MODEL FISIK BANGUNAN PENGAMAN PILAR JEMBATAN AKIBAT ALIRAN DEBRIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

Bab III Metoda Taguchi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

ANALISIS INTENSITAS HUJAN DI STASIUN KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

III. METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Panjang Antrian Kendaraan dengan Aktifitas Samping Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE (Studi Kasus Desa Rambah)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODE PENELITIAN

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

MODEL FISIK BANGUNAN PENGAMAN PILAR JEMBATAN AKIBAT ALIRAN DEBRIS. Anwar1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

III. METODOLOGI PENELITIAN

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Lux meter dilengkapi sensor jarak berbasis arduino. : panjang 15,4 cm X tinggi 5,4 cm X lebar 8,7 cm

Oleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

ANALISA FREKUENSI CURAH HUJAN TERHADAP KEMAMPUAN DRAINASE PEMUKIMAN DI KECAMATAN KANDIS

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMODELAN MINIMIZE TOTAL BIAYA PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES MANUFAKTURING PRODUK FURNITURE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman padi (Oryza sativa L.) Kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB VI PERHITUNGAN TEKNIS

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI p-chart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

(A.6) PENENTUAN CADANGAN ASURANSI DISESUAIKAN MELALUI METODE OHIO PADA PRODUK GABUNGAN ASURANSI JIWA DAN PENDIDIKAN BERPASANGAN

ANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Drainase Kota Langsa)

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: Critical speed, whirling, rotasi, poros.

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

Transkripsi:

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 MODEL FISIK BANGUNAN PENGAMAN PILAR JEMBATAN AKIBAT ALIRAN DEBRIS Awar Maasiswa Program Magister Tekik Sipil, Program Pascasarjaa, Uiversitas Lampug Abstract: Alira debris pada umumya terjadi pada sugai sugai di daera peguuga. Tipe alira ii merupaka alira yag sagat berbaaya da bersifat merusak. Hal ii terjadi karea alira debris mempuyai kecepata yag tiggi serta membawa campura sedime da material laiya. Bayakya ifrastruktur yag dibagu pada daera sugai dega pola alira ii mejadika perluya peagaa kusus utuk mejaga keamaa struktur yag dibagu dega ivestasi yag cukup besar. Peelitia ii meitikberatka pada pembuata model da pegamata pegaru alira debris pada pilar jembata dega (tiga) kodisi, yaitu : kostruksi pilar tapa pegama, megguaka pegama brojog, da megguaka pegama bored pile pada model tersebut. Dega megguaka debit sebesar,54 liter/detik pada skala model diperole bawa kedalama gerusa maksimum terjadi pada kodisi pilar jembata tapa pegama, yaitu sebesar,7 cm da gerusa miimum terjadi pada kodisi pilar dega pegama bored pile yaitu sebesar,48 cm. ume gerusa maksimum terjadi pada bagia ilir jembata dega megguaka pegama brojog, yaitu sebesar 4 cm, sedagka volume gerusa sedime miimum terjadi dega megguaka pegama bored pile, yaitu sebesar 57,5 cm. Dega demikia, dega megguaka pegama pilar bored pile lebi efektif utuk meaa gerusa akibat alira debris. Hal ii disebabka kostruksi bored pile tidak megambat alira yag terjadi seigga efek gerusa aka mecapai titik eqluibrium. Keyword : alira debris, pegama bored pile, pilar jembata PENDAHULUAN Alira debris atau laar digi yag dikeal pada sugai-sugai guug berapi merupaka alira dari dari campura air da sedime dega berbagai ukura. Alira ii dikeal mempuyai kekuata utuk megacurka da kecepata alirya sagat cepat (Kusumobroto, 6; Takaasi da Nakagawa, 99). Peristiwa meletusya guug merapi tau di Daera Istimewa Yogyakarta megakibatka bayak ifrastruktur seperti jembata,sabo dam, ruma, da ifrastruktur laiya megalami kerusaka (acur). Di Idoesia, alira debris (debris flow) dikeal sebagai Bajir Badag, merupaka becaa alam yag sagat berbaaya da bersifat merusak. Kecepata alira debris tergatug materialya, debit air da gradie dari dasar sugai (Kurdi, 97). Pada lokasi lokasi tertetu, ifrastruktur jembata dibagu melitasi sugai yag memiliki pola alira debris tela meyebabka kerugia akibat ambrukya struktur jembata yag disebabka ole gerusa pada bagia pagkal da pilar jembata. Dega demikia dibutuka sebua peelitia yag mempelajari tetag alira debris da kostruksi pegama pilar jembata yag tepat utuk melidugi jembata yag berada di kawasa sugai. Dega demikia, ivestasi besar yag tela dikeluarka pemerita utuk pembagua jembata di daera sugai yag memiliki pola alira debris dapat dilidugi. Tujua dari peelitia adala melakuka Studi Kostruksi Pegamaa Pilar Jembata pada Alira Sugai dega Pola Alira Debris dega metode sebagai berikut : () megidetifikasi pola idrolis alira debris dega megguaka skala model fisik; () meetuka besarya gerusa yag terjadi pada pilar da ilir pilar jembata dega kostruksi pegama yag berbeda beda; da () megetaui kostruksi pegama pilar jembata yag tepat pada 5

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 daera sugai yag memiliki pola alira debris. Pemodela Kostruksi Pegamaa Pilar Jembata dilakuka dega brojog da bored pile pada Alira Sugai dega Pola Alira Debris. Peelitia ii dilakuka melalui pembuata model fisik sugai, kostruksi jembata da melakuka kajia pola alira dega srtuktur pegama pilar jembata. Adapu mafaat yag diarapka dari peelitia ii adala utuk memberika perliduga bagua pilar jembata dari baaya bajir debris, baa perecaaa kostruksi beberapa alteratif pegamaa pilar jembata yag berada di sugai dega pola alira debris serta baa masuka bagi istasi terkait utuk meguragi kerugia akibat alira debris da dapat memafaatka bagua pegama pilar utuk megatasi permasalaa tersebut. Peelitia ii megguaka model fisik. Secara defiisi model merupaka beda tirua dari prototipe dega skala atau dimesi idraulikya diperkecil atau diperbesar dega skala model tertetu da teradap model tersebut aka dilakuka peyelidika atau peelitiapeelitia idraulik dega melakuka percobaa-percobaa pegalira dega air. Secara umum, lagka-lagka atau persiapa pembuata model meliputi : ) Megkaji prototype; ) Peetua jagkaua peyelidika da model test yag diperluka; ) Peetua prototipe yag aka di-modeltest; 4) Peetua jeis da bayakya model da da batas bagia prototype yag aka di-modeltest; 5) Peetua lokasi atau tempat model da batas model; 6) Peetua skala model. Skala Model meliputi:`) Sebagu Geometrik. Sebagu geometrik dipeui apabila model da prototip mempuyai betuk yag sama tetapi berbeda ukura. Hal ii berarti bawa perbadiga atara semua ukura pajag yag bersagkuta termasuk kekasara atara model da prototip adala sama; ) Sebagu Kiematik. Sebagu kiematik terjadi atara prototip da model jika prototip da model sebagu geometrik dega perbadiga kecepata da percepata di dua titik yag bersagkuta pada prototip da model utuk seluru pegalira adala sama; ) Sebagu Diamik. Jika prototip model sebagu geometrik da kiematik, da gaya-gaya yag bersagkuta pada model da prototip utuk seluru pegalira mempuyai perbadiga yag sama da bekerja pada ara yag sama, maka dikataka sebagai sebagu diamik; Pejabara skala besara-besara dapat diliat pada table, Tabel. Besara atara Model dega Protoype No B e s a r a Notasi Skala besara Besara geometris - Pajag, lebar - Dalam, tiggi Kecepata Alira H Waktu Alira V 4 D e b i t T 5 Kekasara Q 6 Butir material dasar K 7 Koefesie Cezy D 8 Koefesie Maig C L L = v t = Q = k = d = 6

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 No B e s a r a Notasi Skala besara 9 V o l u m e N = G a y a V Bedload trasport rate G E e r g y S Percepata grafitasi Specific desity G Skala waktu Pergeraka Bedload E T v = v = = G s 6 p s = s m E = g = s METODOLOGI Waktu da Tempat Peelitia. Waktu yag di butuka dalam peelitia ii adala selama 6 (eam) bula teritug mulai peyetujua judul peelitia tesis ii igga semiar asil peelitia. Test model asil desai aka dilaksaaka di Laboratorium Hidrolika Fakultas Tekik Uiversitas Lampug. Pemodela. Secara umum, lagkalagka atau persiapa pembuata model meliputi: ) Megkaji prototipe; ) Peetua jagkaua peyelidika da model test yag diperluka; ) Peetua prototipe yag aka dibuat modeltest; 4) Peetua jeis da bayakya model da batas bagia prototype yag aka dibuat test model; 5) Peetua lokasi atau tempat model da batas model; 6) Peetua skala model; 7 Peetuateaga laborada teaga pembatu pe)yelidika. Metode Pegumpula Data. Pegumpula data yag dilakuka dalam peelitia ii meliputi: Pegamata lokasi sebagai gambara umum serta pegumpula data sekuder. Data sekuder yag dimaksud adala data asil pegukura topografi da data cura uja dilokasi peelitia. Data tersebut diarapka dapat di perole melalui istasi yag terkait dega peelitia ii. Pegumpula data model juga dilakuka atara lai pegambila data Cotur dasar salura utuk setiap debit atau kecepata alira yag diberika pada model pilar jembata. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemodela da Aalisis Spesifikasi Model. Spesifikasi model yag diguaka dalam peelitia ii disesuaika dega kodisi sugai yag memiliki pola alira debris yag mejadi prototip dalam peelitia ii. Lokasi sugai yag dikaji adala sugai Bumiayu di Kabupate Bayumas, Jawa Tega. Gambar da di bawa ii meujukka kodisi sugai prototipe yag aka dikaji. 7

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Gambar. Kodisi lokasi sugai Bumiayu dega pola alira debris Gambar. Pemodela Pilar Jembata Pada Sugai dega Pola Alira Debris Debit Model. Debit model yag dikaji dalam peelitia ii didasarka pada perkiraa kodisi bajir di sugai yag dikaji berdasarka tiggi muka air bajir berdasarka pegamata di lapaga da diterapka dalam model. Tiggi muka air bajir sugai yag direcaaka pada model disajika pada Gambar. Pilar yag diamaka Pilar yag diamaka Gambar. Muka Air Bajir Sugai yag direcaaka pada Model 8

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Dega tiggi muka air bajir yag dikaji, kemudia dilaksaaka pegukura kecepata dega megguaka curret meter seperti yag ditujukka pada Gambar 4 berikut. Gambar 4. Pegukura Debit Bajir dega Megguaka Curret Meter Tabel da di bawa ii meujukka besarya kecepata alira asil pegujia curret meter,. Tabel. Hasil Pegukura Kecepata Alira dega Curret Meter STA Segme Putara Waktu, V V rata rata 5 7.4 6.8989.84757 5 6.65 7.58797.6 + 5 5.88 8.54.75857.647 4 5 6.59 7.5875.5 5 5 7. 7.668.98 Tabel. Peetua Skala Besara Model Besara Dimesi Distorsi Skala Model Skala Prototipe Skala Besara Lebar Nl 5 Tiggi N Distorsi r = L/ 6,6 Kecepata v = /,6 4,47 4,8 Debit Q = L. /,548 6,45 85,78 Kedalama Gerusa Tapa Pegama Pilar. Gerusa yag terjadi pada daera pilar jembata setela terjadi alira turbule sagat dalam da lebar yag membetuk tapal kuda, da terjadi peumpuka sedime diatara pilar jembata. Jika terjadi pegerusa secara terus meerus maka pada daera sekitar pilar jembata aka terjadi pegerusa yag maki dalam, yag aka megakibatka terguligya pilar jembata tersebut. Dari asil kajia yag dilakuka, kedalama gerusa yag terjadi pada pilar jembata pada kodisi tapa pegama disajika pada Gambar 5 berikut, 9

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Gambar 5. Pola Gerusa yag Terjadi Pada Pilar Tapa Pegama Kedalama Gerusa Dega Pegama Pilar Brojog. Secara umum gerusa palig dalam terjadi pada daera sekitar brojog, Sedagka sedimetasi tertiggi terjadi di ilir pilar, Betuk pegama pilar dega brojog ii merupaka sala satu faktor yag meyebabka perbedaa posisi da besarya gerusa maksimum da sedimetasi tertiggi, bila dibadigka dega model tapa pegama pilar. Dari asil kajia yag dilakuka, kedalama gerusa yag terjadi pada pilar jembata pada kodisi pilar dega pegama brojog disajika pada Gambar 6 da Tabel 4 berikut : Gambar 6. Pola Gerusa yag Terjadi Pada Pilar Dega Pegama Brojog Tabel 4. Kedalama Gerusa Pilar dega Pegama Brojog Pada Seluru STA Potogaa Melitag Sta Sta Sta 5 Sta Sta Sta 4,5,5,9,,5,5 5,,8,9,,,,7,5,9,,,6 5,,,5,,5,,8,,8,,, 5,8,9,9,9,5,6

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8,6,8,9,4,5, 5,,,,,9,9 Kedalama Gerusa Dega Pegama Pilar Bored Pile. Dari asil kajia yag dilakuka, kedalama gerusa yag terjadi pada pilar jembata pada kodisi pilar dega pegama bored pile disajika pada gambar 7, Gambar 7. Pola Gerusa yag Terjadi Pada Pilar Dega Pegama Bored Pile Tabel 5. Kedalama Gerusa Pilar dega Pegama Bored Pile Pada Seluru STA Potogaa Melitag STA + STA + STA +5 STA + STA + STA +4,,9,9,9,9,6,6 5,,8,85,7,7,,,,8,8,,5,5,4 5,,7,8,7,8,5,5,,7,7,7,7,4,4 5,,7,8,5,7,5,4,,8,8,7,6,, 5,,9,9,48,9,4, Aalisis Perbadiga ume Gerusa. Secara umum gerusa yag palig dalam terjadi pada daera tega pilar, Sedagka sedimetasi terjadi di ilir jembata, Dari asil pegamata da perituga dega megguaka metode Laurse da Froelic kemudia dibadigka dega asil pegamata di lapaga, Dari asil kajia terliat bawa kedalama gerusa maksimum terjadi pada kodisi pilar tapa pegama sebesar,96 cm, sedagka gerusa miimum terjadi pada saat kodisi pilar megguaka pegama bored pile yaitu,5 cm, Secara sederaa, rekapitulasi aalisis kedalama gerusa dapat diliat pada tabel 6,

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Tabel 6. Rekapitulasi perbadiga kedalama gerusa dega berbagai metode da kodisi pegama pilar jembata Kodisi Debit Segme Kedalama Gerusa Gerusa Max Model Gerusa Mi Gerusa Max Prototipe Gerusa Mi Tapa Pegama Pilar Pegama Pilar Brojog Pegama Pilar Bored Pile,65,65,65 Froelic Laurse Pegamata (cm) (cm) (cm) (cm) +,8,87,6,8,6 66,8 57, +,96,87,,96,87 7,59 6,6 +5,9,4,4,4,4 68,87 5,8 +,9,94,4,94,4 64,77 5,8 +,9,87,4,9,4 6,849 5,8 +4,8,87,,87, 6,6 5,6 +,98,647,46,98,46 64,4 54,75 +,98,647,46,98,46 64,4 54,75 +5,7,8,5,8,5 6,84 46,75 +,957,598,488,957,488 65,64 54,75 +,784,75,5,784,5 6,5 49,5 +4,488,6,88,6,88 66, 4,45 +,54,584,9,584,9 56,846 4,8 +,54,56,9,56,9 56,9 4,8 +5,,486,5,486,5 54,689, +,54,44,9,54,9 55,889 4,8 +,9,579,75,9,75 6,849 5,5 +4,8,579,6,8,6 6,9 5, Utuk besarya volume gerusa yag terjadi dapat diliat pada Tabel 7- da Gambar 8- berikut, Tabel 7. Rekapitulasi perituga volume sedime yag tergerus da kodisi pegama pilar jembata pada STA + x YK YK YK Elevasi Acua Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Cm Cm cm cm Cm cm cm cm cm,,5,9,,7 7,5,5 4,5,,5 5,6,8,8,,4 5, 7,5,,4,5,8,,6,5,5,5,,5 5,,,7,,7 5,, 5,,,7,,7 5, 7,5, 5 5,,9,7,,7 5,,5,,5,,8,8,,7 4,5, 5,,5 5,,9,,,8, ume Total,5 57,5 Keteraga : YK = Kedalama Gerusa Tapa Pegama Pilar YK = Kedalama Gerusa Dega Pegama Brojog YK = Kedalama Gerusa Dega Pegama Bored Pile

Kedalama Gerusa (cm) Kedalama Gerusa (cm) Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Kedalama Gerusa Dega Berbagai Jeis Pegama Pada STA +,5,5,5,5 4 Jarak Melitag (cm) Tapa Pegama Brojog Bored Pile Gambar 8. Grafik Kedalama Gerusa dega Berbagai Jeis Pegama Pilar Pada STA + Tabel 8. Rekapitulasi perituga volume sedime yag tergerus da kodisi pegama pilar jembata pada STA + x YK YK YK Elevasi Acua Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Cm cm cm cm cm cm cm cm cm,,5,9,7 7,5,5 4,5, 7,5 5,6,8,4, 7,5 5,5,8, 5,5,5, 5,4,8,6,5,,,5,,7,7 5, 7,5,,5 5,,9,8,7 7,5,,5,,,8,8,8 45, 5,,5 5,,9,,8, ume Total,5 57,5 Keteraga : YK YK YK = Kedalama Gerusa Tapa Pegama Pilar = Kedalama Gerusa Dega Pegama Brojog = Kedalama Gerusa Dega Pegama Bored Pile 4 Kedalama Gerusa Dega Berbagai Jeis Pegama Pada STA + 4 Jarak Melitag (cm) Tapa Pegama Brojog Bored Pile Gambar 9 Grafik Kedalama Gerusa dega Berbagai Jeis Pegama Pilar Pada STA +

Kedalama Gerusa (cm) Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Tabel 9. Rekapitulasi perituga volume sedime yag tergerus da kodisi pegama pilar jembata pada STA +5 x YK YK YK Elevasi Acua Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK cm cm cm cm cm cm cm cm cm,,9,9,7 4, 55, 5 5,,9,7,9 5,5, 55, 7,5,8,9,, 45, 4,8 7,5 5,4,5,7,6,5,5 7,5, 5,,8,7,7 5,,5, 5,7,9,5, 6, 55,5,9,9,7, 5,5, 47,5, 45 5,,5,,8,5 ume Total,5,5 9 Keteraga : YK YK YK = Kedalama Gerusa Tapa Pegama Pilar = Kedalama Gerusa Dega Pegama Brojog = Kedalama Gerusa Dega Pegama Bored Pile Kedalama Gerusa Dega Berbagai Jeis Pegama Pada STA+5,5,5,5 4 Jarak Melitag (cm) Tapa Pegama Brojog Bored Pile Gambar. Grafik Kedalama Gerusa dega Berbagai Jeis Pegama Pilar Pada STA +5 Tabel. Rekapitulasi perituga volume sedime yag tergerus da kodisi pegama pilar jembata pada STA + x YK YK YK Elevasi Acua Sed_Y K Sed_YK Sed_Y K Sed_YK Sed_Y K Sed_YK c m cm cm cm cm cm cm cm cm,,9,9,7 4, 4, 5 5,,5,7,9 4,5,5 5,,,5,5,8 7,5,5,5,5 7,5 5,,8,7 7,5,,5,,5,,5,7,8 47,5,5 5, 5,9,5,7, 4,5,5 5, 7,5 4

Kedalama Gerusa (cm) Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 5,4,5,6,6 4,5 5,4 7,5 5,5,9,,5, ume Total 87,5 65 55 Keteraga : YK YK YK = Kedalama Gerusa Tapa Pegama Pilar = Kedalama Gerusa Dega Pegama Brojog = Kedalama Gerusa Dega Pegama Bored Pile Kedalama Gerusa Dega Berbagai Jeis Pegama Pada STA + 4 4 Tapa Pegama Jarak Melitag (cm) Brojog Bored Pile Gambar. Grafik Kedalama Gerusa dega Berbagai Jeis Pegama Pilar Pada STA + Tabel. Rekapitulasi perituga volume sedime yag tergerus da kodisi pegama pilar jembata pada STA + x YK YK YK Elevasi Acua Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK Sed_YK cm Cm cm cm cm cm cm cm cm,,5,6,7 4,5,5 6,4 57,5 5,,, 5,9 47,5,9 5,5, 45, 7,5,5 5 5,,5,5,8 4,5,5,5,5 7,5,,4,9 4,,5,6 7,5 5,,5,5,7,5,5 5,5,5,4,5,,6 4,5 4,8 5 5,9,4,,,6 ume Total 9,5 5 4 Keteraga : YK YK YK = Kedalama Gerusa Tapa Pegama Pilar = Kedalama Gerusa Dega Pegama Brojog = Kedalama Gerusa Dega Pegama Bored Pile 5

Kedalama Gerusa (cm) Kedalama Gerusa (cm) Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 4 Kedalama Gerusa Dega Berbagai Jeis Pegama Pada STA + 4 Tapa Pegama Jarak Melitag (cm) Brojog Bored Pile Gambar. Grafik Kedalama Gerusa dega Berbagai Jeis Pegama Pilar Pada STA + Tabel. Rekapitulasi perituga volume sedime yag tergerus da kodisi pegama pilar jembata pada STA +4 x YK YK YK Elevasi Acua Sed_Y K Sed_YK Sed_Y K Sed_YK Sed_Y K Sed_YK c m cm cm cm cm cm cm cm cm,,5,6,7 4,5,5 6,4 57,5 5,,, 5,9 57,5,9 7,5,6,4, 45,4 6,6 7,5 5,,5,8 4,5, 5,5 7,5,,4,9 4, 6,6 5,,6,4,7 7,5,4 6,6 5,,,8 45, 5,5,8 4,5 5,9,,,,9 ume Total,5 4 57,5 Kedalama Gerusa Dega Berbagai Jeis Pegama Pada STA +4,5,5,5 4 Tapa Pegama Jarak Melitag (cm) Brojog Bored Pile Gambar. Grafik Kedalama Gerusa dega Berbagai Jeis Pegama Pilar Pada STA + 6

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 Dari asil kajia di atas diperole volume gerusa maksimum terjadi pada bagia pilar jembata (STA +5) adala tapa megguaka pegama, yaitu sebesar,5 cm atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar 7,5 m, da gerusa sedime miimum pada bagia ilir jembata adala sebesar 9 cm atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar 4,8 m dega megguaka pegama bored pile, Selai itu, volume gerusa maksimum terjadi pada bagia ilir jembata, ume terbesar sedime yaitu 4 cm terjadi pada STA +4 dega pegama pilar brojog, Hal ii dijelaska dega teori bawa dega megguaka pegama berojog dega sifat yag massif, kotraksi yag ditimbulka akibat tumbuka dega struktur pegama aka meyebabka kecepata alira bertamba besar, seigga terjadi peigkata gerusa di ilir pilar, Sama seperti pejelasa sebelumya, apabila kecepata kritis sedime utuk bergerak lebi kecil dibadigka dega kecepata aliea pada saat itu, maka aka terjadi perpidaa sedime. Sedime utuk yag megguaka pegama brojog meujukka ilai volume yag palig besar dibadigka dega volume sedime utuk pilar dega pegama bor pile, Nilai volume sedime yag palig besar meggambarka gerusa yag palig besar da ilai volume sedime yag palig kecil meujukka gerusa yag palig kecil, Dari asil ii meujukka bawa pilar dega pegama megguaka berojog aka lebi besar terjadi gerusa yag terjadi dibadiga dega pegama dega megguaka bor pile. Hasil kajia juga meujukka gerusa sedime miimum yag terjadi pada posisi pilar adala dega megguaka pegama bored pile yaitu sebesar cm atau atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar,4 m, Hal ii disebabka sifat pegama bored pile tidak massif da berfugsi sebagai peyeimbag kecepata alira, seigga pada saat kodisi bajir, turbulesi yag diakibatka ole atama air meyebabka kodisi kecepata alira tidak beruba mejadi kritis, seigga gerusa lokal terjadi secara terus meerus da trasportasi sedime tidak aka terjadi. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpula Dari asil kajia da aalisis data dapat disimpulka bawa: ) Kecepata alira yag terjadi pada saat kodisi muka air bajir pada model, m/dtk dega debit bajir model sebesar,54 liter/dtk atau dega skala prototipe sebesar 6,45 m /dtk; ) Prosetase kesalaa maksimum model dega prototip adala sebesar 4,6%, maka kebeara data suda memeui kriteria ( 5%); ) Gerusa maksimum yag terjadi pada kodisi pilar tapa pegama adala sebesar, cm pada STA +, sedagka gerusa miimum sebesar,7 cm pada STA +5; 4) Gerusa maksimum yag terjadi pada kodisi pilar dega pegama brojog adala sebesar, cm pada STA +,STA +, da STA + sedagka gerusa miimum sebesar,5 cm pada STA +, STA +, STA +, da STA +4; 4) Gerusa maksimum yag terjadi pada kodisi pilar dega pegama bored pile adala sebesar,85 cm pada STA +, sedagka gerusa miimum sebesar,48 cm pada STA +5; 5) Gerusa maksimum terjadi pada bagia ilir jembata dega megguaka pegama brojog sebesar 4 cm atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar 8,8 m, da gerusa sedime miimum pada bagia ilir jembata adala sebesar 57,5 cm atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar 5,665 m dega megguaka 7

Jural Sais da Pedidika. No. (4) 5-8 pegama bored pile; 6) Gerusa maksimum terjadi pada bagia pilar jembata (STA +5) adala tapa megguaka pegama, yaitu sebesar,5 cm, atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar 7,5 m da gerusa sedime miimum pada bagia ilir jembata adala sebesar 9 cm atau jika dikoversi ke skala prototipe adala sebesar 4,8 m dega megguaka pegama bored pile; 7) Dari ketiga kodisi pegama pilar yag palig efektif adala megguaka pegama pilar bored pile. Hal ii disebabka sifat pegama bored pile tidak massif da berfugsi sebagai peyeimbag kecepata alira, seigga pada saat kodisi bajir, turbulesi yag diakibatka ole atama air meyebabka kodisi kecepata alira tidak beruba mejadi kritis, seigga gerusa lokal terjadi secara terus meerus da trasportaso sedime tidak aka terjadi. DAFTAR PUSTAKA Kurdi, R.D.,97. Classificatio of mudflows : Soviet Hydrology, o.4,p -6. Kusumosubroto,Kusumosubroto. 6. Peomea Alira Debri da Faktor Pembetukaya. Semiar Diesimeasi Tekologi Sabu. Semarag. Takaasi,T.,Nakagawa,H. 99. Predictio Of Story Debris Flow Iduced By Severe Raifall Joural Of Te Japa Sosiety Of Erosi Cotrol Egierig 44 () -9 Rekomedasi Sara sara yag disampaika peulis terkait dega peelitia ii utuk peyempuraa di masa yag aka datag adala: ) Perlu dikaji lagi pola gerusa sugai dega megguaka debit yag berbeda beda; ) Perlu dilakuka kajia pola alira sugai debris pada kodisi tikuga sugai. 8