BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA

1. Unsur pendukung tari a. Iringan Tari Iringan di dalam tari memegang peranan penting, tari dan iringan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

Menghormati Orang Lain

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

SILABUS PEMBELAJARAN

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SDLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP Labschool Jakarta. TerhadapTari Tradisional dan Tari Modern. Karya Tulis

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

SILABUS PEMBELAJARAN

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

Dasar Kreativitas Tari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: TEMPAT UMUM

BENTUK PENYAJIAN TARI LANGKIR DEHWER DI KECAMATAN TEUPAH SELATAN KABUPATEN SIMEULUE

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tari a. Pengertian Tari Tari merupakan bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Jazuli, 2008: 7). Sedangkan menurut Salim (2008: 27) tari merupakan sebuah aktivitas alamiah dari berbagai bentuk yang telah berkembang di dunia bergantung pada pola budaya dan ritual. Sementara itu menurut Pekerti (2014: 7.3) pengertian tari merupakan wujud ekspresi pikiran, kehendak, perasaan, dan pengalaman manusia yang cirinya menggunakan media gerak. Gerak merupakan unsur utama dalam tari yang dilengkapi dengan unsur unsur pendukung sehingga membentuk suatu struktur yang disebut dengan tari (Pekerti, 2014: 7.3). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan pengertian tari adalah gerak untuk mengungkapkan ekspresi seseorang yang dilahirkan secara alami dengan suatu keadaan yang ingin ditunjukkan. 11

12 b. Unsur Unsur Tari Menurut Pekerti (2014) tari memiliki beberapa unsur utama dan unsur pendukung, di dalam unsur utama memiliki sebagai berikut : 1. Unsur Utama Tari a. Gerak Gerak merupakan unsur utama tari. Gerak tari terjadi karena adanya suatu tenaga. Ada 2 jenis gerak, yaitu gerak nyata (representasional) dan gerak maknawi. Gerak nyata adalah gerak yang menirukan aktivitas kita sehari hari dan gerak maknawi adalah gerak yang mengandung makna, biasanya gerak dasarnya dari gerak sehari hari lalu diperhalus atau dirombak sehingga terlihat tidak seperti gerak nyata. b. Ruang Ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak dalam pengertian harfiah adalah panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup maupun panggung terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula tempat untuk bergerak yang bersifat imajinatif. c. Waktu Pengertian waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari dalam melakukan gerak. Waktu

13 dalam tari sangat tergantung dari cepat lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerak, panjang pendeknya ketukan (ritme) dalam melakukan gerak, dan lamanya (durasi) penari dalam melakukan gerak. 2. Unsur Pendukung Tari a. Desain lantai Desain lantai adalah garis garis di lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Jenis garis di lantai ada dua macam, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat menghasilkan bentuk V, V terbalik, segitiga, T, T terbalik dan diagonal. Sementara itu, garis lengkung dapat dibuat bentuk lingkaran, lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan lengkung ular. b. Desain atas Desain atas adalah desain yang dibuat oleh anggota badan dan berada di atas lantai. Desain ini dilihat dari arah penonton. Desain atas ada bermacam macam bentuknya. Masing masing desain menimbulkan kesan sendiri sendiri bagi penonton yang melihatnya. c. Desain musik

14 Desain musik adalah pola ritmis dalam sebuah tari. Pola ritmis dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi. Gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frasa musik. Oleh karena itu, fungsi musik dalam tari dapat dibedakan menjadi tiga yaitu musik sebagai pengiring tari, musik sebagai ilustrasi, dan musik sebagai ilustrasi yang membantu penciptaan suasana. d. Desain dramatis Desain dramatis adalah tahapan tahapan emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Tahap tahap emosional ini perlu ada dalam sebuah tari agar tarian itu menjadi menarik dan tarian itu tidak terkesan monoton. Melalui tahapan ini penonton dapat merasakan perbedaan tari bagian awal, kemudian semakin naik mencapai suatu puncak yang paling menarik dan merupakan inti dari tarian itu. Klimaks dalam tari dapat dicapai dengan cara mempercepat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah penari dan menambah dinamika gerak. e. Dinamika Dinamika adalah segala perubahan dalam tari karena adanya variasi variasi dalam tari tersebut. Dinamika dalam tari dapat menjadikan tarian itu

15 menarik. Dinamika dalam tari dapat dicapai karena adanya variasi menggunakan tenaga dalam gerak, adanya variasi tempo dalam gerak, adanya variasi tingi rendah (level) gerak, pergantian posisi atau tempat penari dan perubahan suasana. Jadi arti penting dinamika dalam sebuah tari adalah tarian itu tidak tidak membosankan dan tidak terkesan monoton. f. Tema Tema adalah ide persoalan dalam tari. Sumber tema tari dapat dari benda benda yang ada di sekitar kita, peristiwa peristiwa yang pernah terjadi, kegiatan kerja, perilaku binatang, cerita rakyat, cerita kepahlawanan, dan legenda. g. Tata rias, tata rambut, dan tata busana tari Pengertiannya adalah rias wajah, tata rambut, dan pakaian yang dipakai penari untuk pementasan tari. Rias wajah dan pakaian untuk tujuan menari biasanya dibuat khusus untuk mendukung penampilan penari di atas pentas. Tata rias dan tata rambut untuk anak anak harus aman dan nyaman. Aman artinya bahan bahan yang dipakai tidak membahayakan bagi anak anak, sedangkan nyaman artinya anak anak merasa tidak terganggu ketika memakai tata rias ataupun tata rambut

16 tersebut. Ada 3 jenis tata rias wajah yaitu rias korektif, rias fantasi dan rias karakter. h. Tata pentas Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari. Di atas pentas, biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda benda alat yang berhubungan dengan tari. Seperangkat benda benda atau alat itu disebut setting. i. Tata cahaya Tata cahaya adalah seperangkat penataan cahaya di pentas. Penataan cahaya dalam pergelaran tari dibuat untuk penerangan, memperkuat suasana tari, dan jika dalam drama tari, hal itu untuk memperjelas peristiwa dari suatu adegan tarian. j. Tata suara Tata suara adalah seperangkat alat sumber bunyi yang bertujuan sebagai pengaturan musik untuk iringan tari. Apabila suatu tarian diiringi dengan alat musik yang langsung dimainkan, dapat dikatakan bahwa tarian itu tidak memerlukan tata suara. Namun, apabila musik iringan tarian itu dengan media rekaman, tata suara menjadi penting sebab memerlukan pengaturan yang khusus dari alat alat pemutar suara. 2. Tari Kreasi

17 a. Pengertian Tari Kreasi Perkembangan seni tari hingga kehidupan yang seperti saat ini maka seni tari dapat dibedakan sebagai berikut bahwa yang pertama ada tari tradisi (tari tradisi kerakyatan dan tari tradisi keraton) dan yang kedua tari kreasi. Tari kreasi adalah suatu bentuk penataan baru karya tari yang diungkapkan secara bebas tidak terikat oleh tatanan tatanan yang sudah ada (Wibisono 2011: 30). Sementara itu menurut Hidayat (2005: 15) tari kreasi merupakan sebuah gerakan yang ingin membangun sebuah pernyataan baru dan memiliki kebebasan penuh dalam berekspresi. Disamping itu ada pula yang sifatnya tidak terikat pada faktor yang sudah ada, dan dengan sering juga dipakai sebagai eksperimen (Hidayat, 2005: 15). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan tari kreasi adalah suatu gerakan tarian yang terlepas dari kaidah kaidah yang sudah ada serta temanya dibebaskan sehingga menjadi tarian yang diciptakan sesuai dengan pengalaman dan keinginan yang membuat. b. Ciri ciri tari kreasi Adapun ciri ciri tari kreasi sebagai berikut (Subekti,dkk, 2010: 134) :

18 1. Tema tari Tema tari sangat penting ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan eksplorasi gerak. Hal ini dikarenakan tema merupakan sumber atau hal yang melatarbelakangi penciptaan karya tari. Segala sesuatu yang ada dalam karya tari disesuaikan dengan tema tarinya, termasuk gerakannya. 2. Bentuk karya tari Bentuk karya tari perlu ditentukan sebelum melakukan gerakan. Hal ini karena bentuk tari akan mempengaruhi hasil dari gerak yang dicari. Eksplorasi bentuk tari tunggal akan berbeda dengan eksplorasi bentuk karya tari berpasangan atau bentuk karya tari kelompok. 3. Karakter Go Green a. Pengertian karakter Karakter adalah ciri khas setiap individu berkenaan dengan jati dirinya, yang merupakan bagaimana cara berpikir, cara berperilaku sikap dan perbuatan dalam hidup seseorang serta bekerja sama baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara (Maksudin, 2013: 2). Sedangkan Muslich (2011: 84) karakter merupakan nilai nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma norma agama, hukum, tata krama, budaya dan istiadat (Muslich, 2011:84). Sementara itu karakter merupakan kepribadian

19 yang khas pada diri seseorang yang terbentuk karena pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, untuk membentuk karakter yang baik pada seseorang maupun masyarakat, diperlukan lingkungan yang mendukung dan pendidikan karakter yang didasarkan pada pemahaman moral (Koesoema, 2007: 124). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan karakter adalah ciri khas dari individu yang mencerminkan kepribadian individu yang terpengaruh oleh lingkungan sekitar dimana dia sedang mengalami kehidupan. Menurut UU No 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan menurut Mustofa (2000: 72) pengertian lingkungan adalah: semua faktor luar, fisik, dan biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme, sedangkan yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pendidikan lingkungan akan membantu membentuk pengetahuan, keterampilan, dan penanaman nilai nilai karakter bagi siswa (Hazza et al, 2010). Proses pendidikan lingkungan dianggap dapat

20 membentuk karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa (Neolaka, 2008). Sementara itu Yusuf (2012: 12) menyampaikan hal senada, bahwa pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan selanjutnya. Dalam arti apabila pengalaman dan pemahaman yang baik tentang lingkungan dikenalkan sejak usia dini maka akan memberikan dampak yang positif dan akan membentuk karakter peduli lingkungan siswa di masa yang akan datang. Untuk menanamkan karakter peduli lingkungan bagi siswa akan lebih efektif bila diberikan melalui mata pelajaran atau kegiatan pembelajaran di luar jam sekolah (Mukti, 2008). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan karakter go green adalah sikap yang berasal dari diri seseorang yang merupakan cara berpikir untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mencintai lingkungan sekitar. b. Ciri ciri karakter go green Ciri ciri karakter go green menurut Hafid (2011) sebagai berikut: (1) kondisi sekolah yang rapi dan bersih dari sampah, (2) kawasan hijau yang biasa disebut taman, (3) kesadaran warga sekolah tentang kebersihan, (4) penguatan kelompok pecinta lingkungan yaitu sekelompok siswa yang peduli terhadap lingkungan khususnya lingkungan sekolah, (5) pengelolaan sampah sekolah, (6) pembudidayaan tanaman, pengintegrasian isu lingkungan ke dalam mata pelajaran dan kampanye lingkungan. Sedangkan ciri ciri selanjutnya yaitu orangtua maupun pendidik dapat memberikan teladan kepada anak anak. Misalnya,

21 ketika melihat sampah langsung diambil dan dimasukkan di tempat sampah, menanam dan menyirami pepohonan, serta menjaga kebersihan kelas maupun pekarangan sekolah maupun rumah (Fadlillah dan Khorida, 2013: 203-204). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan ciri ciri karakter go green sebagai berikut, (1) anak membuang sampah pada tempatnya, (2) lebih menjaga kebersihan lingkunganya, (3) menanam dan menyirami tanaman dan lain sebagainya. B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan pengembangan tari untuk menanamkan karakter pada anak usia Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah terbentuk dengan adanya bebagai upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah. Upaya yang dilakukan tersebut diantaranya adalah suatu pembiasaan, treatment dan pemaduan atau integrasi antara teori dan praktik kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan pendidikan karakter. Sehingga dapat terbentuk pribadi peserta didik yang mulia dan berkarakter. Nilai-nilai karakter yang sudah ditunjukkan peserta didik ketika kegiatan ekstrakurikuler seni tari di Sekolah Dasar Negeri 1 Trirenggo berlangsung. Meskipun belum sepenuhnya niai-nilai karakter dapat ditunjukkan dan belum dapat teraktualisasi 18 nilai karakter, dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui nilai-nilai karakter yang telah ditunjukkan oleh peserta didik yaitu religius, kerjasama, toleransi,

22 rasa percaya diri, saling menghormati, sabar, disiplin, tekun, tanggungjawab dan cinta tanah air. Hal tersebut ditunjukkan oleh peserta didik pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni tari berlangsung dan terlihat antusias dari para peserta didik tersebut. Penelitian selanjutnya oleh Natalisa (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara telah ditemukan yaitu siswa lebih tertarik untuk menggunakan tarian dengan tema yang baru daripada tarian tema yang sudah pernah diajarkan sebelumnya karena dinilai lebih menyenangkan. Dari hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler tari kelas 3 SD ini sudah sangat layak atau valid digunakan di SD. Sesuai dengan uji kelayakan model pengembangan ini dilakukan, uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 6 siswa menunjukkan kriteria sangat valid dengan presentase 97,2% dan pada tahap uji coba kelompok besar yang terdiri dari 17 siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 8 Dau Malang menunjukkan kriteria sangat valid dengan presentase sebesar 97,0%. Dalam pengembangan model Tari Semut ini, telah dihasilkan 6 aspek nilai pendidikan karakter, yaitu: nilai toleransi, nilai disiplin, nilai tanggung jawab, nilai kerja sama, nilai percaya diri, dan nilai peduli sosial. Penelitian selanjutnya oleh Hastuti (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai pendidikan karakter dalam tari Reog Ponorogo yang dilakukan di SD Negeri Duwet Pracimantoro

23 walaupun tidak sepenuhnya berhasil secara maksimal tetapi bisa digunakan sebagai alternatif pembelajaran pendidikan karakter dengan menggunakan media kesenian tradisional. Adapun nilai pendidikan karakter melalui tari Reog Ponorogo sebagai berikut: (1) Percaya diri, (2) Kerjasama antar siswa, (3) Disiplin, dan (4) Bertanggungjawab. Tabel 2.1 Penelitian Relevan No. Penelitian Terdahulu Perbedaan Persamaan 1. Implementasi Pendidikan Menanamkan nilai Menanamkan Karakter Melalui Kegiatan karakter religius, nilai karakter Ekstrakurikuler Seni Tari kerjasama, toleransi, ekstrakurikuler di Sekolah Dasar Negeri I rasa percaya diri, seni tari. Trirenggo Tahun Pelajaran saling menghormati, 2015/ 2016 sabar, disiplin, tekun, tanggungjawab dan cinta tanah air. 2. Pengembangan Tari Menanamkan nilai Menanamkan Semut Berbasis toleransi, disiplin, pendidikan Pendidikan Karakter tanggungjawab, karakter di SD Muhammadiyah kerjasama, percaya melalui 8 Dau Malang (2016) diri, dan peduli sosial. ekstrakurikuler seni tari. 3. Pendidikan Karakter Pada Menanamkan nilai Menanmkan Siswa SD Melalui karakter percaya pendidikan Ekstrakurikuler Tari diri, kerjasama, karakter Reog Ponorogo (2012) disiplin dan melalui bertanggungjawab. ekstrakurikuler Menggunakan seni tari. tari tradisional.

24 C. Kerangka Pikir Ekstrakurikuler Seni Tari di Sekolah Dasar 1. Depdiknas tahun 2005 2. Undang Undang No. 5 tahun 2017 Kondisi Ideal : 1. Peserta didik berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler tari 2. Peserta didik hafal dengan tarian yang sudah diajarkan oleh guru ekstrakulikuler tari 3. Peserta didik yang peduli dengan lingkungan sekitar Kondisi di Lapangan : 1. Peserta didik beberapa belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler tari 2. Hanya beberapa peserta didik yang hafal dengan tarian yang sudah diajarkan 3. Peserta didik yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar 1. untu penanaman karakter go green. Dasar Empiris : 1. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari di Sekolah Dasar Negeri 1 Trirenggo Tahun Pelajaran 2015/2016 2. Pengembangan Tari Semut Berbasis Pendidikan Karakter di SD Muhammadiyah 8 Dau Malang (2016) 3. Pendidikan Karakter Pada Siswa SD Melalui Ekstrakurikuler Tari Reog Ponorogo (2012) Analisis Kebutuhan : Peneliti melakukan observasi awal dengan melakukan wawancara kepada guru ekstrakulikuler seni tari bahwa masih kurangnya karakter rasa peduli lingkungan atau go green ( GG ) pada siswa di kegiatan ekstrakulikuler tari di sekolah. Solusi : Perlunya mengembangkan tari yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, yang memiliki manfaat untuk kedepannya, menarik dan menyenangkan dan menggunakan gerakan serta formasi yang mudah dilakukan oleh siswa. Model Pengembangan : Mengembangkan tari kreasi untuk menanamkan karakter go green dengan menggunakan model pengembangan Research and Development (R&D). Produk : Menghasilkan pengembangan tari kreasi untuk penanaman karakter go green di Sekolah Dasar.