F-MIPA Universitas Diponegoro Semarang. Abstrak

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

PERBANDINGAN ANTARA ALGORITMA DEKOMPOSISI STANDAR HAAR DAN ALGORITMA DEKOMPOSISI STANDAR RIYAD UNTUK PEMAMPATAN DATA CITRA

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Aljabar Linear Elementer MA SKS. 07/03/ :21 MA-1223 Aljabar Linear 1

9. Teori Aproksimasi

Kompresi Citra Menggunakan Truncated Singular Value Decomposition (TSVD), Sebuah Eksplorasi Numerik

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

7. Transformasi Fourier

Ketaksamaan Cauchy-Schwarz, Ketaksamaan Bessel, dan Kesamaan Parseval di Ruang n-hasilkali Dalam Baku. Hendra Gunawan

SOLUSI NON NEGATIF PARSIAL SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE SATU

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

Isomorfisma dari Gelanggang Polinom Miring Kompleks ke Gelanggang Quaternion Riil

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi.

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

BAB 2 LANDASAN TEORI

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

KLASIFIKASI SIDIKJARI DENGAN PEMROSESAN AWAL TRANSFORMASI WAVELET Minarni *

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

II. FUNGSI. 2.1 Pendahuluan

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

Transkripsi:

Epilog & Daftar Pustaka Bila aplikasi deret dan transformasi Fourier telah cukup banyak dibahas, maka berikut ini disajikan ilustrasi bagaimana wavelet Haar digunakan dalam analisis dan pemrosesan signal, khususnya citra digital. Misalkan kita mempunyai sebuah gambar atau citra (berdimensi dua) yang berukuran 1 1 satuan luas. Secara matematis, gambar ini dapat kita anggap sebagai sebuah fungsi bernilai real yang terdefinisi pada persegi [0, 1] [0, 1], dengan nilai di setiap titik menyatakan intensitas warna gambar di titik tersebut. Dengan perkataan lain, setiap titik dalam gambar tersebut kita kaitkan dengan sebuah bilangan yang mengukur intensitas warna di titik tersebut. Dalam prakteknya, yang biasanya kita lakukan kemudian adalah diskritisasi. Kita bagi persegi [0, 1] [0, 1] tadi atas sejumlah persegi kecil, yang kita sebut pixel, dan setiap pixel kita kaitkan dengan sebuah bilangan, katakanlah 0, 1,..., 255, yang mewakili warna dominan pada pixel tersebut. Dengan demikian, kita peroleh sebuah matriks, katakanlah berukuran n n, dengan entri bilangan bulat 0, 1,..., 255. Matriks ini menyajikan sebuah citra digital, yang merupakan hampiran dari citra aslinya. Untuk menganalisis dan memroses citra ini dengan menggunakan wavelet Haar, marilah kita tinjau bagaimana kita berhadapan dengan signal atau citra digital berdimensi satu. Misalkan kita mempunyai matriks baris berikut M := [4 8 3 1] Matriks ini dapat dinyatakan sebagai deret Haar M = 4[ϕ] + 2[ψ] 2[ψ 1,0 ] + 1[ψ 1,1 ] 100

dengan [ϕ] = [1 1 1 1] [ψ] = [1 1 1 1] [ψ 1,0 ] = [1 1 0 0] [ψ 1,1 ] = [0 0 1 1] Matriks M menyatakan citra dengan resolusi 4, yang tidak lain merupakan sebuah fungsi pada [0, 1] yang bernilai 4 pada seperempat selang pertama, 8 pada seperempat selang kedua, 3 pada seperempat selang ketiga, dan 1 pada seperempat selang keempat. Matriks [ϕ] tidak lain merupakan fungsi ϕ, demikian pula matriks [ψ], [ψ 1,0 ] dan [ψ 1,1 ] menyatakan fungsi ψ, ψ 1,0 dan ψ 1,1. Koefisien Haar pada uraian deret Haar di atas tentunya dapat dihitung dengan rumus yang kita punyai, namun dengan penyajian dalam bentuk matriks koefisien tersebut tentunya dapat pula diperoleh dengan menyelesaikan sistem persamaan linear yang terkait. Cara lainnya berkaitan dengan konsep analisis multi resolusi, yakni dengan perataan dan pencatatan kesalahannya, sebagai berikut. Diberikan matriks M dengan resolusi 4 seperti di atas, kita hitung rata-rata setiap dua suku sehingga kita peroleh matriks M 1 dengan resolusi 2 di bawah ini M 1 = [6 2]. Matriks M dapat diperoleh kembali dari M 1 melalui M = [6 6 2 2] + [ 2 2 1 1]. Matriks pertama di ruas kanan merupakan representasi dari M 1 dengan resolusi 4, sementara matriks kedua menyatakan kesalahan pada proses perataan di atas. Perhatikan bahwa matriks kedua di ruas kanan dapat diuraikan lebih lanjut sebagai 2[1 1 0 0] + 1[0 0 1 1]. Proses perataan kita lanjutkan sekali lagi terhadap M 1 sehingga kita peroleh matriks M 2 dengan resolusi 1 berikut M 2 = [4] 101

dan kesalahannya [2 2]. Sebagai matriks dengan resolusi 4, M 2 merepresentasikan [4 4 4 4] = 4[1 1 1 1] sementara kesalahannya [2 2 2 2] = 2[1 1 1 1]. Matriks M 1 dapat diperoleh kembali dengan menjumlahkan kedua matriks tersebut, dan M pun dapat diperoleh kembali persis seperti di atas. Sampai di sini kita telah melihat bagaimana menganalisis suatu signal atau citra digital berdimensi satu dengan menggunakan wavelet Haar. Untuk memroses citra tersebut, misalnya menyimpan citra tersebut (secara digital dalam komputer, misalnya) dan mengambilnya kembali suatu saat serta merekonstruksinya, kita cukup menyimpan koefisien Haar-nya. Tetapi, tunggu dulu, apa untungnya menyimpan koefisien Haar-nya? Bukankah banyaknya data (baca: bilangan) yang disimpan akan sama saja banyaknya dengan banyaknya data semula? Pada contoh di atas, ya. Namun secara umum bila kita berhadapan dengan sebuah citra dengan resolusi 1024, misalnya, sejumlah koefisien dapat bernilai 0 (ini terjadi misalnya ketika dua bilangan yang berdampingan pada suatu tahap bernilai sama) atau jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang lainnya sehingga dapat dianggap 0. Nah, pada saat itulah penghematan tempat penyimpanan (istilah komputer: memori) dapat dilakukan. Bila ini dilakukan, tentunya hasil rekonstruksinya nanti tidak akan sama persis dengan citra semula, tetapi merupakan hampiran. Citra digital berdimensi dua dapat digarap secara serupa, tentunya dengan menggunakan wavelet berdimensi dua pula, yang pada prinsipnya dapat diperoleh dengan mengambil tensor atau hasilkali wavelet berdimensi satu. Bila wavelet Haar berdimensi dua yang digunakan, proses perataan dan pencatatan kesalahan seperti di atas tetap dapat dilakukan (tentunya sedikit lebih rumit) dalam tahap analisisnya. Proses penyimpanan dan rekonstruksinya dapat dikatakan sama saja. 102

Berikut adalah citra digital Lena beserta hasil rekonstruksinya dengan wavelet Haar, dengan memangkas 90% koefisien terkecil. Perhatikan bahwa mata kita hampir tidak dapat membedakan kedua gambar tersebut. Citra Lena dan rekonstruksinya 103

Pustaka Utama I. Daubechies (1992), Ten Lectures on Wavelets, CBMS-NSF, Philadelphia, Pennsylvania. R.J. Duffin & Schaeffer (1952), A class of nonharmonic Fourier series, Trans. Amer. Math. Soc. 72, 341-366. J. Fourier (1807) D. Gabor (1946), Theory of communication, J. Inst. Electr. Eng. (London) 93, 429-457. A. Haar (1910), Zur Theorie der orthogonalen Funktionen-systeme, Math. Ann. 69, 331-371. E. Hernandez & G. Weiss (1996), A First Course on Wavelets, CRC Press, New York. E. Hewitt & K. Stromberg (1975), Real and Abstract Analysis, Springer-Verlarg, New York. A.N. Kolmogorov (1926) W. Rudin (1966), Real and Complex Analysis, McGraw-Hill, New York. C.E. Shannon (1949), Communication in the present of noise, Proc. of the Inst. of Radio Eng. 37, 10-21. Pustaka Pendukung E. Kreyszig (1978), Introductory Functional Analysis with Applications, John Wiley & Sons. Y. Meyer (1992), Wavelets and Operators, Cambridge Univ. Press. Y. Meyer & R. Coifman (1997), Wavelets: Calderon-Zygmund and Multilinear Operators, Cambridge Univ. Press. P. Wojtaszczyk (1997), A Mathematical Introduction to Wavelets, Cambridge Univ. Press. 104